ARTIKEL ILMIAH Hubungan Penggunaan Bahan Makanan Sumber Natrium Dan Aktivitas Olahraga Terhadap Terjadinya Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN PENGGUNAAN BAHAN MAKANAN SUMBER NATRIUM DAN
AKTIVITAS OLAHRAGA TERHADAP TERJADINYA HIPERTENSI PADA
LANSIA DI PUSKESMAS TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Diajukan untuk Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III
dan Gelar Ahli Madya Gizi
Oleh :
TRI WINARSIH
J.300.090.024
PROGRAM STUDI GIZI D3
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
HUBUNGAN PENGGUNAAN BAHAN MAKANAN SUMBER NATRIUM DAN AKTIVITAS
OLAHRAGA TERHADAP TERJADINYA HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS
TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Tri Winarsih
Jurusan Gizi DIII, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhhamadiyah Surakarta
ABSTRACT
Recently, hypertension still becomes important problem for health at the group of advanced‐
age people. The raising age often do simultaneously with raising of degenerative diseases and other
health problems. The objective of this research is to know the relationship between the foods as source
of natrium and sport activities toward hypertension to the advanced‐age people at puskesmas
Tawangsari regency sukoharjo. Type of this research is observational research with cross‐sectional
approach. Variable of research is the using of foods as source of natrium, sport activities and
hypertension. Result of research show p=0,602 Ho is received, it means there is no relationship between
natrium toward hypertension to the advanced‐age people at puskesmas Tawangsari and p=0,228 Ho is
received, it means there is no relationship between sport activities toward hypertension to the
advanced‐age people at puskemas Tawangsari.
PENDAHULUAN
Lanjut usia atau usia tua merupakan
suatu periode penutup dalam rentang hidup
yaitupenurunan
kapasitas
perubahan
sosial
peran
mental,
dan dementia
(kepikunan) (Gunawan,2001).
seseorang, yaitu periode seseorang telah
Hipertensi yang terjadi pada usia 40
beranjak jauh dari periode terdahulu yang
tahun ke atas sebagian besar merupakan
lebih menyenangkan, atau beranjak dari
hipertensi
waktu yang penuh bermanfaat. Merawat
Peningkatan tekanan sistolik menyebabkan
lansia tidak hanya terbatas pada perawatan
besarnya kemungkinan timbulnya kejadian
kesehatan fisik saja namun juga pada faktor
stroke dan infark myocard bahkan walaupun
psikologis dan sosiologis.
Perlu diingat
tekanan diastoliknya dalam batas normal
bahwa kualitas hidup lansia terus menurun
(isolated systolic hypertension). HST adalah
seiring dengan semakin bertambahnya usia
bentuk hipertensi yang paling sering terjadi
sistolik
terisolasi
(HST).
1
pada manula. Adanya hipertensi, baik HST
memompa semakin besar pula kekuatan
maupun kombinasi sistolik dan diastolik
yang mendesak arteri. Latihan fisik berupa
merupakan faktor resiko bagi lanjut usia.
berjalan kaki selama 30-60 menit setiap hari
Hipertensi juga merupakan faktor utama
sangat bermanfaat untuk menjaga jantung
untuk stroke, gagal jantung koroner, dimana
dan
peranannya
manula
tekanan darah tinggi, jantung atau masalah
daripada pada orang yang lebih muda
pada peredaran darah, sebaiknya tidak
(Kuswardhani,2007).
menggunakan
lebih
besar
pada
Kemajuan yang terjadi di negara-
peredaran
darah.
Bagi
beban
penderita
waktu
jalan
(Rohaendi, 2008).
negara berkembang, termasuk Indonesia,
METODE PENELITIAN
banyak menimbulkan perubahan, baik dari
Jenis Penelitian
gaya hidup maupun pola makan bagi
Jenis
penelitian
ini
penduduknya. Perubahan gaya hidup dari
observasional
yang sederhana, menjadi serba cepat atau
pendekatan
instan
pengamatan terhadap variabel bebas dan
menyebabkan
banyak
orang
dengan
penelitian
cross
menggunakan
sectional
memanfaatkan kemajuan teknologi di masa
terikat dilakukan secara bersamaan.
kini. Tidak hanya karena pola makan saja
Lokasi dan Waktu Penelitian
yang dapat menyebabkan hipertensi namun
kurangnya
aktivitas
fisik
menaikkan
risiko tekanan
Orang-orang
yang
ini
dilaksanakan
di
juga
dapat
Puskesmas Tawangsari pada bulan Januari
darah
tinggi
sampai dengan bulan Agustus 2012.
karena bertambahnya resiko untuk menjadi
gemuk.
Penelitian
dimana
tidak
aktif
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek
cenderung mempunyai detak jantung lebih
penelitian
atau
obyek
cepat dan otot jantung mereka harus
(Notoatmodjo,
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,
penelitian ini adalah lansia di Puskesmas
semakin keras dan sering, jantung harus
Tawangsari. Kriteria inklusi dari penelitian
2005).
yang
Populasi
diteliti
dari
2
ini adalah : lansia berusia 60 tahun keatas,
bersedia menjadi responden dan mampu
diajak berkomunikasi.
yang
stroke
. 0,537 . (1-0,537)
,
n = 3,84 . 0,537 . 0,463
Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah :
lansia
n = ( ,9
dan
lansia
0,0225
yang
n = 0,9547
mengalami kepikunan.
0,0225
Sampel
dalam
penelitian
ini
sebanyak 48 responden yang diperoleh dari
n = 42,43 kemudian dibulatkan menjadi 43,
perhitungan sebagai berikut :
kemudian ditambah 10% (lost of follow up)
n
α PQ
sehingga diperoleh jumlah 48.
Jenis Variabel
Keterangan :
n = Besar sampel
Variabel dalam penelitian ini meliputi :
Variabel terikat : terjadinya hipertensi dan
Variabel
bebas
:
penggunaan
bahan
= Nilai distribusi normal pada
makanan sumber natrium dan aktivitas
tingkat kemaknaan = 95% (1,96)
olahraga.
P = Proporsi variabel yang dikehendaki
= 53,7% ( 0,537)
Q = 1-P
d = derajat ketepatan pendugaan besar
Pengumpulan Data
Jenis Data
1. Jenis Data
a. Data primer
sampel = 15% (0,15)
Data primer yang dikumpulkan
(Dahlan, 2009).
meliputi :
Sehingga didapat jumlah sampel
1) Tekanan darah
sebagai berikut :
2) Penggunaan bahan
makanan sumber natrium
3
3) Aktivitas olahraga
c. Dokumentasi
b. Data sekunder
Mengambil foto responden saat
Data sekunder yang
penelitian
berlangsung
dikumpulkan meliputi :
menjadikan
foto
1) Data identitas sampel yang
penelitian.
sebagai
meliputi nama, umur dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
jenis kelamin yang diperoleh
Gambaran umum
dari data yang berada pada
komputer di daftar pasien.
2) Data
bukti
Kecamatan Tawangsari merupakan
salah
satu
kecamatan
di
daerah
gambaran
Kabupaten Sukoharjo dengan batas
Puskesmas
wilayah sebagai berikut : sebelah Timur
tentang
umum
dan
berbatasan dengan Kecamatan Bulu
Tawangsari
Kabupaten Sukoharjo. Sebelah Selatan
Cara Pengumpulan Data
berbatasan
dengan
Kecamatan
Mewawancarai responden tentang
Sanggang
Kabupaten
Sukoharjo.
penggunaan
Sebelah
a. Wawancara
sumber
bahan
natrium
dan
makanan
aktivitas
Barat
berbatasan
dengan
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.
olahraganya sesuai dengan form
Sebelah
FFQ
Kecamatan Pojok Kabupaten Sukoharjo.
dan
kuesioner
aktivitas
penelitian
b. Pengukuran tekanan darah
responden
berbatasan
dengan
Puskesmas yang digunakan dalam
olahraga.
Mengukur
Utara
tekanan
dengan
sphygmomanometer.
darah
alat
Tawangsari
ini
adalah
yang
Puskesmas
beralamatkan
di
Jl.Laks.Yos Sudarso No 13. Fasilitas
yang dimiliki Puskesmas Tawangsari
4
antara lain : ruang pendaftaran pasien,
ruang
pemeriksaan
pemeriksaan
gigi,
umum,
ruang
ruang
bidan,
laboratorium, ruang TU, kantor kepala
puskesmas, kantor kepegawaian, ruang
Tabel 2
Distribusi Responden menurut
Kelompok Umur
Umur
Jml
%
Lanjut
25
52
(60-70)
Lanjut tua
20
42
(71-90)
perawat, ruang ahli gizi, 10 kamar rawat
inap,
dan
dapur.
Jumlah
seluruh
Sangat tua
(diatas 90)
Total
3
6
48
100
karyawan di Puskesmas Tawangsari
Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat
ada 30 orang.
dilihat bahwa umur responden yang
Karakteristik Subyek Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh data sebanyak 48 responden.
Responden dalam penelitian ini adalah
pasien
lansia
yang
datang
ke
Puskesmas dan adapun data responden
terdapat 25 responden (52%), kategori
usia lanjut tua terdapat 20 responden
(42%) dan kategori usia sangat tua 3
responden (6%).
2. Jenis Kelamin
adalah sebagai berikut :
Subjek dalam penelitian ini terdiri
1. Umur
Hasil penelitian diketahui bahwa
umur minimal yang dimiliki subjek
61 tahun dan umur maksimal 102
tahun.
termasuk dalam kategori usia lanjut
Secara
responden
rinci
menurut
distribusi
umur
dari 48 responden, 21 responden
(43,75%) laki-laki dan 27 responden
(56,25%) perempuan, untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 3.
dapat
dilihat pada Tabel 2.
5
Tabel 3
Distribusi Responden menurut
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
%
Laki-laki
21
43,75
Perempuan
27
56,25
Total
48
100
dan
responden
melakukan
yang
aktivitas
Tabel
3
B. Konsumsi Natrium Subyek
bahwa
hasil
penelitian
dapat
asupan
diketahui
olahraga
sebanyak 81,25%.
Berdasarkan
Berdasarkan
tidak
responden
natrium
subyek
yang
yang
diperoleh melalui metode FFQ yang
berjenis kelamin laki-laki lebih sedikit
berisi tentang frekuensi penggunaan
daripada
responden
yang
berjenis
bahan
makanan
yang
banyak
kelamin perempuan.
mengandung
zat
natrium,
A. Aktivitas Olahraga Subyek
didapatkan hasil yang dapat dilihat
Berdasarkan
hasil
penelitian
pada tabel 5.
aktivitas olahraga subyek diperoleh
melalui kuesioner, didapatkan hasil
yang dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Data Hasil Kuesioner Aktivitas
Olahraga
Aktivitas
Jumlah
%
Olahraga
Olahraga
9
18,75
Tidak
39
81,25
Olahraga
Total
48
100
Tabel 5
Data Hasil Kuesioner Konsumsi
Natrium
Asupan
Jumlah
%
Na
Tinggi
5
10,4
Cukup
43
89,5
Total
48
100
Berdasarkan
Tabel
5
dapat
diketahui bahwa konsumsi Na tinggi
sebanyak
10,4%
dan
cukup
Berdasarkan Tabel 4 diketahui
sebanyak 89,5%. Hal ini dapat
bahwa responden yang melakukan
diketahui dengan bahan makanan
aktivitas olahraga sebanyak 18,75%
yang sering digunakan responden
6
dalam membuat menu sehari-hari.
Sebagian besar responden dengan
Berdasarkan
tabel
6
dapat
asupan Na cukup karena bahan
diketahui bahwa responden yang
makanan
termasuk dalam kategori hipertensi
yang
digunakan
responden sedikit mengandung Na.
termasuk
C. Terjadinya Hipertensi Subyek
Berdasarkan
hasil
terdapat 72,9% dan responden yang
penelitian
dalam
hipertensi
kategori
tidak
terdapat
27,1%.
terjadinya hipertensi yang diperoleh
Terjadinya
melalui pengukuran tekanan darah
terjadi karena banyak faktor seperti
didapatkan
faktor keturunan, kurang olahraga,
hasil
terjadinya
hipertensi responden, yang dapat
dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Data Terjadinya Hipertensi
Terjadin
Kateg
ya
Juml Tot
ori
hiperten
ah
al
usia
si
Usia
21
lanjut
Hiperte Lanjut
14
35
nsi
tua
Sanga
0
t tua
Usia
4
lanjut
Tidak
Lanjut
6
13
Hiperte
tua
nsi
Sanga
3
t tua
48
48
Total
hipertensi
ini
dapat
asupan natrium, obesitas, dll.
D. Hubungan
terhadap
Asupan
Natrium
Terjadinya
Hipertensi
pada Lansia
%
Distribusi
asupan
natrium
terhadap terjadinya hipertensi pada
72,
9
lansia tersaji dalam Tabel 7.
Tabel 7
Distribusi Asupan Natrium
terhadap Terjadinya Hipertensi
27,
1
10
0
Asupan
Natrium
Na tinggi
Na
cukup
Terjadinya hipertensi
Hipertensi
Tidak
hipertensi
N
%
N
%
3
60,0
2
40,0
32 74,4
11 25,6
Total
N
5
43
%
100
100
7
Tabel 7 menunjukkan bahwa, dari 5
orang lansia yang asupan natriumnya tinggi,
berdampak kepada timbulnya hipertensi
(Wolff, 2008).
60,0% menderita hipertensi dan 40,0% tidak
menderita hipertensi sedangkan dari 43
orang
lansia
yang
asupan
natriumnya
cukup, 74,4% menderita hipertensi dan
25,6% tidak menderita hipertensi.
Berdasarkan
uji
statistik
Hasil penelitian ini juga tidak sejalan
dengan hasil penelitian Ariyanti (2005) yang
menunjukkan
ada
hubungan
bermakna
antara asupan natrium dengan tekanan
darah.
dengan
E. Hubungan
Aktivitas
Olahraga
Terjadinya
Hipertensi
menggunakan chi-square didapatkan hasil p
terhadap
0,602 sehingga Ho diterima sehingga tidak
ada
hubungan
penggunaan
makanan
sumber
natrium
terjadinya
hipertensi.
bahan
pada Lansia
Distribusi
terhadap
Tidak
adanya
hubungan ini kemungkinan karena faktor
dalam tabel 8.
Tabel 8
hipertensi yang tidak diteliti dalam penelitian
antara
lain
keturunan,
Distribusi Aktivitas Olahraga
terhadap Terjadinya Hipertensi
lingkungan,
obesitas, konsumsi alkohol dan merokok.
Aktivitas
olahraga
Asupan natrium yang berlebihan dapat
mempengaruhi terjadinya hipertensi karena
konsentrasi
sehingga
cairan
volume
intraseluler
cairan
keluar,
ekstraseluler
OR
Tidak
OR
Terjadinya hipertensi
Hipertensi
Tidak
hipertensi
N
%
N
%
5
55,6 4 44,4
30 76,9 9 23,1
orang
ekstraseluler tersebut dapat menyebabkan
olahraga,
meningkatnya
hipertensi
darah,
sehingga
Total
N
9
39
%
100
100
Berdasarkan Tabel 8, dari 9
meningkat. Meningkatnya volume cairan
volume
olahraga
terhadap terjadinya hipertensi tersaji
lain yang yang mempengaruhi terjadinya
ini
aktivitas
lansia
yang
56,6%
dan
melakukan
menderita
44,4%
tidak
8
menderita hipertensi sedangkan dari
olahraga dengan tekanan darah
39
penderita hipertensi lansia.
orang
melakukan
lansia
yang
olahraga,
tidak
76,9%
KESIMPULAN DAN SARAN
menderita hipertensi dan 23,1%
Kesimpulan
tidak menderita hipertensi.
1. Kategori
usia
lanjut
terdapat
25
Berdasarkan uji statistik dengan
responden (52%), kategori usia lanjut
menggunakan uji hubungan chi-
tua terdapat 20 responden (42%) dan
square dapat diketahui bahwa nilai p
kategori usia sangat tua 3 responden
0,228
(6%).
sehingga
sehingga
tidak
aktivitas
Ho
ada
olahraga
diterima
hubungan
2. Subyek yang melakukan olahraga
terhadap
terdapat 9 responden (18,75%) dan
terjadinya hipertensi. Tidak adanya
yang
hubungan ini kemungkinan karena
olahraga
faktor
(81,25%).
lain
terjadinya
faktor
yang
mempengaruhi
hipertensi
antara
keturunan,
konsumsi
alkohol,
lain
merokok,
obesitas
dan
3. Subyek
tidak
melakukan
terdapat
yang
aktivitas
39
responden
asupan
natriumnya
tinggi sebanyak 5 responden (10,4%)
dan yang asupan natriumnya cukup
terdapat 43 responden (89,5%).
lingkungan.
Hasil penelitian ini juga tidak
4. Tidak ada hubungan penggunaan
sejalan dengan penelitian Natalia
bahan
(2005) yang menunjukkan bahwa
terhadap terjadinya hipertensi pada
ada
lansia
hubungan
antara
kurang
makanan
di
sumber
Puskesmas
natrium
Tawangsari
kabupaten Sukoharjo.
9
5. Tidak
olahraga
ada
hubungan
terhadap
aktivitas
terjadinya
Saran
1. Bagi Puskesmas Tawangsari
hipertensi pada lansia di Puskesmas
Puskesmas
Tawangsari kabupaten Sukoharjo.
mnindak lanjuti masalah yang ada
pada
tawangsari
pasien
sebaiknya
dengan
memberikan
cara
penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA
Auliana. 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan, Adicita,Yogyakarta.
Bakri dan Ariadnyana. 1991. Masalah Hipertensi. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Darmojo, B,et al.2000.Beberapa Masalah Penyakit pada Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Elsanti, S. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi & Serangan
Jantung, Araska, Yogyakarta.
Gunawan, L. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Kanisius, Yogyakarta.
Kuswardhani,T.2007.Penatalaksanaan Hipertensi pada Lansia. diakses 18 Oktober
(http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/
2011.
penatalaksanaan%20hipertensi%20pada%20usia%20lanjut.pdf
Mary E. B. 2007. Ilmu Gizi. Jakarata : Erlangga.
Maryam, R. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
Rusdi dan Isnawati. 2009. Awas ! Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi dan Diabetes.
Yogyakarta : Power Books ( IHDINA).
Santoso dan Ranti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Suhardjo. 1990. Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat. Bogor : IPB.
10
Sutanto. 2009. Awas Tujuh Penyakit Degeneratif. Yogyakarta : Paradigma Indonesia.
Utami, P. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi pada Lansia. Jakarta Selatan : Agromedia.
Yayuk, B. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya.
11
HUBUNGAN PENGGUNAAN BAHAN MAKANAN SUMBER NATRIUM DAN
AKTIVITAS OLAHRAGA TERHADAP TERJADINYA HIPERTENSI PADA
LANSIA DI PUSKESMAS TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Diajukan untuk Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma III
dan Gelar Ahli Madya Gizi
Oleh :
TRI WINARSIH
J.300.090.024
PROGRAM STUDI GIZI D3
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
HUBUNGAN PENGGUNAAN BAHAN MAKANAN SUMBER NATRIUM DAN AKTIVITAS
OLAHRAGA TERHADAP TERJADINYA HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS
TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Tri Winarsih
Jurusan Gizi DIII, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhhamadiyah Surakarta
ABSTRACT
Recently, hypertension still becomes important problem for health at the group of advanced‐
age people. The raising age often do simultaneously with raising of degenerative diseases and other
health problems. The objective of this research is to know the relationship between the foods as source
of natrium and sport activities toward hypertension to the advanced‐age people at puskesmas
Tawangsari regency sukoharjo. Type of this research is observational research with cross‐sectional
approach. Variable of research is the using of foods as source of natrium, sport activities and
hypertension. Result of research show p=0,602 Ho is received, it means there is no relationship between
natrium toward hypertension to the advanced‐age people at puskesmas Tawangsari and p=0,228 Ho is
received, it means there is no relationship between sport activities toward hypertension to the
advanced‐age people at puskemas Tawangsari.
PENDAHULUAN
Lanjut usia atau usia tua merupakan
suatu periode penutup dalam rentang hidup
yaitupenurunan
kapasitas
perubahan
sosial
peran
mental,
dan dementia
(kepikunan) (Gunawan,2001).
seseorang, yaitu periode seseorang telah
Hipertensi yang terjadi pada usia 40
beranjak jauh dari periode terdahulu yang
tahun ke atas sebagian besar merupakan
lebih menyenangkan, atau beranjak dari
hipertensi
waktu yang penuh bermanfaat. Merawat
Peningkatan tekanan sistolik menyebabkan
lansia tidak hanya terbatas pada perawatan
besarnya kemungkinan timbulnya kejadian
kesehatan fisik saja namun juga pada faktor
stroke dan infark myocard bahkan walaupun
psikologis dan sosiologis.
Perlu diingat
tekanan diastoliknya dalam batas normal
bahwa kualitas hidup lansia terus menurun
(isolated systolic hypertension). HST adalah
seiring dengan semakin bertambahnya usia
bentuk hipertensi yang paling sering terjadi
sistolik
terisolasi
(HST).
1
pada manula. Adanya hipertensi, baik HST
memompa semakin besar pula kekuatan
maupun kombinasi sistolik dan diastolik
yang mendesak arteri. Latihan fisik berupa
merupakan faktor resiko bagi lanjut usia.
berjalan kaki selama 30-60 menit setiap hari
Hipertensi juga merupakan faktor utama
sangat bermanfaat untuk menjaga jantung
untuk stroke, gagal jantung koroner, dimana
dan
peranannya
manula
tekanan darah tinggi, jantung atau masalah
daripada pada orang yang lebih muda
pada peredaran darah, sebaiknya tidak
(Kuswardhani,2007).
menggunakan
lebih
besar
pada
Kemajuan yang terjadi di negara-
peredaran
darah.
Bagi
beban
penderita
waktu
jalan
(Rohaendi, 2008).
negara berkembang, termasuk Indonesia,
METODE PENELITIAN
banyak menimbulkan perubahan, baik dari
Jenis Penelitian
gaya hidup maupun pola makan bagi
Jenis
penelitian
ini
penduduknya. Perubahan gaya hidup dari
observasional
yang sederhana, menjadi serba cepat atau
pendekatan
instan
pengamatan terhadap variabel bebas dan
menyebabkan
banyak
orang
dengan
penelitian
cross
menggunakan
sectional
memanfaatkan kemajuan teknologi di masa
terikat dilakukan secara bersamaan.
kini. Tidak hanya karena pola makan saja
Lokasi dan Waktu Penelitian
yang dapat menyebabkan hipertensi namun
kurangnya
aktivitas
fisik
menaikkan
risiko tekanan
Orang-orang
yang
ini
dilaksanakan
di
juga
dapat
Puskesmas Tawangsari pada bulan Januari
darah
tinggi
sampai dengan bulan Agustus 2012.
karena bertambahnya resiko untuk menjadi
gemuk.
Penelitian
dimana
tidak
aktif
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek
cenderung mempunyai detak jantung lebih
penelitian
atau
obyek
cepat dan otot jantung mereka harus
(Notoatmodjo,
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,
penelitian ini adalah lansia di Puskesmas
semakin keras dan sering, jantung harus
Tawangsari. Kriteria inklusi dari penelitian
2005).
yang
Populasi
diteliti
dari
2
ini adalah : lansia berusia 60 tahun keatas,
bersedia menjadi responden dan mampu
diajak berkomunikasi.
yang
stroke
. 0,537 . (1-0,537)
,
n = 3,84 . 0,537 . 0,463
Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah :
lansia
n = ( ,9
dan
lansia
0,0225
yang
n = 0,9547
mengalami kepikunan.
0,0225
Sampel
dalam
penelitian
ini
sebanyak 48 responden yang diperoleh dari
n = 42,43 kemudian dibulatkan menjadi 43,
perhitungan sebagai berikut :
kemudian ditambah 10% (lost of follow up)
n
α PQ
sehingga diperoleh jumlah 48.
Jenis Variabel
Keterangan :
n = Besar sampel
Variabel dalam penelitian ini meliputi :
Variabel terikat : terjadinya hipertensi dan
Variabel
bebas
:
penggunaan
bahan
= Nilai distribusi normal pada
makanan sumber natrium dan aktivitas
tingkat kemaknaan = 95% (1,96)
olahraga.
P = Proporsi variabel yang dikehendaki
= 53,7% ( 0,537)
Q = 1-P
d = derajat ketepatan pendugaan besar
Pengumpulan Data
Jenis Data
1. Jenis Data
a. Data primer
sampel = 15% (0,15)
Data primer yang dikumpulkan
(Dahlan, 2009).
meliputi :
Sehingga didapat jumlah sampel
1) Tekanan darah
sebagai berikut :
2) Penggunaan bahan
makanan sumber natrium
3
3) Aktivitas olahraga
c. Dokumentasi
b. Data sekunder
Mengambil foto responden saat
Data sekunder yang
penelitian
berlangsung
dikumpulkan meliputi :
menjadikan
foto
1) Data identitas sampel yang
penelitian.
sebagai
meliputi nama, umur dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
jenis kelamin yang diperoleh
Gambaran umum
dari data yang berada pada
komputer di daftar pasien.
2) Data
bukti
Kecamatan Tawangsari merupakan
salah
satu
kecamatan
di
daerah
gambaran
Kabupaten Sukoharjo dengan batas
Puskesmas
wilayah sebagai berikut : sebelah Timur
tentang
umum
dan
berbatasan dengan Kecamatan Bulu
Tawangsari
Kabupaten Sukoharjo. Sebelah Selatan
Cara Pengumpulan Data
berbatasan
dengan
Kecamatan
Mewawancarai responden tentang
Sanggang
Kabupaten
Sukoharjo.
penggunaan
Sebelah
a. Wawancara
sumber
bahan
natrium
dan
makanan
aktivitas
Barat
berbatasan
dengan
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.
olahraganya sesuai dengan form
Sebelah
FFQ
Kecamatan Pojok Kabupaten Sukoharjo.
dan
kuesioner
aktivitas
penelitian
b. Pengukuran tekanan darah
responden
berbatasan
dengan
Puskesmas yang digunakan dalam
olahraga.
Mengukur
Utara
tekanan
dengan
sphygmomanometer.
darah
alat
Tawangsari
ini
adalah
yang
Puskesmas
beralamatkan
di
Jl.Laks.Yos Sudarso No 13. Fasilitas
yang dimiliki Puskesmas Tawangsari
4
antara lain : ruang pendaftaran pasien,
ruang
pemeriksaan
pemeriksaan
gigi,
umum,
ruang
ruang
bidan,
laboratorium, ruang TU, kantor kepala
puskesmas, kantor kepegawaian, ruang
Tabel 2
Distribusi Responden menurut
Kelompok Umur
Umur
Jml
%
Lanjut
25
52
(60-70)
Lanjut tua
20
42
(71-90)
perawat, ruang ahli gizi, 10 kamar rawat
inap,
dan
dapur.
Jumlah
seluruh
Sangat tua
(diatas 90)
Total
3
6
48
100
karyawan di Puskesmas Tawangsari
Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat
ada 30 orang.
dilihat bahwa umur responden yang
Karakteristik Subyek Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh data sebanyak 48 responden.
Responden dalam penelitian ini adalah
pasien
lansia
yang
datang
ke
Puskesmas dan adapun data responden
terdapat 25 responden (52%), kategori
usia lanjut tua terdapat 20 responden
(42%) dan kategori usia sangat tua 3
responden (6%).
2. Jenis Kelamin
adalah sebagai berikut :
Subjek dalam penelitian ini terdiri
1. Umur
Hasil penelitian diketahui bahwa
umur minimal yang dimiliki subjek
61 tahun dan umur maksimal 102
tahun.
termasuk dalam kategori usia lanjut
Secara
responden
rinci
menurut
distribusi
umur
dari 48 responden, 21 responden
(43,75%) laki-laki dan 27 responden
(56,25%) perempuan, untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 3.
dapat
dilihat pada Tabel 2.
5
Tabel 3
Distribusi Responden menurut
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah
%
Laki-laki
21
43,75
Perempuan
27
56,25
Total
48
100
dan
responden
melakukan
yang
aktivitas
Tabel
3
B. Konsumsi Natrium Subyek
bahwa
hasil
penelitian
dapat
asupan
diketahui
olahraga
sebanyak 81,25%.
Berdasarkan
Berdasarkan
tidak
responden
natrium
subyek
yang
yang
diperoleh melalui metode FFQ yang
berjenis kelamin laki-laki lebih sedikit
berisi tentang frekuensi penggunaan
daripada
responden
yang
berjenis
bahan
makanan
yang
banyak
kelamin perempuan.
mengandung
zat
natrium,
A. Aktivitas Olahraga Subyek
didapatkan hasil yang dapat dilihat
Berdasarkan
hasil
penelitian
pada tabel 5.
aktivitas olahraga subyek diperoleh
melalui kuesioner, didapatkan hasil
yang dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Data Hasil Kuesioner Aktivitas
Olahraga
Aktivitas
Jumlah
%
Olahraga
Olahraga
9
18,75
Tidak
39
81,25
Olahraga
Total
48
100
Tabel 5
Data Hasil Kuesioner Konsumsi
Natrium
Asupan
Jumlah
%
Na
Tinggi
5
10,4
Cukup
43
89,5
Total
48
100
Berdasarkan
Tabel
5
dapat
diketahui bahwa konsumsi Na tinggi
sebanyak
10,4%
dan
cukup
Berdasarkan Tabel 4 diketahui
sebanyak 89,5%. Hal ini dapat
bahwa responden yang melakukan
diketahui dengan bahan makanan
aktivitas olahraga sebanyak 18,75%
yang sering digunakan responden
6
dalam membuat menu sehari-hari.
Sebagian besar responden dengan
Berdasarkan
tabel
6
dapat
asupan Na cukup karena bahan
diketahui bahwa responden yang
makanan
termasuk dalam kategori hipertensi
yang
digunakan
responden sedikit mengandung Na.
termasuk
C. Terjadinya Hipertensi Subyek
Berdasarkan
hasil
terdapat 72,9% dan responden yang
penelitian
dalam
hipertensi
kategori
tidak
terdapat
27,1%.
terjadinya hipertensi yang diperoleh
Terjadinya
melalui pengukuran tekanan darah
terjadi karena banyak faktor seperti
didapatkan
faktor keturunan, kurang olahraga,
hasil
terjadinya
hipertensi responden, yang dapat
dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Data Terjadinya Hipertensi
Terjadin
Kateg
ya
Juml Tot
ori
hiperten
ah
al
usia
si
Usia
21
lanjut
Hiperte Lanjut
14
35
nsi
tua
Sanga
0
t tua
Usia
4
lanjut
Tidak
Lanjut
6
13
Hiperte
tua
nsi
Sanga
3
t tua
48
48
Total
hipertensi
ini
dapat
asupan natrium, obesitas, dll.
D. Hubungan
terhadap
Asupan
Natrium
Terjadinya
Hipertensi
pada Lansia
%
Distribusi
asupan
natrium
terhadap terjadinya hipertensi pada
72,
9
lansia tersaji dalam Tabel 7.
Tabel 7
Distribusi Asupan Natrium
terhadap Terjadinya Hipertensi
27,
1
10
0
Asupan
Natrium
Na tinggi
Na
cukup
Terjadinya hipertensi
Hipertensi
Tidak
hipertensi
N
%
N
%
3
60,0
2
40,0
32 74,4
11 25,6
Total
N
5
43
%
100
100
7
Tabel 7 menunjukkan bahwa, dari 5
orang lansia yang asupan natriumnya tinggi,
berdampak kepada timbulnya hipertensi
(Wolff, 2008).
60,0% menderita hipertensi dan 40,0% tidak
menderita hipertensi sedangkan dari 43
orang
lansia
yang
asupan
natriumnya
cukup, 74,4% menderita hipertensi dan
25,6% tidak menderita hipertensi.
Berdasarkan
uji
statistik
Hasil penelitian ini juga tidak sejalan
dengan hasil penelitian Ariyanti (2005) yang
menunjukkan
ada
hubungan
bermakna
antara asupan natrium dengan tekanan
darah.
dengan
E. Hubungan
Aktivitas
Olahraga
Terjadinya
Hipertensi
menggunakan chi-square didapatkan hasil p
terhadap
0,602 sehingga Ho diterima sehingga tidak
ada
hubungan
penggunaan
makanan
sumber
natrium
terjadinya
hipertensi.
bahan
pada Lansia
Distribusi
terhadap
Tidak
adanya
hubungan ini kemungkinan karena faktor
dalam tabel 8.
Tabel 8
hipertensi yang tidak diteliti dalam penelitian
antara
lain
keturunan,
Distribusi Aktivitas Olahraga
terhadap Terjadinya Hipertensi
lingkungan,
obesitas, konsumsi alkohol dan merokok.
Aktivitas
olahraga
Asupan natrium yang berlebihan dapat
mempengaruhi terjadinya hipertensi karena
konsentrasi
sehingga
cairan
volume
intraseluler
cairan
keluar,
ekstraseluler
OR
Tidak
OR
Terjadinya hipertensi
Hipertensi
Tidak
hipertensi
N
%
N
%
5
55,6 4 44,4
30 76,9 9 23,1
orang
ekstraseluler tersebut dapat menyebabkan
olahraga,
meningkatnya
hipertensi
darah,
sehingga
Total
N
9
39
%
100
100
Berdasarkan Tabel 8, dari 9
meningkat. Meningkatnya volume cairan
volume
olahraga
terhadap terjadinya hipertensi tersaji
lain yang yang mempengaruhi terjadinya
ini
aktivitas
lansia
yang
56,6%
dan
melakukan
menderita
44,4%
tidak
8
menderita hipertensi sedangkan dari
olahraga dengan tekanan darah
39
penderita hipertensi lansia.
orang
melakukan
lansia
yang
olahraga,
tidak
76,9%
KESIMPULAN DAN SARAN
menderita hipertensi dan 23,1%
Kesimpulan
tidak menderita hipertensi.
1. Kategori
usia
lanjut
terdapat
25
Berdasarkan uji statistik dengan
responden (52%), kategori usia lanjut
menggunakan uji hubungan chi-
tua terdapat 20 responden (42%) dan
square dapat diketahui bahwa nilai p
kategori usia sangat tua 3 responden
0,228
(6%).
sehingga
sehingga
tidak
aktivitas
Ho
ada
olahraga
diterima
hubungan
2. Subyek yang melakukan olahraga
terhadap
terdapat 9 responden (18,75%) dan
terjadinya hipertensi. Tidak adanya
yang
hubungan ini kemungkinan karena
olahraga
faktor
(81,25%).
lain
terjadinya
faktor
yang
mempengaruhi
hipertensi
antara
keturunan,
konsumsi
alkohol,
lain
merokok,
obesitas
dan
3. Subyek
tidak
melakukan
terdapat
yang
aktivitas
39
responden
asupan
natriumnya
tinggi sebanyak 5 responden (10,4%)
dan yang asupan natriumnya cukup
terdapat 43 responden (89,5%).
lingkungan.
Hasil penelitian ini juga tidak
4. Tidak ada hubungan penggunaan
sejalan dengan penelitian Natalia
bahan
(2005) yang menunjukkan bahwa
terhadap terjadinya hipertensi pada
ada
lansia
hubungan
antara
kurang
makanan
di
sumber
Puskesmas
natrium
Tawangsari
kabupaten Sukoharjo.
9
5. Tidak
olahraga
ada
hubungan
terhadap
aktivitas
terjadinya
Saran
1. Bagi Puskesmas Tawangsari
hipertensi pada lansia di Puskesmas
Puskesmas
Tawangsari kabupaten Sukoharjo.
mnindak lanjuti masalah yang ada
pada
tawangsari
pasien
sebaiknya
dengan
memberikan
cara
penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA
Auliana. 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan, Adicita,Yogyakarta.
Bakri dan Ariadnyana. 1991. Masalah Hipertensi. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Darmojo, B,et al.2000.Beberapa Masalah Penyakit pada Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Elsanti, S. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi & Serangan
Jantung, Araska, Yogyakarta.
Gunawan, L. 2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Kanisius, Yogyakarta.
Kuswardhani,T.2007.Penatalaksanaan Hipertensi pada Lansia. diakses 18 Oktober
(http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/
2011.
penatalaksanaan%20hipertensi%20pada%20usia%20lanjut.pdf
Mary E. B. 2007. Ilmu Gizi. Jakarata : Erlangga.
Maryam, R. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
Rusdi dan Isnawati. 2009. Awas ! Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi dan Diabetes.
Yogyakarta : Power Books ( IHDINA).
Santoso dan Ranti. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Suhardjo. 1990. Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat. Bogor : IPB.
10
Sutanto. 2009. Awas Tujuh Penyakit Degeneratif. Yogyakarta : Paradigma Indonesia.
Utami, P. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi pada Lansia. Jakarta Selatan : Agromedia.
Yayuk, B. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya.
11