PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dengan Perilaku Pencegahan Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirto Ii Kabupaten Pekalongan.


 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU Nomor 23 tahun 1992, pembangunan kesehatan adalah
bagian dari kesehatan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat tiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan ini semakin penting
mengingat kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan kesehatan. (Adisasmito, 2007)
Pada umumnya orang tua menganggap remeh penyakit batuk pilek
tidak membahayakan karena biasanya penyakit ini dapat mengenai anak
berulang kali. Tetapi mereka tidak mengerti bahwa penyakit ini dapat
berkembang menjadi penyakit yang berat jika tidak diobati dan ditangani
dengan segera terutama pada saat daya tahan tubuh anak menurun.
Salah satu penyakit yang diderita oleh sebagian besar masyarakat
adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang mengenai struktur

pernafasan bagian atas dan bawah. Infeksi saluran pernafasan akut sampai saat
ini masih menjadi permasalahan diberbagai negara terutama negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia. (Departemen Kesehatan RI, 2007)
Penyakit ini merupakan penyebab utama tingginya angka mortalitas
dan morbiditas pada anak di negara maju dan berkembang, terutama pada usia
1


 

dibawah lima tahun yaitu 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiaptahunnya. Pada tahun 2007
sekitar 40-60% dari kunjungan di puskesmas adalah penyakit ISPA. Dari
seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20-30%, kematian
yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur
kurang dari dua bulan. (Departemen Kesehatan RI, 2007)
Berdasarkan laporan dari Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan
pada tahun 2011 didapatkan penyakit terbanyak yang diderita oleh balita di
wilayah tersebut adalah ISPA. Pada bulan Maret tahun 2011, sebanyak 343
balita dari total 1652 balita terkena ISPA, diantaranya 86 bayi (25%) berusia

kurang dari 1 tahun dan 257 balita (75%) berusia 1-4 tahun. (Data Puskesmas
Tirto II Kabupaten Pekalongan, 2011)
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Tirto II
Kabupaten Pekalongan, ketika ibu ditanya mengenai penyakit ISPA, tiga belas
dari lima belas ibu yang ditanya mengatakan tidak tahu tentang penyakit
ISPA, penyebab ISPA, dan bagaimana cara pencegahan ISPA bahkan belum
pernah mendengar tentang ISPA.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada ibu-ibu yang
menpunyai anak balita di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten
Pekalongan, didapatkan sepuluh ibu yang di observasi delapan diantaranya
membiarkan balitanya dekat dengan orang yang sedang merokok, sembilan
ibu membiarkan balitanya bermain dilingkungan yang banyak terdapat limbah


 

batik, dan sepuluh ibu membiarkan balitanya bermain di dapur ketika ibu
sedang memasak.
Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ISPA dengan perilaku

pencegahan ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten
Pekalongan.

B. Rumusan Masalah
“Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ISPA dengan perilaku
pencegahan ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten
Pekalongan”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang ISPA dengan perilaku pencegahan ISPA
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang ISPA pada balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan.
b. Mengetahui gambaran perilaku ibu terhadap pencegahan ISPA pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan.
c. Menganalisa hubungan antara tingat pengetahuan ibu dan upaya
pencegahan ISPA pada balita.



 

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Ilmu Keperawatan Anak dan Komunitas.
Penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan
baik di bidang keperawatan maupun di bidang kesehatan lainnya.
Terutama mengenai kesehatan respiratori bagi balita.
b. Manfaat bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data dasar untuk penelitian
selanjutnya dan untuk referensi serta masukan bagi proses belajar
mengajar tentang ISPA dan tatalaksana penanganan kasus ISPA di
area keperawatan anak dan komunitas.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat lapangan bagi Puskesmas Tirto
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi untuk
kepala Puskesmas Tirto II sebagai bahan pertimbangan untuk upaya
peningkatan


pemberantasan

ISPA

dan

penyuluhan

kesehatan

mengenai penyebab, pencegahan, perawatan, dan tatalaksana penyakit
ISPA guna menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat ISPA
pada balita di Puskesmas Tirto II Kabupaten Pekalongan.
b. Bagi ibu/orang tua
Ibu/orangtua diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan untuk
berperilaku positif dalam hal kesehatan yaitu dengan tindakan


 


preventif (pencegahan) sebelum timbulnya penyakit pada balita
khususnya penyakit ISPA.

E. Keaslian Penelitian
1. Yamin, dkk (2007) : Kebiasaan Ibu Dalam Pencegahan Primer Penyakit
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) Pada Balita Keluarga Non Gakin
Di Desa Nanjung Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Nanjung Mekar
Kabupaten Bandung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
kebiasaan ibu dalam pencegahan primer penyakit ISPA pada balita
keluarga non gakin sebagian besar memiliki kebiasaan baik dan hampir
setengahnya tidak baik.
2. Acik

(2005)

:

Faktor-Faktor


Yang

Mempengaruhi

Perilaku

Penatalaksanaan ISPA Bukan Pneumonia Pada Anak Balita Di PoliAnak
RSUD Banyumas. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan, sikap, dan
faktor pendukung fasilitas dapat mempengaruhi perilaku keluarga dalam
penatalaksanaan ISPA bukan Pneumonia.
3. Muhardi (2005) : Hubungan Karakteristik Tingkat Pengetahuan Dan Sikap

Kader Kesehatan Dalam Praktek Pencegahan Penyakit ISPA Terhadap
Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Klirong II Kabupaten Kebumen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan karakteristik
tingkat pengetahuan dan sikap kader kesehatan dalam praktek pencegahan
penyakit ISPA terhadap masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Klirong
II Kabupaten Kebumen. 


Dokumen yang terkait

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Hubungan Karakteristik Individu dengan Tindakan Ibu dalam Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Puskesmas Amplas Tahun 2005

6 50 96

Hubungan Peran Orang Tua dalam Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Kekambuhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Martubung Medan

17 141 71

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRTO II KABUPATEN PEKALONGAN

0 4 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIRTO II KABUPATEN PEKALONGAN

0 3 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dengan Perilaku Pencegahan Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirto Ii Kabupaten Pe

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN PERILAKU Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dengan Perilaku Pencegahan Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tirto Ii Ka

0 2 13

HUBUNGAN FAKTOR KARAKTERISTIK BALITA DAN PERILAKU PENCEGAHAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SUMBANG II KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA - HUBUNGAN FAKTOR KARAKTERISTIK BALITA DAN PERILAKU PENCEGAHAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SUMBANG II KECAMAT

0 0 20