Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Dengan Konformitas Pada Remaja

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONSUMTIF

DENGAN KONFORMITAS PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh

HOTPASCAMAN. S

041301092

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KONSUMTIF DENGAN

KONFORMITAS PADA REMAJA

Hotpascaman dan Irmawati

Abstrak

Kehadirann bisnis oleh para pengusaha seperti waralaba (franchise), pusat perbelanjaan (shoppingcenter), supermarket, yang ada saat ini menjadi komoditas masyarakat terutama bagi remaja (Sumartono, 2002). Kondisi ini pada gilirannya menimbulkan apa yang disebut dengan budaya konsumer ataupun lebih dikenal sebagi konsumtif (Sumartono, 2002). Menurut Jatman (1987) pengaruh konsumtivisme sangat dominan terjadi pada remaja, sehingga remaja menjadi sasaran berbagai produk perusahaan.

Menurut Sumartono (2002), salah satu faktor munculnya perilaku konsumtif adalah faktor eksternal yaitu kelompok referensi. Kelompok referensi sangat erat kaitannya dengan kelompok sosial, dalam hal ini yang termasuk ke dalam kelompok referensi adalah kelompok pertemanan sebaya oleh remaja atau

peergroup (Dacey & Kenny, 1997).

Brown, Clasen dan Eicher (dalam Dacey dan Kenny, 1997) membuktikan adanya pengaruh peer group pada remaja itu sendiri yaitu berupa peer pressure

(tekanan kelompok sebaya). Remaja yang berada di bawah peer pressure

cenderung untuk conform (konform), untuk menilai, meyakini atau bertindak sesuai dengan penilaian, keyakinan atau tindakan kelompok teman sebayanya (Santrock, 1998). Myers (2005) konformitas adalah perubahan perilaku ataupun keyakinan agar sama dengan dengan orang lain. Dasar pembentuk konformitas yaitu pengaruh normatif dan informasional (Meyers, 2005). Pada pengaruh normatif seseorang mengalah pada tekanan kelompok karena seseorang ingin sesuai dengan norma atau standard kelompok, sedangkan pengaruh informasional terjadi ketika seseorang menyesuaikan diri karena perilaku orang lain memberikan informasi yang berguna.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perilaku konsumtif dengan konformitas yang didasarkan pada pengaruh normatif dan informasional pada 73 orang remaja.

Metode analisa yang digunakan adalah korelasi pearson produk momen. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan perilaku konsumtif dengan pengaruh normatif sebesar (r = 0.367) dan hubungan perilaku konsumtif dengan pengaruh informasional sebesar (r= 0.265).


(3)

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih

karunia-Nya yang memberi jaminan keselamatan penyertaan sampai

selamalamanya. Ia mengizinkan suka dan duka terjadi untuk mendatangkan

kebaikan dalam mempersiapkan penulis menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dan

segala sesuatu diizinkan-Nya terjadi untuk menunjukkan bahwa Ia baik

senantiasa. Skripsi ini merupakan suatu karya ilmiah yang disusun sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Psikologi Fakultas

Psikologi Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berjudul “Hubunngan antara

perilaku konsumtif dengan konformitas pada remaja”. Dalam menyelesaikan

skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulismengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. dr. Chairul Yoel, Sp. A(K) selaku dekan Fakultas Psikoogi

Universitas sumatera utara.

2. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog, selaku dosen pembimbing selaku dosen

pembimbing skripsi. Terima kasih atas kesabaran, bimbingan serta waktu

yang ibu luangkan. sehingga penelitian ini dapat selesai tepat pada

waktunya.

3. Ibu Ika Sari Dewi, S.psi, psi selaku dosen pembimbing akademik. Terima

kasih buat nasehat dan tuntunan yang Ibu berikan. Nasehat-nasehat Ibu

akan penulis ingat, walaupun terkesan agak cerewet namun penulis

bersyukur atas ketulusan yang penulis rasakan dari Ibu.

4. Staff dan pegawai, Terimakasih atas pelayanan yang diberikan kepada


(4)

5. Seluruh Staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Terutama buat ibu Etty Rahmawaty, Kak Ridhoi M.si, Pak Eda danta

M.si, Terimaskasih atas masukan-masukan dalam mempersiapkan skripsi

ini pada waktunya.

6. Secara keseluruhan angkatan 2004, 2005 dan 2006 yang telah memberi

semangat bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan

saudara-saudara semua. Seluruh isi skripsi ini menjadi tanggung jawab penulis.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar skripsi ini

dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

penelitian selanjutnya yang sejenis.

Medan Juli 2009


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Perumusan Masalah………...……...9

C. Tujuan Penelitian………...9

D. Manfaat Penelitian………...9

E. Sistematika penulisan………..10

BAB II. LANDASAN TEORI A. Perilaku konsumtif 1. Pengertian perlaku konsumtif...………...………....12

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif...13

3. Indikator Perilaku Konsumtif.………..………...………...13

B. Konformitas 1. Pengertian Konformitas...………...……… .. 16

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konformitas...17

3. Dasar pembentuk Konformitas …...18

C. Remaja...19

D. Hubungan antara Perilaku Konformitas dengan Perilaku konsumtif pada remaja………...22

E. Hipotesa………..24

BAB III. METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian………...25

B. Definisi Operasional 1.Perilaku Konsumtif..………...……....25

2. Konformitas...………...……...26

C. Populasi dan Metode Pengambilan sampel 1. Populasi dan Sampel………...28


(6)

2. Teknik Pengambilan Sampel...………...………...28

3. Jumlah Sampel Penelitian...28

D. Instrumen/ Alat ukur yang digunakan 1. Skala Perilaku Konsumtif..………...30

2. Skala Konfotmitas………...33

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Uji Validitas...34

2. Uji Daya beda item...35

2. Uji Reliabilitas...35

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian...38

G. Metode Analisa data...39

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Data 1. Gambaran subjek Penelitian a. Gambaran subjek berdasarkan Usia...41

b. Gambaran subjek berdasarkan JenisKelamin...42

2. Hasil Uji Asumsi a. Uji Normalitas...42

b. Uji Linieritas... 45

3. Hasil Utama Penelitian ...46

4. Hasil Tambahan...48

B. Pembahasan...53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...57

B. Saran...58


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Bentuk kuesioner yang diberikan sebelum menjawab

Skala Perilaku konsumtif 31

Tabel 2 Cetak biru Skala Perilaku Konsumtif sebelum uji coba 32

Tabel 3 Cetak biru Skala konformitas sebelum uji coba 33

Tabel 4 Cetak Biru Skala Perilaku konsumtif setelah uji coba 36

Tabel 5 Cetak Biru Skala Konformitas setelah uji coba 37

Tabel 6 Gambaran Subjek berdasarkan Usia 41

Tabel 7 Gambaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin 42 Tabel 8 Hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 43 Tabel 9 Hasil uji linearitas perilaku konsumtif dengan konformitas yang

didasarkan pada pengaruh normatif 45

Tabel 10 Hasil uji linearitas perilaku konsumtif dengan konformitas yang didasarkan pada pengaruh informasional 46 Tabel 11 Hasil uji Perilaku Konsumtif dengan Konformitas yang

didasarkan pada Pengaruh Normatif 47

Tabel 12 Hasil Model Summary pada analisa regresi 47 Tabel 13 Hasil uji Perilaku Konsumtif dengan Konformitas yang

didasarkan pada Pengaruh Informasional 48 Tabel 14 HasilModel Summary pada analisa regresi 48 Tabel 15. Kriteria Kategorisasi Perilaku konsumtif, pengaruh normatif dan

pengaruh informasional 49

Tabel 16 Deskripsi data penelitian dari skala perilaku konsumtif 49 Tabel 17 Kategorisasi Perilaku Konsumtif Berdasarkan Mean Empirik 50 Tabel 18 Kategorisasi Perilaku Konsumtif Berdasarkan Mean hipotetik 50 Tabel 19 Deskripsi data penelitian dari skala pengaruh normatif 51

Tabel 20 Kategorisasi Pengaruh Normatif Berdasarkan Mean empirik 51

Tabel 21 Kategorisasi Pengaruh Normatif Berdasarkan Mean hipotetik 51 Tabel 22 Deskripsi data penelitian dari skala pengaruh informasional 52


(8)

Tabel 23 Kategorisasi Pengaruh Informasional Berdasarkan Mean

empirik 52

Tabel 24 Kategorisasi Pengaruh Informasional Berdasarkan Mean


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambaran Normalitas Skala Perilaku Konsumtif

Gambar 2. Gambaran Normalitas Skala Konformitas (Pengaruh normatif)


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Data Try Out dan Uji Daya Beda dan Reliabilitas Aitem

Lampiran B : Skala Kemandirian dan Skala Kecenderungan Berwirausaha


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap hari masyarakat diperhadapkan dengan begitu banyak iklan-iklan,

dan sugesti promo-promo produk. Semua hal diatas berujung pada satu hal yaitu

membujuk para konsumen untuk membeli suatu produk, dan inilah yang menjadi

tugas para pelaku pasar dalam mengambil langkah ataupun strategi dalam

menguasai pasar. Bahkan, para pelaku bisnis maupun pengusaha banyak

mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dalam mensukseskan tujuan ini, disamping

persaingan antar mereka (Rusich, 2008).

Menjamurnya bisnis oleh para pengusaha seperti waralaba (franchise), pusat perbelanjaan (shoppingcenter), supermarket, toserba (toko serba ada) yang ada saat ini menjadi komoditas masyarakat terutama bagi remaja (Sumartono,

2002). Kehadirannya, yang dianggap eksklusif seakan menjadi simbol peradaban

manusia dan mampu menyulap wajah dunia menuju suatu kondisi yang

konsumeristik dan sekaligus melahirkan trend atau gaya hidup baru. Kondisi ini

pada gilirannya menimbulkan apa yang disebut dengan budaya konsumer ataupun

lebih dikenal sebagi konsumtif (Sumartono, 2002). Budaya konsumtif tersebut

membentuk seseorang untuk melakukan perilaku konsumtif. Menurut Yasraf A.

Piliang (dalam Sumartono, 2002) budaya konsumtif ini tidak hanya memunculkan

sifat fungsional dalam pemenuhan kebutuhan manusia, namun juga bersifat

materi sekaligus simbolik seperti halnya mengkonsumsi produk-produk yang

lebih mengarah ke pembentukan identitas para pengguna ataupun pemakai produk


(12)

memperjelas bahwa orang yang konsumtif dapat dikatakan tidak lagi

mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang melainkan

mempertimbangkan prestise yang melekat pada barang tersebut. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan Albarry (1994) bahwa arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara

berlebihan. Dalam artian luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros

dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta

tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang

bermewah-mewah.

Perilaku konsumtif menurut Lubis (dalam Sumartono, 2002) merupakan

suatu perilaku yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan

karena adanya keinginan yang mencapai taraf yang tidak rasional lagi. Sedangkan

menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) (dalam Lina & Rosyid ,

1997) memberikan batasan perilaku konsumtif sebagai kecenderungan manusia

untuk menggunakan konsumsi tanpa batas, dan lebih mementingkan faktor

keinginan daripada faktor kebutuhan.

Menurut Anggasari (dalam Sumartono, 2002) perilaku konsumtif adalah

tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga

sifatnya menjadi berlebihan. Dalam (Konsumerisme, 2008) perilaku konsumtif

terjadi ketika seseorang tidak mendasari pembelian dengan kebutuhan namun juga

semata-mata demi kesenangan, sehingga menyebabkan seseorang menjadi boros

Menurut Sumartono (2002), munculnya perilaku konsumtif disebabkan oleh

faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internal yang berpengaruh pada


(13)

kepribadian dan konsep diri sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh pada

perilaku konsumtif individu adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok

social dan referensi serta keluarga. Menurut Loc (dalam Sumartono, 2002), pada

faktor eksternal pembentuk perilaku konsumtif ini terkhususnya pada pengaruh

yang dihasilkan oleh kelompok referensi, seseorang akan melakukan perilaku

konsumtif dengan mengacu pada apa yang ditentukan oleh kelompok

referensinya. Kelompok referensi ini sangat kuat dalam mempengaruhi individu,

hal ini terkait dengan akan adanya pengakuan dari kelompok tersebut terhadap

individu yang ada di dalamnya.

Hal ini sesuai dengan Schiffmann dan Kanuk (2004), dalam buku consumer behavior memperjelas bahwa kelompok referensi memiliki pengaruh kuat, dikarenakan kelompok referensi ini merupakan tempat bagi individu untuk

melakukan perbandingan, memberikan nilai , informasi dan menyediakan suatu

bimbingan ataupun petunjuk untuk melakukan konsumsi.

Kelompok referensi sangat erat kaitannya dengan kelompok sosial, dalam

hal ini yang termasuk ke dalam kelompok referensi adalah kelompok pertemanan

sebaya oleh remaja atau peergroup (Dacey & Kenny, 1997). Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa remaja menjadi komoditas yang paling utama

dalam budaya konsumtif. Hal ini sejalan dengan Jatman (1987) pengaruh

konsumtivisme yang sangat dominan terjadi pada remaja, sehingga remaja

menjadi sasaran berbagai produk perusahaan. Hal yang sama diungkapkan oleh

Segut (2008) kelompok usia yang sangat konsumtif adalah kelompok remaja.


(14)

mengatakan bahwa perilaku konsumtif pada remaja, juga didorong adanya

perubahan trend ataupun mode yang secara cepat diikuti remaja.

Masa remaja merupakan masa yang penting dalam pencapaian identitas

diri dimana seorang remaja cenderung untuk terlibat dalam pertemanan sebaya

(peer group) sebagai kelompok sosial atau kelompok referen mereka. Pencapaian identitas ini melibatkan kecenderungan berkurangnya pengaruh ataupun kontrol

dari orangtua dan komitmen untuk lebih mandiri (Dacey dan Kenny, 1997).

Menurut Craig (1996) kelompok sebaya sangat berperan penting pada

remaja, karena remaja mencari dukungan untuk menghadapi perubahan fisik dan

emosional yang mereka alami. Rubin (dalam Dacey dan Kenny, 1997)

menambahkan pertemanan ataupun persahabatan yang dilakukan seorang remaja

bersama dengan individu sebayanya membuat remaja memiliki perasan dihargai,

memiliki kemampuan sosial seperti empati dan memahami sudut pandang orang

lain.

Brown, Clasen dan Eicher (dalam Dacey dan Kenny, 1997) melakukan

sebuah studi dalam membuktikan adanya pengaruh peer group pada remaja itu

sendiri. Kepada 1000 orang remaja ditanyakan tentang bagaimana kemauan

mereka untuk melakukan sesuatu yang diminta oleh teman mereka serta seberapa

banyak mereka merasa tertekan dari kelompok sebaya mereka untuk berperilaku.

Secara umum para remaja tersebut dilaporkan merasa tertekan dan tekanan

tersebut berasal dari teman sebaya. Tekanan dari kelompok sebaya ini disebut

dengan peer pressure (Dacey dan Kenny, 1997). Remaja yang berada di bawah

peer pressure cenderung untuk conform, untuk menilai, meyakini atau bertindak sesuai dengan penilaian, keyakinan atau tindakan kelompok teman sebayanya


(15)

(Santrock, 1998). Menurut Shaw (dalam Ginna, 2006) untuk dapat diterima dan

bergabung menjadi anggota kelompok sebaya, seorang remaja harus bisa

menjalankan peran dan tingkah laku sesuai dengan harapan dan tuntutan

kelompok sebaya. Keinginan untuk diterima dan diakui oleh kelompok teman

sebaya membuat sebagian remaja merasa tidak berdaya untuk menghadapi

tekanan yang datang dari teman-temannya, yang ternyata cukup kuat untuk

mendorong remaja melakukan hal yang negatif (Dacey & Kenny, 1997). Sebagai

contoh Suyanto (2001) menjelaskan bahwa perilaku-perilaku yang menjurus pada

perilaku sosial menyimpang dikalangan remaja seperti mengkonsumsi minuman

keras dan narkoba dapat diakibatkan adanya pengaruh dan hasil belajar remaja

dari pergaulan yang sangat akrab dengan kelompok yang menerimanya.

Adanya sikap patuh tetapi lebih kepada mengalah ini biasanya dikenal

dengan istilah konformitas, yaitu perubahan perilaku seseorang dengan mengikuti

tekanan-tekanan dari kelompok (Asch dalam Sarwono, 1993). Pengertian yang

mirip dijelaskan oleh Myers (2003):

Myers (2005) mengartikan konformitas sebagai :

”A change in behavior or belief to accord with others”.

Konformitas adalah perubahan perilaku ataupun keyakinan agar sama

dengan dengan orang lain.

Myers (2005) menambahkan bahwa konformitas pada kelompok mampu

membuat individu berperilaku sesuai dengan keinginan kelompok dan membuat

individu melakukan sesuatu yang berada di luar keinginan individu tersebut..

Hal senada diungkapkan oleh Santrock (1998) bahwa konformitas muncul


(16)

tekanan yang nyata ataupun yang dibayangkannya. Tekanan itu timbul karena

remaja merasakan perbedaan yang ada antara dirinya dengan teman-temannya

yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam dirinya bahkan meskipun

teman-temannya tidak menunjukkan perilaku tertentu untuk menekannya.

Menurut Myers (2005) terdapat dua dasar pembentuk konformitas yaitu

pengaruh normatif dan pengaruh informasional. Menurut Myers (2005) bahwa

pengaruh normatif pada konformitas memiliki arti penyesuaian diri dengan

keinginan atau harapan orang lain untuk mendapatkan penerimaan dari anggota

kelompoknya. Hal ini sejalan dengaan surya (1999) yang mengatakan bahwa

pengaruh normatif mendorong terjadinya penyesuaian sebagai akibat pemenuhan

pengharapan kelompok untuk mendapat persetujuan atau penerimaan, agar disukai

dan agar terhindar dari penolakan. Sedangkan pengaruh informasional menurut

Myers (2005) yaitu tekanan yang terbentuk oleh adanya keinginan dari individu

untuk memiliki pemikiran yang sama dan beranggapan bahwa informasi dari

kelompok lebih kaya daripada informasi milik pribadi, sehingga individu

cenderung untuk konform dalam menyamakan pendapat atau sugesti. Pernyataan

ini juga didukung oleh surya (1999) yang mengatakan bahwa pengaruh

informasional mendorong individu untuk melakukan penyesuaian sebagai akibat

dari penerimaan pendapat kelompok, yang menjadi bukti dalam mendapatkan

pandangan akurat sehingga mengurangi ketidakpastian.

Menurut Carmen (2008), kedua pengaruh diatas memiliki peranan dalam

diri seseorang di saat melakukan proses konsumsi. Carmen(2008) melanjutkan

bahwa pengaruh normatif memiliki peranan pada proses konsumsi terjadi disaat


(17)

memiliki peranan pada proses konsumsi terjadi, apabila individu mendengarkan

pendapat dari kelompok dalam hal mengkonsumsi suatu produk, individu

menjadikan kelompok sebagai acuan dalam merekomendasikan produk yang akan

dikonsumsi.

Menurut William (1985) konformitas merupakan salah satu faktor

kelompok sosial yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan perilaku

konsumsi. Pernyataan ini, diperkuat oleh Roberston, Zielinski dan Ward (1987)

bahwa konformitas dapat memberikan pengaruh pada pengambilan keputusan

dalam melakukan perilaku konsumsen.

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumtif adalah faktor eksternal, yaitu

kelompok-kelompok referensi. Dalam hal ini, bahwa remaja yang memiliki hubungan sosial

dengan peer group-nya, merupakan bentuk kelompok referensi (Dacey dan Kenny, 1997).

Hubungan konformitas dengan perilaku kosumtif juga terjadi pada remaja

dengan cara mengikuti penampilan kelompok ataupun karena ingin diterima oleh

kelompok, misalnya warna baju yang sama, ataupun perlengkapan sekolah yang

sama.

Seperti yang diakui oleh Mega (17):

“Aku sering bareng belanja ama teman aku. sering juga sih... beli-beli

gitu karena teman aku juga beli ...habis .. aku juga di paksain tuk beli, yah mau ga mau beli juga, terkadang berpikir juga kenapa dibeli kalo emang ga

butuh, ngeborosin duit aja.... yah tapi itu kan demi menjaga hubungan aku ama teman aku, aq juga pengen di terima sebagai teman baik donk ,bukannya apa-apa sih aku juga pernah paksain teman aku tuk beli.” (Komunikasi Personal, Mega 2008)

Hal yang sama ditemukan pada Angel, seorang pelajar SMA disebuah


(18)

“Aku biasanya beli barang sama teman-teman. Kayak tas ini Kak, kami beli Billabong. Aku warna biru, Cindy pink, Tresia warna ungu.” (Komunikasi Personal, Angel, 2008)

Dari wawancara tersebut dapat dilihat adanya unsur perilaku membeli

yang tidak sesuai kebutuhan dilakukan semata-mata demi hubungan konformitas

yang telah dibentuk oleh remaja dengan peer group-nya dan juga terdapat unsur kesenangan, sehingga menyebabkan seseorang menjadi boros yang dikenal

dengan istilah perilaku konsumtif. Hal ini sejalan dengan pendapat Spangenberg,

Sprott, Grohmann, and Smith (dalam Rusich, 2008), yang mengatakan bahwa

disaat seseorang menyatakan ataupun telah melakukan pembelian produk,

dikarenakan adanya tekanan atau paksaan dari kelompok , maka disaat itu juga

dapat dikatakan bahwa konfotmitas memberikan peran penting pada pemakaian

ataupun konsumsi produk. Berdasarkan uraian dan fenomena-fenomena yang

telah diatas , penelitian ini ingin membuktikan hubungan antara konformitas dan

perilaku konsumtif pada remaja.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah: “apakah ada hubungan antara perilaku konsumtif dan konformitas

pada remaja?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumtif

dengan konformitas pada remaja.


(19)

Penelitian ini diharapkan akan membawa 2 (dua) manfaat, yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dalam

pengetahuan ilmu psikologi, khususnya dalam bidang Psikologi Industri

Organisasi.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi pada remaja dalam memahami perilaku

konsumtif dalam hubungannya dengan konformitas yang dimiliki remaja

pada kelompok sebayanya.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai informasi

tambahan bagi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan perilaku

konsumtif pada remaja.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,

permasalahan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam


(20)

konformitas, perilaku konsumtif dan remaja. Bab ini akan diakhiri

dengan memaparkan hipotesa penelitian.

Bab III : Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian,

definisi operasional dari variabel penelitian, populasi dan metode

pengambilan sampel, alat pengumpulan data, uji validitas, uji daya

beda item dan reliabilitas alat ukur serta metode analisis data, serta

hasil uji coba alat ukur.

Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan gambaran subjek maupun responden

penelitian dilihat dari usia, jenis eklamin dan sebagainya. Pada bab ini

juga akan diuraikan hasil penelitian yang berkaitan dengan analisis

terhadap data, dan juga berisi pembahasan mengenai mengapa hipotesa

penelitian diterima ataupun ditolak.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan berupa rangkuman hasil

penelitian, serta saran yang berupa saran praktis dan metodologis


(21)

BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumtif

1. Pengertian Perilaku Konsumtif

Kata ”konsumtif” sering diartikan sama dengan ”konsumerisme”. Padahal kata

konsumerisme ini menurut kamus modern bahasa indonesia, mengacu pada segala

sesuatu yang berhubungan dengan konsumen. Lina & Rosyid (1997),

mengungkapkan bahwa tinjauan perilaku konsumtif perlu dilihat dari pemahaman

perilaku konsumen. Sedangkan konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan

untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara

berlebihan atau bukan menurut kebutuhan untuk mencapai kepuasan yang

maksimal (Albarry, 1994).

Sumartono (2002) mengatakan bahwa perilaku konsumtif dapat diartikan

sebagai suatu tindakan menggunakan suatu produk secara tidak tuntas. Artinya

belum habis suatu produk dipakai, seseorang telah menggunakan produk jenis

yang sama dari merek lain atau membeli barang karena adanya hadiah yang

ditawarkan atau membeli suatu produk karena banyak orang yang menggunakan

produk tersebut

Sedangkan Lubis (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif

adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional,

melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak


(22)

Anggasari (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif

adalah tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan

sehingga sifatnya menjadi berlebihan.

Berdasarkan pengertian tentang perilaku konsumtif diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku membeli barang atau jasa

yang berlebihan tanpa pertimbangan rasional demi mendapatkan kepuasan hasrat

dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya yang bersifat berlebihan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Menurut Sumartono (2002), munculnya perilaku konsumtif disebabkan oleh:

a. Faktor Internal

Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah

motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah

kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi serta

keluarga.

3. Indikator Perilaku Konsumtif

Menurut Sumartono (2002), indikator perilaku konsumtif adalah :

a. Membeli produk karena iming-iming hadiah.

Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika

membeli barang tersebut.


(23)

Konsumen sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus

dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik. Artinya

motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut

dibungkus dengan rapi dan menarik.

c. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.

Konsumen mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada

umumnya konsumen mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan,

gaya rambut, dan sebagainya dengan tujuan agar konsumen selalu

berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Konsumen

membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri.

d. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau

kegunaanya).

Konsumen cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan

mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling

mewah.

e. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.

Konsumen mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam

berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut

dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi

kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu

produk dapat memberikan symbol status agar kelihatan lebih keren dimata

orang lain.

f. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang


(24)

Konsumen cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannnya dalam

bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai tokoh idolanya.

Konsumen juga cenderung memakai dan mencoba produk yang

ditawarkan bila ia mengidolakan publik figure produk tersebut.

g. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan

menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.

Konsumen sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka

percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa

percaya diri. Cross dan Cross (dalam Hurlock,1997) juga menambahkan

bahwa dengan membeli produk yang mereka anggap dapat mempercantik

penampilan fisik, mereka akan menjadi lebih percaya diri.

h. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

Konsumen akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan

merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk


(25)

B. Konformitas

1. Pengertian Konformitas

Myers (2005) mengartikan konformitas sebagai :

”A change in behavior or belief to accord with others”.

Konformitas adalah perubahan perilaku ataupun keyakinan agar sama dengan

dengan orang lain.

Asch (dalam Feldman, 1995) mendefinisikan konformitas sebagai perubahan

dalam sikap dan perilaku yang dibawa seseorang sebagai hasrat untuk mengikuti

kepercayaan atau standar yang ditetapkan orang lain. Konformitas juga diartikan

sebagai bujukan untuk merasakan tekanan kelompok meskipun tidak ada

permintaan langsung untuk tunduk pada kelompok (Deux, Dane & Wrigthsman,

1993). Sedangkan Feldman (1995) mengatakan:

a change in behavior or attitudes brought about by a desire to follow the beliefs or standards of others.

Konformitas adalah perubahan perilaku ataupun sikap yang disesuaikan

untuk mengikuti keyakinan atau standar kelompok.

Franzoi (2003)mendefinisikan konformitas sebagai:

A yielding to perceived group pressure by copying their behavior and believe of others”.

Konformitas adalah kemampuan mempersepsikan tekanan kelompon dengan

jalan meniru perilaku dan keyakinan orang lain yang ada di kelompok tersebut.

Berdasarkan pengertian yang dipaparkan sebelumnya, dapat diambil

kesimpulan bahwa konformitas adalah perubahan sikap dan perilaku individu

sesuai dengan standar ataupun harapan yang dibentuk kelompok agar individu

dapat diterima dan dipertahankan di dalam kelompok tersebut dan sebagai bentuk


(26)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas

Menurut Myers (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi individu untuk

konform adalah:

a. Group size

Semakin besar jumlah anggota kelompok , semakin besar pula

pengaruhnya terhadap individu.

b. Cohession

Cohession merupakan perasaan yang dimiliki oleh anggota dari kelompok

dimana mereka merasa ada ketertarikan dengan kelompok. Myers (2005)

menambahkan semakin seseorang memiliki kohesif dengan kelompoknya

maka semakin besar pengaruh dari kelompok pada individu tersebut.

c. Status

Dalam sebuah kelompok bila seseorang memilki status yang tinggi

cenderung memiliki pengaruh yang lebih besar, sedangkan orang yang

memiliki status yang rendah cenderung untuk mengikuti pengaruh yang

ada.

d. Public Response

Ketika seseorang diminta untuk menjawab secara langsung pertanyaan di

hadapan publik, individu cenderung akan lebih konform , daripada

individu tersebut diminta untuk menjawab dalam bentuk tulisan.


(27)

Seseorang yang sudah memutuskan untuk memiliki pendiriannya sendiri,

akan cenderung mengubah pendiriannya di saat individu tersebut

dipertunjukkan pada adanya aspek tekanan sosial.

3. Dasar pembentuk Konformitas

Menurut Myers (2005) terdapat dua dasar pembentuk konformitas, yaitu:

a. Pengaruh normatif, artinya penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang lain untuk mendapatkan penerimaan. Myers (2005)

menambahkan bahwa dalam pengaruhi ini, individu berusaha untuk

mematuhi standar norma yang ada di dalam kelompok. Apabila norma

ini dilanggar, maka efeknya adalah penolakan ataupun pengasingan oleh

kelompok pada individu. Adapun Pengertian yang sama oleh Feldman

(1995) bahwa pengaruh ini tampak, dengan adanya keinginan Individu

untuk berperilaku sesuai dengan keinginan dari kelompok dan untuk

menghindari dari adanya pengalaman penolakan, maupun menghindari

sanksi yang akan diterima dari kelompok pada individu.

b. Pengaruh informasional, artinya adanya penyesuaian individu ataupun keiginan individu untuk memiliki pemikiran yang sama sebagai akibat

dari adanya pengaruh menerima pendapat maupun asumsi pemikiran

kelompok, dan beranggapan bahwa informasi dari kelompok lebih kaya

daripada informasi milik pribadi, sehingga individu cenderung untuk

konform dalam menyamakan pendapat atau sugesti. Sesuai dengan

Feldman (1995) yang memperjelas bahwa disaat individu konform

terhadap kelompoknya, hal ini didasari karena bagi individu, kelompok


(28)

untuk selalu memverifikasi informasi dan menyesuaikan diri dengan

pendapat ataupun informasi yang dimiliki kelompok selain itu juga agar

pendapat individu lebih objektif dan secara moral menghindari perilaku

yang tidak diinginkan.

Myers (2005) menambahkan bahwa kedua dasar pembentuk diatas dalam

realitas kehidupan sehari-hari sangat sering terjadi secara bersamaan.

C. Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi yang kompleks pada saat individu beranjak dari anak-anak menuju perkembangan ke arah dewasa. Masa ini

merupakan dimana individu memiliki persahabatan pada kelompok sebayanya.

Hal ini didukung dengan banyaknya waktu yang dihabiskan remaja lebih banyak

pada kelompok sebayanya atau yang disebut dengan peer group daripada orangtua mereka. (Dacey & Kenny, 1997). Sedangkan Santrock (1998), remaja merupakan

masa peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa

WHO (dalam Sarwono, 2000) memberikan definisi tentang remaja yang lebih

bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan 3 kriteria, yaitu

biologik, psikologik, dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap definisi

tersebut berbunyi sebagai berikut:

Remaja adalah suatu masa dimana:

1. Individu berkembang dan saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai saat individu mencapai kematangan seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari


(29)

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada

keadaan yang relatif lebih mandiri

Remaja berada diantara masa kanak-kanak dan orang dewasa dengan kondisi

yang masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik dan psikisnya,

sehingga mereka masih terus berusaha menemukan posisi yang tepat di

masyarakat. Piaget (dalam Hurlock, 1999) menyatakan bahwa secara psikologis

masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,

berada dalam yang tingkatan yang sama dengan orang dewasa,

sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Umumnya, masa remaja berlangsung sekitar umur 13 tahun sampai umur 18

tahun, yaitu masa anak duduk di bangku sekolah menengah. Masa ini biasanya

dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja itu sendiri maupun bagi keluarga,

atau lingkungannya (Ali, 2004).

Menurut Calon (dalam Monks, 2001), masa remaja menunjukkan dengan jelas

sifat-sifat masa transisi atau peralihan, karena remaja belum memperoleh status

orang dewasa, tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak. Awal masa remaja

berlangsung kira-kira dari 13/14 tahun sampai 16/17 tahun, dan akhir masa remaja

bermula dari usia 16/17 tahun sampai 18, yaitu usia matang secara hukum

(Hurlock, 1999).

Berdasarkan pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa masa remaja

adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dimana remaja

belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status


(30)

Havighurst (dalam Dacey & Kenny, 1997) mengemukakan 9 (sembilan) tugas

perkembangan pada tahapan remaja, yaitu:

1. Menerima perubahan fisik dan menerima peran secara maskulin dan

feminim

2. Membentuk hubungan sebaya dengan laki-laki ataupun perempuan.

3. Mencapai kebebasan secara emosional dari orangtua.

4. Mulai mempersiapkan diri untuk kebebasan secara ekonomi dari orangtua

5. Menyeleksi dan mempersiapkan diri dengan sebuah pekerjaan

6. Membangun kemampuan sosial dengan serta kompetensi.

7. Memiliki keinginan untuk bertanggungjawab secara sosial

8. Mempersiapkan diri akan pernikahan dan kehidupan keluarga

9. Membangun kesadaran yang harmonis dengan lingkungan.

Pencapaian tugas perkembangan tidak terlepas juga dari pencapain indentitas

diri secara psikososial . Menurut Erickson (dalam Dacey and Kenny, 1997) masa

remaja merupakan masa kritis dalam pencapaian identitas diri. Bila seorang

remaja mencapai identitas diri , seorang remaja akan memiliki

gambaran-gambaran diri yang dapat disesuaikan dengan orang lain. Erickson menambahkan

idealnya seorang remaja yang mencapai identitas diri pada usia 12 sampai 18

tahun merupakan sosok yang tidak memiliki internal konflik dalam diri mereka.

D. Hubungan antara Perilaku konsumtif dan Konformitas pada Remaja

Menurut Sumartono (2002), definisi konsep perilaku konsumtif amatlah


(31)

membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan

pokok.

Sumartono (2002) menambahkan bahwa perilaku konsumtif begitu

dominan dikalangan remaja. Hal tersebut dikarenakan secara psikologis, remaja

masih berada dalam proses pembentukan jati diri dan sangat sensitif terhadap

pengaruh dari luar. Adapun yang menjadi indikator perilaku konsumtif yaitu

membeli produk karena iming-iming hadiah, membeli produk karena kemasannya

menarik, membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, membeli

produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaanya),

membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status, memakai produk karena

unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, munculnya penilaian

bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri

yang tinggi, mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Salah satu

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah faktor eksternal. Faktor

eksternal meliputi kebudayaan, keluarga, dan kelompok referensi. Dalam hal ini,

bahwa remaja yang memiliki hubungan sosial dengan peergroup-nya atau kelompok teman sebaya, merupakan bentuk kelompok referensi (Dacey dan

Kenny, 1997). Remaja yang berada di bawah tekanan sebaya cenderung untuk

konform (conform), untuk menilai, meyakini atau bertindak sesuai dengan penilaian, keyakinan atau tindakan kelompok teman sebayanya (Santrock, 1998).

Menurut Asch (dalam Sarwono 1993) Perubahan perilaku seseorang dengan

mengikuti tekanan-tekanan dari kelompok ini dikenal dengan istilah konformitas.

Menurut Myers (2005) Konformitas adalah perubahan perilaku ataupun


(32)

dua dasar pembentuk konformitas yaitu pengaruh normatif dan pengaruh

informasional. Menurut Myers (2005) bahwa pengaruh normatif pada konformitas

memiliki arti penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang lain untuk

mendapatkan penerimaan dari anggota kelompoknya. Sedangkan pengaruh

informasional menurut Myers (2005) yaitu tekanan yang terbentuk oleh adanya

keinginan dari individu untuk memiliki pemikiran yang sama dan beranggapan

bahwa informasi dari kelompok lebih kaya daripada informasi milik pribadi,

sehingga individu cenderung untuk konform dalam menyamakan pendapat atau

sugesti. Myers (2005) juga menambahkan bahwa konformitas pada kelompok

mampu membuat individu berperilaku sesuai dengan keinginan kelompok dan

membuat individu melakukan sesuatu yang berada di luar keinginan individu

tersebut.

Menurut William (1985) konformitas merupakan salah satu faktor

kelompok sosial yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan perilaku

konsumsi. Pernyataan ini diperkuat oleh Roberston, Zielinski dan Ward (1987)

bahwa konformitas dapat memberikan pengaruh pada pengambilan keputusan

dalam melakukan perilaku konsumen. Sejalan dengan itu Spangenberg, Sprott,

Grohmann, and Smith (dalam Rusich, 2008), yang mengatakan bahwa disaat

seseorang menyatakan ataupun telah melakukan pembelian produk,

mengkonsumsi atau memakai produk tersebut, dikarenakan adanya pengaruh dari

kelompok , maka disaat itu juga dapat dikatakan bahwa konfotmitas memberikan

peran penting pada pemakaian ataupun konsumsi produk.

Dari uraian yang dikemukakan sebelumnya dapat dilihat bila remaja semakin


(33)

dapat mempengaruhi remaja juga untuk semakin konsumtif.

E. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesa yang diajukan sebagai jawaban

sementara dalam penelitian ini adalah:

1. ”Terdapat hubungan antara perilaku konsumtif dengan konformitas

yang didasarkan pada pengaruh normatif, pada remaja”.

2. ”Terdapat hubungan antara perilaku konsumtif dengan konformitas


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian sangat menentukan karena menyangkut cara yang benar

dalam pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan kesimpulan hasil

penelitian, defenisi operasional, subjek penelitian, prosedur penelitian, dan

metode penelitian (Hadi, 2000).

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif bersifat

korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas

dengan perilaku konsumtif pada remaja.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada 3 (tiga) yaitu adalah Perilaku konsumtif,

konformitas yang didasarkan pada pengaruh normatif dan konformitas yang

didasarkan pada pengaruh informatif.

B. Defenisi Operasional Vaiabel Penelitian 1. Perilaku Konsumtif

Perilaku konsumtif adalah suatu tindakan ataupun perilaku yang dilakukan

individu untuk membeli produk atas pertimbangan dasar manfaat atau

kegunaannya, mencoba lebih dari dua produk yang berbeda merek, membeli

produk menjaga penampilan diri dan gengsi ataupun membeli produk karena

kemasannya menarik dan membeli produk karena hadiah yang disertakan dalam

produk tersebut.

Perilaku konsumtif diukur berdasarkan indikator perilaku yang dikemukakkan

oleh Sumartono (2002). Adapun yang menjadi indikator perilaku konsumtif yaitu


(35)

membeli produk karena iming-iming hadiah, membeli produk karena kemasannya

menarik, membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, membeli

produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaanya),

membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status, , munculnya penilaian

bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri

yang tinggi, mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Perilaku

konsumtif dapat dilihat dari skor total yang diperoleh dari skala tersebut. Jika

semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek dalam skala perilaku konsumtif,

menggambarkan individu yang berperilaku konsumtif dan sebaliknya semakin

rendah skor total subjek dalam skala, menggambarkan individu yang berperilaku

tidak konsumtif.

2. Konformitas

Konformitas merupakan perilaku individu dengan mengadaptasi, meniru atau

mengikuti perilaku kelompok, bertindak sesuai dengan standar ataupun harapan

yang dibentuk kelompok agar individu dapat diterima di dalam kelompok tersebut

yang dilakukan karena tekanan kelompok secara nyata ataupun hanya merupakan

persepsi individu akan keberadaan tekanan kelompok.

Konformitas diukur dengan menggunakan skala konformitas yang disusun

sesuai dengan dasar pembentuk konformitas yang dikemukakan oleh Myers

(2005) yaitu: pengaruh normatif dan pengaruh informasional.

1. Pengaruh normatif, artinya penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang lain untuk mendapatkan penerimaan. Pengaruh ini


(36)

a. Individu menyesuaikan diri, memilih untuk berperilaku,

ataupun mengikuti peran sesuai dengan keinginan kelompok

dengan tujuan menghindari penolakan dan mencapai

penerimaan.

b. Individu berusaha untuk memenuhi standar ataupun norma

yang berlaku dalam kelompok. Adapun standar ini ditetapkan

bersama oleh kelompok untuk dilakukan oleh seluruh

anggotanya. Pelanggaran pada standar ini, berakibat pada

pengasingan anggota kelompok.

2. Pengaruh informatif, artinya adanya penyesuaian individu ataupun keiginan individu untuk memiliki pemikiran yang sama sebagai akibat

dari adanya pengaruh menerima pendapat maupun asumsi pemikiran

kelompok, untuk mendapat pandangan yang akurat sehingga

mengurangi ketidakpastian.

Pengaruh ini dioperasionalisasi sebagai berikut:

a. Individu cenderung untuk menerima pendapat, ide, sesuai dengan keinginan dari kelompok. Individu mengikuti apa yang

menjadi pemikiran kelompok.

b. Individu dalam memberikan pendapat , pandangan ataupun penilaian terhadap suatu objek, selalu meminta pendapat lain

dari kelompok. Individu cenderung memverifikasi pendapat

yang dimilikinya, dikarenakan keyakinan individu akan

informasi yang dimiliki oleh kelompok lebih banyak dan akurat


(37)

Konformitas dapat dilihat dari skor nilai yang diperoleh dari skala tersebut.

Jika semakin tinggi skor total yang diperoleh dalam skala konformitas maka

semakin tinggi konformitas individu dan sebaliknya semakin rendah skor yang

diperoleh individu maka akan semakin rendah pula konformitas individu tersebut.

Konformitas pada penelitian ini akan dinilai secara skor terpisah. Pertama

yaitu, Konformitas dengan dasar pengaruh normatif dan yang kedua yaitu,

konformitas dengan pengaruh informatif (informasional).

C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diselidiki dan mempunyai

minimal satu sifat yang sama atau ciri–ciri yang sama (Hadi, 2000).

Karakteristik populasi dari penelitian ini adalah:

1. Berusia 13-18 tahun

2. Bertempat tinggal di kota Medan

2. Metode Pengambilan Sampel

Metode maupun teknik pengambilan sampel adalah cara yang digunakan

untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu,

dalam jumlah yang sesuai, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran

populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi (Hadi,

2000). Pemilihan subjek sebagai sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik

Incidental sampling”, yaitu peneliti mengambil individu sebagai sampel atas dasar ”kebetulan” yang disesuaikan dengan karakteristik populasi.


(38)

Peneliti merencanakan jumlah subjek berkisar 130 orang remaja. Jumlah ini

peneliti tentukan mengingat kekuatan tes statistik meningkat seiring dengan

meningkatnya jumlah sampel. Hadi (2000) menyatakan tidak ada angka ketetapan

yang mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari populasi. Sehingga

jumlah total sampel yang direncanakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 120

orang.

D. Instrumen/ Alat Ukur yang digunakan

Metode penelitian hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk

data yang akan diambil dan diukur (Hadi, 2000). Alat pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala psikologi.

Skala psikologi merupakan suatu alat yang digunakan dalam suatu penelitian

dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun

sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal memilih salah satu dari

pilihan jawaban yang tersedia. Metode skala berdasarkan self report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi tentang diri.

Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau

konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui

indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan

(Azwar, 2000). Azwar mengungkapkan skala sikap merupakan kumpulan

pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek sikap. Dari respon subjek

diharapkan pada setiap pernyataan tersebut kemudian dapat disimpulkan

mengenai arah dan intensitas sikap seseorang.

Penelitian ini menggunakan 2 buah skala, yaitu skala konformitas dan skala


(39)

1. Skala Perilaku Konsumtif

Skala perilaku konsumtif dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator

dari Sumartono (2002). Skala dalam penelitian ini menggunakan skala interval

dan disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Skala pengukuran yang

digunakan adalah skala respon yang menyerupai model likert.Aitem-aitem dalam

skala ini menggunakan pilihan jawaban secara skala interval dan disajikan dalam

bentuk pernyataan-pernyataan Jumlah aitem total untuk skala ini adalah 43 item.

Item-item yang terdapat pada skala ini mengungkap 8 (delapan) indikator dari

perilaku konsumtif yang telah ditetapkan oleh Sumartono (2002). Skor yang

diberikan bergerak dari 1 sampai 4, yaitu: SL (Selalu) = 4, SR (Sering)= 3, KD

(Kadang-kadang) = 2, dan JR(Jarang) = 1.

Pada pelaksanaannya, sebelum subjek menerima atau bahkan merespon

skala perilaku konsumtif ini, subjek tersebut harus diberikan kuesioner berupa 8

(delapan) pernyataan yang mewakili 8 (delapan) indikator perilaku konsumtif

oleh Sumartono (2002). Kuesioner tersebut direspon dengan pilihan jawaban ”Ya”

dan ”Tidak”.

Kemudian, bila didapati subjek menjawab 4 (empat) atau bahkan lebih

pada pilihan jawaban ”Ya”, maka subjek tersebut layak untuk melanjutkan

pengisian skala asli dari perilaku konsumtif . Diasumsikan bahwa bila subjek

menjawab 4 (empat) atau bahkan lebih dengan respon ”Ya”, dari 8 (delapan)

pernyataan kuesioner tersebut, maka subjek tergolong orang yang konsumtif dan

layak untuk diberikan skala asli dar perilaku konsumtif tersebut.

Tabel 1. Bentuk kuesioner yang diberikan sebelum menjawab Skala Perilaku konsumtif


(40)

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya akan membeli suatu produk bila disertai dengan hadiah. Terutama apabila hadiah tersebut merupakan sesuatu yang saya inginkan

2. Kemasan suatu produk yang rapi juga menentukan, saat saya ingin membeli produk tersebut

3. Sedapat mungkin saya membeli produk yang sedang trend saat ini

4. Saya senang belanja produk yang berlabel diskon.

5. Saya suka memakai produk buatan uar negri

6 Saya suka memakai produk yang diiklankan oleh artis favorit saya.

7. Menurut saya, produk mahal adalah produk yang menjamin kepuasan bagi pemiliknya

8. Saya suka membandingkan kualitas produk dengan jalan memakai dua merek yang berbeda.

Sedangkan untuk Skala Perilaku konsumtif, adapun yang menjadi Cetak

biru dari distribusi aitemnya yaitu:

Tabel 2. Cetak biru Skala Perilaku Konsumtif sebelum uji coba

NO Indikator Perilaku Konsumtif Distribusi aitem Jumlah item 1 Membeli produk karena

iming-iming hadiah

1, 15, 18, 10, 6 5

2 Membeli produk karena kemasannya menarik

33, 5, 24, 9, 16, 13 6


(41)

menjaga penampilan diri dan gengsi

4 Membeli produk atas pertimbangan harga

41, 14, 44, 36, 30, 2 6

5 Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status

29, 3, 37, 8, 19, 23 6

6 Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan

43, 26, 38, 20, 4 5

7 Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan

menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi

39, 27, 42, 21, 32 5

8 mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

22, 28, 40, 7, 31 5

Jumlah 44

2. Skala Konformitas

Penyusunan skala konformitas ini didasarkan pada dua (2) dasar pembentuk

konformitas yang dikemukakan oleh Myers (2005) yakni pengaruh normatif dan

pengaruh informasional. Skala ini menggunakan skala model Likert. Skala dalam

penelitian ini menggunakan skala interval dan disajikan dalam bentuk

pernyataan-pernyataan favorable (F) dan unfavorable (UF). Aitem-aitem dalam skala penelitian in menggunakan pernyataan dengan 4 pilihan jawaban yaitu: Sangat


(42)

disajikan dalam bentuk pernyataan favorable (mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Skor yang diberikan bergerak dari 1 sampai 4. dimana bobot

penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1, begitu juga sebaliknya.

Tabel 3. Cetak biruSkala Konformitas sebelum uji coba

No Dasar Pembentuk Konformitas Favourable Unfavourable Jumlah 1 Pengaruh normative

a. Individu memilih untuk berperilaku, ataupun mengikuti peran sesuai dengan keinginan kelompok dengan tujuan menghindari penolakan dan untuk mencapai penerimaan.

1, 8, 6, 13, 18

17, 21, 26, 2, 22

10

b. Individu berusaha untuk memenuhi standar ataupun norma yang berlaku dalam kelompok

3, 33, 7, 34 25, 11, 23, 4 8

2 Pengaruh Informasional.

a. Individu cenderung untuk menerima , mengikuti pendapat, ide, sesuai dengan keinginan dari kelompok.

14, 27, 5, 29

24, 31, 10, 19 8

b. Individu dalam memberikan pendapat, ide dengan jalan memverifikasi pendapat yang dimilikinya dengan kelompok.

20, 28, 15, 16

32, 9, 30, 12 8

17 17 34

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Uji Validitas

Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat tes atau instrumen pengukuran

dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut mampu menjalankan

fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 1999).

Azwar (2000) menyatakan bahwa suatu validitas menunjukkan kecermatan


(43)

dengan yang lain. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas

isi (content validity). Menurut Azwar (1999) validitas isi bertujuan untuk mengungkap sejauh mana alat ukur layak digunakan untuk mengungkap atribut

yang dikehendaki oleh perancang skalanya. Pelaksanaan validitas isi dilakukan

dengan menggunakan pertimbangan professional judgment, yaitu dosen pembimbing.

Pertama sekali aspek-aspek dan karakteristik yang akan diukur ditentukan

terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti akan menyusun aitem-aitem yang mengacu

pada cetak biru yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, peneliti meminta

pertimbangan professional judgment sebelum aitem-aitem dijadikan alat ukur. Kemudian dilakukan seleksi aitem untuk memilih aitem-aitem yang mana yang

memenuhi kriteria aitem valid.

2. Uji daya beda aitem

Uji daya beda aitem bertujuan untuk melihat sejauh mana aitem mampu

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak

memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisi aitem ini

adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai

dengan fungsi tes. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi

koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan skor total aitem

itu sendiri, yaitu dengan menggunakan koefisien pearson product moment. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisen-koefisien aitem total yang

dikenal dengan indeks daya beda aitem dan adapun kriteria pemilihan aitem

didasarkan dengan batasan yang digunakan yaitu rit≥ 0.3 (Azwar, 2000). 3. Reliabilitas


(44)

Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur

yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda

(Hadi, 2000). Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas

merupakan indikator konsistensi atau alat kepercayaan hasil ukur, yang

mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2000).

Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal,

yaitu single trial administration yang mana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini

dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2000). Teknik

estimasi reliabilitas yang digunakan adalah teknik koefisien Alpha dari Cronbach

dengan bantuan SPSS versi 15.0 for Windows.

Uji reliabilitas terhadap skala yang dipergunakan dalam penelitian ini di uji

cobakan kepada 85 subjek. Adapun hasil uji coba skala tersebut adalah:

a. Hasil uji coba Skala Perilaku konsumtif

Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap Skala perilaku Konsumtif sebanyak

dua kali, maka didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0.930 dengan 40 item yang

memiliki nilai rix ≥ 0.3. Berikut ini adalah distribusi item-item Skala perilaku

konsumtif setelah uji reliabilitas :

Tabel 4. Cetak biru Skala yang lulus setelah uji coba

NO Indikator Perilaku Konsumtif

Distribusi aitem Jumlah item

1 Membeli produk karena

iming-iming hadiah

1, 15, 18, 6 4

2 Membeli produk karena

kemasannya menarik

33, 5, 24, 9, 16, 13 6

3 Membeli produk demi

menjaga penampilan diri dan gengsi

11, 34, 12, 25, 35,17 6


(45)

pertimbangan harga

5 Membeli produk hanya

sekedar menjaga simbol status

29, 3, 37, 8, 19, 23 6

6 Memakai produk karena

unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan

43, 26, 38, 20, 4 5

7 Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi

39, 27, 42, 21, 32 5

8 mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

22, 28, 40, 31 4

Jumlah 40

b. Hasil uji coba Skala Konformitas

1). Konformitas dengan dasar pembentuk pengaruh normatif

Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap skala konformitas dengan dasar pembentuk pengaruh normatif, maka didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0.719

dengan 10 item yang memiliki nilai rix ≥ 0.3. Tabel distribusi item setelah uji coba

dari skala tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

2). Konformitas dengan dasar pembentuk pengaruh informasional

Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap skala konformitas dengan dasar

pembentuk pengaruh informasional, maka didapatkan nilai reliabilitas sebesar

0.711 dengan 10 item yang memiliki nilai rix ≥ 0.3. Tabel distribusi item setelah

uji coba dari skala tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Cetak biru aitem skala yang lulus setelah uji coba


(46)

1 Pengaruh normative

a. Individu memilih untuk berperilaku, ataupun mengikuti peran sesuai dengan keinginan kelompok dengan tujuan menghindari penolakan dan untuk mencapai penerimaan.

1, 13 21, 26, 2, 22 6

b. Individu berusaha untuk memenuhi standar ataupun norma yang berlaku dalam kelompok

33, 7 23, 4 4

2 Pengaruh Informasional.

a. Individu cenderung untuk menerima , mengikuti pendapat, ide, sesuai dengan keinginan dari kelompok.

14, 29 24, 10, 19 5

b. Individu dalam memberikan pendapat, ide dengan jalan memverifikasi pendapat yang dimilikinya dengan kelompok.

28, 15, 32, 30, 12 5

8 12 20

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Persiapan alat ukur

Peneliti membuat dua alat ukur dan mengujicobakan alat ukur tersebut pada

tahapan ini. Alat ukur tersebut berupa skala perilaku konsumtif dan skala

konformitas, yang disusun sendiri oleh peneliti. Skala perilaku konsumtif disusun

berdasarkan indikator-indikator perilaku konsumtif dari Sumarono (2002). Skala

konformitas disusun berdasarkan dasar pembentuk dari Myers (2005).

Penyusunan skala ini didahului dengan pembuatan cetak biru yang kemudian

dilanjutkan dengan operasionalisasi dalam bentuk aitem-aitem yang berjumlah 44

aitem pada skala perilaku konsumtif dan 34 aitem pada skala konformitas.

b. Uji coba alat ukur

Skala perilaku perlilaku konsumtif dan skala konformitas terlebih dahulu


(47)

ukur yang sebenarnya. Remaja yang diberikan skala uji coba adalah remaja yang

berdomisili di kota Medan. Data-data hasil uji coba tersebut kemudian diolah

untuk menentukan aitem-aitem mana yang dapat dijadikan sebagai aitem dalam

penelitian yang sebenarnya. Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 26 Mei

sampai 4 Juni 2009.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian diadakan terlebih dahulu dengan mulai menyebarkan

sebuah kuesioner berupa 8 (delapan) pernyataan yang mewakili 8 (delapan)

indikator perilaku konsumtif oleh Sumartono (2002). Kuesioner tersebut direspon

dengan pilihan jawaban ”Ya” dan ”Tidak”. Kemudian, bila didapati subjek

menjawab 4 (empat) atau bahkan lebih pada pilihan jawaban ”Ya”, maka subjek

tersebut layak untuk dijadikan subjek penelitian dan melanjutkan pengisian skala

asli dari perilaku konsumtif dan konformitas. Penelitian dilakukan mulai dari

tanggal 13 sampai dengan 22 juni 2009.

3. Tahap Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini seluruhnya menggunakan bantuan

komputerisasi program SPSS 15.0 for windows.

F. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi

pearson produk momen dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS.

Sebelum data diolah dilakukan uji asumsi, yaitu:

1. Uji normalitas sebaran.

Uji normalitas sebaran dilakukan untuk digunakan untuk melihat apakah


(48)

konsumtif telah terdistribusi secara normal. Uji normalitas pada penelitian ini

menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Kormogorov-Smirnov adalah suatu uji yang memperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel

(skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Data penelitian

dapat dikatakan terdistribusi secara normal jika nilai p > 0.05.

2. Uji linearitas hubungan

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada variabel

konformitas dan variabel perilaku konsumtif dari orang tua berkorelasi secara

linear . Uji linearitas hubungan pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan

uji F statistik. Kedua variabel dapat dikatakan berkorelasi secara linear jika nilai

p> 0.05 atau nilai F hitung lebih besar dibanding F tabel.

. Semua data pada penelitian, dianalisa dengan menggunakan SPSS (statistical package for social science) versi 15.0.


(49)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil dan interpretasi data hasil sesuai dengan data

yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum

subyek penelitian, hasil penelitian dan interpretasi hasil penelitian.

A. Analisa Data

1. Gambaran Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah remaja. Dari 73 orang

remaja, diperoleh gambaran subyek penelitian berdasarkan usia, dan jenis

kelamin.

a. Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia subjek penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut :

Tabel 6. Gambaran Subjek berdasarkan Usia

Usia (Tahun) N Persentase (%)

13 8 10.96

14 4 5.48

15 5 6.85

16 24 32.88

17 25 34.25

18 7 9.58

Total 73 100

Berdasarkan tabel diatas diperoleh gambaran bahwa sebagian besar subjek

penelitian berada pada usia 17 tahun, yaitu 25 orang (34.25%), kemudian diikuti

oleh subjek dengan usia 16 tahun, yaitu 24 orang (32.88%), usia 13 tahun yaitu 8

orang (10.96%), usia 18 tahun yaitu 7 orang (9.58%), usia 15 tahun yaitu 5 orang

(6.85%), serta usia 14 tahun sebanyak 4 orang (5.48%).


(50)

b. Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelaminsubjek penelitian diperoleh gambaran sebagai

berikut :

Tabel 7. Gambaran Subjek berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase(%)

Laki- Laki 28 38.36

Perempuan 45 61.64

Total 73 100

Berdasarkan Tabel diatas, diperoleh gambaran remaja yang menjadi subjek

penelitian adalah perempuan, yaitu sebanyak 45 orang (61.64%), sedangkan

laki-laki sebanyak 28 orang (38.36%).

2. Hasil Uji Asumsi

Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang meliputi hasil uji

asumsi dan hasil utama penelitian. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji

linieritas. Uji asumsi berfungsi untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian

masing-masing variabel yakni perilaku konsumtif dan dasar pembentuk

konformitas telah terdistribusi secara normal dan uji linearitas untuk mengetahui

apakah data variabel perilaku konsumtif berkorelasi secara linear terhadap data

variabel dasar pembentuk konformitas.

a. Uji Normalitas

1). Uji normalitas sebaran yang dilakukan pada skala perilaku konsumtif

menggunakan metode statistik one sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data dapat dikatakan terdistribusi secara normal jika memiliki nilai p > 0.05. Hasil

uji normalitas yang diperoleh yaitu nilai z = 0,641 dan p = 0.958. Hal tersebut


(51)

2). Uji normalitas sebaran yang dilakukan pada skala konformitas yang

didasarkan pada pengaruh normatif, menggunakan metode statistik one sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data dapat dikatakan terdistribusi secara normal jika memiliki nilai p > 0.05. Hasil uji normalitas yang diperoleh yaitu nilai z =

0,835 dan p = 0.806. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyebarannya adalah

normal.

3). Uji normalitas sebaran yang dilakukan pada skala konformitas yang

didasarkan pada pengaruh informasional, menggunakan metode statistik one sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data dapat dikatakan terdistribusi secara normal jika memiliki nilai p > 0.05. Hasil uji normalitas yang diperoleh yaitu

nilai z = 1,088 dan p = 0.187. Hal tersebut menunjukkan bahwa

penyebarannya adalah normal.

Tabel 8. Hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Perilaku.Konsumtif Pengaruh.Normatif Pengaruh.Informatif

N 73 73 73

Mean 87.9315 23.2877 25.3014 Normal

Parameters(a,b) Std.

Deviation 14.73123 3.11127 3.01240

Absolute .075 .098 .127

Positive .075 .098 .080

Most Extreme Differences

Negative -.044 -.079 -.127 Kolmogorov-Smirnov Z .641 .835 1.088 Asymp. Sig. (2-tailed) .806 .489 .187


(52)

Perilaku.Konsumtif 140.00 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 F re q u e n c y 20 15 10 5 0 Perilaku.Konsumtif Mean =87.93 Std. Dev. =14.731 N =73

Gambar 2. Gambaran normalitas konformitas didasarkan pada pengaruh normatif

Pengaruh.Normatif 30.00 25.00 20.00 15.00 F re q u e n c y 12 10 8 6 4 2 0

Pengaruh.Normatif

Mean =23.29 Std. Dev. =3.

111 N =73

Gambar 3. Gambaran normalitas konformitas yang didasarkan pada pengaruh

informasional

Pengaruh.Informatif

35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 F re q u e n c y 12.5 10.0 7.5 5.0 2.5 0.0

Pengaruh.Informatif

Mean =25.30 Std. Dev. =3.

012…


(53)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji F dengan menggunakan spss

memakai compare means.

1) Hasil uji linearitas perilaku konsumtif dengan konformitas yang didasarkan pada pengaruh normatif

Dengan menggunakan uji linearitas pada variable perilaku konsumtif dengan

konformitas yang didasarkan pada pengaruh normatif, ditemukan nilai linearity

berada pada nilai lebih kecil daripada 0,05 yaitu 0,002. Sehingga dapat dilatakan

kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang linier.

Hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Hasil uji linearitas perilaku konsumtif dengan konformitas yang didasarkan pada pengaruh normatif

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig. (Combined) 3670.390 14 262.171 1.272 .253 Linearity 2102.648 1 2102.648 10.202 .002 Between

Groups

Deviation

from Linearity 1567.742 13 120.596 .585 .856 Within Groups 11954.268 58 206.108 Perilaku.Konsumtif *

Pengaruh.Normatif

Total 15624.658 72

2) Hasil uji linearitas perilaku konsumtif dengan konformitas yang didasarkan pada pengaruh informasional

Dengan menggunakan uji linearitas pada variable perilaku konsumtif dengan

konformitas yang didasarkan pada pengaruh informasional, ditemukan nilai

linearity berada pada nilai lebih kecil daripada 0,05 yaitu 0,03. Sehingga dapat dilatakan kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang linier.


(54)

Tabel 10. Hasil uji linearitas perilaku konsumtif dengan konformitas yang didasarkan pada pengaruh informasional

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig. (Combined) 2751.204 14 196.515 .885 .578 Linearity 1094.110 1 1094.110 4.929 .030 Between

Groups

Deviation

from Linearity 1657.094 13 127.469 .574 .864 Within Groups 12873.453 58 221.956 Perilaku.Konsumtif *

Pengaruh.Informatif

Total 15624.658 72

3. Hasil Utama Penelitian

Tujuan utama dari penelelitian ini adalah melihat adanya hubungan antara

variabel perilaku konsumtif dengan konformitas yang didasarkan pada pengaruh

normatif dan pengaruh informasional. Metode yang dipilih dalam menghitung

koefisien korelasi tersebut adalah korelasi pearson produk momen dengan

menggunakan SPSS For windows version 15. Adapun kriteria yang harus dipenuhi yaitu apabila nilai p < 0,05 , maka kedua variabel yang diujikan

memiliki korelasi yang signifikan.

a. Hasil uji korelasi Perilaku Konsumtif dengan Konformitas yang didasarkan pada Pengaruh Normatif

Hasil penghitungan korelasi antara perilaku konsumtif dengan konformitas

yang didasarkan pada pengaruh normatif menyatakan bahwa nilai korelasi antar

kedua variabel tersebut yaitu sebesar 0,367 dan korelasi ini bergerak secara

signifikan dengan jalan melihat nilai p < 0,05 yaitu sebesar 0,01.

Berikut tabel hasil uji kedua variabel tersebut:

Tabel 11. Hasil uji Perilaku Konsumtif dengan Konformitas yang didasarkan pada Pengaruh Normatif


(1)

Pengaruh.Informatif

35.00 30.00 25.00 20.00 15.00

F

re

q

u

e

n

c

y

12.5

10.0 7.5 5.0 2.5 0.0

Pengaruh.Informatif

Mean =25.30 Std. Dev. =3.

012…

UJI LINIERITAS

A. LINIERTIAS ANTARA PERILAKU KONSUMTIF DENGAN KONFORMITAS

YANG DIDASARKAN PADA PENGARUH NORMATIF

Case Processing Summary Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Perilaku.Konsumtif * Pengaruh.Normatif

73 100.0% 0 .0% 73 100.0%

Report Perilaku.Konsumtif

Pengaruh.Normatif Mean N Std. Deviation

15.00 111.0000 1 .

17.00 91.0000 1 .

18.00 101.0000 1 .

19.00 92.2500 4 19.70406

20.00 100.1667 6 11.03479

21.00 90.3636 11 22.35295

22.00 89.0000 7 10.14889

23.00 92.2222 9 14.44626

24.00 81.1667 6 9.90791

25.00 83.2500 8 7.66718

26.00 76.5000 6 12.27599

27.00 82.0000 6 12.66491

28.00 85.2500 4 11.05667

29.00 91.0000 2 8.48528

30.00 72.0000 1 .

Total 87.9315 73 14.73123


(2)

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig. (Combined) 3670.390 14 262.171 1.272 .253 Linearity 2102.648 1 2102.648 10.202 .002 Between

Groups

Deviation from

Linearity 1567.742 13 120.596 .585 .856

Within Groups 11954.268 58 206.108

Perilaku.Konsumtif * Pengaruh.Normatif

Total 15624.658 72

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Perilaku.Konsumtif *

Pengaruh.Normatif -.367 .135 .485 .235

B. LINIERTIAS ANTARA PERILAKU KONSUMTIF DENGAN

KONFORMITAS YANG DIDASARKAN PADA PENGARUH

INFORMASIONAL

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Perilaku.Konsumtif * Pengaruh.Informatif

73 100.0% 0 .0% 73 100.0%

Report Perilaku.Konsumtif

Pengaruh.Informatif Mean N Std. Deviation

17.00 97.0000 1 .

18.00 103.5000 2 20.50610

19.00 114.0000 1 .

20.00 88.0000 1 .

21.00 99.5000 2 6.36396

22.00 98.8000 5 21.89064

23.00 89.3333 3 5.68624

24.00 83.0000 10 15.18771

25.00 86.2308 13 18.26725

26.00 84.6364 11 14.73277

27.00 86.3333 6 9.41630

28.00 86.3333 9 9.27362

29.00 91.0000 3 14.73092

30.00 82.2000 5 12.39758

32.00 91.0000 1 .


(3)

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig. (Combined) 2751.204 14 196.515 .885 .578 Linearity 1094.110 1 1094.110 4.929 .030 Between

Groups

Deviation from

Linearity 1657.094 13 127.469 .574 .864

Within Groups 12873.453 58 221.956

Perilaku.Konsumtif * Pengaruh.Informatif

Total 15624.658 72

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Perilaku.Konsumtif *

Pengaruh.Informatif -.265 .070 .420 .176

UJI KORELASI HUBUNGAN 2 VARIABEL

A. KORELASI ANTARA PERILAKU KONSUMTIF DENGAN KONFORMITAS

YANG DIDASARKAN PADA PENGARUH NORMATIF

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Perilaku.Konsumtif 87.9315 14.73123 73

Pengaruh.Normatif 23.2877 3.11127 73

Correlations

Perilaku.Konsu mtif

Pengaruh.Nor matif

Pearson Correlation 1 -.367(**)

Sig. (2-tailed) .001

Perilaku.Konsumtif

N 73 73

Pearson Correlation -.367(**) 1

Sig. (2-tailed) .001

Pengaruh.Normatif

N 73 73


(4)

B. KORELASI ANTARA PERILAKU KONSUMTIF DENGAN

KONFORMITAS YANG DIDASARKAN PADA PENGARUH

INFORMASIONAL

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Perilaku.Konsumtif 87.9315 14.73123 73 Pengaruh.Informatif 25.3014 3.01240 73

Correlations

Perilaku.Konsu mtif

Pengaruh.Infor matif

Pearson Correlation 1 -.265(*)

Sig. (2-tailed) .024

Perilaku.Konsumtif

N 73 73

Pearson Correlation -.265(*) 1

Sig. (2-tailed) .024

Pengaruh.Informatif

N 73 73

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Regression

A.

PERILAKU KONSUMTIF DENGAN KONFORMITAS YANG

DIDASARKAN PADA PENGARUH INFORMASIONAL

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Pengaruh.N

ormatif(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Perilaku.Konsumtif

Model Summary(b)

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Change Statistics Model

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change

R Square Change

F

Change df1 df2

1 .367(a) .135 .122 13.80039 .135 11.040 1 71 .001

a Predictors: (Constant), Pengaruh.Normatif b Dependent Variable: Perilaku.Konsumtif

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.


(5)

Residual 13522.009 71 190.451

Total 15624.658 72

a Predictors: (Constant), Pengaruh.Normatif b Dependent Variable: Perilaku.Konsumtif

Coefficients(a) Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B Std. Error

(Constant) 128.380 12.280 10.454 .000

1

Pengaruh.Normatif -1.737 .523 -.367 -3.323 .001

a Dependent Variable: Perilaku.Konsumtif

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 76.2727 102.3265 87.9315 5.40402 73

Residual -39.90501 35.56883 .00000 13.70422 73

Std. Predicted Value -2.157 2.664 .000 1.000 73

Std. Residual -2.892 2.577 .000 .993 73

a Dependent Variable: Perilaku.Konsumtif

B.

PERILAKU KONSUMTIF DENGAN KONFORMITAS YANG

DIDASARKAN PADA PENGARUH INFORMASIONAL

Mean Std. Deviation N

Perilaku.Konsumtif 87.9315 14.73123 73 Pengaruh.Informatif 25.3014 3.01240 73

Correlations

Perilaku.Konsu mtif

Pengaruh.Infor matif

Perilaku.Konsumtif 1.000 -.265

Pearson Correlation

Pengaruh.Informatif -.265 1.000

Perilaku.Konsumtif . .012

Sig. (1-tailed)

Pengaruh.Informatif .012 .

Perilaku.Konsumtif 73 73

N

Pengaruh.Informatif 73 73

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables


(6)

1 Pengaruh.In

formatif(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Perilaku.Konsumtif

Model Summary(b)

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Change Statistics

Durbin-Watson

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change 1

.265(a) .070 .057 14.30579 .070 5.346 1 71 .024 1.33 3 a Predictors: (Constant), Pengaruh.Informatif

b Dependent Variable: Perilaku.Konsumtif

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1094.110 1 1094.110 5.346 .024(a)

Residual 14530.547 71 204.656

1

Total 15624.658 72

a Predictors: (Constant), Pengaruh.Informatif b Dependent Variable: Perilaku.Konsumtif

Coefficients(a) Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Model B Std. Error Beta B

Std. Error

(Constant) 120.673 14.259 8.463 .000

1

Pengaruh.Informatif

-1.294 .560 -.265

-2.312 .024 a Dependent Variable: Perilaku.Konsumtif

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 79.2631 98.6739 87.9315 3.89820 73

Residual -36.32150 35.67850 .00000 14.20610 73

Std. Predicted Value -2.224 2.756 .000 1.000 73

Std. Residual -2.539 2.494 .000 .993 73


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF REMAJA

0 8 2

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA PUTRI

6 46 175

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS Hubungan Antara konformitas Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI DI UNIVERSITAS Hubungan Antara konformitas Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku Agresi pada Remaja.

0 3 23

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku Agresi pada Remaja.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI INDEKOST MEWAH Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Indekost Mewah Di Kecamatan Kartasura.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KONFORMITAS KELOMPOK DENGAN PEILAKU KONSUMTIF Hubungan Antara Konsep Diri Dan konformitas kelompok Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF Hubungan Antara Harga Diri Dan Konformitas Dengan Perilaku Konsumtif.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KONFORMITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF Hubungan Antara Harga Diri Dan Konformitas Dengan Perilaku Konsumtif.

0 2 15