PENGARUH TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN GENDER TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa Timur).

PENGARUH TEKANAN KERJ A, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN GENDER
TERHADAP AUDIT JUDGMENT
(Studi Kasus pada BPKP Provinsi J awa Timur)

SKRIPSI

Diajukan oleh :
MULYANI SUCI
0913010177/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH TEKANAN KERJ A, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN GENDER

TERHADAP AUDIT JUDGMENT
(Studi Kasus pada BPKP Provinsi J awa Timur )

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Akuntansi

Diajukan oleh :
MULYANI SUCI
0913010177

Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PENGARUH TEKANAN KERJ A, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN GENDER
TERHADAP AUDIT JUDGMENT
(Studi Kasus pada BPKP Provinsi J awa Timur )

yang diajukan

Mulyani Suci
0913010177

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak
NIP : 19661017 199303 2001


Tanggal :…………..

Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Dr s. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS
NIP. 19600330 198603 1003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH TEKANAN KERJ A, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN GENDER
TERHADAP AUDIT JUDGMENT
(Studi Kasus pada BPKP Provinsi J awa Timur )

Disusun Oleh :
Mulyani Suci
0913010177/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

J urusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
pada tanggal 14 J uni 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji
Ketua

Dr s. Ec. Eko Riadi, MAks

Dr s. Ec. Eko Riadi, MAks
Sekretaris

Rina Mustika, SE, MM
Anggota

Dra. Er ry Andhaniwati, MAks, Ak
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

Dr. H.R.Dhani Ichsanuddin Nur, SE.MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula
memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH
TEKANAN

KERJ A,


KOMPLEKSITAS

TUGAS,

DAN

GENDER

TERHADAP AUDIT JUDGMENT” (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa
Timur).

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang
dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan
dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun
sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak. Drs. Ec. H. R.A Suwaidi, MS selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
4. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang
dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk
yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak Anang dan Bu Indah selaku karyawan dari BPKP Provinsi Jawa Timur
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan
penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Kedua Orang Tua dan kedua kakak dan adik yang telah memberikan doa,

kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang
telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis
menyelesaikan studinya.
8. Mas Arif Wicaksono makasih buat kasih sayang, waktu, support dan doanya.
9. Sahabat seangkatan dan seperjuangan yang selalu ada disetiap suka dan duka,
Bintang boboho, Indun, Bima, Amar kriwil, Titis, Irma, Aldino, Bagus, Riza
dan lainnya yg tidak bisa di sebutkan satu-persatu.
10. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi Mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
Jawa Timur.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan
skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi

perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya, Juni 2013

Penulis

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................

i

DAFTAR ISI .................................................................................................

iv


DAFTAR TABEL .........................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

ix

ABSTRAK ......................................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang ..................................................................

1


1.2

Perumusan Masalah ..........................................................

7

1.3

Tujuan Penelitian ..............................................................

7

1.4

Manfaat Penelitian ............................................................

8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu .........................................................

9

2.2. Landasan Teori ..................................................................

12

2.2.1. Tekanan Kerja .........................................................

13

2.2.1.1. Definisi Tekanan Kerja ................................

13

2.2.1.2. Pengertian Stres Kerja .................................

13

2.2.1.3. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja .............

15

2.2.1.4. Ciri-ciri Individu .........................................

19

2.2.1.5. Dampak Stres Kerja Pada Karyawan ...........

20

2.2.2. Kompleksitas Tugas ................................................

21

2.2.2.1. Kompleksitas Pikir ......................................

21

2.2.2.2. Faktor-faktor Kompleksitas Pikiran .............

22

2.2.3. Gender.....................................................................

24

2.2.3.1. Definisi Gender ............................................

24

2.2.3.2. Pengertian Sex dengan Gender .....................

24

2.2.3.3. Perbedaan Sex dengan Gender................... ...

25

2.2.4. Audit Judgment .......................................................

26

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.1. Definisi Audit Judgment ..............................

26

2.2.4.2. Definisi Judgment .......................................

26

2.2.4.3. Perbedaan Audit dengan Auditor .................

27

2.2.4.4. Jenis-jenis Audit ..........................................

27

2.2.4.5. Jenis-jenis Auditor .......................................

29

2.2.4.6. Pengaruh Tekanan Kerja Terhadap Audit
Judgment Yang Diambil Oleh Auditor .........

30

2.2.4.7. Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Audit
Judgment Yang Diambil Oleh Auditor..........

31

2.2.4.8. Pengaruh Gender Terhadap Audit Judgment
Yang Diambil Oleh Auditor..........................

32

2.3. Kerangka Pikir ...................................................................

33

2.4. Hipotesis ...........................................................................

34

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

3.2

3.3

3.4

Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ................

35

3.1.1. Definisi Operasional .................................................

35

3.1.2. Pengukuran Variabel ...............................................

35

Teknik Penentuan Sampel .................................................

37

3.2.1. Populasi ..................................................................

37

3.2.2. Sampel .....................................................................

37

Teknik Pengumpulan Data .................................................

38

3.3.1. Jenis data..................................................................

38

3.3.2. Metode Pengumpulan Sampel .................................

39

Uji Kualitas Data ..............................................................

39

3.4.1. Uji Validitas ............................................................

39

3.4.2. Uji Reliabilitas ........................................................

40

3.4.3. Uji Normalitas .........................................................

40

3.4.4. Uji Asumsi Klasik ...................................................

41

3.4.5. Teknik Analisis .......................................................

43

3.4.6. Uji Hipotesis ...........................................................

43

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................

46

4.1.1. Sejarah BPKP Provinsi Jawa Timur .........................

46

4.1.2. Visi dan Misi ...........................................................

50

4.1.3. Tugas, Fungsi dan Kegiatan-kegiatan ......................

51

4.1.4. Struktur Organisasi ..................................................

56

4.1.5. Lokasi .....................................................................

57

4.1.6. Analisis Karakteristik Responden .............................

58

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................

59

4.2.1. Tekanan Kerja (X1) .................................................

59

4.2.2. Kompleksitas Tugas (X2) ........................................

63

4.2.4. Audit Judgment (Y) .................................................

65

4.3. Uji Kualitas Data ..............................................................

69

4.3.1. Uji Validitas .............................................................

69

4.3.2. Uji Reliabilitas .........................................................

72

4.3.3. Uji Normalitas ..........................................................

73

4.3.4. Uji Asumsi Klasik ....................................................

74

4.4. Analisis Regresi Linier Berganda ......................................

77

4.4.1. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ............................

77

4.4.2. Uji Kecocokan Model (Uji F) ..................................

78

4.4.3. Uji t .........................................................................

79

4.5. Pembahasan dan Implikasi Penelitian .................................

81

4.5.1. Pengaruh Tekanan Kerja terhadap Audit
Judgement.................................................................

81

4.5.2. Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit
Judgement ................................................................

82

4.5.3. Pengaruh Gender terhadap Audit Judgement ............

83

4.6. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu ...

84

4.7

85

Keterbatasan Penelitian ......................................................

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .........................................................................

86

5.2. Saran ...................................................................................

86

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........

58

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................

58

Tabel 4.3.

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..............

59

Tabel 4.4.

Data Frekuensi Variabel Tekanan Kerja (X1) ...................

60

Tabel 4.5.

Data Frekuensi Variabel Kompleksitas Tugas (X2) ............

63

Tabel 4.6.

Data Frekuensi Variabel Audit Judgment (Y)......................

66

Tabel 4.7.

Hasil Uji Validitas Variabel Tekanan Kerja (X1) ...............

70

Tabel 4.8.

Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas Tugas (X2) .......

71

Tabel 4.9.

Hasil Uji Validitas Variabel Audit Judgment (Y) ................

72

Tabel 4.10.

Hasil Uji Rebilitas..............................................................

73

Tabel 4.11.

Hasil Uji Normalitas ..........................................................

74

Tabel 4.12.

Hasil Uji Multikolinieritas .................................................

75

Tabel 4.13.

Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................

76

Tabel 4.14.

Hasil Uji Analisis Regresi Liniear Berganda .....................

77

Tabel 4.15.

Hasil Analisis Uji F............................................................

79

Tabel 4.16.

Hasil Uji t ..........................................................................

80

Tabel 4.17.

Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian
Sekarang ...........................................................................

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

84

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir .....................................................................

33

Gambar 4.1. Struktur Organisasi ...............................................................

57

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH GENDER, TEKANAN KERJ A, DAN KOMPLEKSITAS
TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT
(Studi Kasus pada BPKP Provinsi J awa Timur)
Oleh :
Mulyani Suci

ABSTRAK
Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang
auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta
pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas. Ada
banyak faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam pembuatan audit
judgment, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Secara teknis, faktor
pengetahuan, pengalaman, perilaku auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi
informasi, tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa, serta kompleksitas
tugas saat melakukan pemeriksaan dapat mempengaruhi judgment auditor.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh
tekanan kerja, kompleksitas tugas, dan gender terhadap audit judgment. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris serta
mengetahui pengaruh tekanan kerja, kompleksitas tugas, dan gender terhadap
audit judgment.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat
kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dan kuesioner. Teknik analisis
yang digunakan yaitu regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh
kesimpulan bahwa Tekanan Kerja (X1) dan Kompleksitas Tugas (X2)
berpengaruh nyata terhadap Audit Judgement (Y). Hal tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis untuk tekanan kerja dan kompleksitas tugas berpengaruh
terhadap audit judgment diterima. Sedangkan untuk variabel Gender (X3)
hipotesisnya ditolak karena variabel gender tidak terdapat perbedaan pengaruh
terhadap Audit Judgement (Y).

Kata kunci : tekanan kerja, kompleksitas tugas, gender, dan audit judgment

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era reformasi ini, pengguna laporan keuangan pemerintah daerah
menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Pengguna laporan keuangan mengharapkan adanya laporan
keuangan yang dapat dipercaya, lengkap dan benar sehingga dapat dijadikan dasar
untuk pengambilan keputusan. Bentuk jawaban pemerintah atas tuntutan akan
pentingnya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan ditandai dengan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) yang kini telah diganti dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 menyebutkan bahwa
pemerintah daerah diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban telah berakhirnya tahun anggaran, yang disusun dan
disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan wajib diaudit
oleh BPK. SAP menjadi pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun,
pengguna, dan auditor. Dengan adanya SAP maka laporan keuangan pemerintah
pusat atau daerah akan lebih berkualitas, dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat
diperbandingkan (Prasinta, 2010).

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Pemeriksaan laporan keuangan daerah oleh BPK bertujuan untuk
menjamin kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan
pemerintah daerah. Menurut UU No 15 Tahun 2006 salah satu tugas BPK adalah
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga negara lainnya yang
dilakukan berdasarkan Undang-Undang (Rusliyawati dan Halim, 2008). Sebagai
auditor pemerintah yang independen harus mampu menjadi auditor profesional
yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum terutama dalam bidang
audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh entitas yang diperiksanya. Auditor
juga harus mempunyai prinsip tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh
berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan
fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan (Indah, 2010).
Dalam melaksanakan audit terhadap laporan keuangan pemerintah daerah
dan memberikan opini atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha,
2006). Hogarth (1992) mengartikan judgment sebagai proses kognitif yang
merupakan perilaku pemilihan keputusan. Dalam membuat suatu judgment,
auditor akan mengumpulkan berbagai bukti relevan dalam waktu yang berbeda
dan kemudian mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut. Jamilah, dkk.
(2007) berpendapat bahwa suatu judgment didasarkan pada kejadian-kejadian
masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Jamilah juga menjelaskan bahwa
judgment merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan informasi
(termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan untuk bertindak atau
tidak bertindak, serta penerimaan informasi lebih lanjut oleh auditor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Audit judgment merupakan suatu pertimbangan pribadi atau cara pandang
auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi dokumentasi bukti serta
pembuatan keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas.
Judgment juga sangat tergantung dari persepsi individu mengenai suatu situasi
yang ada. Audit judgment diperlukan karena audit tidak dilakukan terhadap
seluruh bukti. Bukti inilah yang digunakan untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan, sehingga dapat dikatakan bahwa audit judgment ikut
menentukan hasil dari pelaksanaan audit. Kualitas dari judgment ini akan
menunjukkan seberapa baik kinerja seorang auditor dalam melakukan tugasnya
(Nadhiroh, 2010).
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam pembuatan
audit judgment, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Secara teknis, faktor
pengetahuan, pengalaman, perilaku auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi
informasi, tekanan dari atasan maupun entitas yang diperiksa, serta kompleksitas
tugas saat melakukan pemeriksaan dapat mempengaruhi judgment auditor
(Irwanti, 2011). Sedangkan faktor nonteknis yang mempengaruhi auditor dalam
membuat judgment adalah perbedaan gender auditor (Chung dan Monroe, 2001).
Beberapa hasil penelitian dalam bidang audit menunjukkan bahwa perilaku
individual adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pembuatan judgment
dalam melaksanakan review selama proses audit.
Dari literatur cognitive psychology dan literatur marketing dinyatakan
bahwa gender sebagai faktor individual dapat berpengaruh terhadap kinerja yang
memerlukan judgment dalam berbagai kompleksitas tugas (Zulaikha, 2006).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Dalam literatur tersebut juga dinyatakan bahwa wanita lebih efisien dan
efektif dalam memproses informasi pada saat ada kompleksitas tugas dalam
pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Hal ini dikarenakan wanita
memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan pria untuk membedakan dan
mengintegrasikan kunci keputusan. Ruegger dan King (1992) menyatakan wanita
umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi daripada pria.
Gilligan (1982) juga menyatakan bahwa gender memiliki pengaruh terhadap
perbedaan persepsi etika pada saat proses pengambilan keputusan.
Dalam melaksanakan proses audit tidak jarang auditor akan mengalami
tekanan kerja, seperti adanya tekanan ketaatan dari atasan maupun entitas yang
diperiksanya. Bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya harus mematuhi dan
berpegang teguh pada etika profesi dan standar auditing. Namun tidak jarang
muncul potensi konflik ketika auditor berusaha untuk memenuhi tanggung jawab
profesionalnya tetapi disisi lain dituntut pula untuk memenuhi perintah dari atasan
maupun entitas yang diperiksa. Situasi konflik seperti inilah yang dapat membuat
auditor mengalami kebimbangan dalam mempertahankan independensinya.
Berdasarkan teori ketaatan dapat dijelaskan bahwa individu yang memiliki
kekuasaan merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang
lain dengan perintah yang diberikan (Jamilah,dkk., 2007). Hal ini dapat
disebabkan oleh keberadaan kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari
legitimate power. Milgram dalam Hartanto (2001) mengatakan bahwa bawahan
yang mendapat tekanan ketaatan dari atasan dapat mengalami perubahan
psikologis dari seseorang yang berperilaku autonomis, dimana dia yang biasanya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

berperilaku mandiri, menjadi perilaku agen. Tekanan dari atasan atau klien juga
dapat memberikan pengaruh yang buruk seperti hilangnya profesionalisme,
hilangnya kepercayaan publik dan kredibilitas sosial.
Selain menghadapi tekanan ketaatan, auditor juga mengalami kesulitan
lain dalam pelaksanaan tugasnya yang juga dapat mempengaruhi judgment yang
diambil oleh auditor. Terutama ketika auditor dihadapkan dengan tugas-tugas
yang kompleks, banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya.
Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, sulit untuk dipahami
dan ambigu (Puspitasari, 2010). Lebih lanjut, Restuningdiah dan Indriantoro
(2000) menyatakan bahwa kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur
yang lemah, baik dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas yang lain.
Pengujian terhadap kompleksitas tugas dalam audit juga bersifat penting karena
kecenderungan bahwa tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak
menghadapi persoalan kompleks (Irwanti, 2011). Kompleksitas tugas dapat
membuat seorang auditor menjadi tidak konsistensi dan tidak akuntanbilitas.
Adanya kompleksitas tugas yang tinggi dapat merusak judgment yang dibuat oleh
auditor.
Dalam melaksanakan suatu tugas yang kompleks, usaha tidak dapat secara
langsung atau kuat berpengaruh pada kinerja. Ketika tugas yang dihadapi lebih
kompleks dan tidak terstruktur, usaha yang tinggi tidak akan membantu seorang
auditor untuk menyelesaikan tugas audit. Auditor juga harus meningkatkan
kompetensinya yaitu dengan menambah keahlian dan pengalaman auditnya.
Auditor harus memiliki pengetahuan pengauditan (umum dan khusus),

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri
entitas yang diperiksa (Indah, 2010).
Penelitian mengenai audit judgment telah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Penelitian Chung dan Monroe (2001) yang menguji pengaruh gender dan
kompleksitas tugas terhadap audit judgment memberikan kesimpulan bahwa
gender dan kompleksitas tugas yang tinggi berpengaruh secara signifikan terhadap
judgment yang diambil oleh auditor. Hasil penelitian tersebut didukung oleh
penelitian Wijayatri (2010) yang juga membuktikan bahwa kompleksitas tugas
berpengaruh paling dominan terhadap audit judgment. Selain kompleksitas tugas,
Wijayatri juga menguji variabel tekanan ketaatan dan keahlian yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap audit judgment.
Penelitian lain mengenai audit judgment juga dilakukan oleh Hartanto
(2001) yang meneliti tentang pengaruh tekanan ketaatan dan gender terhadap
audit judgment. Hartanto menunjukkan bahwa gender tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap audit judgment namun tekanan ketaatan berpengaruh secara
signifikan terhadap audit judgment. Hasil yang berbeda ditunjukkan dari
penelitian Zulaikha (2006) yang meneliti tentang pengaruh gender, pengalaman
dan kompleksitas tugas. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gender dan
kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgment.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik melakukan
penelitian di BPKP karena tidak ada keseimbangan antara laki-laki dan
perempuan dalam pengambilan keputusan, kepemimpinan, integritas maupun
kesetaraan gender. Dilihat dari jumlah karyawan khususnya audit fungsional

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

BPKP, jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan. Dengan
asumsi bahwa melihat dari berbagai peneliti sebelumnya tentang gender, dari
wawancara karyawan BPKP, dan sumber-sumber yang dimuat pada internet
menyimpulkan bahwa tidak ada kesetaraan gender, oleh sebab itu peneliti tertarik
melakukan penelitian Tekanan Kerja, Kompleksitas Tugas, dan Gender yang
dapat mempengaruhi kinerja dan pengambilan keputusan seorang auditor di
BPKP.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang
digunakan adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh tekanan kerja terhadap audit judgment?
2. Apakah terdapat pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment?
3. Apakah terdapat pengaruh gender terhadap audit judgment?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara
empiris serta mengetahui :
1. Pengaruh tekanan kerja terhadap audit judgment.
2. Pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment.
3. Pengaruh gender terhadap audit judgment.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain :
1.

Bagi Penulis
Dalam penelitian ini dapat menguji pengaruh gender, kompleksitas tugas
dan Tekanan kerja terhadap audit judgment, Sehingga peneliti dapat
menambah wawasan dan pengetahuannya.

2.

Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk
perbaikan kualitas Mahasiswa Progdi Akuntansi di UPN “Veteran” Jatim
sebagai tambahan gambaran tentang dinamika yang terjadi di Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) khususnya auditor
dalam membuat audit judgment.

3.

Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan serta menambah
wawasan bagi pembaca di bidang auditing. Selain itu dapat menjadi
sumber inspirasi pembaca untuk mengadakan penelitian selanjutnya.

4.

Bagi BPKP
Memberikan

kontribusi untuk

Badan Pengawas

Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) agar menjadi lebih baik lagi dalam mengambil
audit judgment yang tidak bertentangan dengan standar profesional.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan peneliti dalam

penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Zulaikha (2006)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zulaikha (2006), peneliti ingin
menguji dan mengetahui apakah ada pengaruh interaksi gender,
kompleksitas tugas dan pengalaman auditor tehadap auditjudgment”.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa perempuan masih mendominasi peran domestik, dan peran ganda
perempuan tidak berpengaruh signifikan dalam pembuatan judgment.
Kompleksitas tugas tidak berpengaruh signifikan terhadap keakuratan
judgment.Dalam profesi sebagai auditor, peran ganda perempuan ini
ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap akuratnya informasi
yang diproses dalam membuat judgment.Secara absolut, laki-laki
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perempuan,
namun perbedaan tersebut secara statistik tidak signifikan.Kompleksitas
tugas tidak berpengaruh (main effect) signifikan terhadap keakuratan
judgment, demikian pula ketika kompleksits berinteraksi (interaction
effects)

dengan

peran

gender,

pengaruh

tersebut

juga

tidak

signifikan.Variabel pengalaman sebagai auditor berpengaruh langsung
(main effect) terhadap judgment. Demikian pula ketiga isu gender

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

berinteraksi dengan pengalaman tugas sebagai auditor, maka interaksi
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap judgment, hasil analisis
juga memberikan model yang lebih baik karena naiknya koefisien
2

determinasi (R ) dari 0.290 (dari main effect) menjadi 0.371 (interaction
effects). Pengalaman sebagai auditor mempunyai main effect dan
interaction effects dengan gender secara signfikan dengan tingkat sig. =
0.05. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bagi manajemen profesi
audit, bahwa dalam penugasan audit utamanya yang dalam sebuah tugas
yang kompleks, perlu memperhatikan pengalamannya sebagai auditor
sebelumnya.
2. Hamzah (2007)
Dalam penelitian yang di lakukan oleh Hamzah yang berjudul
“Perbedaan Perilaku Etis Dan Tekanan Kerja Perspektif Gender Dalam
Audit Judgment Laporan Keuangan Historis Dan Kompleksitas Tugas”
diketahui bahwa terdapat perbedaan perilaku etis dan tekanan kerja
diantara auditor laki-laki dan perempuan dalam audit judgment laporan
keuangan historis dan kompleksitas tugas.
3. Tielman (2012)
Sesuai dengan perumusan masalah yang dibuat peneliti untuk
mengetahui apakah ada pengaruh tekanan ketaatan, tekanan anggaran
waktu, kompleksitas tugas, pengetahuan dan pengalaman auditor terhadap
audit judgment, maka setelah dilakukan pengujian peneliti menyimpulkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

bahwa tekanan ketaatan berpengaruh negatif terhadap audit judgment.
Variabel tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap audit
judgment. Variabel komplekstitas tugas berpengaruh negatif terhadap
audit judgment. Sedangkan variabel pengetahuan dan pengalaman
berpengaruh positif terhadap audit judgment.
4. Praditaningrum (2012)
Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Praditaningrum ini, yang
ingin membuktikan apakah gender, pengalaman audit, keahlian audit, dan
tekanan ketaatan judgment yang diambil oleh auditor. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Praditaningrum menunjukkan bahwa pertama, auditor
wanita cenderung dapat mengambil suatu audit judgment yang lebih baik
dibanding pria. Kedua, pengalaman dan keahlian berpengaruh positif
terhadap judgment yang diambil oleh auditor. Hasil ini menunjukkan
bahwa auditor yang berpengalaman dan ahli dapat mengambil audit
judgment yang relatif lebih baik dan berkualitas. Ketiga, tekanan ketaatan
berpengaruh negatif terhadap judgment yang diambil oleh auditor. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa auditor yang mendapatkan tekanan
ketaatan yang besar dari atasan maupun entitas yang diperiksa akan
cenderung untuk berperilaku menyimpang dan menghasilkan audit
judgment yang tidak baik dan kurang tepat. Variabel kompleksitas tugas
tidak berpengaruh terhadap judgment yang diambil oleh auditor. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa auditor mengetahui dengan jelas atas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

tugas apa yang dilakukannya, tidak mengalami kesulitan dalam melakukan
tugas dan dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Tabel 2.1: Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang
No Peneliti

Objek Penelitian

1.

Zulaikha (2006)

Auditor independent Uji persyaratan dalam
yang di surrogate analisis hipotesis, dan
dengan sarjana S1 uji reliabilitas
Akuntansi

2.

Indah
Paramitasari
Astutik dan Ardi
Hamzah (2007)

Akuntan yang
bekerja pada KAP
di Surabaya

Uji Analisis

Uji independent
Samples t-test. Uji
validitas dan
reliabilitas

3.

Elizabeth
Auditor pada Kantor Uji
validitas
dan
Mariana Andita AkuntanPublik di realibilitas, uji asumsi
Tielman (2012)
kota Semarang
klasik, analisis regresi
berganda, pengujian
hipotesis.

4.

Anugrah Suci
Praditaningrum
(2012)

5.

Mulyani Suci
(2013)

2.2

BPK RI provinsi
Jawa Tengah

Uji analisis regresi
linier berganda

Auditor fungsional Uji analisis regresi
di BPKP
Jawa linier berganda
Timur
dengan variabel
dummy
Sumber : Peneliti

Variabel
Y= audit judgment
X1= gender,
X2= pengalaman
X3= kompleksitas
Tugas
Y = gender
X1= perilaku etis
X2= tekanan kerja
Y = audit judgement
X1 = tekanan ketaatan
X2 = tekanan anggaran
waktu
X3 = kompleksitastugas
X4 = pengetahuan
X5 = pengalaman
Y= Audit judgment
X1= Gender
X2= Pengalaman audit
X3= Keahlian audit
X4= Tekanan ketaatan
X5= Kompleksitas tugas
Y= audi judgment
X1= gender
X2= tekanan kerja
X3=kompleksitas Tugas

Landasan Teori
Dalam penelitian ini disajikan beberapa teori yang merupakan dasar utama

dari kerangka pikir dalam usaha pencarian cara ilmiah untuk memecahkan
masalah yang diajukan dalam penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2.1. Tekanan Kerja
2.2.1.1. Definisi Tekanan Kerja
Tekanan kerja disini sama halnya dengan stres kerja dimana kondisi
seseorang mengalami tekanan yang tidak menyenangkan yang berasal luar diri
seseorang.

Tekanan

pekerjaan

(Job-Related

Stress)

ini

timbul

karena

meningkatnya stres sebagai akibat dari permintaan pekerjaan secara meningkat
melebihi kemampuan kinerja dari pekerja (Kiryanto, 2006: 8).
2.2.1.2. Pengertian Stres Kerja
Gibson et al (dalam Yulianti, 2000:9) mengemukakan bahwa stres kerja
dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres
sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus
merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan.
Definisi stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan yang
menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini
memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan
dengan respon individu.
Pendekatan stimulus-respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi
dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang
tidak sekedar sebuah stimulus atau respon, melainkan stres merupakan hasil
interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu
untuk memberikan tanggapan.
Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) mendefinisikan stres sebagai suatu
tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau
peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik
seseorang, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena
tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat
berbeda.
Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala
yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam
pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous,
merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses
berfikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja
karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan
mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti: mudah marah dan agresi, tidak
dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan
tidak mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur.
Bagi kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat
dan kesamaan persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalam
Margiati,1999:71), mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan
psikologis yang terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat halangan
dan tidak bisa mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati, 1999:71) memandangnya
sebagai respon adaptif yang merupakan karakteristik individual dan konsekuensi
dan tindakan eksternal, situasi atau peristiwa yang terjadi baik secara fisik
maupun psikologis.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Berbeda dengan pakar di atas, Landy (dalam Margiati, 1999:71)
memahaminya

sebagai

ketidakseimbangan

keinginan

dan

kemampuan

memenuhinya sehingga menimbulkan konsekuensi penting bagi dirinya. Robbins
memberikan definisi stres sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu
dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang diperoleh
sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan (Robbins dafam Dwiyanti,
2001:75).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres
kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik
kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat
terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Adanya beberapa atribut tertentu dapat
rnempengaruhi daya tahan stres seorang karyawan.
2.2.1.3. Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja
Terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stres atau stres
kerja, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal (Dwiyanti, 2001:75).
Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun
hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedang faktor personal bisa berupa tipe
kepribadian, peristiwa/ pengalaman pribadi maupun kondisi sosial-ekonomi
keluarga di mana pribadi berada dan mengembangkan diri. Betapapun faktor
kedua tidak secara langsung berhubungan dengan kondisi pekerjaan, namun
karena dampak yang ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka faktor pribadi
ditempatkan sebagai sumber atau penyebab munculnya stres.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Dukungan sosial di sini bisa berupa dukungan dari lingkungan pekerjaan
maupun lingkungan keluarga. Banyak kasus menunjukkan bahwa, para karyawan
yang mengalami stres kerja adalah mereka yang tidak mendapat dukungan
(khususnya moril) dari keluarga, seperti orang tua, mertua, anak, teman dan
semacamnya. Begitu juga ketika seseorang tidak memperoleh dukungan dari
rekan sekerjanya (baik pimpinan maupun bawahan) akan cenderung lebih mudah
terkena stres. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya dukungan sosial yang
menyebabkan ketidaknyamanan menjalankan pekerjaan dan tugasnya. Tidak
adanya kesempatan bcrpartisipasi dalam pembuatan keputusan di kantor.
Hal ini berkaitan dengan hak dan kewenangan seseorang dalam
menjalankan tugas dan pekerjaannya. Banyak orang mengalami stres kerja ketika
mereka tidak dapat memutuskan persoalan yang menjadi tanggung jawab dan
kewcnangannya. Stres kerja juga bisa terjadi ketika seorang karyawan tidak
dilibatkan dalam pembuatan keputusan yang menyangkut dirinya, Pelecehan
seksual. Yakni, kontak atau komunikasi yang berhubungan atau dikonotasikan
berkaitan dengan seks yang tidak diinginkan. Pelecehan seksual ini bisa dimulai
dari yang paling kasar seperti memegang bagian badan yang sensitif, mengajak
kencan dan semacamnya sampai yang paling halus berupa rayuan, pujian bahkan
senyuman yang tidak pada konteksnya.
Banyaknya kasus pelecehan seksual yang sering menyebabkan stres
kerja adalah perlakuan kasar atau penganiayaan fisik dari lawan jenis dan janji
promosi jabatan namun tak kunjung terwujud hanya karena wanita. Stres akibat
pelecehan seksual banyak terjadi pada negara yang tingkat kesadaran warga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

(khususnya wanita) terhadap persamaan jenis kclamin cukup tinggi, namun tidak
ada undang-undang yang melindungmya (Baron and Greenberg dalam Margiati,
1999:72).
Kondisi lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja fisik ini bisa
berupa suhu yang terlalu panas, terlalu dingin, terlalu sesak, kurang cahaya, dan
semacamnya. Ruangan yang terlalu panas menyebabkan ketidaknyamanan
seseorang dalam menjalankan pekerjaannya, begitu juga ruangan yang terlalu
dingin. Panas tidak hanya dalam pengertian temperatur udara tetapi juga sirkulasi
atau arus udara. Di samping itu, kebisingan juga memberi andil munculnya stres
kerja, sebab beberapa orang sangat sensitif pada kebisingan dibanding yang lain
(Muchinsky dalam Margiati, 1999:73).
Banyak orang yang stres dalam pekerjaan ketika gaya kepemimpinan
para manajernya cenderung neurotis, yakni seorang pemimpin yang sangat
sensitif, tidak percaya orang lain (khususnya bawahan), perfeksionis, terlalu
mendramatisir suasana hati atau peristiwa sehingga mempengaruhi pembuatan
keputusan di tempat kerja. Situasi kerja atasan selalu mencurigai bawahan,
membesarkan peristiwa/kejadian yang semestinya sepele dan semacamnya,
seseorang akan tidak leluasa menjalankan pekerjaannya, yang pada akhirnya akan
menimbulkan stres (Minner dalam Margiati, 1999:73).
Tipe kepribadian. Seseorang dengan kepribadian tipe A cenderung
mengalami stres dibanding kepribadian tipe B. Beberapa ciri kepribadian tipe A
ini adalah sering merasa diburu-buru dalam menjalankan pekerjaannya, tidak
sabaran, konsentrasi pada lebih dan satu pekerjaan pada waktu yang sama,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

cenderung tidak puas terhadap hidup (apa yang diraihnya), cenderung
berkompetisi dengan orang lain meskipun dalam situasi atau peristiwa yang non
kompetitif. Dengan begitu, bagi pihak perusahaan akan selalu mengalami dilema
kctika mengambil pegawai dengan kepribadian tipe A. Sebab, di satu sisi akan
memperoleh hasil yang bagus dan pekerjaan mereka, namun di sisi lain
perusahaan akan mendapatkan pegawai yang mendapat resiko serangan/ sakit
jantung (Minner dalam Margiati, 1999:73).
Peristiwa/

pengalaman

pribadi.

Stres

kerja

sering

disebabkan

pengalaman pribadi yang menyakitkan, kematian pasangan, perceraian, sekolah,
anak sakit atau gagal sekolah, kehamilan tidak diinginkan, peristiwa traumatis
atau menghadapi masalah (pelanggaran) hukum. Banyak kasus menunjukkan
bahwa tingkat stress paling tinggi terjadi pada seseorang yang ditinggal mati
pasangannya, sementara yang paling rendah disebabkan oleh perpindahan tempat
tinggal. Disamping itu, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari,
kesepian, perasaan tidak aman, juga termasuk kategori ini (Baron & Greenberg
dalam Margiati, 1999:73).
Davis dan Newstrom (dalam Margiati, 1999:73) stres kerja disebabkan:
Adanya tugas yang terlalu banyak. Banyaknya tugas tidak selalu menjadi
penyebab stres, akan menjadi sumber stres bila banyaknya tugas tidak sebanding
dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang tersedia bagi
karyawan.
Seorang karyawan dalam menjalankan tugassehari-harinya biasanya
dibawah bimbingan sekaligus mempertanggungjawabkan kepada supervisor. Jika

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

seorang supervisor pandai dan menguasai tugas bawahan, akan membimbing dan
memberi pengarahan atau instruksi secara baik dan benar. Terbatasnya waktu
dalam mengerjakan pekerjaan. Karyawan biasanya mempunyai kemampuan
normal menyelesaikan tugas kantor/ perusahaan yang dibebankan kepadanya.
Kemampuan bcrkaitan dengan keahlian, pengalaman, dan waktu yang dimiliki.
Dalam kondisi tertentu, pihak atasan seringkali memberikan tugas dengan waktu
yang lerbatas.
Akibatnya, karyawan dikejar waktu untuk menyelesaikan tugas sesuai
tepat waktu yang ditetapkan atasan. Kurang mendapat tanggungjawab yang
memadai. Faktor ini berkaitan dengan hak dan kewajiban karyawan. Atasan sering
memberikan tugas kepada bawahannya tanpa diikuti kewenangan (hak) yang
memadai. Sehingga, jika harus mengambil keputusan harus berkonsultasi, kadang
menyerahkan sepenuhnya pada atasan. Ambiguitas peran. Agar menghasilkan
performan yang baik, karyawan perlu mengetahui tujuan dari pekerjaan, apa yang
diharapkan untuk dikerjakan serta scope dan tanggungjawab dari pekerjaan
mereka. Saat tidak ada kepastian tentang definisi kerja dan apa yang diharapkan
dari pekerjaannya akan timbul ambiguitas peran.
2.2.1.4. Ciri-ciri Individu
Menurut pandangan intraktif dari stres, stres ditentukan pula oleh
individunya sendiri, sejauh mana dia melihat situasinya sebagai penuh stres.
Reaksi-reaksi sejauh mana dia melihat situasinya sebagai penuh stres. Reaksireaksi psikologis, fisiologis, dan dalam bentuk perilaku terhadap stres adalah hasil
dari interaksi situasi dengan individunya, mencakup ciri-ciri kepribadian yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

khusus dan pola-pola perilaku yang didasarkan pada sikap, kebutuhan, nilai-nilai,
pengalaman masa lalu, keadaan kehidupan dan kecakapan (antara lain inteligensi,
pendidikan, pelatihan, pembelajaran).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka faktor-faktor dalam diri individu
berfungsi sebagai faktor pengaruh antara rangsang dari lingkungan yang
merupakan pembangkit stres potensial dengan individu. Faktor pengubah ini yang
menentukan bagaimana, dalam kenyataannya, individu bereaksi terhadap
pembangkit stres potensial.
2.2.1.5. Dampak Stres Kerja Pada Karyawan
Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan maupun merugikan bagi
perusahaan. Namun pada taraf tertentu pengaruh yang menguntungkan perusahaan
diharapkan akan rnemacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
scbaik-baiknya. Reaksi terhadap stress dapat merupakan reaksi bersifat psikis
maupun fisik. Biasanya pekerja atau karyawan yang stress akan menunjukkan
perubahan perilaku. Perubahan perilaku tcrjadi pada diri manusia sebagai usaha
mengatasi stres. Usaha mengatasi stres dapat berupa perilaku melawan stress
(flight) atau freeze (berdiam diri).
Dalam kehidupan sehari-hari ketiga reaksi ini biasanya dilakukan secara
bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres. Perubahan-perubahan ini di
tempat kerja merupakan gejala-gejala individu yang mengalami stres antara lain
(Margiati, 1999:78-79) : (a) bekerja melewati batas kemampuan, (b)
kelerlambatan masuk kerja yang sering, (c) ketidakhadiran pekerjaan, (d)
kesulitan membuat kepulusan, (e) kesalahan yang sembrono, (f) kelalaian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

menyelesaikan pekerjaan, (g) lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri
sendiri, (h) kesulitan berhubungan de

Dokumen yang terkait

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, PENGETAHUAN, DAN PERSEPSI ETIS TERHADAP AUDIT JUDGMENT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan, Dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan

0 2 17

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (SurveipadaKAP Surakarta dan Yogyakarta).

0 0 15

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah.

0 2 16

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah.

0 1 17

PENGARUH TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS, GENDER. PENGALAMAN AUDIT DAN PENGETAHUAN TERHADAP KINERJA AUDITOR DALAM PEMBUATAN AUDIT JUDGMENT (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa Timur).

0 1 104

PENGARUH GENDER, TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi kasus pada Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Timur).

0 0 133

AUEP06. PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT

0 0 30

PENGARUH GENDER, TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi kasus pada Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jawa Timur)

0 0 28

PENGARUH TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN GENDER TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa Timur)

0 0 22

PENGARUH TEKANAN KERJA, KOMPLEKSITAS TUGAS, GENDER. PENGALAMAN AUDIT DAN PENGETAHUAN TERHADAP KINERJA AUDITOR DALAM PEMBUATAN AUDIT JUDGMENT (Studi Kasus pada BPKP Provinsi Jawa Timur)

0 0 21