TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYANDANG DISABILITAS SEBAGAI SAKSI KORBAN DALAM PROSES PERADILAN PIDANA DIKAITKAN DENGAN HUKUM PEMBUKTIAN DAN PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYANDANG DISABILITAS
SEBAGAI SAKSI KORBAN DALAM PROSES PERADILAN PIDANA
DIKAITKAN DENGAN HUKUM PEMBUKTIAN DAN PERLINDUNGAN
HAK ASASI MANUSIA
Abstrak
Perlindungan, pengakuan yang sama di depan hukum serta
peradilan yang adil guna mendapatkan kepastian hukum adalah hak
asasi bagi setiap manusia, tidak terkecuali penyandang disabilitas.
Penyandang disabilitas banyak yang tidak dapat merasakan keadilan
dan merasa tidak diakui di depan hukum karena mereka mengalami
kesulitan apabila akan memberikan kesaksian dalam proses peradilan
pidana. Ketentuan mengenai kesaksian yang diberikan oleh saksi
penyandang disabilitas khususnya tuna rungu wicara sebenarnya sudah
diatur dalam KUHAP, namun pada kenyataannya ketentuan tersebut
belum diimplementasikan dengan baik. Meskipun Indonesia telah
meratifikasi Convention on the Rights of Persons with Disabilities
(Konvensi tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas) melalui Undangundang Nomor 19 Tahun 2011 tetapi hak-hak penyandang disabilitas
tidak mendapat perhatian yang memadai dan perlindungan hukum yang
sesuai, terutama terkait isu pelecehan seksual dimana dalam kasus
tersebut para pelaku tidak diproses karena keterangan saksi korban tidak
dimengerti oleh aparat penegak hukum. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah kesaksian yang diberikan oleh penyandang
disabilitas dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah apabila ditinjau
dari KUHAP dan prinsip fair trial (peradilan yang adil) serta bagaimana
penerapan hukum bagi penyandang disabilitas yang menjadi saksi
korban tindak pidana apabila ditinjau dari viktimologi dan hak asasi
manusia.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif. Dilanjutkan
dengan metode pengumpulan data dengan cara pengkajian dokumen,
peraturan perundang-undangan, buku-buku, dan wawancara.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kesaksian
yang diberikan oleh penyandang disabilitas dapat dijadikan alat bukti
sesuai dengan KUHAP dan berbagai prinsip fair trial (peradilan yang adil)
yang telah diadopsi dalam berbagai peraturan hukum di Indonesia.
Prinsip tersebut berlaku bagi setiap orang tanpa diskriminasi. Namun
dalam penerapannya aparat penegak hukum mengesampingkan hal
tersebut, mereka hanya mengacu pada KUHAP yang mengatur secara
umum proses peradilan pidana. Di sisi lain, Indonesia telah meratifikasi
Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas yang dituangkan dalam
Undang-undang No. 19 Tahun 2011, yang seharusnya diterapkan ketika

menangani kasus yang melibatkan penyandang disabilitas.

iv

JURIDICAL REVIEW ON PEOPLE WITH DISABILITIES AS VICTIM AND
WITNESS IN CRIMINAL PROCEDURAL PROCESS WITH REGARDS
TO LAW OF EVIDENCE AND HUMAN RIGHTS
Abstract
Protection, equality before the law and fair trial in order to obtain legal
certainty is a basic rights for every human being, with no exception to
persons with disabilities. There are many persons with disabilities who
cannot enjoy justice and equality before the law due to difficulties in giving
testimony in criminal justice process. Nevertheless, regulation conserning
testimony by people with disabilities particularly deaf has been stipulated in
the Code of Criminal Prosedural Law (KUHAP). Yet, these provision has not
been implemented well. Although Indonesia has ratified the Convention on
the Right of Persons with Disabilities through Law Number 19 Year 2011,
the rights of persons with disabilites do not receive adequate attention and
legal protection accordingly, especially related to the issue of sexual
harassment where in such cases the perpetrators are not processed

because the victim witness’ testimony is not understood by law enforcement
officers. This research aims to determine whether the evidence given by
persons with disabilites can be used as legal evidence based on KUHAP
and the principle of fair trial. Furthermore, to analyze the law enforcement
for persons with disabilites based on victimology and human rights.
This research using descriptive metedology with normative juridical
approach. Proceed with the method of data collection by analyzing
documents, legislations, books and interviews.
The result shows testimony given by persons with disabilities in
accordance with the Code of Criminal Procedural Law (KUHAP) and the
principle of fair trial that have been adopted in various laws in Indonesia.
Those principles apply to everyone without discrimination. However, in
practice, the law enforcement officers neglect it. they only refer to the Code
of Criminal Procedural Law (KUHAP) which only regulates criminal justice
in general. Whereas Indonesia has ratified the convention on the rights of
persons with disabilities as outlined in Law Number 19 Year 2011. Hence,
this should be implemented in any cases involving persons with disabilities.

v