Pemerintah Dorong PTN Jadi World Class University.

L-~SEPUTAR INDONESIA
o Senin 0 Selasa o Rabu o Kamis 0 Jumat oSabtu
. Ming!Ju
1 ~3
,17

.'~Jan
~..

18

_.

4
19

OPeb
~- -

6


5
20

21

o Mar OApr
"-.

7
22

8
23

OMei

9

10
24


12

11
25

13

27

26

OJun OJII' . Ags OSep

14

28
OOkt

15

29

30

ONov

-

Pemerintah Dorong PTNJadi
World -.(.Iass University
-..
_
.~__

.

__

.


.

-_

.

,-

~~-'

','

_,._.

d

_.

~~


_

=

J

.

maupun

untuk

berkompetisimenuju World Class
University. Kompetisi ini akan

terns mend orong
Pergurnan tinggi

menentukan apakah PTN atau
PTS tersebut layak atau tidak. Dari

50 universitas unggulan tersebut,

masing-ma~ing27 ber~saldari p~

dan 23 dan PTS. Nantmya promosl
ini diharapkan berdampak untuk

ne geri (PTN) di

meI:Iingkatkan

.
IndonesIa untuk
menjadi PTN
.
berkelas

Menurut Mendiknas Bambang
Sudibyo, PTN dan PTS terpilih telah


dipromosikan ke luar negeri baik
melalui kerja sarna bilateral maupun

multilateral. Bahkan terdapat tujuh

dunla

PTNyangsudahmenjadi
perguruan

melalui

I

pencanangan menuju universitas
bertaraf intemasional oleh Menteri.
Pendidikan Nasional (Mendiknas)
Bambang Sudibyo beberapa tahun
lalu.
mempromosikan

sedikitnya pun
50
Bahkan unggulan
pemerintah
neJ~e~ (PTN)

universitas

KI/ping

BHMN

(Badan

Hukum

Milik ~egara), ya~ni Universitas
IndonesIa (UI), UnIversItas GaJah
Mada (UGM), ITB (Institut
Teknologi Bandung), IPB (Institut

Pertanian Bogor), USU (Universitas

University).

dibuktikan

di mata

atau perguruan tinggi itu sendiri.

(WorldClass

ini

citra Indonesia

dunia dan berdampak pada kampus

tinggi


Hal

swag-ta (PTS)

Pemerlntah

Sumatera

Utara),

dan

UPI

(UniversiQis Pendidikan Indonesia),
dan Universitas Airlangga (Unair).
Bambang
menambahkan,
setidaknya ada tiga kunci untuk
bisa menjadi PTN berkelas dunia.

I

Humos

sumber ' day
a manusia merekrut
Pertama
_. keberhasilan
_~ (SDM)
~_

Unpod

2009

16
ODes

31

untuk mengelola aset mereka
masing-masing. Hanya saja pihaknya
mengingatkan bahwa 'kebebasan
itu tidak akan efektif jika tidak ada
strategi tepat menuju world class
university. Cara ini untllk menepis
citra bahwa pendidikan Barat selalu
dinilai lebih baik dari PTN Indonesia.

FASILITAS: Perb.aikan sarana dan prasarana merupakan pintu masuk menuju world classuniversity.
terbaik, seperti dosen, mahasiswa
maupun
karyawan.
Pasalnya,
merekrut dosen yang baik nantinya
bisa menghasilkan
mahasiswa
terbaik. Kedua, kemampuan
PTN
menghimpun
dana dengan sukses.
Karena semakin bagus cash flow
PTN yang bersangkutan, maka PTN
tersebut akan mampu meningkatkan
mutunya.
Ketiga, adalah tata kelola yang
baik. Dengan tata kelola yang baik,
menurut
Bambang
manajemen
. bisa dilakukan secara profesional,
efektif, dan efisien. "Kepemimpinan
juga bisa dilaksanakan dengan baik.
Kebocoran-kebocoran
juga minimal.
Sehingga sumber daya atau ~esources
yang dimiliki itu betul-betul
bisa
dimanfaatkan
lintuk
pelayanan
pendidikan
yang terbaik,"
kata
Bambang.
Dibeberkan
Bambang,
sejak
2005
pemerintah
konsisten
mengalokasikan
al1ggaran beasiswa
bagi dosen
untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang master (S2)
dan doktor (S3) baik didalam maupun
diluar negeri. Pemberian beasiswa ini
dibuka untuk semua perguruan tinggi
baik negeri maupun swasta, dengan
masing-masing pemberian beasiswa
bagi 4.000 dosen di dalarn negeri dan
2.000 untuk ke luar negeri.
Harus diakui keberadaan tenaga
pengajar yang belum sepenuhnya
berdedikasi dan berkualitas, menjadi
salah satu kendala bagi sejumlah PTN
mewujudkan World Class University.
Begitu juga dengan adanya sejumlah
PTN yang kurang memperhatikan
tata kelola pada sarana dan prasarana,

laboratorium, dan juga sumber daya
manusia. Padahal perhatian pada
tata kelola ini penting sebagai pintu
masuk menuju universitas berkelas
dunia ters~but.
Bambang
mengingatkan,
meskipun masih banyak kekurangan
sudah semestinya setiap PTN
di Indonesia memiliki cita-cita
yang tinggi, bukan saja menjadi
yang terbaik di kabupaten, kota,
atau provinsi, tapi terbaik di
Indonesia, bahkan harus bercita-cita
menjadi World Class University.
Menurut Bambang, sebenarnya
bukan menjadi masalah bagi PTN
di Indonesia yang masih memiliki
gedung tua, ~salkan secara tata
kelola, dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif dan
memadai bagi mahasiswa. Tengok
saja pengalaman sejumlah perguruan
tinggi di Amerika Serikar, dengan
memiliki gedung tua, namun bisa
menjadi perguruan tinggi yang
World Class University. Ini karena
mereka memiliki prograrn studi level
internasional.
Belum lagi masalah laboratorium
juga
tampak
masih
banyak
PTN di Indonesia yang kurang
memperhatikan tata kelola pada
laboratorium. Padahal menurutnya
keberadaan
lab ora tori urn bisa
menjadi sumber inspirasi di lapangan
setelah
sebelumnya mahasiswa
belajar teori.
Selain itu, untuk bisa menuju PTN
yang berkelas internasional, tidak
harus semua program studi yang
ada di PTN tersebut terakreditasi
oleh badan akreditasi internasional.

"Sebagai contoh apabilaPTN tertentu
memiliki 150 program studi, maka
apabila lebih dari 40 persen program
studi sudah berkelas internasional,
maka PTN itu layak disebut World
Class University," kata Barnbang.
Sementara Direktur lenderal
Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti)
Fasli lalal
mengungkapkan,
Indonesia mengalami peningkatan
jumlah perguruan tinggi yang masuk
500 besar versi THES. Misalnya
pada 2003, hanya tiga perguruan
tinggi yang masuk 500 besar, yaitu
Institut Teknologi Bandung (ITB),
Universitas Gadjah Mada (UGM),
dan Universitas Indonesia (UI).
Pada 2006, masuk lagi Universitas
Diponegoro (Undip) dan pa~ 2007
bertambah lagi dengan Institut
PertanianBogor(IPB)dan Universitas
Airlangga (Unair). "Dengan fakta
itu, sebenarnya kualitas pendidikan
tinggi kita mengalami kemajuan.
Berdasarkan survei itu, berarti itu
kan sudah ada perguruan tinggi kita
yang disejajarkan dengan perguruan
tinggi lain di dunia. Oleh karenanya
peningkatan kualitas pendidikan
PTN di Indonesia ini harns mendapat
perhatian serius," katanya.
Dengan adanya 'pencanangan
menuju' universitas
berkelas
internasional
oleh pemerintah
terse but, tentunya mendorong
hampir semua PTN di Indonesia
untuk bercita-cita
agar dapat
menjadi universitas berkelas dunia.
Rektor VI Prof Dr Gumilar Roswila
Somantrimengakui, bahwaperubahan
menjadi badan hukum memberikan
keleluasaan bagi pe~gurua~ tingg~

Menurut Gumilar, setidaknya ada
tiga hal yang harns ada daliun strategi
menuju world class university.
Pertama, perguruan tinggi harus
punya fokus riset atau pen'gembangan
bidang-bidang tertentu yang akan
'jadi unggulan mereka. Sebaiknya,
bidang-bidang ini punya kedekatan
dengan kondisi alam, sosial, dan
budaya. Hasi\ riset juga punya
kegunaan langsung di masyarakat.
Kedua, mendorong tiga mesin
utama, yaitu integrasi berbagai
bidang
terkait,
pemanfaatan
teknologi IT, dan penanaman nilaini\lai entrepreneurship.
Ketiga
mesin ini, menurut Gumilar harus
dijalankan
secara sinergi dan
kontinu. Sedangkan ketiga, adanya
pengembangan ventura-ventura atau
sumber daya yang ada di perguruan
tinggi. Pengembangan itu bisa dari
segi akademik dengan pengembangan
intellectual capital dan sumber
daya lain yang bersifat ekonomis.
Sementara Rektor Institut Teknologi
10 Nopember Surabaya (ITS)
Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD
menyatakan, salah satu cara menuju
world class university adalah bekeIja
sarna dengan perguruan'perguruan
tinggi luar negeri yang kredibel.
Kerja sarna itu harus didasarkan
pada prinsip saling menguntungkan
dan bisa
menjadi
pemicu
peningkatan kualitas pendidikan.
Menurut Priyo langkah awal yang
baik untuk memulai kerja sarna itu
melalui penelitian bersama. Untuk
memulai kerja sarna bidang ini,
kedua perguruan tinggi itu harus
memiliki minat yang sarna. Dengan
kesamaan minat ini, kedua pihak
akan bersinergi dengan ba:ik.
Hal lain yang patut dicermati
untuk memulai kerja sarna itu adalah
pemilihan perguruan tinggi luarnegeri
sebagai mitra keIja sarna. Niuna asing
saja tidak bisa jadi jaminan alias
tidak semua perguruan tinggi luar
negeri itu berkualitas. "Harns dilihat
reputasi karnpus itu, jangan sampai
tahu-tahu peringkatnya di bawah
karnpus kita sendiri," tuturnya.
(nurul huda)