ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DENGAN PENANGANAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO JAWA TENGAH

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG

HIPERTENSI DENGAN PENANGANAN HIPERTENSI PADA LANSIA

DI PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO JAWA TENGAH

  

Analysis Of Lansia Knowledge Connection On Hypertension With Hypertension

Handling In Lansia In Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah

Nur Hikmah

Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta

  

ABSTRACT

The result of Basic Health Research (Riskesdas) 2013 shows that the

prevalence of hypertension disease in Indonesia is 26.5%. Central Java Province is

one of the provinces where the incidence of hypertension is still high which is about

26.4%. The prevalence of hypertension was highest in elderly people, at age 45-54

years 35.6%, at age 55-64 years 45.9%, at age 65-74 years some 57.6% and at age>

75 years 63.8%. While the prevalence of cases of essential hypertension in Sukoharjo

District in 2013 amounted to 22,940 increase when compared with the year 2012

amounted to 21,056 cases.

  A preliminary study of the elderly at Grogol Sukoharjo Central Java Public

Health Center at 8 elderly. Five elderly people (62.5%) said they often experience

hypertensive relapse or elevated blood pressure after eating the preferred foods and

among them are dietary restrictions for hypertensive people who are high in salt and

high fat foods and do not know abstinence foods in people with hypertension. Three

elderly (37.5%) said they knew the food they were challenging and had tried to

comply to avoid it.

  Based on the above data then The problem of this study is how the analysis of

knowledge of elderly about hypertension with hypertension handling In Grogol

Sukoharjo Public Health Center, Central Java ?. The purpose of this research is to

analyze the relationship of elderly knowledge about hypertension with hypertension

handling at Grogol Sukoharjo Public Health Center, Central Java. Design of

kuntitatif research with Cross sectional approach. The population in this study is all

elderly who suffer from hypertension and the sample in this study is elderly who

suffer from hypertension who get treatment at Grogol Health Center for 1 year

tearakhir. The sampling technique used in this study is simple random sampling with

a large sample of 128 elderly. Instrument used in this research is questionnaire Data

analysis used in this research is bivariate analysis.

  The results of this study indicate that the value of p value = 0,000 <α (0.05), it

can be concluded that Ha accepted and Ho rejected, which means that there is a

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

significant relationship between knowledge and handling hypertension in the elderly

at Grogol Sukoharjo Central Java Community Health Center.

  Keywords: knowledge, handling of hypertension, elderly

ABSTRAK

  Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 %. Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi yang angka kejadian hipertensi masih tinggi yaitu sekitar 26,4 %. Prevalensi hipertensi terbanyak terjadi pada lansia, yaitu pada usia 45- 54 tahun sejumlah 35,6 %, pada usia 55-64 tahun sejumlah 45,9 %, pada usia 65-74 tahun sejumlah 57,6 % dan pada usia > 75 tahun sejumlah 63,8 % . Sedangkan prevelensi kasus hipertensi esensial di Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 sebesar 22.940 meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 21.056 kasus.

  Hasil studi pendahuluan pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah pada 8 lansia. Lima lansia (62,5%) mengatakan sering mengalami kekambuhan hipertensi atau kenaikan tekanan darah setelah memakan makanan yang disukai dan diantaranya adalah makanan pantangan untuk penderita hipertensi yaitu makanan tinggi garam dan tinggi lemak dan tidak mengetahui makanan pantangan pada penderita hipertensi. Tiga lansia (37,5%) mengatakan mengetahui makanan yang dipantang dan sudah berusaha mematuhi untuk menghindarinya.

  Berdasarkan data diatas maka Adapun masalah penelitian ini adalah bagaimana analisis hubungan pengetahuan lansia tentang hipertensi dengan penanganan hipertensi Di Puskesmas Grogol Sukoharjo, Jawa Tengah?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan lansia tentang hipertensi dengan penanganan hipertensi di Puskesmas Grogol Sukoharjo, Jawa Tengah.

  Desain penelitian kuntitatif dengan pendekatan Cross sectional. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang menderita hipertensi dan sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang menderita hipertensi yang mendapatkan pengobatan di Puskesmas Grogol selama 1 tahun tearakhir. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan besar sampel sebanyak 128 lansia. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa bivariate.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan uji chi square yang dilakukan pada penelitian ini did apatkan bahwa nilai p value = 0,000 <α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penanganan hipertensi pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah.

  Kata kunci : pengetahuan, penanganan hipertensi, lansia

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656 PENDAHULUAN

  Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2013 penyakit jantung iskemik dan stroke termasuk dalam peringkat satu dan dua dari 10 penyebab utama kematian di dunia yaitu menyebabkan 7 juta (11,2%) dan 6,2 juta (10,6%) orang meninggal setiap tahunnya. Berdasarkan seluruh data yang telah dikumpulkan dari WHO, pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat menjadi 20 juta jiwa, kemudian akan tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta penduduk akan meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (WHO, 2013).

  Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular kronik yang tidak menunjukkan gejala, kondisi ini menyebabkan penderita tidak waspada bahkan tidak menyadari ancaman komplikasi hipertensi yang dapat mengakibatkan kematian, oleh sebab itu hipertensi disebut juga sebagai silent

  killer

  . Komplikasi dari hipertensi yaitu dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung, Diabetes Mellitus, gagal ginjal dan gangguan penglihatan (Maryam, dkk, 2012).

  Data WHO (2011) menunjukkan di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk dunia mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di Negara maju dan 639 sisanya berada di Negara berkembang. Hipertensi membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun, dimana hampir 1,5 juta adalah penduduk wilayah Asia Tenggara. Diperkirakan 1 dari 3 orang dewasa di Asia Tenggara menderita hipertensi.

  Hipertensi disebabkan karena adanya faktor genetik, selain itu hipertensi dapat disebabkan karena gaya hidup, obesitas, konsumsi rokok dan minum alkohol (DKK Surakarta, 2015). Angka kejadian mortalitas dan morbiditas hipertensi dapat diturunkan dengan cara mengontrol tekanan darah.

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  Namun banyak pasien hipertensi tidak memperdulikan tekanan darahnya yang tinggi. Penderita hipertensi tidak optimal dalam melakukan kontrol secara optimal dan mereka tidak mematuhi anjuran untuk melakukan pengobatan (Ragot, dkk, 2005).

  Selain itu, masyarakat sering menganggap kalau hipertensi pada kelompok lansia adalah hal biasa, tidak perlu diobati, karena sudah merupakan hal yang wajar. Asumsi itu tidak benar karena tekanan darah yang selalu tinggi bisa menyebabkan komplikasi seperti serangan jantung atau stroke. Bahkan, kalau sudah berat dan kronis, penderita hipertensi lansia bisa mengalami penurunan kesadaran atau koma yang membuat pengobatannya akan makin sulit. Padahal pengobatan hipertensi pada lansia akan lebih mudah bila tidak disertai komplikasi atau ada penyakit pada organ lain secara bersamaan.

  Berkaitan dengan hipertensi, maka pengetahuan, sikap dan kepatuhan menjadi faktor utama agar penyakit hipertensi ini tidak berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah. Hipertensi dapat dikendalikan dengan beberapa cara yaitu patuh terhadap terapi pengobatan, perubahan gaya hidup dan perilaku kesehatan yang positif.

  Department of Health and Human Services,National Institute of Health, National Heart,Lung and Blood Institute, National HightBlood Pressure Education Program

  merekomendasikan beberapa perubahan gaya hidup dalam upaya mengontrol tekanan darah seperti: penurunan berat badan, perubahan pola makan, menghindari konsumsi alkohol, olah raga secara teratur, berhenti merokok, dan penggunaan terapi dengan obat-obatan (Department Of Health And Human Services, 2003).

  Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 %. Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi yang angka kejadian hipertensi masih tinggi yaitu sekitar 26,4 %. Prevalensi hipertensi terbanyak terjadi pada lansia, yaitu pada usia 45-54 tahun sejumlah 35,6 %, pada usia 55-64 tahun sejumlah 45,9 %, pada usia 65-74 tahun sejumlah 57,6 % dan pada usia > 75 tahun sejumlah 63,8 % . Sedangkan prevelensi

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  kasus hipertensi esensial di Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 sebesar 22.940 meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 21.056 kasus.

  Hasil studi pendahuluan pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo, Jawa Tengah pada 8 lansia. Lima lansia (62,5%) mengatakan sering mengalami kekambuhan hipertensi atau kenaikan tekanan darah setelah memakan makanan yang disukai dan diantaranya adalah makanan pantangan untuk penderita hipertensi yaitu makanan tinggi garam dan tinggi lemak dan tidak mengetahui makanan pantangan pada penderita hipertensi. Tiga lansia (37,5%) mengatakan mengetahui makanan yang dipantang dan sudah berusaha mematuhi untuk menghindarinya. Hasilnya terkadang tekanan darah mereka tetap naik dan ada yang terkontrol atau normal.

METODE PENELITIAN

  Berdasarkan data diatas maka Adapun masalah penelitian ini adalah bagaimana analisis hubungan pengetahuan lansia tentang hipertensi dengan penanganan hipertensi di Puskesmas Grogol Sukoharjo, Jawa Tengah?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan penanganan hipertensi pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo, Jawa Tengah.

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian- bagian dan fenomena serta hubungan- hubungannya. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Desain cross sectional berusaha mempelajari dinamika hubungan hubungan atau korelasi antara faktor-faktor risiko dengan dampak atau efeknya. Faktor risiko dan dampak atau efeknya diobservasi pada saat yang sama, artinya setiap subyek penelitian diobservasi hanya satu kali saja dan faktor risiko serta dampak diukur menurut keadaan atau status pada saat observasi.

  Adapun populasi dari penelitian ini adalah lansia yang menderita hipertensi di Puskesmas Grogol Sukoharjo, Jawa Tengah, jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 187

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  orang. Sedangakan sampel dalam karakteristik lansia yang menyerupai penelitian ini adalah lansia yang sampel penelitian. Selain itu teknik menderita hipertensi di Puskesmas pengumpulan data pada penelitian ini Grogol Sukoharjo, Jawa Tengah. Teknik dengan menggunakan wawancara pengambilan sampel dalam penelitian berdasarkan instrument penelitian yang ini Simple Random Sampling. Simple telah disusun.

  Random Sampling

  adalah cara Setelah dilakukan pengumpulan pengambilan sampel secara acak dimana data maka dilakukan analisis data yang seluruh populasi mempunyai peluang meliputi analisis univarit analisis yang atau kesempatan yang sama untuk dilakukan mengetahuan masing-masing dijadikan sampel. Besar sampel dalam variabel penelitian, yang disajikan dalam penelitian ini sebanyak 128 orang lansia distribusi frekuensi. Kemudian yang menderita hipertensi. dilakukan analisis bivariat untuk

  Variabel independen pada mengetahui hubungan antara variabel penelitian ini yaitu pengetahuan lansia resiko dan variabel efek dengan tentang hipertensi. Variabel dependen menggunakan uji chi square atau disebut pada penelitian ini adalah juga kai kuadrat. Chi square adalah salah penatalaksanaan hipertensi. Adapun satu jenis uji komparatif non parametris instrument yang digunakan dalam yang dilakukan pada dua variabel, penelitian ini adalah kuesioner dengan dimana skala data kedua variabel adalah 40 pertanyaan, kuesioner ini terdiri dari nominal. data karakteristik responden, kuesioner pengetahuan tentang hipertensi dan kuesioner penanganan hipertensi.

  Pada penelitian ini dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus pearson product

  moment

  kepada 30 orang lansia yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

  menderita hipertensi dengan

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656 Hasil

  Hipertensi di Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa

  Proses tabulasi data yang Tengah dilakukan pada 128 responden, maka

  No Kategori Frekuensi Presentase karakteristik responden berdasarkan Jenis (%) usia, jenis kelamin, dan pendidikan

  Kelamin

  1. Perempuan 60 46,9 sebagai berikut :

  2. Laki-laki

  68

  53.1 Karakteristik Responden Jumlah 128 100

  Tabel 1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Lansia Penderita

  Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui Hipertensi di Puskesmas bahwa mayoritas lansia penderita Grogol Sukoharjo Jawa Tengah hipertensi berjenis kelamin laki-laki

  No Kategori Frekuensi Presentase sebanyak 53,1%.

  Usia (%)

  1. Lanjut Usia 78 60,9 dini (55 - 64 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan tahun)

  Lansia Penderita Hipertensi

  2. Lanjut Usia

  42

  32.8 di Puskesmas Grogol pertengahan

  Sukoharjo Jawa Tengah (65-70)

  No Kategori Frekuensi Presentase

  3. Lanjut usia 8 6,3 Pendidikan (%) beresiko

  1. Pendidikan

  77

  60.2 tinggi (> 70 Rendah tahun)

  2. Pendidikan

  51

  39.8 Jumlah 128 100 Tinggi

  Jumlah 128 100 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui

  Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa mayoritas usia lansia penderita bahwa mayoritas pendidikan lansia hipertensi pada kategori lansia dini penderita hipertensi adalah dengan usia 55-64 tahun yaitu sebanyak berpendidikan rendah sebanyak 60,2%. 60,9%.

  Analisis Univariat

  Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Lansia Penderita

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  Tabel

  4 Distribusi Frekuensi Tabel 6 Hubungan pengetahuan dengan Pengetahuan tentang penanganan hipertensi pada Hipertensi pada lansia di lansia di Desa Toriyo Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah Sukoharjo Jawa Tengah

  No Pengetahuan Penanganan Hipertensi No Kategori Frekuensi Presentase tentang Kurang Baik

  Pengetahuan (%) hipertensi f % f %

  1. Kurang

  67

  52.3

  1 Kurang 59 88,1 27 44,3

  2. Baik

  61

  47.7

  2 Baik 8 11,9 34 55,7 Jumlah 128 100 p value = 0.000

  Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui Berdasarkan hasil analisis hubungan bahwa mayoritas pengetahuan lansia pengetahuan dengan penanganan tentang hipertensi adalah kurang hipertensi pada lansia di Puskesmas sebanyak 52,3%.

  Grogol Sukoharjo Jawa tengah, diketahui bahwa responden dengan Tabel

  5 Distribusi Frekuensi pengetahuan kurang melakukan Penanganan Hipertensi pada penanganan hipertensi juga kurang lansia di Desa Toriyo Sukoharjo Jawa Tengah sebanyak 59 orang atau (88,1%), lebih

  No Kategori Frekuensi Presentase banyak daripada responden yang Penanganan (%)

  1. Baik

  42 32.8 berpengetahuan baik dengan melakukan

  2. Kurang

  86

  67.2 penanganan hipertensi kurang sebanyak Jumlah 128 100 8 orang (11,9%).

  Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa mayoritas penanganan hipertensi

  Pembahasan

  pada lansia adalah kurang sebanyak

  Analisis Univariat Pengetahuan tentang hipertensi pada 67,2%. lansia di Pusesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayorias responden mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 67 orang (52,3%). Sebagian besar responden tidak

  Analisis bivariat

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  mengetahui berapa tekanan darah yang disebut hipertensi, selain itu responden juga tidak mengetahui penyebab hipertensi, atau diet yang baik bagi penderita hipertensi selain itu banyak responden yang tidak mengetahui komplikasi dari hipertensi.

  Hal ini disebabkan sebagian besar responden berpengetahuan kurang lebih banyak pada responden dengan pendidikan rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Selain itu juga sesuai dengan pendapat Wied Hary (1996), yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya.

  Penanganan hipertensi pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo, Jawa Tengah

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penanganan hipertensi pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah kurang sebanyak 86 orang (67,2%). Sebagian besar responden tidak meminum obat antihipertensi yang diresepkan dokter secara teratur dan hanya meminumnya jika responden merasakan keluhan saja. Selain itu sebagian besar responden melakukan diet yang salah yaitu diet yang tinggi garam, tinggi lemak dan banyak mengandung kolesterol dan masih banyak responden yang mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein dan merokok.

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  Hal ini disebabkan sebagian responden yang melakukan penanganan hipertensi kurang memiliki pendidikan rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak.

  Selain itu Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa intaraksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal proses kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pendidikan juga suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolahdan berlangsung seumur hidup (Erfandi,2009).

  Analisis Bivariat Analisis hubungan antara pengetahuan dengan penanganan hipertensi pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan kurang melakukan penanganan hipertensi juga kurang sebanyak 59 orang atau (88,1%), lebih banyak daripada responden yang berpengetahuan baik dengan melakukan penanganan hipertensi kurang sebanyak 8 orang (11,9%), sedangkan responden dengan pengetahuan baik sebagian besar melakukan penanganan dengan baik pula sebanyak 34 orang (55,7%).

  Berdasarkan uji chi square yang dilakukan pada penelitian ini didapatkan bahwa nilai p value = 0,000 <α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penanganan hipertensi pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah.

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu yang diperoleh sesorang setelah mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

  .

  Pengetahuan yang dimiliki oleh pasien akan meningkatkan rasa percaya diri dan menumbuhkan keyakinan pasien terhadap efektivitas pengobatan hipertensi. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan adalah faktor intern yang mempengaruhi terbentuknya perilaku. Perilaku seseorang tersebut akan berdampak pada status kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).

  Berdasarkan konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin meningkatnya pengetahuan pasien tentang hipertensi akan mendorong seseorang untuk berperilaku yang lebih baik dalam mengontrol hipertensi sehingga tekanan darahnya tetap terkendali. Perilaku yang baik tersebut bisa diterapkan dengan mengubah gaya hidup seperti membatasi makanan yang berlemak, mengurangi makanan bergaram, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, olahraga yang teratur, dan menghindari stres. Pengetahuan pasien mengenai hipertensi juga berpengaruh pada kepatuhan pasien dalam melakukan pengobatan. Pasien dengan tingkat pengetahuan yang baik tentang hipertensi akan patuh terhadap pengobatan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan tentang hipertensi, pasien hipertensi dapat melakukan penatalaksanaan penyakitnya sehingga pasien menjadi lebih baik.

  Hasil penelitian ini sejenis dengan penelitian Ragot et al (2005) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai tekanan darah memegang peranan penting dalam kemampuan untuk mencapai kesuksesan pengendalian tekanan darah pada hipertensi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Alexander et al (2003) yang mengungkapkan bahwa pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai hipertensi merupakan faktor penting dalam mencapai kontrol tekanan darah serta memainkan peranan penting

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  dalam kemampuan mengontrol hipertensi.

  Pengetahuan dan kesadaran pasien mengenai hipertensi berhubungan secara signifi kan dengan kepatuhan pengobatan hipertensi (Al-Yahya et al, 2006). Dalam penelitian Wang & Vasan (2005) disebutkan bahwa kurangnya pengetahuan pasien mengenai hipertensi menjadi salah satu penyebab tidak terkontrolnya tekanan darah pasien. Penelitian lain menyatakan bahwa pengetahuan mengenai target tekanan darah, adanya efek samping obat, pengukuran tekanan darah secara teratur, dan pengetahuan risiko hipertensi adalah variable independen yang secara signifi kan mempengaruhi kepatuhan pengobatan (Morgado, 2009).

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Pengetahuan tentang hipertensi pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah sebagian besar dalam kategori kurang yaitu (52,3%), responden banyak yang tidak mengetahui penyebab, penangan dan komplikasi hipertensi. Penanganan hipertensi pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah sebagian besar kurang sebanyak (67,2%), responden tidak patuh minum obat, diet yang salah dan merokok. Ada hubungan pengetahuan tentang hipertensi dengan penanganan hipertensi pada lansia di Puskesmas Grogol Sukoharjo Jawa Tengah dengan nilai p value = 0,000, yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin baik pula penanganan hipertensinya.

  Saran

  Untuk meningkatkan pengetahuan lansia tentang hipertensi maka perlu dilakukan upaya dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada lansia penderita hipertensi begitu juga dengan keluarganya oleh karena itu diharapkan tenaga kesehatan mampu melakukan upaya tersebut dengan baik. Selain peningkatan pengetahuan juga perlu dilakukan pendekatan kepada lansia agar mau melakukan pengobatan secara teratur sehingga dapat menurunkan resiko komplikasi hipertensi dan

  Volume 4 / Nomor 2 / November 2017

   ISSN : 2407 - 2656

  menurunkan angka mortalitas akibat Compliance Versus Non Compliance to Anty-hypertensive hipertensi. Agents in Primary Health Care-An Area Based Study. Kuwait Medical Journal. 38: 28-32

DAFTAR PUSTAKA

  http://www.kma.org.kw

  Joint National Committee, 2011. The

  Seventh Report of the Joint National

  Alexander M., Gordon N.P., Davis C.C.,

  Committee on Prevention, & Chen R.S., 2003. Patient Detection, Evaluation, and Knowledge and Awareness of Treatment of High Blood Pressure. Hypertension Is Suboptimal: JAMA Results From a Large Health

  289(19): 2560-72.

  Maintenance Organization. The

Notoatmodjo Journal of Clinical Hypertension.

S., 2007. Kesehatan 5:254-60. Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta pp. 143-6

  Morgado M., 2009. Predictors of Uncontrolled Hypertension and

  Ragot S., Sosner P., Bouche G.,

  Guillemain Antyhypertensive Medication J., & Herpin D., 2005.

  Nonadherence. Journal of Appraisal of the Knowledge of Cardiovascular Disease Research.

  Hypertensive Patients and Assesment of the Role pf the http://fulltext.com/article/pertensive+ medication+nonadherence,d20.html . Pharmacists in the Management of Hypertension: Results of a Regional Survey. Journal of Human Hypertension.19: 577-84.

  Wang T.J., & Vasan R.S., 2005.

  Epidemiology

  of Uncontrolled Hypertension in the United States. Journal of the American Heart Association. 112: 1651-62. http://circ.ahajournals.org/cgi/conte nt/ful l/circulationaha;112/11/1651.

  Al-Yahya A.A., Al-Mehza A.M., & Al- Ghareeb., 2006. Comparison of