PENGARUH HIPERGLIKEMIA TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS PULAU LANGERHANS MENCIT (Mus musculus Linn.) GALUR SWISS ALBINO.
PENGARUHHIPERGLIKEMIATERHADAP
GAMBARANHISTOPATOLOGISPULAULANGERHANS
MENCIT(MusmusculusLinn.)GALURSWISSALBINO
Skripsi
DiajukankeFakultasKedokteran – UniversitasAndalas sebagaipemenuhansalahsatusyaratuntukmendapatkan
gelarSarjanaKedokteran
Oleh:
MUHAMMADFARID
NIM.1010312041
FAKULTASKEDOKTERAN
UNIVERSITASANDALAS
(2)
PENGARUHHIPERGLIKEMIATERHADAPGAMBARAN
HISTOPATOLOGISPULAULANGERHANSMENCIT(MusmusculusLinn.) GALURSWISSALBINO
Skripsi
Oleh:
MUHAMMADFARID
NIM.1010312041
TelahdisetujuiolehPembimbingSkripsi FakultasKedokteranUniversitasAndalas
PembimbingSkripsi
i
Nama Jabatan Tandatangan
Prof.Dr.dr.EryatiDarwin,PA(K) PembimbingI
(3)
PENGARUHHIPERGLIKEMIATERHADAPGAMBARAN
HISTOPATOLOGISPULAULANGERHANSMENCIT(MusmusculusLinn.) GALURSWISSALBINO
Skripsi
Oleh:
MUHAMMADFARID
NIM.1010312041
TelahdipertahankandidepanTimPengujiSkripsi
FakultasKedokteranUniversitasAndalaspadatanggal17Januari2014
TimPengujiSkripsi
Nama Jabatan Tandatangan
dr.HusnilKadri,M.Kes Ketua
(4)
ABSTRACT
THEEFFECTOFHYPERGLYCEMIAONHISTOPATHOLOGICAL
FEATURESOFISLETOFLANGERHANSOFSWISSALBINOMICE
By:
MuhammadFarid
Diabetesmellitusbecomeaserioushealththreatwhichprevalencehavebeen increasingsteadilyallovertheworld.Withalotofdebatabletheoriesandcomplex interactionsofriskfactorsonthedisease,therapeuticapproachofdiabetesstill centeredonpreventivemeasuresanddiagnosiswasmadeentirelyfromthepresence of hyperglycemia. The purpose of this study was to determine the effect of hyperglycemiaonhistopathologicalfeaturesofisletofLangerhansofSwissAlbino mice.
Twentyfour(24)maleSwissAlbinomicedividedintofourgroups:one control group (K) and three treated groups (G1, G2, G3).The treated groups receiveddifferentdosesofglucose(G1=2g/kg,G2=4g/kg,G3=6g/kg)for14days toinducehyperglycemia.After14daysofinduction,micepancreaswereexcised andfixedin Bouin’s solution.Thetissueswereprocessedbyparaffinembeddingto obtainhistopathologicalsectionsandstainedwithhaematoxylin-eosine.
MorphometricanalysisofisletofLangerhansshowedthattheisletareaand diameter were increased in group G1 (48607.13 μm2 and 240713.25 nm,
respectively;p<0.01)butdecreasedingroupG2(5471.42 μm2and81170.83nm,
p<0.01)andG3(4628.07 μm2and74730.86nm,p<0.05).Theisletcellscountwas
increasedingroupG2(210.33±18.66cells/islet,p<0.05)andG3(264.17±75.52 cells/islet,p<0.01).However,therewasnosignificantdifferenceonisletcellscount betweengroupKandgroupG1(p>0.05).Isletdensitywasslightlyincreasedinall treatedgroup(p<0.05)throughmechanismofneogenesis.
The result suggest that hyperglycemia induced by administration of different doses of glucose for 14 days caused significant changes in histopathologicalfeaturesofmicepancreaticislet.
Keywords:hyperglycemia,isletofLangerhans,pancreaticislet,histopathologic features
(5)
ABSTRAK
PENGARUHHIPERGLIKEMIATERHADAPGAMBARAN
HISTOPATOLOGISPULAULANGERHANSMENCIT(Musmusculus
Linn.)GALURSWISSALBINO
Oleh: MuhammadFarid
Diabetes mellitus menjadi ancaman global yang bersifat serius dengan prevalensi yang terus meningkat. Banyaknya teori patogenesis dan perjalanan penyakit yang melibatkan interaksi kompleks banyak faktor menyebabkan pendekatanterapidiabetesmasihberpusatpadatindakanpreventifdandiagnosis diabetes ditegakkan sepenuhnya dari ada atau tidaknya hiperglikemia yang dibuktikandaripemeriksaankadarglukosadarah.Penelitianinibertujuanuntuk mengetahuipengaruhhiperglikemiaterhadapgambaranhistopatologismencitgalur SwissAlbino.
Penelitianinimerupakanpenelitianeksperimentaldenganrancanganposttest onlywithcontrolgroup.Subjekpenelitianadalah24mencitSwissAlbinoyang dibagi dalam empat kelompok: satu kelompokkontrol (K)dan tigakelompok perlakuan (G1, G2, G3). Kelompok perlakuan diinduksi untuk mengalami hiperglikemia melalui pemberian glukosa intraperitoneal dengan dosis berbeda (G1=2g/kgBB,G2=4g/kgBB,G3=6g/kgBB)selama14hari.
LuasdandiameterpulauLangerhansmeningkatpadakelompokG1(p<0.01) namunmenurunpadakelompokG2(p<0.01)danG3(p<0.05).Jumlahselendokrin pulauLangerhansmeningkatpadakelompokG2(p<0.05)danG3(p<0.01).Akan tetapi, tidak ada perbedaan yang bermakna pada jumlah sel endokrin pulau LangerhanspadakelompokKdanG1(p>0.05).DensitaspulauLangerhanssedikit meningkat pada seluruh kelompok perlakuan (p<0.05) melalui mekanisme neogenesis.
Kesimpulanhasilpenelitianiniadalahinduksihiperglikemiayangdilakukan lewatpemberianglukosasecaraintraperitonealdengandosisberbedaselama14 harimenyebabkanperubahanyangsignifikanpadagambaranhistopatologispulau Langerhansmencit.
(6)
KATAPENGANTAR
PujisyukurpenelitiucapkankepadaAllahSWTyangtelahmelimpahkan rahmatdankarunia-Nyasehinggapenelitidapatmenyelesaikanskripsiinidengan judul “Pengaruh HiperglikemiaTerhadap Gambaran Histopatologis Pulau
LangerhansMencit(MusmusculusLinn.)GalurSwissAlbino” sebagaisalah
satusyaratuntukmendapatkangelarSarjanaKedokterandiFakultasKedokteran UniversitasAndalas. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan atas junjungankitaNabiMuhammadSAW.
Penelitimenyadariskripsiinimasihjauhdarisempurnadanberbagaipihak, baiksecaralangsungmaupuntidaklangsung,turutterlibatdalampenulisanskripsi ini.Olehkarenaitu,padakesempataninipenelitimengucapkanterimakasihyang setulus-tulusnyapadaIbuProf.Dr.dr.EryatiDarwin,PA(K)selakupembimbingI danIbuProf.Dr.dr.DelmiSulasti,M.S.,Sp.GKselakupembimbingIIyangtelah berkenanmemberikanbimbingansertabanyakmemberikankontribusipemikiran, petunjuk,bantuan,danmotivasikepadapenelitidalampenyusunanskripsiini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya peneliti ucapkankepada:
1. DekanFakultasKedokteranUniversitasAndalasBapakDr.dr.Masrul,M.Sc., Sp.GK.
2. WakilDekanIIbudr.RinaGustia,Sp.KK,WakilDekanIIBapakdr.Fachzi Fitri,Sp.THT-KL,M.A.R.S,danWakilDekanIIIBapakdr.M.Hidayat,Sp.M. 3. Bapakdr.HusnilKadri,M.Kes,Ibudr.MalindaMeinapuri,M.Si.Med,dan
BapakDrs.JulizarNazar,M.Kes,Apt.selakupenguji.
(7)
4. Ibudr.HennyMulyani,M.Biomed,Sp.PAatasbantuandanbimbingannya dalampelaksanaanpenelitiandilaboratoriumPatologiAnatomiFKUNAND. 5. Ibu Epi, Bang Edi, Kak Rani, serta seluruh staf Sentra Diagnostik –
Laboratorium Patologi Anatomi FK UNAND atas bantuannya dalam pelaksanaanpenelitian.
6. SeluruhjajaranstafpengajarFKUNAND;pembukacakrawalabaruilmu pengetahuanyanginspiratifbagipeneliti.
7. KeluargaBesarByPass8tercinta:Papa,Mama,UdaAdel,danHafiz,yang selaludenganikhlas mendo’akan danmemberikandukungankepadapeneliti. 8. ZakiFarhan,AnishaFazlisia,ElsiWineri,MuhamadFakhri,ReginaIvanovna,
Kurnia Maidarmi Handayani, dan sahabat-sahabat terdekat lainnya atas kontribusipemikirandanbantuannyadalampelaksanaanpenelitian.
9. Rekan-rekanseperjuangan – Angkatan2010PendidikanDokterFKUNAND. 10. Semuapihakyangtelahdenganikhlasmembantudantidakdapatpeneliti
sebutkansatu-persatu.
Akhir kata, peneliti berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan seluruh pihak yang turut membantu. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangandanmanfaatkepadailmupengetahuan,masyarakat,danpenelitilainnya.
Padang,10Januari2014
(8)
DAFTARISI
Halaman
Abstract iii
Abstrak iv
KataPengantar v
DaftarIsi vii
DaftarTabel x
DaftarGambar xi
DaftarSingkatan xii
BABI PENDAHULUAN 1
1.1 LatarBelakang 1
1.2 RumusanMasalah 5
1.3 TujuanPenelitian 6
1.4 ManfaatPenelitian 6
BABII TINJAUANPUSTAKA 8
2.1 DiabetesMellitus 8
2.1.1Definisi 8
2.1.2Klasifikasi 8
2.1.3Epidemiologi 11
2.1.4EtiologidanFaktorRisiko 11
2.1.5Patogenesis 14
2.1.5.1 PatogenesisDiabetesMellitusTipe1 14 2.1.5.2 PatogenesisDiabetesMellitusTipe2 17
(9)
2.1.6Diagnosis 19
2.2 PulauLangerhans 22
2.2.1StrukturNormal 22
2.2.2MekanismeSekresidanRegulasiSekresiInsulin 26 2.2.3GlukotoksisitasdanMekanismeStressOksidatif 28 2.2.4StrukturPulauLangerhanspadaDiabetes
Mellitus 30
2.2.4.1 StrukturPulauLangerhanspadaDiabetes
MellitusTipe1 30
2.2.4.2 StrukturPulauLangerhanspadaDiabetes
MellitusTipe2 31
BABIII KERANGKAKONSEPTUALDANHIPOTESIS
PENELITIAN 32
3.1 KerangkaKonseptual 32
3.2 HipotesisPenelitian 33
BABIV METODEPENELITIAN 34
4.1 JenisPenelitian 34
4.2 LokasidanWaktuPenelitian 35
4.3 PopulasidanSampelPenelitian 36
4.4 VariabelPenelitian 38
4.5 BahanPenelitian 40
4.6 InstrumenPenelitian 41
(10)
BABV HASILPENELITIAN 49 5.1 JumlahSelEndokrinPulauLangerhans 49
5.2 LuasPulauLangerhans 51
5.3 DiameterPulauLangerhans 53
5.4 DensitasPulauLangerhans 55
5.5 GambaranHistopatologisPulauLangerhans 57
BABVI PEMBAHASAN 59
6.1 GambaranHistopatologisPulauLangerhansMencit
yangTidakDiinduksiHiperglikemia 59 6.2 GambaranHistopatologisPulauLangerhansMencit
yangDiinduksiHiperglikemia 60
6.3 PerbedaanGambaranHistopatologisPulauLangerhans MencityangTidakDiinduksiHiperglikemiadengan
MencityangDiinduksiHiperglikemia 61 6.4 PerbedaanGambaranHistopatologisPulauLangerhans
MencityangDiinduksiHiperglikemiadenganBerbagai
Dosis 62
6.5 KeterbatasanPenelitian 65
BABVII PENUTUP 68
7.1 Kesimpulan 68
7.2 Saran 68
DAFTARPUSTAKA 70
LAMPIRAN 75
(11)
DAFTARTABEL
Halaman Tabel5.1 ReratajumlahselendokrinpulauLangerhanspada
masing-masingkelompok 50
Tabel5.2 PerbedaanjumlahselendokrinpulauLangerhanspada
masing-masingkelompok 51
Tabel5.3 RerataluaspulauLangerhanspadamasing-masing
kelompok 52
Tabel5.4 PerbedaanluaspulauLangerhanspadamasing-masing
kelompok 52
Tabel5.5 ReratadiameterpulauLangerhanspadamasing-masing
kelompok 54
Tabel5.6 PerbedaandiameterpulauLangerhanspadamasing-masing
kelompok 54
Tabel5.7 ReratadensitaspulauLangerhanspadamasing-masing
kelompok 56
Tabel5.8 PerbedaandensitaspulauLangerhanspadamasing-masing
(12)
DAFTARGAMBAR
Halaman Gambar2.1 Mekanismedestruksisel pulauLangerhanspada
diabetesmellitustipe1 16
Gambar2.2 Tahapandiagnosisdiabetesmellitusdankelainanstatus
toleransiglukosa 21
Gambar2.3 Mikrostrukturdanmekanismekontrolfungsipankreas
endokrin 23
Gambar2.4 Interaksikanalion,reseptor,danmekanismepersinyalan
dalamregulasisekresiinsulin 28
Gambar2.5 Mekanismeinduksistressoksidatifakibatglukotoksisitas 30
Gambar4.1 Rencanakerjadanperlakuan 34
Gambar5.1 ReratajumlahselendokrinpulauLangerhans 49
Gambar5.2 RerataluaspulauLangerhans 51
Gambar5.3 ReratadiameterpulauLangerhans 53 Gambar5.4 ReratadensitaspulauLangerhans 55 Gambar5.5 GambaranhistopatologispulauLangerhans 57
(13)
DAFTARSINGKATAN
ADA =AmericanDiabetesAssociation ADP =AdenosineDiphosphate
AIR =AcuteInsulinResponse APC =AntigenPresentingCells ATP =AdenosineTriphosphate
BB =BeratBadan
DM =DiabetesMellitus
DMT1 =DiabetesMellitusTipe1 DMT2 =DiabetesMellitusTipe2 DMTL =DiabetesMellitusTipeLain
EPAC =guanineExchangeProteinActivatedbycAMP ER =EndoplasmicReticulum
GAD =GlutamicAcidDecarboxylase GDPT =GulaDarahPuasaTerganggu
GIP =Glucose-dependentInsulinotropicPeptide GLP =Glucagon-LikePeptide
GLUT =GlucoseTransporter
GSIS =Glucose-StimulatedInsulinSecretion HLA =HumanLeukocyteAntigen
IA =IsletAntigen
(14)
IFN =Interferon
IIA =IntraIsletAmyloid
IL =Interleukin
KemenkesRI =KementerianKesehatanRepublikIndonesia LSD =LeastSignificantDifference
MHC =MajorHistocompatibilityComplex NaCl =NatriumChloride(natriumklorida)
NK =NaturalKiller
NO =NitricOxyde
PACAP =PituitaryAdenylateCyclase-ActivatingPolypeptide PERKENI =PerkumpulanEndokrinologiIndonesia
PP =PancreaticPolypeptide
PPAR =PeroxisomeProliferator-ActivatedReceptor
RAK =RancanganAcakKelompok
ROS =ReactiveOxygenSpecies RyaR =RyanodineReceptors
SD =StandardDeviation,StandarDeviasi
SERCA =Sarcoplasmic/EndoplasmicReticulumCalciumATPases SKRT =SurveiKesehatanRumahTangga
TGT =ToleransiGlukosaTerganggu TNF =TumorNecrosisFactor TTGO =TesToleransiGlukosaOral WHO =WorldHealthOrganization
ZnT =ZincTransporter
(15)
BABI PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Diabetesmellitus(DM)merupakansuatukondisiyangterutamaditandaioleh keadaan hiperglikemia kronis yang dapat meningkatkan risiko kerusakan mikrovaskuler. Kondisi hiperglikemik pada penderita diabetes mellitus terjadi akibatkelainanpadasekresiinsulin,kerjainsulin,ataukombinasikeduanya(Kahn, 2003).Diabetesdiasosiasikandenganpenurunanangkaharapanhidup,peningkatan morbiditasakibatkomplikasimikrovaskuler(retinopati,nefropati,danneuropati), peningkatanrisikokomplikasimakrovaskular(penyakitjantungiskemik,stroke, danpenyakitvaskulerperifer),sertakualitashidupyangrendah(WorldHealth Organization [WHO] dan International Diabetes Federation [IDF], 2006). Berdasarkanetiologinya,WHO(1998)mengklasifikasikandiabetesmellitusdalam 4kelompok,yaitudiabetesmellitustipe1(DMT1),diabetesmellitustipe2(DMT2), diabetesmellitustipelain,dandiabetesgestasional.
Diabetesmellitusmerupakanancamanglobalyangbersifatserius.Selain peningkatanrisikokomplikasi,diabetesjugaakanmeningkatkanbebanindividual danmasyarakat,mengurangiproduktivitas,danmenurunkanmodalitassosial.Pada akhirabadke-20,pandemidiabetesdiduniadiperkirakanmencapai151jutajiwa, danterdistribusiluaspadanegara-negaramajudanberkembang(Engelgauetal., 2003).Selainitu,IDF(2011)menyatakanbahwa366jutaorangdiduniamenderita diabetesmellituspadatahun2011dandiproyeksikanakanmeningkatmenjadi552 jutajiwapadatahun2030.
(16)
Indonesiamerupakannegarakesepuluhdenganjumlahpenderitadiabetes mellitusterbanyakdiduniapadatahun2011.Prevalensipenderitadiabetesmellitus daritahunketahunterusmeningkat.Padatahun1995,prevalensidiabetesmellitus diIndonesiaberadadalamkisaran1,2persendanmeningkatmenjadi14,7%pada tahun 2003 (Rahmawati et al., 2009). Hasil Survei Kesehatan RumahTangga (SKRT)menunjukkanpeningkatanprevalensidiabetesdari7,5%padatahun2001 menjadi10,4persenpadatahun2004.AdapunsurveiyangdilakukanolehBadan PusatStatistik(BPS)padatahun2003menunjukkan bahwaprevalensidiabetes telahmencapai14,7%diperkotaandan7,2%dipedesaan(KementerianKesehatan RepublikIndonesia[KemenkesRI],2008).
Diabetesmellitusmerupakansalahsatupenyakityanghinggasaatinibelum memilikipendekatanterapiyangsempurnaakibatluasnyavariabilitaspenyebab diabetesdanbanyaknyakomplikasiyangterjadipadapenderitadiabetesmellitus (Zhang et al., 2009). Diabetes mellitus melibatkan banyak interaksi kompleks faktorgenetikdanfaktorlingkungandalamperjalananpenyakitnya.Selainitu, banyaknyateoripatogenesisdanbelumadanyapemahamanyangtepatterhadap prosesperjalananpenyakitdiabetesmellitusmenyebabkandiabetesmellitusmasih dianggapsebagaisuatupenyakitmetabolikyangbersifatirreversibeldanterapi diabetes mellitus masih berpusat pada tindakan preventif berupa pengontrolan kadarglukosadarah.
Diagnosis diabetes ditegakkan sepenuhnya atas ada atau tidaknya hiperglikemia kronis yang dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium kadar glukosadarahdangambaranklinispasien.Hiperglikemiadidefinisikansebagai suatupeningkatankadarglukosadarahpuasamelebihi126mg/dL(7mmol/L)atau
(17)
kadarglukosadarahsewaktumelebihi200mg/dL(11,1mmol/L;Umpierrezetal., 2002). Pada keadaan puasa, hiperglikemia berhubungan langsung dengan peningkatanproduksiglukosaolehhepar.Padakeadaanpostprandialataupatologis seperti diabetes mellitus, peningkatan glukosa darah terjadi akibat kombinasi penekananoutputglukosayangtidakmencukupidankelainanstimulasiinsulin terhadappembuanganglukosa(glucosedisposal)olehjaringantarget,terutamaotot rangka.Ketikatelahterjadipeningkatanambangmaksimumtransporglukosadi ginjal, glikosuria akan membatasi, walaupun tidak mencegah, terjadinya hiperglikemialebihlanjut(Inzucchietal.,2012).
Kadarglukosadarahmerupakandeterminanutamaregulasifungsidanmassa sel pulauLangerhans.Peningkatankadarglukosadarahdalambatasfisiologis akan meningkatkan sekresi insulin dan mekanisme persinyalan lain yang menguntungkanbagitubuh.Insulin,suatuhormonpeptidaanabolik,disekresikan oleh sel pulau Langerhans pankreas. Insulin mempertahankan homeostasis glukosa, mengatur metabolisme nutrien, dan memiliki efek meningkatkan pertumbuhan (growth-promoting) melalui kerjanya pada reseptor insulin yang tersebar luas di seluruh tubuh, terutama pada sel-sel hepar, otot, dan jaringan adiposa. Hiperglikemia yang berlangsung kronis mengakibatkan timbulnya glukotoksisitas pada sel-sel pulau Langerhans. Glukotoksisitas akan menyebabkandisfungsidanperubahanmassasel (Chang-Chenetal.,2008), sehingga terjadi penurunan sekresi insulin oleh sel . Abnormalitas pada mekanisme sekresi insulin yang terjadi akan menyebabkan penurunan intake glukosa ke dalam sel dan peningkatan kadar glukosa darah sehingga muncul keadaanhiperglikemialebihlanjut.
(18)
Perubahan signifikan struktur histologis pulau Langerhans pankreas, terutamapadapopulasisel , merupakansalahsatugambaranpatologisyangkhas dan sering ditemukan pada pasien dan hewan model diabetes mellitus. Pulau Langerhansmerupakansuatumassajaringanendokrinberbentuksepertiteluryang terdapat diantara jaringan-jaringan eksokrin pankreas (Mescher, 2010). Pada keadaannormal,adasekitarsatujutapulauLangerhansyangtersebarsecaraacak dipankreasmanusia.UkuranpulauLangerhanssangatbervariasidanbiasanya memilikidiameter100–200 μm. Berdasarkanurutanmassaseldanjumlahselnya, jenis-jenisselpadapulauLangerhansadalahsel (menyekresikaninsulin,70– 80%), sel α (menyekresikan glukagon, 15–20%), sel /sel PP(menyekresikan pancreaticpolypeptide,15–20%),sel (menyekresikansomatostatin,5–10%),dan sel (menyekresikanghrelin,1%;Wierupetal.,2002). PadaDMtipe1,terjadi pseudoatrofipulauLangerhansakibatdestruksiselektifpadasel sementara sel-selpulauLangerhanslainnyatetapnormal.Selainitu,lesipulauLangerhansyang tampak ketika dilakukan pemeriksaan jaringan pankreas bersifat heterogen (JamesondanDeGroot,2010).Dalamsediaanyangsama,pulauLangerhansyang normaldapatditemukanbersamaandenganpulauLangerhanspseudoatrofiktanpa infiltrasi atau dengan infiltrasi makrofag dan limfosit (Melmed et al., 2011). BerbedadenganpadaDMtipe1,informasiyangdidapatkanmengenaiperubahan histopatologispulauLangerhanspankreaspadapenderitaDMtipe2sangatsedikit dantidakterlaludiperhatikansebagaikriteriadiagnostikkarenapemeriksaannya bersifatinvasifdanbiasanyadilakukanpostmortem.Perubahaninididugaterjadi akibatglukotoksisitasakibathiperglikemiakronispadasel pulauLangerhans. Nugentetal.(2008)melaporkanbahwaDMtipe2tahapakhirditandaidengan
(19)
penurunanmassasel , deposisiintra-isletamyloid(IIA),dandeposisilemakdalam pulauLangerhans.
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruhhiperglikemiaterhadapgambaranhistopatologispulauLangerhanspada penderita diabetes mellitus dan perannya dalam patogenesis diabetes mellitus. Penelitian ini akan dilakukan pada mencit (Mus musculus), karena karakter fisiologis dan genetiknya yang diketahui mirip dengan manusia serta mudah dipelihara. Hiperglikemia akan diinduksi melalui pemberian glukosa secara intraperitonealsesuaipenelitianyangdilakukanolehAkiravetal.(2011),dimana didapatkanperubahansignifikanvaskularisasipulauLangerhansdanproliferasisel
pulauLangerhanspankreasdenganpemberianglukosaintraperitonealsebanyak 4gram/kgberatbadan(BB),danditambahdenganpemberianglukosasecaraad libitumpadaairminumhewancoba.Dosisdivariasikandalamtigadosisberbeda (2gram/kgBB,4gram/kgBB,dan6gram/kgBB)untukmengetahuiperbedaan pengaruh hiperglikemia yang ditimbulkan oleh tiap dosis terhadap gambaran histopatologis pulau Langerhans hewan coba. Pemeriksaan histopatologis akan dilakukandenganmenilaijumlahselendokrin,luas,diameter,dandensitaspulau Langerhanspadajaringanpankreas.
1.2. RumusanMasalah
Berdasarkanuraiandalamlatarbelakangmasalahdiatas,dapatdirumuskan rumusanmasalahpenelitiansebagaiberikut:
1.apakahterdapatpengaruhhiperglikemiaterhadapgambaranhistopatologis pulauLangerhanspadamencit?
(20)
2.apakah terdapat perbedaan gambaran histopatologis pulau Langerhans padamencityangdiinduksihiperglikemiadenganmencitnormal?
1.3. TujuanPenelitian
1.3.1.TujuanUmum
Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuipengaruhhiperglikemia terhadapgambaranhistopatologispulauLangerhanspadamencit.
1.3.2.TujuanKhusus
1.Mengetahui gambaran histopatologis (jumlah sel endokrin, luas, diameter,dandensitas)pulauLangerhanspadamencityangtidak diinduksihiperglikemia.
2.Mengetahui gambaran histopatologis (jumlah sel endokrin, luas, diameter, dan densitas) pulau Langerhans pada mencit yang diinduksihiperglikemia.
3.Mengetahui perbedaan gambaran histopatologis (jumlah sel endokrin, luas, diameter, dan densitas) pulau Langerhans pada mencit yang tidak diinduksi hiperglikemia dan mencit yang diinduksihiperglikemia.
4.Mengetahui perbedaan gambaran histopatologis (jumlah sel endokrin, luas, diameter, dan densitas) pulau Langerhans pada mencityangdiinduksihiperglikemiapadaberbagaidosis.
1.4. ManfaatPenelitian
1. Memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai pengaruh hiperglikemia terhadap gambaran histopatologis pulau Langerhans padamencit.
(21)
2. Dapatdijadikansebagaidasardatabagipenelitilainuntukmelakukan penelitianlebihlanjutmengenaidiabetes.
(1)
Indonesiamerupakannegarakesepuluhdenganjumlahpenderitadiabetes
mellitusterbanyakdiduniapadatahun2011.Prevalensipenderitadiabetesmellitus
daritahunketahunterusmeningkat.Padatahun1995,prevalensidiabetesmellitus
diIndonesiaberadadalamkisaran1,2persendanmeningkatmenjadi14,7%pada
tahun 2003 (Rahmawati et al., 2009). Hasil Survei Kesehatan RumahTangga
(SKRT)menunjukkanpeningkatanprevalensidiabetesdari7,5%padatahun2001
menjadi10,4persenpadatahun2004.AdapunsurveiyangdilakukanolehBadan
PusatStatistik(BPS)padatahun2003menunjukkan bahwaprevalensidiabetes
telahmencapai14,7%diperkotaandan7,2%dipedesaan(KementerianKesehatan
RepublikIndonesia[KemenkesRI],2008).
Diabetesmellitusmerupakansalahsatupenyakityanghinggasaatinibelum
memilikipendekatanterapiyangsempurnaakibatluasnyavariabilitaspenyebab
diabetesdanbanyaknyakomplikasiyangterjadipadapenderitadiabetesmellitus
(Zhang et al., 2009). Diabetes mellitus melibatkan banyak interaksi kompleks
faktorgenetikdanfaktorlingkungandalamperjalananpenyakitnya.Selainitu,
banyaknyateoripatogenesisdanbelumadanyapemahamanyangtepatterhadap
prosesperjalananpenyakitdiabetesmellitusmenyebabkandiabetesmellitusmasih
dianggapsebagaisuatupenyakitmetabolikyangbersifatirreversibeldanterapi
diabetes mellitus masih berpusat pada tindakan preventif berupa pengontrolan
kadarglukosadarah.
Diagnosis diabetes ditegakkan sepenuhnya atas ada atau tidaknya hiperglikemia kronis yang dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium kadar
glukosadarahdangambaranklinispasien.Hiperglikemiadidefinisikansebagai
(2)
kadarglukosadarahsewaktumelebihi200mg/dL(11,1mmol/L;Umpierrezetal., 2002). Pada keadaan puasa, hiperglikemia berhubungan langsung dengan
peningkatanproduksiglukosaolehhepar.Padakeadaanpostprandialataupatologis
seperti diabetes mellitus, peningkatan glukosa darah terjadi akibat kombinasi
penekananoutputglukosayangtidakmencukupidankelainanstimulasiinsulin
terhadappembuanganglukosa(glucosedisposal)olehjaringantarget,terutamaotot
rangka.Ketikatelahterjadipeningkatanambangmaksimumtransporglukosadi
ginjal, glikosuria akan membatasi, walaupun tidak mencegah, terjadinya
hiperglikemialebihlanjut(Inzucchietal.,2012).
Kadarglukosadarahmerupakandeterminanutamaregulasifungsidanmassa
sel pulauLangerhans.Peningkatankadarglukosadarahdalambatasfisiologis
akan meningkatkan sekresi insulin dan mekanisme persinyalan lain yang
menguntungkanbagitubuh.Insulin,suatuhormonpeptidaanabolik,disekresikan
oleh sel pulau Langerhans pankreas. Insulin mempertahankan homeostasis glukosa, mengatur metabolisme nutrien, dan memiliki efek meningkatkan pertumbuhan (growth-promoting) melalui kerjanya pada reseptor insulin yang tersebar luas di seluruh tubuh, terutama pada sel-sel hepar, otot, dan jaringan
adiposa. Hiperglikemia yang berlangsung kronis mengakibatkan timbulnya
glukotoksisitas pada sel-sel pulau Langerhans. Glukotoksisitas akan
menyebabkandisfungsidanperubahanmassasel (Chang-Chenetal.,2008),
sehingga terjadi penurunan sekresi insulin oleh sel . Abnormalitas pada mekanisme sekresi insulin yang terjadi akan menyebabkan penurunan intake glukosa ke dalam sel dan peningkatan kadar glukosa darah sehingga muncul
(3)
Perubahan signifikan struktur histologis pulau Langerhans pankreas,
terutamapadapopulasisel ,merupakansalahsatugambaranpatologisyangkhas
dan sering ditemukan pada pasien dan hewan model diabetes mellitus. Pulau
Langerhansmerupakansuatumassajaringanendokrinberbentuksepertiteluryang
terdapat diantara jaringan-jaringan eksokrin pankreas (Mescher, 2010). Pada
keadaannormal,adasekitarsatujutapulauLangerhansyangtersebarsecaraacak
dipankreasmanusia.UkuranpulauLangerhanssangatbervariasidanbiasanya
memilikidiameter100–200μm.Berdasarkanurutanmassaseldanjumlahselnya,
jenis-jenisselpadapulauLangerhansadalahsel (menyekresikaninsulin,70–
80%), sel α (menyekresikan glukagon, 15–20%), sel /sel PP(menyekresikan pancreaticpolypeptide,15–20%),sel (menyekresikansomatostatin,5–10%),dan
sel (menyekresikanghrelin,1%;Wierupetal.,2002). PadaDMtipe1,terjadi
pseudoatrofipulauLangerhansakibatdestruksiselektifpadasel sementara
sel-selpulauLangerhanslainnyatetapnormal.Selainitu,lesipulauLangerhansyang
tampak ketika dilakukan pemeriksaan jaringan pankreas bersifat heterogen
(JamesondanDeGroot,2010).Dalamsediaanyangsama,pulauLangerhansyang
normaldapatditemukanbersamaandenganpulauLangerhanspseudoatrofiktanpa
infiltrasi atau dengan infiltrasi makrofag dan limfosit (Melmed et al., 2011).
BerbedadenganpadaDMtipe1,informasiyangdidapatkanmengenaiperubahan
histopatologispulauLangerhanspankreaspadapenderitaDMtipe2sangatsedikit
dantidakterlaludiperhatikansebagaikriteriadiagnostikkarenapemeriksaannya
bersifatinvasifdanbiasanyadilakukanpostmortem.Perubahaninididugaterjadi
akibatglukotoksisitasakibathiperglikemiakronispadasel pulauLangerhans.
(4)
penurunanmassasel ,deposisiintra-isletamyloid(IIA),dandeposisilemakdalam
pulauLangerhans.
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruhhiperglikemiaterhadapgambaranhistopatologispulauLangerhanspada
penderita diabetes mellitus dan perannya dalam patogenesis diabetes mellitus. Penelitian ini akan dilakukan pada mencit (Mus musculus), karena karakter fisiologis dan genetiknya yang diketahui mirip dengan manusia serta mudah dipelihara. Hiperglikemia akan diinduksi melalui pemberian glukosa secara
intraperitonealsesuaipenelitianyangdilakukanolehAkiravetal.(2011),dimana
didapatkanperubahansignifikanvaskularisasipulauLangerhansdanproliferasisel
pulauLangerhanspankreasdenganpemberianglukosaintraperitonealsebanyak
4gram/kgberatbadan(BB),danditambahdenganpemberianglukosasecaraad
libitumpadaairminumhewancoba.Dosisdivariasikandalamtigadosisberbeda
(2gram/kgBB,4gram/kgBB,dan6gram/kgBB)untukmengetahuiperbedaan
pengaruh hiperglikemia yang ditimbulkan oleh tiap dosis terhadap gambaran histopatologis pulau Langerhans hewan coba. Pemeriksaan histopatologis akan
dilakukandenganmenilaijumlahselendokrin,luas,diameter,dandensitaspulau
Langerhanspadajaringanpankreas.
1.2. RumusanMasalah
Berdasarkanuraiandalamlatarbelakangmasalahdiatas,dapatdirumuskan
rumusanmasalahpenelitiansebagaiberikut:
1.apakahterdapatpengaruhhiperglikemiaterhadapgambaranhistopatologis
(5)
2.apakah terdapat perbedaan gambaran histopatologis pulau Langerhans
padamencityangdiinduksihiperglikemiadenganmencitnormal?
1.3. TujuanPenelitian
1.3.1.TujuanUmum
Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuipengaruhhiperglikemia
terhadapgambaranhistopatologispulauLangerhanspadamencit.
1.3.2.TujuanKhusus
1.Mengetahui gambaran histopatologis (jumlah sel endokrin, luas,
diameter,dandensitas)pulauLangerhanspadamencityangtidak
diinduksihiperglikemia.
2.Mengetahui gambaran histopatologis (jumlah sel endokrin, luas, diameter, dan densitas) pulau Langerhans pada mencit yang
diinduksihiperglikemia.
3.Mengetahui perbedaan gambaran histopatologis (jumlah sel endokrin, luas, diameter, dan densitas) pulau Langerhans pada mencit yang tidak diinduksi hiperglikemia dan mencit yang
diinduksihiperglikemia.
4.Mengetahui perbedaan gambaran histopatologis (jumlah sel endokrin, luas, diameter, dan densitas) pulau Langerhans pada
mencityangdiinduksihiperglikemiapadaberbagaidosis.
1.4. ManfaatPenelitian
1. Memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai pengaruh
hiperglikemia terhadap gambaran histopatologis pulau Langerhans
(6)
2. Dapatdijadikansebagaidasardatabagipenelitilainuntukmelakukan