PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP INDEKS Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan Belanja P

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH,
DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN BELANJA PENDIDIKAN DAN
KESEHATAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Jawa)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :
ANISA NUR HAYATI
B 200 110 020

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HALAMAN PENGESAHAN


Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul :
“PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI
DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS
TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN BELANJA
PENDIDIKAN DAN KESEHATAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Jawa)”
Yang disusun dan dipersiapkan oleh:
ANISA NUR HAYATI
B 200 110 020
Penanda tangan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk
diterima.
Surakarta,
Juni 2015
Pembimbing

(Drs. Atwal Arifin, M.si,AK,CA)

Mengetahui,
Dekan FEB UMS


PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH,
DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP INDEKS
PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN BELANJA PENDIDIKAN DAN
KESEHATAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada Kabupaten/Kota di Jawa)
ANISA NUR HAYATI
B 200 110 020

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT
This study aims to prove empirically that Economic Growth (PE), the General
Allocation Fund (DAU), the Special Allocation Fund (DAK), Local Revenue (PAD),
affect Human Development Index with the Allocation of expenditure on education
(BPDDK) and expenditure on health (BKSHT) as intervening variable.
The population in this study is 119 regencies/cities in Java during 2009-2012,
with the total samples of 62 regencies/cities. The sampling method used in this study
is purposive sampling.
The result of sobel test showed that PAD and DAU significant effect on IPM
through BPDDK. Whereas PE and DAK no significant effect on IPM through

BPDDK. Based on path analisys showed that to determine the effect of PE, DAU and
DAK on IPM selected indirect path through BPDDK, whereas PAD selected direct
path without going through BPDDK. Further, PE and DAU significant effect on IPM
through BKSHT. Whereas PAD and DAK no significant effect on IPM through
BKSHT. Based on path analisys showed that to determine the effect of PE, DAU and
DAK on IPM selected indirect path through BKSHT, whereas PAD on IPM selected
direct path without going through BKSHT.
Key Words: Human Development Index, Economic Growth, Local Revenue,General
Allocation Fund, Special Allocation Fund, expenditure on education and
expenditure on health.

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris Pertumbuhan
Ekonomi (PE), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK) yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) dengan Belanja Pendidikan (BPDDK) dan Belanja Kesehatan (BKSHT)
sebagai variabel intervening.
Populasi dalam penelitian ini adalah 119 kabupaten/kota yang terdapat di
Jawa selama 2009-2012, dengan jumlah sampel sebanyak 62 kabupaten/kota. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling.

Hasil uji sobel menunjukkan bahwa PAD dan DAU berpengaruh signifikan
terhadap IPM melalui BPDDK. Sedangkan PE dan DAK tidak berpengaruh
signifikan terhadap IPM melalui BPDDK. Dalam analisis jalur menunjukkan untuk
mengetahui pengaruh PE, DAU dan DAK terhadap IPM dipilih jalur tidak langsung
melalui BPDDK, sedangkan PAD dipilih jalur langsung tanpa melalui BPDDK.
Selanjutnya, PE dan DAU berpengaruh signifikan terhadap IPM melalui BKSHT.
Sedangkan PAD dan DAK tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM melalui
BKSHT. Dalam analisis jalur menunjukkan untuk mengetahui pengaruh PE, DAU
dan DAK terhadap IPM dipilih jalur tidak langsung melalui BKSHT. Sedangkan
pengaruh PAD terhadap IPM dipilih jalur langsung tanpa melalui BKSHT.
Kata kunci: Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan
Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Belanja
Pendidikan dan Belanja Kesehatan.
PENDAHULUAN
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu cara untuk
mengukur keberhasilan atau kinerja suatu negara atau wilayah dalam bidang
pembangunan manusia. IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga
bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yang dilihat dari
kualitas fisik dan non fisik penduduk. Adapun 3 indikator tersebut yaitu: indikator
kesehatan, tingkat pendidikan, dan indikator ekonomi.


Menurut Christy dan Adi (2009) IPM dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya pertumbuhan ekonomi (PE). Hubungan antara PE dan pembangunan
ekonomi bersifat timbal balik, artinya apabila terdapat PE maka akan mempengaruhi
pembangunan manusianya. PE secara umum dapat ditunjukkan oleh angka Produk
Domestik Ragional Bruto (PDRB). Menurut Marhaeni dkk (dalam Ardiansyah dkk,
2014) PE merupakan syarat perlu untuk meningkatkan IPM dan harus disertai dengan
syarat cukup, yaitu pemertaan pembangunan melalui distribusi pendapatan yang
merata dan alokasi belanja publik yang memadai. Sumber pendapatan daerah antara
lain berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK). Widodo (2011) menyatakan bahwa ada dua sektor
yang perlu diperhatikan pemerintah sehubungan dengan upaya memperluas
kesempatan penduduknya untuk mencapai hidup layak yaitu pendidikan dan
kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahi pengaruh PE, PAD, DAU dan
DAK terhadap IPM dengan belanja pendidikan dan kesehatan sebagai variabel
intervening (studi empiris pada kabupaten/kota di jawa)” tahun 2009-2012.
TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan Manusia. Berbagai ukuran pembangunan manusia telah


dibuat

namun tidak semuanya dapat digunakan sebagai ukuran standar yang dapat
membandingkan antar wilayah atau antar negara. Untuk itu, Perserikatan BangsaBangsa (PBB) menetapkan suatu ukuran standar pembangunan manusia yaitu Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI) (BPS,

2009:3). IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut
mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan dan kehidupan yang layak. Untuk
mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka umur harapan hidup. Selanjutnya
untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek
huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak
digunakan indikator kemampuan daya beli (Purchasing Power Parity) (BPS, 2009:9).
Pertumbuhan Ekonomi. Secara umum pertumbuhan ekonomi dapat diartikan
sebagai perkembangan kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat (Apriana dan Suryanto, 2010). Dalam skala daerah, untuk mengukur
tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). PDRB secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai tambah
bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah dalam periode tertentu.
Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah Penerimaan yang

diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri yang dipungut
berdasarkan peraturan Daerah. Sumber PAD diperoleh dari: pajak daerah, retribusi
daerah, hasil perusahaan dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lainlain pendapatan daerah yang sah. Upaya peningkatan penerimaan dari PAD perlu
mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah dengan cara intensifikasi
maupun ekstensifikasi, agar daerah tidak terlalu mengandalkan pemerintah pusat,
tetapi harus mandiri (Halim, 2013:168).

Dana Alokasi Umum. Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber
dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan antar daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU
dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar. Alokasi DAU bagi daerah yang
potensi fiskalnya besar tetapi kebutuhan fiskalnya kecil akan memperoleh alokasi
DAU relatif kecil. Sebaliknya, daerah yang potensi fiskalnya kecil, namun kebutuhan
fiskalnya besar akan memperoleh alokasi DAU relatif besar (UU No. 33 Th. 2004).
Dana Alokasi Khusus. Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan
sesuai dengan prioritas nasional (UU No. 33 Th. 2004).
Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan. Pendanaan pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.

Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran
pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Bagian Keempat Pengalokasian Dana
Pendidikan Pasal 49 (1) Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan
kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan. Dana untuk kesehatan yang diatur
pada UU No 36 tahun 2009 menyebutkan besar anggaran kesehatan pemerintah

dialokasikan minimal 5 persen dari APBN di luar gaji, sementara besar anggaran
kesehatan pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten/kota dialokasikan minimal 10
persen dari APBD di luar gaji, oleh karena itu sudah semestinya pemerintah harus
dapat menyediakan pelayanan publik yang memadai dalam rangka peningkatan
kualitas pembangunan manusia yang selanjutnya dapat meningkatkan IPM.
Hipotesis
H1: Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan
Manusia melalui Belanja Pendidikan.
H2: Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan
Manusia melalui Belanja Pendidikan.

H3: Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan
Manusia melalui Belanja Pendidikan.
H4: Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan
Manusia melalui Belanja Pendidikan.
H5: Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan
Manusia melalui Belanja Kesehatan.
H6: Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan
Manusia melalui Belanja Kesehatan.
H7: Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan
Manusia melalui Belanja Kesehatan.
H8: Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan
Manusia melalui Belanja Kesehatan.

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota
yang terdapat di Jawa per Desember 2009–2012, sejumlah 119 kabupaten/kota.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive
sampling. Berdasarkan kriteria-kriteria yang digunakan dalam proses pengambilan
sampel, maka dihasilkan jumlah sampel penelitian sebanyak 62 kabupaten/kota.
Metode Analisis Data. Setelah data terkumpul, untuk mengetahui gambaran umum

dari semua variabel maka dilakukan analisis deskriptif. Selanjutnya pada proses
analisis data, penelitian ini menggunakan alat analisis jalur (path analisys). Data
diolah menggunakan program SPSS 20. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih
dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Sobel Jika hasil t hitung > t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien
mediasi pengaruh tidak langsung adalah signifikan yang menunjukkan adanya
pengaruh mediasi. Dimana, nilai ttabel pada tingkat signifikansi α = 0,05 sebesar 1,971.
H1 ditolak, nilai thitung sebesar 0,853< ttabel 1,971 yang berarti bahwa model pengaruh
tidak langsung dari variabel PE terhadap IPM melalui BPDDK tidak signifikan. H2
diterima, dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 2,784> ttabel 1,971 yang berarti bahwa
model pengaruh tidak langsung dari variabel PAD terhadap IPM melalui BPDDK
signifikan. H3 diterima, dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 4,50> ttabel 1,971 yang
berarti bahwa model pengaruh tidak langsung dari variabel DAU terhadap IPM
melalui BPDDK signifikan. H4 ditolak, dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 0,382<

ttabel 1,971 yang berarti bahwa model pengaruh tidak langsung dari variabel DAK
terhadap IPM melalui BPDDK tidak signifikan. H5 diterima, dapat dilihat dari nilai
thitung sebesar 2,215> ttabel 1,971 yang berarti bahwa model pengaruh tidak langsung
dari variabel PE terhadap IPM melalui BKSHT signifikan. H6 ditolak, dapat dilihat

dari nilai thitung sebesar 1,208< ttabel 1,971 yang berarti bahwa model pengaruh tidak
langsung dari variabel PAD terhadap IPM melalui BKSHT tidak signifikan. H7
diterima, dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 3,098> ttabel 1,971 yang berarti bahwa
model pengaruh tidak langsung dari variabel DAU terhadap IPM melalui BKSHT
signifikan. H8 ditolak, dapat dilihat dari nilai thitung sebesar 0,968< ttabel 1,971 yang
berarti bahwa model pengaruh tidak langsung dari variabel DAK terhadap IPM
melalui BKSHT tidak signifikan.
Analisis Jalur
Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh mediasi dari suatu model
penelitian melalui variabel intervening. Pengaruh tidak langsung = p2 x p3.
1. Analisis Jalur dengan BPDDK sebagai Variabel Intervening
p2 a. -0,049
b. 0,181
c. 0,416
d. 0,035

a.
b.
c.
d.

PE
PAD
DAU
DAK

(Variabel Independen)

e1 0,731
1.

BPDDK
p3 -0,013

(Variabel
Intervening)

IPM
p1 a. -0,070
b. 0,212
c. -0,172
d. -0,382

(Variabel
Dependen)

e2 0,693

Pengaruh tidak langsung (p2xp3) PE ke IPM melalui BPDDK menghasilkan
nilai sebesar 0,000637, dibandingkan dengan koefisien dari pengaruh langsung
(p1) dari PE ke IPM sebesar -0,070. Pengaruh tidak langsung PAD ke IPM
melalui BPDDK menghasilkan nilai sebesar -0,002353 dibandingkan dengan
koefisien dari pengaruh langsung dari PAD ke IPM sebesar 0,212. Pengaruh tidak
langsung DAU ke IPM melalui BPDDK menghasilkan nilai sebesar -0,005408.
dibandingkan dengan koefisien dari pengaruh langsung dari DAU ke IPM sebesar
-0,172. maka pengaruh intervening lebih besar. Pengaruh tidak langsung DAK ke
IPM melalui BPDDK menghasilkan nilai sebesar -0,000455 dibandingkan dengan
koefisien dari pengaruh langsung dari DAK ke IPM sebesar -0,382. Maka
pengaruh intervening PE, DAU dan DAK lebih besar dibanding pengaruh
langsungnya. Sedangkan pengaruh intervening PAD lebih kecil.
2. Analisis Jalur dengan BKSHT sebagai Variabel Intervening
e1 0,831
p2 a. 0,135
b. 0,084
c. 0,306
d.. 0,93

a.
b.
c.
d.

PE
PAD
DA
DAK

(Variabel Independen)

2. BKSHT
(Variabel
Intervening)

p3 0,165

IPM
p1 a. -0,092
b. 0,196
c. -0,228
d. -0,398

(Variabel
Dependen)

e2 0,670

Pengaruh tidak langsung PE ke IPM melalui BKSHT menghasilkan nilai
sebesar 0,022275 dibandingkan dengan koefisien dari pengaruh langsung dari PE

ke IPM sebesar -0,092. Pengaruh tidak langsung PAD ke IPM melalui BKSHT
menghasilkan nilai sebesar 0,01386 dibandingkan dengan koefisien dari pengaruh
langsung dari PAD ke IPM sebesar 0,196. Pengaruh tidak langsung DAU ke IPM
melalui BKSHT menghasilkan nilai sebesar 0,05049 dibandingkan dengan
koefisien dari pengaruh langsung dari DAU ke IPM sebesar -0,228. Pengaruh
tidak langsung DAK ke IPM melalui BKSHT menghasilkan nilai sebesar
0,015345. Apabila dibandingkan dengan koefisien dari pengaruh langsung dari
DAK ke IPM sebesar -0,398. Maka pengaruh intervening PE, DAU dan DAK
lebih besar dibanding pengaruh langsungnya. Sedangkan pengaruh intervening
PAD lebih kecil.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Variabel PE tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM melalui BPDDK, dilihat
dari nilai thitung sebesar 0,853 < ttabel 1,971 sehingga H1 ditolak. Pengaruh
tidak langsung PE ke IPM melalui BPDDK lebih besar dari pengaruh langsung
PE ke IPM, 0,00637 > -0,070 maka untuk mengetahui peningkatan IPM dipilih
jalur tidak langsung yaitu melalui BPDDK.
2. Variabel PAD berpengaruh signifikan terhadap IPM melalui BPDDK, dilihat dari
nilai thitung sebesar 2,784 > ttabel 1,971 sehingga H2 diterima. Pengaruh tidak
langsung PAD ke IPM melalui BPDDK lebih kecil dari pengaruh langsung PAD
ke IPM, -0,02353 < 0,212 maka untuk mengetahui peningkatan IPM dipilih jalur
langsung yaitu melalui PAD.

3. Variabel DAU berpengaruh signifikan terhadap IPM melalui BPDDK, dilihat dari
nilai thitung sebesar 4,50 > ttabel 1,971 sehingga H3 diterima. Pengaruh tidak
langsung DAU ke IPM melalui BPDDK lebih besar dari pengaruh langsung DAU
ke IPM, -0,005408 > -0,172 maka untuk mengetahui peningkatan IPM dipilih
jalur tidak langsung yaitu melalui BPDDK.
4. Variabel DAK tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM melalui BPDDK,
dilihat dari nilai thitung sebesar 0,382 < ttabel 1,971 sehingga H4 ditolak.
Pengaruh tidak langsung DAK ke IPM melalui BPDDK lebih besar dari pengaruh
langsung DAK ke IPM -0,000455 > -0,382, maka untuk mengetahui peningkatan
IPM dipilih jalur tidak langsung yaitu melalui BPDDK.
5. Variabel PE berpengaruh signifikan terhadap IPM melalui BKSHT, dilihat dari
nilai thitung sebesar 2,215 > ttabel 1,971 sehingga H5 diterima. Pengaruh tidak
langsung PE ke IPM melalui BKSHT lebih besar dari pengaruh langsung PE ke
IPM, 0,022275 > -0,092 maka untuk mengetahui peningkatan IPM dipilih jalur
tidak langsung yaitu melalui BKSHT.
6. Variabel PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM melalui BKSHT,
dilihat dari nilai thitung sebesar 1,208 < ttabel 1,971 sehingga H6 ditolak.
Pengaruh tidak langsung PAD ke IPM melalui BKSHT lebih kecil dari pengaruh
langsung PAD ke IPM, 0,01386 < 0,196 maka untuk mengetahui peningkatan
IPM dipilih jalur langsung yaitu melalui PAD.
7. Variabel DAU berpengaruh signifikan terhadap IPM melalui BKSHT, dilihat dari
nilai thitung sebesar 3,098 > ttabel 1,971 sehingga H7 diterima. Pengaruh tidak

langsung DAU ke IPM melalui BKSHT lebih besar dari pengaruh langsung DAU
ke IPM, 0,05049 > -0,228 maka untuk mengetahui peningkatan IPM dipilih jalur
tidak langsung yaitu melalui BKSHT.
8. Variabel DAK tidak berpengaruh signifikan terhadap IPM melalui BKSHT,
dilihat dari nilai thitung sebesar 0,968 < ttabel 1,971 sehingga H8 ditolak.
Pengaruh tidak langsung DAK ke IPM melalui BKSHT lebih besar dari pengaruh
langsung DAK ke IPM, 0,015345 > -0,398 maka untuk mengetahui peningkatan
IPM dipilih jalur tidak langsung yaitu melalui BKSHT.
9. Pertama, nilai R2 = 0,494, artinya variabel IPM dijelaskan oleh PE, PAD, DAU
dan DAK dengan BPDDK sebagai variabel intervening sebesar 49,4% dan
sisanya sebesar 50,6% dijelaskan faktor lain di luar model penelitian. Kedua, nilai
R2 = 0,437, artinya variabel IPM dijelaskan oleh PE, PAD, DAU dan DAK
dengan BKSHT sebagai variabel intervening sebesar 43,7% dan sisanya sebesar
56,3% dijelaskan faktor lain di luar model penelitian.
Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel bebas, seperti
variabel non keuangan atau dapat memasukkan variabel intervening yang ada
sebagai variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap IPM.
2. Menambah objek penelitian dengan melibatkan Kabupaten/Kota di daerah lain di
Indonesia, khususnya Kabupaten/Kota di luar Pulau Jawa yang mempunyai
tingkat IPM cenderung masih rendah. Sehingga jika diketahui kebijakan apa yang

berpengaruh terhadap IPM, maka dapat dijadikan evaluasi dan pembelajaran
pemerintah daerah guna peningkatan IPM.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah periode pengamatan lebih dari empat
tahun, supaya memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai
pengaruh terhadap tingkat IPM.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar, Muhammad. 2010. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Sektor Publik, Vol. 08, No. 01, Februari 2007. Page :1450-1465.
Anggraini, Rinda Ayun Anggraini dan Luthfi Muta’ali (2013). “Pola Hubungan
Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Timur
tahun 2007-2011”. Jurnal.
Apriana, Dina dan Rudy Suryanto. 2010. “Analisis Hubungan Antara Belanja Modal,
Pendapatan Asli Daerah, Kemandirian Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi
Daerah”. Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. XI, No.1, Januari 2010. Hal :
64-73.
Ardiansyah. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia (Ipm) Di Sumatera Utara”. Skripsi. Ekonomi
Pembangunan, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Ardiansyah, dkk. 2014. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan
Dana Alokasi Khusus terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah”. Jurnal (SNA 17).
Arifin, zainal. 2009. “Memahami PDRB sebagai Instrumen untuk Mengukur
Pertumbuhan
Ekonomi
di
Daerah”.
(online)
(http://bappeda.jambiprov.go.id/?v=pr&id=216, diakses tanggal 28 Februari
2015).
Astri, Meylin dkk. 2013. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah pada Sektor
Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di
Indonesia”. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis. Vol.1 No.1

Badan Pusat Statistik. 2009, “Indeks Pembangunan Manusia 2007-2008”. JakartaIndonesia.
Budiriyanto, Eko. 2011. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam Formulasi
DAU. Ditjen Perimbangan Keuangan, Kemenkeu RI.
Christy, Fhino Andrea dan Priyo Hari Adi. 2009. “Hubungan Antara Dana Alokasi
Umum, Belanja Modal Dan Kualitas Pembangunan Manusia”. Jurnal. The 3rd
National Conference UKWMS. Surabaya.
Frasti, Hessy Erlisa. 2013. “Antara Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi dan Korupsi
yang
Membelenggu
Perekonomian
di
Indonesia”
(Online),
(http://hessyfrasti.blog.uns.ac.id/2013/05/19/antara-peningkatanpertumbuhan-ekonomi-dan-korupsi-yang-membelenggu-perekonomian-diindonesia/, diakses tanggal 24 Nopember 2014).
Frediyanto, Yanuar. 2010. “Analisis Kemampuan Keuangan Kabupaten/Kota di
Propinsi Jawa Tengah Sebelum dan Sesudah Kebijakan Otonomi Daerah”.
Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. 2009 dan 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ginting dkk. 2008. “Pembangunan Manusia di Imdonesia dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya”. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Vol.4,
No.1, Agustus 2008. Hal 17-24.
Halim, Abdul. 2013. Manajemen Keuangan Sektor Publik. Yogyakarta: Salemba
Empat.
Herkulana. 2013. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum
terhadap Belanja Pendidikan, Rata-Rata Lama Sekolah dan Pertumbuhan
Ekonomi Serta Penyerapan Tenaga Kerja Pada Kabupaten/Kota di Propinsi
Kalimantan Barat”. Jurnal.
Kuncoro, Mudrajat. 2010. Ekonomika Pembangunan – Masalah, Kebijakan, dan
Politik. Jakarta: Erlangga.
Maiharyanti, Eva. 2010. “Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Indeks
Pembangunan manusia dan Belanja Modal sebagai variabel Intervening pada
Pemerintah Kabupaten/Kota di Nanggroe Aceh Darussalam”. Skripsi. Medan:
Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara.

Maimunah, Mutiara. 2006. “Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum (Dau) Dan
Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota
di Pulau Sumatera” Jurnal (SNA).
Maryani, Tri. 2010. Analisis Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa Tengah.
Jurnal.
Mirza, Denni Sulistio. 2012. “Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan
Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah tahun
2006-2009. Jurnal.
Putro, Nugroho Suranto dan Sugeng Pamudji. 2010. “Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap
Pengalokasian Anggaran Belanja Modal”. Jurnal.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan
Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta : Andi Offset.
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Setyowati, Lilis dan Yohana Kus Suparwati. 2012. “Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, DAU, DAK, PAD terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan
Belanja Pendidikan dan Kesehatan sebagai variabel intervening” . Jurnal. Vol.
9 No.1. Hal 113-133.
Siagian, Pramela Augustina. 2009. “Flypaper effect pada Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Daerah pada
Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara”. Skripsi. Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Soebagyo, Daryono. 2013. Perekonomian Indonesia. Surakarta: PPE FEB UMS.
Suliyanto.
2011.
“Analisis
Regresi
Berganda”.
(online)
(http%3A%2F%2Fmaksi.unsoed.ac.id%2Fwpcontent%2Fuploads%2F2012%
2F04%2FAnalisisRgeresiBerganda_20091.ppt&ei=XEj1VLKkBIqI8QWzsY
EI&usg=AFQjCNGStzy44_dBqUYzzHUy2aX8JgfbrQ, diakses tanggal 3
Maret 2015).
Sumardjoko, Imam. 2014. “Pengaruh Penerimaan Dana Otonomi Khusus terhadap
Indeks Pembangunan Manusia Papua dan Papua Barat Dengan Belanja Modal
Sebagai Intervening”. Jurnal (SNA).

Sugiyono. 2013. “Metode Penelitian Bisnis”. Bandung: Alfabeta.
Syahril. 2011. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal terhadap Indeks
Pembangunan Manusia pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.
Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Todaro, Michael P. 2002. Pembangunan Ekonomi di Dunia ke Tiga Edisi 4. Jakarta:
Erlangga.
Toddy.

2014. “Mengapa PDRB?”. (online) (http://bappeda.pekanbaru.go.id/
artikel/9/mengapa-pdrb-/page/1/, diakses tanggal 12 November 2014).

Widodo, Adi; Waridin dan Johanna Maria K. 2011. Analisis Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Pengentasan
Kemiskinan Melalui Peningkatan Pembangunan Manusia Di Provinsi Jawa
Tengah. Jurnal Pembangunan Manusia Vol.5 No.2 Tahun 2011.
_________, 1945. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
_________, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
_________, 2003. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional.
_________, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
_________, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.
_________, 2005. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan.
_________, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
_________, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
www.bps.go.id
www.djpk.depkeu.go.id

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP INDEKS Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dengan Belanja K

0 4 16

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dengan Belanja Kesehatan Sebagai

0 7 15

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Pada Kabupate

0 2 14

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Pada Kabu

0 5 25

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Belanja Modal Kabupaten/

0 3 20

PENGARUH BELANJA DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP Pengaruh Belanja Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia(Studi Empiris Pada Pemerint

2 6 19

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP INDEKS Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan Belanja P

1 6 15

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengaloka

0 3 22

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengaloka

0 5 15