Analisis Pengendalian Kualitas Produksi dengan Menggunakan Peta Kendali P, Diagram Pareto, dan Diagram Sebab Akibat pada Barly Joy Collection untuk Mengurangi Jumlah Produk Rusak.

(1)

ABSTRAK

Perusahaan Barly Joy Collection merupakan sebuah home industry yang bergerak di bidang manufaktur pakaian. Adapun produk yang dihasilkan adalah baju dengan bahan kaos. Banyak perusahaan pesaing yang bergerak dalam bidang yang sama, sehingga perusahaan harus lebih inovatif dalam membuat pakaian dan menghasilkan kualitas yang baik. Perusahaan perlu melakukan pengendalian kualitas untuk menjaga konsistensi kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dalam kegiatan produksinya, perusahaan menetapkan standart kerusakan produk tidak melebihi 2,5% dari jumlah produk per periode. Namun, pada kenyataannya jumlah kerusakan yang terjadi melebihi standar toleransi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan kegiatan pengendalian kualitas yang selama ini dilakukan oleh perusahaan, menjelaskan jenis-jenis kerusakan produk yang terjadi di perusahaan, dan menjelaskan faktor penyebab adanya produk rusak yang terjadi di perusahaan. Alat bantu yang digunakan adalah peta kendali p, diagram pareto dan diagram sebab-akibat. Peta kendali p digunakan untuk menganalisis proporsi produk rusak yang dihasilkan. Kemudian digunakan diagram pareto untuk menganalisis jenis kerusakan yang paling sering terjadi di perusahaan. Selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan yang berasal dari faktor manusia, mesin, metode kerja, bahan baku, dan lingkungan. Dengan mengetahui penyebab terjadinya kerusakan, perusahaan diharapkan dapat mengambil tindakan atau upaya perbaikan untuk mencegah terjadinya kerusakan produk.

Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat.


(2)

ABSTRACT

Company Barly Joy Collection is a home industry engaged in the manufacture of clothing. The resulting product is dress with Jersey material. Many competitors who engaged in the same field, so the company must be more innovative in making clothing and produce good quality. Companies need to do quality control to maintain the consistency of the quality of products produced in accordance with customer needs. In its production activities, the company sets the standards of product damage does not exceed 2,5% of the amount of product per period. However, in reality the amount of damage that occurs beyond the tolerance standard has been established by the company.

The purpose of this study was to describe the quality control activities that had been done by the company, explains the types of product damage that occurs in companies, and explain the factors causing the damaged products that occurs in the company. The tools that used are the p control chart, pareto diagram and diagram cause and effect. P control chart is used to analyze the proportion of defective products generated. Pareto diagrams are then used to analyze the type of damage most often occurs in the company. Furthermore do the analysis using the cause-effect diagram to find out the cause of the occurrence of the damage comes from the human factor, machines, working methods, raw materials, and the environment. To find out the cause of the damage, the company is expected to take action or remedial efforts to prevent product damage.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi ... 7

2.1.1 Definisi Manajemen Operasi ... 7

2.1.2 Sepuluh Keputusan Strategi Manajemen Operasi ... 8

2.2 Kualitas ... 10

2.2.1 Definisi Kualitas/Mutu ... 10

2.2.2 Pengaruh Kualitas ... 12

2.2.3 Dimensi Kualitas/Mutu ... 13

2.2.4 Permasalahan Kualitas ... 16

2.2.5 Biaya Kualitas ... 17

2.3 Pengendalian Kualitas ... 18

2.3.1 Definisi Pengendalian Kualitas ... 18


(4)

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas ... 19

2.3.4 Alat Bantu dan Teknik Pengendalian Kualitas ... 20

2.3.5 Jenis Peta Kendali ... 29

2.3.5.1 Peta Kendali Variabel (Variable Chart) ... 30

2.3.5.2 Peta Kendali Atribut (Attribute Chart) ... 33

2.3.6 Gejala-gejala Penyimpangan ... 36

2.4 Kerangka Pemikiran ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Penelitian ... 41

3.2 Lokasi Penelitian ... 41

3.3 Waktu Penelitian ... 42

3.4 Jenis Penelitian ... 42

3.5 Jenis Data ... 44

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.7 Teknik Pengumpulan Sampel ... 50

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan ... 52

4.2 Struktur Organisasi... 54

4.3 Proses Produksi ... 56

4.4 Spesifikasi Kualitas Produk Yang Sesuai Dengan Standar Perusahaan ... 59

4.5 Jenis-jenis Rusak ... 59

4.6 Perolehan Data ... 60

4.7 Analisis Data Dengan Menggunakan Peta Kendali p ... 62

4.8 Analisis Dengan Menggunakan Diagram Pareto ... 74

4.9 Analisis Dengan Menggunakan Diagram Sebab Akibat ... 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lembar Pengecekan (Checksheet) ... 21

Gambar 2.2 Histogram ... 22

Gambar 2.3 Diagram Pareto (Pareto Diagram) ... 23

Gambar 2.4 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) ... 25

Gambar 2.5 Diagram Pancar (Scatter Diagram)... 26

Gambar 2.6 Diagram Alir (Flow Chart) ... 27

Gambar 2.7 Diagram Kendali (Control Chart) ... 29

Gambar 2.8 Bentuk-Bentuk Penyimpangan ... 38

Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran ... 40

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 54

Gambar 4.2 Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) ... 58

Gambar 4.3 Peta Kendali p ... 66

Gambar 4.4 Peta Kendali p (revisi 1) ... 71

Gambar 4.5 Peta Kendali p (revisi 2) ... 73

Gambar 4.6 Diagram Pareto ... 75

Gambar 4.7 Diagram Sebab Akibat Kerusakan Pemotongan ... 77


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Produk Rusak Pada Produk Pakaian Kaos (Sampel) ... 4

Tabel 4.1 Data Produk Rusak Pada Produk Pakaian Kaos Periode (Data) ... 61

Tabel 4.2 Data Tabel Produk Rusak Pada Produk Pakaian Kaos (revisi 1) ... 65

Tabel 4.3 Data Produk Rusak Pada Produk Pakaian Kaos (revisi 2) ... 67

Tabel 4.4 Data Produk Rusak Pada Produk Pakaian Kaos (revisi 3) ... 70

Tabel 4.5 Data Produk Rusak Pada Produk Pakaian Kaos (revisi 4) ... 72

Tabel 4.6 Jumlah Frekuensi Produk Rusak Pada Produk Pakaian Kaos Periode Januari-Agustus 2012 ... 75


(7)

Bab 1 Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi industri manufaktur Indonesia saat ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta tekad yang begitu tinggi dari para ahli yang berkecimpung di bidang ini, mulai dari pemerintah, akademisi, serta pihak lain dan para pelaku bisnis. Hal ini bisa dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah industri manufaktur yang beroperasi di berbagai tempat di Indonesia. Entah itu dari perusahaan asing yang mau menanam modalnya di Indonesia, atau dari para pelaku bisnis Indonesia sendiri yang tertarik untuk terjun di dunia bisnis atau usaha manufaktur (http://www.anneahira.com/industri.htm).

Kemajuan dan perkembangan zaman mengubah cara pandang konsumen dalam memilih sebuah produk yang diinginkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah kualitas produk. Kualitas produk menjadi sangat penting dalam memilih produk disamping faktor harga yang bersaing. Pengertian kualitas adalah kemampuan suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (Heizer & Render; 2009; 300). Suatu perusahaan dikatakan berkualitas jika perusahaan tersebut mempunyai sistem produksi yang baik dengan proses terkendali. Melalui pengendalian kualitas (Quality Control) diharapkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan efektivitas pengendalian dalam


(8)

Bab 1 Pendahuluan

mencegah terjadinya produk rusak, sehingga dapat menekan terjadinya pemborosan dari segi material maupun tenaga kerja yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas.

Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya “Manajemen Produksi dan Operasi” (2008; 210), pengendalian kualitas adalah kegiatan memastikan apakah kebijakan dalam hal kualitas (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir, atau dengan kata lain usaha untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang-barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan. Menurut Eddy Herjanto (2006; 409) dalam pengendalian kualitas terdapat tujuh alat bantu, yaitu: lembar pengecekan (checksheet), histogram, diagram pareto (pareto diagram), diagram sebab akibat (cause and effect diagram), diagram pancar (scatter diagram), bagan aliran/ diagram alir (flow chart), dan bagan kendali/peta kendali (control chart). Salah satu alat yang sering digunakan dalam pengendalian kualitas adalah peta kendali (control chart), yang merupakan suatu teknik statistik yang banyak dipergunakan dalam menjamin bahwa suatu proses memenuhi standar. Peta kendali (control chart) diklasifikasikan menjadi dua, yaitu peta kendali variabel dan peta kendali atribut. Menurut Heizer & Render (2009; 352) peta kendali variabel digunakan untuk mengawasi proses yang memiliki karakteristik yang berkesinambungan dan dapat diukur, contoh: berat, kecepatan, panjang, volum, dan lain-lain. Peta kendali variabel terdiri dari �̅-chart, R-chart, S-chart, X-chart dan MR-chart. Sedangkan peta kendali atribut umumnya dibagi dalam kelompok sebagai rusak atau tidak


(9)

Bab 1 Pendahuluan

rusak, berhasil atau gagal, dan lain-lain. Peta kendali atribut terdiri dari p-chart, np-chart, c-chart, dan u-chart.

Barly Joy Collection adalah sebuah home industry yang berada di daerah Tasikmalaya. Perusahaan ini bergerak dalam bidang manufaktur pakaian. Produk yang dihasilkan adalah pakaian dengan bahan kaos. Banyak perusahaan pesaing yang bergerak di bidang yang sama, misalnya produk celana bahan kaos, celana bahan rayon, baju bahan rayon, dan lain-lain. Dengan banyaknya pesaing yang ada di daerah Tasikmalaya, maka perusahaan harus lebih inovatif dalam membuat pakaian dan menghasilkan kualitas yang baik. Pengendalian kualitas perlu dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga konsistensi kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Dengan Menggunakan Peta Kendali p, Diagram Pareto dan Diagram Sebab Akibat Pada Barly Joy Collection Untuk Mengurangi Jumlah Produk Rusak”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh dari Barly Joy Collection diketahui jumlah produksi dan produk rusak yang dihasilkan pada bulan Januari – Maret 2012 sebagai berikut :


(10)

Bab 1 Pendahuluan

Tabel 1.1 Data Produk Rusak Pada Produk Pakaian Kaos

Minggu Ke-Jumlah Produk Yang Dihasilkan (dalam unit) Jumlah Produk Rusak (dalam unit) Presentase (%)

1 4.800 86 1,79%

2 4.800 138 2,88%

3 4.800 180 3,75%

4 4.800 412 8,58%

5 4.800 147 3,06%

6 4.800 164 3,42%

7 4.800 122 2,54%

8 4.800 139 2,90%

9 4.800 84 1,75%

10 4.800 103 2,15%

11 4.800 151 3,15%

12 4.800 177 3,69%

13 4.800 227 4,73%

Total 57.600 1.903

Sumber : Bagian Produksi Barly Joy Collection

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah produk rusak di Barly Joy Collection pada periode tertentu melebihi standar perusahaan (2,5%). Perusahaan menggunakan dua kualitas bahan yang berbeda, yang pertama bahan kualitas A dengan harga lebih mahal dan bahan kualitas B dengan harga lebih murah.

Risiko yang diperoleh jika perusahaan menggunakan bahan kualitas A maka jumlah rusak yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan jenis bahan kualitas B. Karena perusahaan ingin menghasilkan kualitas terbaik maka perusahaan memilih untuk menggunakan jenis bahan kualitas A dengan harga lebih mahal tetapi risiko produk rusak yang dihasilkan lebih sedikit, sehingga perusahaan menetapkan standar rusak sebesar 2,5%. Bahan yang


(11)

Bab 1 Pendahuluan

digunakan perusahaan saat ini adalah bahan jenis cotton carded 24S. Dengan demikian, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kegiatan pengendalian kualitas yang selama ini dilakukan oleh perusahaan?

2. Bagaimana peranan peta kendali dalam melakukan pengendalian kualitas di perusahaan?

3. Apa saja jenis-jenis kerusakan produk yang terjadi di perusahaan? 4. Apa faktor penyebab adanya produk rusak yang terjadi di perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk menjelaskan kegiatan pengendalian kualitas yang selama ini dilakukan oleh perusahaan.

2. Untuk menjelaskan peranan peta kendali dalam melakukan pengendalian kualitas di perusahaan.

3. Untuk menjelaskan jenis-jenis kerusakan produk yang terjadi di perusahaan.

4. Untuk menjelaskan faktor penyebab adanya produk rusak yang terjadi di perusahaan.


(12)

Bab 1 Pendahuluan

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi semua pihak, antara lain :

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen operasi tentang pengendalian kualitas.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan kepada pihak perusahaan untuk mengendalikan kualitas barang yang sesuai dengan standar menggunakan peta kendali. 3. Bagi Fakultas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan pengetahuan mengenai pengendalian kualitas dengan menggunakan peta kendali.

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai pengendalian kualitas.


(13)

BAB 5 Simpulan dan Saran

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Pelaksanaan pengendalian kualitas yang dilakukan oleh Barley Joy Collection pada bahan cotton carded 24S, proses produksinya adalah dengan cara inspeksi, yaitu menetapkan standar kerusakan produk tidak melebihi 2,5% dari jumlah produk per periode. Sedangkan untuk metode pemeriksaan yang dilakukan Barley Joy Collection dalam pelaksanaan pengendalian kualitas adalah perhitungan manual yang dilaporkan oleh tiap bagian terutama bagian produksi.

2. Dengan dilakukan peta kendali dalam pengendalian kualitas di perusahaan Barley Joy Collection, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi penyimpangan produk rusak.

3. Jenis-jenis kerusakan yang sering terjadi pada proses produksi diperusahaan Barley Joy Collection yaitu disebabkan karena pemotongan bahan dan bahan bolong/sobek.

4. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kegagalan dari setiap jenis produk rusak seperti kerusakan pemotongan bahan penyebabnya adalah kualitas bahan kurang baik, bahan baku melebihi kapasitas mesin pemotong, faktor kesehatan karyawan, mesin kurang perawatan, dll. Selanjutnya kerusakan akibat bahan bolong/sobek penyebabnya adalah bahan yang digunakan tidak sesuai dengan standar, karyawan kurang teliti dalam bekerja, dll.


(14)

BAB 5 Simpulan dan Saran

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh adalah :

1. Dalam rangka pelaksanaan pengendalian kualitas berupa tindakan inspeksi dan perhitungan manual sebagai alat bantu yang selama ini sudah dilakukan oleh pihak perusahaan Barley Joy Collection, maka akan lebih baik jika perusahaan juga menggunakan alat bantu lain seperti, peta kendali, diagram pareto dan fish bone chart.

2. Pihak perusahaan perlu meningkatkan pemahaman tentang pengendalian kualitas agar dapat memberi pengarahan pada karyawan untuk lebih paham dan mempunyai kesadaran tentang pentingnya kualitas produk yang dihasilkan serta lebih bertanggungjawab dan memiliki keterampilan dalam menjalankan pekerjaannya sehingga diharapkan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan proses produksi.

3. Berdasarkan fish bone chart ditemukan bahwa faktor utama penyebab terjadinya kerusakan pada proses produksi di perusahaan adalah faktor manusia, sehingga sebaiknya perusahaan melakukan pengarahan, pelatihan serta memberikan motivasi kepada karyawan agar lebih konsentrasi dan teliti dalam melakukan pekerjaan.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta: LP FE UI Besterfield, Dale H. 2004. Quality Control, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall

Inc

Gaspersz, Vincent. 2009. Total Quality Management, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Heizer, Jay and Barry Render 2009, Operations Management (Manajemen Operasi) Jakarta : Salemba Empat.

Herjanto, Eddy. 2006. Manajemen Operasi, 3th edition. Jakarta: Grasindo.

Jogiyanto, Prof. Dr.. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada. Narbuko, Cholid and Abu Achmadi. 2008. Metode Penelitian, Jakarta:

Danalingga

Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta: Bumi Aksara.

Schroeder, Roger G. 2007. Operations Management: Contempory Concept and Cases., Third edition.--;McGraw-Hill Book Co.

Sugiyono, Prof. Dd. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi

Syaodih, Nana Sukmadinata. 2005.

(http://www.dedeyahya.com/2012/02/pengertian-metode-penelitian-dan.html)

Stevenson, William. 2005. Operation Management, 8th edition. Singapure: McGraw-Hill BookCo.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management. Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Andi.


(1)

Bab 1 Pendahuluan

Tabel 1.1 Data Produk Rusak Pada Produk Pakaian Kaos

Minggu Ke- Jumlah Produk Yang Dihasilkan (dalam unit) Jumlah Produk Rusak (dalam unit) Presentase (%)

1 4.800 86 1,79%

2 4.800 138 2,88%

3 4.800 180 3,75%

4 4.800 412 8,58%

5 4.800 147 3,06%

6 4.800 164 3,42%

7 4.800 122 2,54%

8 4.800 139 2,90%

9 4.800 84 1,75%

10 4.800 103 2,15%

11 4.800 151 3,15%

12 4.800 177 3,69%

13 4.800 227 4,73%

Total 57.600 1.903

Sumber : Bagian Produksi Barly Joy Collection

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah produk rusak di

Barly Joy Collection pada periode tertentu melebihi standar perusahaan (2,5%).

Perusahaan menggunakan dua kualitas bahan yang berbeda, yang pertama bahan kualitas A dengan harga lebih mahal dan bahan kualitas B dengan harga lebih murah.

Risiko yang diperoleh jika perusahaan menggunakan bahan kualitas A maka jumlah rusak yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan jenis bahan kualitas B. Karena perusahaan ingin menghasilkan kualitas terbaik maka perusahaan memilih untuk menggunakan jenis bahan kualitas A dengan harga lebih mahal tetapi risiko produk rusak yang dihasilkan lebih sedikit,


(2)

Bab 1 Pendahuluan

digunakan perusahaan saat ini adalah bahan jenis cotton carded 24S. Dengan demikian, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kegiatan pengendalian kualitas yang selama ini dilakukan oleh perusahaan?

2. Bagaimana peranan peta kendali dalam melakukan pengendalian kualitas di perusahaan?

3. Apa saja jenis-jenis kerusakan produk yang terjadi di perusahaan? 4. Apa faktor penyebab adanya produk rusak yang terjadi di perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk menjelaskan kegiatan pengendalian kualitas yang selama ini dilakukan oleh perusahaan.

2. Untuk menjelaskan peranan peta kendali dalam melakukan pengendalian kualitas di perusahaan.

3. Untuk menjelaskan jenis-jenis kerusakan produk yang terjadi di perusahaan.


(3)

Bab 1 Pendahuluan

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi semua pihak, antara lain :

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen operasi tentang pengendalian kualitas.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan kepada pihak perusahaan untuk mengendalikan kualitas barang yang sesuai dengan standar menggunakan peta kendali. 3. Bagi Fakultas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan pengetahuan mengenai pengendalian kualitas dengan menggunakan peta kendali.

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai pengendalian kualitas.


(4)

BAB 5 Simpulan dan Saran

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Pelaksanaan pengendalian kualitas yang dilakukan oleh Barley Joy Collection pada bahan cotton carded 24S, proses produksinya adalah dengan cara inspeksi, yaitu menetapkan standar kerusakan produk tidak melebihi 2,5% dari jumlah produk per periode. Sedangkan untuk metode pemeriksaan yang dilakukan Barley Joy Collection dalam pelaksanaan pengendalian kualitas adalah perhitungan manual yang dilaporkan oleh tiap bagian terutama bagian produksi.

2. Dengan dilakukan peta kendali dalam pengendalian kualitas di perusahaan

Barley Joy Collection, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi penyimpangan produk rusak.

3. Jenis-jenis kerusakan yang sering terjadi pada proses produksi diperusahaan Barley Joy Collection yaitu disebabkan karena pemotongan bahan dan bahan bolong/sobek.

4. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kegagalan dari setiap jenis produk rusak seperti kerusakan pemotongan bahan penyebabnya adalah kualitas


(5)

BAB 5 Simpulan dan Saran

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh adalah :

1. Dalam rangka pelaksanaan pengendalian kualitas berupa tindakan inspeksi dan perhitungan manual sebagai alat bantu yang selama ini sudah dilakukan oleh pihak perusahaan Barley Joy Collection, maka akan lebih baik jika perusahaan juga menggunakan alat bantu lain seperti, peta kendali, diagram pareto dan fish bone chart.

2. Pihak perusahaan perlu meningkatkan pemahaman tentang pengendalian kualitas agar dapat memberi pengarahan pada karyawan untuk lebih paham dan mempunyai kesadaran tentang pentingnya kualitas produk yang dihasilkan serta lebih bertanggungjawab dan memiliki keterampilan dalam menjalankan pekerjaannya sehingga diharapkan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan proses produksi.

3. Berdasarkan fish bone chart ditemukan bahwa faktor utama penyebab terjadinya kerusakan pada proses produksi di perusahaan adalah faktor manusia, sehingga sebaiknya perusahaan melakukan pengarahan, pelatihan serta memberikan motivasi kepada karyawan agar lebih konsentrasi dan teliti dalam melakukan pekerjaan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta: LP FE UI Besterfield, Dale H. 2004. Quality Control, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall

Inc

Gaspersz, Vincent. 2009. Total Quality Management, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Heizer, Jay and Barry Render 2009, Operations Management (Manajemen Operasi) Jakarta : Salemba Empat.

Herjanto, Eddy. 2006. Manajemen Operasi, 3th edition. Jakarta: Grasindo.

Jogiyanto, Prof. Dr.. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada. Narbuko, Cholid and Abu Achmadi. 2008. Metode Penelitian, Jakarta:

Danalingga

Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta: Bumi Aksara.

Schroeder, Roger G. 2007. Operations Management: Contempory Concept and Cases., Third edition.--;McGraw-Hill Book Co.

Sugiyono, Prof. Dd. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi

Syaodih, Nana Sukmadinata. 2005.