TINGKAT PRODUKSI TELUR AYAM KAMPUNG DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN ASPEK PRODUKSINYA DI KECAMATAN ENAM LINGKUNG (Studi Kasus pada Kelompok Ternak Stater, Korong Ringan-Ringan, Nagari Pakandangan).

TINGKAT PRODUKSI TELUR AYAM KAMPUNG DAN PERANAN
PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN ASPEK
PRODUKSINYA DI KECAMATAN ENAM LINGKUNG
(Studi Kasus pada Kelompok Ternak Stater, Korong Ringan-Ringan,
Nagari Pakandangan)

SKRIPSI
Oleh:
RISMAYENTI
1010612112

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
di Fakultas Peternakan

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014

TINGKAT PRODUKSI TELUR AYAM KAMPUNG DAN PERANAN
PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN ASPEK
PRODUKSINYA DI KECAMATAN ENAM LINGKUNG

(Studi Kasus pada Kelompok Ternak Stater, Korong Ringan-Ringan,
Nagari Pakandangan)
Rismayenti, di bawah bimbingan
Ir.H. Rijal Zein, MS dan Ir. Amrizal Anas, MP
Program Studi Peternakan
Universitas Andalas
Padang, 2014

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada kelompok ternak Stater (Serikat Tani Ternak) yang
berada di Korong Ringan-Ringan Nagari pakandangan Kecamatan Enam
Lingkung, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat produksi telur ayam kampung
pada kelompok ternak Stater dan untuk mengetahui peranan penyuluhan dalam
peningkatan penerapan aspek produksi pemeliharaan ayam kampung. Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 5 Januari sampai 5 Februari 2014. Metode yang
digunakan adalah studi kasus dengan responden penelitian berjumlah 30 orang,
menggunakan teknik sensus. Dari hasil penelitian diketahui bahwa produksi telur
ayam kampung pada kelompok ternak Stater yang dibandingkan antara sebelum
dan setelah adanya penyuluhan adalah HDP pemeliharaan secara intensif yaitu

45,18% (sebelum) dan 52,07% (setelah) dengan EMP sebesar 16,76 gr/ekor/hari
(sebelum) dan 19,38% (setelah). Sedangkan pada pemeliharaan secara semi
intensif HDP sebesar 26,82% (sebelum) dan 32,60% (setelah), dengan EMP
sebesar 10,26 gr/ekor/hari (sebelum) dan 12,17 gr/ekor/hari (setelah).
Meningkatnya produksi telur ayam kampung di kelompok ternak Stater ini
disebabkan karena penerapan aspek produksi oleh peternak, yaitu dengan adanya
materi-materi dan pelatihan dari penyuluh.
Kata Kunci : Tingkat Produksi, Ayam Kampung, Penyuluhan, Aspek Produksi

I.

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk, daya beli dan kesadaran masyarakat

untuk mengkonsumsi makanan bergizi, menuntut peningkatan ketersediaan bahan
pangan yang bergizi pula, antara lain daging dan telur. Sebagai sumber protein

hewani, daging dan telur mempunyai kandungan protein dan nilai biologis yang
tinggi. Salah satu jenis hewan ternak yang berperan sebagai penghasil daging dan
telur adalah ayam kampung.
Ayam kampung atau ayam buras merupakan salah satu unggas lokal
yang umumnya dipelihara oleh petani di pedesaan selain dapat diusahakan secara
sambilan, mudah dipelihara dengan teknologi sederhana, dan sewaktu-waktu
dapat dijual untuk keperluan mendesak (Mardiningsih et al. 2004). Unggas ini
mempunyai prospek yang menjanjikan, baik secara ekonomi maupun sosial,
karena merupakan bahan pangan bergizi tinggi serta permintaannya cukup tinggi
(Bakrie et al. 2003).
Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah yang memelihara ayam
kampung dengan populasi terbanyak berdasarkan Kabupaten/Kota lain yang ada
di Sumatra Barat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Barat
(2013), populasi ayam kampung di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak
1.140.159 ekor. Jumlah populasi, pemotongan dan produksi telur ayam kampung
di Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada Tabel 1.

Table 1. Populasi, Pemotongan dan Produksi Telur Ayam Kampung di
Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2008 – 2012
Tahun

Uraian
2008
2009
2010
2011
2012
Populasi (ekor) 795 162
882 348
830 623
1 093 100 1 140 159
Pemotongan
(Kg)
1 113 227 1 235 287 1 162 872 1 530 340 1 585 022
produksi Telur
500 952
555 879
532 292
698 218
792 513
(Kg)

Sumber : BPS Kabupaten Padang Pariaman dalam Angka 2013
Kecamatan Enam Lingkung terdiri dari 5 Nagari, setiap Nagari di
Kecamatan Enam Lingkung telah memelihara ayam kampung namun dalam
jumlah populasi yang berbeda. Populasi ayam kampung terbanyak terdapat di
Nagari Pakandangan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kecamatan
Enam Lingkung dalam Angka 2013, populasi ayam kampung yang terdapat di
Nagari Pakandangan berjumlah 105.270 ekor atau 57,4%. Disini dapat dinyatakan
bahwa Nagari Pakandangan merupakan sentral pengembangan ayam kampung
yang ada di Kecamatan Enam Lingkung.
Kelompok Ternak Stater (Serikat Tani Ternak) di Kecamatan Enam
Lingkung Nagari Pakandangan Kabupaten Padang Pariaman adalah salah satu
kelompok ternak yang berbasis peternakan dan pertanian yang cukup berkembang
hingga saat ini. Berawal dari kelompok kecil pada tahun 2000 dengan jumlah
anggota 15 orang dengan pemeliharaan ayam kampung yang berjumlah 100 ekor,
dari tahun ketahun jumlah anggota kelompok ada yang bertambah dan ada yang
tidak aktif, hingga tahun 2013 sudah berjumlah 30 orang (Lampiran 1), masingmasing anggota sudah memelihara ayam kampung berkisar antara 50 - 600 ekor
per anggota kelompok (Profil usaha kelompok ternak Stater, 2013).

Produktivitas ayam kampung yang dipelihara secara tradisional masih
rendah, antara lain karena pemeliharaan masih sederhana dan belum

memperhatikan tatalaksana yang baik, pemberian pakan tidak seimbang baik
kualitas maupun kuantitasnya dan pencegahan penyakit belum optimal
(Gunawan, 2002). Produksi telur ayam kampung yang dipelihara secara
tradisional berkisar antara 40-50 butir/ekor/tahun (Sulandari et al. 2007).
Mengingat keberadaan dan pemilikan ayam kampung yang sudah umum
dikalangan masyarakat di pedesaan, maka upaya peningkatan produktivitas dan
pengembangan sistem produksi dapat ditempuh dengan cara seleksi bibit dan
perbaikan sistem pemeliharaan yang meliputi sistem perkandangan, mutu pakan
dan penjagaan kesehatan ternak (Rasyaf, 2004).
Dumaria (2006), mengungkapkan selain faktor teknis, juga perlu adanya
pembinaan motivasi kearah usaha yang bernilai ekonomis untuk peningkatan
pendapatan keluarga peternak. Untuk mencapai keberhasilan tersebut maka
diperlukan suatu program penyuluhan dan pembinaan untuk meningkatkan
pengetahuan peternak dalam melakukan usaha ayam kampung yang lebih
ekonomis. Seberapa besar peran penyuluh dalam usaha peternakan termasuk salah
satu faktor penentu dalam pencapaian hasil yang maksimal.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas dan
meneliti lebih mendalam mengenai : “Tingkat Produksi Telur Ayam Kampung
dan Peranan Penyuluhan dalam Peningkatan Penerapan Aspek Produksinya
di Kecamatan Enam Lingkung (Studi Kasus Kelompok Ternak Stater,

Korong Ringan-Ringan, Nagari Pakandangan)”.

B.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat produksi telur ayam kampung pada kelompok ternak Stater
di Korong Ringan-Ringan Nagari Pakandangan?
2. Bagaimana peranan penyuluhan dalam peningkatan penerapan aspek produksi
pemeliharaan ayam kampung pada kelompok ternak Stater di Korong RinganRingan Nagari Pakandangan?
C.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat produksi telur ayam kampung pada kelompok
ternak Stater di Korong Ringan-Ringan Nagari Pakandangan.
2. Untuk mengetahui peranan penyuluhan dalam peningkatan penerapan aspek

produksi pemeliharaan ayam kampung pada kelompok ternak Stater di Korong
Ringan-Ringan Nagari Pakandangan.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian diharapkan dapat berguna sebagai:
1.

Bahan acuan dan pertimbangan

bagi

pemerintah setempat

dalam

pengembangan usaha ternak ayam kampung.
2.

Masukan bagi peternak khususnya anggota kelompok ternak Stater, dalam
upaya pengembangan usaha ternak ayam kampung


3.

Para peneliti dan lembaga perguruan tinggi yakni sebagai sumbangan
informasi ilmiah dan penunjang bagi peneliti selanjutnya.