PENGARUH KUALITAS PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DAN EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP TINGKAT KOMPETENSI KEJURUAN AKUNTANSI : Survey pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur.

(1)

“Pengaruh Kualitas Pembelajaran Praktikum dan Efektivitas

Praktek Kerja Industri terhadap Tingkat Kompetensi Kejuruan

Akuntansi”

(Survey pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun Oleh :

A. Rahmat Dimyati

1103374

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Pe garuh Kualitas

Pembelajaran Praktikum

dan Efektivitas Praktek Kerja Industri terhadap

Ti gkat Ko pete si Kejurua Aku ta si

(Survey pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi

di Kabupaten Cianjur)

Oleh

A. Rahmat Dimyati S.Pd UPI, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana UPI

© A. Rahmat Dimyati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. NIP. 194701251975011001

.

Pembimbing II

Dr. Kusnendi, MS. NIP. 196001221984031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP. 196110221986031002


(4)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PENGUJI:

Penguji I

Dr. H. Meta Arief, MS. NIP. 196402061988032001

Penguji II

Dr. Kurjono, M.Pd. NIP. 196810201998021003

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. NIP. 194701251975011001

Pembimbing II

Dr. Kusnendi, MS. NIP. 196001221984031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP. 196110221986031002


(5)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DAN EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP TINGKAT

KOMPETENSI KEJURUAN AKUNTANSI

(Survey pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur)

Oleh:

A. RAHMAT DIMYATI NIM 1103374

Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai tingkat kompetensi kejuruan akuntansi. Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kompetensi kejuruan akuntansi, meliputi kualitas pembelajaran praktikum, dan efektivitas praktek kerja industri. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan teknik pengumpulan data angket skala lima kategori Likert, terhadap 222 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah Model Regresi Berganda. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji signifikansi menggunakan uji-F dan uji-t. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Berdasarkan uji F, diperoleh signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri berpengaruh terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi. Besarnya pengaruh sebesar 47,19%, sedangkan sisanya sebesar 52,90% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Koefisien regresi dari X1 ke Y sebesar 0,550.

Berdasarkan uji t diperoleh sig sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan kualitas pembelajaran praktikum berpengaruh terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi. Besarnya pengaruh tersebut sebesar 30,25%. Koefisien regresi dari X2

ke Y sebesar 0,176. Berdasarkan uji t diperoleh sig sebesar 0,013. Hal ini menunjukkan efektivitas praktek kerja industri berpengaruh terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi. Besarnya pengaruh tersebut sebesar 3,10%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut tingkat kompetensi kejuruan akuntansi dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri, sehingga pihak sekolah perlu mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri yang sudah tercapai.

Kata kunci: Kualitas Pembelajaran Praktikum, Efektivitas Prakerin, Kompetensi Kejuruan.


(6)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PRACTICAL LEARNING QUALITY, AND EFFECTIVENESS OF THE PRACTICE OF INDUSTRIAL ON

VOCATIONAL COMPETENCIES OF ACCOUNTING

(Survey on Vocational High School Students of Accounting Competensy Skills in Cianjur)

By:

A. Rahmat Dimyati NIM 1103374

The matter of being a study of this research was vocational competency of accounting. The main of the study focused on some factors of the vocational competency that involved the quality of practical learning, and the effectiveness of practical training toward the accounting.

The method in this research was Survey Method, using the Likert 5-categories questionnaire to 222 student of Vocational High School of competency skills in Cianjur. The data technique used was multiple regression analysis. The model was used to identify influence independent variable on the dependent variable. The F-test and t-test was used for test significance. Based on the calculation, the results indicated

Based on F-test, the significance is 0,000. It explained that practical learning quality, and effectiveness of the practice of industrial had simultaneously influence on vocational competencies of accounting. The influence was 47,19%. The rest, 52,90%, was determined by other variables that were not examined in this research. Regression coefficient X1 to Y is 0,550. Based on T-test, the

significance was 0,000. It explained that practical learning quality had influence on vocational competencies of accounting. The influence is 30,25,%. Regression coefficient X2 to Y is 0,1176. Based on T-test, the significance was 0,013. It

explained that practical learning quality had influence on vocational competencies of accounting. The influence was 3,10,%. Based on these research, vocational competencies of accounting is influenced by practical learning quality, and effectiveness of the practice of industrial, so that the schools need to maintain and even improve the practical learning quality, and effectiveness of the practice of industrial that have been achieved.

Keyword: Practical Learning Quality, Effectiveness of The Practice of Industrial, Vocational Competencies.


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR HAK CIPTA ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah . ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 10

1. Teori Belajar Praktik ... 10

a. Teori Behaviorisme ... 10

b. Teori Belajar Praktik ... 13

2. Kompetensi Kejuruan ... 14

a. Kompetensi ... 14

b. Kompetensi Kejuruan Akuntansi ... 15

c. Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Kejuruan ... 16


(8)

3. Kualitas Pembelajaran Praktikum ... 21

a. Pembelajaran Praktikum ... 21

b. Kualitas Pembelajaran Praktikum ... 22

4. Praktek Kerja Industri ... 23

a. Pengertian Praktek Kerja Industri ... 23

b. Tujuan Praktek Kerja Industri ... 24

c. Efektivitas Praktek Kerja Industri ... 25

5. Penelitian Terdahulu ... 27

B. Kerangka Pemikiran ... 28

F. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian ... 33

1. Lokasi Penelitian ... 33

2. Populasi dan Sampel ... 33

B. Metode Penelitian ... 35

C. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel ... 35

1. Variabel Penelitian ... 35

2. Operasionalisasi Variabel... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

1. Studi Dokumentasi ... 38

2. Teknik Angket (Kuesioner)... 38

E. Teknik Pengolahan Data ... 40

1. Uji Validitas Kuesioner ... 40

2. Uji Reliabilitas Kuesioner ... 43

3. Deskripsi Data ... 44

4. Uji Asumsi Statistik ... 45

5. Pengujian Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 49

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55


(9)

2. Deskripsi Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri ... 65

3. Deskripsi Variabel Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi ... 73

C. Uji Asumsi Statistik ... 78

1. Uji Normalitas ... 78

2. Uji Linearitas ... 78

3. Uji Heterokedastisitas ... 79

D. Pengujian Hipotesis ... 80

1. Hasil Uji Hipotesis Simultan ... 81

2. Hasil Uji Hipotesis Parsial ... 82

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

1. Pengaruh Kualitas Pembelajaran Praktikum (X1) terhadap Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi (Y)... 83

2. Pengaruh Efektivitas Praktek Kerja Industri (X2) terhadap Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi (Y)... 85

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Implikasi Hasil Penelitian . ... 89

C. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ujian Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi Tahun Pelajaran 2011/2012 di Kabupaten Cianjur ... 2 Tabel 2.1 Penelitian terdahulu... 27 Tabel 3.1 Jumlah Siswa SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di

Kabupaten Cianjur ... 34 Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 37 Tabel 3.3 Kriteria Skor Variabel X1 dan X2 ... 39

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kualitas Pembelajaran

Praktikum... 41 Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Prakerin ... 42 Tabel 3.6 Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden pada

Variabel ... 44 Tabel 3.7 Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden pada

Variabel ... 45 Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kompetensi Kejuruan ... 45 Tabel 4.1 Daftar Objek Penelitian ... 49 Tabel 4.2 Deskripsi Setiap Dimensi pada Variabel Kualitas Pembelajaran

Praktikum ... 56 Tabel 4.3 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Pengorganisasian

Pembelajaran ... 58 Tabel 4.4 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Penyampaian

Pembelajaran ... 60 Tabel 4.5 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Pengelolaan

Pembelajaran ... 63 Tabel 4.6 Deskripsi Setiap Dimensi pada Variabel Efektivitas Praktek Kerja

Industri ... 65 Tabel 4.7 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Perencanaan ... 67 Tabel 4.8 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Pelaksanaan Prakerin ... 69 Tabel 4.9 Deskripsi Dimensi Evaluasi ... 71


(11)

Tabel 4.10 Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi ... 73

Tabel 4.11 Perolehan Nilai Ujian Teori Kejuruan ... 75

Tabel 4.12 Perolehan Nilai Ujian Praktik Kejuruan ... 76

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas – Chi Square ... 78

Tabel 4.14 Hasil Uji Linearitas ... 79

Tabel 4.15 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 80

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 81

Tabel 4.17 Hasil Pengujian Hipotesis Simultan ... 81


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 31

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 31

Gambar 4.1 Deskripsi Setiap Dimensi pada Variabel Kualitas Pembelajaran Praktikum... 57

Gambar 4.2 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ... 59

Gambar 4.3 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Penyampaian Pembelajaran ... 61

Gambar 4.4 Deskripsi Setiap Indikator pada Dimensi Strategi Pengelolaan Pembelajaran ... 64

Gambar 4.5 Skor Rata-rata Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri ... 66

Gambar 4.6 Skor Rata-rata Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Perencanaan ... 68

Gambar 4.7 Skor Rata-rata Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Pelaksanaan ... 70

Gambar 4.8 Skor Rata-rata Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Indikator Penilaian ... 72

Gambar 4.9 Tingkat Kompetensi Kejuruan Siswa ... 74

Gambar 4.10 Perolehan Nilai Ujian Teori Kejuruan Siswa ... 76

Gambar 4.11 Perolehan Nilai Ujian Praktik Kejuruan Siswa ... 77


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian ... 96

Lampiran B Data Set Awal Penelitian ... 104

Lampiran C Uji Validitas dan Reliabilitas ... 128

Lampiran D Analisis Data ... 132

Lampiran E Pengujian Hipotesis ... 140

Lampiran F Dokumen Pendukung ... 144


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggara pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang berbeda dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), di dalam struktur kurikulumnya terdapat mata pelajaran kejuruan yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

Akuntansi merupakan salah satu kompetensi keahlian di SMK yang termasuk ke dalam bidang keahlian bisnis manajemen. Kompetensi Keahlian Akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan berkualitas (beriman, taqwa, jujur dan terampil) di bidang akuntansi, mampu bersaing dalam dunia usaha atau industri dalam era persaingan global. Lulusan yang diharapkan adalah lulusan yang kompeten di bidang teknisi akuntansi tingkat pelaksana sehingga dapat bekerja di dunia kerja sesuai kompetensi yang dimiliki, berwirausaha dengan kemampuan yang dimiliki atau mengembangkan diri dengan melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.

Berdasarkan Perpres Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) disebutkan bahwa “KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari jenjang 1 (satu) sebagai jenjang terendah sampai dengan jenjang 9 (sembilan) sebagai jenjang tertinggi”. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), disebutkan bahwa teknisi


(15)

2

akuntansi pelaksana berada di jenjang kualifikasi III (tiga) dari sembilan jenjang kualifikasi yang ada. Teknisi akuntansi pelaksana ini harus memiliki kemampuan dalam melakukan pekerjaan di bidang yang berkaitan dengan mengelola dokumen kas, mengelola piutang dan utang, mengelola persediaan, mengelola aktiva tetap, melakukan kegiatan entry jurnal, memposting ke buku besar dan menyajikan laporan keuangan baik pada perusahaan manufaktur, dagang maupun jasa.

Tujuan yang telah ditetapkan terkait dengan kompetensi lulusan ternyata belum sepenuhnya tercapai, sebagian lulusan SMK dinilai masih memiliki kompetensi yang rendah, hal itu terlihat pencapaian nilai ujian kompetensi (Ujikom). Rendahnya kompetensi siswa SMK Kompetensi keahlian Akuntansi terjadi di Kabupaten Cianjur, beberapa siswa yang berasal dari SMK yang ada di Cianjur masih memiliki kompetensi yang rendah, hal itu bisa dilihat dari perolehan nilai ujian kompetensi (Ujikom) yang terdiri dari ujian praktik kejuruan dan ujian kejuruan pada enam SMK di Kabupaten Cianjur, seperti data pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Nilai Rata-rata Ujian Kompetensi Akuntansi Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi Tahun Pelajaran 2011/2012 di Kabupaten Cianjur

No. Nama Sekolah Ujian

Teori

Ujian Praktik

Ujian Kompetensi

1 SMK Utama Ciranjang 6,28 8,61 7,91

2 SMK Pasundan Cianjur 6,70 8,85 8,20

3 SMK Negeri 1 Cianjur 7,59 8,49 8,22

4 SMK Hass Ashabulyamin 6,88 9,06 8,41

5 SMK Nurul Islam 6,33 9,01 8,20

6 SMK An-Nahl 7,80 8,58 8,34

Rata-rata 6,93 8,77 8,21

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur

Berdasarkan data di atas, perolehan nilai ujian teori di beberapa sekolah masih rendah karena masih di bawah 7,00 dan pencapaian nilai ujian praktik tergolong tinggi yaitu antara 8,0 – 8,9, sedangkan pencapaian nilai uji kompetensi merupakan gabungan antara nilai ujian teori dengan bobot 30% dan ujian praktik


(16)

3

dengan bobot 70%. Secara rata-rata hasil antara nilai ujian teori dengan praktik kejuruan yang disebut uji kompetensi tergolong tinggi, akan tetapi hal tersebut masih perlu ditingkatkan agar mencapai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) teknisi akuntansi pelaksana mensyaratkan harus mampu melakukan pekerjaan di bidang teknisi akuntansi pelaksana yang berkaitan dengan siklus akuntansi perusahaa manufaktur, jasa dan dagang.

Kompetensi yang harus dicapai oleh siswa dalam ujian praktik kejuruan pada Kompetensi Keahlian Akuntansi sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh pemerintah dan berkaitan pula dengan SKKNI yaitu mengelola jurnal, mengelola buku besar, menyelesaikan siklus akuntansi dan mengaplikasikan aplikasi komputer akuntansi, sedangkan kompetensi yang harus dicapai dalam ujian teori kejuruan ditambah dengan dasar kompetensi keahlian yang terdiri dari menerapkan prinsip professional bekerja, melakukan komunikasi bisnis, menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup.

Kompetensi lulusan SMK yang masih rendah terutama jika dilihat dari hasil ujian teori kejuruan bisa meningkatkan jumlah pengangguran, karena hanya lulusan yang kompeten yang dapat diterima kerja, kalaupun diterima kerja biasanya bidang pekerjaannya tidak sesuai dengan kompetensi kehlian yang dimiliki.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia, pengangguran tertinggi berasal dari lulusan SMTA (SMA/SMK). Persentasi pengangguran dari SMTA terhadap total pengangguran pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 masing-masing sebesar 40,66%, 40,58%, 43,28%, 40,20%, dan 39,94%. Tingginya angka pengangguran tersebut diperkirakan berasal dari lulusan SMK, karena lulusan SMK dipersiapkan untuk siap bekerja, sedangkan lulusan SMA diharapkan mampu melanjutkan ke perguruan tinggi. Selain itu, Kementerian Pendidikan Nasional (Republika, 2010) menyatakan bahwa 50 persen dari total 900 ribu lulusan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) per tahun diserap dunia industri. Adapun sekitar 100 ribu siswa yang melanjutkan ke jenjang perkuliahan, dan 40 persen sisanya masih belum mendapat kerja.


(17)

4

Permasalahan yang terjadi di SMK terkait dengan kompetensi siswa yang rendah sehingga kurang bisa diserap di dunia kerja bisa disebabkan oleh kurang optimalnya penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung. Kompetensi yang dimiliki siswa merupakan bagian dari hasil belajar. Menurut Slameto (2010: 54),

“Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal, faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah, psikologi dan kelelahan, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, sekolah, dan

masyarakat”.

Menurut Saputro (2005:4) “faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah raw input (faktor siswa itu sendiri), environmental input (faktor lingkungan), dan instrumental input”. Faktor raw input berkaitan dengan kondisi anak yang berbeda-beda dalam kondisi sosiologis dan kondisi psikologis,

environmental input berkaitan dengan lingkungan alami maupun lingkungan

sosial, sedangkan instrumental input didalamnya terdiri dari kurikulum, program atau bahan pengajaran, sarana dan fasilitas serta tenaga pengajar.

Menurut Sudjana (2010: 40) “Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas pengajaran”. Sekolah menjadi faktor penting dalam keberhasilan belajar siswa, oleh karena itu sekolah bertanggungjawab untuk menyelenggaran pendidikan yang berkualitas untuk dapat menciptakan kompetensi siswa.

Berkaitan dengan sekolah yang berperan dalam menciptakan kualitas pengajaran, Prosser berpendapat (1950: 234) pendidikan kejuruan harus memenuhi 16 prinsip, dua diantaranya adalah pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja, serta pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir yang benar-benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nanti.

Prinsip penyelenggaraan pendidikan kejuruan di SMK dijalankan dengan memberikan porsi yang besar dalam pembelajaran praktikum, tetapi pada pelaksanaannya pembelajaran praktikum belum berjalan dengan baik, hal ini bisa


(18)

5

disebabkan oleh kurangnya fasilitas ataupun kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Hal lain yang terjadi adalah pembelajaran teori masih mendominasi dibanding praktik, sehingga kemampuan siswa hanya sebatas memahami dan tidak mampu mengaplikan teori tersebut. Padahal jika pembelajaran praktikum dapat berjalan dengan baik akan meningkatkan kompetensi siswa SMK.

Praktikum merupakan suatu bentuk pembelajaran yang dilakukan di suatu tempat tertentu dimana siswa berperan aktif dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu, sehingga siswa dapat menemukan konsepnya dan memperoleh pengalaman baik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Pembelajaran praktikum ini sesuai dengan teori belajar behavioristik, yaitu sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Sejalan dengan teori belajar behavioristik, praktikum di SMK dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya praktikum yang dilakukan di sekolah, yang bisa dilakukan di di kelas, laboratorium, dan di unit produksi ataupun teaching

factory.

Prinsip penyelenggaraan pendidikan kejuruan terlihat pula dengan adanya praktek kerja industri (Prakerin). Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan lulusan yang kompeten, siap bekerja dan mandiri sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Prakerin merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui praktik langsung di dunia kerja. Prakerin ini bertujuan agar siswa memiliki tingkat profesional yang dibutuhkan di dunia kerja.

Melihat kenyataan yang ada pada pencapaian kompetensi kejuruan siswa Kompetensi Keahlian Akuntansi yang masih rendah, maka kemungkinan disebabkan oleh pelaksanaan praktikum yang belum berjalan dengan baik, sehingga sekolah harus memperhatikan kualitas pembelajaran praktikum, selain


(19)

6

itu efektivitas pelaksanaan Prakerin perlu diperhatikan pula agar dapat mencapai kompetensi siswa.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dan faktor yang menyebabkannya, maka permasalahan tersebut harus segera diatasi, karena siswa SMK difokuskan untuk siap bekerja, sehingga sekolah bertanggungjawab untuk menyiapkan lulusan yang siap bekerja, oleh karena itu mata pelajaran kejuruan harus mendapatkan perhatian khusus agar siswa dapat memahami materi dan mampu menerapkan. Jika masalah ini dibiarkan maka output pendidikan dari SMK akan semakin rendah, tingkat kepercayaan masyarakat dan dunia kerja akan semakin berkurang, sehingga SMK yang bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk siap bekerja tidak akan tercapai.

Penyerapan tenaga kerja lulusan SMK oleh dunia usaha masih belum maksimal karena keduanya belum bersinergi untuk membahas masalah kebutuhan tenaga dari dunia industri yang harus disiapkan sekolah kejuruan. Oleh karena itu SMK harus berupaya untuk mempersiapkan lulusannya yang kompeten agar bisa diterima di dunia kerja.

Banyak penelitian tentang kompetensi siswa SMK, tetapi penelitian mengenai kompetensi siswa akuntansi masih belum ada, seperti penelitian yang dilakukan oleh Syafrion (2012) meneliti tentang “Kontribusi Praktek Kerja Industri dan Unit Produksi Sekolah terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Teknik Elektro”. Penelitian lainnya Tamba, Pangihutan (2009) dengan judul “Pengaruh motivasi belajar dan pembelajaran berbasis kerja terhadap pencapaian kompetensis siswa kelas 2 bidang keahlian bangunan di

SMK negeri 1 Bandung”.

Kompetensi siswa merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi siswa di SMK diukur dengan pelaksanaan uji kompetensi (Ujikom) yang terdiri dari ujian praktik kejuruan dan ujian teori kejuruan yang menjadi kriteria kelulusan.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut


(20)

7

Kerja Industri terhadap Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi” (Survey pada Siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi, masalah sebagai berikut:

1. Kompetensi lulusan SMK yang terlihat dari hasil ujian kompetensi yang terdiri dari ujian praktik kejuruan dan ujian teori kejuruan masih rendah terutama dalam perolehan nilai ujian teori kejuruan..

2. Pembelajaran praktikum yang bertujuan agar siswa memiliki kompetensi yang pada pelaksanaannya belum sepenuhnya berkualitas.

3. Praktek kerja industri yang bertujuan agar siswa memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri belum terlaksana secara efektif.

Berdasarkan identifikasi di atas, maka masalah-masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kualitas pembelajaran praktikum pada Kompetensi Keahlian Akuntansi?

2. Bagaimana gambaran efektivitas praktek kerja industri pada Kompetensi Keahlian Akuntansi?

3. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi kejuruan siswa pada Kompetensi Keahlian Akuntansi?

4. Bagaimana pengaruh kualitas pembelajaran praktikum terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi?

5. Bagaimana pengaruh efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan kualitas pembelajaran praktikum pada


(21)

8

2. Untuk mendeskripsikan efektivitas praktek kerja industri pada Kompetensi Keahlian Akuntansi.

3. Untuk mendeskripsikan tingkat kompetensi kejuruan siswa pada Kompetensi Keahlian Akuntansi.

4. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pembelajaran praktikum terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi.

5. Untuk menganalisis pengaruh efektivitas praktek kerja industri terhadap kompetensi kejuruan akuntansi.

D. Manfat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1. Memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan khususnya sekolah kejuruan dalam meningkatkan kompetensi kejuruan siswa.

2. Menjadi bahan kajian bagi pihak-pihak lain yang terkait meneliti lebih lanjut tentang variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kompetensi kejuruan siswa

b. Manfaat Praktis

1. Memberi informasi kepada siswa agar lebih maksimal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah, terutama yang berkaitan dengan kegiatan praktikum di sekolah dan praktek kerja industri.

2. Memberikan masukan khususnya untuk guru kompetensi keahlian untuk meningkatkan kompetensi di bidangnya untuk menciptakan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi siswa.

3. Memberikan informasi kepada lembaga (SMK) agar membekali siswanya untuk memiliki kompetensi yang sesuai dengan keinginan dunia industri. 4. Memperoleh gambaran tentang keadaan sebenarnya di lapangan sehingga

dapat memberi masukan bagi para pengambil keputusan di wilayah sekolah menengah kejuruan.


(22)

9

E. Sistematika Penulisan

Tesis ini akan disajikan dalam lima bab, dan ditulis secara berurutan. Bab demi bab akan disajikan secara sistematik, seperti berikut ini :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini, ditulis latar belakang permasalahan, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan tahapan untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini berisi penjabaran mengenai objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian dan operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini terdiri dari dua hal utama, yakni pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian dan hipotesis, dan pembahasan atau analisis temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur. Penelitian difokuskan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Lokasi penelitian tersebar di Kabupaten Cianjur baik SMK negeri mapun swasta dengan maksud agar hasil penelitian ini dapat menggambarkan keseluruhan kondisi nyata mengenai pengaruh kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur.

2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Populasi Merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi Kelas XII yang ada di Kabupaten Cianjur dan telah mengikuti praktek kerja industri dan Ujian Kompetensi Kejuruan dengan jumlah 498 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 81). Dengan meneliti sebagian dari jumlah populasi diharapkan dapat menggambarkan sifat dari populasi yang diteliti.


(24)

34

Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah teknik simple

random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota

sampel dari populasi yang terdiri dari satu tingkat yaitu kelas XII, sedangkan sekolah negeri ataupun swasta dianggap homogen dengan alasan instrumen akreditasi baik SMK negeri ataupun SMK swasta adalah sama. Adapun Jumlah Siswa SMK Kelas XII Kompetensi keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur berjumlah 498 siswa. Jumlah tersebut berasal dari 8 sekolah, yaitu SMK An-Nahl, SMK Nurul Islam, SMK Mandiri Bersemi, SMK Pasundan Cianjur, SMK Negeri 1 Cianjur, SMK PGRI 2 Cianjur, SMK Mardi Yuana, dan SMK Hass Ashabulyamin.

Teknik penentuan sampel dilakukan dengan random dan dalam penentuan jumlah siswa melakukan perhitungan dengan mengunakan rumus Taro Yamane (Akdon, 2008 : 107), yaitu;

n =

n =

n = 222

Jumlah sampel adalah 222, jumlah tersebut akan disebar berdasarkan persentasi jumlah siswa tiap sekolah. Adapun jumlah sampel tiap SMK dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa SMK Kelas XII Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur

No Nama Sekolah Jumlah

Siswa

Persentasi %

Jumlah

Sampel Pembulatan

1 SMK An-Nahl 41 8,23 18,28 18

2 SMK Nurul Islam 123 24,70 54,83 55

3 SMK Mandiri Bersemi 63 12,65 28,08 28

4 SMK Pasundan Cianjur 86 17,27 38,34 38

5 SMK Negeri 1 Cianjur 96 19,28 42,80 43

6 SMK PGRI 2 Cianjur 29 5,82 12,93 13


(25)

35

8 SMK Hass Ashabulyamin 29 5,82 12,93 13

Jumlah 498 100 222 222

B. Metode Penelitian

Menurut Syatori, Toto (2012: 37) “Metode penelitian adalah cara-cara untuk memperoleh pengetahuan dan memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi”. Metode penelitian akan memandu peneliti tentang bagaimana urutan-urutan penelitian dilakukan yang juga meliputi teknik dan prosedur yang akan digunakan dalam penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode survey yaitu metode yang dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi terhadap pengamatan tentang pengaruh kualitas pembelajaran praktikum di sekolah dan pengelolaan praktek kerja industri terhadap kompetensi siswa SMK Kompetensi keahlian Akuntansi. Menurut Sugiyono (2012: 6) “Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya mengedarkan kuesioner/angket, test, wawancara terstruktur dan sebagainya”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi kejuruan akuntansi. Gambaran yang diperoleh akan dianalisis dan disimpulkan secara deskritif berdasarkan keadaan sewaktu penelitian diselenggarakan.

C. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan ditegaskan dengan hipotesis penelitian. Sugiyono (2012: 39) mengemukakan bahwa

”Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen”. Sedangkan variabel


(26)

36

adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji dua variabel X dan satu variabel Y, dimana X adalah sebagai variabel independen dan Y adalah variabel dependen.

Adapun definisi dari variabel-variabel tersebut adalah :

a. Varibel Independen

Variabel independen (variabel X) dalam penelitian ini adalah kualitas pembelajaran praktikum ( ) dan efektivitas praktek kerja industri ( ). Praktikum di SMK merupakan hal yang sangat utama, karena dengan praktikum siswa dapat belajar secara langsung mengenai kompetensi yang harus dimiliki, praktikum yang dilaksanakan di SMK terdiri dari praktikum di sekolah dan praktek kerja industri (Prakerin).

Praktikum merupakan bagian dari pembelajaran di sekolah yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori dengan menggunakan fasilitas yang tersedia. Kualitas pembelajaran praktikum adalah ketercapaian tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran praktikum, ketercapaian tersebut tercapai dengan memperhatikan strategi pengorganisasian, strategi penyampaian dan strategi pengelolaan serta mengoptimalkan penggunaan fasilitas praktikum (Uno, 2009: 153).

Pembelajaran dilaksanakan pula di dunia industri pada saat siswa melaksanakan praktek kerja industri (Prakerin). Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan langsung di dunia kerja secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu (Pakpahan, 1994: 7). Efektivitas praktek kerja industri merupakan ketercapaian tujuan pada serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dunia usaha/industri yang relevan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evalusi.


(27)

37

b. Varibel Dependen

Variabel terikat merupakan varibel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Varibel dependen dalam penelitian ini tingkat kompetensi kejuruan akuntansi, yaitu penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi untuk menunjang keberhasilan dalam bidang akuntansi.

Tingkat kompetensi kejuruan Akuntansi yaitu ketercapaian hasil belajar yang terlihat dari penguasaan pengetahuan, perubahan sikap dan tercapainya keterampilan (Mulyasa, 2008: 38). Tingkat kompetensi diukur dengan nilai ujian kejuruan yang terdiri dari ujian praktik kejuruan dan ujian teori kejuruan.

2. Operasionalisasi Variabel

Pokok permasalahan yang diteliti yaitu kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri sebagai variabel independen (variabel X) dan tingkat kompetensi kejuruan akuntansi sebagai variabel dependen (variabel Y). Secara rinci operasional variabel untuk menjawab identifikasi masalah dapat terlihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala

No. Pertanya an Kualitas Pembelajara n Praktikum ( ) Ketercapaian tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran praktikum, ketercapaian tersebut tercapai dengan memperhatikan strategi pengorganisasian, strategi penyampaian dan strategi pengelolaan serta mengoptimalkan penggunaan fasilitas praktikum. (Uno, 2009 ) • Strategi pengorganisas ian pembelajaran • Strategi penyampaian pembelajaran • Strategi pengelolaan

• Kesesuaian bahan ajar praktikum dengan teori

• Menyusun materi secara berurutan

• Memberikan tugas

• Membuat format penilaian atas penguasaan setiap materi

• Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran

• Menggunakan berbagai teknik dalam pembelajaran

• Menggunakan fasilitas praktikum

• Memberikan motivasi

Interval 1

2 3 4 7,8 5,6 9,10,11, 12


(28)

38

pembelajaran atau menarik perhatian

• Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa

• Memberikan petunjuk praktikum

• Memberikan umpan balik

• Menilai penampilan

• Menyimpulkan 13,14 15 16 17 18 19 Efektivitas Praktek Kerja Industri ( )

Ketercapaian tujuan pada serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dunia usaha/industri yang relevan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evalusi (Pakpahan, 1994) • Perencanaan • Pelaksanaan • Evaluasi • Pembekalan • Penempatan • Penyerahan

• Proses kerja

• Pemantauan

• Penjemputan

• Penilaian

Interval 1,2,3 4 5, 6,7,8,9, 10,11 12,13 15,16 14,17,18,1 9. Tingkat Kompetensi Kejuruan Akuntansi (Y)

Penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi untuk menunjang keberhasilan. (Mulyasa, 2008) • Pengetahuan dan pemahaman • Keterampilan dan sikap

• Perolehan nilai ujian teori kejuruan

• Perolehan nilai ujian praktik kejuruan

Interval

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai dokumen resmi yang terdapat di lokasi penelitian. Studi dokumentasi yang dilakukan pada penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memperkuat data yang didapat dari angket sehingga penelitian yang dilakukan lebih akurat dan valid yang terdiri dari data nilai ujian teori kejuruan dan nilai ujian praktik kejuruan.

2. Teknik Angket (Kuesioner)

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 142).


(29)

39

Angket ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang semuanya menunjukkan terhadap suatu objek yang akan diukur yang disebarkan kepada responden. Responden adalah siswa SMK Kompetensi keahlian Akuntansi kelas XII di lingkungan Kabupaten Cianjur.

Penyusunan angket ini menggunakan skala likert, ”skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial” (Sugiyono, 2012:93). Penggunaan skala likert bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pembelajaran praktikum di sekolah dan efektiivitas praktek kerja industri pada Kompetensi Keahlian Akuntansi se-Kabupaten Cianjur.

Penyusunan angket melalui langkah-langkah berikut ini:

a. Menelaah ketentuan yang relevan kemudian menentukan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk ditanyakan, ditetapkan berdasarkan teori acuan.

b. Membuat kisi-kisi angket dalam bentuk matrik yang sesuai dengan indikator setiap penelitian.

c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan yang disertai alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi angket yang telah dibuat.

d. Menetapkan kriteria skor untuk setiap item alternatif jawaban dengan skala Likert yaitu skor tertinggi 5 dan skor terendah adalah satu. Kriteria skor untuk setiap item alternatif jawaban dapat terlihat dalam Tabel 3.3 :

Tabel 3.3

Kriteria Skor Variabel dan

Alternatif Jawaban Skor

SL = Selalu 5

SRG = Sering 4

KDG = Kadang-Kadang 3

JRG = Jarang 2


(30)

40

E. Teknik Pengolahan Data 1. Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Menurut Sugiyono (2012: 121) ”Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah, untuk peneliian ini yang diuji validitasnya adalah variabel X. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas ini adalah Product Moment dari Pearson.

√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ] [ ∑ ] (Sugiyono, 2012:183)

Keterangan: xy

r

= Koefisien korelasi n = Jumlah responden X = Skor item

Y = Skor total

Uji validitas tersebut dilakukan dengan menggunakan korelasi item – total. Jika jumlah item (i) ≤ 30 menggunakan korelasi item total Dikoreksi (corrected

item-total correlation), dengan rumus: √[

] Saifuddin Azwar (Kusnendi, 2008:96)

Keterangan

rxi-itc = korelasi item total Dikoreksi Sy = deviasi standar skor total

sxi = deviasi standar skor setiap item

Perhitungan tersebut dibantu dengan program SPSS versi 20, sehingga diperoleh hasil komputasi yang sama yaitu jika rxi-itc positif dengan nilai > 0.30


(31)

41

Uji coba instrumen penelitian terhadap variabel kualitas pembelajaran praktikum dan variabel efektivitas praktek kerja industri dilakukan pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Cianjur yang telah mengikuti praktek kerja industri. Sedangkan untuk variabel tingkat kompetensi kejuruan akuntansi (Y) tidak dilakukan jenis pengujian ini karena data diperoleh melalui nilai ujian kompetensi kejuruan yang diselenggarakan oleh pemerintah secara serentak di sekolah-sekolah.

Berikut dijelaskan hasil pengujian validitas instrumen penelitian. 1) Hasil Pengujian Validitas Variabel Kualitas Pembelajaran Praktikum

Hasil pengujian validitas variabel Kualitas pembelajaran praktikum dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kualitas pembelajaran praktikum

Dimensi Indikator Item Per-nyataan Corrected Item-Total Correlation Keterangan Strategi pengorganisasian pembelajaran

Kesesuaian bahan ajar

praktikum dengan teori 1 0,367

Valid Menyusun materi secara

berurutan 2 0,414

Valid Memberikan tugas

3 0,451 Valid

Membuat format

penilaian atas penguasaan setiap materi

4 0,159 Tidak Valid

5 0,600 Valid

Strategi penyampaian pembelajaran Menggunakan berbagai media dalam pembelajaran

8 0,376 Valid

9 0,343 Valid

Menggunakan berbagai teknik dalam

pembelajaran

6 0,467 Valid

7 0,487 Valid

Menggunakan fasiltas

praktikum 10 0,537

Valid

11 0,382 Valid

12 0,554 Valid

13 0,546 Valid

Strategi Memberikan motivasi


(32)

42

pengelolaan pembelajaran

atau menarik perhatian

15 0,548 Valid

Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa

16 0,471

Valid Memberikan petunjuk

praktikum 17 0,567

Valid Memberikan umpan balik

18 0,641 Valid

Menilai penampilan

19 0,328 Valid

Menyimpulkan

20 0,400 Valid

Sumber: Lampiran B

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas yang menggunakan SPSS versi 20, untuk variabel kualitas pembelajaran praktikum ( ) diperoleh 19 item yang valid dari jumlah 20 item yang dibuat. Adapun item yang tidak valid adalah nomor 4.

2) Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri

Hasil pengujian validitas variabel efektivitas praktek kerja industri (Prakerin) dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri

Dimensi Indikator Item Pernyata-an Corrected Item-Total Correlation Keterangan

Perencanaan Pembekalan 1 0,310 Valid

2 0, 629 Valid

3 0, 146 Tidak Valid

4 0, 514 Valid

Penempatan 5 0, 601 Valid 6 -0, 103 Tidak Valid 7 0, 017 Tidak Valid Pelaksanaan Penyerahan 8 0, 372 Valid

Proses kerja 9 0, 513 Valid 10 0, 430 Valid 11 0, 514 Valid 12 0, 486 Valid 13 0, 344 Valid 14 0, 551 Valid Pemantauan 15 0, 408 Valid


(33)

43

17 0, 358 Valid Penjemputan 19 0, 585 Valid 20 0, 570 Valid Evaluasi Penilaian 18 0, 355 Valid 21 0, 403 Valid 22 0, 518 Valid 23 0, 375 Valid

Sumber: Lampiran B

Variabel Efektivitas praktek kerja industri ( ) diperoleh 19 item yang valid dari 23 item yang dibuat. Adapun yang tidak valid adalah nomor 3, 6, 7 dan 16. Berdasarkan uji validitas tersebut, setiap indikator telah terwakili dalam item pertanyaan yang valid, sehingga item yang tidak valid tidak perlu disertakan dalam angket.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas bertujuan agar data yang dihasilkan dapat dipercaya, karena uji ini dimaksudkan untuk melihat konsistensi instrumen. Menurut Sugiyono

(2012: 121) “Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama”.

Penelitian ini yang diuji reliabilitasnya adalah variabel X. Pengujian reliabilitas menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Alpha Cronbach besar atau sama dengan 0,70 (Kusnendi, 2008: 96).

Koefisien Alpha Cronbach (Cα) di definisikan sebagai berikut:

∑ (Kusnendi, 2008: 97) Dimana :

k = jumlah item

si2 = jumlah variansi setiap item

st2 = variansi skor total

Perhitungan tersebut dibantu dengan program SPSS versi 20, sehingga diperoleh hasil komputasi yang sama yaitu dilihat dari tabel Reliability Statistic,


(34)

44

jika nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.70 maka konstruk pertanyaan dikatakan reliable.

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 20, diperoleh hasil sebagai berikut:

- Koefisien Cronbach’s alpha sebesar 0,857 lebih besar dari 0,70. Hal tersebut

mengindikasikan angket yang digunakan untuk menjaring data variabel kualitas pembelajaran praktikum memiliki reliabilitas yang memadai.

- Koefisien Cronbach’s alpha sebesar 0,821 lebih besar dari 0,70. Hal tersebut

mengindikasikan, angket yang digunakan untuk menjaring data variabel efektivitas praktek kerja industri memiliki reliabilitas yang memadai.

3. Deskripsi Data

Data hasil penelitian untuk variabel kualitas pembelajaran praktikum ( ) dan efektivitas praktek kerja industri ( ) dideskripsikan dengan perhitungan menggunakan Weight Means Skor dengan rumus :

X =

Keterangan:

X = Weight Means Skor

ΣX = Hasil dari frekuensi kali bobot

N = Jumlah seluruh frekuensi

Skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden seperti tampak pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden pada Variabel

Rentang Penafsiran 1,00 – 1,79 Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Rendah

2,60 – 3,39 Sedang 3,40 – 4,19 Tinggi


(35)

45

Tabel 3.7

Skala Penafsiran Rata-Rata Skor Jawaban Responden pada Variabel

Rentang Penafsiran

1,00 – 1,79 Tidak Efektif/Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Kurang Efektif/Rendah 2,60 – 3,39 Cukup Efektif /Sedang 3,40 – 4,19 Efektif/Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat Efektif/Sangat tinggi

Deskripsi variabel tingkat kompetensi kejuruan akuntansi didasarkan pada standar yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu terlihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.8

Kategori Tingkat Kompetensi Kejuruan

Klasifikasi Nilai Kategori

< 7,00 Rendah

7,00 – 7,99 Sedang

8,0 – 8,99 Tinggi

9,00 – 10,0 Sangat Tinggi Sumber: POS UN SMK 2012/2013

4. Uji Asumsi Statistik

Uji asumsi statistik dilakukan dengan uji normalitas, uji linearitas dan uji heterokedastisitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, jika berdistribusi normal maka proses selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistik parametis. Jika tidak berdistribusi normal maka dapat menggunakan perhitungan statistik non parametis. Menurut Sugiyono (2012: 172) ” Statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dilakukan harus berdistribusi

normal”. Pengujian normalitas data dapat menggunakan program SPSS versi 20 atau dapat juga dengan menggunakan rumus Chi-Square secara manual.

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas


(36)

46

dilakukan dengan uji kelinieran regresi (Sudjana, 2004: 466). Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20.

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Pengujian ini menggunakan uji Glejser. Metode pengujian ini dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual (AbUt) terhadap variabel bebas. Heterokedastisitas tidak terjadi apabila tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada absolut residual.

5. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini melakukan analisis hubungan kausal, yakni melihat sejauh mana pengaruh kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri terhadap kompetensi kejuruan akuntansi pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian Akuntansi di kabupaten Cianjur.

Hubungan kausal antara variabel independen (X) dan dependen (Y) dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ini bertujuan untuk mencari pola hubungan fungsional antara variabel X dan Y. Persamaan regresi ini dinyatakan dengan rumus :

Y = a + + + e (Sugiyono, 2012:192) Keterangan:

Y = tingkat kompetensi kejuruan akuntansi = kualitas pembelajaran praktikum = efektivitas praktek kerja industri a = konstanta

b = koefisien variabel dan e = error


(37)

47

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari pengujian hipotesis simultan dan hipotesis parsial. Berikut dijelaskan masing-masing pengujian hipotesis tersebut.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) merupakan koefisien yang digunakan untuk mengukur proporsi (bagian) atau presentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi. Dua sifat R2 diantaranya:

1) R2 merupakan besaran non negatif.

2) Batasnya adalah 0 ≤ R2 ≤ 1 Suatu R2 sebesar 1 berarti suatu kecocokan sempurna, sedangkan R2 yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan.

b. Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F Statistik)

Uji F statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Rumus yang digunakan adalah:

⁄ (Sugiyono, 2012:192)

Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel sesuai dengan α yang telah

ditetapkan. Adapun cara mencari Ftabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Kriteria pengambilan keputusan: Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak

Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima.

atau

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima


(38)

48

Artinya apabila Fhitung< Ftabel maka koefisien korelasi ganda yang diuji

adalah tidak signifikan, tetapi sebaliknya jika Fhitung> Ftabel maka koefisien

korelasi ganda yang diuji adalah signifikan dan dapat dijadikan sebagai dasar prediksi serta menunjukkan adanya pengaruh secara simultan, dan ini dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.

c. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t Statistik)

Pengujian hipotesis parsial menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

(Sugiyono, 2012:187)

thitung selanjutnya dibandingkan dengan ttabel sesuai dengan α yang telah ditetapkan.

Adapun cara mencari ttabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

ttabel = n-k-1

Kriteria pengambilan keputusan : Jika thitung> ttabel maka Ho ditolak

Jika thitung< ttabel maka Ho diterima

atau

Jika Signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Artinya, apabila thitung> ttabel maka koefisien korelasi parsial tersebut

signifikan dan menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara variabel independen dengan variabel dependen, atau sebaliknya jika thitung< ttabel maka

koefisien korelasi parsial tersebut tidak signifikan dan menunjukkan tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel independen dengan variabel dependen.


(39)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Mengacu pada rumusan masalah serta didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kualitas pembelajaran praktikum pada Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur yang terlihat dari dimensi (1) strategi pengorganisasian pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran, cenderung tinggi atau dapat dikatakan berkualitas. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket kualitas pembelajaran praktikum pada Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur sebesar 4,07.

2. Efektivitas praktek kerja industri (Prakerin) yang diselenggarakan Kompetensi Keahlian Akuntansi di Kabupaten Cianjur yang terlihat dari dimensi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) evaluasi, cenderung tinggi atau dapat dikatakan efektif. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata jawaban responden terhadap angket praktek kerja industri pada Kompetensi Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Cianjur sebesar 4,04.

3. Tingkat kompetensi kejuruan akuntansi yang dicapai siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi Se-Kabupaten Cianjur yang terlihat dari perolehan nilai ujian teori kejuruan dan ujian praktik kejuruan cenderung tinggi atau dapat dikatakan kompeten. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 8,12.

4. Kualitas pembelajaran praktikum berpengaruh positif terhadap kompetensi kejuruan akuntansi pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi yang ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,0550 atau berpengaruh sebesar 30,25%.

5. Efektivitas praktek kerja industri (Prakerin) berpengaruh positif terhadap kompetensi kejuruan akuntansi pada siswa SMK Kompetensi Keahlian


(40)

89

Akuntansi yang ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,176 atau berpengaruh sebesar 3,10%.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan temuan yang diperoleh melalui hasil pengolahan data statistik, implikasi dari hasil penelitian ini adalah :

1. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran praktikum mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kompetensi kejuruan akuntansi. Semakin tinggi kualitas praktikum akan meningkatkan kompetensi kejuruan akuntansi. Tetapi pembelajaran praktikum yang dilaksanakan di sekolah dalam beberapa hal dirasakan belum optimal, terutama dalam hal ketersediaan fasilitas praktikum dan media yang menunjang sehingga perlu dilakukan perbaikan di berbagai aspek baik dalam hal strategi pengorganisasian, penyampaian dan pengelolaan pembelajaran praktikum.

2. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa efektivitas praktek kerja industri mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kompetensi kejuruan akuntansi. Semakin tinggi tingkat efektivitas praktek kerja industri akan meningkatkan kompetensi kejuruan akuntansi. Tetapi dalam beberapa hal pelaksanaan praktek kerja industri dirasakan belum efektif, sehingga perlu dilakukan perbaikan di berbagai aspek baik pada saat perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian dan implikasinya, berikut beberapa saran yang bisa disampaikan :

1. Kualitas pembelajaran praktikum yang sudah berada pada kategori tinggi atau berkualitas harus dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan terutama dalam strategi penyampaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan sekolah harus menyediakan fasilitas praktikum serta media pendukung yang memadai


(41)

90

untuk mempermudah guru dan siswa pada saat kegiatan praktikum berlangsung, serta menyediakan laboratorium khusus yang representatif. 2. Efektivitas praktek kerja industri yang sudah berada pada kategori tinggi atau

efektif harus dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan terutama dalam hal penempatan siswa yang harus sesuai dengan kompetensi keahlian yang dimiliki, agar siswa pada Kompetensi Keahlian Akuntansi dapat melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi keahliannya, sehingga sekolah harus mampu menjalin kerjasama dengan pihak dunia usaha/dunia industri yang relevan dengan Kompetensi Keahlian Akuntansi. Dalam kegiatan praktek kerja industri, guru terutama guru pembimbing diharapkan dapat memberikan pembekalan yang intensif sebelum siswa melaksanakan Prakerin, dan melakukan pemantauan dan bimbingan secara rutin agar tetap terjalin komunikasi yang baik selama Prakerin berlangsung. 3. Peningkatan kompetensi kejuruan akuntansi dapat dilakukan dengan

meningkatkan kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri.

4. Hasil penelitian ini ternyata masih terdapat keterbatasan yang harus dikaji kembali. Banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi Kompetensi kejuruan siswa yang belum dikaji secara mendalam. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam penggunaan metodologi, biaya, serta wawasan penulis yang masih kurang. Berdasarkan keterbatasan tersebut, maka disarankan kepada peneliti lanjutan untuk mengkaji faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi terhadap kompetensi kejuruan siswa, misalnya dengan meneliti kontribusi kualitas pembelajaran teori, dan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih lengkap, serta dengan analisis statistik yang lebih mendalam.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin, (1996). Pengembangan Kurikulum. Bandung. Rosda Karya Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi

Pendidikan. Bandung: Dewaruchi.

BSNP (2013). Peraturan BSNP Nomor 0020 Tahun 2013 tentang POS UN. Jakarta: BSNP

Fatchurrochman, Rudy. (2011). Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap

Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan Kelas XI. Tesis: SPS UPI

Hidayat (2010). Pengaruh Pengelolaan Praktek Kerja Industri dan Partisipasi

Dunia Usaha/Industri Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di SMK Negeri Kota Tasikmalaya. Tesis: SPS UPI

Ghozali, Imam (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Universitas Diponegoro

Irmayanti (2006). Pengaruh Strategi Pengembangan Unit Usaha dan Manajemen

Praktek Kerja Industri Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung. Tesis: SPS UPI.

Is, Syahril (2012). “Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 2

Oktober 2012.

Kemenakertrans. (2008). Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor Kep. 43 Men III 2008 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Sub Sektor jasa Perusahaan Lainnya Bidang Jasa Akuntansi dan Perpajakan Sub Bidang Teknisi Akuntansi. Jakarta: Kemenakertrans.


(43)

92

Kemendiknas. (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar

Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendiknas.

Kemendiknas. (2006). Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Kemendiknas.

Kemendiknas. (2007). Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kemendiknas.

Kemendiknas. (2007). Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Kemendiknas.

Kholid, Setia Furqon (2010). Metode pembelajaran praktikum untuk

Meningkatkan pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Multimedia di Sekolah Menengah Kejuruan. Skripsi: FPMIPA UPI.

Kusnendi, (2008) Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup

Sampel dengan LISREL, Bandung; Alfabeta

Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional. (1996). Konsep Pendidikan Sistem Ganda

pada Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. Jakarta

Miharjo. (2012). Pengaruh Layanan Akademik dan Kesiapan Industri terhadap

Efektivitas Praktek Kerja Industri Siswa SMKN 1 Gantar Kabupaten Indramayu. Tesis: SPS UPI

Mulyasa. (2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Naehudin, Toto Syatori dan Nanang Hozali. (2012). Metode Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Pakpahan, J. (1994). Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Sistem Ganda


(44)

93

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

Prosser. (1950). Vocational Education in a Democracy. Chicago: American Technical society.

Riva’I, veithzal. (2001). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa. Jurnal kajian Dikbud, No.029, 215-231.

Rustaman. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Malang: UM Press.

Saputro, Suprihadi dkk. 2005. Strategi Pembelajaran. Malang: UM Press.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Smith, Mark K (2009). Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Jogjakarta: Mirza Media Pustaka

Sudjana, Nana (2004). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

____________ (2010). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindu.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2003). Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kusuma Karya


(45)

94

Syafrion. (2011). Kontribusi Praktek Kerja Industri dan Unit Produksi Sekolah

Terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Teknik Elektro. Tesis: SPS UPI.

Syatori, Toto. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia. Tamba, Pangihutan (2009). Pengaruh motivasi belajar dan pembelajaran

berbasis kerja terhadap pencapaian kompetensi siswa kelas II bidang study keahlian bangunan SMKN 6 Bandung. Tesis: SPS UPI.

Tuloli, M. Yusuf. (2006). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Uno, Hamzah. (2007). Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

___________. (2009). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, M. Ngalim (1996). Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wena, Made (1996). Pendidikan Sistem ganda. Bandung: Tarsito

Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. (2008). Manajemen SDM. Bandung: Alfabeta. Sumber lain:

Dikmenjur. (2008). Prakerin sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda. Tersedia: http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_prakerin.htm


(46)

95

Haryanto. (2010). Teori Belajar Behaviorisme. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/teori-belajar-behaviorisme/ [7 November 2010]

Machmud Syam (2003). Definisi Praktikum [online] Tersedia:

www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/.../2.06%20Praktikum%20(M.Syam).ppt

Mohasroful. (2011). Pengertian Kompetensi Siswa. [online] Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2186660-pengertian-kompetensi-siswa/

Praharaset. (2012). Teori Efektivitas Pembelajaran. [online] Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256741-teori-efektivitas-pembelajaran/

Reeve and Gallacher (2005). Integrating Work-Based Learning into Higher

Education: A Guide to Good Practice. tersedia:


(1)

90

untuk mempermudah guru dan siswa pada saat kegiatan praktikum berlangsung, serta menyediakan laboratorium khusus yang representatif. 2. Efektivitas praktek kerja industri yang sudah berada pada kategori tinggi atau

efektif harus dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan terutama dalam hal penempatan siswa yang harus sesuai dengan kompetensi keahlian yang dimiliki, agar siswa pada Kompetensi Keahlian Akuntansi dapat melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi keahliannya, sehingga sekolah harus mampu menjalin kerjasama dengan pihak dunia usaha/dunia industri yang relevan dengan Kompetensi Keahlian Akuntansi. Dalam kegiatan praktek kerja industri, guru terutama guru pembimbing diharapkan dapat memberikan pembekalan yang intensif sebelum siswa melaksanakan Prakerin, dan melakukan pemantauan dan bimbingan secara rutin agar tetap terjalin komunikasi yang baik selama Prakerin berlangsung. 3. Peningkatan kompetensi kejuruan akuntansi dapat dilakukan dengan

meningkatkan kualitas pembelajaran praktikum dan efektivitas praktek kerja industri.

4. Hasil penelitian ini ternyata masih terdapat keterbatasan yang harus dikaji kembali. Banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi Kompetensi kejuruan siswa yang belum dikaji secara mendalam. Hal ini disebabkan keterbatasan dalam penggunaan metodologi, biaya, serta wawasan penulis yang masih kurang. Berdasarkan keterbatasan tersebut, maka disarankan kepada peneliti lanjutan untuk mengkaji faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi terhadap kompetensi kejuruan siswa, misalnya dengan meneliti kontribusi kualitas pembelajaran teori, dan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih lengkap, serta dengan analisis statistik yang lebih mendalam.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin, (1996). Pengembangan Kurikulum. Bandung. Rosda Karya Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi

Pendidikan. Bandung: Dewaruchi.

BSNP (2013). Peraturan BSNP Nomor 0020 Tahun 2013 tentang POS UN. Jakarta: BSNP

Fatchurrochman, Rudy. (2011). Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap

Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif Teknik Kendaraan Ringan Kelas XI. Tesis: SPS UPI

Hidayat (2010). Pengaruh Pengelolaan Praktek Kerja Industri dan Partisipasi

Dunia Usaha/Industri Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di SMK Negeri Kota Tasikmalaya. Tesis: SPS UPI

Ghozali, Imam (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Universitas Diponegoro

Irmayanti (2006). Pengaruh Strategi Pengembangan Unit Usaha dan Manajemen

Praktek Kerja Industri Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Bandung. Tesis: SPS UPI.

Is, Syahril (2012). “Model Analisis Pencapaian Kompetensi Kejuruan Berdasarkan Fasilitas Praktik Pada Sekolah Menengah Kejuruan Dengan Pendekatan Sistem Dinamis”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 2

Oktober 2012.

Kemenakertrans. (2008). Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor Kep. 43 Men III 2008 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Sub Sektor jasa Perusahaan Lainnya Bidang Jasa Akuntansi dan Perpajakan Sub Bidang Teknisi Akuntansi. Jakarta: Kemenakertrans.


(3)

92

Kemendiknas. (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar

Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendiknas.

Kemendiknas. (2006). Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Kemendiknas.

Kemendiknas. (2007). Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kemendiknas.

Kemendiknas. (2007). Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Kemendiknas.

Kholid, Setia Furqon (2010). Metode pembelajaran praktikum untuk

Meningkatkan pemahaman siswa pada Mata Pelajaran Multimedia di Sekolah Menengah Kejuruan. Skripsi: FPMIPA UPI.

Kusnendi, (2008) Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup

Sampel dengan LISREL, Bandung; Alfabeta

Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional. (1996). Konsep Pendidikan Sistem Ganda

pada Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia. Jakarta

Miharjo. (2012). Pengaruh Layanan Akademik dan Kesiapan Industri terhadap

Efektivitas Praktek Kerja Industri Siswa SMKN 1 Gantar Kabupaten Indramayu. Tesis: SPS UPI

Mulyasa. (2008). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan

Implementasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Naehudin, Toto Syatori dan Nanang Hozali. (2012). Metode Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Pakpahan, J. (1994). Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Sistem Ganda


(4)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

Prosser. (1950). Vocational Education in a Democracy. Chicago: American Technical society.

Riva’I, veithzal. (2001). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa. Jurnal kajian Dikbud, No.029, 215-231.

Rustaman. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Malang: UM Press.

Saputro, Suprihadi dkk. 2005. Strategi Pembelajaran. Malang: UM Press.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Smith, Mark K (2009). Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Jogjakarta: Mirza Media Pustaka

Sudjana, Nana (2004). Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

____________ (2010). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindu.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2003). Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kusuma Karya


(5)

94

Syafrion. (2011). Kontribusi Praktek Kerja Industri dan Unit Produksi Sekolah

Terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Teknik Elektro. Tesis: SPS UPI.

Syatori, Toto. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Pustaka Setia. Tamba, Pangihutan (2009). Pengaruh motivasi belajar dan pembelajaran

berbasis kerja terhadap pencapaian kompetensi siswa kelas II bidang study keahlian bangunan SMKN 6 Bandung. Tesis: SPS UPI.

Tuloli, M. Yusuf. (2006). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Uno, Hamzah. (2007). Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

___________. (2009). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, M. Ngalim (1996). Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wena, Made (1996). Pendidikan Sistem ganda. Bandung: Tarsito

Yuniarsih, Tjutju dan Suwatno. (2008). Manajemen SDM. Bandung: Alfabeta. Sumber lain:

Dikmenjur. (2008). Prakerin sebagai Bagian dari Pendidikan Sistem Ganda. Tersedia: http://www.geocities.com/dit_dikmenjur/prosedur_prakerin.htm [29 April 2010]


(6)

Haryanto. (2010). Teori Belajar Behaviorisme. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/teori-belajar-behaviorisme/ [7 November 2010]

Machmud Syam (2003). Definisi Praktikum [online] Tersedia: www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/.../2.06%20Praktikum%20(M.Syam).ppt Mohasroful. (2011). Pengertian Kompetensi Siswa. [online] Tersedia:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2186660-pengertian-kompetensi-siswa/

Praharaset. (2012). Teori Efektivitas Pembelajaran. [online] Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256741-teori-efektivitas-pembelajaran/

Reeve and Gallacher (2005). Integrating Work-Based Learning into Higher

Education: A Guide to Good Practice. tersedia: http://www.uvac.ac.uk/downloads/0401_publications/int_wbl .pdf.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI AKUNTANSI DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN Pengaruh Kompetensi Akuntansi Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta.

0 4 11

PENGARUH KOMPETENSI AKUNTANSI DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN Pengaruh Kompetensi Akuntansi Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta.

1 5 16

PENDAHULUAN Pengaruh Kompetensi Akuntansi Dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta.

0 2 7

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI KOMPETENSI KEAHLIAN Pengelolaan Pembelajaran Praktek Kerja Industri Kompetensi Keahlian Seni Karawitan (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta).

0 3 16

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI KOMPETENSI KEAHLIAN SENI Pengelolaan Pembelajaran Praktek Kerja Industri Kompetensi Keahlian Seni Karawitan (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta).

0 2 17

Pengaruh Praktik Kerja Industri Dan Kebiasaan Belajar Akuntansi Terhadap Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Pada Program Keahlian Akuntansi Smk Negeri Dan Swasta Di Kabupaten Ciamis.

0 4 36

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 KOTA TERNATE.

2 6 56

PENGARUH PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KOMPETENSI SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN DI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 BANDUNG.

3 5 45

PERSEPSI STAKEHOLDERS TERHADAP KOMPETENSI SISWA PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA.

0 1 18

MANAJEMEN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PADA KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK SE-KOTA YOGYAKARTA.

2 3 196