PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL GERAK PADA PELATIHAN JURUS NOMOR TUNGGAL PENCAK SILAT: Studi Eksperimen Pada Ekstrakulikuler Pencak Silat SMK AL KHORIYAH.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL GERAK PADA PELATIHAN JURUS NOMOR TUNGGAL PENCAK SILAT

(Studi Eksperimen Pada SMK Al Khoeriyah)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

Zulfikar Ali Ridho 1000047

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA

VISUAL GERAK PADA PELATIHAN

JURUS NOMOR TUNGGAL PENCAK

SILAT

Oleh

Zulfikar Ali Ridho

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

© Zulfikar Ali Ridho 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ZULFIKAR ALI RIDHO 1000047

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL GERAK PADA PELATIHAN JURUS NOMOR TUNGGAL PENCAK SILAT

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Drs. Dudung Hasanudin Ch. NIP. 196003151987031002

Pembimbing II,

Alen Rismayadi, S.Pd., M.Pd. NIP. 197612282008121002

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi DepartmenPendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,

Drs. R. Boyke Mulyana, M.Pd NIP. 196210231989031001


(4)

(5)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 6

A.Kajian Pustaka ... 6

1. Konsep Pencak Silat ... 6

2. Aspek-aspek Pencak Silat……… ... 7

3. Jurus Tunggal ... 11

4. Perlengkapan Bertanding ... 13

5. Tahapan Pertandingan Tunggal ... 14

6. Tatacara Pertandingan ... 15

7. Ketentuan Bertanding ... 16

8. Penentuan Dan Ketentuan Pemenang ... 16

9. Rangkaian Jurus Tunggal ... 17


(6)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

11.Media Berbasis Visual ... 43

12.Media Video ... 43

13.Keuntungan Video ... 44

14.Keterbatasan Vodeo ... 44

15.Manfaat Media ... 45

B. Kerangka Pemikiran ... 45

C.Hipotesis ... 46

BAB III METODE PENELITIAN... 47

A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 47

1. Lokasi ... 47

2. Populasi ... 48

3. Sampel ... 48

B. Desain Penelitian ... 49

C.Metode Penelitian ... 51

D.Definisi Operasional ... 52

E. Instrumen Penelitian ... 53

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 58

A.Hasil Pengolahan Data... 58

B. Analisis dan Pengolahan Data ... 62

C.Diskusi Penemuan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A.Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(7)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu


(8)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL GERAK PADA PELATIHAN JURUS NOMOR TUNGGAL PENCAK SILAT

(Studi Eksperimen Pada Ekstrakulikuler Pencak Silat SMK AL KHORIYAH)

Pembimbing I : Drs. Dudung Hasanudin Ch. Pembimbing II : Alen Rismayadi. S.Pd., M.Pd

Zulfikar Ali Ridho 1000047

Skripsi ini dilatar belakangi dari pengamatan penulis terhadap pentingnya alat bantu media visual gerak terhadap peningkatan prestasi Jurus tunggal pencak silat. Untuk melatih jurus tunggal pencak silat dapat menggunakan alat bantu media visual gerak dan tidak menggunakan bantuan alat media visual. Alat bantu ini memiliki kekurangan dan kelebihannya masing – masing. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Tunggal Pencak Silat Terhadap Peningkatan Prestasi Jurus Tunggal Pencak Silat”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang mengikuti ekstrakulikuler pencak silat, sedangkan sampel terdiri dari 14 orang siswa-siwi atau atlet, dengan menggunakan teknik purposive sampling dan dibagi kedalam dua kelompok dengan cara random. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes keterampilan rangkaian jurus tunggal, [tujuannya untuk melihat seberapa signifikan peningkatan keterampilan melakukan rangkaian jurus nomor tunggal]. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data peningkatan untuk kelompok A dari hasil tes awal diperoleh nilai rata-rata 409, tes akhir mendapatkan nilai rata-rata 420,9 selisih dari tes awal dan tes akhir memperoleh nilai sebesar 11,9 atau 2,47% . Sedangkan kelompok B rata-rata nilai tes awal 407,5, rata-rata tes akhir 410,8, dan selisih tes awal dan akhir sebesar 3,2 atau 0,6,8%. Sedangkan uji hipotesis dengan uji signifikansi dua rata – rata (berpasangan) diperoleh thitung 9,6 ˃ ttabel 2,45 untuk kelompok media visual gerak

dengan demikian hipotesisnya ditolak, artinya terjadi peningkatan yang signifikan. Sedangkan untuk kelompok tanpa bantuan media visual gerak diperoleh thitung 4,4 > ttabel 2,45 dengan demikian hipotesis ditolak, artinya terjadi peningkatan yang

signifikan. Maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : latihan dengan menggunakan media visual gerak memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap peningkatan prestasi jurus tunggal pencak silat dari pada latihan dengan tidak menggunakan media visual gerak terhadap peningkatan prestasi jurus tunggal pencak silat.


(9)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2010

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

THE INFLUENCE USE OF VISUAL MOVEMENT MEDIA ON TRAINING PENCAK SILAT FORMS SINGLE NUMBER

(Experimental Study on Pencak Silat Extraculicular at SMK Al Khoriyah) ZULFIKAR ALI RIDHO¹, DRS. DUDUNG HASANUDIN CH.², ALEN

RISMAYADI, S.PD, M.PD³ ABSTRACT

This final paper is based on the writer’s point of view toward the importance

of visual movement media on improving the achievement of Forms single number in pencak silat. To train the form single in pencak silat, you can choose to use

visual movement media or not. This media has it’s advantage and disandvantage. Therefore, writer wants to do aresearch about “The Influence Use of Visual Movement Media on Training Pencak Silat Forms Single Number Towards

Achievement Improvement”. The method for this research is experimental

method. The population on this research are the students in pencak silat extraculicular, and the samples are including 14 students/athlete, using the purposive sampling technique, and then devided into two groups using ramdom method. The instrument used in this research is single forms skill test, [the purpose is to see how significant the improvement doing the forms single number]. Based on the results, the pre test result for group A is average 409, post test average 420,9, the difference from pre test and post test is 11,9 or 2,47%. The pre test result for group B is average 407,5, post test average 410,8, and the difference from pre test and post test is 3,2 or 0,68%. The results for hypotheses test and paired score test, the scores are tcount 9,6 ˃ ttable 2,45 for the visual media

group, it means that there is significant improvement, and for the non visual

media group’s score tcount 4,4 ˃ ttable 2,45, it means that there is also significant

improvement. The writer concluded that: training using visual movement media give a more bigger influence towards achievement improvement rather than not using visual movement media towards achievement improvement in forms single number for pencak silat.


(10)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencak silat merupakan olah raga beladiri asli dari Indonesia, pada mulanya pencak silat diciptakan manusia untuk membela diri dari ancaman binatang buas. Tidak ada yang tahu kapan, dimana, dan bagai mana pertama kali proses perkembangan olahraga pencak silat tersebut berlangsung, hal itu disebabkan informasi yang tersedia masih sangat terbatas. Namun demikian menurut catatan sejarah, pencak silat berkembang di kawasan Indonesia seperti di ungkapkan oleh Dreager, Maryono dalam (mulyana, 2013, hlm, 79) pentjak-silat is certainly to be termed a combative from indigenous to Indonesia. But it is a synthesis product, not purely autogenic endeavor. Penulis menggambarkan bahwa : pencak silat dengan jelas diistilahkan sebagai sebuah istilah yang diperdebatkan mengenai asalnya, dimana asalnya, dari tempat atau negara lain yang kemudian sampai di Indonesia. Namun pencaksilat itu sendiri merupakan sebuah hasil penggabungan, bukan hasil dari usaha autogenic murni saja.

Meskipun berlalut-larutnya perdebatan tentang asal-usul pencak silat, beberapa ahli juga ikut memaparkan pandangan nya seperti. Asikin, Maryono, dalam (Mulyana, 2013, hlm, 80) juga memaparkan bahwa: “ pencak silat yang mengutamakan beladiri sebetulnya sejak dahulu sudah ada karena dalam mempertahankan kehidupannya manusia harus bertempur, baik mausia melawan

manusia maupun melawan binatang buas”. Pada waktu itu orang yang kuat dan

pandai berkelahilah yang mendapat kedudukan baik di masyarakat, dan dapat menjadi kepala suku atau panglima raja. Seiring dengan proses perkembangan jaman, ilmu


(11)

2

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

berkelahi lebih teratur sehingga timbullah suatu ilmu beladiri yang disebut pencak silat.

Semakin cepat perkembangan zaman, perkembangan pencak silat pun semakin berkembang, dan menjadikan keaneka ragaman nomor-nomor pencak silat, semakin meluas. Berdasarkan buku (peraturan pencak silat, 2007, hlm, 1) dalam ranah prestasi kategori pertandingan pencak silat terdiri dari :

1. Kategori Tanding 2. Kategori Tunggal 3. Kategori Ganda 4. Kategori Regu

Kategori tunggal adalah : kategori pertandingan pencak silat yang menampilkan seorang pesilat memperagakan kemahirannya dalam jurus tunggal baku secara benar, tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan tangan kosong dan bersenjata (golok dan toya), serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku. Jurus tunggal terdiri dari 7 jurus tangan kosong, 4 jurus senjata golok, 3 jurus senjata toya dan total kesemua jurusnya adalah 14 jurus dengan total 100 gerakan.

Hal ini diperkuat dalam situs ( ts-uad.blogspot.com/2012/jurus-tunggal-ipsi-ts-uad.html), dijelaskan bahwa :

Pada kongres persilat tahun 1998, jurus tunggal baku ditetapkan menjadi salah satu kategori yang dipertandingkan. Jurus ini disusun oleh tim yang anggotanya terdiri dari pakar pencak silat dari empat negara pendiri persilat, yaitu:

a. IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) b. PERSISI (Persekutuan Silat Singapura)

c. PESAKA (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)

d. PERSIB (Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam).

Seluruh gerak yang terdapat di dalam jurus ini diharapkan dapat mewakili gerak pencak silat yang sudah disepakati sebagai beladiri asli dari kawasan Asia Tenggara. Disamping itu dengan adanya rangkaian jurus standar internasional ini dapat pula


(12)

3

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

digunakan sebagai sarana pemersatu seluruh insan pencak silat, dan hal itulah yang membuat jurus tunggal itu penting dilatihkan dalam pencak silat.

Pada prinsipnya upaya pencapaian prestasi yang maksimal, khusus pada cabang olahraga pencak silat kategori tunggal diperlukan faktor nilai kebenaran gerak, ketepatan, kemantapan dan penjiwaan, dengan demikian penting kiranya untuk pembelajaran pencak silat kategori tunggal seperti kondisi di lapangan, berdasarkan buku peraturan (pertandingan pencak silat, 2007, hlm, 1), “kebenaran gerak merupakan nilai yang paling besar dalam kategori tunggal setelah ketepatan, mantap dan penuh penjiwaan”.

Berdasarkan uraian, peneliti memilih penggunaan media sebagai alat pembelajaran sekaligus evaluasi untuk dapat menganalisis progresi tingkat kebenaran gerak yang telah di kuasai oleh atlet lewat pelatihan.

Media yang di maksud dalam pasal ini adalah yang berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. H.Malik (1994) dalam situs (panduanguru.com/media-pembelajaran-apa-dan bagaimana/) mengemukakan bahwa media belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pembelajaran dalam kegiatan belajar, untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Media yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kebenaran gerak jurus tunggal dalam pencak silat adalah media visual gerak, dengan tujuan untuk memperbaiki keterampilan gerak jurus tunggal.

Media berbasis visual gerak (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual gerak dapat memperlancar pemahanan dan memperkuat ingatan. Visual gerak dapat menumbuhkan ketertarikan dan motivasi siswa dan dapat memberikan hubungan yang relatif signifikan antara isi


(13)

4

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual gerak sebaiknya di tempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual gerak (image) itu meyakinkan terjadinya proses informasi.

Hal ini juga diperkuat dalam situs (http://drusminto.blogspot.com/pengertian-mediavisual.html) dijelaskan bahwa media visual gerak menurut ( Daryanto, 1993, hlm, 27 ) artinya semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca indra mata.

Hal ini lah yang melatar belakangi diadakannya penelitian tentang “Penggunaan

Media Visual Gerak Terhadap Pelatihan Gerak Jurus Tunggal Pencak Silat” ( Studi Eksperimen ).

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan dan untuk mempermudah proses penelitian serta menjaga tidak adanya penyimpangan pembahasan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Apakah media visual gerak berpengaruh secara signifikan terhadap pelatihan gerak jurus tunggal pencak silat ?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media visual gerak terhadap peningkatan kebenaran gerak jurus tunggal pada cabang olahraga pencak silat.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penulisan atau penelitian seseorang ataupun kelompok diharapkan dapat berdampak positif dan dapat berguna :


(14)

5

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan keilmuan yang berarti bagi masyarakat dan lembaga olahraga mengeinai pengaruh penggunaan media visual gerak terhadap kebenaran gerak jurus tunggal pencak silat,

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu acuan dalam proses latihan, yang kaitannya dengan bentuk kebenaran gerak dalam jurus tunggal pencak silat, dalam upaya meningkatkan prestasi yang diharapkan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur Organisasi penyusunan Skripsi ini terdiri atas lima bab, yaitu: BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian. BAB III Metode Penelitian, Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut : Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, Desain penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen penelitian, Proses pengembangan instrument, Teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, Analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni: Pengolahan atau analisis data, Pembahasan atau analisis temuan. BAB V Kesimpulan dan Saran: Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(15)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

Dalam sebuah penelitian, lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian juga memberikan pengaruh yang besar dalam menentukan hasil yang akan dicapai dalam penelitian tersebut. Keadaan strategis tempat penelitian, jumlah populasi dalam wilayah tersebut, dan ketersediaan sarana dan prasarana akan menentukan tingkat kesulitan penelitian tersebut.

Tempat pelaksanaan dalam penelitian ini adalah di ekstakulikuler pencak silat SMK AL KHOERIYAH terletak di Cibereum, Kota Tasikmalaya. Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 minggu. Dalam 1 minggu dilakukan 3 kali pertemuan, sehingga jumlah pertemuan seluruhnya 16 kali. Latihan dimulai pada 30 Agustus 2014 sampai 4 Oktober 2014.

Lamanya masa eksperimen tersebut, ditentukan atas dasar pertimbangan jarak waktu yang memadai untuk dapat mengukur pengaruh suatu latihan. Pelaksanaan latihan ini berpedoman pada pendapat (Satria, Zafar, Imanudin, 2007, hlm 53) bahwa :

persyaratan utama yang harus diperhatikan dalam latihan teknik ialah jangan sampai ada kelelahan dalam latihan teknik, karena latihan teknik itu melibatkan kerjasama antar syaraf dan otot sehingga dalam proses pelaksanaannya tidak boleh lelah karena tujuan latihan teknik itu adalah ketepatan sasaran atau gerak.

Dan berpedoman pada pekuliahan perencanaan program latihan semester ganjil 2013-2014 jurusan pendidikan kepelatihan olahraga Fpok Upi Bandung oleh Dr. Dikdik Zafar Sidik. M.Pd menyatakan bahwa latihan teknik atau latihan khusus keterampilan pada setiap cabang olahraga mempunyai masa pemulihan 24 jam.


(16)

48

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kutipan tadi, istirahat diantara latihan dimaksudkan agar terjadi recovery dan adaptasi terhadap beban latihan sehingga akan terjadi overload pada latihan selanjutnya atau disebut over kompensasai.

2. Populasi

Dalam sebuah penelitian, populasi adalah sekumpulan individu yang memiliki sifat – sifat umum. Dari populasi tersebut akan diambil data – data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian.

Populasi menurut (Sugiyono, 2008, hlm, 80) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.”. Sedangkan menurut (Fathoni, 2005,hlm, 103) mengatakan bahwa “populasi ialah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian”. Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa-siswi SMK AL KHOERIYAH yang mengikuti ekstrakulikuler Pencak silat sebanyak 16 orang. Populasi siswa-siswi SMK AL KHORIYAH ini dipilih karena siswa-siswi ini telah mengikuti kejuaraan pencak silat nomor tunggal dan seluruh siswa-siswinya kini dipersiapkan untuk mengikuti kejuaraan O2SN tingkat Kota Tasikmalaya. Selain itu penelitian ini diharapankan dapat membantu siswa-siswi tersebut untuk meningkatkan prestasi jurus runggal pencak silat pada event kejuaraan O2SN.

3. Sampel

Setelah di tentukan populasi, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan sampel. Penentuan sampel dilakukan dengan membagi populasi ke dalam satu atau beberapa kelompok sesuai dengan kebutuhan pengambilan data dalam penelitian.


(17)

49

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sampel merupakan bagian dari subjek yang akan diteliti, hal ini diperkuat oleh (Sugiyono, 2013, hlm, 118) “ sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.Sedangkan menurut (Arikunto,

2010, hlm, 174) menyatakan “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti”.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling purposive, seperti yang diungkapkan (Sugiyono, 2013, hlm, 124) “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.“. Dalam penelitian ini, dari total populasi sebanyak 16 siswa-siswi, diambil sebanyak 14 siswa-siswi dengan pertimbangan bahwa ke 14 siwa-siswi tersebut tidak pernah bolos dari setiap sesi latihan. Pertimbangan lainnya adalah siswa siswi yang menjadi sampel belum mempunyai prestasi yang baik, dalam pertandingan O2SN.

Selanjutnya, sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok A (menggunakan media visual) dan kelompok B (tanpa media visual). Untuk menentukan kelompok yang akan diberikan latihan menggunakan media visual dan yang tidak menggunakan media visual, terlebih dahulu dilakukan tes awal, setelah diperoleh data, kemudian membagi dua kelompok dengan menggunakan teknik mencocokkan (random).

Teknik (random) ini digunakan karena setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk masuk dalam kelompok A maupun kelompok B.

4. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Static Group Pretest-Posttest Design. Artinya tes dilakukan dua kali yaitu tes awal sebelum eksperimen dan tes akhir setelah eksperimen. Dua kelompok diukur atau diobservasi bukan hanya setelah diberi perlakuan, tetapi juga sebelum diberi perlakuan.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu media visual. Sedangkan variabel terikat adalah jurus tunggal pencak silat.


(18)

50

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

Kelompok A : Latihan menggunakan media visual Kelompok B : Latihan tanpa menggunakan media visual O1 : Tes awal jurus tunggal

O2 : Tes akhir jurus tunggal

X1 : Kelompok eksperimen 1

X2 : Kelompok eksperimen 2

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan populasi.

2. Memilih dan menetapkan sampel. 3. Mengadakan tes awal.

4. Membagi dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. 5. Melaksanakan latihan.

6. Melakukan tes akhir. 7. Mengolah data.

8. Melakukan pengujian hipotesis/analisis data 9. Mengambil kesimpulan.


(19)

51

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah penelitian yang penulis tempuh digambarkan dalam bagan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Bagan Desain Penelitian

5. Metode Penelitian

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

KELOMPOK A (MEDIA VISUAL) KELOMPOK B (TANPA MEDIA)

LATIHAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL

LATIHAN TANPA MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL

TES AKHIR

PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DATA


(20)

52

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Dalam proses penelitian hendaknya dibutuhkan suatu metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan. Metode penelitian harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. Adapun metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, (Fathoni, 2005, hlm,

99) mengungkapkan bahwa: “Eksperimen artinya percobaan. Metode eksperimen

berarti metode percobaan untuk mempelajari pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel yang lain, melalui uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja

diciptakan”.

Berdasarkan pernyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Cukup jelas bahwa metode eksperimen menekankan adanya akibat dari suatu variabel. Adapun yang dimaksud variabel dari penelitian ini yaitu terdiri dari variabel bebas (independent variabel), yaitu alat bantu latihan media visual, sedangkan variabel terikat (dependent variabel) yaitu peningkatan prestasi jurus tunggal pencak silat.

6. Definisi Oprasional

Penafsiran seseorang tentang suatu istilah sering berbeda-beda, sehingga bisa menimbulkan suatu kekeliruan dan kesalahan pengertian penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis menjelaskan istilah-istilah-istilah-istilah sebagai berikut:

1. Pencak silat menurut PB IPSI beserta BAKIN (1975) mendefinisikan bahwa pencak silat adalah hasil budaya manusia Indonesia untuk membela, mempertahankan eksistensi (kemandiriannya), dan integritasnya (manunggal) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya


(21)

53

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kategori tunggal menurut buku peraturan pertandingan pencak silat (hasil mumas XII, 2007, hlm, 1) adalah kategogi pertandingan pencaksilat yang menampilkan seorang pesilat memperagakan kemahirannya dalam jurus tunggal baku secara benar,tepat, mantap dan penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan bersenjata ( golok dan toya ) seta tunduk pada ketentuan dan peraturan yang berlaku.

3. Media menurut H.Malik (1994) dalam situs (panduan guru.com/media-pembelajaran-apa-dan bagaimana/) mengemukakan bahwa media belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pembelajaran dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu

4. Media visual menurut (Azhar Arsyad, 2013, hlm, 102). Media visual merupakan visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat di kembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar, / ilustrasi, sketsa/ gambar grafis, grafik, bagan dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.


(22)

54

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Guna tercapainya keberhasilan penelitian yang akan diselenggarakan penulis, maka instrumen penelitian yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian dan menguji hipotesis, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat pengumpulan data. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan atau pengukurannya. Sebagaimana yang dikatakan Arikunto

(2010:150) bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Dalam

penelitian ini pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada awal dan akhir penelitian atau sebelum dan sesudah treatment diberikan. Alat ukur yang penulis gunakan yaitu tes jurus tunggal pencak silat.

Sarana dan Prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan tes jurus tunggal adalah sebagai berikut: a) matras pencak silat, b) golok, c) toya, d) peluit, e) scoring sheet, f) stopwatch

Secara rinci alat ukur yang digunakan dalam pengambilan data pada penelitian ini yaitu:

a. Bentuk Tes : Jurus tunggal pencak silat

b. Tujuan : Untuk mengetahui peningkatan prestasi Jurus tunggal pencak silat

c. Pelaksanaan :

● Atlet atau siswa-siswi bersiap melakukan tes jurus tunggal

● Ketika atlet sudah siapa dan melakuakn salam perhormatan, atlet atau siswa bersiap untuk mendengarkan aba-aba mulai

● Setelah aba – aba peluit di tiup, atlet sesegera melakukan rangkaian jurus tunggal sampai selesai dan hasil rangkaian jurus tunggal tersebut akan dicatat atau dinilai oleh tim wasit juri.


(23)

55

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Setelah seluruh data hasil penelitian terkumpul, maka selanjutnya dilakukan

pengolahan dan analisis terhadap data penelitian. Proses analisis dan pengolahan data dilakukan dengan perhitungan secermat mungkin, hal ini dilakukan agar data tersebut dapat memberikan kesimpulan yang benar terhadap jawaban dari permasalahan yang diteliti.

Dalam pengolahan data nantinya akan menjadi perhitungan, peneliti mengunakan cara-cara statistik sebagai berikut :

Langkah-langkah pengolahan data yang peneliti tempuh disesuaikan dengan rumus-rumus yang digunakan dalam statistika, yaitu sebagai berikut:

1. Menghitung data hasil pengukuran dan tes 2. Menghitung nilai rata-rata dengan rumus:

Keterangan:

= nilai rata-rata yang dicari

 = jumlah dari X = nilai data mentah n = nilai data mentah

3. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data, dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari

 = jumlah dari Xi = nilai data mentah

= nilai rata-rata n = jumlah sampel


(24)

56

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

4. Menguji homogenitas sampel dengan menggunakan rumus:

Kriteria pengujian: tolak Ho hanya jika F ≥ F ½ ɑ(V1,V2) di dapat dari

distribusi F sesuai dengan dk pembilang V1 = (n1 – 1) dan penyebut V2 =

(n2– 1). Kedua kelompok homogen Fhitung < Ftabel.

5. Uji normalitas melalui pendekatan uji normalitas liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, … …, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, … …,

Zn dengan menggunakan rumus:

( dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku setiap kelompok butir tes).

b. Untuk tiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (Z1) = P (Z ≤ Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … …, Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Z. jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka:

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar dengan (Lo).

f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis L untuk uji liliefors, dengan taraf nyata ɑ (penulis menggunakan ɑ =

0,05). Menurut Sudjana (1989:466-467) “kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo yang

diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar nilai kritis uji


(25)

57

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

g. Uji kesamaan Dua Rata-rata (Skor berpasangan) atau sering dikatakan uji beda. Uji ini digunakan untuk menjawab pertanyaan masalah nomor dua, rumus yang digunakan adalah:

(i)

Keterangan: B = nilai rata-rata

SB = nilai simpangan baku beda n = jumlah sampel

(ii) Kriteria penolakan dan penerimaan Hipotesisnya: Terima hipotesis jika:

-t (1- ½ ɑ) < t < t(1- ½ ɑ), dk (n-1) Dalam hal lain (Ho) ditolak.

(iii) Pasangan hipotesis yang akan diujinya adalah: Ho : B = 0

Ho: B ≠ 0

(iv) Uji signifikansi dua rata-rata (dua pihak)

t’ = 1 - 2

S

+

Keterangan :


(26)

58

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

= nilai rata-rata n = jumlah sampel


(27)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pengolahan dan analisis data, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

Latihan jurus tunggal pencak silat dengan menggunakan media visual gerak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi jurus tunggal pencak silat khususnya nomor seni.

Dari hasil pengamatan penulis, kelompok media visual gerak mengalami peningkatan yang lebih signifikan karena latihan dengan media visual lebih mudah untuk dikontrol dan faktor eksternal yang dapat mengganggu proses latihan bisa diminimalisir. Sedangkan kelompok yang tanpa mendapatkan bantuan media visual gerak mengalami beberapa kendala dalam proses latihannya. Dimana atlet cenderung melakukan kesalahan yang sama dan berulang-ulang sehingga membuat waktu latihan menjadi kurang efektif karena banyaknya koreksi yang dilakukan secara langsung. Hal tersebut terjadi karena tingkat pemahaman yang kurang tentang tingkat kesalahan yang siswa alami atau atlet alami. Ketika dilakukan test, kelompok yang mendapatkan media visual gerak mempunyai nilai yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan bantuan media visual gerak. Hal tersebut terjadi karena kelompok yang mendapatkan bantuan media visual gerak telah mengetahui kesalahan-kesalahan yang sering dialaminya, sehingga pada saat proses latihan, tingkat kesalahan tersebut dapat di perbaiki dengan baik.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan sesudah melaksanakan penelitian berdasarkan hasilnya, yaitu:


(28)

69

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Bagi para pelatih atau pembina olahraga, penulis menyarankan untuk cabang olahraga pencak silat khusus nya nomor tunggal, aspek kebenaran gerak sangatlah penting untuk menunjang prestasi pencak silat khususnya nomor seni. Untuk dapat meningkatkan aspek tersebut pada atlet atau siswa-siswi SMK AL KHOERIYAH yang tergolong sebagai atlet remaja, menggunakan media visual gerak lebih baik dari pada tidak menggunakan bantuan media visual gerak, namun jika ingin melakuakan latihan tanpa menggunakan media visual gerak pelatih harus bisa mengurangi faktor-faktor yang bisa mengganggu proses latihan.

2. Bagi pembaca dan pemerhati olahraga, atau pun mahasiswa jurusan olahraga yang akan melakukan pengembangan dan penelitian lebih lanjut dengan kajian lebih mendalam.

Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga bermanfaat bagi semua pihak, terutama untuk perkembangan dunia olahraga khususnya pencak silat Indonesia.


(29)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, (2013). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Fathoni, Abdurrahman. (2005). Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Garut: PT RINEKA CIPTA.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. FPOK, UPI.

IPSI.(2007). Peraturan Pertandingan Pencak Silat Hasil MUNAS XII IPSI.Jakarta: Ikatan Pencak Silat Indonesia.

Kardjono. (2008). Modul Mata Kuliah Pembinaan Kondisi Fisik. FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Lubis, Wardoyo. (2014). Pencak Silat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Marwan, I. (2011). Modul Pencak Silat The Single And Team Compulsory Strep. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi

Mulyana, (2013). Pendidikan Pencak Silat. Bandung: PT Rosda Karya

Nurhasan, Cholil, Nidaul. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan dan Cholil. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Satriya, Sidik, Imanudin. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sidik, D.Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(30)

71

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sulisiana, Riyana.(2008). Modul Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian). FIP, Universitas Pendidikan Indonesia. Syaodih Sukmadinata, Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet

http://drusminto.blogspot.com/2011/06/pengertian-media-visual.html [Diakses 24 Mei 2014]

http://ts-uad.blogspot.com/2012/jurus-tunggal-ipsi-ts-uad.html [Diakses 28 Mei 2014]

http://www.gelanggang-pertandingan-pencaksilat.com [Diakses 3 Juni 2014]

http://www.pakaian-pertandingan-pencaksilat-tunggal-seni.com [Diakses 3 Juni 2014]

http://www.senjata-pertandingan-pencaksilat-tunggal-seni.com [Diakses 3 Juni 2014]

Panduan guru.com/media-pembelajaran-apa-dan bagaimana [Diakses pada 3 juni 2014]


(1)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

g. Uji kesamaan Dua Rata-rata (Skor berpasangan) atau sering dikatakan uji beda. Uji ini digunakan untuk menjawab pertanyaan masalah nomor dua, rumus yang digunakan adalah:

(i)

Keterangan: B = nilai rata-rata

SB = nilai simpangan baku beda n = jumlah sampel

(ii) Kriteria penolakan dan penerimaan Hipotesisnya: Terima hipotesis jika:

-t (1- ½ ɑ) < t < t(1- ½ ɑ), dk (n-1)

Dalam hal lain (Ho) ditolak.

(iii) Pasangan hipotesis yang akan diujinya adalah: Ho : B = 0

Ho: B ≠ 0

(iv) Uji signifikansi dua rata-rata (dua pihak)

t’ = 1 - 2

S

+

Keterangan :


(2)

58

= nilai rata-rata n = jumlah sampel


(3)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pengolahan dan analisis data, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

Latihan jurus tunggal pencak silat dengan menggunakan media visual gerak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi jurus tunggal pencak silat khususnya nomor seni.

Dari hasil pengamatan penulis, kelompok media visual gerak mengalami peningkatan yang lebih signifikan karena latihan dengan media visual lebih mudah untuk dikontrol dan faktor eksternal yang dapat mengganggu proses latihan bisa diminimalisir. Sedangkan kelompok yang tanpa mendapatkan bantuan media visual gerak mengalami beberapa kendala dalam proses latihannya. Dimana atlet cenderung melakukan kesalahan yang sama dan berulang-ulang sehingga membuat waktu latihan menjadi kurang efektif karena banyaknya koreksi yang dilakukan secara langsung. Hal tersebut terjadi karena tingkat pemahaman yang kurang tentang tingkat kesalahan yang siswa alami atau atlet alami. Ketika dilakukan test, kelompok yang mendapatkan media visual gerak mempunyai nilai yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan bantuan media visual gerak. Hal tersebut terjadi karena kelompok yang mendapatkan bantuan media visual gerak telah mengetahui kesalahan-kesalahan yang sering dialaminya, sehingga pada saat proses latihan, tingkat kesalahan tersebut dapat di perbaiki dengan baik.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan sesudah melaksanakan penelitian berdasarkan hasilnya, yaitu:


(4)

69

1. Bagi para pelatih atau pembina olahraga, penulis menyarankan untuk cabang olahraga pencak silat khusus nya nomor tunggal, aspek kebenaran gerak sangatlah penting untuk menunjang prestasi pencak silat khususnya nomor seni. Untuk dapat meningkatkan aspek tersebut pada atlet atau siswa-siswi SMK AL KHOERIYAH yang tergolong sebagai atlet remaja, menggunakan media visual gerak lebih baik dari pada tidak menggunakan bantuan media visual gerak, namun jika ingin melakuakan latihan tanpa menggunakan media visual gerak pelatih harus bisa mengurangi faktor-faktor yang bisa mengganggu proses latihan.

2. Bagi pembaca dan pemerhati olahraga, atau pun mahasiswa jurusan olahraga yang akan melakukan pengembangan dan penelitian lebih lanjut dengan kajian lebih mendalam.

Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga bermanfaat bagi semua pihak, terutama untuk perkembangan dunia olahraga khususnya pencak silat Indonesia.


(5)

Zulfikar Ali Ridho, 2014

Pengaruh Penggunaan Media Visual Gerak Pada Pelatihan Jurus Nomor Tunggal Pencak Silat (Studi Eksperimen Pada Smk Al Khoeriyah)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, (2013). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Fathoni, Abdurrahman. (2005). Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan

Skripsi. Garut: PT RINEKA CIPTA.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. FPOK, UPI.

IPSI.(2007). Peraturan Pertandingan Pencak Silat Hasil MUNAS XII

IPSI.Jakarta: Ikatan Pencak Silat Indonesia.

Kardjono. (2008). Modul Mata Kuliah Pembinaan Kondisi Fisik. FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Lubis, Wardoyo. (2014). Pencak Silat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Marwan, I. (2011). Modul Pencak Silat The Single And Team Compulsory Strep. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi

Mulyana, (2013). Pendidikan Pencak Silat. Bandung: PT Rosda Karya

Nurhasan, Cholil, Nidaul. (2008). Modul Mata Kuliah Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan dan Cholil. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Satriya, Sidik, Imanudin. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sidik, D.Z. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik (Dasar dan Lanjutan). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

71

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sulisiana, Riyana.(2008). Modul Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan,

Pemanfaatan dan Penilaian). FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet

http://drusminto.blogspot.com/2011/06/pengertian-media-visual.html [Diakses 24 Mei 2014]

http://ts-uad.blogspot.com/2012/jurus-tunggal-ipsi-ts-uad.html [Diakses 28 Mei 2014]

http://www.gelanggang-pertandingan-pencaksilat.com [Diakses 3 Juni 2014]

http://www.pakaian-pertandingan-pencaksilat-tunggal-seni.com [Diakses 3 Juni 2014]

http://www.senjata-pertandingan-pencaksilat-tunggal-seni.com [Diakses 3 Juni 2014]

Panduan guru.com/media-pembelajaran-apa-dan bagaimana [Diakses pada 3 juni 2014]