Prolonged Jaundice.
PROLONGED JAUNDICE
DWI PRASETYO
Disampaikan pada acara
The 6th Child Health Annual Scientific Meeting of Indonesia Pediatric Society
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2013
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi ......................................................................................................
i
Pendahuluan .................................................................................................
1
Patofisiologi .................................................................................................
1
Etiologi .........................................................................................................
3
Diagnosis......................................................................................................
5
Pemeriksaan Penunjang ..............................................................................
8
Tatalaksana Prolonged Jaundice ..................................................................
11
Daftar Pustaka ..............................................................................................
12
i
PROLONGED JAUNDICE
Dwi Prasetyo
PENDAHULUAN
Jaundice atau ikterus atau adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kulit dan sklera
berwarna kuning, yang disebabkan oleh akumulasi bilirubin pada kulit dan
mukosa,
membrana
karena kadar bilirubin pada tubuh tinggi atau disebut juga hiperbilirubinemia.
Jaundice terlihat secara kasat mata apabila konsentrasi bilirubin dalam darah pada bayi atau
anak >5 mg/L. Jaundice terjadi pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan
pada minggu pertama kehidupan. Pada sebagian besar bayi, kondisi ini merupakan suatu hal
yang fisiologis 1-3
Prolonged
jaundice adalah suatu keadaan jaundice menetap hingga melebihi
2
minggu pada bayi cukup bulan dan 3 minggu pada bayi kurang bulan.3-7 Hal ini dapat terjadi
pada kurang lebih 15% bayi baru lahir. Membedakan jaundice fisiologis dengan kelainan
hepatobilier merupakan suatu hal yang tidak mudah.8 Data epidemiologi menunjukkan bahwa
1 dari 2.500 bayi lahir hidup mengalami kelainan hepatobilier, karena itu setiap prolonged
jaundice harus mendapatkan perhatian khusus dan pemeriksaan lebih lanjut.6 Seringkali kita
mendapatkan bayi kuning yang datang sudah dalam keadaan terlambat.
PATOFISIOLOGI
Secara umum tidak ada bayi yang jaundice sejak lahir. Jaundice harus diwaspadai sebagai
tanda penyakit dan tidak secara rutin dianggap fisiologis, tetapi jaundice fisiologispun tetap
merupakan suatu tanda gangguan metabolisme bilirubin. Prolonged jaundice, seharusnya
tidak dianggap sebagai kondisi fisiologis sampai terbukti sebaliknya.2, 5
Metabolisme bilirubin
Bilirubin adalah produk akhir katabolisme protoporfirin besi atau heme, yang sebanyak 85%
berasal dari hemoglobin dan 25% dari heme di hepar (enzim sitokrom, katalase, dan heme
1
DWI PRASETYO
Disampaikan pada acara
The 6th Child Health Annual Scientific Meeting of Indonesia Pediatric Society
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2013
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi ......................................................................................................
i
Pendahuluan .................................................................................................
1
Patofisiologi .................................................................................................
1
Etiologi .........................................................................................................
3
Diagnosis......................................................................................................
5
Pemeriksaan Penunjang ..............................................................................
8
Tatalaksana Prolonged Jaundice ..................................................................
11
Daftar Pustaka ..............................................................................................
12
i
PROLONGED JAUNDICE
Dwi Prasetyo
PENDAHULUAN
Jaundice atau ikterus atau adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kulit dan sklera
berwarna kuning, yang disebabkan oleh akumulasi bilirubin pada kulit dan
mukosa,
membrana
karena kadar bilirubin pada tubuh tinggi atau disebut juga hiperbilirubinemia.
Jaundice terlihat secara kasat mata apabila konsentrasi bilirubin dalam darah pada bayi atau
anak >5 mg/L. Jaundice terjadi pada 60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan
pada minggu pertama kehidupan. Pada sebagian besar bayi, kondisi ini merupakan suatu hal
yang fisiologis 1-3
Prolonged
jaundice adalah suatu keadaan jaundice menetap hingga melebihi
2
minggu pada bayi cukup bulan dan 3 minggu pada bayi kurang bulan.3-7 Hal ini dapat terjadi
pada kurang lebih 15% bayi baru lahir. Membedakan jaundice fisiologis dengan kelainan
hepatobilier merupakan suatu hal yang tidak mudah.8 Data epidemiologi menunjukkan bahwa
1 dari 2.500 bayi lahir hidup mengalami kelainan hepatobilier, karena itu setiap prolonged
jaundice harus mendapatkan perhatian khusus dan pemeriksaan lebih lanjut.6 Seringkali kita
mendapatkan bayi kuning yang datang sudah dalam keadaan terlambat.
PATOFISIOLOGI
Secara umum tidak ada bayi yang jaundice sejak lahir. Jaundice harus diwaspadai sebagai
tanda penyakit dan tidak secara rutin dianggap fisiologis, tetapi jaundice fisiologispun tetap
merupakan suatu tanda gangguan metabolisme bilirubin. Prolonged jaundice, seharusnya
tidak dianggap sebagai kondisi fisiologis sampai terbukti sebaliknya.2, 5
Metabolisme bilirubin
Bilirubin adalah produk akhir katabolisme protoporfirin besi atau heme, yang sebanyak 85%
berasal dari hemoglobin dan 25% dari heme di hepar (enzim sitokrom, katalase, dan heme
1