HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS Hubungan Antara konformitas Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU
KONSUMTIF PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
LITA HIDAYATI
F. 100 060 178
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
0
IIT]BI]NGAIY AIYTARA KOIYT'ORMITAS DENGAN PERILAKU
KONST]MTIT PADA MAHASISWI DI
UNTVERSITAS MI]IIAMMADTYAH STJRAKARTA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
LITA HIDAYATI
tr'. 100 060 178
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 13
April2015
Dan dinyatakan telah memenuhi qyarat
Penguji Utama
Dr. YadiPurwanto, MM
Penguji Pendamping
I
Rini Lestari, S.Psi, lVlSi
Penguji Pendamping
II
Drs. Soleh Amini, M.Si
Surakart4 Mei 2015
Universitas Muhammadiyah Surakarta
'p
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU
KONSUMTIF PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lita Hidayati
Yadi Purwanto
yoe_lha@yahoo.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstraksi
Belanja menjadi salah satu aktivitas manusia, yaitu dengan membeli sesuatu
baik barang maupun jasa. Banyaknya orang berbelanja membuat para produsen
mendirikan mall-mall untuk menjual hasil produknya. Hal yang menarik dari
menjamurnya mall-mall di Surakarta adalah perilaku belanja para mahasiswi.
Mahasiswi menjadi subjek yang konsumtif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: (1) Hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada
mahasiswi. (2) Peran konformitas terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswi. (3)
Tingkat konformitas dan perilaku konsumtif pada mahasiswi.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi fakultas psikologi di
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ciri sampel dalam penelitian ini adalah :
Mahasiswa angkatan 2012 dan angkatan 2013. Alasan digunakannya mahasiswi
UMS karena berdasarkan hasil pengamatan dan observasi bahwa sebagian besar
mahasiswi UMS cenderung melakukan perilaku konsumtif. Jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 61 mahasiswi dari berbagai fakultas di UMS. Cara
pengambilan sampel dalam penelitain ini adalah purposive non random sampling.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala. Adapun metode
analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan yaitu dengan
teknik product moment dari Pearson
Berdasarkan hasil pembahasan tentang konformitas dan perilaku konsumtif
pada mahasiswi, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada
hubungan positif sangat signifikan antara konformitas dengan perilaku konsumtif
pada mahasiswi. (2) Peran konformitas terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswi
sebesar 36,4%. Hal ini berarti masih terdapat beberapa variabel lain yang
mempengaruhi perilaku konsumtif sebesar 63,6%. Variabel lain tersebut misalnya
motivasi, konsep diri, gaya hidup lingkungan keluarga, atau media sosial. (3)
Tingkat konformitas termasuk kategori rendah dan perilaku konsumtif pada
mahasiswi termasuk sedang.
Kata kunci : Konformitas dan Perilaku Konsumtif
1
sebenarnya kurang diperlukan secara
PENDAHULUAN
berlebihan untuk mencapai kepuasan
Belanja menjadi salah satu
aktivitas
manusia,
yaitu
yang maksimal. Perilaku konsumtif
dengan
membeli sesuatu baik barang maupun
pada
jasa.
akan
pertimbangan
rasional
dalam
konsumsi
untuk
Semua
orang
pasti
sesorang
tidak
ada
lagi
berbelanja
untuk
memenuhi
menggunakan
kebutuhan
hidupnya.
Banyaknya
kebutuhan semata, bukan kebutuhan
orang
berbelanja
membuat
(Prawono, 2005).
para
produsen mendirikan mall-mall untuk
Hal
yang
menarik
dari
menjual hasil produknya. Banyaknya
menjamurnya mall-mall di Surakarta
mall-mall yang didirikan pengusaha
adalah
telah merubah kebiasaan masyarakat
mahasiswi, mahasiswi menjadi subjek
dalam
Awalnya
yang konsumtif. Mahasiswi termasuk
mengkonsumsi
ke dalam golongan dewasa awal atau
barang untuk kebutuhan produksi dan
remaja. Di sisi lain tidak dipungkiri
konsumsi
bahwa
berbelanja.
masyarakat
sekarang
hanya
yang
cukup.
hampir
Namun
perilaku
hadirnya
belanja
mall
para
membawa
kemudahan dan kenyamanan bagi
semuanya
masyarakat lebih suka mengkonsumsi
mahasiswi
segala sesuatunya dengan berlebihan.
kebutuhannya. Seharusnya, mahasiswi
Keberadaan
mall
mampu
yang
untuk
memenuhi
mengendalikan
dalam
dampak
berbelanja sesuai dengan kebutuhan,
perubahan perilaku konsumtif bagi
mengingat sebagian besar mahasiswi
konsumen.
Yuliati
(2008)
dalam biaya kuliah dan hidup masih
menjelaskan
bahwa
perilaku
ditanggung orangtua. Akan tetapi
tindakan
pada kenyataan, banyak mahasiswi
mengkonsumsi segala sesuatu yang
yang tidak mampu mengontrol dirinya
mengacu
saat berbelanja.
menjamur
konsumtif
membawa
merupakan
pada
keinginan
dan
Hal
kesenangan semata, tanpa melihat
tersebut
dapat
terjadi
tingkat urgenitas. Konsumtif lebih
berdasarkan pendapat Rosandi (2004)
khusus menjelaskan keinginan untuk
bahwa pada usia remaja terbentuk
mengkonsumsi barang-barang yang
pola konsumsi yang kemudian dapat
1
perilaku
barang bukan berdasarkan kebutuhan,
konsumtif. Menurut para sosiolog dan
melainkan karena ikut-ikutan teman
psikolog
dan karena mengikuti perkembangan
berkembang
menjadi
sosial,
konformis,
pakaian
remaja
terutama
dan
adalah
dalam
penampilan
mode.
hal
Dengan
diketahui
dalam
demikian
dapat
faktor
yang
bahwa
kelompok, sehingga remaja cenderung
mempengaruhi mahasiswi bersikap
untuk berperilaku konsumtif agar
konsumtif karena faktor pengaruh
dapat
kelompok
berpenampilan
seperti
teman
sebaya
dan
kepribadian.
kelompoknya. Masa remaja adalah
masa saat pola konsumsi seseorang
Pengaruh teman sebaya atau
terbentuk. Di samping itu, remaja
konformitas dijelaskan oleh Santrock
biasanya
rayuan
(2003) muncul ketika individu meniru
iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak
sikap atau tingkah laku orang lain
realistis, dan cenderung boros dalam
dikarenakan
menggunakan
maupun
mudah
terbujuk
uangnya.
Sifat-sifat
tekanan
yang
yang
nyata
dibayangkan
oleh
remaja inilah yang dimanfaatkan oleh
individu. Pengaruh sosial (kelompok)
sebagian produsen untuk memasuki
di mana individu mengubah sikap dan
pasar
tingkah laku individu agar sesuai
remaja.
mahasiswi
Perilaku
berubah,
konsumsi
dari
dengan
hanya
norma
sosial
dalam
yang
kelompoknya. Konformitas banyak
sangat dibutuhkan, menjadi kebutuhan
dilakukan oleh remaja putri dibanding
lain yang sebenarnya tidak terlalu
dengan remaja putra. Penelitian Zebua
dibutuhkan.
dan Nurdjayadi (2001) menemukan
membeli kebutuhan primer,
Berdasarkan hasil wawancara
bahwa remaja putri lebih konform
dengan sepuluh mahasiswi, ditemukan
terhadap kelompoknya dibandingkan
tujuh orang berperilaku konsumtif dan
dengan
tiga
berperilaku
disebabkan karena besarnya keinginan
konsumtif. Hasil wawancara dengan
untuk menjaga harmonisasi, mencapai
tiga mahasiswi pada tanggal 23
persetujuan dan penerimaan sosial.
orang
September
bahwa
tidak
2013
mahasiswi
dapat
Berdasarkan
diketahui
membeli
remaja
putra.
latar
Hal
ini
belakang
dan uraian-uraian di atas, terdapat
suatu
2
konsumtif
pembelian yang dilakukan didorong
mahasiswi.
keinginan untuk memenuhi hasrat
Perilaku konsumtif mahasiswi perlu
kesenangan semata (Prawono, 2005).
mendapat perhatian, karena mahasiswi
Perilaku konsumtif adalah tindakan
penting
membeli
permasalahan
yang
perilaku
dilakukan
oleh
untuk
membelanjakan
barang
bukan
untuk
uangnya secara tepat. Di sisi lain
mencukupi kebutuhan tetapi untuk
mahasiswi
memenuhi keinginan, yang dilakukan
cenderung
pendapat
dalam
berperilaku
secara
mengikuti sikap dan
dalam
kelompok
berlebihan
menimbulkan
atau
sehingga
pemborosan
konformitas. Apabila kecenderungan
inefisiensi
mengikuti
perilaku
mempunyai arti boros, makna kata
dibiarkan
berdampak
kelompok
pada
biaya.
Kata
dan
konsumtif
konsumtif adalah sebuah perilaku
sikap
mahasiswa yang tidak memiliki tujuan
yang
khusus untuk dirinya sendiri. Atas
barang atau jasa secara berlebihan
dasar
(Sukari, dkk., 2013).
permasalahan
ini,
maka
boros,
yang
Perilaku
rumusan masalah dalam penelitian ini
konsumtif
adalah
membeli
dimana
yaitu apakah konformitas mempunyai
suatu
hubungan dengan perilaku konsumtif.
individu mengkonsumsi barang dan
Oleh sebab itu, judul dalam penelitian
jasa secara berlebihan, yang tidak lagi
ini: “Hubungan Antara Konformitas
didasarkan atas pertimbangan rasional
dengan
serta
Perilaku
Mahasiswi
Konsumtif
di
pada
konsumtif
Sukari,
mempunyai
saja
sehingga
dkk.,
(2013)
pembelian
impulsif, pemborosan, dan mencari
kesenangan.
yang besar untuk memiliki bendatanpa
kesenangan
aspek perilaku konsumtif menurut
terjadi
kecenderungan materialistik, hasrat
benda
faktor
menimbulkan pemborosan. Aspek-
LANDASAN TEORI
masyarakat
mementingkan
untuk mencapai kepuasan maksimal
dan
karena
lebih
keinginan daripada kebutuhan hanya
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.”
Perilaku
perilaku
mengansumsi
Semakin
tinggi
skor
perilaku konsumtif maka semakin
memperhatikan
kebutuhannya dan sebagian besar
3
tinggi pula perilaku pada subjek atau
(norma) kelompok sebagai akibat
sebaliknya.
tekanan kelompok yang real atau yang
yang
dibayangkan orang dalam kelompok
konsumtif
mengatakan atau melaksanakan hal
Faktor-faktor
mempengaruhi
perilkau
yang sama.
yaitu hadirnya iklan, konformitas,
Item-item skala konformitas
gaya hidup, kartu kredit, demografi,
disusun sendiri oleh peneliti dan
status sosial, keluarga, media sosial.
belum pernah digunakan sebelumnya.
Konformitas adalah suatu jenis
individu
Penyusunan skala ini berdasarkan
mengubah sikap dan tingkah laku
teori yang dikemukakan oleh Baron
mereka agar sesuai dengan norma
dan Byrne (2005) yaitu pengaruh
sosial yang ada (Baron dan Byrne,
sosial normatif dan pengaruh sosial
2005). Zebua dan Nurdjayadi (2001)
informasional. Semakin tinggi skor
menyatakan
konformitas yang diperoleh subjek,
pengaruh
sosial
dimana
bahwa
konformitas
adalah satu tuntutan yang tidak tertulis
maka
konformitas
yang
dimiliki
dari kelompok teman sebaya terhadap
subjek juga tinggi atau sebaliknya.
Faktor-faktor
anggotanya namun memiliki pengaruh
yang
yang kuat dan dapat menyebabkan
mempengaruhi
munculnya perilaku-perilaku tertentu
garis besar terbagi menjadi dua faktor
pada
kelompok
yaitu faktor situasional dan faktor
tersebut. Sedangkan Surya (1999)
personal. Faktor situasional meliputi
menyatakan
kejelasan situasi, konteks situasi, cara
remaja
anggota
konformitas
adalah
konformitas
secara
perubahan perilaku atau kepercayaan
menyampaikan
menuju (norma) kelompok sebagai
karakteristik sumber pengaruh, ukuran
akibat tekanan kelompok yang real
kelompok, dan tingkat kesepakatan
atau yang dibayangkan. Konformitas
kelompok. Faktor personal meliputi
adalah
orang
dalam
usia, jenis kelamin, stabilitas emosi,
mengatakan
atau
otoritarianisme, kecerdasan, motivasi,
sejumlah
kelompok
penilaian,
melaksanakan
hal
Konformitas
adalah
yang
dan harga diri.
sama.
perubahan
Hipotesis dalam penelitian ini,
perilaku atau kepercayaan menuju
yaitu ada hubungan positif antara
4
konformitas
konsumtif.
dengan
Artinya,
perilaku
subjek
adalah
cara
atau
teknik
yang
yang
digunakan untuk mengambil sampel.
memiliki konformitas
tinggi, maka
Cara pengambilan sampel dalam
perilaku
juga
tinggi.
penelitain ini adalah purposive non
rendah
random
konsumtif
Sebaliknya,
semakin
sampling,
yaitu
konformitas subjek maka perilaku
pengambilan
konsumtif semakin rendah.
karakteristik yang sudah diketahui
sampel
berdasarkan
oleh peneliti (Hadi, 2007).
Alasan menggunakan teknik
METODE PENELITIAN
Hadi
(2007)
korelasi
menyatakan
masing-masing bergejala interval dan
paling sedikit mempunyai sifat dan
ingin
ciri-ciri yang sama. Azwar (2001)
Universitas
Surakarta.
fakultas
bebasnya
mencakup normalitas selebaran serta
linearitas hubungan.
adalah
psikologi
di
HASIL DAN PEMBAHASAN
Muhammadiyah
Hasil penelitian diperoleh r
Ciri sampel dalam
sebesar 0,603 dengan p = 0,000 (p <
penelitian ini adalah :1) Mahasiswi di
Universitas
variabel
dua
asumsi yang harus dipenuhi yaitu
generalisasi hasil penelitian. Populasi
mahasiswi
yaitu
antara
adalah perilaku konsumtif. Asumsi-
kelompok subjek yang akan dikenai
ini
korelasi
konformitas dan variabel tergantung
dimaksudkan untuk diselidiki sebagai
penelitian
dicari
variabel
populasi
merupakan seluruh penduduk yang
dalam
adalah
ada dua variabel yang terlibat yang
individu yang ingin diselidiki dan
bahwa
moment
karena di dalam penelitian ini hanya
bahwa populasi adalah keseluruhan
berpendapat
product
0.01) yang berarti ada hubungan
Muhammadiyah
positif yang sangat signifikan antara
Surakarta. 2) Mahasiswi fakultas
psikologi. 3) Mahasiswi angkatan
2012 dan angkatan 2013.
konformitas
dengan
perilaku
konsumtif.
Maksudnya,
semakin
tinggi konformitas, maka semakin
Sampel adalah sebagian dari
tinggi perilaku konsumtif. Sebaliknya,
populasi yang harus mempunyai
semakin rendah konformitas, maka
paling sedikit satu sifat sama. Teknik
5
Masa dewasa awal yang masih
semakin rendah perilaku konsumtif
pada mahasiswi fakultas psikologi di
mempunyai
karakteristik
mudah
UMS.
dipengaruhi oleh kelompok teman
tersebut
sebaya (Hurlock, 2004). Salah satu
mendukung penelitian yang pernah
pengaruh teman sebaya bagi remaja
dilakukan oleh Zulfitriyah (2007),
adalah dalam hal perilaku membeli.
dengan kesimpulannya yaitu terbukti
Bagi
bahwa
ini
sebaya menjadi hal yang penting. Hal
yang
ini tampaknya tidak terlepas dari
Hasil
penelitin
hipotesis
diterima,
penelitian
adanya
hubungan
remaja,
penerimaan
signifikan antara konformitas dengan
keinginan
perilaku konsumtif terhadap produk
menarik, tidak berbeda dengan teman-
kosmetik pada remaja putri. Semakin
temannya dan agar dapat diterima
tinggi konformitas semakin tinggi
sebagai
pula perilaku
Sebagai contoh remaja yang ingin
konsumtif terhadap
remaja
bagian
untuk
teman
dari
tampil
kelompok.
mengikuti tren atau mode pakaian
produk kometik pada remaja putri.
Sarwono (1999) menyatakan
seperti yang dipakai teman-teman
bahwa konformitas adalah kesesuaian
sebayanya. Remaja tersebut kemudian
antara
membeli
perilaku
individu
dengan
sesuatu
yang
perilaku kelompoknya atau perilaku
dibutuhkan.
individu dengan harapan orang lain
terdorong
tentang
Konformitas
konsumtif karena mereka ingin agar
seseorang
penampilan mereka sama dengan
dengan
teman sebaya dan diterima sebagai
perilakunya.
terjadi
menyesuaikan
karena
perilakunya
Akibatnya
tidak
untuk
remaja
berperilaku
kelompok.
perilaku kelompoknya atau norma
yang ada. Konformitas pada remaja
Konformitas menurut Baron
tampaknya memang dipengaruhi oleh
dan Byrne (2005) dapat diungkap
keinginan
untuk
melalui pengaruh sosial normatif dan
dan
pengaruh sosial informasional. Setiap
memperoleh dukungan emosi dalam
kelompok dalam kehidupan sosial
menjalin persahabatan.
memiliki norma-norma tertentu untuk
memelihara
yang
kuat
harmonisasi
para anggota kelompok dan anggota
6
berusaha
untuk
norma-norma
untuk
tersebut
Individu
mengikuti
melakukan
dengan
agar dapat
tujuan
Di
kesenangan.
dalam kelompok selalu ada informasi
Ada
diterima
dalam
kelompoknya.
pemborosan
untuk
mencari
hubungan
antara
konformitas dan perilaku konsumtif
yang diterima oleh para anggotanya.
Adanya norma dan informasi
tersebut di atas dijelaskan oleh Zebua
terjadi
dan Nurdjayadi (2001) bahwa nilai
yang
berpengaruh
dalam
kelompok
terhadap
korelasi
perilaku
yang
signifikan
antara
anggota kelompok termasuk dalam
konformitas dan perilaku konsumtif,
bertindak
dapat diungkapkan salah satu faktor
secara
impulsif,
pemborosan, dan mencari kesenangan.
yang
Tindakan impulsif, pemborosan, dan
pembentukan
mencari
merupakan
adalah konformitas. Semakin konform
aspek-aspek untuk mengungkapkan
seorang remaja dalam kelompoknya,
perilaku
maka semakin mudah dipengaruhi
kesenangan
konsumtif.
Konformitas
turut
berperan
perilaku
dalam
konsumtif
cenderung
untuk
menerima
Konformitas pada remaja putri lebih
informasi mengenai suatu barang
mudah terjadi karena mereka lebih
berpengaruh
mudah dipengaruhi. Remaja putri
dalam
diri
mengikuti
individu
norma
dan
terhadap
perilaku
berperilaku
individu untuk membeli semata-mata
memang
karena didasari oleh hasrat yang tiba-
dipengaruhi dalam beberapa hal, baik
tiba atau keinginan sesaat, dilakukan
dalam
tanpa
mengambil
terlebih
dahulu
mempertimbangkannya,
dan
biasanya
berteman
lebih
dan
mudah
dalam
keputusan,
hal
termasuk
membeli.
tidak
Tingkat konformitas termasuk
memikirkan apa yang akan terjadi
kemudian
cenderung
konsumtif.
kategori
bersifat
rendah.
Hasil
kategori
emosional, sehingga memungkinkan
empiris data penelitian menunjukkan
individu
pemborosan,
tingkat konformitas subjek penelitian
yaitu perilaku yang menghambur-
secara umum berada pada kategori
hamburkan
rendah (47,5%). Selain itu sebagian
melakukan
banyak
dana
tanpa
besar
disadari adanya kebutuhan yang jelas.
7
responden
penelitian
tidak
dalam
untuk berbeda dengan teman atau
konformitas. Seperti yang diutarakan
kelompok sebayanya (Hurlock, 2004).
oleh 4 responden penelitian saat
Tingkat konformitas yang rendah
diwawancarai diperoleh jawaban yang
menunjukkan bahwa remaja dapat
hampir
memberikan keputusan tanpa takut
mudah
dipengaruhi
sama
bahwa
responden
sebagai anak kost perlu hidup hemat
ditolak oleh kelompok.
dan saat membeli barang disesuaikan
Perilaku
konsumtif
pada
dengan kebutuhan. Hal tersebut sesuai
mahasiswi
dengan pendapat Sears dan Peplau
berdasarkan hasil statistik kategori
(2001) bahwa pada dasarnya, orang
perilaku konsumtif tergolong sedang
menyesuaikan
sebanyak 31 responden atau 50,8%
diri
karena
alasan
termasuk
untuk memperoleh informasi yang
dan
bermanfaat bagi diri individu. Hurlock
responden diketahui bahwa hidup
(2004)
hemat
menjelaskan
dalam
teori
hasil
wawancara
sedang
diperoleh
dari
dengan
4
lingkungan
perkembangan remaja akhir. Pada usia
keluarga. Hal tersebut sesuai dengan
awal remaja konformitas cenderung
pendapat
meningkat, stabil pada pertengahan
Keluarga mempunyai pengaruh yang
usia remaja dan menurun pada akhir
sangat
besar dalam
masa remaja atau masa dewasa awal.
sikap
dan
Hasil
dilakukan
penelitian
yang
Rosandi
(2004)
oleh
Rosandi
termasuk
(2004)
perilaku
dalam
bahwa
pembentukan
anggotanya,
pembentukan
keyakinan dan berfungsi langsung
menunjukkan bahwa pada remaja
dalam
akhir atau dewasa awal konformitas
konsumen.
mulai menurun. Hal ini seiring dengan
remaja
perkembangan kognisi dan emosi
kegiatan
remaja yang semakin matang, maka
kehidupan sehari-hari. Seorang ibu
remaja kemudian mampu menentukan
yang sering mengajak anaknya untuk
perilaku atau nilai yang sesuai dengan
makan di luar akan mempengaruhi
diri remaja itu sendiri. Menurunnya
kebiasaan
konformitas
bersikap.
pada
remaja
juga
ditunjukkan dengan adanya keinginan
8
menetapkan
Gaya
dapat
suatu
keputusan
hidup
seorang
dicerminkan
keluarga
seorang
anak
dari
dalam
dalam
Sukari
dkk.,
menjelaskan
melainkan hanya memakai dan
(2013)
bahwa
membelanjakan.
perilaku
Kelemahan dalam penelitian
konsumtif pada remaja akhir adalah
sebuah masalah bagi kehidupan yang
ini, yaitu:
dikemudian hari didalam kehidupan
1.
masyarakat
dan
khususnya
Skala penelitian merupakan skala
yang dibuat oleh orang lain,
pada
remaja, karena cenderung para remaja
sehingga
tidak menanamkan sifat untuk hidup
kesulitan
saat
hemat, dan sifat produktif, dari hidup
pernyataan
dalam
berperilaku
sesuai aspek-aspeknya.
konsumtif
yang
2.
berlebihan akan mengakibatkan hal
yang
lebih
besar
nilai
Sifat
boros,
memasukkan
blue
print
mengumpulkan
ditunggui dan meminta bantuan
yang
kepada salah satu pengurus Unit
hanya
uang
Kegiatan
dalam arti hanya menuruti nafsu
Psikologi
belanja dan keinginan semata.
Muhammadiyah
Kesenjangan atau ketimpangan
sehingga
sosial,
jawaban subjek terkesan asal-
menghambur-hamburkan
2.
dalam
mengalami
data menggunakan dua cara yaitu
negatif
contohnya antara lain :
1.
Peneliti
peneliti
artinya
dikalangan
masyarakat
Mahasiswi
Fakultas
Universitas
Surakarta,
ada
kemungkinan
asalan.
terdapat
kecemburuan, rasa iri, dan tidak
suka didalam lingkungannya dia
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan
berada.
3.
4.
Tindakan
kejahatan,
tentang
artinya
konformitas
dan perilaku
seseorang menghalalkan berbagai
konsumtif
pada
cara untuk mendapatkan barang
penelitian
ini
yang diinginkannya.
sebagai berikut: (1) Ada hubungan
Akan memunculkan orang-orang
positif
yang tidak produktif, dalam arti
konformitas
tidak dapat menghasilkan uang
konsumtif pada mahasiswi. (2) Peran
sangat
konformitas
9
mahasiswi,
dapat
disimpulkan
signifikan
dengan
terhadap
hasil
antara
perilaku
perilaku
konsumtif pada mahasiswi sebesar
dapat memfasilitasi untuk aktualisasi
36,4%. Hal ini berarti masih terdapat
diri seperti mengikuti kegiatan di luar
beberapa
perkuliahan pada klub basket, klub
variabel
mempengaruhi
lain
perilaku
yang
pecinta alam, dan lainnya.
konsumtif
sebesar 63,6%. Variabel lain tersebut
Bagi
peneliti
selanjutnya,
misalnya motivasi, konsep diri, gaya
penelitian ini mempunyai kelemahan,
hidup
atau
yaitu dalam membuat skala dan saat
media sosial. (3) Tingkat konformitas
pengumpulan data. Kelemahan dalam
termasuk kategori rendah dan perilaku
membuat
konsumtif pada mahasiswi termasuk
keterbatasan
sedang.
peneliti menggunakan skala yang
lingkungan
Mengingat
keluarga,
hasil
skala
dipengaruhi
peneliti,
oleh
sehingga
pernah dilakukan oleh peneliti lain.
penelitian
pada
Disarankan bagi peneliti selanjutnya
mahasiswi termasuk tingkat sedang,
untuk membuat skala sendiri yang
maka disarankan bagi para pihak
memungkinkan hasil menjadi lebih
terkait, yaitu sebagai berikut:
baik.
untuk
perilaku
Bagi
subjek
disarankan
perilaku
sebagai
untuk
tetap
peneliti
data
karena
dalam
saat
penyebaran ada yang ditunggui oleh
menurunkan
cara
peneliti dan tidak ditunggui dengan
mahasiswa
bantuan teman untuk mengumpulkan
mempertahankan
data. Oleh sebab itu bagi peneliti
konsumtif,
berikut:
Kelemahan
mengumpulkan
penelitian
untuk
disarankan
dan
konsumtif
dengan
bagi
mengontrol
selanjutnya
perilaku
disarankan
untuk
membelinya agar tidak terjebak dalam
menunggui saat penyebaran skala,
perilaku konsumtif. Cara yang dapat
sehingga hasil perolehan data lebih
dilakukan
akurat.
adalah
dengan
Bagi peneliti selanjutnya yang
mempertahankan harga dirinya dan
mandiri.
tertarik untuk melakukan penelitian
segala
dengan tema yang sama, disarankan
kelebihan dan kekurangannya yang
untuk mencermati konformitas terkait
kemudian
usia remaja dimana konformitas mulai
menjadi
Menerima
pribadi
diri
yang
dengan
dikembangkan
dengan
menurun
mengikuti berbagai kegiatan yang
10
seiring
perkembangan
kognisi
dan
semakin
emosi
matang,
kemudian
remaja
maka
mampu
yang
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2001. Metode Penelitian.
Yogyakarta
:
Pustaka
Pelajar.
remaja
menentukan
perilaku atau nilai yang sesuai dengan
Bailey, J.A. 2003. Self- Image, SelfConcept, and Self Identity
Revisited.
Journal
Psychologycal..
Vol. V.
No. 8. Page. 79-97.
diri remaja itu sendiri. Menurunnya
konformitas
pada
remaja
juga
ditunjukkan dengan adanya keinginan
untuk berbeda dengan teman atau
kelompok
sebayanya.
konformitas
Baron, R. A dan Bryne, D. 2005.
Psikologi Sosial Jilid 2
(penerjemah : Djuwita, R,
dkk). Jakarta : Erlangga.
Tingkat
yang
rendah
menunjukkan bahwa remaja dapat
Hadi, S. 2007. Statistik 3. Yogyakarta
: Andi Offset
memberikan keputusan tanpa takut
ditolak oleh kelompok. Selain itu,
juga perlu mencermati faktor-faktor
Hurlock,
E. B. 2004. Psikologi
Perkembangan : Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang
Kehidupan
(penerjemah : Wasana, J ).
Jakarta : Erlangga.
Prawono,
I.Y. 2005. Perbedaan
Perilaku Konsumtif untuk
Produk Fashion Antara
Remaja Putra dan Putri.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Jakarta: Universitas Atma
Jaya.
Rosandi,
A.F. 2004. Perbedaan
Perilaku Konsumtif Antara
Mahasiswa Pria dan Wanita
di Universitas Katolik Atma
Jaya.
Skripsi
(tidak
diterbitkan).
Jakarta:
Fakultas
Psikologi
Universitas Atma Jaya.
lain yang diduga turut berperan dan
mempengaruhi
perilaku
pada
putri.
remaja
konsumtif
Faktor-faktor
tersebut antara lain faktor gaya hidup,
hadirnya iklan, kartu kredit, faktor
kebudayaan dan kebudayaan khusus,
kelas sosial, kelompok sosial dan
referensi, keluarga, serta kepribadian
dan
konsep
selanjutnya
diri.
dapat
Peneliti
lain
melakukan
penelitian tidak terbatas pada remaja
putri saja akan tetapi juga pada remaja
putra.
Sarwono, S.W. 1999. Psikologi Sosial
: Psikologi Kelompok dan
11
Psikologi Terapan. Jakarta :
Balai Pustaka.
Sukari, Larasati, A., Mudjijono, dan
Susilantin,
E.
2013.
Perilaku Konsumtif Siswa
SMA di DIY. Yogyakarta:
Balai Pelestarian Nilai
Budaya (BPNB).
Surya, F. A. 1999. Perbedaan Tingkat
Konformitas Ditinjau Dari
Gaya Hidup Pada Remaja.
Jurnal Psikologika No 7.
Th III. Hal. 64-72
Wimbarti, P. 2013. Life Style Dari
Sudut Pandang Psikologi
Dikaitkan dengan Perilaku
dan Lingkungan (Arsitektur
dan Perkotaan). Seminar
Nasional dan Workshop:
Lifestyle and Architecture.
Yogyakarta, 31 Mei 2011.
Yuliati, W. 2008. Perilaku Konsumtif
Mahasiswa Pengguna Kartu
ATM (Studi Deskriptif
Kualitatif Tentang Perilaku
Konsumtif
Mahasiswa
Pengguna Kartu ATM Di
Universitas Sebelas Maret
Surakarta). Skripsi (tidak
diterbitkan).
Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Zebua, A.S dan Nurdjayadi, R.D.
2001. Hubungan Antara
Konformitas dan Konsep
Diri
Dengan
Perilaku
Konsumtif Pada Remaja
Putri. Phronesis. Volume 3,
mNo 6. Hal 72-82.
12
KONSUMTIF PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
LITA HIDAYATI
F. 100 060 178
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
0
IIT]BI]NGAIY AIYTARA KOIYT'ORMITAS DENGAN PERILAKU
KONST]MTIT PADA MAHASISWI DI
UNTVERSITAS MI]IIAMMADTYAH STJRAKARTA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
LITA HIDAYATI
tr'. 100 060 178
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 13
April2015
Dan dinyatakan telah memenuhi qyarat
Penguji Utama
Dr. YadiPurwanto, MM
Penguji Pendamping
I
Rini Lestari, S.Psi, lVlSi
Penguji Pendamping
II
Drs. Soleh Amini, M.Si
Surakart4 Mei 2015
Universitas Muhammadiyah Surakarta
'p
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU
KONSUMTIF PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lita Hidayati
Yadi Purwanto
yoe_lha@yahoo.com
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstraksi
Belanja menjadi salah satu aktivitas manusia, yaitu dengan membeli sesuatu
baik barang maupun jasa. Banyaknya orang berbelanja membuat para produsen
mendirikan mall-mall untuk menjual hasil produknya. Hal yang menarik dari
menjamurnya mall-mall di Surakarta adalah perilaku belanja para mahasiswi.
Mahasiswi menjadi subjek yang konsumtif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: (1) Hubungan antara konformitas dengan perilaku konsumtif pada
mahasiswi. (2) Peran konformitas terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswi. (3)
Tingkat konformitas dan perilaku konsumtif pada mahasiswi.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi fakultas psikologi di
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ciri sampel dalam penelitian ini adalah :
Mahasiswa angkatan 2012 dan angkatan 2013. Alasan digunakannya mahasiswi
UMS karena berdasarkan hasil pengamatan dan observasi bahwa sebagian besar
mahasiswi UMS cenderung melakukan perilaku konsumtif. Jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 61 mahasiswi dari berbagai fakultas di UMS. Cara
pengambilan sampel dalam penelitain ini adalah purposive non random sampling.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah skala. Adapun metode
analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan yaitu dengan
teknik product moment dari Pearson
Berdasarkan hasil pembahasan tentang konformitas dan perilaku konsumtif
pada mahasiswi, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada
hubungan positif sangat signifikan antara konformitas dengan perilaku konsumtif
pada mahasiswi. (2) Peran konformitas terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswi
sebesar 36,4%. Hal ini berarti masih terdapat beberapa variabel lain yang
mempengaruhi perilaku konsumtif sebesar 63,6%. Variabel lain tersebut misalnya
motivasi, konsep diri, gaya hidup lingkungan keluarga, atau media sosial. (3)
Tingkat konformitas termasuk kategori rendah dan perilaku konsumtif pada
mahasiswi termasuk sedang.
Kata kunci : Konformitas dan Perilaku Konsumtif
1
sebenarnya kurang diperlukan secara
PENDAHULUAN
berlebihan untuk mencapai kepuasan
Belanja menjadi salah satu
aktivitas
manusia,
yaitu
yang maksimal. Perilaku konsumtif
dengan
membeli sesuatu baik barang maupun
pada
jasa.
akan
pertimbangan
rasional
dalam
konsumsi
untuk
Semua
orang
pasti
sesorang
tidak
ada
lagi
berbelanja
untuk
memenuhi
menggunakan
kebutuhan
hidupnya.
Banyaknya
kebutuhan semata, bukan kebutuhan
orang
berbelanja
membuat
(Prawono, 2005).
para
produsen mendirikan mall-mall untuk
Hal
yang
menarik
dari
menjual hasil produknya. Banyaknya
menjamurnya mall-mall di Surakarta
mall-mall yang didirikan pengusaha
adalah
telah merubah kebiasaan masyarakat
mahasiswi, mahasiswi menjadi subjek
dalam
Awalnya
yang konsumtif. Mahasiswi termasuk
mengkonsumsi
ke dalam golongan dewasa awal atau
barang untuk kebutuhan produksi dan
remaja. Di sisi lain tidak dipungkiri
konsumsi
bahwa
berbelanja.
masyarakat
sekarang
hanya
yang
cukup.
hampir
Namun
perilaku
hadirnya
belanja
mall
para
membawa
kemudahan dan kenyamanan bagi
semuanya
masyarakat lebih suka mengkonsumsi
mahasiswi
segala sesuatunya dengan berlebihan.
kebutuhannya. Seharusnya, mahasiswi
Keberadaan
mall
mampu
yang
untuk
memenuhi
mengendalikan
dalam
dampak
berbelanja sesuai dengan kebutuhan,
perubahan perilaku konsumtif bagi
mengingat sebagian besar mahasiswi
konsumen.
Yuliati
(2008)
dalam biaya kuliah dan hidup masih
menjelaskan
bahwa
perilaku
ditanggung orangtua. Akan tetapi
tindakan
pada kenyataan, banyak mahasiswi
mengkonsumsi segala sesuatu yang
yang tidak mampu mengontrol dirinya
mengacu
saat berbelanja.
menjamur
konsumtif
membawa
merupakan
pada
keinginan
dan
Hal
kesenangan semata, tanpa melihat
tersebut
dapat
terjadi
tingkat urgenitas. Konsumtif lebih
berdasarkan pendapat Rosandi (2004)
khusus menjelaskan keinginan untuk
bahwa pada usia remaja terbentuk
mengkonsumsi barang-barang yang
pola konsumsi yang kemudian dapat
1
perilaku
barang bukan berdasarkan kebutuhan,
konsumtif. Menurut para sosiolog dan
melainkan karena ikut-ikutan teman
psikolog
dan karena mengikuti perkembangan
berkembang
menjadi
sosial,
konformis,
pakaian
remaja
terutama
dan
adalah
dalam
penampilan
mode.
hal
Dengan
diketahui
dalam
demikian
dapat
faktor
yang
bahwa
kelompok, sehingga remaja cenderung
mempengaruhi mahasiswi bersikap
untuk berperilaku konsumtif agar
konsumtif karena faktor pengaruh
dapat
kelompok
berpenampilan
seperti
teman
sebaya
dan
kepribadian.
kelompoknya. Masa remaja adalah
masa saat pola konsumsi seseorang
Pengaruh teman sebaya atau
terbentuk. Di samping itu, remaja
konformitas dijelaskan oleh Santrock
biasanya
rayuan
(2003) muncul ketika individu meniru
iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak
sikap atau tingkah laku orang lain
realistis, dan cenderung boros dalam
dikarenakan
menggunakan
maupun
mudah
terbujuk
uangnya.
Sifat-sifat
tekanan
yang
yang
nyata
dibayangkan
oleh
remaja inilah yang dimanfaatkan oleh
individu. Pengaruh sosial (kelompok)
sebagian produsen untuk memasuki
di mana individu mengubah sikap dan
pasar
tingkah laku individu agar sesuai
remaja.
mahasiswi
Perilaku
berubah,
konsumsi
dari
dengan
hanya
norma
sosial
dalam
yang
kelompoknya. Konformitas banyak
sangat dibutuhkan, menjadi kebutuhan
dilakukan oleh remaja putri dibanding
lain yang sebenarnya tidak terlalu
dengan remaja putra. Penelitian Zebua
dibutuhkan.
dan Nurdjayadi (2001) menemukan
membeli kebutuhan primer,
Berdasarkan hasil wawancara
bahwa remaja putri lebih konform
dengan sepuluh mahasiswi, ditemukan
terhadap kelompoknya dibandingkan
tujuh orang berperilaku konsumtif dan
dengan
tiga
berperilaku
disebabkan karena besarnya keinginan
konsumtif. Hasil wawancara dengan
untuk menjaga harmonisasi, mencapai
tiga mahasiswi pada tanggal 23
persetujuan dan penerimaan sosial.
orang
September
bahwa
tidak
2013
mahasiswi
dapat
Berdasarkan
diketahui
membeli
remaja
putra.
latar
Hal
ini
belakang
dan uraian-uraian di atas, terdapat
suatu
2
konsumtif
pembelian yang dilakukan didorong
mahasiswi.
keinginan untuk memenuhi hasrat
Perilaku konsumtif mahasiswi perlu
kesenangan semata (Prawono, 2005).
mendapat perhatian, karena mahasiswi
Perilaku konsumtif adalah tindakan
penting
membeli
permasalahan
yang
perilaku
dilakukan
oleh
untuk
membelanjakan
barang
bukan
untuk
uangnya secara tepat. Di sisi lain
mencukupi kebutuhan tetapi untuk
mahasiswi
memenuhi keinginan, yang dilakukan
cenderung
pendapat
dalam
berperilaku
secara
mengikuti sikap dan
dalam
kelompok
berlebihan
menimbulkan
atau
sehingga
pemborosan
konformitas. Apabila kecenderungan
inefisiensi
mengikuti
perilaku
mempunyai arti boros, makna kata
dibiarkan
berdampak
kelompok
pada
biaya.
Kata
dan
konsumtif
konsumtif adalah sebuah perilaku
sikap
mahasiswa yang tidak memiliki tujuan
yang
khusus untuk dirinya sendiri. Atas
barang atau jasa secara berlebihan
dasar
(Sukari, dkk., 2013).
permasalahan
ini,
maka
boros,
yang
Perilaku
rumusan masalah dalam penelitian ini
konsumtif
adalah
membeli
dimana
yaitu apakah konformitas mempunyai
suatu
hubungan dengan perilaku konsumtif.
individu mengkonsumsi barang dan
Oleh sebab itu, judul dalam penelitian
jasa secara berlebihan, yang tidak lagi
ini: “Hubungan Antara Konformitas
didasarkan atas pertimbangan rasional
dengan
serta
Perilaku
Mahasiswi
Konsumtif
di
pada
konsumtif
Sukari,
mempunyai
saja
sehingga
dkk.,
(2013)
pembelian
impulsif, pemborosan, dan mencari
kesenangan.
yang besar untuk memiliki bendatanpa
kesenangan
aspek perilaku konsumtif menurut
terjadi
kecenderungan materialistik, hasrat
benda
faktor
menimbulkan pemborosan. Aspek-
LANDASAN TEORI
masyarakat
mementingkan
untuk mencapai kepuasan maksimal
dan
karena
lebih
keinginan daripada kebutuhan hanya
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.”
Perilaku
perilaku
mengansumsi
Semakin
tinggi
skor
perilaku konsumtif maka semakin
memperhatikan
kebutuhannya dan sebagian besar
3
tinggi pula perilaku pada subjek atau
(norma) kelompok sebagai akibat
sebaliknya.
tekanan kelompok yang real atau yang
yang
dibayangkan orang dalam kelompok
konsumtif
mengatakan atau melaksanakan hal
Faktor-faktor
mempengaruhi
perilkau
yang sama.
yaitu hadirnya iklan, konformitas,
Item-item skala konformitas
gaya hidup, kartu kredit, demografi,
disusun sendiri oleh peneliti dan
status sosial, keluarga, media sosial.
belum pernah digunakan sebelumnya.
Konformitas adalah suatu jenis
individu
Penyusunan skala ini berdasarkan
mengubah sikap dan tingkah laku
teori yang dikemukakan oleh Baron
mereka agar sesuai dengan norma
dan Byrne (2005) yaitu pengaruh
sosial yang ada (Baron dan Byrne,
sosial normatif dan pengaruh sosial
2005). Zebua dan Nurdjayadi (2001)
informasional. Semakin tinggi skor
menyatakan
konformitas yang diperoleh subjek,
pengaruh
sosial
dimana
bahwa
konformitas
adalah satu tuntutan yang tidak tertulis
maka
konformitas
yang
dimiliki
dari kelompok teman sebaya terhadap
subjek juga tinggi atau sebaliknya.
Faktor-faktor
anggotanya namun memiliki pengaruh
yang
yang kuat dan dapat menyebabkan
mempengaruhi
munculnya perilaku-perilaku tertentu
garis besar terbagi menjadi dua faktor
pada
kelompok
yaitu faktor situasional dan faktor
tersebut. Sedangkan Surya (1999)
personal. Faktor situasional meliputi
menyatakan
kejelasan situasi, konteks situasi, cara
remaja
anggota
konformitas
adalah
konformitas
secara
perubahan perilaku atau kepercayaan
menyampaikan
menuju (norma) kelompok sebagai
karakteristik sumber pengaruh, ukuran
akibat tekanan kelompok yang real
kelompok, dan tingkat kesepakatan
atau yang dibayangkan. Konformitas
kelompok. Faktor personal meliputi
adalah
orang
dalam
usia, jenis kelamin, stabilitas emosi,
mengatakan
atau
otoritarianisme, kecerdasan, motivasi,
sejumlah
kelompok
penilaian,
melaksanakan
hal
Konformitas
adalah
yang
dan harga diri.
sama.
perubahan
Hipotesis dalam penelitian ini,
perilaku atau kepercayaan menuju
yaitu ada hubungan positif antara
4
konformitas
konsumtif.
dengan
Artinya,
perilaku
subjek
adalah
cara
atau
teknik
yang
yang
digunakan untuk mengambil sampel.
memiliki konformitas
tinggi, maka
Cara pengambilan sampel dalam
perilaku
juga
tinggi.
penelitain ini adalah purposive non
rendah
random
konsumtif
Sebaliknya,
semakin
sampling,
yaitu
konformitas subjek maka perilaku
pengambilan
konsumtif semakin rendah.
karakteristik yang sudah diketahui
sampel
berdasarkan
oleh peneliti (Hadi, 2007).
Alasan menggunakan teknik
METODE PENELITIAN
Hadi
(2007)
korelasi
menyatakan
masing-masing bergejala interval dan
paling sedikit mempunyai sifat dan
ingin
ciri-ciri yang sama. Azwar (2001)
Universitas
Surakarta.
fakultas
bebasnya
mencakup normalitas selebaran serta
linearitas hubungan.
adalah
psikologi
di
HASIL DAN PEMBAHASAN
Muhammadiyah
Hasil penelitian diperoleh r
Ciri sampel dalam
sebesar 0,603 dengan p = 0,000 (p <
penelitian ini adalah :1) Mahasiswi di
Universitas
variabel
dua
asumsi yang harus dipenuhi yaitu
generalisasi hasil penelitian. Populasi
mahasiswi
yaitu
antara
adalah perilaku konsumtif. Asumsi-
kelompok subjek yang akan dikenai
ini
korelasi
konformitas dan variabel tergantung
dimaksudkan untuk diselidiki sebagai
penelitian
dicari
variabel
populasi
merupakan seluruh penduduk yang
dalam
adalah
ada dua variabel yang terlibat yang
individu yang ingin diselidiki dan
bahwa
moment
karena di dalam penelitian ini hanya
bahwa populasi adalah keseluruhan
berpendapat
product
0.01) yang berarti ada hubungan
Muhammadiyah
positif yang sangat signifikan antara
Surakarta. 2) Mahasiswi fakultas
psikologi. 3) Mahasiswi angkatan
2012 dan angkatan 2013.
konformitas
dengan
perilaku
konsumtif.
Maksudnya,
semakin
tinggi konformitas, maka semakin
Sampel adalah sebagian dari
tinggi perilaku konsumtif. Sebaliknya,
populasi yang harus mempunyai
semakin rendah konformitas, maka
paling sedikit satu sifat sama. Teknik
5
Masa dewasa awal yang masih
semakin rendah perilaku konsumtif
pada mahasiswi fakultas psikologi di
mempunyai
karakteristik
mudah
UMS.
dipengaruhi oleh kelompok teman
tersebut
sebaya (Hurlock, 2004). Salah satu
mendukung penelitian yang pernah
pengaruh teman sebaya bagi remaja
dilakukan oleh Zulfitriyah (2007),
adalah dalam hal perilaku membeli.
dengan kesimpulannya yaitu terbukti
Bagi
bahwa
ini
sebaya menjadi hal yang penting. Hal
yang
ini tampaknya tidak terlepas dari
Hasil
penelitin
hipotesis
diterima,
penelitian
adanya
hubungan
remaja,
penerimaan
signifikan antara konformitas dengan
keinginan
perilaku konsumtif terhadap produk
menarik, tidak berbeda dengan teman-
kosmetik pada remaja putri. Semakin
temannya dan agar dapat diterima
tinggi konformitas semakin tinggi
sebagai
pula perilaku
Sebagai contoh remaja yang ingin
konsumtif terhadap
remaja
bagian
untuk
teman
dari
tampil
kelompok.
mengikuti tren atau mode pakaian
produk kometik pada remaja putri.
Sarwono (1999) menyatakan
seperti yang dipakai teman-teman
bahwa konformitas adalah kesesuaian
sebayanya. Remaja tersebut kemudian
antara
membeli
perilaku
individu
dengan
sesuatu
yang
perilaku kelompoknya atau perilaku
dibutuhkan.
individu dengan harapan orang lain
terdorong
tentang
Konformitas
konsumtif karena mereka ingin agar
seseorang
penampilan mereka sama dengan
dengan
teman sebaya dan diterima sebagai
perilakunya.
terjadi
menyesuaikan
karena
perilakunya
Akibatnya
tidak
untuk
remaja
berperilaku
kelompok.
perilaku kelompoknya atau norma
yang ada. Konformitas pada remaja
Konformitas menurut Baron
tampaknya memang dipengaruhi oleh
dan Byrne (2005) dapat diungkap
keinginan
untuk
melalui pengaruh sosial normatif dan
dan
pengaruh sosial informasional. Setiap
memperoleh dukungan emosi dalam
kelompok dalam kehidupan sosial
menjalin persahabatan.
memiliki norma-norma tertentu untuk
memelihara
yang
kuat
harmonisasi
para anggota kelompok dan anggota
6
berusaha
untuk
norma-norma
untuk
tersebut
Individu
mengikuti
melakukan
dengan
agar dapat
tujuan
Di
kesenangan.
dalam kelompok selalu ada informasi
Ada
diterima
dalam
kelompoknya.
pemborosan
untuk
mencari
hubungan
antara
konformitas dan perilaku konsumtif
yang diterima oleh para anggotanya.
Adanya norma dan informasi
tersebut di atas dijelaskan oleh Zebua
terjadi
dan Nurdjayadi (2001) bahwa nilai
yang
berpengaruh
dalam
kelompok
terhadap
korelasi
perilaku
yang
signifikan
antara
anggota kelompok termasuk dalam
konformitas dan perilaku konsumtif,
bertindak
dapat diungkapkan salah satu faktor
secara
impulsif,
pemborosan, dan mencari kesenangan.
yang
Tindakan impulsif, pemborosan, dan
pembentukan
mencari
merupakan
adalah konformitas. Semakin konform
aspek-aspek untuk mengungkapkan
seorang remaja dalam kelompoknya,
perilaku
maka semakin mudah dipengaruhi
kesenangan
konsumtif.
Konformitas
turut
berperan
perilaku
dalam
konsumtif
cenderung
untuk
menerima
Konformitas pada remaja putri lebih
informasi mengenai suatu barang
mudah terjadi karena mereka lebih
berpengaruh
mudah dipengaruhi. Remaja putri
dalam
diri
mengikuti
individu
norma
dan
terhadap
perilaku
berperilaku
individu untuk membeli semata-mata
memang
karena didasari oleh hasrat yang tiba-
dipengaruhi dalam beberapa hal, baik
tiba atau keinginan sesaat, dilakukan
dalam
tanpa
mengambil
terlebih
dahulu
mempertimbangkannya,
dan
biasanya
berteman
lebih
dan
mudah
dalam
keputusan,
hal
termasuk
membeli.
tidak
Tingkat konformitas termasuk
memikirkan apa yang akan terjadi
kemudian
cenderung
konsumtif.
kategori
bersifat
rendah.
Hasil
kategori
emosional, sehingga memungkinkan
empiris data penelitian menunjukkan
individu
pemborosan,
tingkat konformitas subjek penelitian
yaitu perilaku yang menghambur-
secara umum berada pada kategori
hamburkan
rendah (47,5%). Selain itu sebagian
melakukan
banyak
dana
tanpa
besar
disadari adanya kebutuhan yang jelas.
7
responden
penelitian
tidak
dalam
untuk berbeda dengan teman atau
konformitas. Seperti yang diutarakan
kelompok sebayanya (Hurlock, 2004).
oleh 4 responden penelitian saat
Tingkat konformitas yang rendah
diwawancarai diperoleh jawaban yang
menunjukkan bahwa remaja dapat
hampir
memberikan keputusan tanpa takut
mudah
dipengaruhi
sama
bahwa
responden
sebagai anak kost perlu hidup hemat
ditolak oleh kelompok.
dan saat membeli barang disesuaikan
Perilaku
konsumtif
pada
dengan kebutuhan. Hal tersebut sesuai
mahasiswi
dengan pendapat Sears dan Peplau
berdasarkan hasil statistik kategori
(2001) bahwa pada dasarnya, orang
perilaku konsumtif tergolong sedang
menyesuaikan
sebanyak 31 responden atau 50,8%
diri
karena
alasan
termasuk
untuk memperoleh informasi yang
dan
bermanfaat bagi diri individu. Hurlock
responden diketahui bahwa hidup
(2004)
hemat
menjelaskan
dalam
teori
hasil
wawancara
sedang
diperoleh
dari
dengan
4
lingkungan
perkembangan remaja akhir. Pada usia
keluarga. Hal tersebut sesuai dengan
awal remaja konformitas cenderung
pendapat
meningkat, stabil pada pertengahan
Keluarga mempunyai pengaruh yang
usia remaja dan menurun pada akhir
sangat
besar dalam
masa remaja atau masa dewasa awal.
sikap
dan
Hasil
dilakukan
penelitian
yang
Rosandi
(2004)
oleh
Rosandi
termasuk
(2004)
perilaku
dalam
bahwa
pembentukan
anggotanya,
pembentukan
keyakinan dan berfungsi langsung
menunjukkan bahwa pada remaja
dalam
akhir atau dewasa awal konformitas
konsumen.
mulai menurun. Hal ini seiring dengan
remaja
perkembangan kognisi dan emosi
kegiatan
remaja yang semakin matang, maka
kehidupan sehari-hari. Seorang ibu
remaja kemudian mampu menentukan
yang sering mengajak anaknya untuk
perilaku atau nilai yang sesuai dengan
makan di luar akan mempengaruhi
diri remaja itu sendiri. Menurunnya
kebiasaan
konformitas
bersikap.
pada
remaja
juga
ditunjukkan dengan adanya keinginan
8
menetapkan
Gaya
dapat
suatu
keputusan
hidup
seorang
dicerminkan
keluarga
seorang
anak
dari
dalam
dalam
Sukari
dkk.,
menjelaskan
melainkan hanya memakai dan
(2013)
bahwa
membelanjakan.
perilaku
Kelemahan dalam penelitian
konsumtif pada remaja akhir adalah
sebuah masalah bagi kehidupan yang
ini, yaitu:
dikemudian hari didalam kehidupan
1.
masyarakat
dan
khususnya
Skala penelitian merupakan skala
yang dibuat oleh orang lain,
pada
remaja, karena cenderung para remaja
sehingga
tidak menanamkan sifat untuk hidup
kesulitan
saat
hemat, dan sifat produktif, dari hidup
pernyataan
dalam
berperilaku
sesuai aspek-aspeknya.
konsumtif
yang
2.
berlebihan akan mengakibatkan hal
yang
lebih
besar
nilai
Sifat
boros,
memasukkan
blue
mengumpulkan
ditunggui dan meminta bantuan
yang
kepada salah satu pengurus Unit
hanya
uang
Kegiatan
dalam arti hanya menuruti nafsu
Psikologi
belanja dan keinginan semata.
Muhammadiyah
Kesenjangan atau ketimpangan
sehingga
sosial,
jawaban subjek terkesan asal-
menghambur-hamburkan
2.
dalam
mengalami
data menggunakan dua cara yaitu
negatif
contohnya antara lain :
1.
Peneliti
peneliti
artinya
dikalangan
masyarakat
Mahasiswi
Fakultas
Universitas
Surakarta,
ada
kemungkinan
asalan.
terdapat
kecemburuan, rasa iri, dan tidak
suka didalam lingkungannya dia
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan
berada.
3.
4.
Tindakan
kejahatan,
tentang
artinya
konformitas
dan perilaku
seseorang menghalalkan berbagai
konsumtif
pada
cara untuk mendapatkan barang
penelitian
ini
yang diinginkannya.
sebagai berikut: (1) Ada hubungan
Akan memunculkan orang-orang
positif
yang tidak produktif, dalam arti
konformitas
tidak dapat menghasilkan uang
konsumtif pada mahasiswi. (2) Peran
sangat
konformitas
9
mahasiswi,
dapat
disimpulkan
signifikan
dengan
terhadap
hasil
antara
perilaku
perilaku
konsumtif pada mahasiswi sebesar
dapat memfasilitasi untuk aktualisasi
36,4%. Hal ini berarti masih terdapat
diri seperti mengikuti kegiatan di luar
beberapa
perkuliahan pada klub basket, klub
variabel
mempengaruhi
lain
perilaku
yang
pecinta alam, dan lainnya.
konsumtif
sebesar 63,6%. Variabel lain tersebut
Bagi
peneliti
selanjutnya,
misalnya motivasi, konsep diri, gaya
penelitian ini mempunyai kelemahan,
hidup
atau
yaitu dalam membuat skala dan saat
media sosial. (3) Tingkat konformitas
pengumpulan data. Kelemahan dalam
termasuk kategori rendah dan perilaku
membuat
konsumtif pada mahasiswi termasuk
keterbatasan
sedang.
peneliti menggunakan skala yang
lingkungan
Mengingat
keluarga,
hasil
skala
dipengaruhi
peneliti,
oleh
sehingga
pernah dilakukan oleh peneliti lain.
penelitian
pada
Disarankan bagi peneliti selanjutnya
mahasiswi termasuk tingkat sedang,
untuk membuat skala sendiri yang
maka disarankan bagi para pihak
memungkinkan hasil menjadi lebih
terkait, yaitu sebagai berikut:
baik.
untuk
perilaku
Bagi
subjek
disarankan
perilaku
sebagai
untuk
tetap
peneliti
data
karena
dalam
saat
penyebaran ada yang ditunggui oleh
menurunkan
cara
peneliti dan tidak ditunggui dengan
mahasiswa
bantuan teman untuk mengumpulkan
mempertahankan
data. Oleh sebab itu bagi peneliti
konsumtif,
berikut:
Kelemahan
mengumpulkan
penelitian
untuk
disarankan
dan
konsumtif
dengan
bagi
mengontrol
selanjutnya
perilaku
disarankan
untuk
membelinya agar tidak terjebak dalam
menunggui saat penyebaran skala,
perilaku konsumtif. Cara yang dapat
sehingga hasil perolehan data lebih
dilakukan
akurat.
adalah
dengan
Bagi peneliti selanjutnya yang
mempertahankan harga dirinya dan
mandiri.
tertarik untuk melakukan penelitian
segala
dengan tema yang sama, disarankan
kelebihan dan kekurangannya yang
untuk mencermati konformitas terkait
kemudian
usia remaja dimana konformitas mulai
menjadi
Menerima
pribadi
diri
yang
dengan
dikembangkan
dengan
menurun
mengikuti berbagai kegiatan yang
10
seiring
perkembangan
kognisi
dan
semakin
emosi
matang,
kemudian
remaja
maka
mampu
yang
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2001. Metode Penelitian.
Yogyakarta
:
Pustaka
Pelajar.
remaja
menentukan
perilaku atau nilai yang sesuai dengan
Bailey, J.A. 2003. Self- Image, SelfConcept, and Self Identity
Revisited.
Journal
Psychologycal..
Vol. V.
No. 8. Page. 79-97.
diri remaja itu sendiri. Menurunnya
konformitas
pada
remaja
juga
ditunjukkan dengan adanya keinginan
untuk berbeda dengan teman atau
kelompok
sebayanya.
konformitas
Baron, R. A dan Bryne, D. 2005.
Psikologi Sosial Jilid 2
(penerjemah : Djuwita, R,
dkk). Jakarta : Erlangga.
Tingkat
yang
rendah
menunjukkan bahwa remaja dapat
Hadi, S. 2007. Statistik 3. Yogyakarta
: Andi Offset
memberikan keputusan tanpa takut
ditolak oleh kelompok. Selain itu,
juga perlu mencermati faktor-faktor
Hurlock,
E. B. 2004. Psikologi
Perkembangan : Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang
Kehidupan
(penerjemah : Wasana, J ).
Jakarta : Erlangga.
Prawono,
I.Y. 2005. Perbedaan
Perilaku Konsumtif untuk
Produk Fashion Antara
Remaja Putra dan Putri.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Jakarta: Universitas Atma
Jaya.
Rosandi,
A.F. 2004. Perbedaan
Perilaku Konsumtif Antara
Mahasiswa Pria dan Wanita
di Universitas Katolik Atma
Jaya.
Skripsi
(tidak
diterbitkan).
Jakarta:
Fakultas
Psikologi
Universitas Atma Jaya.
lain yang diduga turut berperan dan
mempengaruhi
perilaku
pada
putri.
remaja
konsumtif
Faktor-faktor
tersebut antara lain faktor gaya hidup,
hadirnya iklan, kartu kredit, faktor
kebudayaan dan kebudayaan khusus,
kelas sosial, kelompok sosial dan
referensi, keluarga, serta kepribadian
dan
konsep
selanjutnya
diri.
dapat
Peneliti
lain
melakukan
penelitian tidak terbatas pada remaja
putri saja akan tetapi juga pada remaja
putra.
Sarwono, S.W. 1999. Psikologi Sosial
: Psikologi Kelompok dan
11
Psikologi Terapan. Jakarta :
Balai Pustaka.
Sukari, Larasati, A., Mudjijono, dan
Susilantin,
E.
2013.
Perilaku Konsumtif Siswa
SMA di DIY. Yogyakarta:
Balai Pelestarian Nilai
Budaya (BPNB).
Surya, F. A. 1999. Perbedaan Tingkat
Konformitas Ditinjau Dari
Gaya Hidup Pada Remaja.
Jurnal Psikologika No 7.
Th III. Hal. 64-72
Wimbarti, P. 2013. Life Style Dari
Sudut Pandang Psikologi
Dikaitkan dengan Perilaku
dan Lingkungan (Arsitektur
dan Perkotaan). Seminar
Nasional dan Workshop:
Lifestyle and Architecture.
Yogyakarta, 31 Mei 2011.
Yuliati, W. 2008. Perilaku Konsumtif
Mahasiswa Pengguna Kartu
ATM (Studi Deskriptif
Kualitatif Tentang Perilaku
Konsumtif
Mahasiswa
Pengguna Kartu ATM Di
Universitas Sebelas Maret
Surakarta). Skripsi (tidak
diterbitkan).
Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Zebua, A.S dan Nurdjayadi, R.D.
2001. Hubungan Antara
Konformitas dan Konsep
Diri
Dengan
Perilaku
Konsumtif Pada Remaja
Putri. Phronesis. Volume 3,
mNo 6. Hal 72-82.
12