PERAN TUTOR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR BACA IQRA PADA KELOMPOK BELAJAR LANSIA DI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RUMAH BELAJAR (LPPM RUMAH BELAJAR): Kp. Nyingkir Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

(1)

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERAN TUTOR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR BACA IQRA PADA KELOMPOK BELAJAR LANSIA

DI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RUMAH BELAJAR

(LPPM RUMAH BELAJAR)

(Kp. Nyingkir Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh : Cep Irwan S

1003196

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERAN TUTOR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR

BACA IQRA PADA KELOMPOK BELAJAR LANSIA DI LEMBAGA

PENDIDIKAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

RUMAH BELAJAR (LPPM RUMAH BELAJAR)

Oleh

Cep Irwan Sudarjat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Cep Irwan Sudarjat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

CEP IRWAN SUDARJAT NIM. 1003196

PERAN TUTOR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR BACA IQRA PADA KELOMPOK BELAJAR LANSIA DI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT RUMAH BELAJAR (LPPM RUMAH BELAJAR)

(Kp Nyingkir Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I

Dr. H. Uyu Wahyudin, M. Pd NIP. 19600926 198503 1 003

Pembimbing II

Dr. Viena Rusmiati Hasanah, M. Pd NIP. 19760814 200604 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr. Jajat S Ardiwinata, M. Pd NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Cep Irwan Sudarjat , Tutor Role In Growing Interest In Learning to Read Iqra Learning Group at the Institute of Education Elderly and Community Learning Village Homes Cihideung Parongpong District of West Bandung Regency. Department of School Education FIP UPI in 2013

This study discusses the role of the tutor in growing interest in learning how to read iqra on elderly study groups in the Village District Cihideung Parongpong West Bandung regency. This study describes the role of the tutor, the process of learning to read iqra and interest in learning the elderly study group. The study, the authors ask a question : 1). How the role of tutors in growing interest in learning how to read in the Elderly study group?, 2). How does the process of learning to read iqra in the Elderly study group?, 3) How does the interest in learning the process of learning to read iqra in the Elderly study group?.

The theory underlying this research include : the concept of aging societies, the concept of adult education, adult learning theory concepts, concepts tutor, the concept of the learning process, the concept of interest and the concept of non-formal education This study uses the case method using a qualitative approach. The data collection techniques used in this research is through interview, observation and documentation. Subjects numbered 3 is the primary subject of the manager/ organizers, tutors and learners .

Based on the data analysis and discussion of the results obtained as follows : 1). Tutor role in a growing interest in learning to read iqra Elderly study group, found the treatment carried out as a tutor to motivate the learners, guiding during the learning process, listening to the needs and problems of residents to learn, to understand the characteristics of learners, and create learning conditions that suit your needs elderly residents to learn, 2) read the learning process in the Elderly iqra done by creating a conducive atmosphere, learning-centered learning community, and mutual interaction between tutors and learners, learning media or facilities and infrastructure such as the board is complete, residents notebook learning, and books iqra. 3) Interest in learning the Elderly study group, (a) learning to read fun follow iqra, (b) focus on learning to read iqra activities conducted by the agency quite well, because overall they consider this activity for them as elderly people in the neighborhood them, (c) the involvement of the learners are still lacking, judging from the presence of the following learning activities iqra read.

The conclusion of the research is as follows : 1) The role of the tutor in growing interest in learning how to read iqra on elderly study group is quite good, because the tutor did counseling, motivating, knowing the characteristics of the learners, and create learning conditions that suit the needs of the learners, 2) the learning process is quite good, it is characterized by the presence of a supportive infrastructure, methods and techniques of teaching are good enough and fit the needs of the learners, 3) relatively low interest of the learners, judging from their involvement in the study because of external factors (environment) is their home institutions to learn quite a lot and thus affects the desire to learn. Suggestions : 1) managers, more socializing with the elderly community, 2) tutor, further enhanced methods and techniques learned in studying elderly residents, 3) the learners, be diligent to seek knowledge because seeking knowledge is obligatory on the birth and the grave.


(5)

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Cep Irwan Sudarjat, Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar Di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI Tahun 2013

Penelitian ini membahas mengenai peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca iqra pada kelompok belajar lansia di Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten bandung Barat. Penelitian ini mendeskripsikan tentang peran tutor, proses pembelajaran baca iqra dan minat belajar pada kelompok belajar lansia. Penelitian yang penulis ajukan berupa pertanyaan : 1). Bagaimana peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca pada kelompok belajar Lansia?, 2). Bagaimana proses pembelajaran baca iqra pada kelompok belajar Lansia?, 3) Bagaimana minat belajar dalam proses pembelajaran baca iqra pada kelompok belajar Lansia?.

Teori yang mendasari pada penelitian ini diantaranya : konsep masyarakat lanjut usia, konsep pendidikan orang dewasa, konsep teori belajar orang dewasa, konsep tutor, konsep proses pembelajaran, konsep minat dan konsep pendidikan luar sekolah.

Penelitian ini menggunakan metode kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Subjek penelitian berjumlah 3 orang subjek primer yaitu dari pihak pengelola/ penyelenggara, tutor dan warga belajar. Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : 1). Peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca iqra pada kelompok belajar Lansia, ditemukan adanya perlakuan yang dilakukan tutor seperti memotivasi warga belajar, membimbing pada saat proses pembelajaran, mendengarkan kebutuhan dan persoalan warga belajar, memahami karakteristik warga belajar, dan menciptakan kondisi belajar yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar lansia, 2) Proses pembelajaran baca iqra pada Lansia dilakukan dengan menciptakan suasana yang kondusif, pembelajaran berpusat pada warga belajar, dan saling interaksi antara tutor dan warga belajar, media belajar atau sarana dan prasarana yang cukup lengkap seperti papan tulis, buku catatan warga belajar, dan buku iqra. 3) Minat belajar kelompok belajar Lansia, (a) senang mengikuti pembelajaran baca iqra, (b) perhatian pada kegiatan pembelajaran baca iqra yang diadakan oleh pihak lembaga cukup baik, karena secara keseluruhan mereka menganggap kegiatan ini bermanfaat buat mereka selaku masyarakat lanjut usia di lingkungan mereka, (c) keterlibatan warga belajar masih kurang, dilihat dari kehadiran dalam mengikuti kegiatan pembelajaran baca iqra.

Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca iqra pada kelompok belajar lansia cukup baik, karena tutor melakukan bimbingan, memotivasi, mengetahui karakteristik warga belajar, dan menciptakan kondisi belajar yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar, 2) proses pembelajaran cukup baik, hal ini ditandai dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung, metode dan teknik pembelajaran yang cukup baik dan sesuai kebutuhan warga belajar, 3) minat warga belajar relatif rendah, dilihat dari keterlibatan mereka dalam belajar karena faktor eksternal (lingkungan) yaitu rumah mereka ke lembaga belajar cukup jauh sehingga mempengaruhi keinginan untuk belajar. Saran : 1) pengelola, lebih bersosialisasi dengan masyarakat lansia, 2) tutor, lebih ditingkatkan lagi metode dan teknik belajar pada warga belajar lansia, 3) warga belajar, rajin-rajinlah mencari ilmu karena mencari ilmu adalah wajib dari lahir sampai masuk liang lahat.


(6)

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……… 3

C. Tujuan Penelitian ………... 4

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ……… 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ………. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Minat ……… 6

1. Pengertian Minat ……….. 6

2. Indikator Minat Belajar ……….. 7

3. Faktor yang Mempengaruhi Minat ……… 8

4. Jenis-Jenis Minat ……….. 8

5. Hubungan Minat dengan Belajar ………. 9

B. Konsep Masyarakat Lanjut Usia ……… 9

1. Pengertian Lanjut Usia ………. 9

2. Teori Perkembangan Manusia ……….. 11

3. Program Pelayanan Kelompok Masyarakat Lanjut Usia ………... 14

4. Upaya Penanganan Kelompok Masyarakat Lanjut Usia ……… 18

5. Pendidikan Bagi Masyarakat Lanjut Usia ……….. 21

C. Konsep Pendidikan Orang Dewasa ……… 25

1. Pendekatan Pendidikan Orang Dewasa ……… 25

2. Karakteristik Warga Belajar Orang Dewasa ……… 26

3. Pendekatan Andragogi ………. 28


(7)

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

D. Konsep Teori Belajar ……..……… 33

1. Dasar Teori Belajar Orang Dewasa ……… 33

2. Ciri-ciri Belajar ………... 34

3. Teori Belajar ………. 34

4. Prinsip-prinsip Belajar ……….. 40

5. Jenis-jenis Belajar ……… 40

6. Pengalaman Belajar pada Lanjut Usia ……….. 40

7. Landasan Belajar Bagi Lanjut Usia ……… 41

8. Gaya Belajar Lanjut Usia ……… 41

E. Konsep Tutor ………. 43

1. Pengertian Tutor ……… 43

2. Tugas dan Fungsi Tutor ……… 43

3. Peran Tutor ……… 44

F. Konsep Pembelajaran ……… 46

1. Pengertian Proses Pembelajaran ………. 46

2. Strategi Pembelajaran ……….. 47

3. Pengelolaan Pembelajaran ……….. 48

4. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Orang Dewasa … 48

5. Metode dan Teknik Pembelajaran Orang Dewasa ……… 51

G. Konsep Pendidikan Luar Sekolah Bagi Kelompok Masyarakat Lansia … 53 1. Peranan Pendidikan Luar Sekolah dalam Pelayanan Masyarakat Lanjut Usia 53 2. Program Pendidikan Luar Sekolah Bagi Masyarakat Lanjut Usia ……. 55

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 59

B. Desain Penelitian ………... 61

C. Metode Penelitian ……….. 62

D. Definisi Operasional ………. 64


(8)

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data ………. 66

G. Identitas Informan Penelitian ……… 67

H. Analisis Data ……….. 69

vi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Lokasi Penelitian dan Profil Penyelenggara ……….….. 71

1. Lokasi Penelitian ………. ……… 71

a. Letak Geografis Desa Cihideung …..………. 71

b. Demografi Penduduk ……… 72

2. Profil LPPM Rumah Belajar ………... 73

a. Sejarah Berdirinya ……… 73

b. Susunan Kepengurusan ……… 74

c. Program Lembaga Rumah Belajar ……… 75

d. Mitra Kerja ……… 75

e. Sarana dan Prasarana ……… 75

f. Data Tutor Pembelajaran Baca Iqra ……….. 76

g. Data Warga Belajar Lansia ……… 76

B. Deskripsi Hasil Penelitian ……….. 77

1. Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia di Rumah Belajar ……….. 78

2. Proses Pembelajaran Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia di Rumah Belajar ……… 83

3. Minat Belajar Pada Kelompok Belajar Lansia di Rumah Belajar ……….. 89

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 95

1. Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia di Rumah Belajar ……….. 95 2. Proses Pembelajaran Baca Iqra Pada Kelompok Belajar


(9)

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lansia di Rumah Belajar ……….…….. 98 3. Minat Belajar Pada Kelompok Belajar

Lansia di Rumah Belajar ………. 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……… 105

B. Saran/ Rekomendasi ……….. 106

DAFTAR PUSTAKA ………... 108

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………..

RIWAYAT HIDUP ………....


(10)

1

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan penduduk lansia di seluruh dunia berjalan sangat cepat dibandingkan dengan kelompok usia lain. Pergeseran distribusi lansia seringkali dihubungkan dengan wilayah yang lebih berkembang di dunia. Pertumbuhan lansia di Negara sedang berkembang lebih cepat dari pada Negara yang sudah berkembang. Di negara berkembang, jumlah penduduk usia 60 tahun ke atas diperkirakan meningkat menjadi 20 % antara tahun 2015-2050. Sementara Indonesia berada di urutan keempat, setelah China, India dan Jepang. Penduduk lansia di Indonesia tahun 2000 berjumlah 14,4 juta (7,18 %), pada tahun 2005 berjumlah 18,2 juta orang atau 8,2 %. Pada tahun 2007 penduduk lansia Indonesia berjumlah 18,7 juta (8,42 %), tahun 2010 meningkat menjadi 9,77 % dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi dua kali lipat berjumlah 28,8 juta (11,34%). Diperkirakan saat ini jumlahnya sudah sekitar 20 juta lebih, ini berarti diantara 11 orang penduduk Indonesia terdapat 1 lansia (Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, 2011 : 3).

Dalam ketentuan-ketentuan Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, mengenai pengertian lanjut usia, yaitu seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Asas peningkatan kesejahteraan lanjut usia adalah keimanan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kekeluargaan, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam perikehidupan. Dengan arah agar lanjut usia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraannya. Dalam pendidikan nonformal, proses pembelajaran pada lansia lebih menitikberatkan pada pendidikan orang dewasa, yaitu pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan orang dewasa. Unesco (1976) mendefinisikan pendidikan orang dewasa sebagai berikut:

Adult education denotes the entirely body of organized educational procceses, whatever the content, level, and method, whether formal or otherwise, whether they prolong or replace initial education in schools, colleges, and universities, as well as


(11)

2

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

in apprenticeship, where by persons regarded as adult by the society to which they belong develop their abilities, enrich their knowledge, improve their technical or professional qualifications, or turn them in a new direction and bring about changes in their attitudes or behavior in the two-fold perspectives of full personal development and participation in balanced and independent social, economic, and cultural development.

Definisi tersebut menjelaskan bahwa pendidikan orang dewasa merupakan suatu proses pendidikan yang terorganisasi dengan berbagai bahan belajar, tingkatan, dan metoda, baik bersifat resmi maupun tidak. Pendidikan tersebut diperuntukkan bagi orang dewasa dalam lingkungan masyarakatnya, agar mereka dapat mengembangkan kemampuan, serta mengubah sikap dan perilaku orang dewasa.

Adapun teori yang dijelaskan di atas, bahwa pendidikan orang dewasa mempunyai metode-metode dan bersifat resmi. Pada pendidikan orang dewasa juga termasuk pembelajaran pada kelompok belajar khususnya kelompok belajar lansia, pembelajaran pada kelompok tersebut meliputi bidang pendidikan, yaitu pendidikan keaksaraan, majlis ta’lim, kesehatan, ekonomi dan lain-lain. Tujuan dari proses pembelajaran yang dijelaskan adalah untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya (Neugarten, 1968 : 28). Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan. Dalam Undang-Undang diatur bahwa Lansia mempunyai kewajiban, yaitu : 1) membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, terutama di lingkungan keluarganya dalam rangka menjaga martabat dan meningkatkan kesejahteraannya, 2) mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada generasi penerus, 3) memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada generasi penerus. (Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia).


(12)

3

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun dari kebijakan undang-undang pemerintah yang dijelaskan di atas, salah satu hak untuk meningkatkan kesejahteraan lansia yaitu pelayanan pendidikan dan pelatihan. Untuk itu, lansia di lembaga penelitian ini yaitu di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar yang beralamat di Desa Chideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat menerapkan pendidikan, khususnya pendidikan keaksaraan dan majlis ta’lim pada kelompok belajar lansia di Lembaga Rumah Belajar, sehingga pelayanan pendidikan untuk lansia terpenuhi. Dalam meningkatkan pembelajaran yang efektif dan berhasil, maka harus dibangun minat dari peserta didik itu sendiri, agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.

Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar mempunyai program-program pendidikan luar sekolah, baik itu yang sudah berjalan maupun sedang berjalan, diantaranya : 1) program pendidikan kesetaraan, 2) pendidikan keaksaraan keluarga, 3) pendidikan anak usia dini (PAUD), 4) KBO, 5) pendidikan kecakapan hidup (life skill) diantaranya ; menjahit, dan pendidikan kecakapan hidup (PKH) bagi Lansia, 6)TBM, dll. Dan program yang masih berjalan sekarang dalam pendidikan kecakapan hidup dan menjadi objek penelitian ini adalah Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill) bagi Lansia yang terdiri dari 20 orang warga belajar yang teridentifikasi, dan penelitian ini lebih menitikberatkan pada pembelajaran dari program tersebut. Jadwal pembelajarannya setiap seminggu dua kali (selasa dan kamis) pada pukul : 15.30 WIB atau sesudah solat ashar, dalam proses pembelajaran ada tutor yang mengajar dengan status sebagai mahasiswa 2-3 orang. Pada kegiatan proses pembelajaran materi yang diajarkan adalah keagamaan/ majlis ta’lim, dan pendidikan keaksaraan mencakup pembelajaran baca iqra.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, serta berdasarkan hasil pengamatan di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar, maka peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan diantaranya yaitu sebagai berikut :


(13)

4

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pengelolaan waktu pembelajaran tidak tepat waktu dan tidak sesuai dengan jadwal pembelajaran yang telah disepakati.

3. Keinginan belajar terhambat, karena keterbatasan waktu dan pekerjaan warga belajar.

4. Proses pembelajaran monoton dan warga belajar tidak diberi kesempatan untuk berpendapat atau berbicara.

5. Minat dari warga belajar dalam proses pembelajaran yang masih rendah.

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti mencoba membatasi dan merumuskan masalah dengan pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca iqra pada kelompok belajar Lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar?. Rumusan masalah dituliskan dalam bentuk :

1. Bagaimana peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca iqra pada kelompok belajar Lansia?

2. Bagaimana proses pembelajaran baca iqra pada kelompok belajar Lansia? 3. Bagaimana minat belajar dalam proses pembelajaran baca iqra pada kelompok

belajar Lansia? C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui data tentang peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca iqra pada kelompok belajar Lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar.

2. Untuk mengetahui data proses pembelajaran baca iqra pada kelompok belajar Lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar. 3. Untuk memperoleh data tentang minat belajar dalam proses pembelajaran baca

iqra pada kelompok belajar Lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar.

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritik


(14)

5

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya dan memperluas pengetahuan dalam mendorong minat belajar pada kelompok belajar, khususnya kelompok belajar lansia.

b. Mengembangkan konsep-konsep tutor dalam menumbuhkan minat belajar lansia.

c. Mengembangkan konsep-konsep mengenai minat masyarakat dalam belajar, khususnya mengenai minat belajar warga belajar lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar (LPPM Rumah Belajar).

2. Secara Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi para praktisi, khususnya pemerintah dalam menyelenggarakan program-program bagi lansia.

b. Penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian yang lebih besar dan memberikan pelayanan nyata tentang minat dalam pembelajaran, khususnya pada kelompok belajar lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar (LPPM Rumah Belajar).

E. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan : Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka : Berisi tentang landasan teori atau konsep-konsep dan gambaran umum mengenai dasar penelitian.

BAB III Metode Penelitian : Berisi tentang lokasi penelitian, subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data mengenai peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca Iqra pada kelompok belajar Lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar (LPPM Rumah Belajar).


(15)

6

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan : Berisi tentang hasil penelitian, pengolahan data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.


(16)

54

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Tujuan penelitian secara umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-masalah pendidikan selain dari itu tujuan penelitian adalah untuk memecahkan suatu masalah. Hal itu dilakukan dengan jalan menyimpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan yang mengarah pada upaya untuk memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan dengan peneitian tersebut.

Ketepatan dalam melakukan suatu penelitian kualitatif sangat tergantung dari metode dan teknik yang digunakan, karena banyaknya perubahan-perubahan yang berskala global serta kentalnya informasi, diperlukan adanya perubahan pendekatan di dalam penelitian dari mono disiplin kepada multi disiplin dalam rangka menyelami masalah sedalam-dalamnya secara holistik dan integral. Untuk itu perlu upaya dilakukan guna mengungkap fakta atau data yang harus berdasarkan pengamatan sistematik atau gejala-gejala empiric dengan mengikuti prosedur yang baku atau menurut Irawan Soehartono (Soehartono, 1995 : 1) dalam karya ilmiah Dadang Yunus bahwa hal ini lebih sering dikenal dengan metode penelitian. A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Adapun lokasi atau tempat dalam penelitian yang dilakukan yaitu di lembaga pendidikan non formal yang beralamat di Kampung Nyingkir Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat dengan nama lembaganya adalah Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar (LPPM Rumah Belajar). Di lembaga ini ada beberapa program baik yang sudah dilaksanakan maupun yang sedang berjalan, salah satu program yang sedang berjalan adalah Pendidikan Kecakapan Hidup Bagi Lansia, dengan kegiatannya mencakup ; 1) pemeriksaan kesehatan bagi lansia, 2) pendidikan keaksaraan, yaitu pembelajaran baca iqra bagi lansia, 3) pembelajaran majlis ta’lim, 4) olah raga (senam lansia), dan 5) rekreasi.

Yang menjadi subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini adalah para warga belajar lansia pada kelompok belajar baca iqra di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar. Mereka adalah para warga lansia yang telah mengikuti program Pendidikan Kecakapan Hidup Bagi Lansia yang berkeinginan untuk


(17)

55

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menindaklanjuti dari program tersebut dan mengembangkan pengetahuan membaca dengan baca iqra agar lebih memahami dan menjadi bekal di hari tua dan bekal di hari kematian kelak. Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam maka responden yang diteliti dibatasi jumlahnya. Nasution (1996 : 11) dalam karya ilmiah Dadang Yunus mengemukakan bahwa penelitian kualitatif umumnya mengambil responden (subjek penelitian) lebih kecil (sedikit) dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian. Berdasarkan pertimbangan di atas dan atas informasi dari pihak penyelenggara atau pengelola di Desa Cihideung maka subjek penelitian yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 3 orang sumber primer, yaitu pengelola, tutor dan warga belajar.

Pemilihan responden secara purposif tersebut dipilih dari responden (warga belajar) yang memiliki kriteria : 1) orang yang dituakan/ dipercaya dalam kelompok belajar, 2) orang yang diembani amanah untuk melakukan kegiatan pembelajaran baca iqra tersebut atau ketua kelompok, 3) rajin dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran baca iqra pada kelompok tersebut. Selain dari alasan tersebut, ketiga responden tersebut dirasakan memiliki pemahaman yang lebih utuh dibandingkan dengan peserta lain.

Selain pemilihan atas dasar kriteria tersebut di atas, pemilihan secara purposif juga didasarkan pada keistimewaan responden dalam hal posisi (kedudukan/ pengaruh) di masyarakat, kemudian termasuk dalam unsur penyelenggara, dimana peneliti beranggapan bahwa pihak penyelenggara mengetahui secara utuh dari awal pelaksanaan kegiatan sampai kegiatan berakhir. Kemudian peneliti mengadakan wawancara dengan salah seorang penyelenggara/ pengelola lembaga, seorang sumber belajar/ tutor dan seorang warga belajar lansia pembelajaran baca iqra

Dari para warga belajar kelompok belajar lansia pada kegiatan pembelajaran baca iqra, peneliti akan menggali data dan informasi tentang pemahaman dan anggapannya pada saat belajar baca iqra, manfaat dari kegiatan belajar baca iqra yang diikuti dan pendapat dari kegiatan pembelajaran baca iqra tersebut di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masayarakat Rumah Belajar, Dari warga belajar data yang akan digali yaitu berhubungan dengan latar belakang/ alasan kenapa mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dan selama proses pembelajaran. Sedangkan dari nara sumber atau tutor informasi data yang diperlukan adalah yang berkaitan dengan data-data pelaksanaan, materi dan hasil evaluasi kegiatan pembelajaran baca iqra.


(18)

56

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah penelitian atau disebut juga desain penelitian dengan pendekatan kualitatif sifatnya tidak kaku, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nasution (1992) dalam karya ilmiah Dadang Yunus (2007:69), yaitu : “Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas oleh sebab itu desain serta fokus penelitian dalam mengalami perubahan, jadi bersifat emergensi”. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Dalam tahap ini peneliti mula-mula menyusun rancangan/ proposal penelitian yang diajukan kepada dewan skripsi. Setelah rancangan disetujui kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Kegiatan selanjutnya yaitu mengurus masalah perizinan, yang dimulai dari lingkungan jurusan, fakultas sampai ke lembaga pemerintahan yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini. Agar mempermudah serta membantu proses pengumpulan data, maka peneliti mempersiapkan perlengkapan penelitian seperti : pedoman wawancara, pedoman observasi, untuk pengelola/ penyelenggara, nara sumber/ tutor, dan responden warga belajar baca iqra dengan bertujuan untuk melengkapi pengumpulan data dari proses penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap penggalian informasi data secara keseluruhan dan mendalam dengan mengenal lebih dekat kepada subyek penelitian, mengadakan pengamatan permulaan terhadap lingkungan kegiatan, kegiatan pembelajaran baca iqra, pembinaan pasca pembelajaran, kemudian diadakan kegiatan partisipasi dengan subyek penelitian dengan melakukan wawancara baik dengan warga belajar, nara sumber/ tutor dan penyelenggara/ pengelola. Pada tahap ini merupakan kegiatan umum dalam pengumpulan data dan melakukan analisis data terhadap hasil pengumpulan data tersebut.

3. Pelaporan

Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut : a. Triangulasi

Yakni pengecekan, pemeriksaan dari data yang telah diperoleh di lapangan terutama untuk memperoleh keabsahan data. Pada tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara warga belajar baca iqra dengan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Patton (Ali Budiyana, 2002) dalam karya ilmiah Dadang Yunus (2007:70) menjelaskan bahwa kegunaan triangulasi adalah untuk


(19)

57

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan orang secara pribadi, hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.

Untuk keperluan triangulasi dan sebagai pelengkap data, maka dipergunakan tenaga informan lain di luar subyek penelitian yaitu subyek yang diduga kuat dapat memberikan data atau informasi tambahan mengenai responden yang diteliti. Jadi jumlah keseluruhan subyek penelitian ditambah dengan informan (triangulasi) yaitu sebanyak 4 orang. Adapun pihak informan yang dimaksud adalah penyelenggara/ pengelola, tutor, warga belajar dan informan (triangulasi) yaitu tokoh masyarakat.

b. Setelah kegiatan triangulasi kemudian dilakukan penyusunan laporan hasil pengumpulan data dan menggandakan laporan yang telah disusun.

C. Metode Penelitian

Metode secara bahasa artinya adalah cara, alat yang dipakai untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu diartikan sebagai pemeriksaan yang teliti atau penyelidikan, sedangkan kata penyelidikan diartikan sebagai pemeriksaan, dan kata menyelidiki berarti memeriksa dengan teliti, mengusul dengan cermat atau menelaah dengan sungguh-sungguh.

Di dalam penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran secara mendalam/ cermat tentang peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca iqra pada kelompok belajar lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan kualitatif ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang objek yang diteliti secara utuh sebagaimana diungkapkan oleh Taylor (1993) dalam Dadang Yunus (2007 : 59) bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Nasution (1992) dalam Dadang Yunus (2007 : 59) mengemukakan bahwa penelitian pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan kerjanya, berinteraksi dengan mereka dan berusaha memahami bahasa serta tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Pada pengertian lain bahwa penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatau penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang


(20)

58

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif, artinya peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.

Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan explanatori. Beberapa penelitian memberikan deskripsi tentang situasi yang kompleks, dan arah bagi penelitian selanjutnya. Penelitian lain memberikan eksplanasi (kejelasan) tentang hubungan antara peristiwa dengan makna terutama menurut persepsi partisipan.

Lincoln dan Guba (1985) dalam buku “Metode Penelitian Pendidikan” oleh Nana Syaodih Sukmadinata (2005 : 60) bahwa melihat penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bersifat naturalistik, bahwa “kenyataan itu berdimensi jamak, peneliti dan yang diteliti bersifat interaktif, tidak bisa dipisahkan, suatu kesatuan terbentuk secara simultan, dan bertimbal-balik, tidak mungkin memisahkan sebab dengan akibat, dan penelitian ini melibatkan nilai-nilai.

Kesesuaian penggunaan pendekatan kualitatif juga didasarkan pada permasalahan dalam penelitian ini dan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1) lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan, 2) menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan responden, 3) lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy J. Molleong, 1998:5 dalam karya ilmiah Dadang Yunus 2007 : 60).

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, karena dengan metode ini akan menggali lebih mendalam mengenai masalah penelitian (deep description) sehingga akan terungkap keunikan dan kekhasan penelitian ini. Penelitian kasus adalah penelitian yang mendalam mengenai kehidupan sosial seperti individu, kelompok, keluarga, lembaga atau masyarakat yang hasilnya merupakan gambaran lengkap dan terorganisasi dengan baik mengenai unit/ yang diteliti tersebut. Hasil penelitian akan merupakan penggambaran (deskripsi) tentang latar belakang, kondisi, karakteristik dari responden dan juga mencakup dalam kegiatan pembelajaran baca iqra antara lain yaitu materi, metode/ teknik, tutor/ nara sumber dan pengelola.


(21)

59

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus tersebut. Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan studi dokumentasi, tetapi semuanya difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.

Kelebihan studi kasus dari studi yang lain adalah bahwa peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh pendapat Suryabrata (1991) dalam karya ilmiah Dadang Yunus (2007 : 60) bahwa tujuan daripada metode studi kasus yaitu untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang, keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Sedangkan tujuan dari studi kasus menurut Kartini Kartono (1990) dalam karya ilmiah Dadang Yunus (2007 : 61) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya faktor-faktor tertentu yang memberikan ciri khas pada tingkah laku sosial yang kompleks dari unit tadi,

2. Untuk memahami relasi antar unit tersebut dengan sekitarnya,

3. Memahami sejarah dari unit sosial tersebut serta memahami relasi dan pengaruh dari faktor-faktor sosial,

4. Berusaha menemukan varietas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap unit sosial D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang pengertian secara garis besar terhadap peristilahan judul penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional ini berguna untuk membatasi tentang pengertian terhadap peristilahan yang dimaksud dalam judul penelitian. Maka untuk menghindari kesimpangan siuran dalam penafsiran istilah, dijelaskan peristilahan sebagai berikut :

1. Peranan dapat didefinisikan sebagai perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai status. (Paul B Harton dan Cester Hunt dalam Yusnanto, 1997;12).

2. Tutor adalah seseorang yang melakukan pembimbingan pembelajaran dan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar.


(22)

60

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Minat dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam diri warga belajar yang menyebabkan warga belajar tersebut tertarik atau menghindar dari berbagai benda, manusia dan kegiatan yang terdapat dalam lingkungannya. (D. Sudjana,2001;207)

4. Warga Belajar adalah setiap anggota masyarakat yang belajar di jalur Pendidikan Luar Sekolah. (D.Sudjana, 2000).

5. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (Undang Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasiona)l.

6. Kelompok Belajar atau Kejar adalah jalur pendidikan nonformal yang difasilitasi oleh Pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak melalui jalur sekolah. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_belajar)

7. Lansia adalah orang yang telah berusia 60 tahun ke atas. ( Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia).

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini yang berperan sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Moleong (1998) dalam karya ilmiah Dadang Yunus (2007 : 65) bahwa : “Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya”. Jadi dalam hal ini peneliti berperan langsung dalam berinteraksi dengan sumber data (sumber informasi) dalam suatu wawancara bebas dan mengamati situasi sosial dan kegiatan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian diperlukan teknik pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Adapun yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data menurut Suharsimi Arikunto (1992) dalam karya ilmiah Dadang Yunus (2007 : 61) adalah : “alat pada waktu peneliti menggunakan suatu teknik pengumpulan data dalam memecahkan masalah penelitian yang berkaitan dengan instrumen yang akan digunakan dalam rangka memperoleh data”.


(23)

61

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam rangka memperoleh data semaksimal mungkin agar tercapai keutuhan yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana terjadinya komunikasi secara verbal antara pewawancara dengan subjek pewawancara. Sejalan dengan pengertian diatas, dapat diperjelas bahwa wawancara atau interview yaitu percakapan Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu (Kartini Kartono, 1990 : 187).

Wawancara yang mendalam dengan responden dilakukan dalam bentuk Tanya jawab dan diskusi yang mengarah pada pemanfaatan hasil pembelajaran baca iqra terhadap bekal ilmu agama di akhirat kelak. Dalam wawancara ini diminta agar responden memberikan informasi sesuai dengan yang dialami, diperbuat atau dirasakan, yang pernah diketahui ataupun dipelajari yang mengarah kepada pemanfaatan pembelajaran baca iqra yang telah diikuti.

Agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka digunakan pedoman wawancara yang merupakan pokok-pokok pertanyaan yang diangkat dari pertanyaan penelitian. Untuk itu pertanyaan dari wawancara yang dilakukan adalah yang mengarah kepada : 1) peran tutor dalam kegiatan pembelajaran baca iqra, 2) keterlibatan peserta atau warga belajar dalam proses pembelajaran, 3) sejauh mana gambaran minat atau keinginan warga belajar dalam kegiatan pembelajaran baca iqra. Pedoman wawancara sebagai alat pengumpul data dalam penerapan dan pengembangan disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan data.

Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk menghindari dan menutupi kelemahan dari salah satu teknik wawancara, maka pedoman wawancara ini peneliti menggunakan secara terpadu yaitu pedoman wawancara yang terstruktur jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan telah disediakan oleh peneliti, dan responden tinggal memilih atau mengkategorikan saja, hal ini memungkinkan jawaban tidak objektif, karena responden merasa terpengaruh atau diarahkan oleh peneliti.

Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dipadukan dengan wawancara yang bersifat terbuka, sehingga responden tidak perlu merasa diarahkan, karena jawaban yang akan diberikan bersifat bebas sesuai dengan keyakinan responden sendiri.


(24)

62

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 1996) dalam karya ilmiah Dadang Yunus (2007 : 63). Adapun tujuan dari observasi adalah selain sebagai eksplorasi (untuk memperkaya atau memperluas pandangan peneliti terhadap suatu masalah) juga untuk mendeskripsikan kehidupan sosial dengan menjaring perilaku individu sebagaimana perilaku itu terjadi dalam kenyataan yang sebenarnya. Dihubungkan dengan penelitian ini, dimaksudkan untuk mengamati secara langsung pembelajaran baca iqra mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan usaha penelaahan terhadap beberapa dokumen (barang-barang tertulis) atau arsip dari kegiatan pembelajaran baca iqra pada kelompok belajar lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar (LPPM Rumah Belajar). Suharsimi Arikunto (2002) dalam karya ilmiah Dadang Yunus (2007 : 64) mengemukakan bahwa “metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.

Penggunaan studi dokumentasi dalam penelitian ini guna melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dan observasi. Cara ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran baca iqra dan hasil dari pembelajaran tersebut.

G. Identitas Informan Penelitian

Responden atau juga dapat disebut dengan subyek penelitian merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam penelitian yaitu untuk mencari jawaban dari pertanyaan penelitian, subyek penelitian dalam penelitian ini sebanyak 3 orang yang pengambilan datanya dilakukan dengan wawancara secara langsung. Subyek penelitian tersebut antara lain adalah satu orang penyelenggara/ pengelola, satu orang tutor pembelajaran baca iqra dan satu orang warga belajar yang dibedakan berdasarkan pada keaktifan dan keikutsertaan secara penuh dalam proses pembelajaran serta daftar hadir tutor yang sering melaporkan hasil pembelajarannya kepada penyelenggara. Adapun data lengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.1


(25)

63

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Nama Usia

(Tahun)

Jabatan Pendidikan terakhir

Kode responden

1 Cucu Sukmana, M.Pd 27 Ketua

pelaksana/ PJ Pendidikan

Lansia

S2 P1

2 Lia Yulia Azizah 23 Tutor

Baca Iqra Pendidikan

Lansia

SMA T1

3. Ibu Endang 60 Warga Belajar

Lansia

SD WB

a. Informan P1

Latar belakang informan berdarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan P1, diperoleh data bahwa beliau sudah berusia 27 tahun, bertempat tinggal di Jalan Kebon Kopi No. 87 Gg. Paraji Cibeureum. Statusnya sudah berkeluarga dan dikarunia seorang anak. P1 merupakan lulusan S2 dari Universitas Pendidikan Indonesia, beliau bekerja sebagai Dosen.

P1 telah bergabung di lembaga Rumah Belajar dari tahun 2004 serta sebagai pendiri dari Rumah Belajar ketika beliau masih menempuh kuliah di S1. P1 sangat berkontribusi terhadap pendirian rumah belajar yang menurutnya bahwa pendidikan akan semakin melekat jika dirasakan langsung melalui aksi dilapangan yaitu dengan mengadakan suatu program bagi masyarakat, termasuk bagi para lansia.

b. Informan T1

Latar belakang informan T1 berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diperoleh data bahwa beliau sudah berusia 23 tahun, bertempat tinggal di Majalengka dan tinggal kos di Jln Negla dekat dengan kampusnya. Statusnya mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia. T1 merupakan lulusan sekolah menengah atas pada tahun 2009 dan masuk perguruan tinggi dengan jalur UM UPI (Ujian Masuk UPI), beliau aktif mengikuti kegiatan atau program-program yang dilaksanakan di Rumah Belajar diantaranya program pendidikan keaksaraan keluarga (PKK), pendidikan Lansia termasuk pembelajaran baca iqra bagi para Lansia, dan beliau diangkat menjadi tutor pada tahun 2010 dan sekarang tutor pembelajaran baca iqra bagi Lansia.

T1 mengikuti program yang dilaksanakan di Rumah Belajar awalnya diajak oleh salah satu pengurus lembaga tersebut untuk membantu diantaranya mengidentifikasi warga belajar, menjadi tutor sementara (membantu) dan akhirnya beliau diangkat menjadi tutor dan di SK


(26)

64

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kan oleh penyelenggara/ pengelola termasuk tutor pada pembelajaran baca iqra bagi Lansia karena dinilai memiliki keterampilan dan kontribusi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Rumah Belajar.

c. Informan WB

WB merupakan warga belajar pada pendidikan Lansia termasuk pembelajaran baca iqra. Berdasarkan data yang diperoleh beliau sudah berumur 60 tahun bertempat tinggal di Kp. Nyingkir Sukabaru RT 02 RW 01 Desa Cihideung Kecamatan Parongpong, beliau pernah bersekolah sampai kelas 2 Sekolah Dasar dan tidak melanjutkan kembali. Statusnya sudah berkeluarga dan dikaruniai tiga orang anak dan dua empat orang cucu. Beliau bekerja sebagai petani atau berkebun.

H. Analisis Data

Menyertai validitas, reliabilitas dan kredibilitas adalah analisis data. Analisis data penelitian kualitatif menyangkut analisis di lapangan maupun setelah data terkumpul serta interpretasi dari fenomena yang ada. Analisis data berkaitan erat dengan satuan dan kategorisasi yang analog dengan variabel dalam penelitian kualitatif. Dari hasil analisis ini kemudian dikembangkan generalisasi dari penelitian yaitu mengangkat fenomena yang teroganisir menjadi suatu kebulatan hasil penelitian kualitatif.

Analisis data dilakukan sesuai dengan ketentuan penelitian kualitatif, yaitu diinterpretasikan dan dianalisis secara terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian. Analisis data merupakan proses mengurutkan dan mengamati secara sistematis transkrip wawancara (interview), catatan lapangan (hasil observasi) dan bahan-bahan yang ditemukan untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diamati dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Dalam hal ini langkah-langkah yang ditempuh yaitu : 1) reduksi data dan 2) mengambil kesimpulan dan verifikasi. Hal ini sejalan dengan menurut pendapat Nasution (1988 : 129) dalam karya ilmiah Dadang Yunus (2007 : 68) bahwa analisis data secara umum mengikuti langkah-langkah berikut yaitu reduksi data dan mengambil kesimpulan dan verifikasi.

Reduksi data yaitu dengan menyingkat data-data ke dalam bentuk laporan yang lebih sistematis sehingga mudah dikendalikan. Data-data tersebut dirangkum, dipilih dan difokuskan pada hal yang penting-penting. Data yang direduksi member gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan lagi.


(27)

65

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengambil kesimpulan dan verifikasi yaitu peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal yang sering timbul dan sebagainya. Jadi dari data yang dikumpulkan dicoba diambil kesimpulan. Kesimpulan di awal pengumpulan data tentu masih meragukan, tetapi dengan adanya data baru, dengan cara mengadakan triangulasi maka kesimpulan itu lebih mendasar.


(28)

96

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran baca iqra di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Pada Kelompok Belajar Lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar pada kelompok belajar lansia yang dilaksanakan di Lembaga Rumah Belajar cukup baik, dikarenakan mempunyai karakteristik yaitu : 1) membimbing, tutor pada saat proses pembelajaran baca iqra melakukan bimbingan terhadap kelompok belajar lansia satu persatu atau seorang seorang untuk membaca iqra, 2) memotivasi, tutor selalu memotivasi kelompok belajar lansia untuk terus belajar pada saat sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung, 3) psikolog, yaitu tutor mampu menguasai sikap dan kebiasaan dari warga belajarnya supaya tidak ada kecanggungan atau komunikasi satu arah. 4) konselor, tutor mampu membantu persoalan individu atau warga belajar lansia dari berbagai persoalan yang dihadapi dalam hidupnya termasuk kesulitan dalam belajar baca iqra.

2. Proses Pembelajaran Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar, bahwa proses pembelajaran pada kegiatan pembelajaran baca iqra kelompok belajar lansia cukup baik, hal ini karena warga belajar lansia mengalami perubahan yang cukup signifikan dari keadaan sebelumnya, yaitu sebelum warga belajar mengikuti pembelajaran baca iqra mereka belum bisa dan mengenal huruf hijaiyah dalam iqra bahkan belum bisa membaca huruf hijaiyah tersebut, dan ketika mengikuti pembelajaran baca iqra selama beberapa pertemuan, mereka mengalami perubahan yang cukup baik yaitu mereka bisa mengenal bahkan sedikit demi sedikit bisa membaca huruf arab hijaiyah dalam iqra, ini berarti perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.

Selanjutnya dalam proses pembelajaran baca iqra di Lembaga Rumah Belajar, tutor menciptakan suasana yang kondusif, pembelajaran berpusat pada siswa atau warga belajar,


(29)

97

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan saling interaksi antara tutor dan warga belajar. Dan pada pembelajaran berlangsung, tutor selalu menciptakan kondisi yang hangat dan nyaman untuk warga belajar lansia dengan tujuan minat atau kenginan warga belajar lansia untuk belajar menjadi lebih baik dan rajin. 3. Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia di Lembaga Pendidikan

dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar minat belajar kelompok belajar lansia pada proses pembelajaran relatif rendah, hal ini dapat dilihat dalam keterlibatan dari warga belajar lansia yang teridentifikasi oleh pihak lembaga yaitu 20 orang/ warga belajar lansia, faktanya pada saat proses pembelajaran baca iqra hanya ada beberapa orang saja warga lansia yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut, hal ini terjadi karena faktor eksternal (lingkungan) yang mempengaruhinya, yaitu jarak dari rumah warga belajar lansia ke lembaga Rumah Belajar relatif jauh sehingga mempengaruhi keinginan atau minat belajar dari warga belajar lansia tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data yang diperoleh dari lapangan terhadap peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca iqra pada kelompok belajar lansia yang dilaksanakan di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Adapun saran yang penulis ajukan adalah :

1. Bagi pihak penyelenggara atau pengelola lembaga, perlu adanya sosialisasi yang lebih meluas dengan tujuan untuk menarik minat masyarakat khususnya masyarakat lanjut usia, ini merupakan langkah awal supaya dalam melakukan kegiatan pembelajaran lebih baik dan masyarakat yang akan mengikuti kegiatan pun lebih banyak pula.

2. Bagi warga belajar, rajin-rajinlah belajar dirumah masing-masing walaupun hanya sedikit dari apa yang ada disekitar kita tanpa harus didampingi oleh tutor lembaga, karena belajar adalah suatu kewajiban bagi kita selaku manusia dari mulai lahir sampai masuk liang lahat/ kematian.

3. Bagi tutor kelompok belajar lansia, lebih ditingkatkan kembali cara penyampaian materi dan metode pembelajarannya pada kelompok belajar lansia agar mereka mau belajar lebih giat lagi dan terus bersemangat mencari ilmu.


(30)

98

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pada proses pembelajaran, diharapkan tutor lebih perhatian dan memberikan motivasi pada warga belajar. Karena kita tahu bahwa masyarakat lanjut usia cenderung rendah semangat dan fisiknya pun lemah.

5. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lanjut usia, pihak penyelenggara lembaga non formal harus lebih memperhatikan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang menjadi potensi untuk dilakukan kegiatan atau program yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat lanjut usia termasuk di daerah Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.


(31)

1

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No 20 (2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional . Undang-undang Nomor 13 (1998) Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 (2004) Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia.

Departemen Kesehatan dalam UU No 23 (1991) Tentang Kesehatan.

Keputusan Presiden Nomor 52 (2004). Tentang Komisi Nasional Lanjut Usia.

Keputusan Presiden Nomor 93 (2005) Tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut Usia.

Sudjana, Djudju. (2001). Pendidikan Luar Sekolah; Wawasan, Sejarah Perkembangan Falsafah, dan Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, (2011) dalam skripsi. Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan Kecakapan dan Pengasuhan Lansia. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.

Tom W. Goad dalam Skripsi Hadyan I (2006:18)

Rochaeni, Eni. (1999). Upaya Kelompok Kerja (POKJA) Bina Lansia Dahlia Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Para Lansia Di Kelurahan Arjuna Kecamatan Cicendo Kota Bandung”. Skripsi pada PLS FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan. Yunus, D. (2007). Dampak Program Pelatihan Kecakapan Hidup (Life skill)

Keterampilan terhadap Perubahan Sikap dan Prilaku Serta Kemandrian Berwirausaha. Skripsi pada PLS FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Asdi Maliasatya.

Syaodih, Nana Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Basleman, A. dan Mappa, S. (2011). Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Suprayogi, Ugi. (2009). Pendidikan Bagi Masyarakat Lanjut Usia. Bandung : RIZQI PRESS.


(32)

2

Cep Irwan S, 2013

Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia Di Lembaga Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Online :

Tersedia (ONLINE) http://herodessolutiontheogeu.blogspot.com/2010/11/konsep-lansia-proses-dan-masalah.html ( di akses 12 November 2012 )

Tersedia (ONLINE) http://id.wikipedia.org/ (di akses 12 November 2012)

Tersedia (ONLINE) http://www.artikata.com/arti-320165-baca.html ( di akses 16 Maret 2013)

Tersedia (ONLINE) (http://www.artikata.com/arti-320165-baca.html) (di akses 16 Maret 2013)

Tersedia (ONLINE) : http://pedoman-skripsi.blogspot.com/2011/07/indikator-minat-belajar.html (di akses 12 Juni 2013)

Tersedia (ONLINE) : http://ekapawitmartiana.blogspot.com/2013/01/peran dan fungsi guru sebagai pendidik html diposkan oleh Eka Prawit Martiana (di akses pada tanggal 26 Juni 2013)


(1)

Cep Irwan S, 2013

data yang dikumpulkan dengan cara mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal yang sering timbul dan sebagainya. Jadi dari data yang dikumpulkan dicoba diambil kesimpulan. Kesimpulan di awal pengumpulan data tentu masih meragukan, tetapi dengan adanya data baru, dengan cara mengadakan triangulasi maka kesimpulan itu lebih mendasar.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran baca iqra di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Peran Tutor Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Pada Kelompok Belajar Lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar pada kelompok belajar lansia yang dilaksanakan di Lembaga Rumah Belajar cukup baik, dikarenakan mempunyai karakteristik yaitu : 1) membimbing, tutor pada saat proses pembelajaran baca iqra melakukan bimbingan terhadap kelompok belajar lansia satu persatu atau seorang seorang untuk membaca iqra, 2) memotivasi, tutor selalu memotivasi kelompok belajar lansia untuk terus belajar pada saat sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung, 3) psikolog, yaitu tutor mampu menguasai sikap dan kebiasaan dari warga belajarnya supaya tidak ada kecanggungan atau komunikasi satu arah. 4) konselor, tutor mampu membantu persoalan individu atau warga belajar lansia dari berbagai persoalan yang dihadapi dalam hidupnya termasuk kesulitan dalam belajar baca iqra.

2. Proses Pembelajaran Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar, bahwa proses pembelajaran pada kegiatan pembelajaran baca iqra kelompok belajar lansia cukup baik, hal ini karena warga belajar lansia mengalami perubahan yang cukup signifikan dari keadaan sebelumnya, yaitu sebelum warga belajar mengikuti pembelajaran baca iqra mereka belum bisa dan mengenal huruf hijaiyah dalam iqra bahkan belum bisa membaca huruf hijaiyah tersebut, dan ketika mengikuti pembelajaran baca iqra selama beberapa pertemuan, mereka mengalami perubahan yang cukup baik yaitu mereka bisa mengenal bahkan sedikit demi sedikit bisa membaca huruf arab hijaiyah dalam iqra, ini berarti perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.

Selanjutnya dalam proses pembelajaran baca iqra di Lembaga Rumah Belajar, tutor menciptakan suasana yang kondusif, pembelajaran berpusat pada siswa atau warga belajar,


(3)

Cep Irwan S, 2013

selalu menciptakan kondisi yang hangat dan nyaman untuk warga belajar lansia dengan tujuan minat atau kenginan warga belajar lansia untuk belajar menjadi lebih baik dan rajin. 3. Minat Belajar Baca Iqra Pada Kelompok Belajar Lansia di Lembaga Pendidikan

dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar

Di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar minat belajar kelompok belajar lansia pada proses pembelajaran relatif rendah, hal ini dapat dilihat dalam keterlibatan dari warga belajar lansia yang teridentifikasi oleh pihak lembaga yaitu 20 orang/ warga belajar lansia, faktanya pada saat proses pembelajaran baca iqra hanya ada beberapa orang saja warga lansia yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut, hal ini terjadi karena faktor eksternal (lingkungan) yang mempengaruhinya, yaitu jarak dari rumah warga belajar lansia ke lembaga Rumah Belajar relatif jauh sehingga mempengaruhi keinginan atau minat belajar dari warga belajar lansia tersebut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data yang diperoleh dari lapangan terhadap peran tutor dalam menumbuhkan minat belajar baca iqra pada kelompok belajar lansia yang dilaksanakan di Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Rumah Belajar Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Adapun saran yang penulis ajukan adalah :

1. Bagi pihak penyelenggara atau pengelola lembaga, perlu adanya sosialisasi yang lebih meluas dengan tujuan untuk menarik minat masyarakat khususnya masyarakat lanjut usia, ini merupakan langkah awal supaya dalam melakukan kegiatan pembelajaran lebih baik dan masyarakat yang akan mengikuti kegiatan pun lebih banyak pula.

2. Bagi warga belajar, rajin-rajinlah belajar dirumah masing-masing walaupun hanya sedikit dari apa yang ada disekitar kita tanpa harus didampingi oleh tutor lembaga, karena belajar adalah suatu kewajiban bagi kita selaku manusia dari mulai lahir sampai masuk liang lahat/ kematian.

3. Bagi tutor kelompok belajar lansia, lebih ditingkatkan kembali cara penyampaian materi dan metode pembelajarannya pada kelompok belajar lansia agar mereka mau belajar lebih giat lagi dan terus bersemangat mencari ilmu.


(4)

4. Pada proses pembelajaran, diharapkan tutor lebih perhatian dan memberikan motivasi pada warga belajar. Karena kita tahu bahwa masyarakat lanjut usia cenderung rendah semangat dan fisiknya pun lemah.

5. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lanjut usia, pihak penyelenggara lembaga non formal harus lebih memperhatikan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang menjadi potensi untuk dilakukan kegiatan atau program yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat lanjut usia termasuk di daerah Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.


(5)

Cep Irwan S, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No 20 (2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional . Undang-undang Nomor 13 (1998) Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 (2004) Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia.

Departemen Kesehatan dalam UU No 23 (1991) Tentang Kesehatan.

Keputusan Presiden Nomor 52 (2004). Tentang Komisi Nasional Lanjut Usia.

Keputusan Presiden Nomor 93 (2005) Tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut Usia.

Sudjana, Djudju. (2001). Pendidikan Luar Sekolah; Wawasan, Sejarah Perkembangan

Falsafah, dan Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, (2011) dalam skripsi. Petunjuk Teknis

Pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggaraan Kecakapan dan Pengasuhan Lansia. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional.

Tom W. Goad dalam Skripsi Hadyan I (2006:18)

Rochaeni, Eni. (1999). Upaya Kelompok Kerja (POKJA) Bina Lansia Dahlia Dalam

Upaya Peningkatan Kesehatan Para Lansia Di Kelurahan Arjuna Kecamatan Cicendo Kota Bandung”. Skripsi pada PLS FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan. Yunus, D. (2007). Dampak Program Pelatihan Kecakapan Hidup (Life skill)

Keterampilan terhadap Perubahan Sikap dan Prilaku Serta Kemandrian Berwirausaha. Skripsi pada PLS FIP UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Asdi Maliasatya.

Syaodih, Nana Sukmadinata. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Basleman, A. dan Mappa, S. (2011). Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Suprayogi, Ugi. (2009). Pendidikan Bagi Masyarakat Lanjut Usia. Bandung : RIZQI PRESS.


(6)

Sumber Online :

Tersedia (ONLINE) http://herodessolutiontheogeu.blogspot.com/2010/11/konsep-lansia-proses-dan-masalah.html ( di akses 12 November 2012 )

Tersedia (ONLINE) http://id.wikipedia.org/ (di akses 12 November 2012)

Tersedia (ONLINE) http://www.artikata.com/arti-320165-baca.html ( di akses 16 Maret 2013)

Tersedia (ONLINE) (http://www.artikata.com/arti-320165-baca.html) (di akses 16 Maret 2013)

Tersedia (ONLINE) : http://pedoman-skripsi.blogspot.com/2011/07/indikator-minat-belajar.html (di akses 12 Juni 2013)

Tersedia (ONLINE) : http://ekapawitmartiana.blogspot.com/2013/01/peran dan fungsi guru sebagai pendidik html diposkan oleh Eka Prawit Martiana (di akses pada tanggal 26 Juni 2013)