PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SMP DALAM MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL MELALUI PENDEKATAN ADVOKASI DENGAN PENYAJIAN MASALAH OPEN-ENDED.

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SMP DALAM MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN

KONVENSIONAL MELALUI PENDEKATAN ADVOKASI DENGAN PENYAJIAN MASALAH OPEN-ENDED

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH

SIMON ESRON SINAGA

NIM : 8096171017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(2)

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SMP DALAM MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN

KONVENSIONAL MELALUI PENDEKATAN ADVOKASI DENGAN PENYAJIAN MASALAH OPEN-ENDED

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH

SIMON ESRON SINAGA

NIM : 8096171017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

SIMON ESRON SINAGA (2013). Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMP dalam Matematika dengan Pembelajaran Konvensional Melalui Pendekatan Advokasi dengan Penyajian Masalah Open-Ended. Tesis. Medan : Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan : (1) Kemampuan berpikir kritis antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan pembelajaran konvensional. (2) Kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan pembelajaran konvensional. (3) Aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended. (4) Proses penyelesaian masalah open-ended dari siswa dengan pendekatan advokasi. (5) Respon siswa berkaitan dengan kreativitas dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP St. Petrus Medan. Sampel dipilih secara random dengan mengacak kelas. Instrumen digunakan terdiri dari : (1) Tes kemampuan berpikir kritis (2) Tes kemampuan berpikir kreatif (3) Angket respon siswa dengan pokok bahasan fungsi. Tes yang digunakan untuk memperoleh data adalah berbentuk uraian. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan respon siswa pada pembelajaran pendekatan advokasi. Analisis inferensial data dilakukan dengan analisis kovarians (ANAKOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematik antara siswa yang diberi pembelajaran pendekatan advokasi dengan pembelajaran konvensional. (2) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang diberi pembelajaran pendekatan advokasi dengan pembelajaran konvensional. (3) Respon siswa terhadap pembelajaran pendekatan

advokasi adalah positif. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan

agar pembelajaran pendekatan advokasi pada dapat dijadikan alternatif bagi guru matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik dan kemampuan berpikir kreatif.


(7)

ABSTRACT

SIMON ESRON SINAGA ( 2013). Differences in Critical and Creative Thinking Skills in Math Junior High School Students with Learning Difficulties by Conventional Approach to Advocacy with Open-ended Problems. Thesis. Medan: Mathematics Education Graduate Program, State University of Medan 2013.

The objectives of this study were to determine the differences : (1) critical thinking ability of between students having learning by advocacy approach with open problems and conventional learning. (2) obtain the creative thinking ability of between students having learning by advocacy approach to with of open problems and conventional learning. (3) active student activity during the process of learning mathematics by advocacy approach with open problems. (4) Process in solving open-ended problems advocacy approach of students using. (5) students of response in terms of creativity in mathematics learning by advocacy approach to with of open problems. This research was a experimental quasi. The study population was a junior high student at SMP St. Petrus Medan. Samples selected at random , the class randomly. Instruments comprising : (1) The test of critical thinking skills (2) test the ability of creative thinking (3) questionnaire responses of the students on the theme of the function. Tests were used to the description in the form of the data . The data in this study were descriptive statistics and inferential analysis. Representative analysis approach is to describe the reaction of the students on learning advocacy. Inferential analysis of the data performed by the analysis of covariance (Anacova). The results showed that: (1) There are differences in mathematical ability of critical thinking among students that to advocacy were with conventional learning approach learning. (2) There are differences in the ability of creative thinking among students that to advocacy were with conventional learning approach learning. (3) The reaction of the students to learn advocacy approach is positive. Based on these results, the researchers suggested that advocacy on learning approach as an alternative for mathematics teachers to the mathematical skills of critical thinking and creative thinking can be used to improve skills.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih yang memberikan rahmat dan tuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMP dalam Matematika dengan Pembelajaran Konvensional Melalui Pendekatan Advokasi dengan Penyajian Masalah Open-Ended”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis sampai terselesainya tesis ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II dan ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan, arahan dan memberikan motivasi sangat berarti bagi penulis sehingga terselesaikannya tesis ini.

2. Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED dan Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan arahan dalam penyempurnaan tesis ini.

3. Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd, Ibu Dra. Ida Karnasih, M. Sc., Ed., Ph.D, dan Bapak Dr. Kms. Muhammad Amin Fauzi, M.Pd selaku narasumber yang telah memberikan arahan dan kritik yang membangun untuk menjadikan tesis ini menjadi lebih baik. 4. Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf Program Studi Pendidikan

Matematika Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan semangat dan membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED.

6. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program Pascasarjana UNIMED.

7. Bapak K. Situmorang, SPd. selaku Kepala sekolah SMP St. Petrus Medan beserta seluruh dewan guru yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melalukan penelitian.


(9)

8. Teristimewa kepada isteri tercinta Lustriana Pardede, SP yang selalu memberikan doa dan dukungan yang besar selama dalam pendidikan hingga terselesaikannya tesis ini. 9. Ayahanda tercinta Bapak Alm. Lambertus Sinaga dan ibunda tersayang Haulian br.

Sitanggang serta mertua bapak Alm. PT. Pardede dan Uliana br. Sihombing dan teman-teman pasca sarjana UNIMED yang telah memberikan dorongan, semangat, serta bantuan lainnya kepada penulis.

10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta arahan dalam penyelesaian tesis ini yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta saudara/i, kirannya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dari tesis ini, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan dan dapat memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.

Medan, 12 Juni 2013 Penulis


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK . ... i

ABSTRACT.... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. Batasan Masalah ... 10

1.4. Rumusan Masalah ... 10

1.5. Tujuan Penelitian ... 11

1.6. Manfaat Penelitian ... 12

1.7. Defenisi Operasional ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15

2.1. Hakikat Matematika ... 15

2.2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika ... 16

2.3. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika ... 19

2.4. Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Matematika ... 31

2.5. Masalah Open-Ended ... 32

2.6. Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Advokasi dengan Penyajian Masalah Open-Ended ... 34

2.6.1 Pengertian Pendekatan Advokasi ... 34

2.6.2 Penyajian Masalah Open-Ended dalam Pendekatan Advokasi .. 38

2.6.3 Pelaksanaan Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Advokasi dengan Penyajian Masalah Open-Ended ... 39

2.7. Teori Belajar Pendukung ... 43

2.7.1 Belajar Jean Piaget dengan Pandangan Konstruktivismenya ... 43


(11)

2.7.3 Teori Belajar Robert M. Gagne dengan Rangkaian Verbal dan

Pemecahan Masalahnya ... 48

2.8. Hasil Penelitian yang Relevan ... 48

2.9. Kerangka Konseptual ... 50

2.9.1 Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. ... 50

2.9.2 Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. ... 51

2.9.3 Kadar aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended berlangsung ... 53

2.9.4 Proses penyelesaian jawaban siswa pada pembelajaran pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan siswa yang diberikan pembelajaran konvensional………. 55

2.9.5 Respon siswa berkaitan dengan kreativitas dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended ... 55

2.10. Hipotesis Penelitian ... . 57

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

3.1. Jenis Penelitian ... 58

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

3.3. Populasi dan Sampel ... 59

3.3.1. Populasi Penelitian. ... 59

3.3.2. Sampel . ... 60


(12)

3.4.1. Tahap persiapan . ... 60

3.4.2. Tahap Pelaksanaan Eksperimen. ... 61

3.4.3. Tahap Analisa Data Dan Penulisan Laporan . ... 61

3.5. Desain Penelitian ... 62

3.5.1. Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian. ... 62

3.5.2. Tahap Uji Coba Perangkat dan Instrumen Penelitian. ... 69

3.5.3. Tahap Pelaksanaan Eksperimen. ... 73

3.6. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 75

3.6.1. Variabel Bebas. ... 75

3.6.2. Variabel Perlakuan . ... 75

3.6.3. Variabel Terkontrol . ... 76

3.6.4. Variabel Tak Terkontrol ... 76

3.6.5. Variabel Penyerta ... 76

3.6.6. Variabel Terikat (Variabel tergantung) ... 76

3.7. Intrumen Penelitian ... 77

3.7.1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis (Instrument -1). ... 77

3.7.2. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif (Instrument - 2) . ... 80

3.7.3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa (Instrumen - 3) ... 82

3.7.4 Lembar Proses Penyelesaian Masalah Open-ended dari Siswa dengan Pendekatan Advokasi ( Instrumen – 4) ... 82

3.7.5 Angket Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran (Instrumen-5) ... 82

3.8. Tehnik Analisis Data ... 83

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 83

3.8.1.1 Data Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis. ... 83

3.8.1.2 Data Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif ... 84

3.8.1.3 Data Pengamatan Aktivitas Siswa ... 85

3.8.1.4 Data Penyelesaian Masalah Open-ended dari Siswa dengan Pendekatan Advokasi ... 86

3.8.1.5 Data Respon Siswa Terhadap Pembelajaran ... 86


(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 99

4.1. Analisis Data Hasil Penelitian ... 99

4.1.1. Analisiss Deskripsi Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis ... 99

4.1.2. Analisis Deskriptif Kemampuan Berpikir Kreatif . ... 122

4.1.3. Analisis Statistik Inferensial Hasil Penelitian. ... 144

4.1.4. Analisis Statistik Inferensial Kemampuan Berpikir Kreatif. ... 161

4.2. Hasil Penelitian Aktivitas Siswa selama Kegiatan Pembelajaran ... 177

4.3. Analisis Keragaman Proses penyelesaian Jawaban Siswa ... 181

4.3.1. Keragaman Proses Penyelesaian Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ... 181

4.3.2. Keragaman Proses Penyelesaian Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 203

4.4. Analisis Hasil Penelitian Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran ... 224

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 226

4.5.1. Kemampuan Berpikir Kritis ... 227

4.5.2. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 228

4.5.3. Aktivitas Siswa Terhadap Pembelajaran Advokasi ... 229

4.5.4. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Advokasi ... 230

4.6. Keterbatasan Penelitian ... 231

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 234

5.1. Kesimpulan ... 234

5.2. Saran ... 235

DAFTAR PUSTAKA ... 238 LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Dengan Pendekatan Advokasi Dengan

Penyajian Masalah Open-Ended...42

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian yang Direncanakan ... 59

Tabel 3.2. Validasi Perangkat Pembelajaran ...66

Tabel 3.3. Hasil Validasi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ...67

Tabel 3.4. Hasil Validasi Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif ...67

Tabel 3.5. Hasil Validasi Postes Kemampuan Berpikir Kritis ...68

Tabel 3.6. Hasil Validasi Postes Kemampuan Berpikir Kreatif ...68

Tabel 3.7. Rancangan uji coba...69

Tabel 3.8. Klasifikasi Koefisien Validitas ...71

Tabel 3.9. Hasil Analisis Validasi Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik... 71 Tabel 3.10. Rancangan Penelitian ...73

Tabel 3.11. Tabel Weiner tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas, Variabel Terikat, dan Kontrol……….. 74 Tabel 3.12. Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kritis ...78

Tabel 3.13. Tabel Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis ...79

Tabel 3.14. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ...80

Tabel 3.15. Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ...81

Tabel 3.16. Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ...85

Tabel 3.17. Analisa Analisis Data untuk ANAKOVA ...88 Tabel 3.18. Keterkaitan antara Rumusan Masalah, Hipotesis, Data, Alat uji

dan Uji statistik ... 96


(15)

Tabel 4.1. Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas Kontrol

Secara Kuantitatif ...99 Tabel 4.2 Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas Eksperimen

Secara Kuantitatif ...101 Tabel 4.3 Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik untuk Aspek

Elementry Clarification Pada Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ...103 Tabel 4.4. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik untuk Aspek

Elementry Clarification Pada Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ...

104 Tabel 4.5. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik untuk Aspek

Keterampilan Dasar (Basic support) Pada Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ...

105 Tabel 4.6. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik untuk Aspek

Keterampilan Dasar (Basic support) Pada Kelas Eksperimen

Secara Kuantitatif ... 107 Tabel 4.7. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik untuk Aspek

Penarikan Kesimpulan (Inference) Pada Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ...

108 Tabel 4.8. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik untuk Aspek

Penarikan Kesimpulan (Inference) Pada Kelas Eksperimen

Secara Kuantitatif ... 109 Tabel 4.9. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik untuk Aspek

Advance Clarification Pada Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ...111 Tabel 4.10 Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik untuk Aspek

Advance Clarification Pada Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ...

112 Tabel 4.11. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik untuk Aspek

Strategies And Tacties Pada Kelas Kontrol Secara Kuantitatif...114 Tabel 4.12. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik untuk Aspek

Strategies And Tacties Pada Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ...

115 Tabel 4.13. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas Kontrol

Secara Kuantitatif ...116 Tabel 4.14. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas

Eksperimen Secara Kuantitatif ...118 Tabel 4.15. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Siswa ...121 Tabel 4.16. Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol


(16)

Tabel 4.17. Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ...124 Tabel 4.18. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Aspek Fluency

(kelancaran) Pada Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ...127 Tabel 4.19. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Aspek Fluency

(Kelancaran) Pada Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ...128 Tabel 4.20 Postes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Aspek Fleksibilitas

(keluwesan) Pada Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ...130 Tabel 4.21. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Aspek Fleksibilitas

(Keluwesan) Pada Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ...132 Tabel 4.22. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Aspek Elaboration

(kejelasan) Pada Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ...133 Tabel 4.23. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Aspek Fluency

(Kelancaran) Pada Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ...134 Tabel 4.24. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Aspek Originality

(kebaruan) Pada Kelas Kontrol Secara Kuantitatif ...136 Tabel 4.25. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Aspek Originality

(Kebaruan) Pada Kelas Eksperimen Secara Kuantitatif ...137 Tabel 4.26. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol

Secara Kuantitatif ...138 Tabel 4.27. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas

Eksperimen Secara Kuantitatif ...140 Tabel 4.28. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik Siswa ...143 Tabel 4.29. Deskripsi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...146 Tabel 4.30. Deskripsi Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen ...146 Tabel 4.31. Tabel Hasil Uji Homogenitas Varians Pretes Kemampuan

Berpikir Kritis Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...148 Tabel 4.32. Uji Homogenitas Varians Postes Kemampuan Berpikir Kritis


(17)

Tabel 4.33. Analisis Regresi Linier Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol ...

150 Tabel 4.34. Analisis Regresi Linier Kemampuan Berpikir Kritis Kelas

Eksperimen ... 150 Tabel 4.35. Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir

Kritis Kelas Kontrol ...151 Tabel 4.36. Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan

Berpikir Kritis Kelas Kontrol ...153 Tabel 4.37. Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir

Kritis Matematik Kelas Eksperimen ...154 Tabel 4.38. Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan

Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ...155 Tabel 4.39. Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model Regresi

Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ...156 Tabel 4.40. Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model Regresi

Kemampuan Berpikir Kritis ...157 Tabel 4.41. Koefisien Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model

Regresi Kemampuan Berpikir Kritis ...157 Tabel 4.42. Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan

Berpikir Kritis……… 158

Tabel 4.43. Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan

Berpikir Kritis……… 159

Tabel 4.44. Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ...160 Tabel 4.45. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika pada Taraf Signifikan 5% ...161 Tabel 4.46. Deskripsi Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...163 Tabel 4.47. Deskripsi Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ...163 Tabel 4.48. Tabel Hasil Uji Homogenitas Varians Pretes Kemampuan

Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...165 Tabel 4.49. Uji Homogenitas Varians Postes Kemampuan Berpikir Kreatif


(18)

Tabel 4.50. Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematik Kelas Kontrol ...167 Tabel 4.51. Koefesien Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol ...167 Tabel 4.52. Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan

Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ...168 Tabel 4.53. Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan

Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ...169 Tabel 4.54. Koefisien Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan

Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ...169 Tabel 4.55. Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan

Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ...170 Tabel 4.56. Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model Regresi

Kemampuan Berpikir Kreatif ...171 Tabel 4.57. Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model Regresi

Kemampuan Berpikir Kreatif ...172 Tabel 4.58. Analisis Kovarians Kemampuan Berpikir Kreatif Untuk

Kesejajaran Model Regresi ...173 Tabel 4.59. Analisis Kovarians Kemampuan Berpikir Kreatif Untuk

Kesejajaran Model Regresi ...174 Tabel 4.60. Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan

Berpikir Kreatif ...176 Tabel 4.61. Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematika pada Taraf Signifikan 5% ...177 Tabel 4.62. Aktivitas Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran Kelas

Eksperimen ... 178 Tabel 4.63. Persentase Respon Siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Model Pengembangan Sistem Pembelajaran 4 -D ...63 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian ...75 Gambar 4.1. Tingkat Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa

pada Kelas Kontrol ...99 Gambar 4.2. Tingkat Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa

pada Kelas Eksperimen ...101 Gambar 4.3. Kategori Penilaian Pretes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Kelas Kontrol dan Eksperimen ...102 Gambar 4.4. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Aspek Elementry Clarification Pada Kelas Kontrol ...103 Gambar 4.5. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Aspek Elementry Clarification Pada Kelas Eksperimen ...

105 Gambar 4.6. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Aspek Keterampilan Dasar (Basic support) Pada

Kelas Kontrol ... 106 Gambar 4.7. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Aspek Keterampilan Dasar (Basic support) Pada

Kelas Eksperimen ... 107 Gambar 4.8. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Aspek Penarikan Kesimpulan (Inference) Pada Kelas Kontrol ...

109 Gambar 4.9. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Aspek Penarikan Kesimpulan (Inference) Pada Kelas Eksperimen ...

110 Gambar 4.10. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Aspek Advance Clarification Pada Kelas Kontrol ...111 Gambar 4.11. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Aspek Advance Clarification Pada Kelas Eksperimen ...113 Gambar 4.12. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis


(20)

Gambar 4.13. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Aspek Strategies And Tacties Pada Kelas

Eksperimen ...116 Gambar 4.14. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Kelas Kontrol ...117 Gambar 4.15. Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa pada

Kelas Eksperimen ...119 Gambar 4.16. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematik Siswa di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ...120 Gambar 4.17. Kategori Penilaian Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik Siswa Pada Kelas Kontrol ...124 Gambar 4.18. Kategori Penilaian Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik Siswa pada Kelas Eksperimen ...125 Gambar 4.19. Kategori Penilaian Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ...126 Gambar 4.20. Kategori Penilaian Postes Berpikir Kreatif Aspek Fluency

(Kelancaran) Pada Kelas ...128 Gambar 4.21. Kategori Penilaian Postes Berpikir Kreatif Aspek Fluency

(Kelancaran) Pada Kelas ...129 Gambar 4.22. Kategori Penilaian Postes Berpikir Kreatif Aspek Fleksibilitas

(Keluwesan) Pada Kelas Kontrol ...132 Gambar 4.23. Kategori Penilaian Postes Berpikir Kreatif Aspek Fleksibilitas

(Keluwesan) Pada Kelas Eksperimen ...132 Gambar 4.24. Kategori Penilaian Postes Berpikir Kreatif Aspek Elaboration

(Kejelasan) Pada Kelas Kontrol ...134 Gambar 4.25. Kategori Penilaian Postes Berpikir Kreatif Aspek Elaboration

(kejelasan) Pada Kelas Eksperimen ...135 Gambar 4.26. Kategori Penilaian Postes Berpikir Kreatif Aspek Originality

(Kebaruan) Pada Kelas Kontrol ...136 Gambar 4.27. Kategori Penilaian Postes Berpikir Kreatif Aspek Originality

(Kebaruan) Pada Kelas Eksperimen ...138 Gambar 4.28. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kreatif


(21)

Gambar 4.29. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik Siswa pada Kelas Eksperimen ...141 Gambar 4.30. Kategori Penilaian Postes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik Siswa Pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ...142 Gambar 4.31. Kategori Pengamatan Aktivitas Siswa ...179 Gambar 4.32. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kritis Matematik Butir

Soal Nomor 1 Kelas Eksperimen ...181 Gambar 4.33. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kritis Matematik Butir

Soal Nomor 1 Kelas Kontrol ...182 Gambar 4.34. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kritis Matematik Butir

Soal Nomor 2 Kelas Eksperimen ...186 Gambar 4.35. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kritis Matematik Butir

Soal Nomor 2 Kelas Kontrol ...187 Gambar 4.36. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kritis Matematik Butir

Soal Nomor 3 Kelas Eksperimen ...191 Gambar 4.37. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kritis Matematik Butir

Soal Nomor 3 Kelas Kontrol ...192 Gambar 4.38. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kritis Matematik Butir

Soal Nomor 4 Kelas Eksperimen ...196 Gambar 4.39. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kritis Matematik Butir

Soal Nomor 4 Kelas Kontrol ...197 Gambar 4.40. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatrif Matematik

Butir Soal Nomor 1 Kelas Eksperimen ...202 Gambar 4.41. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatif Matematik Butir

Soal Nomor 1 Kelas Kontrol ...202 Gambar 4.42. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatrif Matematik

Butir Soal Nomor 2 Kelas Eksperimen ...206 Gambar 4.43. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatif Matematik Butir

Soal Nomor 2 Kelas Kontrol ...207 Gambar 4.44. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatrif Matematik


(22)

Gambar 4.45. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatif Matematik Butir Soal Nomor 3 Kelas Kontrol ...211 Gambar 4.46. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatrif Matematik

Butir Soal Nomor 4 Kelas Eksperimen ...215 Gambar 4.47. Proses Penyelesaian Jawaban Berpikir Kreatif Matematik Butir

Soal Nomor 4 Kelas Kontrol ...216 Gambar 4.48. Hasil Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa di Kelas

Kontrol dan Kelas Eksperimen ...223 Gambar 4.49.. Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa di Kelas


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A (PERANGKAT PEMBELAJARAN

A1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pendekatan Advokasi ...235 A2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional ...268 A3. Lembar Aktivitas Siswa ( LAS ) ...289 A4. Buku Guru ...312 A5. Buku Siswa ...380 LAMPIRAN B (INSTRUMEN PENELITIAN)

B1. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ... 416 B2. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ...420 B3. Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik...421 B4. Alternatif Penyelesaian Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ...423 B5. Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ...427 B6. Alaternatif Penyelesaian Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ...429 B7. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ...432 B8. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ...434 B9. Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ...435 B10. Alternatif Penyelesaian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ...437 B11. Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ...441 B12. Alaternatif Penyelesaian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ...443 B13. Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui

Pendekatan Advokasi dengan Penyajian Masalah Open-Ended ...447 B14. Angket Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ... 449


(24)

LAMPIRAN C (HASIL VALIDASI AHLI)

C1. Daftar Nama Validator Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian...450 C2. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembelajaran

Pendekatan Advokasi ...451 C3. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembelajaran

Konvensional ...452 C4. Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa (LAS) ...453 C5. Hasil Validasi Buku Guru.. ...454 C6. Hasil Validasi Buku Siswa...455 C7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 456 C8. Hasil Validasi Angket Respon Siswa ...457 C9. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ...458 C10. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ...459

LAMPIRAN D (HASIL UJI COBA)

D1. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Dan Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ...460

LAMPIRAN E (JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN DAN

PEMBAGIAN KELOMPOK SISWA)

E1. Jadwal Pelaksanaan Kelas Kontrol ... 487 E2. Jadwal Pelaksanaan Kelas Eksperimen ...488 E.3 Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen ...489


(25)

LAMPIRAN F (HASIL PENELITIAN)

F1. Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas Kontrol... ...491 F2 Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas

Eksperimen... ...492 F3. Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas

Kontrol... ...493 F4. Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Kelas

Eksperimen... ...494 F5. Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas

Kontrol... ...495 F6 Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas

Eksperimen... ...496 F.7 Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas

Kontrol... ...497 F8. Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas

Eksperimen... ...498 F9. Perhitungan Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik

Kelas Kontrol.. ...499 F10. Perhitungan Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik

Kelas Eksperimen.. ...500 F11. Perhitungan Normalitas Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik

Kelas Kontrol.. ...501 F12. Perhitungan Normalitas Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematik

Kelas Eksperimen.. ... 502

F13. Perhitungan Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol.. ...503 F14. Perhitungan Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik


(26)

F15. Perhitungan Normalitas Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Kelas Kontrol.. ...505 F16. Perhitungan Normalitas Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik

Kelas Eksperimen.. ...506 F17. Perhitungan Uji Indenpedensi Kemampuan Berpikir Kritis Kelas

Kontrol. ...507 F18. Perhitungan Uji Indenpedensi Kemampuan Berpikir Kritis Kelas

Eksperimen.. ...508 F19. Perhitungan Uji Indenpedensi Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas

Kontrol. ...509 F20. Perhitungan Uji Indenpedensi Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas

Eksperimen.. ...510 F21. Perhitungan Uji Linieritas Model Regresi Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Kontrol. ...511 F22. Perhitungan Uji Linieritas Model Regresi Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Eksperimen.. ...512 F23. Perhitungan Uji Linieritas Model Regresi Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelas Kontrol. ...514 F24. Perhitungan Uji Linieritas Model Regresi Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelas Eksperimen.. ...516 F25. Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir

Kritis di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.. ...518 F26. Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir

Kreatif di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.. ...519 F27. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir Kritis di

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen.. ...520 F28. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir Kreatif di


(27)

F29. Anakova Kemampuan Berpikir Kritis Matematik ...524 F30. Anakova Kemampuan Berpikir Kreatif ...525 F31. Persentase Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ...526 F32. Respon Siswa Terhadap Komponen Dan Proses Pembelajaran ...528

LAMPIRAN G (DOKUMENTASI PENELITIAN) Dokumentasi


(28)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya, visi pendidikan matematika mulai dari pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi, memiliki dua arah pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan kebutuhan masa datang. Visi pertama mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep dan idea matematika yang kemudian diterapkan dalam menyelesaikan masalah rutin dan non rutin, bernalar, berkomunikasi dan menyusun koneksi matematis dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi kedua dalam arti yang lebih luas dan mengarah ke masa depan, matematika memberikan kemampuan bernalar yang logis, sistimatis, kritis dan cermat, mengembangkan kreatifitas, kebiasaan bekerja keras dan mandiri, sifat jujur, berdisiplin, dan sikap sosial, membutukan rasa percaya diri, rasa keindahan terhadap keteraturan sifat matematika serta mengembangkan sikap obyektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah. Sebagai implikasi dari kedua visi tersebut, pembelajaran matematika pada jenjang sekolah manapun hendaknya mengembangkan kemampuan matematika peserta didik baik pada berpikir tingkat rendah seperti menghitung, melaksanakan prosedur rutin dan algoritmik maupun pada berpikir tingkat tinggi yang diperlukan untuk pengembangan diri peserta didik dikemudian hari. Utari Sumarmo (2005:1)

Max A. Sobel, (2002:60) NCTM menyarankan bahwa perhatian utama harus diberikan pada:

1. Keikutsertaan murid-murid secara aktif dalam mengkonstruksikan dan mengaplikasikan ide-ide dalam matematika.


(29)

2. Pemecahan masalah sebagai alat dan juga tujuan pengajaran.

3. Penggunaan bermacam-macam bentuk pengajaran (kelompok kecil, penyelidikan individu, pengajaran oleh teman sebaya, diskusi seluruh kelas, pekerjaan proyek).

Saat ini banyak persoalan ataupun informasi disampaikan orang dengan bahasa matematika, misalnya menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang dapat berupa diagram, persamaan matematik, grafik, ataupun tabel. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Matematika memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam kemajuan teknologi informasi saat ini.

Dari uraian di atas memperlihatkan betapa pentingnya pembelajaran matematika bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi generasi yang akan datang sangat penting dan perlu terus-menerus ditingkatkan. Dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan pembelajaran matematika, yaitu dunia pendidikan dan lebih khususnya lagi pendidikan matematika di sekolah.

Hasil pembelajaran matematika antara lain berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, yang tentunya diharapkan mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini, karena dengan berpikir kritis dan kreatif memungkinkan siswa untuk mempelajarai masalah secara sistematis, menghadapi berjuta tantangan dengan cara terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang penyelesaian yang dipandang relatif baru (Johnson, 2006). Lebih jauh, dalam kaitan ini tidak bisa dipungkiri bahwa akhir-akhir ini arus informasi sangat deras, dan di antara informasi tersebut ada yang memang perlu dikonsumsi atau tidak perlu


(30)

dikonsumsi. Untuk itu, tentunya diperlukan kemampuan berpikir kritis yang dapat menjadi filter dalam memilih, mengolah, dan menerima informasi.

Perlu untuk disadari bahwa di dunia modern sekarang ini sering terjadi perubahan-perubahan yang tak terduga disertai dengan banyak persoalan-persoalan yang memerlukan pemecahan dengan cara atau teknik baru, yang diperoleh dari pemikiran-pemikiran kritis dan kreatif. Sementara itu, tidak sedikit sumber daya manusia yang ada tidak berdaya untuk memecahkan persoalan-persoalan tersebut.

Dalam dunia pendidikan secara umum, proses-proses berpikir kritis dan kreatif jarang dilatih, dan hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain (Munandar, 2004). Ironisnya, pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan melalui pembelajaran matematika, pada umumnya pembelajaran matematika di sekolah masih menekankan pada hafalan dan mencari jawaban dari soal-soal yang sifatnya rutin atau prosedural. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, berikut akan disajikan salah satu contoh soal yang ada pada Ujian Akhir Nasional SMP tahun 2010/2011 serta ada pada beberapa buku yang digunakan di sekolah.

Suatu fungsi didefinisikan dengan rumus f(x) = 3 – 5x. nilai f(-4) adalah …

A. -23 C. 17

B. -17 D. 23

Soal ini menguji kemampuan menyelesaikan soal yang berkaitan dengan relasi atau fungsi.

Alternatif cara penyelesaian:

Untuk mendapatkan nilai f(-4) cukup mensubsitusi x pada f(x) dengan -4 F(-4) = 3 – 5 (-4)

= 3 + 20 = 23

Jadi f(-4) = 23 (D)


(31)

Soal di atas dikemas dalam bentuk soal pilihan banyak. Untuk menjawab soal ini siswa hanya dituntut untuk hafal prosedur yang sifatnya rutin. Dengan menggantikan f(x) oleh nilai -4 pada persamaan f(x) = 3 – 5x dilanjutkan dengan proses matematik sederhana maka siswa akan mendapatkan jawabannya. Akibatnya, soal semacam ini membawa siswa belajar dengan cara menghafal rumus-rumus atau prosedur-prosedur rutin yang kurang bermakna, sehingga kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, soal-soal seperti yang disajikan di atas membawa dampak pada cara pembelajaran yang dilakukan di kelas. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan biasanya guru mengawali pembelajaran dengan membahas soal-soal yang lalu, memberikan penjelasan konsep yang baru secara lansung, memberikan contoh soal beserta prosedur penyelesaiannya, memberikan soal-soal rutin untuk latihan, dan diakhiri dengan memberikan pekerjaan rumah. Pendekatan pembelajaran rutin seperti ini sering dilakukan oleh banyak guru dalam keseharian sehingga dapat membosankan, membahayakan, dan merusak seluruh minat siswa. Dengan demikian, kemungkinan besar pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam matematika pun akan terhambat. Hal ini senada atau diperkuat dengan laporan hasil studi Henningsen dan Stein, 1997; Peterson, 1998; Mullis, dkk, 2000 yang mengungkapkan bahwa pembelajaran matematika pada umumnya belum memfokuskan pada pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi Ibrahim (2006).


(32)

Ibrahim (2006) mengemukakan, “Hasil studi internasional dalam bidang matematika dan IPA (TIMSS) untuk kelas dua SLTP (eighth grade), menunjukan bukti bahwa soal-soal matematika tidak rutin yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada umumnya tidak berhasil dijawab dengan benar oleh sampel siswa Indonesia”. Hal ini berarti kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang di antaranya kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam matematika perlu menjadi perhatian utama dan urgen.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika maka usaha-usaha untuk mencari penyelesaian terbaik guna mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam matematika perlu terus dilakukan. Untuk itu, sudah sepatutnya seorang pengajar matematika membiasakan menggunakan pendekatan pembelajaran yang membawa ke arah taraf berpikir kritis dan kreatif. Dalam hal ini, Ibrahim (2006) menyarankan bahwa siswa seharusnya sejak dini dibiasakan untuk bertanya “mengapa” atau diberikan pertanyaan “mengapa” karena kebiasaan inilah sarana efektif dan jalan menuju kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Pembelajaran yang mengutamakan siswa aktif dengan beragam pendekatan mencapai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Sebaliknya, pembelajaran matematika dengan siswa yang pasif memiliki kemungkinan besar mengalami kegagalan. Dengan demikian, diduga untuk membawa ke arah pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif harus berangkat dari pembelajaran yang membuat siswa aktif. Pada pembelajaran yang membuat siswa aktif tersebut, siswa diberi keleluasaan untuk berpikir serta mempertanyakan kembali apa yang mereka


(33)

terima dari gurunya. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk mencari dan menerapkan dengan sungguh-sungguh suatu hasil penelitian tentang pendekatan pembelajaran matematika, yang dapat melibatkan siswa secara aktif di dalam kelas dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam matematika.

Untuk mencari dan menerapkan dengan sungguh-sungguh suatu hasil penelitian tentang pendekatan pembelajaran matematika, tentu saja bukan pekerjaan yang mudah, karena hal ini membutuhkan keinginan kuat dari para akademisi maupun praktisi pendidikan matematika. Namun, jika hal itu dilakukan secara kontinyu, maka lambat laun kelemahan-kelemahan dalam hal pendekatan pembelajaran dapat diperbaiki dengan baik. Di samping itu, guru sebagai praktisi akan memperoleh gambaran tentang pendekatan pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan suatu pokok bahasan. Pendekatan pembelajaran yang dianggap tepat itu, tentu harus dipahami oleh guru dalam artian dapat dipraktekkan dengan mudah di kelas.

Pendekatan advokasi merupakan suatu alternatif pendekatan yang berupaya membuat siswa dapat secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran matematika di kelas. Keaktifan siswa itu terwujud dalam mengajukan cara-cara penyelesaian dari suatu masalah matematika yang diberikan oleh guru melalui proses perdebatan. Dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam proses perdebatan maka diharapkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam matematika akan terus terlatih dengan baik.

Pendekatan advokasi biasa digunakan dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial di dalam kelas, yang memberi kesempatan kepada siswa untuk


(34)

membahas masalah (isu) sosial dan masalah-masalah pribadi melalui keterlibatan langsung dan berperan serta secara pribadi dalam proses debat Ibrahim (2006). Namun, dilihat dari karakteristiknya, pendekatan advokasi tidak menutup kemungkinan untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. Hal ini karena pada pendekatan advokasi memungkinkan untuk mengundang siswa berpikir kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran, yang merupakan harapan dari hasil pembelajaran matematika.

Pendekatan advokasi dilandasi oleh pemikiran tentang demokratisasi di dalam kelas yang dikemukan oleh psikologi belajar Ibrahim (2006). Pada pembelajaran yang dilandasi oleh demokratisasi di dalam kelas, siswa diberi kesempatan untuk mempertanyakan, memikirkan, dan bertindak atas dasar kebebasan yang bertanggung jawab. Kesempatan untuk mempertanyakan suatu hal atau suatu masalah berarti mengundang pihak siswa lainnya untuk memberikan pendapat, komentar atau kritik tertentu, sehingga sangat memungkinkan ditemukan jawaban–jawaban yang relatif baru bagi siswa. Kesempatan berpikir untuk memecahkan suatu masalah pada gilirannya memungkinkan akan mendorong siswa untuk terlatih berpikir kritis dan kreatif.

Pendekatan advokasi berorientasi pada siswa SMP, dalam hal ini siswa SMP dilibatkan secara aktif dalam pembahasan dan perdebatan dalam upaya mencari penyelesaian masalah matematika yang diberikan guru. Dalam proses pembahasan dan perdebatan itu sangat memungkinkan terjadi perbedaan penyelesaian yang ditawarkan siswa SMP. Untuk itu, apabila masalah matematika yang diberikan guru sifatnya tertuju pada satu cara penyelesaian


(35)

atau satu jawaban, tentunya proses perdebatan memungkinkan tidak akan aktif. Dalam hal ini, masalah yang diberikan guru merupakan masalah open-ended.

Masalah open-ended merupakan suatu masalah yang diformulasikan sedemikian sehingga memiliki kemungkinan beragam jawaban benar baik ditinjau dari cara maupun hasil (Suryadi, 2005). Dengan demikian, memberikan masalah

open-ended pada siswa untuk diselesaikan melalui proses pembelajaran dengan

pendekatan advokasi diduga akan menjadi pemacu terjadinya pembahasan dan perdebatan yang aktif di dalam kelas. Dengan penyajian masalah open-ended memungkinkan proses perdebatan di antara siswa dalam upaya mempertahankan jawabannya masing-masing yang berbeda akan menjadi lebih aktif. Pengkondisian seperti itu pada gilirannya memiliki kemungkinan akan mendorong siswa untuk terlatih berpikir kritis dan kreatif.

Dengan memperhatikan uraian di atas, maka keperluan untuk melakukan studi yang berfokus pada pengembangan model pembelajaran yang diduga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam matematika, dipandang oleh penulis menjadi sangat urgen dan utama. Dalam hubungan ini, maka penulis mencoba mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pendekatan advokasi, masalah open-ended serta kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam matematika, yang dilaksanakan di SMP, dan diberi judul “Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMP dalam Matematika dengan Pembelajaran Konvensional melalui Pendekatan Advokasi dengan Penyajian Masalah Open-Ended”.


(36)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang di atas, dapat di identifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Pada umumnya pembelajaran matematika di sekolah masih menekankan pada hafalan dan mencari jawaban dari soal-soal yang sifatnya rutin atau prosedural.

2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang di antaranya kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam matematika perlu menjadi perhatian utama dan urgen.

3. Siswa tidak dilibatkan secara aktif di dalam kelas sehingga tidak mempu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.

4. Guru kurang menguasai pendekatan pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan suatu pokok bahasan.

5. Proses penyelesaian jawaban siswa pada pembelajaran konvensional tidak kritis dan kreatif.

6. Pendekatan advokasi merupakan suatu alternative pendekatan yang berupaya membuat siswa dapat secara aktif terlihat dalam proses pembelajaran matematika di kelas.

7. Pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended pada siswa SMP belum dilakukan pada proses pembelajaran matematika.

8. Dalam proses pembelajaran guru kurang maksimal memberikan soal-soal matematika berbasis open-ended.


(37)

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, masalah yang dikaji dalam penelitian ini perlu dibatasi sehingga penelitian ini lebih terarah, efektif, dan efisien serta memudahkan dalam melaksanakan penelitian. Maka penelitian ini dibatasi pada perbedaan kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada pokok bahasan Fungsi di kelas VIII SMP St. Petrus Medan Kecamatan Medan Johor.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

3. Bagaimana aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended berlangsung?

4. Bagaimana proses penyelesaian masalah open-ended dari siswa dengan pendekatan advokasi?


(38)

5. Bagaimana respon siswa berkaitan dengan kreativitas dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah

open-ended ?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis dalam matematika antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah

open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional;

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dalam matematika antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional; 3. Mendeskripsikan kadar aktivitas aktif siswa siswa selama proses pembelajaran

matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah

open-ended berlangsung

4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended yang berkaitan dengan kreativitas.

5. Mendeskripsikan proses penyelesaian jawaban siswa pada pembelajaran pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan siswa yang diberikan pembelajaran konvensional


(39)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat berguna baik bagi guru, bagi siswa, bagi peneliti, maupun bagi sekolah.

1. Bagi guru: dapat menjadi model pembelajaran alternatif yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.

2. Bagi siswa: variasi pembelajaran matematika yang baru yang mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.

3. Bagi peneliti: dapat menjadi sarana bagi pengembangan diri peneliti dan dapat dijadikan sebagai acuan/referensi untuk peneliti lain (penelitian yang relevan) dan pada penelitian yang sejenis.

4. Bagi sekolah: sebagai bahan masukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisien pengelolaan pendidikan dalam mengambil kebijakan dalam penerapan inovasi pembelajaran baik matematika maupun pelajaran lain upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas guru.

1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahanpahaman terhadap apa yang akan diteliti, maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini . beberapa istilah dalam penelitian ini adalah

1. Kemampuan berpikir kritis siswa adalah kemampuan berpikir siswa secara beralasan dan pertimbangan mendalam yang dapat membantu dalam membuat, mengevaluasi, mengambil, dan memperkuat suatu keputusan atau kesimpulan tentang situasi matematika yang dihadapinya. Kemampuan


(40)

berpikir kritis yang dipilih dalam penelitian ini adalah menganalisis argumen, dan melakukan dan mempertimbangkan induksi.

a. Menganalisis argumen adalah kemampuan untuk mencari, memeriksa serta memisahkan kebenaran alasan yang dinyatakan dan kesimpulan dari suatu pernyataan.

b. Melakukan dan mempertimbangkan induksi adalah kemampuan untuk membuat generalisasi berdasarkan kasus-kasus atau pola-pola yang diamati.

2. Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika adalah kemampuan berpikir siswa yang ditandai dengan adanya kelancaran, keluwesan, elaborasi, dan keaslian dalam menghadapi situasi matematika yang dihadapinya.

a. Kelancaran, adalah kemampuan untuk mencetuskan banyak gagasan, jawaban, dan penyelesaian masalah.

b. Keluwesan, adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.

c. Elaborasi, adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara rinci, memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan.

d. Keaslian, adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise, dan yang jarang diberikan kebanyakan orang. 4. Pendekatan advokasi adalah suatu pendekatan pembelajaran dalam kelas yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membahas masalah, yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses debat (perdebatan).


(41)

5. Masalah open-ended merupakan suatu masalah yang diformulasikan sedemikian sehingga memiliki kemungkinan variasi jawaban benar, baik dari aspek, cara maupun hasil.

6. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang secara rutin dilakukan oleh kebanyakan guru di sekolah, seperti guru mengawali pembelajaran dengan membahas soal-soal yang lalu, memberikan penjelasan konsep yang baru secara lansung, memberikan contoh soal beserta prosedur penyelesaiannya, memberikan soal-soal rutin untuk latihan, dan diakhiri dengan memberikan pekerjaan rumah.

7. Aktivitas siswa dalam pembelajaran open-ended adalah banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar dan diamati dengan menggunakan instrument lembar observasi aktivitas siswa. Aktivitas siswa yang dimaksud meliputi mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru atau teman, mambaca (materi ajar yang relevan, LAS), menulis (mengerjakan LAS, mencatat hal penting), berdebat (mengajukan ide, mengajukan pendapat, mempertahankan pendapat), merangkum dan perilaku yang tidak relevan dengan KBM secara individu.

8. Respon siswa adalah pendapat senang/tidak senang dan baru/tidak baru terhadap komponen pembelajaran yang dikembangkan, kesediaan siswa mengikuti pembelajaran advokasi dengan penyajian masalah open-ended pada kegiatan pembelajaran berikutnya, serta komentar siswa terhadap penampilan guru dalam pembelajaran. Respon siswa diukur dengan menggunakan angket respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran.


(42)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

2.1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian selama pembelajaran pendekatan advokasi dengan menekankan pada kemampuan berpikir kritis dan keatif matematik maka peneliti memperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

3. Aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran matematika melalui pendekatan advokasi dengan penyajian masalah open-ended berlangsung dapat disimpulkan positif.

4. Proses penyelesaian jawaban siswa dengan menggunakan pembelajaran pendekatan advokasi lebih baik dari proses penyelesaian jawaban siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan berpikir kritis matematik dan kemampuan berpikir kreatif lebih baik pada kelas pembelajaran pendekatan advokasi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.


(43)

5. Respon siswa terhadap komponen dan proses pembelajaran pendekatan advokasi adalah positif.

2.2. SARAN

Penelitian tentang perbedaan kemampuan berpikir kritis matematik dan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah merupakan upaya guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, pembelajaran matematika dengan pendekatan advokasi baik diterapkan pada kegiatan pembelajaran matematika. Untuk itu peneliti menyarankan beberapa hal berikut :

1. Bagi Guru Matematika

 Pembelajaran pendekatan advokasi pada pembelajaran matematika yang menekankan kemampuan berpikir kritis matematik dan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa sangat baik sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif khususnya dalam mengajarkan materi fungsi.

 Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bandingan bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan advokasi pada pokok bahasan fungsi.  Diharapkan guru matematika dapat menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan, komunikatif sehingga memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasannya dalam bahasa dan cara mereka sendiri, berani beragumentasi sehingga siswa akan lebih percaya diri dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.


(44)

 Diharapkan guru perlu menambah wawasan tentang teori-teori pembelajaran dan model pembelajaran yang inovatif agar dapat melaksanakannya dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran biasa secara sadar dapat ditinggalkan sebagai upaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa

Perlu komunikasi aktif sehingga variasi pembelajaran matematika yang baru dapat mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa

3. Kepada Lembaga Terkait

 Perlu adanya sosialisasi dalam memperkenalkan pembelajaran pendekatan advokasi kepada guru dan siswa sehingga kemampuan yang dimiliki siswa khususnya kemampuan berpikir kritis dan keatif dapat meningkat.

 Diharapkan pembelajaran pendekatan advokasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternative dalam meningkatkan kemampuan siswa khususnya kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif pada pokok bahasan fungsi sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran lain.


(45)

4. Kepada Peneliti Lanjutan

 Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan pembelajaran pendekatan advokasi dalam melihat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematik dan kemampuan berpikir kreatif siswa untuk memperoleh hasil penelitian yang inovatif.

 Rancanglah perangkat pembelajaran dengan efektif, sesuaikan indikator kemampuan dan alokasi waktu yang harus dicapai.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khailili, A. A. (2005). Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Al-Kautsar. Andriany, R. (2003). Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis melalui Model

Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Proses pada Konsep Struktur Tumbuhan. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Astuti, P. S. dan Iriawan, N. (2006). Mengolah Data Statistik dengan Mudah

Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta: Andi.

Budhi, S. W. (2006). Matematika SMP 2A. Bandung: Erlangga.

Dinas Pendidikan Kota Bandung. (2005). Kluster Sekolah Berdasarkan Passing

Grade Tahun Pelajaran 2005. Bandung: Dinas Pendidikan Kota

Bandung.

Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research in

Education. Singapore: Mc Graw Hill

Guilford. J.P. 2010. Ciri-ciri Kreativitas (Traits of Creativity). (online),

http://www.facebook.com/note.php?note_id=128820817131800, diakses

19 Januari 2012

PPPPTK Matematika. 2011. Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun

Ajaran 2010.2011. (online) http://www.ujiannasional.org/, diakses 16 Februari 2012.

Hamalik, U. (2003). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan

CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hamzah. (2003). Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika

Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di Bandung Melalui Pendekatan Pengajuan Masalah. Disertasi pada PPS UPI. Bandung:

Tidak Dipublikasikan.

Handayani, E. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Hasil Kali

Kelarutanuntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMU Kelas 3. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Harsanto, R. (2005). Melatih Anak Berpikir Analitis, Kritis dan Kreatif. Jakarta: Grasindo.


(47)

Hassoubah, I. J. (2004). Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa. Herman, T. (2006), Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak

Dipublikasikan.

Ibrahim. (2006). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa SMP Dalam Matematika Melalui Pendekatan Advokasi Dengan Penyajian Masalah Open-Ended. Tesis pada PPS UPI. Bandung; Tidak

Dipublikasikan.

Johnson, E. (2006). Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC.

Loedji, S. A. W. (2004). Kompetensi Matematika Bilingual untuk SMP Kelas VIII

Semester 2. Bandung:

Marpaung, Y. (1998). Pendekatan Sosio Kultural dalam Pembelajaran Matematika dan Sains. Dalam Sumaji (ed.). Pendidikan

Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.

Matlin, M.W. (1994). Cognition. Third Edition. Amerika: Harcourt Brace Publishers.

Mina, E. (2006). Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Open-Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa SMA Bandung. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Minium, W. E., King, M. B. dan Bear, G.(1993). Statistical Reasoning in

Psychology and Education. Canada: Wiley.

Mulyadi, S. (2004). Bermain dan Kreativitas. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Mulyana, T. (2005). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematik Siswa SMA Jurusan IPA melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Induktif-Deduktif. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak

Dipublikasikan.

Munandar, S. C. U. (2004). Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA.: NCTM.

Kurniawan. (2003). Evaluasi Mandiri Matematika SLTP Jilid 2 untuk Kelas 2. Jakarta: Erlangga.


(48)

Poerwadarminta, W. J. S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ruseffendi, E.T. (1988). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E. T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa

Khususnya dalam Pengajaran Matematika. Bandung:

Ruseffendi, E. T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Ruseffendi, E. T. (1994). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang

Non-Eksata Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: IKIP Alfabeta. Sitorus, J. (1990). Pengantar Sejarah Matematika dan Pembaharuan Pengajaran

Matematika di Sekolah. Bandung: Tarsito.

Sobel, A. M. dan Maletsky, M. E. (2002). Mengajar Matematika. Jakarta: Erlangga.

Spiegel, Murray R, (2004). Statistik. Jakarta, Erlangga.

Spiegel, Murray R, dkk, (2004). Probabilitas dan Statistik. Jakarta, Erlangga. Suherman, E dan Sukjaya. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi

Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Suherman, E dan Winataputra, U. S (1992). Strategi Belajar Mengajar

Matematika. Jakarta : Depdikbud.

Suherman, E. dkk., (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer

(Common Textbook). JICA-UPI. Bandung..

Sujana, (2005). Metode Statistik. Bandung. Tarsito.

Sumarmo, Utari. (2005). Pengembangan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi

Siswa SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu (S-1) Melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran. UPI. Bandung.

Supranto, J. (2010). Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta. Reneka Cipta.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.


(49)

Suryadi, D. (2005). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta

Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Susilo, F. (1998). Matematika yang manusiawi. Dalam Sumaji (ed.). Pendidikan

Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.

Syukur, M. (2004). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis melalui

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended. Tesis pada

PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta, Prenada Media.

Yuniawati, R. P. (2001). Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended dalam

Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa. Tesis pada


(1)

 Diharapkan guru perlu menambah wawasan tentang teori-teori pembelajaran dan model pembelajaran yang inovatif agar dapat melaksanakannya dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran biasa secara sadar dapat ditinggalkan sebagai upaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa

Perlu komunikasi aktif sehingga variasi pembelajaran matematika yang baru dapat mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa

3. Kepada Lembaga Terkait

 Perlu adanya sosialisasi dalam memperkenalkan pembelajaran pendekatan advokasi kepada guru dan siswa sehingga kemampuan yang dimiliki siswa khususnya kemampuan berpikir kritis dan keatif dapat meningkat.

 Diharapkan pembelajaran pendekatan advokasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternative dalam meningkatkan kemampuan siswa khususnya kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatif pada pokok bahasan fungsi sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran lain.


(2)

4. Kepada Peneliti Lanjutan

 Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan pembelajaran pendekatan advokasi dalam melihat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematik dan kemampuan berpikir kreatif siswa untuk memperoleh hasil penelitian yang inovatif.

 Rancanglah perangkat pembelajaran dengan efektif, sesuaikan indikator kemampuan dan alokasi waktu yang harus dicapai.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khailili, A. A. (2005). Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta: Al-Kautsar. Andriany, R. (2003). Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis melalui Model Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Proses pada Konsep Struktur Tumbuhan. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan. Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Astuti, P. S. dan Iriawan, N. (2006). Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta: Andi.

Budhi, S. W. (2006). Matematika SMP 2A. Bandung: Erlangga.

Dinas Pendidikan Kota Bandung. (2005). Kluster Sekolah Berdasarkan Passing Grade Tahun Pelajaran 2005. Bandung: Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Singapore: Mc Graw Hill

Guilford. J.P. 2010. Ciri-ciri Kreativitas (Traits of Creativity). (online), http://www.facebook.com/note.php?note_id=128820817131800, diakses 19 Januari 2012

PPPPTK Matematika. 2011. Pembahasan Soal UN Matematika SMP Tahun

Ajaran 2010.2011. (online) http://www.ujiannasional.org/, diakses 16

Februari 2012.

Hamalik, U. (2003). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hamzah. (2003). Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di Bandung Melalui Pendekatan Pengajuan Masalah. Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Handayani, E. (2002). Pengembangan Model Pembelajaran Hasil Kali Kelarutanuntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMU Kelas 3. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Harsanto, R. (2005). Melatih Anak Berpikir Analitis, Kritis dan Kreatif. Jakarta: Grasindo.


(4)

Hassoubah, I. J. (2004). Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa. Herman, T. (2006), Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Ibrahim. (2006). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa SMP Dalam Matematika Melalui Pendekatan Advokasi Dengan Penyajian Masalah Open-Ended. Tesis pada PPS UPI. Bandung; Tidak Dipublikasikan.

Johnson, E. (2006). Contextual Teaching and Learning. Bandung: MLC.

Loedji, S. A. W. (2004). Kompetensi Matematika Bilingual untuk SMP Kelas VIII Semester 2. Bandung:

Marpaung, Y. (1998). Pendekatan Sosio Kultural dalam Pembelajaran Matematika dan Sains. Dalam Sumaji (ed.). Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.

Matlin, M.W. (1994). Cognition. Third Edition. Amerika: Harcourt Brace Publishers.

Mina, E. (2006). Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa SMA Bandung. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Minium, W. E., King, M. B. dan Bear, G.(1993). Statistical Reasoning in Psychology and Education. Canada: Wiley.

Mulyadi, S. (2004). Bermain dan Kreativitas. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Mulyana, T. (2005). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa SMA Jurusan IPA melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Induktif-Deduktif. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Munandar, S. C. U. (2004). Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA.: NCTM.

Kurniawan. (2003). Evaluasi Mandiri Matematika SLTP Jilid 2 untuk Kelas 2. Jakarta: Erlangga.


(5)

Poerwadarminta, W. J. S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ruseffendi, E.T. (1988). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E. T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam Pengajaran Matematika. Bandung:

Ruseffendi, E. T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Ruseffendi, E. T. (1994). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksata Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: IKIP Alfabeta. Sitorus, J. (1990). Pengantar Sejarah Matematika dan Pembaharuan Pengajaran

Matematika di Sekolah. Bandung: Tarsito.

Sobel, A. M. dan Maletsky, M. E. (2002). Mengajar Matematika. Jakarta: Erlangga.

Spiegel, Murray R, (2004). Statistik. Jakarta, Erlangga.

Spiegel, Murray R, dkk, (2004). Probabilitas dan Statistik. Jakarta, Erlangga. Suherman, E dan Sukjaya. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi

Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Suherman, E dan Winataputra, U. S (1992). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : Depdikbud.

Suherman, E. dkk., (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Common Textbook). JICA-UPI. Bandung..

Sujana, (2005). Metode Statistik. Bandung. Tarsito.

Sumarmo, Utari. (2005). Pengembangan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu (S-1) Melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran. UPI. Bandung.

Supranto, J. (2010). Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta. Reneka Cipta.

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.


(6)

Suryadi, D. (2005). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Susilo, F. (1998). Matematika yang manusiawi. Dalam Sumaji (ed.). Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.

Syukur, M. (2004). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open Ended. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.

Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta, Prenada Media.

Yuniawati, R. P. (2001). Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak Dipublikasikan.