Label Bernama "World Class University".

Pikiran Rakyat
o

Sen;n

17

--o
4

123
18

o Jan

19

0

Peb


Selasa
5
6

20

o Mar

21

o Rabu
7
22

o Kam;s

8
23

9


OApr o Me; OJun

24

.e

o Sabtu o Mfnggu

Jumat

10

25

OJul

12

26


14

13
27

0 Ags' OSep

28
OOkt

15
29

OHov

30

.Des


Label Bernama
~--....---

"World
Class
- University"
-

,-

B

ERBICARA mengenai kualitas dan daya
saing bangsa, Indonesia barn menempati urutan ke42 dunia, masih di bawah beberapa negara Asia lain yang
notabene sarna-sarna negara
berkembang. Lebih jauh, indeks pembangunan manusia
(IPM) negeri ini berada di posisi 111 dari 182 negara. Masih
kalah jauh dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia
yang berada di urutan ke-66
dan Thailand di urutan ke-87.

Menteri Tenaga KeIja dan
Transmigrasi (Menakertrans)
Muhaimin Iskandar dalam suatu kesempatan pernah mengatakan, ada tiga komponen utama untuk meningkatkan daya
saing suatu bangsa, realitas
kualitas sumber daya manusia
(SDM), kualitas dan peran perguruan tinggi, serta upaya strategis yang dilakukan pemangku
kebijakan untuk meningkatkan
daya saing bangsa. "Ini adalab
tiga substansi yang harus diperdalam demi meningkatkan daya saing bangsa," ujarnya di
Bandung beberapa waktu lalu.
Muhaimin mengatakan' perguruan tinggi harns dapat memainkan perannya sebagai salab satu instrumen penting untuk mendorong daya saing
bangsa di level nasional dan internasional. Perguruan tinggi di
negara ini harus didorong untuk memiliki kualitas internasional. Sampai 2008, sekitar
dua ratus perguruan tinggi terbaik masih didominasiJepang
dan Cina.
Terlepas dari harapan Muhaimin agar perguruan tinggi
menjadi instrumen untuk meningkatkan daya saing sumber
daya manusia, Depd~kn~s ~e:.. ~

mang memiliki target tersendiri agar perguruan tinggi di Indonesia dapat bersaing dengan

perguruan tinggi lain di dunia.
Terobosan yang dilakukan adalab mendorong perguruan tinggi yang ada untuk memenuhi
kualifikasi world class university (WCU). Langkah konkret
yang dilakukan belum lama ini,
Ditjen Dikti memberi bantuan
pembiayaan Evaluation dan
Annual License Fee bagi empat
belas perguruan tinggi se-Indonesia untuk mengejar kualifikasi WCU versi The QS World
University Ranking. Dari empat
belas perguruan tinggi tersebut,
Jabar diwakili tiga per guru an
tinggi negeri, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI), serta Universitas Pasundan (Unpas) sebagai wakil perguruan tinggi swasta tanah Priangan.
Sementara sepuluh wakillain
di luar Jabar adalah Universitas
Airlangga, Universitas Brawijaya, Institut Sepuluh November,
Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Universitas Gunadarma, Universitas
Negeri Yogyakarta, Universitas
Syiah Kuala, Universitas Muhammadiyah Malang, dan Universitas Negeri Malang. Selain
itu, beberapaperguruan tinggi

juga ikut serm dalam. penilaian
dengan pembiayaan mandiri.
Hasil yang dicapai memang
cukup membanggakan. Enam
perguruan tinggi masukjajaran
seratus besar perguruan tinggi
terbaik tingkat Asia 2009. Universitas Gadjah Mada meraih
peringkat tertinggi ke-24, diikuti oleh Universitas Indonesia
d! peringka.t ke-28, _IT~ ke-38,

Kliping
- - ~- --

Humas

Unpad

---

-


Universitas Airlangga ke-87,
IPN ke-90, dan Undip peringkat ke-95.
Kendati demikian, perlu disadari bahwa tidak semua perguruan tinggi sanggup untuk
memenuhi kualifikasi WCD.
Kendala utama yang dihadapi
tentunya masalah pembiayaan.
Betapa tidak, syarat untuk
menjadi sebuab WCD tidaklab
ringan. Untuk versi The QS
World University Ranking misalnya, ada enam bobot penilaian yang harns dipenuhi, academic peer review dengan bobot
nilai 40 persen, employer review (10 persen), rasio mahasiswa dalam satu fakultas (20
persen), performa penelitian
(20 persen), proporsi fakultas
internasional (5 persen), dan
proporsi mahasiswa asing (5
persen).
Untuk academic peer review
dan employer review dilakukan dengan survei online oleh
pihak QS. Namun untuk bisa

dikenal oleh responden di seluruh dunia, suatu perguruan
tinggi tentunya harus menjalankan promosi dengan biaya
yang tidak sedikit. Belum lagi
untuk membuat satu fakultas
internasional dan menarik mahasiswa asing.
Dalam pandangan
Ketua
Majelis Rektor Indonesia Djoko
Santoso, WCD adalah universitas yang mampu menghadapi
perubahan zaman. Artinya,
yang harus ditekankan di sini
adalah perguruan tinggi mampu menafsirkan tantangan masa depan. "Akan tetapi kan di
negara kita orang bersekolah
kebanyakan cuma untuk mencari ijazah. Oleh karena itu, sebagian besar perguruan tinggi
di sini pun be~j~ap. hanya

2009
----

16

31

memberikan ijazah, bukan memenuhi kapasitas keahlian mahasiswanya," tuturnya.
Berkaitan dengan itu, Djoko
belum bisa memastikan kesiapan perguruan tinggi di Indonesia dalam menc.apai world
class university.
Namun, Djoko melanjutkan,
kesiapan menghadapi era globallebih ditunjukkan oleh perguruan tinggi negeri daripada
perguruan tinggi swasta. Alasannya, PTN dinilai lebih tua sehingga secara tidak langsung
diartikan mampu bertahan dari dinamika zaman selama ini.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan PTS pun ada yang
siap seperti UII (Universitas Islam Indonesia Yogyakarta).
"Umur PTS itu pun su