Keywords: jaundice, neonatal, management PENDAHULUAN - IKTERUS NEONATORUM | Maulida | Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian

IKTERUS NEONATORUM

  Luluk Fajria Maulida Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

  Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta Email : lulukfajria@gmail.com

  

ABSTRACT

  The word jaundice is derived from the French word "jaune 'which means yellow. Jaundice is a yellow discoloration of the skin, mucous membranes, and sclera due to increased production of bilirubin in the blood. This situation indicates an increased bilirubin production or elimination of bilirubin from the body's ineffective. Neonatal jaundice is divided into two physiologic jaundice and pathologic jaundice. Causes of neonatal jaundice is excessive bilirubin production, disruption in the "uptake" and conjugation result of impaired liver function, impaired transport process due to the lack of albumin increased indirect bilirubin and excretion disorder caused by blockage of the liver due to infection or damage to liver cells (congenital abnormalities). One way to do for checking the degree of yellow in the neonatal by Kramer is with the forefinger emphasized in places like bone protruding bones, nose, chest, knees. Complications heaviest newborn jaundice is bilirubin encephalopathy or jaundice kern. Management of jaundice there are several kinds of light therapy (phototherapy / blue light), exchange transfusion, optimal breastfeeding and sunlight therapy.

  Keywords: jaundice, neonatal, management

PENDAHULUAN bayi kecil (bayi dengan berat lahir < 2500 g

  atau usia gestasi < 37 minggu) mengalami Salah satu penyebab mortalitas pada bayi ikterus pada minggu pertama kehidupannya. baru lahir adalah ensefalopati bilirubin (lebih

  Pada kebanyakan kasus ikterus neonatorum, dikenal sebagai kern ikterus). Ensefalopati kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak bilirubin merupakan komplikasi ikterus memerlukan pengobatan. Sebagian besar tidak neonatorum yang paling berat. Selain memiliki memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus angka mortalitas yang tinggi, juga dapat fisiologis yang akan menghilang pada akhir menyebabkan gejala sisa berupa cerebral palsy, minggu pertama kehidupan pada bayi cukup tuli nada tinggi, paralisis dan displasia dental 1 bulan. Sebagian kecil memiliki penyebab yang sangat memengaruhi kualitas hidup . Kata seperti hemolisis, septikemi, penyakit ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis 3 metabolik (ikterus non-fisiologis) . ‘jaune’ yang berarti kuning. Ikterus adalah perubahan warna menjadi kuning pada kulit,

  KLASIFIKASI

  membrane mukosa, dan sklera yang disebabkan peningkatan produksi bilirubin di dalam darah. Ikterus neonatorum dibagi menjadi dua yaitu: Keadaan ini menandakan adanya peningkatan a.

  Ikterus fisiologis produksi bilirubin atau eliminasi bilirubin dari 1) 2 Warna kuning akan timbul pada hari tubuh yang tidak efektif . ke-2 atau ke-3, dan tampak jelas pada Ikterus neonatorum merupakan hari ke 5-6, dan menghilang pada hari fenomena biologis yang timbul akibat tingginya ke-10. produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin 2)

  Bayi tampak biasa, minum baik, berat selama masa transisi pada neonatus. badan naik biasa. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 3)

  Kadar blirubin serum pada bayi cukup kali lebih tinggi dibanding orang dewasa bulan tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah BBLR 10 mg/dl, dan akan hilang pada eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya hari ke-14. lebih pendek. Banyak bayi baru lahir, terutama b.

  Ikterus patologis

  1)

  Perkiraan

  Ikterus timbul dalam 24 jam pertama

  Derajat Luas ikterus kadar

  kehidupan, serum bilirubin total lebih

  ikterus bilirubin dari 12 mg/dl.

  I Kepala dan leher 5 mg/dl

  2) Peningkatan bilirubin 5mg/dl atau lebih

  Sampai badan atas (di dari 24 jam.

  II 9 mg/dl atas umbilikus)

  3) Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10

  Sampai badan bawah

  mg/dl pada bayi ≤ 37 minggu (BBLR) dan

  (di bawah umbilikus) 12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan.

  III 11 mg/dl hingga tungkai atas (di

  4) Ikterus yang disertai proses hemolisis

  atas lutut)

  (inkompatibilitas darah, defisiensi enzim

  Sampai lengan dan kaki

  IV 12 mg/dl

  glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD), 4

  di bawah lutut dan sepsis) . Sampai telapak tangan V 16 mg/dl dan kaki

  ETIOLOGI Sumber: (Saifuddin, 2007).

  Pada dasarnya warna kekuningan pada bayi Contoh 1: kulit bayi kuning di kepala, leher, dan baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal, badan bagian atas berarti bilirubin kira-kira 9 antara lain: mg/dl.

  a.

  Produksi bilirubin yang berlebihan misalnya Contoh 2: kulit bayi kuning seluruh badan pada pemecahan sel darah merah (hemolisis) sampai kaki dan tangan, berarti jumlah bilirubin yang berlebihan pada incompabilitas 7 ≥ 15 mg/dl .

  (ketidaksesuaian) darah bayi dengan ibunya.

  Bila kuning terlihat pada bagian tubuh b. Gangguan dalam proses “uptake” dan manapun pada hari pertama dan terlihat pada konjugasi akibat dari gangguan fungsi liver. lengan, tungkai, tangan dan kaki pada hari c. Gangguan proses tranportasi karena kedua, maka digolongkan sebagai ikterus kurangnya albumin yang meningkatkan sangat berat dan memerlukan terapi sinar bilirubin indirek. secepatnya. Tidak perlu menunggu hasil d. Gangguan ekskresi yang terjadi akibat pemeriksaan kadar bilirubin serum untuk sumbatan hepar karena infeksi atau 8 5 memulai terapi . kerusakan sel hepar (kelainan bawaan) .

  Bilirubin merupakan zat hasil pemecahan hemoglobin (protein sel darah

MANIFESTASI KLINIS

  merah yang memungkinkan darah mengangkut Ikterus dapat ada pada saat lahir atau oksigen. Hemoglobin terdapat dalam eritrosit dapat muncul pada setiap saat selama masa

  (sel darah merah) yang dalam waktu tertentu neonatus, bergantung pada keadaan yang selalu mengalami destruksi (pemecahan). menyebabkannya. Ikterus biasanya mulai dari

  Proses pemecahan tersebut menghasilkan muka dan ketika kadar serum bertambah, turun hemoglobin menjadi zat heme dan globin. ke abdomen dan kemudian kaki. Bayi baru lahir

  Dalam proses berikutnya, zat-zat ini akan akan tampak kuning apabila kadar bilirubin 6 berubah menjadi bilirubin bebas atau indirect. serumnya kira kira 6 mg/dl .

  Dalam kadar tinggi bilirubin bebas ini bersifat Salah satu cara yang dapat dilakukan racun, sulit larut dalam air dan sulit dibuang. untuk pemeriksaan derajat kuning pada BBL

  Untuk menetralisirnya, organ hati akan menurut kramer adalah ”dengan jari telunjuk mengubah bilirubin indirect menjadi direct ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya yang larut dalam air. Masalahnya, organ hati menonjol seperti tulang, hidung, dada, lutut. sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal dalam mengeluarkan bilirubin bebas tersebut. Barulah setelah beberapa hari, organ hati mengalami pematangan dan proses pembuangan bilirubin bisa berlangsung lancar. Ikterus akibat pengendapan bilirubin indirek, pada kulit cenderung tampak kuning-terang

  Tabel 1. Penilaian ikterus menurut Kramer atau oranye, ikterus pada tipe obstruktif (bilirubin indirek) kulit tampak kuning kehijauan atau keruh. Perbedaan ini biasanya hanya terlihat pada ikterus yang berat. Bayi ditempatkan untuk dapat menjadi lesu dan nafsu makan jelek. memantulkan cahaya sebanyak Tanda-tanda kern ikterus jarang muncul pada mungkin kepada bayi. 6 hari pertama ikterus . 3)

  Pemberian terapi sinar

  a) Tempatkan bayi di bawah

  TATA LAKSANA sinar fototerapi.

  b) Bila berat bayi 2 kg atau a.

  Terapi sinar (fototerapi) lebih, tempatkan bayi dalam Menggunakan panjang gelombang 425- keadaan telanjang pada

  475 nm. Intensitas cahaya yang biasa basinet. Tempatkan bayi yang digunakan adalah 6-12 Candela. Cahaya lebih kecil dalam inkubator. diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.

  c) bayi sesuai Letakkan

  Jumlah bola lampu yang digunakan petunjuk pemakaian alat dari berkisar antara 6-8 buah, masing-masing pabrik. berkuatan 20 Watt terdiri dari cahaya biru

  Tutupi mata bayi dengan (F20T12), cahaya biru khusus penutup mata, pastikan (F20T12/BB) atau daylight fluorescent lubang hidung bayi tidak ikut tubes. Cahaya biru khusus memiliki tertutup. Jangan tempelkan kerugian karena dapat membuat bayi penutup mata dengan terlihat biru, walaupun pada bayi yang menggunakan selotip. sehat, hal ini secara umum tidak Balikkan bayi setiap 3 jam. mengkhawatirkan. Untuk mengurangi efek

  d) Motivasi ibu untuk menyusui ini, digunakan 4 tabung cahaya biru khusus bayinya dengan ASI, paling tidak pada bagian tengah unit terapi sinar standar setiap 3 jam. Selama menyusui, dan dua tabung daylight fluorescent pada pindahkan bayi dari unit terapi setiap again samping unit. sinar dan lepaskan penutup mata.

  1) Mekanisme kerja

  Pemberian suplemen atau Bilirubin tidak larut dalam air. Cara mengganti ASI dengan makanan kerja terapi sinar adalah dengan atau cairan lain (contoh: mengubah bilirubin menjadi bentuk pengganti ASI, air, air gula, dll) yang larut dalam air untuk tidak ada gunanya. dieksresikan melalui empedu atau

  e) Bila bayi menerima cairan per IV urin. atau ASI yang telah dipompa

  2) Persiapan unit terapi sinar

  (ASI perah), tingkatkan volume

  a) Hangatkan ruangan tempat unit cairan atau ASI sebanyak 10% terapi sinar ditempatkan, bila volume total per hari selama bayi perlu, sehingga suhu di bawah masih diterapi sinar. lampu antara 28 C – 30 C.

  f) Bila bayi menerima cairan per IV

  b) Nyalakan unit dan pastikan atau makanan melalui NGT, semua tabung fluoresens jangan pindahkan bayi dari sinar berfungsi dengan baik. terapi sinar. Perhatikan: selama

  c) Ganti tabung/lampu fluoresens menjalani terapi sinar, yang telah rusak atau berkelip- konsistensi tinja bayi bisa kelip (flickering). menjadi lebih lembek dan

  d) Catat tanggal penggantian berwarna kuning. Keadaan ini tabung dan lama penggunaan tidak membutuhkan terapi tabung tersebut. khusus. Teruskan terapi dan tes

  e) Ganti tabung setelah 2000 jam lain yang telah ditetapkan. penggunaan atau setelah 3

  g) Pindahkan bayi dari unit terapi bulan, walaupun tabung masih sinar hanya untuk melakukan bisa berfungsi. prosedur yang tidak bisa

  f) Gunakan linen putih pada dilakukan di dalam unit terapi basinet atau inkubator, dan sinar. tempatkan tirai putih di sekitar daerah unit terapi sinar h) membawa kembali bayi bila bayi

  Bila bayi sedang menerima 8 oksigen, matikan sinar terapi bertambah kuning . sinar sebentar untuk mengetahui 4)

  Komplikasi terapi sinar apakah bayi mengalami sianosis Komplikasi fototerapi pada sentral (lidah dan bibir biru). bayi meliputi tinja lembek, Ukur suhu bayi dan suhu udara di kepanasan dan dehidrasi bawah sinar terapi sinar setiap 3 (peningkatan kehilangan air yang jam. tidak terasa [insensible water loss], i)

  C, dan sindrom bayi perunggu Bila suhu bayi lebih dari 37,5 sesuaikan suhu ruangan atau (perubahan warna kulit yang coklat untuk sementara pindahkan bayi keabu-abuan dan gelap), denyut dari unit terapi sinar sampai suhu jantung dan pernafasan bayi tidak 3 bayi antara 36,5 C - 37,5

  C. teratur . j) b.

  Ukur kadar bilirubin serum Terapi transfusi tukar setiap 12 jam atau sekurang- Dilakukan apabila fototerapi tidak kurangnya sekali dalam 24 jam. dapat mengendalikan kadar bilirubin. k)

  Transfusi tukar merupakan cara yang Hentikan terapi sinar bila kadar serum bilirubin < 13mg/dL dilakukan dengan tujuan mencegah l) peningkatan kadar bilirubin dalam darah.

  Bila kadar bilirubin serum mendekati jumlah indikasi Pemberian transfusi tukar dilakukan transfusi, persiapkan kepindahan apabila kadar bilirubin 20 mg/dl, bayi dan secepat mungkin kirim kenaikan kadar bilirubin yang cepat yaitu bayi ke rumah sakit tersier atau 0,3-1 mg/jam, anemia berat dengan senter untuk transfusi tukar. gejala gagal jantung dan kadar Sertakan contoh darah ibu dan hemoglobin tali pusat 14 mg/dl, dan uji bayi. Bila bilirubin serum tidak Coombs direk positif. bisa diperiksa, hentikan terapi Cara pelaksanaan transfusi tukar: sinar setelah 3 hari. Setelah terapi a)

  Dianjurkan pasien bayi puasa 3-4 sinar dihentikan. jam sebelum transfusi tukar. m) b) Observasi bayi selama 24 jam Pasien disiapkan dikamar khusus. dan ulangi pemeriksaan bilirubin

  c) Pasang lampu pemanas dan arahkan serum bila memungkinkan, atau kepada bayi. perkirakan keparahan ikterus

  d) Baringkan pasien dalam keadaan menggunakan metode klinis. terlentang, buka pakaian pada n) daerah perut, tutup mata dengan

  Bila ikterus kembali ditemukan atau bilirubin serum berada di kain tidak tembus cahaya. atas nilai untuk memulai terapi

  e) Lakukan transfusi tukar dengan sinar, ulangi terapi sinar seperti protap. yang telah dilakukan. Ulangi

  f) Lakukan observasi keadaan umum langkah ini pada setiap pasien, catat jumlah darah yang penghentian terapi sinar sampai keluar dan masuk. bilirubin serum dari hasil

  g) Atur posisi setiap 6 jam. pemeriksaan atau perkiraan

  h) pengawasan adanya Lakukan melalui metode klinis berada di perdarahan pada tali pusat. bawah nilai untuk memulai terapi i)

  Periksa kadar hemoglobin dan 3 sinar. bilirubin tiap 12 jam . o)

  Bila terapi sinar sudah tidak diperlukan lagi, bayi bisa makan dengan baik dan tidak ada masalah lain selama perawatan, c.

  Pemberian ASI secara optimal pulangkan bayi. Bahwa perlu diingat, bilirubin dapat p) dipecah apabila bayi mengeluarkan feses

  Ajarkan ibu untuk menilai ikterus dan beri nasihat untuk dan urin. Sehingga pemberian ASI harus diberikan sebab ASI sangat efektif dalam memperlancar buang air besar dan air kecil. Namun demikian, pemberiannya harus tetap dalam pengawasan dokter, sebab pada beberapa kasus justru ASI dapat meningkatkan bilirubin sehingga bayi semakin kuning 9 .

DAFTAR PUSTAKA 1.

  Kesehatan Anak . Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI.

  erdeka.com/. 13 Juni 2008

  Terapi Bayi Kuning .

  9. Anang.

  Jakarta. IDAI.

  manajemen masalah bayi baru lahir untuk dokter, bidan dan perawat di rumah sakit .

  8. Khosim MS. 2004. Buku panduan

  Sarwono Prawiroharjo.

  Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta. Yayasan Bina Pustaka

  7. Saifuddin, A.B. 2007. Buku Acuan Nasional

  6. Behrman, K.A. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson . Jakarta: EGC.

  d.

  Terapi sinar matahari Ini merupakan terapi tambahan atau bahkan terapi awalan. Bisa dilakukan ketika bayi belum mendapatkan terapi yang lain atau bisa juga setelah selesai perawatan dari rumah sakit. Terapi ini dilakukan dengan menjemur bayi dibawah sinar mentari pagi antara jam 7 hingga 9 selama sekitar setengah jam dengan dilakukan variasi posisi (terlentang, tengkuap, maupun miring).

  Jakarta. EGC.

  4. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit.

  Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan . Jakarta. Salemba Medika.

  3. Hidayat, Aziz. 2009. Pengantar Ilmu

   2. Schwatz, M.W. 2005. Pedoman Klinis Pediatri . Jakarta. EGC.

  Bayi Prematur dengan Kejadian Ikterus Neonatorum di Ruang Perinatologi RSUD dr. Koesma Tuban Tahun 2009 .

  Munir, Miftahul. 2012. Hubungan antara

  Ikterus adalah perubahan warna menjadi kuning pada kulit, membrane mukosa, dan sklera yang disebabkan peningkatan produksi bilirubin di dalam darah. Ikterus neonatorum dibagi menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus patologis. Ikterus biasanya mulai dari muka dan ketika kadar serum bertambah, turun ke abdomen dan kemudian kaki. Bila kuning terlihat pada bagian tubuh manapun pada hari pertama dan terlihat pada lengan, tungkai, tangan maupun kaki pada hari kedua, maka digolongkan sebagai ikterus sangat berat dan memerlukan terapi sinar secepatnya. Tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum untuk memulai terapi.

  KESIMPULAN

  Untuk terapi sinar matahari ini harus diingat bahwa jangan membuat posisi bayi melihat langsung matahari karena dapat merusak mata. Serta jangan melebihi jam 9 karena intensitas ultraviolet sangat kuat dan akan merusak kulit bayi 9 .

  5. Hasan, R. 2007. Buku kuliah 2 Ilmu

Dokumen yang terkait

Analisis Potensi Penerimaan Pajak Reklame Kota Bandung Periode Tahun 2001 - 2007 (Analysis Potential of Advertisement Tax Income in Bandung Period 2001 – 2007)

0 1 12

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT TERHADAP MENEJEMEN LABA STUDI PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI INDONESIA (Analysis the effect audit quality from earning management Case for IPO Firms in Indonesia) Luhgiatno )

0 0 17

PENGARUH KOMUNIKASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA SMK PELITA NUSANTARA 1 - 2 SEMARANG (THE EFFECT OF COMMUNICATION AND WORK DISCIPLINARY ON EMPLOYEE’S PERFORMANCE IN SMK PELITA NUSANTARA 1 - 2) Untung Widodo )

0 1 16

Kata Kunci: pemasaran, bauran pemasaran, promosi, distribusi, penjualan, 1. Pendahuluan - PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DISTRIBUSI TERHADAP PENJUALAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk.

0 1 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI MEDIASI PADA PERUSAHAAN DEVELOPMENT PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2007 - 2010 (Analysis on Factors which Influence Company Value with Modal Structure

0 0 13

Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) terhadap kinerja manajer UKM dengan saling ketergantungan sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan sampel Usaha Kecil dan Menengah

0 1 12

A. DEFINISI - HYPNOBREATHING | Hidayah | Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian

0 0 6

A. Anatomi dan Fisiologi Otak Manusia - KESEHATAN OTAK MODAL DASAR HASILKAN SDM HANDAL

0 0 7

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - ETIKA BIOMEDIS | Fitria | Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian

0 0 9

57 KEKURANGAN ASUPAN BESI DAN SENG SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB STUNTING PADA ANAK Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati Dosen S1 Ilmu Gizi STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Jl. Tulang Bawang Selatan No.26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta Email : de

0 4 5