PEMBANGUNAN PROGRAM PEMBANGKIT PETA SVG SECARA LANGSUNG DARI ARCVIEW : FITUR POINT.

SNASTI 2007, 22 Agustus 2007, STIKOM Surabaya

1

PEMBANGUNAN PROGRAM PEMBANGKIT PETA SVG
SECARA LANGSUNG DARI ARCVIEW : FITUR POINT
Surya Afnarius
Jurusan Teknik Elektro Univ. Andalas Padang, email : s_afnarius@yahoo.com
Abstrak: Satu program yang mampu membangkitkan peta SVG dari ArcView fitur : point secara langsung telah dibuat.
Pembuatan program ini merupakan langkah awal untuk menyiapkan SVG yang royalty free sebagai pengganti Internet-GIS
yang sangat mahal. Metode untuk membangun program ini terdiri dari (i) analisis keperluan pemakai, (ii) perancangan
program dan (iii) implementasi dan pengujian. Berdasarkan hasil analisis keperluan pemakai telah dirancang satu aturan
konversi objek geografi. Aturan konversi ini diimplementasikan dengan menggunakan Ms Visual Basic 6.0 dan ShapeIO2.
Setelah program pembangkit peta SVG diimplementasikan, program diuji dengan pengujian kotak hitam. Data yang
digunakan untuk pengujian adalah data bawaan ArcView. Hasil pengujian menunjukkan bahwa program telah sesuai dengan
keperluan pemakai.
Kata kunci : ArcView, konversi dan SVG.

Kesiapan

satu


daerah

pesisir

adalah hal yang memberatkan sekali. Karena

untuk

harga dari Internet–GIS yang sangat mahal.

merespons tsunami adalah hal yang sangat

Sebagai

penting. Akibat dari tsunami di Aceh pada 26

20.000 (GIS Lounge, 2002). Itu baru harga

lebih dari 170.000 jiwa dan kerusakan harta


Internet-GIS

benda senilai Rp. 41,2 triliun (Kompas, 2005a).
Pemerintah

(Limp, 1999).
Menurut Watt (2003), SVG yang royalty free

Information

adalah salah satu alternatif pengganti Internet-

System (Internet-GIS) yang menangani masalah

GIS. SVG itu adalah “a language for describing

respons terhadap tsunami ini. Padahal Internet-

two dimensional graphics in XML. SVG allows


GIS berperan besar dalam membantu mengatasi

for three types of graphic objects : vector

masalah akibat dari satu bencana, termasuk

graphic shapes (e.g., paths consisting of straight

merespons tsunami (Raheja, Ojha dan Mallik,

lines and curves), images and text “ (W3C,

2000; Noggler dan Innerkofler, 2002 dan Saydi,

2001). SVG ini dikembangkan karena dua alasan

Zoej dan Mansourian, 2004). Dengan internet-

mendasar, yaitu (i) keperluan adanya format


GIS, lokasi-lokasi tempat pengungsian dapat

grafik berbasiskan XML (Extensible Markup

diketahui. Sehingga para pendonor bantuan dapat
mengantarkan

bantuan

ke

Language)

lokasi

ke

tingkat


kelurahan

(ii)

adanya

kekurangan-

ini SVG telah mempunyai bentuk grafik dasar :

Namun bagi Indonesia, pemakaian Internetsampai

dan

kekurangan dari grafik bitmap (Watt, 2003). Saat

pengungsian lewat udara.
GIS

biaya


intensity of involvement are much different

tersentuh bantuan. Ini terjadi karena belum

langsung

lagi

expertise required, trainning to be expected and

daerah bencana. Bahkan ada daerah yang tidak
Internet-Geographical

belum

Selain harga yang sangat mahal, The level of

kesulitan


mendistribusikan bantuan dan relawan ke daerah-

adanya

engine-nya,

pembangunan sistemnya yang jauh lebih mahal.

Distribusi bantuan dan relawan tidak merata
2005b).

US$ 7.500;

MapGuide 5 US$ 9.900; SpatialDirect US$

Desember 2004, diperkirakan menelan korban

(Kompas,

contoh : ArcIMS :


line, polyline, polygone, rectangle, ellipse, circle,

untuk

path, namun belum mempunyai bentuk point.

membantu mengatasi akibat dari satu bencana
1

SNASTI 2007, 22 Agustus 2007, STIKOM Surabaya

Beberapa riset telah dilakukan oleh para

2

menjadi lebih mudah dan dapat diterapkan dalam

peneliti untuk menunjukkan kesesuaian SVG


membangun

sebagai

bencana, salah satunya adalah sistem informasi

alternatif

pengganti

Internet-GIS

(Afnarius, 2007; Afnarius, 2006 Peng, 2004;
Menurut Randi (2002),

Position
Byte 0
Byte 4
Byte 8
Byte 12

Byte 16
Byte 20
Byte 24
Byte 28
Byte 32
Byte 36
Byte 44
Byte 52
Byte 60
Byte 68*
Byte 76*
Byte 84*
Byte 92*

SVG mulai berpengaruh pada GIS. Randi (2002)
menyatakan “A Mouse over effect can highlight a
line, polygon or symbol, which link to a more
detailed SVG tree in a web of links opening
additional windows of detail as required.”
Dalam membangkitkan peta SVG, ArcView

dipilih sebagai sumber peta dalam riset ini.
ArcView adalah perangkat lunak GIS yang
dan

banyak

digunakan.

penanganan

Tabel 1. 100 bytes header file utama (ESRI, 998).

dengan dimasukkannya ikatan grafik pada SVG,

populer

informasi

kesiapsiagaan dan merespons tsunami.

Randi, 2002; Johannson dan Siirila, 2001 dan
Newmann, 2000).

sistem

ArcView

menggunakan shapefile sebagai penyimpan data
spatialnya. Shapefile itu terdiri dari file utama,

Field
File Code
Unused
Unused
Unused
Unused
Unused
File Length
Version
Shape Type
Bounding Box
Bounding Box
Bounding Box
Bounding Box
Bounding Box
Bounding Box
Bounding Box
Bounding Box

Value
9994
0
0
0
0
0
Length
1000
Type
Xmin
Ymin
Xmax
Ymax
Zmin
Zmax
Mmin
Mmax

Type
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Integer
Double
Double
Double
Double
Double
Double
Double
Double

METODE

indeks dan tabel dBase (ESRI, 1998). File utama

Untuk dapat menjawab pertanyaan riset,

adalah a direct access, variable-record-length

perlu diadakan terlebih dahulu studi pustaka.

file, tiap rekodnya menerangkan satu shape

Dari studi pustaka akan diketahui hasil-hasil riset

sebagai kumpulan titik. Di dalam file indeks, tiap

sejenis, termasuk didalamnya persoalan apa yang

rekod menunjukkan rekod file utama yang

sedang dihadapi, apa yang telah dibuat oleh

berhubungan. Tabel dBase terdiri dari fitur atribut

peneliti lain dan apa rencana mereka selanjutnya.

dengan satu rekod tiap fiturnya. Hubungan relasi

Setelah itu baru dilakukan pembangunan program

satu dengan satu antara bentuk geometri dengan

pembangkit peta SVG. Research and Applied

atributnya. Rekod atribut di dalam file dBase

Development adalah pendekatan yang diambil

mesti dalam urutan yang sama dengan rekod di

untuk kajian ini.

dalam file utama. Tabel 1 adalah field-field yang

program ini terdiri dari (i) analisis keperluan

ada di dalam file utama header yang berguna

pemakai, (ii) perancangan program dan (iii)

dalam pembangkitan peta SVG.

implementasi dan pengujian.

Penelitian yang dilaporkan ini bertujuan
untuk membangun program pembangkit peta
SVG secara langsung dari ArcView : fitur point
dengan menggunakan Ms Visual Basic versi 6,0
dan librari shapeIO2 yang open source dan gratis.
Diharapkan nantinya pembangkitan peta SVG
2

Metode untuk membangun

SNASTI 2007, 22 Agustus 2007, STIKOM Surabaya

3

Inisialisasi awal

Pada analisa keperluan pemakai ditentukan

Buka file shapefile dan file SVG

beberapa kemampuan dari program pembangkit

Tergantung kepada jenis data shapefile

peta SVG yang dibuat. Program pembangkit

Jika point lakukan konversi point to polygon

harus mempunyai kemampuan sbb. :

Tutup file shapefile dan file SVG

- Mampu membaca berkas shapefile untuk objek

Selesai
Algoritma 1. Algoritma utama program pembangkit.

geometri point dan data atributnya serta
menyimpannya ke dalam note pad.

HASIL DAN PEMBAHASAN

- Mampu membentuk peta SVG dengan aturan

Rancangan program pembangkit peta SVG

konversi : point menjadi polygon (lingkaran /

diimplementasikan dengan menggunakan Ms

kotak-kotak).

Visual Basic 6.0 dan

- Fitur dilengkapi dengan fungsi interaksi

ShapeIO2. Gambar 2

adalah tampilan dari program pembangkit.

berdasarkan pergerakan mouse, berupa

Implementasi konversi point to polygon yang

perubahan warna.

merupakan proses pembangkitan peta SVG dapat

- Bentuk polygon yang dibentuk diberi animasi

dilihat pada program 1. Setelah itu dilakukan

scaling symbol.

pengujian program dengan menggunakan peta

- Fitur diberi Id sesuai dengan nilai atribut field

kota-kota di Amerika Serikat.

name dari shapefile.
- Fitur diberi hyperlink / hypernode (hotspot)
sesuai dengan nilai atribut field HTML dari
shapefile untuk membangkitkan kedinamikan

Gambar 2. Tampilan program pembangkit.

data dari fitur tersebut.
Selanjutnya dibuat proses pembangkitan peta
SVG dan algoritma utama program pembangkit.

Untuk menguji program yang dibuat, telah

Diagram proses pembangkitan peta SVG dapat

digunakan data yang diberikan oleh ArcView.

dilihat pada gambar 1, sedangkan algoritma

Data

utamanya pada algoritma 1.

menunjukkan keumuman program pembangkit

bawaan

ArcView

digunakan

untuk

peta SVG yang dibuat. Dalam pengujian dengan
Peta ArcView
animasi
polygon
Fungsi
interaksi

Konversi
ShapeFile
ke SVG

data tersebut, program pembangkit peta SVG
telah menunjukkan kemampuan yang sesuai

File atribut dbf
(name & HTML)
untuk kedinamikan
data

dengan apa yang diharapkan oleh pemakai.
Gambar 3 adalah peta kota-kota di Amerika
dalam bentuk ArcView. Gambar 4 adalah hasil

Point

ekspor kota-kota di Amerika dalam bentuk SVG

Polygon (circle)

dengan

SVG

menggunakan

program

pembangkit.

Dengan memperhatikan gambar 3 dan 4 yang
bentuknya sama, maka pembangkitan peta SVG
telah berjalan dengan betul. Selanjutnya program

Gambar 1. Proses pembangkitan peta SVG.

3

SNASTI 2007, 22 Agustus 2007, STIKOM Surabaya

4

pembangkit diuji dengan melihat kebenaran titik

untuk melihat titik koordinatnya. Nilai titik

koordinat yang didapatnya. Gambar 5 adalah

koordinat kota Fairbanks pada note pad dan

hasil pembacaan file ArcView cities.shp dengan

MapInfo mempunyai nilai yang sama. Dengan

program pembangkit yang disimpan di dalam

begitu,

note pad. Lihat baris ke-tiga (titik koordinat kota

membangkitkan peta dengan benar, baik untuk

Fairbanks). Gambar 6 adalah layer cities.shp

bentuk peta maupun untuk titik koordinatnya.

program

pembangkit

telah berhasil

diekspor ke MapInfo dan kota Fairbanks di-klik
For i = 1 To ShapeCount
Set pnt1 = SFile1.Item(i)
Set s1 = pnt1
If (s1.IsNull = False) Then
Ambil isi field HTML untuk membangkitkan hotspot
Ambil isi field NAME untuk pemberian id dari fitur titik
Gunakan