PENGARUH SISTEM PENGAWASAN PENDIDIKAN MELALUI PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN YANG DILAKUKAN PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KUALITAS KINERJA GURU SEKOLAH DASAR : Studi Analisis pada Kecamatan Ciamis, Kecamatan Cisaga dan Kecamatan Padaherang Kabupa

PENGARUH SISTEM PENGAWASAN PENDIDIKAN
MELALUI PELAKSANAAN SUPERVISI
PENGAJARAN YANG DILAKUKAN PENGAWAS
DAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KUALITAS
KINERJA GURU SEKOLAH DASAR

( Studi Analisis pada Kecamatan Ciamis, Kecamatan
Cisaga dan Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH:
TITI WINARTI
NIM:009599

PROGRAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbin;

Prof. Dr. H. Tb. Abi

Makmun, MA

NIP.

Pembimbing I!

Prof. Drs. m. Aas Syaefuddin, MA
NIP.130282061

DISETUJUI DAN DISAHKAN


KETUA PROGRAM STUDI ADMINTSTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Prof. Dr. H. Tb. Abirf
NIP

in Makmun, MA

Sesungguhnya Allah selalu mengawasi
segala perbuatan yang kita lakukan
"Dan Allah Maha meiihat apa

yang kamu kerjakan"
(Al Qur'an Surat An-Nur 41)

ABSTRAK


Titi Winarti, 2002, Permasalahan

bagaimana

"Pengaruh

Sistem

yang

Pengawasan

diteliti

Pendidikan

yaitu

Melalui


Pelaksanaan Supervisi Pengajaran Yang Dilakukan Pengawas dan

Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Kinerja Guru Sekolah Dasar (Studi
Analisis pada Kecamatan Ciamis, Kecamatan Cisaga dan Kecamatan
Padaherang Kabupaten Ciamis)".

Kepala Sekolah sebagai atasan langsung guru mutlak hams
melaksanakan pengawasan atasan langsung/melekat. Begitu pula dengan

pengawas TK,SD, sebagai pejabat fungsional mutlak melaksanakan
pengawasan fungsional. Pengawasan terhadap penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar (KBM) hendaknya menaruh perhatian yang
utama kepada peningkatan kemampuan profesional guru atau kualitas
kinerja guru yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas KBM.
Konsep ini dalam literatur administrasi pendidikan disebut sebagai
kegiatan supervisi pengajaran. Supervisi pengajaran apabila dilaksanakan
secara efektif akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kinerja
guru.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran deskriptif


tentang pengaruh sistem pengawasan pendidikan melalui pelaksanaan
supervisi pengajaran terhadap kualitas kinerja guru sekolah dasar.
Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif. Data
diperoleh melalui angket/kuesioner, wawancara, studi dokumentasi dan
studi bibliografi. Dianalisis secara kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan pengawas dan kepala sekolah belum

optimal

memahami peranannya sebagai supervisor pengajaran,

melaksanakan supervisi pengajaran melalui prosedur pelaksanaan

supervisi pengajaran yang telah ditetapkan yaitu perencanaan/persiapan,
pelaksanaan dan evaluasi atau tindak lanjut, disamping itu pula masih
terdapat hambatan-hambatan yang dihadapi pengawas dan kepala

sekolah dalam pelaksanaan supervisi. Kemampuan guru pun baik dilihat

dari kemampuan profesional, kemampuan pribadi maupun kemampuan
sosial belum optimal.

Kondisi

diatas didukung oleh temuan lain yaitu pelaksanaan

supervisi pengajaran baik secara parsial maupun bersama-sama antara
kepala sekolah dan pengawas mempengaruhi kualitas kinerja guru
secara signifikan. Agar peningkatan kualitas kinerja guru lebih baik.
Direkomendasikan dalam pelaksanaan supervisi pengajaran perlu ada
peningkatan yaitu persiapan dilakukan dengan pihak yang disupervisi,

pelaksanaan hams lebih mengutamakan pembinaan secara individual dan
pada kolektif/kelompok dan kegiatan tindak lanjut hams dilaksanakan
segera setelah kegiatan supervisi pengajaran. Begitu pula karena ilmu
pengetahuan dan teknologi setiap hari terus berkembang, maka guru
diharapkan senantiasa meningkatkan kemampuannya.

ABSTRACT


Titi Winarti 2002, the problem investigated is "The Effect of

Implementing the' Education Supervision System Through The

Implementation of Teaching Supervision Conducted By The Supervisor and

The Principal Towards the Quality of Elementary School Teachers
Performance (An Analyse Study at Ciamis sub-district, C.saga sub-d.stnct
and Padaherang sub-district, Ciamis Regency)".

The principal as a direct superior of teacher has absolutely to carry

out the direct or adhered supervision. As well as the supervisor, a functional
position of Kindergarten School and Elementary School has absolutely to
carry out the functional supervision. Supervising towards the implementation
of teaching-learning activity has also to pay a major attention to the

Improvement of teacher's ability as a professional staff or he quahty of


teacher's performance in which furthermore w.ll .mprove the teachinglearning quality. This concept, as stated in the literature of educational
administration, is called as a teaching supervision activity. The central theme
therefore, in this investigation is about the effectiveness of implements the
education inspection system through the implementation of teaching

supervision conducted by the supervisor and the pnncpal as an effort to
imDrove the quality of teacher's performance.

The purposes of this investigation are to obtain the descnptive view
about the effect of implementing the education supervision system through

the teaching supervision implementation, and to recognize of how the
condition of teacher's performance at Elementary School relating to the
implementation ofteaching supervision.

HM™nw

The investigation method used in this investigation was descriptive
method The data obtained from the questionnaires, interview, observation,
and documentation study were then analyzed qualitatively with percentage


The results of this investigation showed that the supervisor and the

principal had not understood their roles optimally as the teaching supervisor,

implementing a teaching supervision through the standardized teaching
supervision procedures namely planning/preparation, implementation and

evaluation or follow-up, moreover there were still obstacles faced by the
supervisor and the principal in implementing teaching supervision. The
teacher's ability viewed either from professional competence, personal
competence orsocial competence had not been optimal.
The condition above were supported by theother findings namely the

implementation of teaching supervision either partially or cooperatively

between the principals and the supervisors affecting the quality of teachers
competence significantly. In order the improvement of teachers' performance

quality to be better, it was recommended that in the implementation of

teaching supervision should be improved, namely by making a better
preparation with the supervised-teacher, the supervision implementation has
also to give priority on the guidance more individually than collectively and
the follow-up activity must be carried out immediately after implementing
teaching supervision. Additionally, as the science and technology develops
daily so it is hoped that the teachers always improve their ability.

DAFTAR ISI

ABSTRAK



KATA PENGANTAR

••••••••

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR IS!
DAFTAR TABEL

DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

.
..

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi dan Rumusan Masaiah

1
11

C. Tujuan Penelitian

17

D. Manfaat Penelitian

18

E. Asumsi-asumsi

F. Hipotesis

BAB

v
V'"

II

21
22

G. Kerangka Berpikir

22

H. Metode Penelitian

26

I. Lokasi dan sumber data

26

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Administrasi Pendidikan

28

B. Pengawasan Pendidikan dalam Administrasi
Pendidikan

31

C. Peran dan Ruang Lingkup Supervisi Pengajaran

46

D. Fungsi dan Peran Pengawas Sekolah
E. Fungsi dan Peran Kepala Sekolah Dasar
F. Konsep Kualitas Kinerja Guru

73
74
86

G. Hubungan Antara Pelaksanaan Supervisi Pengajaran
dengan Kualitas Kinerja Guru

H. Telaah Penelitian Terdahulu Yang Relevan

98

104

BAB III

BAB IV

BAB V

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

109

B.
C.
D.
E.

112
115
119
125

Sumber Data
Alat Pengumpul Data
Pelaksanaan Pengumpulan Data
Prosedur Pengolahan Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian

129
149

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan

159

B. Implikasi

160

C. Rekomendasi

161

DAFTAR PUSTAKA

166

LAMPIRAN-LAMPIRAN

171

RIWAYATHIDUP

210

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
1.1
Klasifikasi SD Berdasarkan Rata-Rata NEM Tahun

2000/2001 Di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten

5

Ciamis

3.1

Populasi Penelitian

113

4.1

HasilSeleksi Data

130

4.2

Test of Normality Variable X1, X2 and Y

135

4.3

Persamaan Regresi

138

4.4

Anova

139

4.5

Coefficients

139

4.6

Persamaan Regresi

14°

4.7

Anova

141

4.8

Coefficients

141

4.9

Persaman Regresi

142

4.10 Anova

142

4.11

Coefficients

142

4.12 Korelasi Pearson

145

4.13 Uji Signifikansi

145

4.14 Korelasi Pearson

147

4.15 Uji Signifikansi

147

4.16 Indeks Determinasi

148

4.17

149

UjiT

DAFTAR BAGAN
Halaman

Bagan
1.1

Kerangka Berfikir

2.1

Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

30

2.2

Perilaku Supervisi Pengajaran

54

2.3

Keterkaitan Komponen-Komponen Pendidikan Dalam

Pelaksanaan Supervisi Pengajaran

57

2.4

Kriteria Keberhasilan Produktivitas Pendidikan

98

2.5

Hubungan Antara Efektivitas Pelaksanaan Supervisi

Pengajaran Dengan Kualitas Kinerja Guru

104

4.1

Gambaran Umum XI

132

4.2

Gambaran Umum X2

'•"

4.3

Gambaran umum X3

1J •

4.4

Q-Q Plot Variabel XI

136

4.5

Q-Q Plot Variabel X2

137

4.6

Q-Q Plot Variabel Y

138

4.7

Struktur Hubungan Antara Variabel XI, X2 dan Y

144

ion

XI

DAFTAR LAM PI RAN

No
Lamp.

Hal.

1

Kisi-Kisi Penelitian

173

2

Kisi-Kisi Angket

176

3

Angket

179

4

Hasil Uji Validitas

196

5

Hasil Uji Reliabilitas

204

6

Rekapitulasi Data Hasil Penelitian

206

XII

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Beiakang Masalah

Arus globalisasi akan menyentuh seluruh bidang kehidupan

sebagai akibat lancarnya arus transportasi, perkembangan teknologi,
perdagangan internasional, arus informasi dan canggihnya alat-alat
komunikasi. Hal ini merupakan tantangan yang berat bagi bangsa
Indonesia dalam mempertahankan kebudayaan dan kepribadiannya.
Oleh sebab itu segala usaha guna mempertinggi kualitas bangsa

Indonesia harus dipersiapkan.Salah satu wahana untuk meningkatkan
kualitas bangsa Indonesia adalah melalui pendidikan, karena

melalui pendidikanlah kualitas sumber daya manusia dapat dibina dan
ditingkatkan, yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang
bermakna bagi kualitas manusia Indonesia yang mampu bersaing
pada era globalisasi.

Dalam Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999

dan Undang-undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dinyatakan bahwa pada hakekatnya tujuan pendidikan
nasional

adalah

mencerdaskan

kehidupan

bangsa

dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Secara rinci pada
pasal 4 Undang-undang R.I. No 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan.

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional

diamanatkan GBHN dan

UUSPN di atas,

pendidikan

diselenggarakan di sekolah memegang peranan

penting

dan

pendidikan

strategis.

dimana

Sekolah dasar

keberhasilan

sebagaimana

yang

merupakan

pendidikan

di

yang
sangat

jenjang

sekolah dasar

diharapkan akan menjadi pijakan bagi keberhasilan pendidikan pada
jenjang berikutnya bahkan kualitas pendidikan sekolah dasar akan

sangat mempengaruhi terhadap
pendidikan yang
manusia.

pencapaian

keberhasilan

tujuan

akan berdampak pada kualitas sumber daya

Karenanya diperlukan

pengelolaan yang

disesuaikan dengan perkembangan

mantap dan

masyarakat, ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan di sekolah pada
dasarnya mencakup kegiatan:

pengawasan"
Ketiga

(Engkoswara,

kegiatan

" perencanaan,

2001:2, Dachnel

itu merupakan

pendidikan, di mana sebagai suatu

dapat

dipisahkan

dalam

pendidikan di sekolah.

pelaksanaan

fungsi

Kamars,

pokok

dan

1985).

administrasi

sistem satu sama lain tidak

penyelenggaraan dan

pengelolalan

Bidang Garapan administrasi pendidikan mencakup penataan

sumber daya yang mendukung penyelenggaraan dan pengelolaan

pendidikan, yaitu: "Sumber daya manusia (guru dan siswa), sumber
fasilitas, dana dan sumber belajar (kurikulum)" ( Engkoswara,2001:3).

Pengawasan sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan,
bertujuan: "untuk

menjaga

dan

mendorong agar pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dapat berjalan lancar,
berhasil guna, dan tepat guna

perundang-undangan

yang

sesuai

dengan

peraturan

berlaku" (Depdikbud, 1987). Fungsi

pengawasan mengandung unsur pembinaan yang dapat dimaknai
sebagai supervisi, M. Rifa'i (1982:11) mengemukakan :

Pengawasan mempunyai arti luas, tidak hanya dalam arti
melihat/memperhati apa

yang

terjadi

dan bagaimana

terjadinya, tetapi mengandung juga mengendalikan yaitu
mengusahakan agar kegiatan benar-benar sesuai dengan
rencana dan tertuju kepada pencapaian hasil yang telah
ditentukan. Karena itu pengawasan ini diartikan kontrol. Kontrol

dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mengusahakan
agar kegiatan suatu organisasi terbimbing dan terarahkan kepada
tujuan yang telah direncanakan.

Bertolakdari tujuan pelaksanaan pengawasan pendidikan di

atas, maka dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan

khususnya

kegiatan belajar mengajar di sekolah, perlu diadakan

pengawasan pendidikan dalam arti pembinaan ke arah pencapaian

tujuan pendidikan. Pihak-pihak yang diberi wewenang melakukan
pengawasan pendidikan dalam arti pembinaan, hams lebih menitik
beratkan kepada personil sekolah terutama kepada guru, karena

gurulah sebagai pelaksana langsung kegiatan belajar mengajar.
Bahkan

"kualitas

Kegiatan

Belajar

Mengajar

(KBM)

sangat

dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru-guru" (Castetter 1981,

Oteng Sutisna, 1987), oleh karena itu

pengawasan

terhadap

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar hendaknya menaruh
perhatian yang utama kepada peningkatan kemampuan profesional
guru yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas kinerja guru
(Alfonso, 1981).

Dengan demikian keberhasilan atau kualitas pendidikan sangat

bergantung pada faktor kualitas kinerja guru. Berbicara mengenai
kualitas pendidikan di Indonesia pada semua jenjang persekolahan,
Nurtain (1989:75-76) mengemukakan bahwa:

Semua kita sudah mengetahui bahwa mutu pendidikan kita

masih mengalami penurunan kualitas yang memprihatinkan,
bukan saja di tingkat Sekolah Dasartetapi juga sampai pada
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, bahkan sudah menjalar
sampai Tingkat Perguruan Tinggi.

Menurunnya kualitas

pendidikan

pada

persekolahan sebagaimana dikemukakan di

semua jenjang

atas merupakan

tantangan dan masalah yang dihadapkan kepada pihak-pihak yang

terlibat langsung dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan
di sekolah, terutama guru

sebagai pelaksana langsung kegiatan

belajar mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat penting
dan strategis.

Salah satu indikator yang menjadi tolok ukur keberhasilan

kegiatan belajar
pencapaian

mengajar

nilai

di

sekolah digambarkan oleh

evaluasi belajar

klasifikasi

akhir.

Berdasarkan

SD Dinas

Pendidikan

Kabupaten Ciamis) menginformasikan NEM SD Tahun

2000/2001

statistika

rata-rata (dalam

tahap

diklasifikasikan dengan; baik sekali (kode A, rentang rata-rata rata-rata < 7,99); sedang (kode C,
rentang 6,00 >

rata-rata < 6,99); kurang (kode D, rentang 5,00 >

rata-rata < 5,99); dan kurang sekali (kode E, rata-rata < 4,99).
Adapun gambaran nyata itu dapat ditunjukan pada tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1

Klasifikasi SD Berdasarkan Rata Rata NEM Tahun 2000/2001

Di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
NO

KRITERIA

JUMLAH SD

%

1

BAIK SEKALI

2

BAIK

320

27,49 %

3

SEDANG

807

69,32 %

4

KURANG

37

3,19%

5

KURANG SEKALI
J UM LAH

0

0
1.164

0

0

%

%

100 %

Sumber: Diadaptasi dari Dokumen Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis
(2002)

Tabel 1.1

menunjukkan

pencapian

rata-rata NEM SD di

Kabupaten Ciamis pada tahun 2000/2001 tampak pada kisaran, baik

sekali (0,%); baik (27,49%); sedang (69,32 %); kurang (3,19%);
dan kurang

sekali

(0%). Tabel tersebut memberikan gambaran

bahwa hasil belajar mengajar berdasarkan NEM SD di Kabupaten
Ciamis masih belum mencapai
harapan.

Pencapaian

angka

hasil

yang

pendidikan

memadai sesuai

sekolah

dasar

Kabupaten Ciamis sebagaimana pada gambar di atas tentu
bisa lepas dari

di

tidak

kualitas kinerja guru sekolah dasar. Mulai Tahun

Pelajaran 2001/2002 EBTANAS di Sekolah Dasar diganti dengan
UAS (Ujian Akhir Sekolah),

ditunjang

program ini akan

oleh guru-guru yang berkualitas,

mampu mandiri

berhasil

apabila

yaitu guru-guru yang

dalam menghadapi inovasi

pendidikan.

Karena

guru merupakan agen

perubahan atau garda depan pendidikan.

Masalah kualitas kinerja

guru

akan

berpengaruh

belajar

mengajar

tantangan

yang

apabila tidak segera diantisipasi

terhadap efektivitas
yang

dilakukan.

pelaksanaan

Kenyataan

ini

kegiatan
merupakan

dihadapkan kepada pihak-pihak yang bertanggung

jawab terhadap pembinaan

guru

sebagai

pelaksana

langsung

kegiatan belajar mengajar.
Apabila masalah kualitas kinerja guru sekolah dasar tersebut

dibiarkan, maka akan mempunyai
sumber daya

manusia

di

dampak negatif bagi kualitas

Kabupaten Ciamis apalagi pada era

otonomi daerah dan era globalisasi.

7

Begitu pentingnya kualitas kinerja guru bagi keberhasilan

pendidikan, maka peningkatan kualitas kinerja guru harus menjadi
skala prioritas dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. Oleh
karena itu, pembinaan yang diberikan kepada guru

meningkatkan

harus dapat

kemampuan guru yang meliputi pengetahuan,

wawasan, kreativitas, komitmen, serta disiplin sehingga kegiatan

belajar mengajar di sekolahh dapat berlangsung baik, berdaya guna
dan berhasil guna.

Para teoritis kepemimpinan telah banyak menegaskan bahwa

seseorang akan bekerja secara profesional dan memiliki kualitas
kinerja yang baik apabila seseorang tersebut memiliki kemampuan

{ability), dan motivasi {motivation), dalam spesifikasinya dapat dilihat
dari kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran, mengelola

proses belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan metoda
pengajaran, penguasaan

dalam menggunakan teknik evaluasi,

komitmen guru dalam melaksanakan tugas.kreativitas.disiplin kerja
dan kemampuan guru berhubungan dengan orang lain. Apabila
dikelompokan maka ada tiga kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh setiap

setiap guru

{Profesional Competency),

yaitu

(1) Kemampuan Profesional

(2) Kemampuan

Pribadi

{Personal

Competency) dan, (3) Kemampuan Sosial {Social Competency). Hal
itu hanya bisa terwujud melalui pendidikan, pelatihan dan pembinaan
yang kontinu.

Untuk meiihat, menilai dan membina agar guru melaksan

tugas dan

fungsinya

diiaksanakannya

dengan

maksimal,

maka perlu

pengawasan pendidikan yang efektif. Ruang

lingkup pengawasan pendidikan meliputi kegiatan yang bertujuan
untuk: " mengidentifikasi,

memantau, menilai dan melakukan

diagnosa terhadap apa yang terjadi dalam proses pendidikan mulai

dari lingkup sekolah (mikro) sampai lingkup nasional (makro)"
(Dedi Supriadi: 1997).

Pengawasan dalam arti

pembinaan

termasuk "kegiatan

administrasi personil yang merupakan salah satu fungsi administrasi

pendidikan"

(Castetter,

1981). Pihak yang seharusnya berperan

dalam pengawasan dalam arti pembinaan guru dalam mengajar
atau melaksanakan fungsi

supervisi pengajaran adalah ada dua

kelompok yang diidentifikasi

sebagai

pendidikan, yaitu: (1) pimpinan

pelaksana

organisasi

pengawasan

atau lembaga satuan

pendidikan,

yang

pengawasan

melekat (waskat), serta (2) aparat pengawasan

fungsional,

yaitu

bertanggung jawab melaksanakan

orang-orang

yang

berdasarkan

kegiatan

fungsi

dan

jabatannya memiliki tugas melakukan pengawasan.
Meiihat

uraian

di atas

maka

pelaksana

pengawasan

pendidikan di sekolah dasar adalah kepala sekolah sebagai pimpinan

organisasi atau lembaga sekolah dasar dan pengawas sekolah TK,
SD, sebagai aparat fungsional. Oleh karena itu kepala sekolah dan

pengawas sekolah dituntut mampu melaksanakan pengawasan

pendidikan yang baik. Tadi sudah dijelaskan pengawasan dalam arti
pembinaan guru dimaknai supervisi pengajaran.

Sekarang yang menjadi persoalan ialah apakah pengawasan

pendidikan melalui pelaksanaan supervisi pengajaran telah
dilaksanakan secara efektif oleh pengawas dan kepala sekolah?.

Pengawasan

pendidikan melalui supervisi pengajaran dapat

dikatakan baik dan efektif jika

pengawas dan kepala sekolah

sebagai pembina pengajaran mampu meningkatkan kualitas kinerja
guru melalui supervisi pengajaran. Hal tersebut tidak dapat
dipisahkan dari pemahaman atau persepsi pengawas dan kepala
sekolah tentang hakekat dan fungsi supervisi pengajaran. Sebab

tanpa pemahaman dan persepsi yang jelas tentang hakekat dan

fungsi supervisi

pengajaran

oleh pengawas dan

kepala

sekolah, mustahil mereka dapat melaksanakan supervisi pengajaran
secara efektif.

"Supervisi pengajaran merupakan

salah satu fungsi

pengawasan yang sangat khusus merupakan layanan dan bantuan

yang diberikan kepada guru agar dapat melaksanakan tugas

mengajar secara lebih baik (Oteng Sutisna, 1987)". Lebih jauh
Oteng Sutisna (1987) mengemukakan bahwa:

supervisi yang

baik

hendaknya

mengembangkan

kepemimpinan di dalam kelompok, membangun program
latihan dalam jabatan untuk meningkatkan ketrampilan guru,

atau membantu guru meningkatkan kemampuanmb
hasil pekerjaannya.

V

Glickman (dalam Ibrahim Bafadal, 1992:2) mengem

"supervisi pengajaran adalah serangkaian

kegiatan membantu

guru mengembangkan kemampuannya mengelola kegiatan belajar
mengajar demi pencapaian tujuan pengajaran ".
Meiihat uraian diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi

pengajaran bisa dilaksanakan pengawas dan kepala sekolah untuk
membantu

guru semakin profesional dalam mengelola kegiatan

belajar mengajar.

Pengawas dan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi
pengajaran pengajaran agar efektif mencapai sasarannya diperlukan

langkah-langkah dalam pelaksanaannya yaitu: (1) perencanaan/
persiapan supervisi, (2) pelaksanaan program supervisi, dan (3)
evaluasiatau tindak lanjut. Dalam hal ini Oteng Sutisna (1987:237)
mengemukakan:

Kegiatan supervisi harus disusun dalam bentuk program

yang merupakan kesatuan yang direncanakan dengan teliti dan
ditujukan kepada perbaikan situasi belajar mengajar. Hanya
dengan begitu maksud-maksud, pelaksanaan pelaksanaan dan
koordinasi bisa tercapai.

Berdasarkan

isu

strategis

berkenaan

dengan

pelaksanaan supervisi pengajaran yang dilakukan oleh pengawas
sekolah dan kepala sekolah sekarang ini masih banyak kasus,

dimana pengawas dan kepala sekolah yang melaksanakan supervisi

pengajaran lebih menekankan pengawasan pada segi prosedur

11

dan administrasi dari pada substansi kependidikan, melaksanakan

supervisi pengajaran sambil ialu, tidak direncanakan

teriebih

dahulu, dan tidak diikuti dengan tindak lanjut.

Kondisi pelaksanaan supervisi pengajaran seperti disinyalir
tersebut di atas, merupakan pembinaan profesional gum oleh para

pembina dalam hal ini pengawas sekolah dan kepala sekolah masih
merupakan kegiatan pengawasan dan bimbingan rutin, yaitu kegiatan

yang dilakukan untuk mengawasi pelaksanaan administrasi
sekolah, tugas rutin oleh guru-guru, ketertiban, disiplin dan
kebersihan sekolah serta menasehati guru agar selalu siap
menerima dan melaksanakan setiap kebijakan dari atas sesuai

dengan kemampuannya. Kegiatan supervisi pengajaran seperti itu
tentu saja kurang efektif untuk mengatasi kesulitan profesional
yang dihadapi guru.

Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeinginan mengadakan

studi mengenai'pengaruh sistem pengawasan pendidikan melalui
pelaksanaan supervisi pengajaran yang dilakukan pengawas dan
kepala sekolah terhadap kualitas kinerja guru sekolah dasar di
Kabupaten Ciamis.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Pengawasan merupakan salah satu fungsi pokok
administrasi dalam suatu organisasi. Dalam organisasi fungsi

12

pengawasan pendidikan harus dilaksanakan, karena apabila tidak
dilaksanakan

maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan dan

atau pemborosan-pemborosan, sehingga cepat atau lambat akan

mengakibatkan

hancurnya

organisasi.

Dalam

organisasi

persekolahan pengawasan bukan untuk mencari siapa yang
melakukan kesalahan, tetapi lebih dititikberatkan pada usaha

kegiatan
atau

atau

untuk mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas

kegiatan apakah

sesuai dengan semestinya atau tidak

(Soejatmo, 1986).

Pengawasan merupakan suatu proses yang mana seorang

atasan atau pembina perlu mengetahui apakah hasil pelaksanaan

pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana,

perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan
(Handayaningrat, 1994). Begitu pula terhadap proses pembelajaran
pada sekolah dasar di Kabupaten Ciamis pengawasan itu telah
dilaksanakan oleh pengawas dan

kepala

sekolah

melalui

pelaksanaan supervisi pengajaran. Telah dikemukakan juga dalam
proses pembelajaran yang paling menentukan adalah faktor guru.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kualitas kinerja guru baik melalui penataran, pelatihan, maupun

pemberdayaan KKG, namun tetap kualitas kinerja guru yang

diharapkan belum terpenuhi secara maksimal. Hal ini disebabkan

banyak faktor yang

mempengaruhi kualitas kinerja guru selain

13

kemampuan, motivasi juga faktor lingkungan yang kondusif, yaitu
dengan diadakannya pengawasan pendidikan berupa bimbingan,
pembinaan dan dorongan secara terus menerus agar guru dapat
meningkatkan kemampuannya sehingga dapat meningkatkan mutu

pendidikan dan pelayanan. Hal ini perlu diupayakan secara

terus

menerus untuk meningkatkan kualitas pelaksanaannya, oleh karena

itu pengawasan pendidikan melalui supervisi pengajaran harus
mengutamakan efektivitas dalam pelaksanaannya.

Sistem pengawasan pendidikan terdiri dari sub-sub sistem

yang satu sama lain saling menunjang dan tidak bisa dipisahpisahkan. Sub sistem pengawasan itu dapat berupa pengawasan

langsung, pengawasan tidak langsung, pengawasan atasan
langsung/pengawasan melekat, dan pengawasan fungsional. Masingmasing sub sistem itu dapat berkedudukan sebagai pengawasan
internal

dan pengawasan eksternal. Dalam penelitian ini

pengawasan

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai atasan

langsung/pengawasan

melekat dan pengawasan oleh aparat fungsional yaitu pengawas

TK.SD. Pengawasan pendidikan baik yang dilakukan kepala
sekolah maupun pengawas dilaksanakan melalui supervisi

pengajaran. Supervisi pengajaran, adalah pembinaan dan bimbingan
kepada guru untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
mengajarnya dalam upaya memperbaiki pengajaran.

14

Efektivitas supervisi pengajaran sangat dipengaruhi oleh

langkah-langkah dalam pelaksanaannya yaitu: (1) Perencanaan/
persiapan diantaranya, membuat program, menetapkan tujuan
dengan tidak melupakan latar belakang guru.kesulitan yang dihadapi
guru, (2) Proses pelaksanaan supervisi pengajaran dengan
menggunakan teknik-teknik supervisi yang dianggap cocok dengan
kebutuhan guru, orientasi pada teknis edukatif dengan perilaku
yang kondusif dan dilanjutkan dengan (3) Evaluasi atau kegiatan
tindak lanjut berupa pembicaraan individual,

diskusi

antara

supervisor dengan yang disupervisi terhadap masalah-masalah ke
arah peningkatan kemampuan guru.

Sedangkan kualitas kinerja guru adalah unjuk kerja atau hasil

kerja yang diperlihatkan guru, dimaksudkan disini berkaitan erat
dengan konsep kemampuan guru yakni, kemampuan dasar yang
harus dimiliki, dikuasai dan dijalankan guru dalam kegiatan belajar

mengajar. Pada Rumusan P3G Depdikbud Jakarta 1980, dikenal
dengan istilah 10 (sepuluh) Kompetensi Dasar yang harus dikuasai
guru yaitu :

1. Menguasai bahan ajar;

2. Mengelola proses belajar mengajar;
3. Mengelola kelas;

4. Menggunakan media/sumber belajar;
5. Menguasai landasan-landasan pendidikan;
6 Mengelola interaksi belajar mengajar;

7 Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran;

8. Mengenal fungsi dan program pelayanan dan bimbingan
penyuluhan;

15

9 Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; dan
10' Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Hubungannya dengan kompetensi guru Cooper (dalam Atty
Resmiati,1998: 11) mengemukakan empat kompetensi guru yaitu: "(1)

mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,
(2) mengetahui pengetahuan dan menguasai bidang studi yang

dibinanya, (3) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri,
sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya, (4)
mempunyai ketrampilan teknik mengajar".

Bertolak dari pendapat tersebut, maka kemampuan guru dapat

dibagi ke dalam tiga bidang yaitu: (1) Kemampuan Profesional

{Profesional Competency), (2) Kemampuan Pribadi {Personal
Competency) dan (3) Kemampuan Sosial {Social Competency).
Oleh karena itu pelaksanaan sistem pengawasan pendidikan melalui

pelaksanaan supervisi pengajaran, baik yang dilakukan pengawas
maupun kepala sekolah harus mengarah pada hal-hal tersebut.
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang dikemukakan di

atas, maka yang menjadi pokok permasalahan penelitian ini adalah

bagaimana "Pengaruh Sistem Pengawasan Pendidikan Melalui
Pelaksanaan Supervisi Pengajaran Yang Dilakukan Pengawas dan

Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Kinerja Guru Sekolah Dasar di
Kabupaten Ciamis".

Ruang lingkup permasalahan yang disajikan dalam penelitian

16

ini adalah berkisar tentang bagaimana pelaksanaan supervisi sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja guru.

Supervisi sebagai salah satu fungsi manajemen pendidikan di

lingkungan persekolahan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengendalian mutu kegiatan pembelajaran melalui bimbingan profesional
yang diberikan pada guru.

Bimbingan profesional yang dimaksudkan adalah pemberian

kesempatan yang luas kepada guru untuk tumbuh dan berkembang dalam
memperbaiki kinerjanya yaitu menyempumakan proses belajar para
siswanya.

Mingingat luasnya permasalahan penelitian ini, maka untuk
memudahkan dalam pengkajiannya penulis membatasi permasalahan
sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh sistem pengawasan pendidikan melalui
pelaksanaan supervisi pengajaran yang dilakukan Pengawas
TK.SD terhadap kualitas kinerja guru sekolah dasar pada
Kecamatan

Ciamis,

Kecamatan

Cisaga

dan

Kecamatan

Padaherang Kabupaten Ciamis?

2. Bagaimana pengaruh sistem pengawasan pendidikan melalui

pelaksanaan supervisi pengajaran yang dilakukan kepala sekolah
terhadap kualitas kinerja guru sekolah dasar pada Kecamatan
Ciamis,

Kecamatan

Kabupaten Ciamis?

Cisaga

dan

Kecamatan

Padaherang

17

3. Bagaimana pengaruh sistem pengawasan pendidikan melalui
pelaksanaan supervisi pengajaran yang dilakukan pengawas
TK,SD dan kepala sekolah terhadap kualitas kinberja guru sekolah
dasar di Kabupaten Ciamis?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan pegangan atau
pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya,
sehubungan dengan hal ini suharsimi Arikunto (1997:4) menyatakan
bahwa :" Tujuan penelitian yaitu rumusan kalimat yang menunjukkan
adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian yang dilakukan
selesai".

Adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengungkapkan secara
empirik tentang pengaruh pelaksanaan sistem pengawasan

pendidikan melalui pelaksanaan supervisi pengajaran yang
dilakukan Pengawas TK,SD dan Kepala Sekolah terhadap kualitas
kinerja guru.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini lebih mempokuskan kepada:
a. Untuk mengetahui pengaruh sistem pengawasan pendidikan

melalui pelaksanaan supervisi pengajaran yang dilakukan

18

Pengawas TK,SD terhadap Kualitas kinerja guru sekolah
dasar pada Kecamatan Ciamis, Kecamatan Cisaga dan
Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis.

b. Untuk

mengetahui

pengaruh

sistem

pengawasan

pendidikan melalui pelaksanaan supervisi pengajaran yang
dilakukan Kepala Sekolah Dasar terhadap Kualitas kinerja

guru sekolah dasar pada Kecamatan Ciamis, Kecamatan
Cisaga dan Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis.
c. Untuk mengetahui pengaruh sistem pengawasan pendidikan

melalui pelaksanaan supervisi pengajaran yang dilakukan

Pengawas TK,SD dan Kepala Sekolah Dasar terhadap
Kualitas kinerja guru sekolah dasar pada Kecamatan Ciamis,
Kecamatan Cisaga dan Kecamatan Padaherang Kabupaten
Ciamis.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bersifat analitis deskriptif dengan sasaran pengaruh

sietm pengawasan pendidikan melalui pelaksanaan supervisi pengajaran

yang dilakukan oleh Pengawas TK.SD dan Kepala Sekolah Dasar
terhadap kualitas kinrja guru sekolah dasar di Kabupaten Ciamis
Dalam

penyelenggaraan

dan

pengelolaan

pendidikan

persekolahan, pelaksanaan sistem pengawasan pendidikan melalui

19

pelaksanaan supervisi pengajaran mutlak dilaksanakan sebagai
upaya agar tujuan pendidikan seperti yang diharapkan dapat tercapai,
oleh karena itu

dipandang

perlu dilakukan penelitian dengan

menekankan pentingnya penelitian ditinjau dari dua aspek yaitu
1. Aspek Teoritis

Dalam penelitian ini dikaji dan dikembangkan makna dan

hakekat pengawasan pendidikan melalui kegiatan supervisi

pengajaran

yang

diharapkan

ada

manfaatnya

terhadap

pengembangan teori supervisi pengajaran sebagai bagian dari
ilmu Administrasi Pendidikan.

Dari penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya
wawasan berpikir dan khasanah

memperdalam

dan

sistem pengawasan

keilmuan

terutama

dalam

memperluas kajian terhadap pelaksanaan
pendidikan

sehingga terlaksana secara

melalui supervisi pengajaran,

efektif

dan

akan

mewarnai

terhadap kualitas kinerja guru.

Secara praktis penelitian ini

untuk mengetahui kondisi

kualitas kinerja guru sekolah dasar dilihat dari (1) kemampuan

profesional guru,(2) kemampuan pribadi guru.dan (3) kemampuan

sosial guru. Selain itu penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sistem

pengawasan pendidikan melalui pelaksanaan supervisi pengajaran di
sekolah dasar. Pelaksanaan supervisi pengajaran dimaksud melalui

kegiatan perencanaan/persiapan, pelaksanaan dan penilaian atau

20

tindak lanjut supervisi pengajaran yang dilakukan pengawas dan
kepala sekolah sebagai upaya peningkatan kualitas kinerja guru
sekolah dasar pada Kecamatan Ciamis, Kecamatan Cisaga dan
Kecamatan Padaherang di Kabupaten Ciamis.
2. Aspek Praktis Operasional

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

pemikiran terhadap perbaikan pelaksanaan supervisi pengajaran
sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja
guru di sekolah dasar. Selain itu jawaban atas pertanyaan
penelitian ini dapat dijadikan landasan yang kokoh bagi para
supervisor pendidikan dalam menentukan kebijaksanaan

menyangkut pelaksanaan supervisi

yang

pengajaran dalam upaya

pembinaan kualitas kinerja guru sekolah dasar.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan pengembangan sumber daya Kepala
Sekolah Dasar dan Pengawas Sekolah di masa yang akan datang

selain

itu

penelitian ini diharapkan dapat mendeteksi kondisi

lapangan yang sebenarnya, sehingga mengungkapkan berbagai
masalah secara objektif dan memberikan alternatif solusi masalah

yang berkenaan dengan efektivitas pelaksanaan sistem pengawasan

pendidikan melalui pelaksanaan supervisi pengajaran dan berbagai
upaya yang berkenaan dengan kualitas kinerja guru.
Pelaksanaan Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang

21

otonomi daerah merupakan harapan bagi dunia pendidikan di

Kabupaten Ciamis, dimana daerah bisa menetapkan berbagai
kebijakan sehingga pelaksanaan sistem pengawasan pendidikan di
Kabupaten Ciamis dapat berjalan secara efektif, baik melalui
pembinaan terhadap para pelaksana pengawasan, aspek
pengawasan maupun teknis pengawasan. Juga berbagai upaya
kebijakan untuk meningkatkan kualitas kinerja guru sekolah dasar.
E. Asumsi-asumsi

Beberapa asumsi yang menjadi landasan daiam penelitian ini adalah :
1. Supervisi pendidikan yang dilakukan secara profesional dapat
menciptakan kultur organisasi yang profesional dan jaminan mutu
yang diinginkan (Moh. Fakry Gaffar, 1994: 5).

2. Tingkat keberhasilan pendidikan di sekolah dalam memberi
pelayanan-pelayanan dengan penggunaan berbagai sumber
secara efisien sebagian besar akan bergantung kepada kualitas

kinerja personil yang menjalankan proses pendidikan (Oteng
Sutisna, 1987: 122).

3. Pelaksanaan supervisi

besar dalam

yang efektif mempunyai pengaruh yang

membangkitkan dan memelihara gairah kerja

pegawai untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi (Oteng
Sutisna, 1987:280).

22

F. Hipotesis

Atas dasar masalah yang diteliti, penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara sistem pengawasan
Pendidikan melalui pelaksanaan supervisi pengajaran yang

dilakukan pengawas TK,SD terhadap kualitas kinerja guru.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara sistem pengawasan

pendidikan melalui pelaksanaan supervisi pengajaran yang
dilakukan kepala sekolah terhadap kualitas kinerja guru.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara sistem pengawasan

pendidikan melalui pelaksanaan supervisi pengajaran yang
dilakukan pengawas TK.SD dan kepala sekolah terhadap kualitas
kinerja guru.

G. Kerangka Berpikir

Dalam penjelasan pasal 52 UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakankan

bahwa Pemerintah

berkewajiban membina perkembangan pendidikan nasional dan oleh
sebab itu wajib mengetahui keadaan satuan

dan

kegiatan

pendidikan baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah sendiri
maupun oleh masyarakat. Lebih jauh dalam UUSPN dijelaskan bahwa
pengawasan lebih merupakan upaya untuk memberi bimbingan,

23

binaan, dorongan, dan

diharapkan

terus

menerus dapat

meningkatkan mutu pendidikan maupun pelayanannya.
Dalam Instruksi Presiden Rl No 1 Tahun 1989 tentang

pedoman pelaksanaan pengawasan melekat dijelaskan bahwa
pengawasan

melekat, adalah serangkaian

kegiatan

yang

bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh

atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif dan

represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan
secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan
atau peraturan perundang-undangan yang beriaku.

Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan
oleh aparat pengawasan secara fungsional.

Pelaksanaan

pengawasan pendidikan diatur dalam Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118/1996 tanggal 30
Oktober 1996 tentang

Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah

dan Angka Kreditnya. Dalam keputusan itu dinyatakan bahwa

pengawas pendidikan pada jenjang

pendidikan dasar

dan

menengah dilakukan oleh pengawas sekolah berdasarkan empat
bidang pengawasan yang terdiri atas : (1) TK/RA/BA,
SD/MI/MD, SDLB; (2) Rumpun Mata Pelajaran / Mata Pelajaran; (3)
Pendidikan Luar Biasa; dan (4) Bimbingan

dan

Konseling.

Pengawasan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar (SD dan
SLTP) dilakukan oleh dua jenis pengawas sekolah, yaitu

24

Pengawas Sekolah TK.SD untuk jenjang sekolah dasar dan
Pengawas Sekolah Rumpun Mala Pelajaran untuk jenjang
sekolah lanjutan tingkat pertama.

Fungsi pengawasan mengandung unsur pembinaan, dalam
Pengawasan termasuk bidang garapannya adalah pembinaan

profesional guru (supewisi pengajaran) untuk meningkatkan kualitas
Pe.aksanaan proses belajar menga,ar di sekolah (Oteng Sutisna,
1987:103). Maka untuk melaksanakan pembinaan agar kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, bisa dilaksanakan dengan supervisi pengajaran.
Produktivitas pendidikan yang optimal harus diwujudkan, maka

baik langsung maupun tidak langsung hal ini memiliki implikasi
terhadap kualitas kinerja guru. Berdasarkan hal tersebut, efektivitas
pelaksanaan sistem pengawasan pendidikan melalui pelaksanaan
supervisi pengajaran menjadi bagian penting dalam upaya
meningkatkan kualitas kinerja guru sekolah dasar.

Efektivitas pelaksanaan sistem pengawasan pendidikan

melalui pelaksanaan supervisi pengajaran, yakni menunjuk pendapat
Oteng Sutisna (1987) yang mengemukakan bahwa: " kegiatan

supervisi harus disusun dalam bentuk program yang merupakan
kesatuan yang direncanakan dengan te.it, dan ditujukan kepada
perbaikan situasi belajar mengajar. Lebih lanjut Oteng Sutisna
menjamin bahwa hanya dengan begitu maksud-maksud pelaksanaan

fj&g?

supervisi

bisa

tercapai. Adapun langkah-langkah pel

supervisi

pengajaran

adalah

(1)

Perencanaan/persl

(2)Pelaksanaan; dan (3) Evaluasi atau tindak lanjut.
Kualitas kinerja

guru

menunjuk pada (1) Kemampuan

Profesional Guru, (2) Kemampuan Pribadi Guru, dan (3) Kemampuan

Sosial Guru. Berdasarkan pemikiran di atas, maka secara sederhana

kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagaimana
tercantum pada bagan 1.1 berikut ini:
BAGAN1.1

KERANGKA BERPIKIR

PENGAWASANPENDIDIKAN
PELAKSANAAN SUPERVISI
PENGAJARAN :

• Pemahaman sebagai supervisor
* PENGAWAS
SEKOLAH
* KEPALA
SEKOLAH

• Perencanaan/persiapan Supervisi
» Pelaksanaan Supervisi
• Evaluasi dan Tindak Lanjut
• Hambatan-hambatan dan usaha
usaha untuk mengatasinya

GURU

KUALITAS KINERJA
GURU

Kemampuan Profesional Guru

{Profesional Competency)
Kemampuan Pribadi Guru
{Personal Competency)
Kemampuan Sosial Guru

{Social Competency^)

26

H. Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Artinya bahwa pengungkapan
data menunjukkan penggambaran situasi dan kondisi yang terjadi pada
saat sekarang atau bersifat aktual mengenai gejala dan peristiwa yang
harus dipecahkan sesegera mungkin.

I. Lokasi dan Sumber Data

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ciamis , yang terdiri dari
34 Kecamatan. Karena keterbatasan waktu, kemampuan dan biaya,

maka sebagaimana tertulis pada judul tesis, penelitian ini merupakan
studi analisis pada tiga kecamatan yang ada di kabupaten Ciamis,

yaitu (1) Kecamatan Ciamis, terletak di ibu kota kabupaten, mewakili
daerah perkotaan, (2) Kecamatan Padaherang, terletak jauh dari
ibukota kabupaten, mewakili daerah pedesaan, dan (3) Kecamatan

Cisaga, terletak tidak jauh dari ibukota kabupaten, mewakili daerah
antara perkotaan dan pedesaan.

Sedangkan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini
adalah Guru-guru Sekolah Dasar yang berada di lingkungan
Kecamatan Ciamis, Kecamatan Cisaga dan Kecamatan Padaherang
Kabupaten Ciamis.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Sebagaimana diuraikan pada pendahuluan, bahwa penelitian ini
dimaksudkan untuk mengungkapkan gambaran mengenai seberapa besar

pengaruh sistem pengawasan pendidikan melalui pelaksanaan supervisi
pengajaran yang dilakukan pengawas dan kepala sekolah terhadap
kualitas kinerja guru, apakah setiap pengawasan pendidikan melalui

supervisi pengajaran oleh pengawas dan kepala sekolah dilakukan
dengan langkah-langkah supervisi pengajaran yang benar; dan
bagaimana kondisi kualitas kinerja guru sekolah dasar di Kabupaten
Ciamis. Untuk itu dalam bab ini disajikan uraian tentang hal-hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, yaitu metode dan pendekatan

penelitian,

sumber data , alat pengumpul data, pelaksanaan

pengumpulan data, prosedur pengolahan data.

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Metode merupakan serangkaian cara dalam suatu penelitian

yang dilakukan unuk menguji hipotesis penelitian. Winarno
Surakhmad (1989:121) mengemukakan bahwa :

Metode merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai
suatu tujuan, misalnya unuk menguji serangkaian hipotesis,

dengan teknik dan alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah
penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan
penyelidik serta situasi penyelidikan.
109

Dari sekian banyak metode penelitian yang biasa digunakan dalam

bidang ilmu administrasi, maka metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk
mengetahui kejadian atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang

(Suharsimi Arikunto; 1997). Sejalan dengan pandangan ini, Winarno
Surakhmad (1989:140) mengemukakan tentang metode deskriptif

yaitu "... memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang
ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah aktual, data

yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian
dianalisa". Lebih lanjut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989:64-65)
mengemukakan :

Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang telah
terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian
deskriptif dimana peneliti berusaha memotret persistiwa dan
kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian
dituangkan dan digambarkan sebagaimana adanya. Sedangkan
sifat analitis dari penelitian ini merupakan kegiatan lanjutan dari
deskripsi gejala dan peristiwa. Analisis secara mendalam
dilakukan berdasarkan kajian teori, setelah didapat gambaran

yang jelas dan lengkap tentang aspek-aspek yang diteliti.
Berdasarkan pendapat di atas, terlihat bahwa penelitian deskriptif
memiliki ciri-ciri yang spesifik, yaitu :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang yang bersifat aktual,

2. Data yang telah ada mula-mula disusun, dijelaskan, dan
selanjutnya dianalisis.

Untuk memperoleh ketajaman dalam menafsirkan data dan

menganalisis masalah yang diteliti, maka perlu kiranya metode
deskriptif ditunjang oleh suatu studi yang menggali kajian-kajian
keilmuan yang relevan serta mendukung terhadap masalah yang
diteliti. Studi ini dikenal dengan nama studi kepustakaan atau

bibliografis. Studi kepustakaan merupakan suatu cara untuk
memperoleh informasi atau keterangan melalui penelaahan terhadap
berbagai sumber tertulis, antara lain buku-buku, majalah, laporan

penelitian, dan peraturan pemerintah yang menunjang. Pentingnya
studi kepustakaan.dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1989:61):
Penyelidikan bibliografi tidak dapat diabaikan sebab disinilah
penyelidik berusaha menemukan berbagai keterangan
mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya,
yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek
itu, penyelidikan yang sedang berjalan, atau masalah-masalah
yang disarankan oleh para ahli.

Melalui

studi

bibliografis

(kepustakaan)

penulis

dapat

menambahkan pengetahuan yang menunjang terhadap pemecahan

masalah yang diteliti, sehingga informasi-informasi atau pengetahuan

yang berbentuk teori tersebut dapat dijadikan titik tolak atau dasar
berpijak dalam mengkaji permasalahan yang terdapat di lapangan.
Selain

studi

kepustakaan,

dalam

penelitain

ini

penulis

mempergunakan juga studi dokumentasi sebagai sumber data yang

dijadikan bahan untuk menunjang data-data yang diperoleh melalui
angket, dan memperkuat dalam mengambil kesimpulan atas

permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini penulis mengumpulkan data-data dokumentasi berupa
surat edaran dan petunjuk pelaksanaan kerja.

B. Sumber Data

Suharsimi Arikunto (1997:114) mengemukakan bahwa yang

dimaksud dengan sumber data adalah : "... subyek dari mana data

diperoleh". Berpegang pada pengertian tersebut, maka yang menjadi
sumber data adalah : guru-guru sekolah dasar di lingkungan
Kecamatan Ciamis, Kecamatan Cisaga dan Kecamatan Padaherang
Kabupaten Ciamis.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ciamis , yang terdiri

dari 34 Kecamatan. Karena keterbatasan waktu, kemampuan dan

biaya, maka sebagaimana tertulis pada judul tesis, penelitian ini
merupakan studi analisis

pada tiga kecamatan yang ada di

kabupaten Ciamis, yaitu (1) Kecamatan Ciamis, terletak di ibu kota
kabupaten,

mewakili daerah

perkotaan,

(2)

Kecamatan

Padaherang, terletak jauh dari ibukota kabupaten, mewakili daerah

pedesaan, dan (3) Kecamatan Cisaga, terletak tidak jauh dari
ibukota kabupaten, mewakili daerah
pedesaan.

antara perkotaan dan

2. Populasi Penelitian

Menentukan populasi bagi seorang peneliti merupakan salah-

satu langkah yang tidak boleh diabaikan, karena populasi dalam

penelitian merupakan sumber pengambilan data. Populasi digunakan
untuk menyatakan pengertian kelompok yang menjadi asal dari mana

sampel itu dipilih. Populasi diartikan sebagai : " suatu kelompokkelompok manusia, rumah, buah-buahan, binatang dan sebagainya,

yang paling sedikit memiliki satu ciri atau karakteristik tertentu. Dari ciri
itulah akan diketahui perbedaan antara populasi yang satu dengan

yang lainnya" (Soenarto, 1988:2). Maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan sumber data yang

akan dijadikan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah Guru-guru Sekolah Dasar di Lingkungan Kecamatan Ciamis,
Kecamatan Cisaga dan Kecamatan Padaherang Kabupaten Ciamis.
Berdasarkan

uraian

diatas

populasi

penelitiannya

adalah

sebagaimana tertera pada tabel berikut:
TABEL 3.1

POPULASI PENELITIAN

Unit Kerja

No

Banyak Responden

1.

Guru SD di Kecamatan Ciamis

674

2.

Guru SD di Kecamatan Cisaga

167

3.

Guru SD di Kecamatan Padaherang

373

Jumlah

1214

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Tahun 2002

3. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dalam suatu penelitian dilakukan
sedemikian rupa, sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat

berfungsi sebagai contoh dan bersifat refresentatif, artinya dapat
mewakili karakteristik dari populasi penelitian secara keseluruhan,

atau dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya, sebagaimana
dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1989:93) bahwa :
Karena

tidak mungkinnya penyelidikan

selalu langsung

menyelidik setiap popul