PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MTS NEGERI 2 MEDAN MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MTs NEGERI 2 MEDAN
MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
PENDEKATAN OPEN-ENDED

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
SURIYANI
NIM : 8126171035

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

ABSTRAK

SURIYANI (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemandirian
Belajar Siswa MTs Negeri 2 Medan melalui Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Open-Ended. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1)untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berpikir kreatif siswa yang diajar menggunakan pendekatan Open-Ended dan yang
diajar menggunakan pembelajaran konvensional, (2)untuk mengetahui
peningkatan kemandirian belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran
matematika dengan pendekatan Open-Ended dan yang diajar dengan
pembelajaran konvensional, (3) untuk mengetahui interaksi antara pendekatan
pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa, dan (4) untuk mengetahui interaksi antara
pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika terhadap
peningkatan kemandirian belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri
2 Medan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain
kelompok kontrol non-ekivalen. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh
siswa kelas VIII dengan mengambil sampel empat kelas (dua kelas eksperimen
dan dua kelas kontrol) melalui teknik Purposive Sampling. Instrumen yang
digunakan terdiri dari tes kemampuan awal matematika, tes kemampuan berpikir
kreatif, dan angket kemandirian belajar. Pengujian hipotesis statistik dalam
penelitian ini menggunakan rumus ANAVA Dua Jalan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang
diajar menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended
lebih baik daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional, (2)
peningkatan kemandirian belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran
matematika dengan pendekatan Open-Ended lebih baik daripada yang diajar
dengan pembelajaran konvensional, (3) tidak terdapat interaksi antara pendekatan
pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa, dan (4) tidak terdapat interaksi antara
pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap
peningkatan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan temuan penelitian
pendekatan Open-Ended dapat direkomendasikan menjadi salah satu pendekatan
pembelajaran yang digunakan di sekolah utamanya untuk mencapai kompetensi
berpikir kreatif dan kemandirian belajar.
Kata Kunci: Pendekatan Open-Ended, Berpikir Kreatif, dan Kemandirian Belajar

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas segala karunia Allah SWT,
penulis dapat mempersembahkan tesis ini kepada para pecinta dan pengembang
ilmu pengetahuan, khususnya para pendidik atau calon pendidik. Tesis ini
berjudul: “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemandirian

Belajar Siswa MTs Negeri 2 Medan melalui Pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan Open-Ended”. Melalui karya ini, penulis berusaha
memaparkan secara gamblang tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif
dan kemandirian belajar siswa yang diajar dengan pendekatan Open-Ended dan
dibandingkan dengan peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian
belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu sejak mulai persiapan sampai
selesainya penulisan tesis ini, semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan
tersebut dengan kebaikan yang lebih banyak. Pada kesempatan ini penulis
sampaikan terima kasih kepada:
1) Terutama kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta, yang telah memberikan doa,
rasa kasih sayang, perhatian dan dukungan penuh dalam setiap langkah
penulis untuk menyelesaikan perkuliahan.
2) Abang dan Kakak tercinta yang telah mendoakan dan memberi dukungan
moril dan materil bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan.
3) Teristimewa kepada tiga orang keponakanku Muhammad Abduh, Haidar
Akram, dan Adiba sebagai penyemangat-penyemangat kecilku untuk
menyelesaikan pendidikan dan memberikan hasil yang terbaik.

iii


4) Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi yang sangat bermanfaat dan
berharga bagi penulis dalam penusunan tesis ini dampai dengan selesai.
5) Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, serta ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga bagi
penulis dalam penusunan tesis ini dampai dengan selesai.
6) Bapak Dr. Edi Syahputra,M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNIMED sekaligus sebagai narasumber yang telah banyak
memberikan masukan dalam penyempurnaan dan menjadi motivator dalam
penyelesaian tesis ini .
7) Bapak Dr. Martua Manullang, M.Pd dan Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc., Ed.,
Ph.D selaku narasumber yang telah memberikan banyak arahan dalam rangka
penyempurnaan tesis ini.
8) Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Prodi Pendidikan Matematika Program
Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan
yang bermakna selama menjalani pendidikan.
9) Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program
Pascasarjana UNIMED.
10) Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I Program

Pascasarjana UNIMED.
11) Ibu Dra. Nursalimi, M.Ag selaku Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Medan yang
telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.

iv

12) Bapak Drs. Nasruddin Srg, Bapak Bukhari, S.Ag, Bapak Drs. Syamsuddin,
dan Ibu Dra. Hj. Paridawati selaku guru bidang studi matmatika di MTs
Negeri 2 Medan yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan bantuan
kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian.
13) Sahabat seperjuangan angkatan XXI kelas A-1 dan semua pihak yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan menyelesaikan tesis ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik atas bantuan dan
bimbingan yang diberikan. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis
berharap semoga tesis ini dapat member sumbangan dalam memperkaya khasanah
ilmu dalam bidang pendidikan dan menjadi masukan bagi penelitian lebih lanjut.

Medan, Mei 2014

Penulis

Suriyani

v

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK................................................................................................. i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 14
1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................... 14
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................... 15

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................... 15
1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................... 16
1.7 Definisi Operasional ....................................................................... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ...................................... 19
2.1.a. Tahap Penyelesaian Masalah yang Kreatif ......................... 20
2.1.b. Tahap Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif ......... 21
2.1.c. Indikator Berpikir Kreatif .................................................. 22
2.2 Kemandirian Belajar .................................................................... 24
2.3 Kemampuan Awal Matematika .................................................... 28
2.4 Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended ......... 30
2.4.a Mengkonstruksi Masalah Open-Ended ............................... 34
2.4.b Menyusun rencana Pendekatan Open-Ended ...................... 35
2.4.c Keunggulan Pendekatan Open-Ended ................................. 38
2.5 Pembelajaran Konvensional ......................................................... 38
2.6 Teori Belajar yang Mendukung .................................................... 41
2.6.a Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran Open-Ended 41
2.6.b Teori Belajar yang Mendukung Aktivitas Belajar Siswa
dalam Pembelajarn Matematika ......................................... 43
2.7 Beberapa Penelitian yang Relevan................................................ 46

2.8 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ............................................. 47
2.8.a Kerangka Konseptual ......................................................... 47
2.8.b Hipotesis ............................................................................ 53
BAB III KAJIAN PUSTAKA
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 54
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 54
3.3 Desain Penelitian ......................................................................... 56
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................... 57
3.5 Pengembangan Bahan Ajar .......................................................... 69
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................... 69
3.7 Prosedur Penelitian ...................................................................... 75
3.8 Jadwal Penelitian ......................................................................... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Data ...................................................................... 78
4.1.1 Deskripsi Hasil Tes Kemampauan
Awal Matematika Siswa ................................................. 79
4.1.2 Analisis Hasil tes Kemampuan Berpikir Kreatif.............. 82
4.1.3 Analisis Data Kemandirian Belajar Siswa ....................... 90
4.1.4 Pengujian Hipotesis ........................................................ 96

4.1.5 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ......................... 103
4.2 Deskripsi Proses Belajar Mengajar pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol.............................................................................. 104
4.3 Penyelesaian Masalah Berpikir Kreatif pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ....................................................................... 107
4.4 Pembahasan ................................................................................. 116
4.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 129
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan...................................................................................... 131
5.2 Saran............................................................................................ 132
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 134
LAMPIRAN .............................................................................................. 138

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1

Sintaks Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended ............ 33

Tabel 2.2


Perbedaan Pedagogik Pembelajaran Open-Ended dengan
Pembelajaran biasa ................................................................... 41

Tabel 3.1

Pengelompokan Kemampuan Awal Siswa ................................ 60

Tabel 3.2

Perilaku Siswa dalam Keterampilan Kognitf Kreatif ................ 61

Tabel 3.3

Indikator Kemampuan Berfikir Kreatif ..................................... 62

Tabel 3.4

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematika .............................................................................. 64


Tabel 3.5

Pengkategorian Kemandirian Belajar Siswa .............................. 66

Tabel 3.6

Tabel Weiner Keterkaitan antar Variabel Bebas dan
Variabel Terikat ....................................................................... 75

Tabel 3.7

Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis, dan Jenis Uji Statistik
yang Digunakan dalam Analisis Data Kuantitatif ...................... 76

Tabel 3.8

Jadwal Kegiatan Penelitian yang Direncanakan ........................ 78

Tabel 4.1

Sebaran Sampel Penelitian........................................................ 80

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan Rerata dan Simpangan Baku Skor KAM ...... 80

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Distribusi data KAM ............ 81

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians Kelompok
Data KAM................................................................................ 82

Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji t KAM Berdasarkan Pendekatan
Pembelajaran ............................................................................ 82
Tabel 4.6

Sebaran Sampel Penelitian Berdasarkan Kategori
Kemampuan Awal Matematika................................................. 83

Tabel 4.7

Sebaran Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Kelompok PMO (Kelas Eksperimen) ........................................ 83

Tabel 4.8

Sebaran Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Kelompok PMK (Kelas Kontrol) .............................................. 84

Tabel 4.9

Rata-Rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Tes
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kemampuan Tinggi,
Sedang, Rendah pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..... 86

Tabel 4.10 Rata-Rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Tes
Kemampuan Berpikir Kreatif pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ........................................................................... 87
Tabel 4.11

Pengujian Normalitas Indeks Gain Hasil Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ........................................................................... 90

Tabel 4.12

Pengujian Homogenitas Indeks Gain Hasil Tes Kemampuan
Berpikr Kreatif ......................................................................... 90

Tabel 4.13

Deskripsi Data Kemandirian Belajar Siswa Kelompok PMO
(Kelas Eksperimen) .................................................................. 91

Tabel 4.14

Deskripsi Data Kemandirian Belajar Siswa Kelompok PMO
(Kelas Kontrol)......................................................................... 92

Tabel 4.15

Rata-Rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Kemandirian
Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......... 93

Tabel 4.16

Rata-Rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Kemandirian
Belajar Siswa Kemampuan Tinggi, Sedang, Rendah pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........................................ 94

Tabel 4.17 Pengujian Normalitas Indeks Gain Kemandirian Belajar
Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................... 96
Tabel 4.18

Pengujian Homogenitas Indeks Gain Hasil Skala
Kemandirian Belajar ................................................................. 97

Tabel 4.19

Rangkuman Uji Anova Dua Jalan Data Gain Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa .............................................................. 98

Tabel 4.20

Rangkuman Uji Anova Dua Jalan Data Gain Kemandirian
Belajar Siswa............................................................................ 101

Tabel 4.21

Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Statistik ........................ 104

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1

Lembar Jawaban Siswa ........................................................ 7

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian............................................................... 77

Gambar 4.1

Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Kelas
Eksperimen .......................................................................... 84

Gambar 4.2

Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Kelas
Kontrol................................................................................. 85

Gambar 4.3 Rata-Rata dan Simpangan Baku Indeks Gain Hasil Tes
Kemampuan Berpikir Kreatif pada Kelas Eksperimen .......... 86
Gambar 4.4

Rata-Rata Indeks Gain Hasil Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif pada Siswa Berkemampuan Tinggi, Sedang,
Rendah pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................ 88

Gambar 4.5

Selisih Rata-Rata Indeks Gain Hasil Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif pada Siswa Berkemampuan Tinggi,
Sedang, Rendah pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ........... 89

Gambar 4.6

Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes
Kemandirian Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen ............. 91

Gambar 4.7

Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Pretes dan Postes
Kemandirian Belajar Siswa pada Kelas Kontrol ................... 92

Gambar 4.8

Rata-Rata dan Simpangan Baku Indeks gain
Kemandirian Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ....................................................................... 93

Gambar 4.9

Rata-Rata Indeks Gain Kemandirian Belajar Siswa
pada Siswa Berkemampuan Tinggi, Sedang, Rendah
pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ..................................... 94

Gambar 4.10 Selisih Rata-Rata Indeks Gain Hasil Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif pada Siswa Berkemampuan Tinggi,
Sedang, Rendah pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ........... 95
Gambar 4.11 Interaksi antara Faktor Pendekatan Pembelajaran
dengan Faktor Kemampuan Awal Matematika Siswa

Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa ................................................................................... 101
Gambar 4.12 Interaksi antara Faktor Pendekatan Pembelajaran
dengan Faktor Kemampuan Awal Matematika Siswa
Terhadap Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa ............... 104
Gambar 4.13 Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 1a Kelas
Eksperimen .......................................................................... 109
Gambar 4.14 Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 1a Kelas
Kontrol................................................................................. 110
Gambar 4.15 Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 1b Kelas
Eksperimen .......................................................................... 111
Gambar 4.16 Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 1b Kelas
Kontrol................................................................................. 111
Gambar 4.17 Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 2a Kelas
Eksperimen .......................................................................... 112
Gambar 4.18 Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 2a Kelas
Kontrol................................................................................. 113
Gambar 4.19 Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 2b Kelas
Eksperimen .......................................................................... 114
Gambar 4.20 Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 2b Kelas
Kontrol................................................................................. 115
Gambar 4.21 Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 3 Kelas
Eksperimen .......................................................................... 116
Gambar 4.22 Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 3 Kelas
Kontrol................................................................................. 113

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1-1

Halaman
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1
(kelas eksperimen) ..................................................... 132

Lampiran 1-2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2
(kelas eksperimen) ..................................................... 138

Lampiran 1-3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 3
(kelas eksperimen) ..................................................... 143

Lampiran 1-4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 4
(kelas eksperimen) ..................................................... 148

Lampiran 1-5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1
(kelas kontrol) ............................................................ 153

Lampiran 1-6

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2
(kelas kontrol) ............................................................ 156

Lampiran 1-7

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 3
(kelas kontrol) ............................................................ 159

Lampiran 1-8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 4
(kelas kontrol) ............................................................ 162

Lampiran 1-9

Lembar Aktivitas Siswa Pertemuan 1 ......................... 165

Lampiran 1-10

Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa
Pertemuan 1 ............................................................... 169

Lampiran 1-11

Lembar Aktivitas Siswa Pertemuan 2 ......................... 174

Lampiran 1-12

Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa
Pertemuan 2 ............................................................... 177

Lampiran 1-13

Lembar Aktivitas Siswa Pertemuan 3 ......................... 182

Lampiran 1-14

Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa
Pertemuan 3 ............................................................... 185

Lampiran 1-15

Lembar Aktivitas Siswa Pertemuan 4 ......................... 187

Lampiran 1-16

Kunci Jawaban Lembar Aktivitas Siswa
Pertemuan 4 ............................................................... 190

Lampiran 1-17

Soal-Soal Latihan Kelas Kontrol Pertemuan 1 ............ 193

Lampiran 1-18

Soal-Soal Latihan Kelas Kontrol Pertemuan 2 ............ 194

Lampiran 1-19

Soal-Soal Latihan Kelas Kontrol Pertemuan 3 ............ 195

Lampiran 1-20

Soal-Soal Latihan Kelas Kontrol Pertemuan 4 ............ 196
vi

Lampiran 1-21

Lembar Penilain Proses Belajar Mengajar Siswa
Kelas Eksperimen pertemuan 1 .................................. 197

Lampiran 1-22

Lembar Penilain Proses Belajar Mengajar Siswa
Kelas Eksperimen Pertemuan 2 .................................. 202

Lampiran 1-23

Lembar Penilain Proses Belajar Mengajar Siswa
Kelas Eksperimen Pertemuan 3 .................................. 207

Lampiran 1-24

Lembar Penilain Proses Belajar Mengajar Siswa
Kelas Eksperimen Pertemuan 4 .................................. 212

Lampiran 1-25

Lembar Penilain Proses Belajar Mengajar Siswa
Kelas Kontrol Pertemuan 1 ......................................... 217

Lampiran 1-26

Lembar Penilain Proses Belajar Mengajar Siswa
Kelas Kontrol Pertemuan 2 ......................................... 222

Lampiran 1-27

Lembar Penilain Proses Belajar Mengajar Siswa
Kelas Kontrol Pertemuan 3 ......................................... 227

Lampiran 1-28

Lembar Penilain Proses Belajar Mengajar Siswa
Kelas Kontrol Pertemuan 4 ......................................... 231

Lampiran 2-1

Tes Kemampuan Awal Matematika ............................ 237

Lampiran 2-2

Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal
Matematika ............................................................... 240

Lampiran 2-3

Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis .................................................................. 241

Lampiran 2-4

Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ............................... 242

Lampiran 2-5

Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ...... 246

Lampiran 2-6

Kisi-Kisi Skala Kemandirian Belajar Siswa ................ 252

Lampiran 2-7

Skala Kemandirian Belajar Siswa ............................... 253

Lampiran 2-8

Kunci Jawaban Skala Kemandirian Belajar Siswa ...... 257

Lampiran 3-1

Hasil
Validasi
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (Kelas Eksperimen) .............................. 258

Lampiran 3-2

Hasil
Validasi
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (Kelas Kontrol) .................................... 260

Lampiran 3-3

Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa ...................... 261

Lampiran 3-4

Hasil Validasi Lembar Penilaian Proses Belajar
Mengajar Siswa .......................................................... 262

vii

Lampiran 3-5

Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis .................................................................. 264

Lampiran 3-6

Hasil Validasi Skala Kemandirian Belajar .................. 265

Lampiran 4-1

Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis....................................................... 266

Lampiran 4-2

Proses Perhitungan Validasi dan Reliabilitasi Tes
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Manual ....... 267

Lampiran 4-3

Hasil Perhitungan Validasi dan Reliabilitasi Tes
Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis
Menggunakan SPSS 18 for Windows ......................... 273

Lampiran 4-4

Data Hasil Uji Coba Skala Kemandirian Belajar
Siswa ......................................................................... 275

Lampiran 4-5

Hasil Perhitungan Validasi dan Reliabilitasi
Skala Kemandirian Belajar Menggunakan SPSS
18 for Windows ......................................................... 277

Lampiran 5-1

Data Tes Kemampuan Awal Matematika Siswa
Kelompok Pendekatan Open-Ended ........................... 288

Lampiran 5-2

Data Tes Kemampuan Awal Matematika Siswa
Kelompok Pendekatan Konvensional ......................... 291

Lampiran 5-3

Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kategori
Kemampuan Awal
Beserta Rata-Rata Dan
Standar Deviasi (Kelas Eksperimen)........................... 294

Lampiran 5-4

Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kategori
Kemampuan Awal
Beserta Rata-Rata Dan
Standar Deviasi (Kelas Kontrol) ................................. 297

Lampiran 5-5

Uji Normalitas Data Tes Kemampuan Awal
Matematika Siswa Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ..................................................... 300

Lampiran 5-6

Uji Homogenitas Data Tes Kemampuan Awal
Matematika
Siswa
Pasangan
Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ............................................. 301

Lampiran 5-7

Uji Perbedaan Rerata Data Tes Kemampuan
Awal Matematika Siswa Pasangan Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ............................................. 302

Lampiran 6-1

Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pretes
dan Postes (Kelas Eksperiman) ................................... 303

viii

Lampiran 6-2

Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pretes
dan Postes (Kelas Kontrol) ......................................... 306

Lampiran 6-3

Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
(Pretes, Postes, Dan Indeks Gain Berdasarkan
Kelompok Kemampuan Awal) Kelas Eksperimen ...... 309

Lampiran 6-4

Data Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
(Pretes, Postes, Dan Indeks Gain Berdasarkan
Kelompok Kemampuan Awal) Kelas Kontrol............. 312

Lampiran 6-5

Uji Normalitas Data Gain Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Kelompok Eksperimen dan
Kontrol....................................................................... 315

Lampiran 6-6

Uji Homogenitas Data Gain Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis Pasangan Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ............................................. 316

Lampiran 6-7

Uji Hipotesis Data Gain Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis....................................................... 317

Lampiran 7-1

Data Skala Kemandirian Belajar Pretes dan
Postes (Kelas Eksperimen) ......................................... 318

Lampiran 7-2

Data Skala Kemandirian Belajar Siswa Pretes
dan Postes (Kelas Kontrol) ......................................... 321

Lampiran 7-3

Data Skala Kemandirian Belajar Siswa (Pretes,
Postes, Dan Indeks Gain Berdasarkan Kelompok
Kemampuan Awal) Kelas Eksperimen ....................... 324

Lampiran 7-4

Data Skala Kemandirian Belajar Siswa (Pretes,
Postes, Dan Indeks Gain Berdasarkan Kelompok
Kemampuan Awal) Kelas Kontrol .............................. 327

Lampiran 7-5

Uji Normalitas Data Gain Skala Kemandirian
Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol................ 330

Lampiran 7-6

Uji Homogenitas Data Gain Skala Kemandirian
Belajar Pasangan Kelompok Eksperimen dan
Kontrol....................................................................... 331

Lampiran 7-7

Uji Hipotesis Data Gain Skala Kemandirian
Belajar........................................................................ 332

Lampiran 8-1

Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 1a ............. 333

Lampiran 8-2

Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 1b ............. 334

Lampiran 8-3

Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 2a ............. 335

Lampiran 8-4

Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 2b ............. 336
ix

Lampiran 8-5

Lembar Jawaban Siswa Butir Soal Nomor 3 ............... 337

Lampiran 9-1

Dokumentasi Pelaksanaan Pretes dan Postes .............. 338

Lampiran 9-2

Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Eksperimen ................................................................ 339

Lampiran 9-3

Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Kontrol....................................................................... 340

Lampiran 10-1

Surat Pengangkatan Komisi Pembimbing
Program Pasca Sarjana (S2) UNIMED ....................... 341

Lampiran 10-2

Surat Undangan Seminar Proposal.............................. 342

Lampiran 10-3

Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan ................. 343

Lampiran 10-4

Surat Keterangan Penelitian ....................................... 344

x

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Berbagai bentuk simbol matematis digunakan manusia sebagai alat
bantu dalam perhitungan, penilaian, pengukuran, perencanaan, dan peramalan.
Cornelius (Mulyono, 2003:253) mengemukakan bahwa ada lima alasan mengapa
matematika perlu dipelajari yaitu:” 1) matematika merupakan sarana berpikir
yang jelas dan logis, 2) sarana memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3)
sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4) sarana
untuk mengembangkan kreativitas, dan 5) sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap budaya”. Secara singkat matematika merupakan mata pelajaran yang
melatih anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur dan sistematis. Pola pikir
yang demikian sebagai suatu yang perlu dimiliki siswa sebagai bekal dalam
kehidupan sehari-hari.
Selain itu

matematika juga memiliki beberapa tujuan penting yang

termuat dalam Peraturan Menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22
Tahun 2006 tentang Standart Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
tentang tujuan tiap pelajaran. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, 2)
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3)
memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
1

2

dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4) mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah. 5) memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006:140).
Seluruh kemampuan yang tercantum dalam Standart Isi tahun 2006
tentang tujuan pembelajaran matematika juga sejalan dan mengarah pada standar
kompetensi lulusan terbaru yang dirumuskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
pendidikan dasar dan menengah bahwa

lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B

memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
“Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Memiliki pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak
mata. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber lain sejenis”(KEMENDIKBUD, 2012:2).
Berdasarkan tujuan dari pentingnya matematika dipelajari maka tidak
salah jika proses pembelajaran matematika di kelas menjadi perhatian penting
oleh para pelaku pendidikan, khususnya seorang guru. Proses pembelajaran di
kelas diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang tercantum
dalam Standart Isi dan siswa memiliki kompetensi lulusan yang baik seperti
yang telah dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
menengah tahun 2013 .
Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa aktivitas dan
kemampuan matematika siswa belum optimal. Aktivitas belajar siswa yang belum

3

optimal terlihat dari sikap ketergantungan siswa terhadap guru dalam proses
pembelajaran dan minat siswa untuk mengerjakan latihan baik di sekolah maupun
di rumah, sedangkan kemampuan matematika siswa yang belum optimal dapat
dilihat dari prestasi siswa baik di kelas maupun dalam kompetisi-kompetisi
matematika tingkat local, nasional, dan internasional. Matematika sering dianggap
sebagai mata pelajaran yang menjenuhkan dan sulit bagi siswa. Hal ini berakibat
pada rendahnya hasil belajar siswa. Padahal mau tidak mau matematika
merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa sejak Sekolah
Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.
Pembelajaran matematika di beberapa sekolah di Indonesia sejauh ini
masih didominasi pembelajaran konvensional dengan paradigma guru mengajar
hanya berorientasi pada hasil belajar yang dapat diamati dan diukur. Siswa pasif
dan guru cenderung memindahkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa
sehingga konsep, prinsip dan aturan-aturan sulit difahami oleh siswa.
Pembelajaran seperti ini tentunya akan berakibat buruk pada prestasi belajar
siswa-siswa sekolah di Indonesia, hal ini terbukti dari hasil The Program for
International

Student

Assessment

2010,

posisi Indonesia

mengenaskan,

kemampuan matematika siswa Indonesia yaitu hanya juara ketiga dari bawah.
Indonesia hanya lebih baik daripada Kirgistan dan Panama. Kondisi itu bertahan
sejak 2003. Artinya, selama sebelas tahun,kondisi itu stagnan atau tidak berubah
(Latief, 2011). Demikian pula hasil Trends in Mathematics and Science Study
(TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Untuk bidang
Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara
yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007

4

(Napitupulu, 2012). Kenyataan ini menunjukkan kemampuan matematis yang
dimiliki siswa di Indonesia jauh berada dibawah negara-negara lain. Apabila kita
ingin bersaing dengan negara lain maka perlu perubahan pola pembelajaran dan
pola pendidikan terutama pada pelajaran matematika dengan memberikan
perlakuan-perlakuan serta penekanan-penekanan tertentu dalam pembelajaran.
Salah satunya adalah kemampuan berpikir kreatif dan mempertimbangkan aspek
afektif dalam diri siswa seperti halnya kemandirian belajar siswa.
Apakah terdapat kreativitas dalam matematika? Menurut Pehnoken (dalam
Ali Mahmudin,2010:3), kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang
tertentu, seperti seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai
bidang kehidupan, termasuk matematika. Pembahasan mengenai kreativitas dalam
matematika lebih ditekankan pada prosesnya, yakni proses berpikir kreatif. Oleh
karena itu, kreativitas dalam matematika lebih tepat diistilahkan sebagai berpikir
kreatif matematis. Meski demikian, istilah kreativitas dalam matematika atau
berpikir kreatif matematis dipandang memiliki pengertian yang sama, sehingga
dapat digunakan secara bergantian.
Kreativitas sering menjadi topik yang diabaikan dalam pangajaran
matematika. umumnya orang beranggapan bahwa kreativitas dan matematika
tidak ada kaitannya satu sama lain. Para matematikawan sangat tidak setuju
dengan pandangan itu. Mereka berpendapat bahwa menurut pengalaman mereka
kemampuan fleksibilitas yang merupakan salah satu komponen berpikir kreaif
adalah kemampuan yang paling penting bagi pemecah masalah yang berhasil.
Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik

5

dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun nonaptitude, baik dalam karya baru
maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Reni, 2001:5). Sedangkan
kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir seseorang dalam
mengembangkan ide-ide atau gagasan yang bersifat lancar (fluency), luwes
(flexibility), orisinil (original), dan elaborasi (elaborasi). Hal ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan Munandar (dalam Reni, 2001:19)

yang menyatakan

bahwa:”Berpikir divergen adalah kemampuan memberikan bermacam-macam
jawaban berdasarkan informasi yang diberikan, dengan penekanan pada
keragaman, jumlah dan kesesuaian”.
Dalam kegiatan pembelajaran, siswa yang memiliki kemampuan berpikir
kreatif dapat membantu siswa lainnya yang mengalami masalah dalam memahami
materi pelajaran. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif memang perlu
dilakukan karena kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang
dikehendaki dunia kerja.Tidak diragukan lagi bahwa kemampuan berpikir kreatif
juga menjadi penentu keunggulan suatu bangsa. Daya kompetitif suatu bangsa
sangat ditentukan oleh kreativitas sumber daya manusianya. Pembelajaran
matematika perlu dirancang sedemikian sehingga berpotensi mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif
perlu dilakukan seiring dengan pengembangan cara mengevaluasi atau cara
mengukurnya. Pentingnya kreativitas dalam matematika dikemukakan oleh
Bishop (dalam A. Mahmudin, 2010:3) yang menyatakan bahwa seseorang
memerlukan dua keterampilan berpikir matematis, yaitu berpikir kreatif yang
sering diidentikkan dengan intuisi dan kemampuan berpikir analitik yang

6

diidentikkan dengan kemampuan berpikir logis. Sementara Kiesswetter (dalam A.
Mahmudin, 2010:3) menyatakan bahwa kemampuan berpikir fleksibel yang
merupakan salah satu aspek kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan
penting yang harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.
Pendapat ini menegaskan eksistensi kemampuan berpikir kreatif matematis. Oleh
karena itu, berpikir kreatif dan matematika merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Matematika tumbuh dan berkembang berdasarkan pemikiranpemikiran yang kreatif, serta kemampuan berpikir kreatif seseorang berkembang
dengan baik sejauh mana seseorang tersebut mampu mencoba menghasilkan halhal yang baru untuk menyelesaikan masalah.
Namun

sejauh

ini

kemampuan

berpikir

kreatif

siswa

masih

memprihatinkan. Terlihat dari hasil uji PISA menunujukkan bahwa kemampuan
berpikir kreatif siswa di Indonesia masih jauh dibawah negara-negara lain. Hal ini
ditunjukkan oleh uji coba PISA tahun 2006, diantaranya soal uji coba berikut:
Untuk konser music rock, sebuah lapangan yang berbentuk persegi panjang
berukuran panjang 100 meter dan lebar 50 meter disiapkan untuk pengunjung.
Tiket terjual habis bahkan banyak fans yang berdiri, berapakah kira-kira
banyaknya pengunjung konser tersebut?
Untuk menjawab soal di atas dibutuhkan kemampuan berpikir kreatif yang baik.
Pada uji coba soal tersebut sekitar 72% dari seluruh sampel siswa menjawab salah
dan ditambah dengan uji coba soal-soal lain yang sejenis ternyata siswa Indonesia
berada pada peringkat 10 besar terbawah diantara negara-negara partisipan PISA.
Temuan lain yang peneliti dapatkan dalam mengukur kemampuan berpikir
kreatif siswa juga sangat mengecewakan.ketika di lapangan peneliti mencobakan

7

soal untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif pada siswa, hasilnya adalah
kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah. Siswa yang diuji adalah siswa
kelas IX MTsN 2 Medan. Adapun soal yang peneliti berikan untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif siswa adalah sebagai berikut:
Sejumlah batu bata disususn seperti terlihat dalam gambar di bawah ini

Setiap batu bata tersebut berukuran panjang 20 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 10
cm. Berapakah luas permukaan benda yang bentuknya seperti gambar tersebut?
Berikut dilampirkan hasil jawaban dari beberapa orang siswa:

8

Gambar 1.1 Lembar Jawaban Siswa
Peneliti mencoba menganalisis jawaban sebagaimana indikator dalam
berpikir kreatif yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir
orisinil (original), dan elaborasi (elaborasi) hasilnya adalah kemampuan siswa
dalam menyelesaikan masalah secara kreatif masih rendah. Dari 45 siswayang
diuji 95% siswa atau 43 orang siswa menjawab dengan cara yang tunggal yaitu
luas permukaan satu batu bata kemudian hasilnya dikali jumlah batu bata yang
ada, sedangkan sisanya menjawab dengan cara berbeda namun belum benar.
Siswa belum dapat memberikan alternatif-alternatif pemecahan masalah dengan
ragam cara yang berbeda. Perbedaan bentuk soal dengan contoh soal dan soal-soal
yang biasa mereka selesaikan membuat siswa kebingungan dan malas untuk
mengerjakannya. Sikap ketergantungan siswa pada guru membuat kebanyakan
siswa meminta guru untuk memberikan contoh terlebih dahulu agar mereka bisa
mengerjakan soal tersebut. Tentunya hal ini menunjukkan satu masalah lain yang

9

bersamaan harus disoroti dalam pembelajaran matematika di kelas, yaitu
kemandirian belajar siswa.
Dalam 20 tahun terakhir ini aspek afektif mulai ditelaah para peneliti,
selain itu dalam rumusan standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan
menengah tahun 2013 dimensi

afektif mendapat perhatian pertama dalam

rumusannya. Dalam rumusan tersebut dinyatakan bahwa siswa lulusan pendidikan
dasar dan menengah hendaknya memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan

pergaulan dan keberadaannya. Maka tidak berlebihan jika aspek

afektif seperti halnya kemandirian belajar menjadi sorotan untuk mendukung
kemampuan kognitif para siswa.
Kemandirian belajar berkaitan dengan belajar mandiri namun bukanlah
belajar sendiri atau memisahkan siswa dari siswa lainnya. Siswa boleh bertanya,
berdiskusi ataupun meminta penjelasan dari orang lain. Kemandirian belajar akan
terbentuk dari proses belajar mandiri. Hal yang terpenting dalam proses belajar
adalah peningkatan kemampuan dan ketrampilan siswa dalam proses belajar tanpa
bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung pada guru,
pembimbing, teman, atau orang lain dalam belajar. Tuntutan pengembangan
kemandirian belajar yang tertulis dalam kurikulum matematika antara lain
menyebutkan bahwa pelajaran matematika harus menanamkan sikap menghargai
matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, minat
dalam mempelajari matematika,
pemecahan masalah.

sikap mandiri, ulet, dan percaya diri dalam

10

Pentingnya sikap kemandirian siswa yang diharapkan dalam belajar
matematika ternyata bertolak belakang dengan kenyataan yang diperoleh dari
hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru

Ibu Hanizar Sari

yang

merupakan guru matematika MTsN 2 Medan, beliau mengatakan bahwa masih
banyak siswa yang belum bisa menjadi pembelajar mandiri. Sebagai contoh, (1)
siswa tidak melakukan persiapan sebelum menghadapi pembelajaran di sekolah,
dan mempelajari materi hanya apabila akan dilaksanakan tes, (2) ketika
mengerjakan suatu soal yang diterapkan pada persoalan nyata siswa cenderung
sulit bila sebelumnya tidak diberi contoh soal yang sama bentuknya, (3) dan
apabila diminta untuk maju ke depan kelas mengerjakan suatu soal siswa hanya
menunggu teman yang lain untuk mengerjakannya. Berdasarkan fakta ini,
disimpulkan tingkat kemandirian belajar matematika siswa masih rendah.
Kondisi yang terjadi dalam uji coba tersebut disebabkan pembelajaran
matematika di sekolah masih menitik beratkan pada proses belajar berhitung yang
sudah disiapkan rumus-rumusnya tanpa memperlihatkan aspek kemampuan siswa
mengembangkan

ide-ide

yang

dimilikinya,

serta

kemampuan

siswa

menghubungkan fakta-fakta dan memperkirakan jawaban serta solusinya.
Pembelajaran matematika cenderung ditujukan pada pencapaian target materi atau
sesuai buku yang digunakan sebagai buku wajib dengan berorientasi pada soalsoal ujian nasional (Utomo, 2012:2) . Selama ini pembelajaran yang dilakukan
berpusat pada guru dan penyelesaian soal yang hanya terdiri dari satu jawaban.
Hal ini menyebabkan kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa
rendah, karena siswa hanya terpaku pada langkah-langkah yang digunakan oleh

11

guru. Siswa hanya meniru dengan apa-apa yang disampaikan oleh guru dan ketika
disajikan suatu permasalahan yang berbeda maka siswa akan bingung.
Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan matematika di Indonesia
adalah pembelajaran yang digunakan dan disenangi guru-guru sampai saat ini
adalah pembelajaran konvensional. Keterbatasan guru dalam mempersiapkan
pembelajaran berimbas pada pemilihan pendekatan pembelajaran yang sudah
biasa dipakai. Guru lebih memilih menggunakan pendekatan pembelajaran yang
sering digunakannya. Pendekatan yang digunakan oleh guru dapat dengan cepat
dipersiapkan,

karena

telah

terbiasa

melaksanakannya.

Padahal

suasana

pembelajaran yang monoton memungkinkan siswa bosan dalam belajar serta
kemampuan berpikir kreatifnya tidak berkembang. Implikasinya adalah siswa
menggunakan daya pikirannya dengan cara biasa saja. Siswa tidak merasa
tertantang untuk mengeksplorasi kemampuan berpikirnya dengan lebih dalam.
Disamping itu, dalam proses pembelajaran guru juga masih menggunakan
pendekatan yang kurang memperhatikan karakteristik kemampuan awal
matematika yang dimiliki oleh siswa. Guru kurang memperhatikan pendekatan
yang sesuai untuk siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini
menyebabkan siswa sulit

untuk mengembangkan kemampuannya untuk

menuangkan ide-ide kreatif dan cenderung ketergantungan dengan kehadiran guru
dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang dihadapinya.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif dan kemandirian belajar siswa adalah memilih
pendekatan pembelajaran yang tepat dan berorientasi pada kompetensi siswa
khususnya kemampuan befikir kreatif dan kemandirian belajar siswa, yaitu

12

diperlukan suatu pendekatan dalam menyampaikan pembelajaran yang dapat
meningkatkan sikap siswa atau membuat siswa berpikir positif terutama pada
pembelajaran matematika. Guru dapat menyajikan pembelajaran yang bernuansa
pemecahan masalah dan berpandangan konstruktivisme sebagai salah satu upaya
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan kemandirian belajar
siswa. Pembelajaran yang seperti itu, diantaranya adalah pembelajaran
matematika dengan pendekatan Open-Ended.
Pendekatan Open-Ended muncul berawal dari pandangan bagaimana
mengevaluasi kemampuan siswa secara objektif dalam berpikir tingkat tinggi
matematika. Pembelajaran Open-Ended

dapat diartikan sebagai pembelajaran

yang membangun kegiatan interaktif siswa dengan bahan ajar, sehingga muncul
ide untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah yang dihadapi.
Pendekatan Open-Ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperoleh pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali, memecahkan
masalah dengan beberapa teknik sehingga cara berfikif siswa terlatih dengan baik.
Pendekatan Open-Ended mendorong siswa mengembangkan ide-ide kreatif dan
pola pikir matematis dengan mengingat konsep matematika sebelumnya, sehingga
dengan pendekatan Open-Ended diharapkan siswa memiliki kemampuan berpikir
kreatif matematis dan kemandirian belajar yang jauh lebih baik.
Kelebihan pembelajaran dengan

Open-Ended

terletak

pada

cara

penyelesaiannya maupun jawabannya yang tidak tunggal dalam memecahkan
masalah. Menurut Hudiono (dalam Lambertus, 2013: 75) “Pendekatan OpenEnded

dalam pembelajaran matematika

bertujuan menciptakan suasana

pembelajaran bagi siswa memperoleh pengalaman baru melalui proses

13

pembelajaran”. Inti pembelajaran Open-Ended adalah membangun kegiatan
interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk
menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. Pemecahan masalah matematis
tersebut merupakan salah satu unsur daya matematis tingkat tinggi yang menuntut
kemampuan berpikir kreatif matematis.

Pendekatan Open-Ended menjanjikan

suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara
yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi . Tujuannya tiada lain
adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara
maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa
terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar. Guru mengemas pembelajaran
sekaligus

memanfaatkan

kesempatan

untuk

mengembamgkan

materi

pembelajaran lebih lanjut yang sedikit banyak telah dikenal oleh siswa sendiri.
Dengan cara demikian siswa akan benar- benar merasa berkepentingan dan
termotivasi tinggi untuk menyelesaikan permasalahan sendiri.
Berbagai penelitian khususnya pedidikan matematika menunjukkan bahwa
pendekatan Open-Ended

mampu menjadi solusi mengatasi masalah-masalah

dalam upaya m