MODEL STATUS JAMINAN SOSIAL LANSIA DI PERKOTAAN PROVINSI BALI.

2

semakin meningkat jumlahnya, maka beban penduduk usia produktif akan semakin besar. Namun,
kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja untuk mencari nafkah.
Affandi (2009) mengemukakan banyaknya lansia yang masih bekerja disebabkan oleh kebutuhan
ekonomi yang relatif masih besar, serta secara fisik dan mental lansia tersebut masih mampu
melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan ekonomi yang relatif besar pada lansia kemungkinan
disebabkan tidak/belum adanya jaminan sosial yang memadai bagi lansia. Di Indonesia jaminan
hari tua, seperti uang pensiun masih sangat terbatas untuk mereka yang bekerja di sektor formal
saja, tidak untuk sektor informal. Oleh karena itu, perlu dipikirkan berbagai upaya untuk
menjangkau lansia yang tidak punya pensiun atau jaminan hari tua., mengingat jumlah mereka
lebih banyak dibanding lansia dari sektor formal.
Hasil penelitian Susilawati, et.al (2014) yang memfokuskan pada determinan dari status kesehatan,
status jaminan sosial, dan status pekerjaan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi lanjut usia di
perdesaan Provinsi Bali ditemukan sebagian besar lansia (81.2 persen) dari 430 responden tidak
mempunyai jaminan sosial, dan hanya 18,8 persen yang mempunyai jaminan sosial hari tua
berupa tunjangan pensiun, asuransi hari tua, jaminan sosial Lanjut Usia (JSLU), maupun tunjangan
lainnya. Penentuan model terbaik untuk status jaminan sosial lansia menggunakan analisis regresi
logistic multivariate, diperoleh indikasi bahwa hanya variabel tingkat pendidikan lansia yang
signifikan berpengaruh terhadap status jaminan soaial lanisa. Responden lansia perdesaan dengan
tingkat pendidikan rendah cenderung tidak mempuyai jaminan sosial.

Kondisi lansia di perdesaan Provinsi Bali sebagian besar masih bekerja dan minimnya lansia yang
mempunyai jaminan sosial (tunjangan hari tua, pensiunan, Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU),
dan jenis jaminan sosial lainnya), mengindikasikan bahwa kondisi lansia tersebut sangat perlu
untuk mendapatkan perhatian serius. Rekomendasi mengenai perumusan dan arah kebijakan
pembangunan yang lebih mengutamakan peningkatan kesejahteraan penduduk lansia sangat
penting untuk ditindaklanjuti oleh pemangku kebijakan.
Berdasarkan hal tersebut muncul pertanyaan, bagaimanakah kondisi lansia di perkotaan Provinsi
Bali? Bagaimanakah status jaminan sosial lansia di daerah perkotaan Provinsi Bali? Bagaimanakah
model dari status jaminan sosial lansia di perkotaan Provinsi Bali?. Berdasarkan beberapa
pertanyaan penelitian tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model dari
status jaminan sosial lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
2. METODE
Penelitian dilakukan di daerah perkotaan Provinsi Bali, meliputi wilayah perkotaan di 8 kabupaten
dan 1 kotamadya di Provinsi Bali, mengacu pada klasifikasi perdesaan dan perkotaan di Indonesia
menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2010 (Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37
Tahun 2010) (BPS, 2011).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proportional stratified random
sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 470 lansia, dengan rincian sebagai
berikut: untuk setiap kabupaten dan kotamadya dipilih secara acak 3 wilayah yang termasuk
perkotaan, selanjutnya secara proporsional diambil sampel di masing-masing perkotaan.

Banyaknya sampel yang diambil proporsional dengan jumlah lansia yang ada di masing-masing
kota hingga tercapai jumlah sampel 470 lansia. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode survei, dimana informasi dikumpulkan dengan menanyai lansia menggunakan kuesioner
terstruktur. Survei ini dijalankan dengan menemui responden secara bertatap muka.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Karakteristik sosial ekonomi yang dijabarkan dalam variabel berikut: Umur, Jenis kelamin,
Status perkawinan, Tingkat pendidikan, Status dalam rumah tangga, Ada/Tidak Tanggungan,

3

dikelompokkan, Jumlah anggota keluarga yang masih ditanggung oleh responden, status
kesehatan, Jenis pekerjaan responden, Jam kerja dalam satu minggu, Pendapatan rata-rata
responden per bulan, Pendapatan keluarga rata-rata per-bulan, Kepuasan terhadap kondisi
ekonomi, Status ekonomi,
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah: Status jaminan sosial lansia, dikelompokkan: tidak
mempunyai jaminan sosial; memiliki jaminan sosial (pensiunan, asuransi hari tua, Jaminan
Sosial Lanjut Usia (JSLU), dan lainnya)
Teknik analisis data dalam penelitian ini, mengikuti langkah-langkah: (1) Melakukan analisis
deskriptif untuk mendapatkan karakteristik sosial ekonomi lansia dengan menentukan persentase
variabel secara univariat; (2) Melakukan teknik analisis univariat menggunakan analisis Khi

Kuadrat untuk mengetahui keterkaitan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi lansia
dengan status jaminan sosial. Statistik uji tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan distribusi  2
dengan derajat bebas I  1J  1 dan risiko kesalahan  , serta kriteria penolakan H 0 adalah:
2
 hitung
   , I 1 J 1) ; (3) Melakukan teknik analisis multivariate menggunakan analisis regresi

logistik untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi status kesehatan, status jaminan sosial
dan status pekerjaan lansia. Analisis regresi logistik menurut Hosmer dan Lemeshow (2000)
merupakan metode regresi dengan variabel respon Y merupakan kategorik atau dikotomi,
sedangkan variabel bebasnya merupakan variabel kategorik dan atau kontinu.
  ( x) 
Model regresinya adalah g ( x)  ln 
   0  1 x1   2 x2     p x p
1   ( x) 
Dengan:
β = parameter regresi
x = variabel bebas

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Responden Penelitian
Deskripsi responden menurut ada/tidaknya jaminan sosial, diperoleh sebagian besar lansia
perkotaan (68,7 persen) tidak mempunyai jaminan sosial, tetapi hal ini masih lebih sedikit
dibandingkan dengan lansia perdesaan, dan sisanya mempunyai jaminan sosial, seperti tunjangan
pensiun, asuransi hari tua, Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Ini
menunjukkan bahwa lansia perkotaan lebih menyadari kalau jaminan sosial itu penting dan perlu
untuk hari tua dan lebih mampu untuk mempunyai jaminan sosial.
Terdapat 63,6 persen lansia masih bekerja diusia yang seharusnya sudah menikmati hari tua
bersama anak cucu. Batasan bekerja yang digunakan berdasarkan pada penelitian Affandi (2009)
adalah melakukan aktivitas ekonomi atau membantu melakukan aktivitas ekonomi dengan tujuan
mendapatkan penghasilan atau keuntungan. Sedangkan batasan tidak bekerja adalah melakukan
aktivitas lain selain bekerja, misalnya mengurus rumah tangga, pensiun, atau tidak dapat
melakukan aktivitas karena cacat fisik atau mental. Banyak alasan lansia masih bekerja, antara lain
secara fisik dan mental lansia masih mampu dan kuat bekerja, desakan ekonomi, dan aktualisasi
diri/emosi, seperti yang dikemukakan oleh Wirakartakusumah (1996). Alasan ekonomi yang
menjadi sebab lansia bekerja juga dikemukakan oleh Sigit (1988), dengan bekerjanya lansia berarti
mereka maasih dapat menghidupi dirinya sendiri.
Status kesehatan lansia perkotaan, menunjukkan sebagian besar responden, yaitu 69,8 persen dari
470 total lansia mempunyai status sehat, sedangkan sisanya 30,2 persen menyatakan tidak sehat.
Karakteristik lansia yang lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa 55.7 persen responden adalah

lansia laki-laki dan 44,3 persen lansia wanita. Status kawin lansia menunjukkan bahwa 74.5 persen

4

dengan status kawin, 20.2 persen status cerai mati, dan sisanya terdiri dari status belum kawin dan
cerai hidup. Responden menurut statusnya dalam rumah tangga, menunjukkan 56,4 persen
merupakan anggota rumah tangga dan 43,6 persen merupakan kepala rumah tangga. Karakteristik
responden menurut ada/tidaknya tanggungan dalam rumah tangga, diperoleh sebagian besar lansia,
yaitu 70,4 persen tidak mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya menyatakan mempunyai
tanggungan.
Variabel tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai
tingkat pendidikan SD 46,2 persen, Tidak Sekolah sebesar 27,0 persen, sisanya 26,8 persen dengan
status SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Secara keseluruhan, tingkat pendidikan lansia
perkotaan lebih tinggi dibandingkan lansia perdesaan, hal ini wajar karena pilihan pekerjaan di
perkotaan lebih banyak untuk tingkat pendidikan tinggi.
Deskripsi responden menurut pendapatan, 44,9 persen pendapatan responden lebih dari 1 juta, ini
menunjukkan bahwa penghasilan responden sudah cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena lansia
perkotaan mempunyai pekerjaan yang lebih mapan yang sejalan dengan tingkat pendidikan yang
ditamatkan responden. Deskripsi pendapatan keluarga responden, dari 470 lansia, hampir 75
persen pendapat keluarga lansia lebih dari 2 juta. Deskripsi responden menurut ketergantungan

ekonomi lansia terhadap anggota keluarga lain, menunjukkan bahwa 51,9 persen menyatakan
tergantung, dan 48,i persen menyatakan tidak tergantung secara ekonomi terhadap anggota
keluarga lain. Jawaban responden mengenai pertanyaan apakah merasa puas terhadap kondisi
ekonomi mereka saat ini, diperoleh 43,2 persen lansia menyatakan tidak puas dan 56,8 persen
menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka.
Deskripsi karakteristik sosial demografi lansia perkotaan berdasarkan variabel kuantitatif yaitu
untuk variabel umur, lansia tertua yang menjadi responden berumur 95 tahun dan rata-rata umur
responden adalah 68 tahun. Sedangkan untuk variabel jam kerja rata-rata responden bekerja dalam
seminggu adalah 19 jam.
3.2 Model Status Jaminan Sosial Lansia
Secara umum di Indonesia jaminan sosial biasanya diberikan hanya pada pekerja formal berupa
uang pensiunan, hanya sedikit yang memberikan jaminan sosial pada pekerja informal. Padahal
sebagian besar masyarakat di Indonesia bekerja pada sektor informal. Hasil analisis deskriptif
menunjukkan dari 470 lansia perkotaan yang menjadi responden dalam penelitian ini hanya 119
orang yang mempunyai jaminan sosial, sisanya 283 orang tidak memiliki jaminan sosial hari tua.
Variabel karakteristik sosial mana saja yang terkait dengan ada tidaknya jaminan sosial ini dapat
dilihat dari hasil analisis univariat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Khi Kuadrat Status Jaminan Sosial Lansia dengan Karakteristik Sosial Ekonomi

Ada Tidaknya Jaminan sosial vs Variabel

Karakteristik
1. Tingkat Pendidikan
2. Status Kawin
3. Status dalam Rumah Tangga
4. Ada tidaknya Tanggungan
5. Jenis Kelamin
6. Status Kesehatan
7. Status Pekerjaan
8. Pendapatan

Nilai Khi
kuadrat
103,775
13,684
18,116
10,202
9,001
2,415
3,556
84,313


Nilai Sign.

Keputusan

0.000
0.033
0.000
0.031
0.011
0.299
0.469
0,000

Tolak Ho
Tolak Ho
Tolak Ho
Tolak Ho
Tolak Ho
Terima Ho

Terima Ho
Tolak Ho

Ada delapan variabel karakteristik sosial ekonomi yang dipertimbangkan berpengaruh terhadap
status jaminan sosial lansia. Hasil uji khi kuadrat menunjukkan ada dua variabel yang tidak

5

signifikan pada taraf nyata 5% yaitu status kesehatan dan status pekerjaan, artinya bahwa status
kesehatan maupun status pekerjaan tidak ada kaitannya dengan status jaminan sosial. Sedangkan
keenam variabel lainnya signifikan mempunyai keterkaitan dengan status jaminan sosial lansia.
Analisis selanjutnya adalah melakukan pengujian secara simultan dan parsial untuk menentukan
model regresi logistik biner yang menjelaskan status jaminan sosial lansia. Hasil analisis regresi
logistik biner dengan kategori variabel dependennya adalah tidak mempunyai jaminan sosial dan
mempunyai jaminan sosial seperti terlihat pada Tabel 2.
Variabel yang signifikan memengaruhi status jaminan sosial lansia perkotaan adalah tingkat
pendidikan, status perkawinan, status kesehatan, pendapatan dan kepuasan terhadap keadaan
ekonomi keluarga, dengan model terbaik yang diperoleh adalah:

  ( x) 

gˆ ( x)  ln 
  7.841  0.935Pddkn  0.610StatKaw  0.295Pendpt
1   ( x) 
 0.547 KepuasEko  0.715StatKesh

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Jaminan Sosial Lansia

Variabel
Umur
Jenis Kelamin
Status Kawin
Pendidikan
StatusRT
AdaTanggung
Status Kesht
Pendapatan
PendptKel
KepuasEko
EkoTergntng
Constant


B
0.033
-0.076
0.610
0.935
0.446
-0.070
-0.715
0.295
0.043
0.547
0.107
-7.841

S.E

Wald

0.018
0.315
0.148
0.126
0.328
0.291
0.267
0.128
0.180
0.274
0.286
2.047

3.248
0.058
17.066
55.271
1.849
0.058
7.170
5.308
0.056
3.967
0.141
14.674

db
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Sign
0.071
0.809
0.000
0.000
0.174
0.810
0.007
0.021
0.813
0.046
0.708
0.000

OR
1.034
0.927
1.840
2.548
1. 561
0.932
0.489
1.343
1.043
1.727
1.113
0.000

Keputusan
Terima Ho
Terima Ho
Tolak Ho
Tolak Ho
Terima Ho
Terima Ho
Tolak Ho
Tolak Ho
Terima Ho
Tolak Ho
Terima Ho

Interpretasi dari model di atas berdasarkan pada nilai odd rasionya (OR), nilai OR untuk tingkat
pendidikan adalah 2.548, artinya meningkatnya tingkat pendidikan satu level akan meningkatkan
peluang untuk mempunyai jaminan sosial 2.408 kali.
Besaran OR untuk status perkawinan lansia adalah 1.840, yang berarti perbedaan status perkawinan
menaikkan peluang lansia memiliki jaminan sosial sebesar 1.840 kali. Sedangkan OR untuk status
kesehatan adalah 0.489, yang berarti bahwa lansia yang sakit mempunyai peluang lebih kecil
dibandingkan lansia yang sehat utnuk memiliki jaminan sosial.
Variabel pendapatan mempunyai nilai OR = 1.343 yang menunjukkan bahwa semakin besar
pendapatan lansia semakin besar pula peluang lansia memiliki jaminan sosial. Sedangkan OR untuk
kepuasan lansia terhadap ekonomi keluarga adalah 1.727 yang mengindikasikan bahwa
peningkatan kepuasan lansia akan meningkatkan peluang lansia memiliki jaminan sosial sebesar
1.727.

6

4. KESIMPULAN
Variabel yang signifikan memengaruhi status jaminan sosial lansia perkotaan adalah tingkat
pendidikan, status perkawinan, status kesehatan, pendapatan dan kepuasan terhadap keadaan
ekonomi keluarga, dengan model terbaik yang diperoleh adalah:

  ( x) 
gˆ ( x)  ln 
  7.841  0.935Pddkn  0.610StatKaw  0.295Pendpt
1   ( x) 
 0.547 KepuasEko  0.715StatKesh

Ucapan Terimakasih
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(Ditlitabmas), Ditjen Dikti, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mendanai Hibah
Bersaing Tahun ke II ini. Terima kasih kepada LPPM Universitas Udayana yang telah
memfasilitasi kegitan ini serta panitia Senastek 2015 yang memungkinkan didesiminasikannya
hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Moch. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia Memilih Untuk
Bekerja. Journal of Indonesian Applied Economics, Vol. 3 No. 2 Oktober 2009, 99-110
Andini, N.K., D.P.E.Nilakusmawati, dan M. Susilawati. 2013. Faktor-faktor yang Memengaruhi
Penduduk Lanjut Usia Masih Bekerja, Piramida, Jurnal Kependudukan dan Pengembangan
Sumber daya Manusia, Vol.IX, No.1,44-49.
Anonim. Referensi Kesehatan. http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/lansia/ diakses pada
tanggal 25 April 2012.
BPS. 2011. Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010 Hasil Sensus Penduduk 2010 . Jakarta:
Badan Pusat Statistik.
BPS. 2011. Statistik Penduduk Lanjut Usia Provinsi Bali 2010 Hasil Sensus Penduduk 2010.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Cantor, Marjorie H. 1989. Social Care: Family and Community Support Systems. ANNALS,
AAPSS.
Chen, Hsiao-hung Nancy. 2007. Social Safety Nets and Socio-economic Disparity Under
Globalization, Department of Sociology, Taiwan: National Chengchi University Taipei.
Cowgill, Donald O. & Holmes, Lowell D. (Editors). 1972. Aging and Modernization, New York:
Appleton-Century-Crofts
Cowgill, D. 1986 . Ageing Around the World. Belmont, CA.: Wadsworth Publishing Co.
Djabu, Oktavia. 2013. Peranan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dalam Meningkatkan Status
Sosial Keluarga .
Darmojo. (2006). Pengaruh Kesehatan Penduduk Lanjut Usia . Jakarta: PT.Indeks.
Fillenbaum, G. G. 1984. “The Well-being of the Elderly: Approaches to Multidimensional
Assessment”, World Health Organization. Publication No.84. Geneva, WHO.
Fitri dan Basri. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lanjut Usia Bekerja di Kelurahan
Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.

7

Hardywinoto dan Setiabudi, T, 1999. Panduan Geontorologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek.
Jakarta: Penerbit PT GramediaPustaka Jakarta Utama.
Hosmer, DW & S. Lemeshow. 2000. Apllied Logistik Regression . New York: John Wiley and
Sons.
Jubaedah. 2003. Hubungan Pengetahuan Literatur . Yogyakarta: UNDIP
Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN, 1998. Demografi Multiregional. Jakarta.
Kusumastuti, Nanda Ayu. 2012. Pengaruh Faktor Pendapatan, Umur, Jumlah Tanggungan
Keluarga, Pendapatan Suami Dan Jarak Tempuh Ke Tempat Kerja Terhadap Curahan Jam
Kerja Pedagang Sayur Wanita. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Diponogoro.
Milligan, K. & Tammy S. 2008. Working While Receiving a Pension: Will Double Dipping
Change The Elderly Labour Market? Paper prepared for the John Deutsch Institute
conference on Retirement Policy Issues in Canada, held in Kingston Ontario on October
25-26, 2007
Munsur, Ahmed Mohammad; Tareque, Ismail; and Rahman, K. M. Mustafizur. 2010. Determinants
of Living Arrangements, Health Status and Abuse among Elderly Women: A Study of
Rural Naogaon District, Bangladesh. Journal of International Women's Studies , 11(4), 162176. Dalam: http://vc.bridgew.edu/jiws/vol11/iss4/12
Santrock, J. W. 2002. Life-span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.
Susilawati, M., D.P.E. Nilakusmawati, Dayuh, R. 2014. Determinan dari Status Kesehatan, Status
tunjangan hari tua, dan Status Pekerjaan Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi Lanjut
Usia (Studi Lansia Pedesaan di Provinsi Bali). Laporan Tahunan Penenelitain Hibah
Bersaing, Universitas Udayana.

MODEL STATUS JAMINAN
SOSIAL LANSIA DI
PERKOTAAN PROVINSI BALI
by Desak Putu Eka Nilakusmawati

FILE
T IME SUBMIT T ED
SUBMISSION ID

T EK_2015_ST AT USJAMINANSOSIAL_LANSIA_MD_SUSILAWAT I_DESAK
_NILA.DOC (133.5K)

23-JAN-2016 08:52PM
623159046

WORD COUNT

2673

CHARACT ER COUNT 18150

MODEL STATUS JAMINAN SOSIAL LANSIA DI PERKOTAAN
PROVINSI BALI

13

ORIGINALITY REPORT

%

SIMILARIT Y INDEX

13%

INT ERNET SOURCES

5%

PUBLICAT IONS

5%

ST UDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1

nepjol.info

2

vc.bridgew.edu

3

www.slideshare.net

4

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

Noveria, Mita. "Grandchildren Caregiving:
Elderly Support for the Family (A Case Study
in Some International Migrant Sending Areas
in West Java)", Journal of Population Ageing,
2015.
Publicat ion

5

eprints.ebizmba.com

6

lib.ui.ac.id

7

www.bridgew.edu

8

digilib.uns.ac.id

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

2%
2%
1%
1%
1%
1%
1%
1%

9

doc.farmasi.asia

10

repository.uinjkt.ac.id

11

ejournal.unsrat.ac.id

12

www.surya.co.id

13

journal.unpar.ac.id

14

elibrary.ub.ac.id

15

erikoblogs.blogspot.com

16

www.psw-ugm.web.id

17

eprints.undip.ac.id

18

worldagroforestry.org

19

artikel-geografi-undiksha.blogspot.com

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source

Int ernet Source