SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET.

(1)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK

PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperolehgelarSarjanaPendidikanDepartemenPendidikanSeniRupa

oleh

Aziz Syaifudin

1001819

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

Seni Fotografi Body Painting dengan Teknik Pencahayaan Ultraviolet

Oleh Aziz Syaifudin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Seni dan Desain

© Aziz Syaifudin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN

”SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK

PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET” Disusun oleh :

AZIZ SYAIFUDIN 1001819

Bandung, Oktober 2014

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Dr. Tri Karyono, M.Sn. NIP. 196611071994021001

Pembimbing II

Drs. Hery Santosa, M.Sn. NIP. 196506181992031003

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa Fakultas Pendidikan Seni Dan Desain


(4)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bandi Sobandi, M.Pd.


(5)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ………. i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK………vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ………viii

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR BAGAN ………... xii

DAFTAR GAMBAR ………... xiii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. LatarBelakangPenciptaan ……… 1

B. Rumusan Masalah Penciptaan ………... 2

C. TujuanPenciptaan ……….. 3

D. ManfaatPenciptaan ……… 3

E. Metode/CaraPenciptaan………. 4

F. SistematikaPenulisan ………. 5

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN ……….. 6

A. Fotografi………... 6

1. Latarbelakangdansejarahperkembangan ... 6

2. Kamera ... 9

3. Lensa ... 12

4. Kartu Memori ... 12

5. Cabel Release ... 12


(6)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Foto Potret/Model ... 13

8. Prinsip Seni ... 14

9. Unsur Estetis ... 19

10. Komposisi ... 25

11. Pengaturan dalam Kamera ... 27

12. Sudut Pandang ... 29

13. Size Shot atau Jarak Pengambilan ... 30

14. Karakteristik ... 30

15. Seniman/Kelompok Penggiat Fotografi Backlight Lamp Ultraviolet ... 31

B. Cahaya Ultraviolet ... 35

C. Body Painting 37 D. Budaya Indonesia dan Etnofotografi ... 39

1. Motif tato Kalimantan ... 41

2. Motif tato Sumatra ... 43

3. Motif Papua ... 45

E. Pengaplikasian Motif Tato Tradisional Terhadap Body Painting... 48

F. Pencahayaan Ultraviolet Terhadap Teknik Fotografi Back Light Lamp ... 48

BAB III METODE PENCIPTAAN ………. 50

A. Ide Berkarya……… 50

B. Kontemplasi……… 52

C. StimulasiBerkarya………. 53

D. Pengolahan Ide Perupaan ……….... 53

E. Persiapan ... 54

1. Menyiapkan Alat ... 54

a. Perlengkapan Pemotretan ... 54


(7)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menyiapkan Lampu Pemotretan………. 59

F. Alat dan Proses Body Painting ... 60

G. Proses Pemotretan ... 63

H. Proses Pemilihan Gambar ... 64

I. Proses Pengolahan Gambar/Foto ... 65

J. Proses Pencetakan Gambar/Foto ... 69

K. Proses Pengemasan Karya ... 70

BAB IV ANALISIS VISUALISASI KARYA ... 72

A. Karya I ... 73

B. Karya II ... 80

C. Karya III ... 85

D. Karya IV ... 92

E. Karya V ... 96

F. Karya VI ... 103

BAB V PENUTUP ……… 108

A. Simpulan ………. 108

B. Saran ……… 110 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISTILAH LAMPIRAN


(8)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Makna dan sifat warna menurut Sugiarto ... 23

Tabel 2.2 Rumusan dari komposisi Off-Center dan Diagonal ... 27

Tabel 2.3 Pengaturan kamera dan efek masing-masing ... 28


(9)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Proses Penciptaan ... 51 Bagan 3.2 Diagram pemotretan ... 59


(10)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cara melihat gerhana matahari menurut Reinerus

Gemma-Frisius (1554) ... 6

Gambar 2.2 Bentuk Kamera obscura ... 7

Gambar 2.3 Prinsip kerja kamera obscura ... 7

Gambar 2.4 Foto pertama karya Niepce dibuat tahun 1826 ... 8

Gambar 2.5 Kamera poket ... 10

Gambar 2.6 Kamera Prosummer ... 10

Gambar 2.7 Kamera DSLR ... 11

Gambar 2.8 Ragam lensa ... 12

Gambar 2.9 Kartu memori ... 12

Gambar 2.10 Cabel Release ... 13

Gambar 2.11 Ragam Tripod ... 13

Gambar 2.12 Warna primer ... 22

Gambar 2.13 Warna skunder ... 22

Gambar 2.14 Warna tersier ... 23


(11)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 2.16 Komposisi Third Rules ... 26

Gambar 2.17 Komposisi Golden Section karya Yuyung Abdi ... 26

Gambar 2.18 Komposisi diagonal ... 26

Gambar 2.19 Salah satu karya Pieke seluruh tubuh ... 32

Gambar 2.20 Salah satu karya Pieke close up ... 32

Gambar 2.21 Jacynthe Sauvageau Tremblay sedang mem-body painting dalam karya fotografi Banjamin Von Wong ... 33

Gambar 2.22 Salah satu karya Benjamin Von Wong ... 33

Gambar 2.23 Karya Sudradjat yang berjudul 3 in 1 ... 34

Gambar 2.24 Karya Sudradjat yang berjudul Twelve Hands Angry ... 34

Gambar 2.25 Karya Sudradjat yang berjudul 3 Step Posistion ... 34

Gambar 2.26 Karya Sudradjat yang berjudul Spinder Mumi ... 35

Gambar 2.27 Gelombang Elektromagnetik ... 36

Gambar 2.28 Ilustrasi boy painting ... 38

Gambar 2.29 Cara mentato tradisional ... 42

Gambar 2.30 Tato Kalimantan suku dayak ... .... 42

Gambar 2.31 Tato Kalimantan di kaki ... 43

Gambar 2.32 Tarian suku dayak dengan kostum yang sudah moderen, dihiasi motif tato dayak ... 43

Gambar 2.33 Suku mentawai dengan memakai aksesoris ... 44

Gambar 2.34 Suku mentawaisedang beraktivitas ... 45

Gambar 2.35 Pakaian suku nias yang sudah moderen saat upacara peperangan ... 45

Gambar 2.36 Suku mentawai sedang mentato ... 45

Gambar 2.37 Orang papua yang menghias tubuhnya dengan motif tato tradisional ... 46


(12)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 2.39 Upacara perang ... 47

Gambar 2.40 Contoh memotret dengan sinar ultraviolet ... 49

Gambar 3.1 Kamera Canon 600D ... 55

Gambar 3.2 Lensa Kit EF-S 18-55 IS II ... 55

Gambar 3.3 Kartu Memori Transcend 8GB ... 56

Gambar 3.4 Tas Kamera ... 56

Gambar 3.5 Tripod 57 Gambar 3.6 Cabel Release ... 57

Gambar 3.7 Lampu ultraviolet ... 58

Gambar 3.8 Kain hitam ... 58

Gambar 3.9 Cat Fluorescent ... 60

Gambar 3.10 Palet lukis ... 60

Gambar 3.11 Kuas ... 61

Gambar 3.12 Proses body painting untuk tema wilayah Kalimantan .... 61

Gambar 3.13 Proses body painting bagian tangan dengan tema Kalimantan ... 61

Gambar 3.14 Proses pemakaina kostum/aksesoris pendukung dengan tema Kalimantan ... 62

Gambar 3.15 Proses body painting dengan tema Nias ... 62

Gambar 3.16 Proses pemakaian kostum/aksesoris pendukung dengan tema Nias ... 62

Gambar 3.17 Proses body painting dengan tema Papua ... 63

Gambar 3.18 Proses pemilihan gambar menggunakan Vandroid ... 65

Gambar 3.19 Adobe Photoshop CS5, Software yang digunakan ... 65

Gambar 3.20 Proses pengolahan gambar menggunakan laptop ... 66

Gambar 3.21 Cara membuka file image ... 66


(13)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.23 Pengaturan Hue/Saturation ... 68

Gambar 3.24 Pengaturan Vibrance ... 68

Gambar 3.25 Pengaturan Curves ... 68

Gambar 3.26 Proses pencetakan karya menggunakan mesin cetak Canon IPF8100 ... 69

Gambar 3.27 Hasil proses pencetakan yang sudah di laminasi glosy dingin 70

Gambar 3.28 Proses pengemasan karya pada frame ... 70

Gambar 3.29 Proses Finishing ... 71

Foto 4.1 Beberapa foto yang dalam peng-capture-an kurang stabil (blur) ... 74

Foto 4.2 Foto pertama yang termasuk enam pilihan ... 74

Foto 4.3 Foto kedua yang termasuk enam pilihan ... 74

Foto 4.4 Foto ketiga yang termasuk enam pilihan ... 74

Foto 4.5 Foto keempat yang termasuk enam pilihan ... 75

Foto 4.6 Foto kelima yang termasuk enam pilihan ... 75

Foto 4.7 Foto keenam yang termasuk enam pilihan ... 75

Foto 4.8 Foto karya I ... 75

Foto 4.9 Foto karya II ... 75

Foto 4.10 Beberapa foto yang dalam peng-capture-an kurang stabil (blur) ... 86

Foto 4.11 Foto pertama yang termasuk enam pilihan ... 86

Foto 4.12 Foto kedua yang termasuk enam pilihan ... 86

Foto 4.13 Foto ketiga yang termasuk enam pilihan ... 86

Foto 4.14 Foto keempat yang termasuk enam pilihan ... 87

Foto 4.15 Foto kelima yang termasuk enam pilihan ... 87


(14)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Foto 4.17 Foto karya III ... 87

Foto 4.18 Foto karya IV ... 93

Foto 4.19 Beberapa foto yang dalam peng-capture-an kurang stabil (blur) ... 98

Foto 4.20 Foto pertama yang termasuk enam pilihan ... 98

Foto 4.21 Foto kedua yang termasuk enam pilihan ... 98

Foto 4.22 Foto ketiga yang termasuk enam pilihan ... 98

Foto 4.23 Foto keempat yang termasuk enam pilihan ... 99

Foto 4.24 Foto kelima yang termasuk enam pilihan ... 99

Foto 4.25 Foto keenam yang termasuk enam pilihan ... 99

Foto 4.26 Foto karya V ... 99


(15)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET


(16)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

AZIZ SYAIFUDIN, 2014. “SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET”

Perkembangan teknologi menjadi sebuah kosumsi yang sudah tidak tabu lagi dari mulai anak-anak sampai orang dewasa maupun dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Salah satu bentuk perkembangan teknologi yaitu berupa kamera,dalam dunia fotografi dengan berbagai jenis muali dari kamera hand phone sampai kamera DSLR.

Terdapat dua rumusan masalah yaitu (1) Bagaimana mengembangkan ide seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet? (2) Bagaimana proses pengolahan seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet? dan (3)Bagaimana hasil eksperimentasi seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet?. Sifat fotografi itu sendiri melukis menggunakan cahaya, maka penggunaan cahaya diibaratkan sebuah nyawa bagi dunia fotografi. Cahaya yang digunakan sangatlah beragam mulai dari cahaya alami sampai cahaya buatan yang banyak jenisnya. Untuk cahaya buatan (Artificial Light) mulai dari lampu pijar sampai penggunaan lampu studio, perkembangan yang kian pesat cahaya buatan banyak bermunculan salah satunya cahaya ultraviolet bersifat peka terhadap warna yang mencolok (fluorescent ). Kehadiran cahaya ultaraviolet dalam dunia fotografi dijadikan sebuah teknik penangkapan (capture) untuk menghasilkan karya yang unik dengan menggabungkan teknik konvensionalberupa seni body painting dengan mengambil tema body paintingberupa motif tato wilayah Kalimantan, Sumatra, dan Papua.

Penulis mengaplikasikan teknik fotografi menggunakan cahaya ultraviolet dengan seni body painting, dapat dikatakan penggunaan teknik ini masih jarang digunakan dalam dunia fotografi. Karya yang telah diciptakan terbagi kedalam enam karya dengan dua karya yang mewakili tema ketiga wilayah. Dari hasil penciptaan ini menemukan berbagai inovasi dan ide segar yang dapat dijadikan acuan berkarya dengan memanfaatkan media baru.


(17)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

AZIZ SYAIFUDIN, 2014. “ART PHOTOGRAPHY BODY PAINTING WITH THE TECHNIQUE OF LIGHTING ULTRAVIOLET “

The technology development into a consumption who has not a dirty word again from getting kids to adults as well as of the lower to the top.One of the forms of technological development, in the form of a camera in a world with different types of photographic camera begin from hand phone until the camera DSLR.

There are two synthesis problem: ( 1 ) how to develop the idea of art photography body painting with the technique of lighting ultraviolet? ( 2 ) How processing art photography body painting with the technique of ultraviolet light? (3) how the experimentation art photography body painting with the technique of lighting ultraviolet?. Of the nature of photography itself to paint uses light, then the use of light like a life for the world of photography. A light used is very diverse starting from of light either natural to artificial light of which many its kind. An artifical to artificial light ranging from fluorescent lamp lights studio, till use the development of that shines more and rapidly artificial light many springing one of them is ultraviolet light is sensitive to striking color ( fluorescent ).The presence of light ultaraviolet in the world of photography used as a technique capture to produce the work of the unique by combining the technique of conventional judgment the art of body painting by taking the theme body painting, in the form of a motive emme in Kalimantan, Sumatra, and Papua. Writer apply the technique of photography using ultraviolet light with art body painting, relativity says the use of this technique world still rarely used in photography.Work that has been created divided into six work with two the work of representing the theme of those areas.From the results of the creation of this find different innovations and the fresh ideas that can be used as reference work by using new media.


(18)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET


(19)

1

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penciptaan

Pesatnya perkembangan dunia fotografi menjadikan sebuah bidang yang sangat luas dengan aspek-apek kehidupan didalmnya. Kebutuhan manusia akan dunia fotografi tidak bisa dihindari dari era visual yang memasuki teknologi digital, perubahan-perubahan dalam fotografi dengan gaya fotoyang terjadi semakin beragam pengolahannya mulai dari teknik sampai alat yang digunakannya.

Fotografi berasal dari bahasa Inggris yaitu photography yang berasal dari kata Yunani yang artinya “photo” : cahaya dan “grafo”: melukis atau menulis, maka fotografi merupakan proses melukis atau menulis dengan menggunakan cahaya. Fotografi terlahir dari keinginan manusia untuk mengabadikan setiap sesuatu yang telah dilalui dengan mengenang kembali apa yang pernah diabadikan. Kemunculan dunia fotografi membuat para ilmuwan berkeinginan mengungkap tentang dunia ini salah satunya menurut Giwanda (2003, hlm. 3) menyatakan bahwa

“teknik fotografi sederhana mulai terungkap keberadaannya sekitar abad ke-10, saat itu ilmuwan Arab bernama Alhazen menjelaskan cara melihat gerhana Matahari menggunakan ruang gelap, ruangan tersebut dilengkapi dengan sebuah lubang kecil (pinhole) yang menghadap kearah Matahari”. Berangkat dari teknik fotografi sederhana yang memanfaatkan cahaya gerhana Matahari, penulis mengembangkan cahaya alam tersebut berupa cahaya ultarviolet buatan. Cahaya ultraviolet memiliki sifat kedap terhadap warna yang mencolok atau warna fluorescent. Teknik cahaya ultraviolet sebagai sebuah inovasi dan di negara kita ini penggunaaan cahaya ultraviolet hanya sebatas untuk mengetahui dan mengecek keaslian uang di bank bahkan di masyarakat yang luas penggunakan cahaya ini untuk menerangi ikan-ikan peliharaan di akuarium. Dengan adanya hal tersebut penulis membuat karya tugas akhir berjudul “Seni Fotografi Body Painting dengan Teknik Pencahayaan Ultraviolet”


(20)

2

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan karya tugas akhir ini mempadukan antara seni fotografi dengan seni body painting, yang dimana seni body painting adalah seni melukis tubuh, sama halnya dengan seni melukis hanya saja media yang digunakan berbedadan pengaplikasian motif tato dari ketiga provinsi yang ada di Indonesia yaitu Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Kreativitas visualisasi dalam karya ini sangat diperlukan dan penulis akan menitik beratkan pada pengolahan teknik pencahayaan ultaraviolet. Berkarya seni fotografi ini serupa dengan fotografer dengan karya sejenis yaitu Pieke Roelofs, Benjamin Von Wong dan Sudrajat.

B. Rumusan MasalahPenciptaan

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka penciptaan karya ini akan memfokuskan pada bidang SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET,dengan demikian rumusan ini disusun agar tujuan dari sebuah penciptaan menjadi jelas dan terarah sesuai pokok bahasan dalam skripsi.

Fokus penciptaan ini diuraikan dalam tiga pertanyaan penciptaan, diantaranya:

1. Bagaimana mengembangkan ide seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet?

2. Bagaimana proses pengolahan seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet?

3. Bagaimana hasil eksperimentasi seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet?

C. Tujuan Penciptaan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui pengembangan ideseni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet.

2. Mengetahui proses pengolahan seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet.


(21)

3

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengetahui hasil eksperimentasi seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet.

D. Manfaat Penciptaan

Bagi penulis, proses pembuatan karya menggunakan media fotografi ini merupakan pengembangan dari hobi yang biasa dilakukan. Terlebih dengan penggunaan seni fotografi yang di kombinasikan dengan seni melukis di tubuh. Membuat karya akhir seni fotografi ini akan menjadi sebuah kepuasan tersendiri bagi penulis. Selain hal tersebut, berikut ini penulis memaparkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari karya seni fotografi ini, diantaranya:

1. Manfaat untuk Penulis

a. Menambah wawasan visualisasi konsep seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet

b. Menggali kembali ide dan gagasan dengan membuat karya seni fotografi.

2. Manfaat untuk Departemen Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia

a. Sebagai tambahan referensi bahan ajar atau kepustakaan tentang kajian konsep seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet dan menjadi tambahan sumber teori terutaman dalam mata kuliah Fotografi. b. Menjadikan Departemen Pendidikan Seni Rupa di Universitas Pendidikan

Indonesia sebagai Departemen dari perguruan tinggi yang mengapresiasi perkembangan teknologi terutama dalam bidang fotografi, penelitian ini akan menjadi referensi dan acuan bagi mahasiswa, tim pendidik, lembaga, serta pihak-pihak dalam lingkup pendidikan.

3. Manfaat untuk Lembaga atau Komunitas Fotografi

Diharapkan dari penelitian ini dapat menjadi sumbangan daftar kepustakaan dimana konsep seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet lebih kenal, disebarluaskan menjadi sumber referensi yang lengkap.


(22)

4

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dapat mengangkat seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet sehingga lembaga atau komunitas lebih menghargai.

4. Manfaat untuk Masyarakat

Masyarakat mengetahui visualisasi konsep seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet, sehingga mendorong masyarakat untuk berkreasi dan mengenal berbagai teknik dalam menghasilkan sebuah karya seni yang bagus dan baik terutama dalam bidang fotografi. Diharapkan penciptaan karya tugas akhir ini dapat dijadikan motivasi bagi khalayak luas untuk lebih mengembangkan wawasan tentang karya seni rupa saat ini.

E. Metode Penciptaan

Penulis melakukan pengamatan pada budaya yang hendak akan diaplikasikan terhadap seni fotografi body painting dari segi identitas dan makna. Hasil pengamatan akan diperkuat dengan pengumpulan data-data yang diperoleh secara literatur untuk mengungkapkan sebuah gagasan sebelumnya dan menentukan gagasan pokok yang diolah menjadi sebuah konsep dalam berkarya.

Seni fotografi ini dibuat dengan teknik pencahayaan ultarviolet yang di padupadankan dengan seni lukis tubuh atau body paintingdengan mewakili motif tato dari ketiga Provinsi yang ada di Indonesia yaitu Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Penggunakan cat kulit yang berwarna terang atau Fluorescentdalam body paintingagar hasil yang diperoleh lebih dramatis dan unik. Pembutan karya ini menggunakan kamera canon 600D, lampu ultarviolet, cat kulit Fluorescent, model untuk dilakukannya body painting, komposisi, dan menambah sentuhan estetis. Untuk tahap selanjutnya dalam membuat karya seni fotografi hasil pengambilan gambar melalui tahapan proses editing dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS5.

F. Sistematis Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan serta pembacaan laporan penciptaan karya seni fotografi yang berjudul “SENI FOTOGRAFI BODY


(23)

5

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PAINTINGDENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET”, maka karya tulis ini disusun dalam sistematis penulisan sebagi berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang Latar Belakang Penciptaan, Rumusan Masalah Penciptaan, Tujuan Penciptaan, Manfaat Penciptaan, Metode Penciptaan, serta Sistematis Penulisan.

2. BAB II LANDASAN PENCIPTAAN, berisi Kajian Teoritik yang dimana menjelaskan tentang konsep seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet, kajian empirik mengenai nilai-nilai kehidupan yang akan diangkat dalam karya konsep seni fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet, serta konsep penciptaan.

3. BAB III METODE PROSES, menjelaskan tentang metode dan langkah-langkah yang penulis hendak digunakan dalam proses berkarya, yaitu ide berkarya, kontemplasi, stimulasi berkarya, pengolahan ide, proses berkarya, persiapan alat, tahap proses body painting pada model, pengambilan gambar, proses editing, cuci cetak atau print out foto, serta tahapan fhinising.

4. BAB IV ANALISIS VISUAL KARYA, berisikan analisis dan pembahasan karya seni fotografi yang diciptaklan, membahas tentang pembuatan, cuci cetak atau print out foto, pengemasan.

5. BAB V PENUTUP, bagian terakhir ini berisi kesimpulan hasil penciptaan karya dan saran atau rekomendasi berkenaan dengan karya seni yang diciptakan.


(24)

50

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENCIPTAAN

A. Ide Berkarya

Budaya adalah sebuah tradisi yang tertanam di dalam diri manusia dan bangsa. Budaya bangsa Indonesia sangat beragam disetiap daerahnya dan berbeda-beda yang membuat bangsa Indonesia kaya akan budaya.

Mengapresiasi dalam membuat karya fotografi ini untuk menanamkan rasa cinta akan identitas bangsa Indonesia yang selalu dikesampingkan dengan adanya masalah yang komplaks. Tanpa mengesampingkan nilai seni dalam karya ini berupa seni tradisional. Seni tradisional memiliki pesan penting dimana seni tradisional Indonesia begitu kaya akan makna dan penuh arti, seni tradisional yang hendak diangkat berupa berbagai macam seperti seni tari tradisi, motif tradisi maupun cerita tradisi yang menjadi sebuah ciri khas dari suatu daerah di dalam sebuah bangsa Indonesia.

Dengan adanya respon karya ini bisa menggugah penikmat karya dalam menghargai serta akan timbul rasa cinta terhadap budaya bangsanya. Hal seperti inilah upaya yang hendak ditimbulkan dalam karyanya dengan menggunakan teknik pencahayaan dalam fotografi berupa cahaya ultraviolet yang berbeda terhadap pencahayaan yang hanya mengandalkan cahaya alami berupa Matahari maupun cahaya buatan yang jenisnya sama. Pengunaan cahaya ultraviolet dimasyarakat hanya sebatas pencahayaaan seperti penggunaan lampu ultraviolet hanya untuk pencahayaan akuarium bahkah di kalangan perbank-an sebatas untuk mengecek keaslian dari uang. Pengolahan dan pengembangan dalam pemanfaatan cahaya ultraviolet ini dengan mempadupadankan antara seni lukis tubuh atau body painting yang mengusung tema seni tradisional dan fotografi bisa mengkaji lebih berkembang lagi dunia seni fotografi akan hasil karya selanjutnya.

Pembuatan karya tugas akhir yang berjudul “Seni Fotografi Body Painting Dengan Teknik Pencahayaan Ultraviolet”, penulis upayakan malalui metode penciptaan seni fotografi secara sistematis. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi hasil penciptaan karya yang lebih baik, adapun beberapa tahapan


(25)

51

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam proses maupun dalam produksi pembuatan karya ini dimulai dari pengembangan ide atau gagasan yang didalamnya berupa kontemplas, stimulasi berkarya yang telah dilakukan dan pengolahan ide hingga produksi karya seni fotografi ini siap untuk di apresiasi.


(26)

52

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses tahapan produksi karya fotografi dilakukan beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan oleh penulis yaitu persiapan alat dan penyetingan lampu ultariviolet, proses body painting terhadap model, pemotretan model, pemilihan gambar (foto hasil pemotretan), pengolahan gambar hingga pencetakan dan pengemasan karya.

Tahapan-tahapan dalam proses dan teknik penciptaan, masing-masing dapat dijelaskan dengan uraian pembahasan.

B. Kontemplasi

Karya seni terlahir dalam sebuah ide atau gagasan yang muncul harus direnungan dan dikaji. Kontemplasi menurut kamus besar bahasa Indonesia (edisi kedua) adalah renungan dan sebagainya dengan kebulatan pikiran atau perhatian penuh. Jadi kontemplasi, kata yang dikemas dan sering digunakan dalam proses penciptaan sebuah karya.

Renungan tersebut merupakan langkah awal dalam mewujudkan ide atau gagasan yang timbul dan di tuangkan kedalam karya seni. Karya seni yang hendak diwujudkan oleh penulis berupa karya seni fotografi, dalam kegiatan kontemplasi ini penulis tidak semata-mata hanya membayangkan apa yang diharapkan. Namun, semua itu bersumber pula pada kenyataan atau lingkungan yang terjadi di sekitar penulis. Proses tahapan kontemplasi ini penulis mengalami sebuah proses pendalaman ide atau gagasan dengan kegiatan berupa perenungan dan penghayaatan pada objek-objek di sekitar penulis.

Perenungan, penghayatan dan pendalaman dalam karya fotografi ini sudah tentunya memiliki objek yang hendak ditangkap (capture)dengan konsep yang dapat dikemas dengan baik, berupa seni body painting dengan tema yang beragam Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Dari ketiga provinsi tersebut memiliki ciri khas motif tato yang dijadikan sebagai seni body painting.

Tahapan kontemplasi sebagai bagian dari sebuah karya seni yang utama dalam proses pendalaman ide dengan melakukan perenungan dan perenungan untuk mendapatkan subject matter yang diambil dan sudah pasti


(27)

53

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapatpemikiran bahan, teknik dan gaya yang akan digunakan dalam karya seni fotografi ini

C. Stimulasi Berkarya

Dalam proses pembuatan karya terdapat proses berupa stimulasi berkarya. Stimulasi atau rangsangan adalah sesuatu yang mendorong dalam menciptakan karya seni atau penggugah yang memacu kreatifitas dalam diri manusia yang hendak menciptakan sebuah karya. Tahapan ini penulis melakukan beberapa hal kegiatan seperti: penelitian terhadap objek, studi litelatur, mengamati lingkungan sekeliling objek sebagai acuan dalam menstimulasi karya-karya yang hendak dibuat.

Bentuk motif tato dari ketiga wilayah Kalimantan, Sumatra, dan Papua yang di jadikan sebagai ide body painting dan mempunyai makna yang mendalam dirasa penting untuk diinformasikan dan diingatkan akan nilai-nilai budaya kepada masyarakat, dalam hal ini penulis hendaknya mencoba melakukan berbagai pendekatan terhadap sang apresiator karya seni fotografi dengan objek body painting dan pengolahan teknik pencahayaan ultraviolet yang tidak biasanya di lakukan dalam dunia fotografi. Hal tersebut ditujukan untuk untuk menimbulkan atau menumbuhkan kesadaran masyarakat akan budaya Indonesia dan pengembangan teknik fotografi.

D. Pengolahan Ide Perupaan

Konsep menjadikan sebuah hal penting dalam berkarya, pengolahan konsep yang hendak diwujudkan dalam sebuah karya seni fotografi yang dimulai dengan olah rasa, memperhatikan objek dalam faktor internal dan eksternal, sampai pada penuangan ide dalam bentuk body painting dan ditangkap (capture) oleh kamera dengan pengolahan teknik pencahayaan ultraviolet. Tidak hanya pengolahan ide dengan konsep memperhatikan objek dan diolah menjadi sebuah foto, penulis melakukan pengolahan ide dengan bantuan beberapa program komputer sebagai


(28)

54

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengolahan hasil akhir sebelum pengemasan dan mencapai maksud yang diinginkan.

Pengolahan ide perupaan memiliki konteks eksprlorasi dan eksperimentasi, eksplorasi dan eksperimentasi dalam sebuah karya sangat dibutuhkan agar menghasilkalkan karya yang baru. Begitu juga dengan penulis yang hendak menciptakan sebuah karya seni fotografi yang diolah dengan mengkombinasikan seni body painting dan pengolahan pencahayaan yang tidak biasanya berupa penggunaan cahaya ultraviolet sebagai sumber cahaya dalam seni fotografi.

E. Persiapan

Tahap persiapan adalah langkah awal dalam proses pembuatan sebuah karya, karya yang hendak dipersiapkan berupa tahap awal sebelum pemotretan dimulai. Pada tahapan ini seorang fotografer menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pemotretan termasuk dalam proses body painting terhadap model. Seiring dengan berkembangnya teknologi, peralatan yang digunakan dalam kegiatan pemotretan semakin beragam dengan fungsi yang semakin spesifik namun dalam pemotretan karya ini menggunakan lampu ultraviolet bukan menggunakan lampu studio yang pada umumnya dan dalam proses body painting menggunakan cat yang peka terhadap cahaya ultaraviolet yaitu menggunakan warna yang bersifat fluorescent.

1. Menyiapkan Alat

a. Perlengkapan Pemotretan 1) Kamera

Kamera yang digunakan untuk membuat karya fotografi seni ini adalah badan kamera (camera body) jenis digital SLR (single Lens Reflection) atau RLT (Reflek Lensa Tunggal). Kamera dengan sistem digital ini cara pengoprasiannya sama dengan kamera analog pada umumya yang memakai film negatif. Jenis kamera yangdigunakan dalam pembuatan karya seni


(29)

55

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fotografi ini adalah kamera merk Canon seri 600D dengan spesifikasi yang dimiliki 18.0 megapixel.

2) Lensa

Lensa yang digunakan dalam pemotretan karya ini menggunakan yang berukuran standardengan ukuran jarak fotus EF-S 18-55 IS II. Lensa yang digunakan penulis dalam pembuatan karya fotografi ini biasa disebut dengan lensa kit, lensa kit adalah lensa bawaan saat membeli kamera dari Canon seri 600D.

Gambar 3.1 Kamera canon 600D (Sumber : m.dpreview.com/reviews/canoneos600d )

Gambar 3.1 Camera body (sumber:


(30)

56

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Kartu Memori

Kartu memori yang digunakan berupa jenis kartu memori campact transcend yang memiliki kapasitas, memori dengan ukuran 8GB ini terhitung cukup besar dengan berbagai pertimbangan dalam pemotretan yang menggunakan seting RAW yang memiliki kapasitas sekitar 7-8 MB setiap fotonya dengan kapasitas sebesar ini fotografer tidak perlu khawatir kehabisan memori karena kapasitas sebesar ini cukup untuk kisaran 200 foto.

4) Tas Kamera

Tas kamera yang dipilih berupa tas yang memiliki kapasitas banyak dan di dalamnya terdapat pembatas-pembatas yang terbuat dari bahan busa yang berfungsi untuk menempatkan berbagai peralatan yang kita miliki dan dengan keamanan yang cukup aman karena tidak akan berbenturan antara benda satu dan benda yang lainnya dengan model tas untuk berpergian.

Gambar 3.2 Lensa Kit EF-S 18-55 IS II (Sumber dokumntasi pribadi)

Gambar 3.3 Kartu memori Transcend 8GB (Sumber dokumentasi pribadi )


(31)

57

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5) Tripod

6) Cabel Release

b. Perlengkapan Studio

Perlengkapan yang digunakan dalam studio fotografi cukup beragam dengan spesifikasi fungsinya. Salah satu perlengkapan dalam pemotretan ini

Gambar 3.4 Tas kamera (sumber :Katalogbandung.com/tas-

kamera/tas-kamera-backpack-tas-kamera/tas-kamera-eibag-1738-hitam-muat-ipad-10/1510 )

Gambar 3.5 Tripod (Sumber dokumentasi pribadi)


(32)

58

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa rekayasa cahaya. Rekayasa yang digunakan penulis dalam pembuatan karyanya menggunakan lampu ultaraviolet sebagai pengganti lampu studio dan biasanya dalam pemotretan di dalam ruangan (studio) menggunakan background studio pada umunya akan tetapi dalam pemotretan kali ini menggunakan kain hitam sebagai pengganti bakcground.

1) Lampu Ultraviolet

Peggunaan lampu ultaraviolet dalam karya seni fotografi ini adalah lampu dengan tipe 10 watt sebanyak empat buah. Rekayasa cahaya yang menggunakan lampu ultaraviolet sebanyak empat buah tergantung dengan kebutuhan seberapa banyak yang mesti terkena cahaya karena lampu ini kekuatan terannya sangat minim.

2) Kain Hitam

Kain hitam sebagai pengganti background dalam studio sama halnya dengan background pada umumnya namun dalam pemotretan kali ini tingkat episiensinya bisa di perhitungkan karena dalam ruangan harus kedap akan cahaya lain dan dalam penggunaannya memerlukan kain hitam sebanyak 12 meter dengan kapasitas ruangan studio 4x3 meter.


(33)

59

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Menyiapkan Lokasi Pemotretan

Dalam setiap sesi pemotretan, tentunya ada tahap persiapan lokasi baik itu lokasi di dalam ruangan (indoor) atau di luar ruangan (outdoor). Dalam penciptaan karya kali ini penulis memilih menggunakan lokasi di dalam ruangan (indoor) dengan berbagai pertimbangan dan tujuan yang hendak dicapai. Keuntungan dalam pemilihan lokasi di dalam ruangan adalah minimnya cahaya karena sesi pemotretan haruslah kedap akan cahaya dan penggunaan lampu ultraviolet bisa disesuaikan tingkat pencahayaannya dengan menggunakan cahaya ultraviolet buatan berupa lampu ultraviolet dan tidak tergantung akan cahaya alam yang setiap kali bisa berubah tanpa kita duga dan penyesuaian waktu bisa lebih diatur dengan baik.


(34)

60

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu .

F. Alat dan Proses Body Painting

Proses body painting adalah proses dimana persiapan model dengan tahap body painting melukis dengan media yaitu berupa tubuh manusia. Tidak seperti proses pembuatan tato yang menyakitkan dan berlangsung dengan tahap waktu yang lama bahkan bersifat permanen, body painting hanya bersifat sementara. Body painting tidak menggunakan jarum, peralatan body painting tidak jauh berbeda dengan proses melukis pada media kanvas. Dalam proses berkarya seni ini terdiri kedalam tiga tahap body paintingsesuai dengan tema yang diusung dan dengan ketiga motif yang berbeda-beda, ketiga motif berbeda itu diambil dari tiga daerah yaitu Kalimantan, Sumatra dan Papua. Peralatan yang digunakan dalam proses body painting ini menggunakan peralatan sebagi berikut:

1. Cat Fluorescent

2. Palet

Gambar 3.9 Cat fluorescent dengan merek fluro (Sumber dokumentasi pribadi)


(35)

61

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Kuas

Alat dan bahan yang digunakan untuk body painting sudah tersedia barulah tahap body painting. Tahap ini sama halnya seorang seniman melukis pada media kanvas namun sekarang medianya berupa tubuh manusia. Media pendukung dalam body painting ini menggunakan beberapa aksesoris kostum sebagai kesan nyata akan imajinasi tema yang dibawakan.

Gambar 3.12 Proses Body Paintinguntuk tema wilayah Kalimantan (Sumber Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.10 Palet lukis (Sumber dokumentasi pribadi)


(36)

62

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.13 Proses body painting bagian tangan

dengan tema Kalimantan (Sumber dokumentasi pribadi)

Gambar 3.14 Proses pemakaian kostum/aksesoris pendukung dengan tema Kalimantan (Sumber :

dokumentasi pribadi)


(37)

63

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Proses Pemotretan Model

Proses pemotretan model adalah proses pengambilan gambar yang dilakukan seorang fotografer terhadap obyek menggunakan alat berupa kamera dengan teknik penangkapan (capture) gambar dalam sebuah lingkungan studio yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Teknik foto studio memakai 4 buah lampu ultraviolet dengan kekuatan masing-masing lampu 10 watt dan ditempatkan di kanan kiri model dan dibagian depan karena dengan sistem pencahayaan seperti ini model bisa tercahayai dengan baikseperti terlihat pada bagan 3.2. Background yang digunakan berwarna hitam karena diharuskan kondisi ruangan dalam keadaan gelap tanpa sumber cahaya yang lain hanya menggunakan satu sumber cahaya saja yaitu cahaya dari lampu ultraviolet, ketika cahaya ultraviolet diarahkan ke model yang sudah di body painting akan mengeluarkan warna-warna menyala dari tubuh model sehingga

Gambar 3.16 Proses pemakaian kostum/aksesoris pendukung dengan tema Nias (Sumber : dokumentasi pribadi)


(38)

64

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cahaya warna yang timbul itulah yang hendak akan ditangkap (capture)oleh kamera.

Perlengkapan dan pengaturan terhadap kamera yang sudah dilakukan barulah bisa dilakukan sesi pemoteratan yang dimana sang model mulai bergaya. Model sebagai objek foto bekerja sama dengan fotografer untuk terjadinya sebuah hasil gambar yang diinginkan sesuai dengan kehendak fotografernya. Pose, ekspresi, arah pandang dan sebagainya dilakukan oleh fotografer untuk memutuskan semuanya. Objek foto (model) yang bagus adalah mereka yang tahu bagaimana caranya berpose untuk mempermudah fotografer mendapatkan sebuah foto yang bagus ketika itu semua terjalan dengan baik dan sesuai, Fotografer bisa berkonsentrasi dengan teknik dan hal-hal yang berkenaan dengan berbagai pengaturan seperti seting pencahayaan, kamera, dan alat-alat lain yang mendukung.Meskipun demikian komunikasi antara fotografer dan model harus terjalin dengan baik agar menimbulkan sebuah kenyamanan untuk semuanya.

Dengan memahami dan menggunakan cahaya yang baik dalam karya fotografi penulis buat berupa cahaya ultraviolet, fotografer dapat membuat foto model yang bagus sesuai harapan. Tjin dan Mulyadi (2014, halm. 120) mengungkapkan bahwa “ fotografi model dimulai dari sebuah ide atau konsep dan imajinasi dari fotografer kemudian model yang baik akan menjadi aktor atau aktris yang membantu fotografer mendapatkan foto yang bagus”.

H. Proses Pemilihan Gambar

Proses pemotretan terhadap objek telah dilakukan dengan teknik yang telah dijabarkan, maka penulis mendapatkan jumlah foto yang banyak. Jumlah foto yang telah didapat harus melalui proses penyeleksian gambar karena harus sesuai dengan gambar yang terbaik agar bisa dicetak dan tidak semua gambar bisa dicetak. Pemilihan gambar yang telah dilakukan menggunakan komputer atau laptop dan vandroid, prosesnya berupa pemindahan data dari memory card yang dipakai untuk transfer melalui card reader yang sudah ada di laptop lalu disimpan di hardisk dalam laptop. Setelah di transfer data dari memory card ke laptop


(39)

65

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selesai maka data foto bisa langsung dipilih dan dicetak, namun sebelum melalui proses pencetakkan harus melalui proses editing foto.

Proses pemilihan gambar dilakukan dengan berbagai pertimbangan dan pandangan terhadap apayang sudah dihasilkan, penulis memilih beberapa karya yang mumpuni dan terpilih kedalam enam buah karya terdiri dari masing-masing dua karya terhadap tiga tema yaitu Kalimantan, Sumatra dan Papua. Karya yang sudah terpilih bukan berarti bisa langsung di apresiasi oleh apresiator akan tetapi harus melewati pengolahan gambar agar hasilnya lebih baik lagi

Proses pemilihan gambar sebelum terpilih kedalam enam karya, penulis memilih dua belas karya sebagai proses penyeleksian pertama untuk memudahkan tahap penyeleksian karya selanjutnya dan pada akhirnya terpilih menjadi enam buah karya.

I. Proses Pengolahan Gambar/Foto

Pengeolahan gambar/foto dalam dunia fotografi sebagai penguatan dan penambah nilai estetis, pengolahan foto melalui laptop dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS5. Program ini memiliki fungsi sebagai untuk

Gambar 3.18 Proses pemilihan gambar menggunakan Vandroid (sumber: dokumentasi pribadi)


(40)

66

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengedit (menaik turunkan) warna dan cahaya.

Pengolahan gambar (image) untuk karya fotografi ini, umunya dilakukan dengan tahapan standar pengolahan gambar pada umunya yang relatif sama pada setiap karya (foto) yang dipilih namuan dalam angka tingkatan pengolahannya tidak lah jauh berbeda dan dijadin untuk diapresiasi. Pengolahan gambar dilakukan oleh penulis sendiri.

Adapun tahapan pengolahan gambar tersebut antara lain yaitu: 1. Memilih Foto (Inport Photos)

Pada tahap memilih foto ini, merupakan awal dari pengolahan dengan membuka file atau gambar foto mana yang hendak di buka dan di edit. Langkah ini adalah memilih dengan cara klik file> Open Ctrl+O. Kemudian pilih gambar yang hendak di buka.

Gambar 3.19Adobe Photoshop CS5, software yang digunakan

(Sumber: http://www.softlatest.com/products/Adobe-Photoshop-CS5-Extended.html)

Gambar 3.20 Proses pengolahan gambar menggunakan laptop (Sumber: dokumentasi


(41)

67

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Mengedit Image

Setelah membuka file image, langkah berikutnya adalah mengedit image, namun sebelumnya duplikat terlebih dahulu dengan menekan Ctrl+J. Mengedit image dalam software ada beberapa pilihan dengan meng-klik image > Adjustments. Adjustments ada beberapa pengolahan gambar seperti brightness/Contrast, levels, Curves, Exposure, Vibrance, Hue/Saturation, Color Balance, Black & White dan lain sebagainya. Pada karya ini, penulis mengolah gambar hanya menggunakan konten Hue/Saturation,Vibrance, dan Curves.

a) Hue/Saturation, untuk digunakan untuk penyesuaian warna. Hue yang

dimaksudkan untuk sesuatu yang membuat sebuahobjek nampak berwarna. Saturation sebuah nilai intensitas warna yang akan bernampak warna-warni. Dan dalam pengaturan Hue/saturation ada juga Lightness untuk mengatur intensitas gelap-terang.

Gambar 3.22Pilihan pengolahan gambar menggunakan Adjustment (Sumber: dokumentasi

pribadi)

Gambar 3.21 Cara membuka File Image (Sumber: dokumentasi pribadi)


(42)

68

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Vibrance, untuk menyeimbangkan warna keseluruhan pada foto dan diatur

sesuai dengan keinginan.

c) Curves,berfungsi untuk mengatur warna dalam bentuk curva dan bisa diatur

sendiri untuk tiap-tiap warnanya.

Gambar 3.23 Pengaturan hue/Saturation (Sumber:dokumentasi pribadi)

Gambar 3.24 Pengaturan vibrance (sumber: dokumentasi pribadi)


(43)

69

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses pengolahan gambar/foto dalam karya ini, penulis tidak terlalu banyak mengekplor dalam konten toolbox karena hanya mengolah warna dengan kekuatan intensitas warna yang sudah ada.

J. Proses Pencetakan

Sebelum proses pencetakan karya gambar yang telah di oleh harus di save ke dalam format jpeg agar memudahkan dalam proses pencetakan. Data yang sudah disimpan (save)kemudian ditransfer melalui USB Flash Disk dan dicetak dengan ukuran besar. Proses pencetakan gambar dalam skala ukuran besar ini biasa disebut dengan proses pembesaran.

Karya fotografi dengan judul “Seni Fotografi Body Painting dengan Teknik Pencahayaan Ultraviolet”, untuk tugas akhir dicetak sejumlah enam buah karya masing-masing dua buah karya untuk satu tema. Karya fotografi ini dicetak dengan menggunakan jenis kertas Luster Gliter dengan ukuran kertas A1 (90 cm x 60 cm). Pengambilan ukuran kertas ukuran A1 untuk tugas akhir ini, karena dalam komunikasi visual yang ditempatkan dalam ruang publik dengan ukuran tersebut sangat pas digunakan.

Gambar 3.25 Pengaturan curves (Sumber: dokumentasi pribadi)

Gambar 3.26 Proses pencetakan karya menggunakan mesin cetak Canon IPF8100 (sumber: dokumentasi pribadi)


(44)

70

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu K. Prose Pengemasan

Gambar foto yang telah melalui proses pencetakan kemudian dikemas kedalam figura (frame).Frame yang digunakan dari bahan kayu borneo warna silfer dengan bentuk frame yang polos tidak ada ukirannya agar terlihat sederhana namun tetap berkesan mewah. Foto yang telah diberi frame ini selanjutnya siap untuk dihadirkan kepada publik (dipajang/dipamerkan).

Gambar 3.27 Hasil proses pencetakan yang sudah di laminasi glosy dingin (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 3.28 Proses pengemasan karya terhadap frame (sumber: dokumentasi pribadi)


(45)

71

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.29 Proses finishing (Sumber: dokumentasi


(46)

108

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Perkembangan fotografi kian pesat di zaman sekarang yang sedang berlangsung semakin mudah, semakin murah dan pengolahan teknologinya pun semakin canggih.Berbeda dengan awal perkembangannya, kini seni fotografi menyajikan teknik yang beragam dengan genre fotografi yang kian marak bermunculan serta media ekspresi dan presentasi yang semakin beragam dalam rangka menyampaikan berbagai persoalan kritis yang terjadi.

Seni fotografi berasal dari perkembangan media seni rupa yang menjadi alasan penulis untuk mengembangkannya menjadi sebuah karya Tugas Akhir. Seni fotografi dengan adanya media teknologi bisa digabungkan dengan cara editing foto. Dengan adanya kemudahan dan penggunaannya sangat praktis pada saat ini kamera digital mempunyai peran penting dalam kehidupan saat ini, seperti fashion show, iklan billboard, jurnalis, foto grup, foto model dan yang lainnya. Sebagaiprinsip sebuah karya seni untuk saat ini berupa karya seni fotografi itu sendiri bisa menyampaikan pesan dengan karya sesuai bidangnya kepada publik.

Rumusan masalah dan tujuan penciptaan dalam karya seni fotografi yang mengkombinasikan dengan seni body painting menggunakan cahaya ultraviolet, analisis pengembangan sebuah ide, proses pengolahan ide menjadi sebuah karya dan pembahasan hasil eksperimentasi yang telah dilakukan menjadikan sebuah karya seni fotografi.Makan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ide penciptaan karya seni fotografi ini muncul ketika penulis menemukan sebuah teknik pencahayan ultraviolet yang sering digunakan masyarakat luas sebagai penerangan ikan hias untuk akuarium, bahkan di dunia per-bank-an penggunaan lampu ini digunakan untuk pengecekan keaslian uang. Maka dari itu penulis mengaplikasikan teknik tersebut dengan teknik body painting yang menggunakan cat fluorescent, cat ini kedap akan cahaya ultraviolet. Kemudian di hubungkan dengan kebudayaan yang sejenis dengan body


(47)

109

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

painting yaitu motif tato yang ada di Indonesia yaitu dari Provinsi Kalimanta, Sumatra, dan Papua.

2. Penciptaan karya seni fotografi,penulis berkarya melalui proses tahapan pra produksi, tahap produksi dan tahap pasca produksi. Tahap pra produksi dilakukan dengan tahapan persiapan konsep yang bermula dari ide berkarya, kontempalasi stimulasi berkarya, pengolahan ide, hingga persiapan alat. Tahap produksi dilakukan berupa tahap body painting pada model dan tahapan pemotretan terhadap objek foto dengan teknik-teknik fotografi, tahapan editing dengan pengolahan gambar pada komputer menggunakan software photoshop CS5, dan tahapan pencetakan foto. Sedangkan tahapan pasca produksi adalah tahapan finishing atau pengemasan karya fotografi sebelum dipresentasikan dan dipublikasikan kepada apresiator.

3. Secara umum karya fotografi yang dihasilkan penulis memiliki sebuah makna tersendiri yang mewakili wilayah Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Unsur seni tradisional dalam kebudayaan ketiga wilayah tersebut yang dikemas kedalam bentuk moderen, namun tidak meninggalkan sifat sisi budaya tradisional Indonesia. Motif tato ketiga wilayah tersebut memiliki benang merah yang sama yaitu motif tato mengarah kepada kehidupan alam.

Pengaplikasikan teknik pencahayaan ultraviolet dengan mengembangkan motif tato tradisional wilayah Kalimantan, Sumatra, dan Papua menjadi motif body painting sebagai ide “Seni Fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet”.Pengembangan cahaya ultaraviolet sebagai pengganti lampu studio ditambah dengan warna fluorescent terhadap objek foto berupa teknik body painting akan menimbulkan sebuah perpaduan warna yang unik penggunaan cat fluorescentyang sifatnya sama seperti cat acrylic meninggalkan jejak warna yang kurang merata karena mudah kering saat digunakan. Pengembangan yang terlihat dalam karya ini berupa penggunaan warna yang beragam dari warna motif tato aslinya, penggunaan cat untuk body painting bukan cat khusus untuk kulit namun masih mengandung kadar air jadi aman untuk


(48)

110

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan dan penggunaan media beserta teknik yang masih belum populer di kalangan fotografer Indonesia.

B. Saran

Setelah melihat kesimpulan diatas maka penulis mengemukakan saran-saran untuk rekomendai tindak lanjut sebagai berikut:

1. Karya seni fotografi ini semoga menjadikan sebuah stimulus bagi pencipta karya-karya seni rupa lainnya khususnya karya seni fotografi dengan mengembangkan sebuah ide-ide baru dan penggunaan teknik yang baru. 2. Penggunaan teknik pencahayaan ultraviolet harus menggunakan teknik

penangkapan (capture) yang stabil karena dalam pemotretan dengan kondisi ruangan yang minim cahaya (gelap) bisa menjadikan karya fotografi kurang maksimal atau hasil jadi foto bisa kabur (blur). Diharuskan menggunakan media pendukung lainnya seperti tripod dan Cabel releas untuk mengurangi resiko kabur pada karya (blur.)

3. Media body painting, terutama media cat harus menggunakan alternati lainnya agar hasil sapuan kuas terlihat lebih rapih karena cat flourescent dengan merek fluroyang sifatnya sama seperti cat acrylic yang mudah kering, diharapkan menggunakan cat yang lebih khusus untuk body painting.

4. Hubungan antara fotografer dan model sangat berpengaruh terhadap hasil sebuah karya fotografi, diharapkan terjalin sebuah komunikasi yang baik agak karya menjadi lebih bagus lagi.

5. Bagi dunia fotografi diharapkan menjadikan sebuah media pembelajaran untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan siswa tentang jenis karya seni rupa khususnya fotografi. Bidang seni fotografi dapat dijadikan sebuah alternafis kegiatan dalam berkarya seni rupa terutama untuk siswa yang memiliki keterbatasan kemampuan dalam penguasaan keterampilan berkarya seni konvensional seperti melukis dan menggambar karena perkembangan teknologi memberikan sebuah dukungan untuk berkarya dan mengasah sebuah ide-ide kreatif.


(49)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Y. (2012). Photography From My Eyes. Jakarta: PT. Elex Media Komutindo Kelompok Gramedia.

Ambasari, R. (2012). Food Photography For Everyone. Jakarta: Elex Media Komputindo

Anas, I. (2012). Panduan Fotografi Digital. Depok: Kanaya Press.

Bayu, S, S. (2009). Motivasi Membuat Tato Ditubuh. [Online]. Tersedia dalam eprints.unika.ac.id/2549/1/03.40.0248_Serafinus_Bayu_S.pdf [Diakses 25 Oktober 2014].

Burnie, D. (2001). Jendela Iptek “Cahaya”. Jakarta: Balai Pustaka Darmaprawira, S. (2002). Warna. Bandung: Penerbit ITB

Dradjat, R, B. (2007). Ritual Fotografi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Dradjat, R, B. (2014). Filosofi Penghayatan Cahaya. Jakarta : PT. Gramedia. Driyanti, R. (2011). Makna Simbolik Tato Bagi Manusia Dayak Dalam Kajian

Hermeneutika Paul Ricoeur. [Online] Tersedia dalam http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20216803.pdf [Diakses 25 Oktober 2014].

Excell, L. (2013). Komposisi Dari Foto Biasa Jadi Luar Biasa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Gabriel, J.F (2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates

Giwanda, G. (2003). Panduan Praktis Belajar Fotografi. Jakarta: Puspa Swara Insan, F, A, S, dkk. (2012). Perkembangan Fotografi Di Era Modern”. [Online].

Tersedia dalam http://Stisitelkom.acedemia.edu/Departements /ArtDesign/Documents?page=10.[Diakses 17 Juli 2014]

Irwan, B. (2013). Dasar-Dasar Desain Untuk Arsitektur. Interior-Arsitektur. Seni Rupa. Desain Produk. Industri dan Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup).

Krane, K.S. (1992). Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press) Lesmana, N. (2011). Memotrer dengan DSLR. Jakarta Selatan: Media Kita.


(50)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Marsafitri, D, N. (2013). Perbandingan Hasil Tata Rias Fantasi Body Painting Menggunakan Teknik Manual dan Teknik Airbsrush. [Online]. Tersedia dalam ejournal.unesa.ac.id/mobile/?sess=98acb10c9d162bf9a24758cc54 de6c98 [Diakses 25 Oktober 2014]

Maryati. (2014). Tradisi Tato Suku Moi Papua Barat Mulai Luntur. [Online]. Tersedia dalam m.antaranews.com/berita/352871/tradisi-tato-suku-moi-papua-barat-mulai-luntur. [Diakses 12 Juli 2014].

Nugroho, R, A. (2006) Kamus Fotografi. Yogyakarta: Andi Ofset.

Paulus, E & Lestari, L, I. (2012). Still Life. Jakarta: PT. Elex Media Koputindo Puspita, M. (2009). Body Painting. [Online]. Tersedia dalam

eprints.uny.ac.id/7722/3/bab%202%20-09519131020.pdf . [Diakses 18 Maret 2014]

Rasjoyo. (1995). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Penerbit Erlangga

Sanyoto, S.E. (2010). NIRMANA Elemen-Elemen Seni Desain. (Edisi ke-2). Yogyakarta: Jalasutra.

Sipahelut, A & Petrusumadi. (1991). Dasar-Dasar Desain. Jakarta: CV.Grafik Indah

Soelarko. (1983). Penuntun Fotografi. Bandung: PT. Karya Nusantara Soeyati, S & Salam, A. (2007). Cahaya dan Optik. Bekasi: Ganeca Exact.

Sudibyo, L, dkk. (2013). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sugiarto, A. (2014). Color Vision. Jakarta: PT Kompass Media Nusantara. Tjin, E dan Mulyadi, E. (2014). Kamus Fotografi. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo Kompas-Gramedia.

Trihanondo, D & Yusanto, F. (2013). Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinema tografi. Bandung:IM Telkom.

Triyati, E. (1985). Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak Serta Aplikasi Dalam Oseanologi.[Online]. Tersedia dalam www.oseanografi.lipi.go.id[Diakses 25 Oktober 2014]

Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia


(51)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widodo, T. (2008). Pertemuan seni Lukis dan Seni Fotografi. [Online] Tersedia di: www.e-bookspdf.org [Diakses 05 Mei 2014].

Wijayanto, G. (2012). Fotografi Digital Itu Gampang. Jakarta: PT. Buku Seru. Wong, L. Santosa, A. & Suprabo, F, P. (2014). Perancang Set Mebel Rumah

Tinggal dengan Konsep Filosofi Tato Dayak. [Online]. Tersedia dalam studentjournal.petra.ac.id/index.php/desain-interior/article/viewFile/2012 /1894 [Diakses 25 Oktober 2014].


(1)

108

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Perkembangan fotografi kian pesat di zaman sekarang yang sedang berlangsung semakin mudah, semakin murah dan pengolahan teknologinya pun semakin canggih.Berbeda dengan awal perkembangannya, kini seni fotografi menyajikan teknik yang beragam dengan genre fotografi yang kian marak bermunculan serta media ekspresi dan presentasi yang semakin beragam dalam rangka menyampaikan berbagai persoalan kritis yang terjadi.

Seni fotografi berasal dari perkembangan media seni rupa yang menjadi alasan penulis untuk mengembangkannya menjadi sebuah karya Tugas Akhir. Seni fotografi dengan adanya media teknologi bisa digabungkan dengan cara editing foto. Dengan adanya kemudahan dan penggunaannya sangat praktis pada saat ini kamera digital mempunyai peran penting dalam kehidupan saat ini, seperti fashion show, iklan billboard, jurnalis, foto grup, foto model dan yang lainnya. Sebagaiprinsip sebuah karya seni untuk saat ini berupa karya seni fotografi itu sendiri bisa menyampaikan pesan dengan karya sesuai bidangnya kepada publik.

Rumusan masalah dan tujuan penciptaan dalam karya seni fotografi yang mengkombinasikan dengan seni body painting menggunakan cahaya ultraviolet, analisis pengembangan sebuah ide, proses pengolahan ide menjadi sebuah karya dan pembahasan hasil eksperimentasi yang telah dilakukan menjadikan sebuah karya seni fotografi.Makan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ide penciptaan karya seni fotografi ini muncul ketika penulis menemukan sebuah teknik pencahayan ultraviolet yang sering digunakan masyarakat luas sebagai penerangan ikan hias untuk akuarium, bahkan di dunia per-bank-an penggunaan lampu ini digunakan untuk pengecekan keaslian uang. Maka dari itu penulis mengaplikasikan teknik tersebut dengan teknik body painting yang menggunakan cat fluorescent, cat ini kedap akan cahaya ultraviolet. Kemudian di hubungkan dengan kebudayaan yang sejenis dengan body


(2)

109

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

painting yaitu motif tato yang ada di Indonesia yaitu dari Provinsi Kalimanta, Sumatra, dan Papua.

2. Penciptaan karya seni fotografi,penulis berkarya melalui proses tahapan pra produksi, tahap produksi dan tahap pasca produksi. Tahap pra produksi dilakukan dengan tahapan persiapan konsep yang bermula dari ide berkarya, kontempalasi stimulasi berkarya, pengolahan ide, hingga persiapan alat. Tahap produksi dilakukan berupa tahap body painting pada model dan tahapan pemotretan terhadap objek foto dengan teknik-teknik fotografi, tahapan editing dengan pengolahan gambar pada komputer menggunakan software photoshop CS5, dan tahapan pencetakan foto. Sedangkan tahapan pasca produksi adalah tahapan finishing atau pengemasan karya fotografi sebelum dipresentasikan dan dipublikasikan kepada apresiator.

3. Secara umum karya fotografi yang dihasilkan penulis memiliki sebuah makna tersendiri yang mewakili wilayah Kalimantan, Sumatra, dan Papua. Unsur seni tradisional dalam kebudayaan ketiga wilayah tersebut yang dikemas kedalam bentuk moderen, namun tidak meninggalkan sifat sisi budaya tradisional Indonesia. Motif tato ketiga wilayah tersebut memiliki benang merah yang sama yaitu motif tato mengarah kepada kehidupan alam.

Pengaplikasikan teknik pencahayaan ultraviolet dengan mengembangkan motif tato tradisional wilayah Kalimantan, Sumatra, dan Papua menjadi motif body painting sebagai ide “Seni Fotografi body painting dengan teknik pencahayaan ultraviolet”.Pengembangan cahaya ultaraviolet sebagai pengganti lampu studio ditambah dengan warna fluorescent terhadap objek foto berupa teknik body painting akan menimbulkan sebuah perpaduan warna yang unik penggunaan cat fluorescentyang sifatnya sama seperti cat acrylic meninggalkan jejak warna yang kurang merata karena mudah kering saat digunakan. Pengembangan yang terlihat dalam karya ini berupa penggunaan warna yang beragam dari warna motif tato aslinya, penggunaan cat untuk body painting bukan cat khusus untuk kulit namun masih mengandung kadar air jadi aman untuk


(3)

110

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan dan penggunaan media beserta teknik yang masih belum populer di kalangan fotografer Indonesia.

B. Saran

Setelah melihat kesimpulan diatas maka penulis mengemukakan saran-saran untuk rekomendai tindak lanjut sebagai berikut:

1. Karya seni fotografi ini semoga menjadikan sebuah stimulus bagi pencipta karya-karya seni rupa lainnya khususnya karya seni fotografi dengan mengembangkan sebuah ide-ide baru dan penggunaan teknik yang baru. 2. Penggunaan teknik pencahayaan ultraviolet harus menggunakan teknik

penangkapan (capture) yang stabil karena dalam pemotretan dengan kondisi ruangan yang minim cahaya (gelap) bisa menjadikan karya fotografi kurang maksimal atau hasil jadi foto bisa kabur (blur). Diharuskan menggunakan media pendukung lainnya seperti tripod dan Cabel releas untuk mengurangi resiko kabur pada karya (blur.)

3. Media body painting, terutama media cat harus menggunakan alternati lainnya agar hasil sapuan kuas terlihat lebih rapih karena cat flourescent dengan merek fluroyang sifatnya sama seperti cat acrylic yang mudah kering, diharapkan menggunakan cat yang lebih khusus untuk body painting.

4. Hubungan antara fotografer dan model sangat berpengaruh terhadap hasil sebuah karya fotografi, diharapkan terjalin sebuah komunikasi yang baik agak karya menjadi lebih bagus lagi.

5. Bagi dunia fotografi diharapkan menjadikan sebuah media pembelajaran untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan siswa tentang jenis karya seni rupa khususnya fotografi. Bidang seni fotografi dapat dijadikan sebuah alternafis kegiatan dalam berkarya seni rupa terutama untuk siswa yang memiliki keterbatasan kemampuan dalam penguasaan keterampilan berkarya seni konvensional seperti melukis dan menggambar karena perkembangan teknologi memberikan sebuah dukungan untuk berkarya dan mengasah sebuah ide-ide kreatif.


(4)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Y. (2012). Photography From My Eyes. Jakarta: PT. Elex Media Komutindo Kelompok Gramedia.

Ambasari, R. (2012). Food Photography For Everyone. Jakarta: Elex Media Komputindo

Anas, I. (2012). Panduan Fotografi Digital. Depok: Kanaya Press.

Bayu, S, S. (2009). Motivasi Membuat Tato Ditubuh. [Online]. Tersedia dalam eprints.unika.ac.id/2549/1/03.40.0248_Serafinus_Bayu_S.pdf [Diakses 25 Oktober 2014].

Burnie, D. (2001). Jendela Iptek “Cahaya”. Jakarta: Balai Pustaka Darmaprawira, S. (2002). Warna. Bandung: Penerbit ITB

Dradjat, R, B. (2007). Ritual Fotografi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Dradjat, R, B. (2014). Filosofi Penghayatan Cahaya. Jakarta : PT. Gramedia.

Driyanti, R. (2011). Makna Simbolik Tato Bagi Manusia Dayak Dalam Kajian Hermeneutika Paul Ricoeur. [Online] Tersedia dalam http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20216803.pdf [Diakses 25 Oktober 2014].

Excell, L. (2013). Komposisi Dari Foto Biasa Jadi Luar Biasa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Gabriel, J.F (2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates

Giwanda, G. (2003). Panduan Praktis Belajar Fotografi. Jakarta: Puspa Swara

Insan, F, A, S, dkk. (2012). Perkembangan Fotografi Di Era Modern”. [Online]. Tersedia dalam http://Stisitelkom.acedemia.edu/Departements /ArtDesign/Documents?page=10.[Diakses 17 Juli 2014]

Irwan, B. (2013). Dasar-Dasar Desain Untuk Arsitektur. Interior-Arsitektur. Seni Rupa. Desain Produk. Industri dan Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup).

Krane, K.S. (1992). Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)


(5)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Marsafitri, D, N. (2013). Perbandingan Hasil Tata Rias Fantasi Body Painting Menggunakan Teknik Manual dan Teknik Airbsrush. [Online]. Tersedia dalam ejournal.unesa.ac.id/mobile/?sess=98acb10c9d162bf9a24758cc54 de6c98 [Diakses 25 Oktober 2014]

Maryati. (2014). Tradisi Tato Suku Moi Papua Barat Mulai Luntur. [Online]. Tersedia dalam m.antaranews.com/berita/352871/tradisi-tato-suku-moi-papua-barat-mulai-luntur. [Diakses 12 Juli 2014].

Nugroho, R, A. (2006) Kamus Fotografi. Yogyakarta: Andi Ofset.

Paulus, E & Lestari, L, I. (2012). Still Life. Jakarta: PT. Elex Media Koputindo

Puspita, M. (2009). Body Painting. [Online]. Tersedia dalam eprints.uny.ac.id/7722/3/bab%202%20-09519131020.pdf . [Diakses 18 Maret 2014]

Rasjoyo. (1995). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Penerbit Erlangga

Sanyoto, S.E. (2010). NIRMANA Elemen-Elemen Seni Desain. (Edisi ke-2). Yogyakarta: Jalasutra.

Sipahelut, A & Petrusumadi. (1991). Dasar-Dasar Desain. Jakarta: CV.Grafik Indah

Soelarko. (1983). Penuntun Fotografi. Bandung: PT. Karya Nusantara

Soeyati, S & Salam, A. (2007). Cahaya dan Optik. Bekasi: Ganeca Exact.

Sudibyo, L, dkk. (2013). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Sugiarto, A. (2014). Color Vision. Jakarta: PT Kompass Media Nusantara.

Tjin, E dan Mulyadi, E. (2014). Kamus Fotografi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas-Gramedia.

Trihanondo, D & Yusanto, F. (2013). Teknik dan Komposisi Fotografi/Sinema tografi. Bandung:IM Telkom.

Triyati, E. (1985). Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak Serta Aplikasi Dalam Oseanologi.[Online]. Tersedia dalam www.oseanografi.lipi.go.id[Diakses 25 Oktober 2014]

Universitas Pendidikan Indonesia (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia


(6)

Aziz Syaifudin, 2014

SENI FOTOGRAFI BODY PAINTING DENGAN TEKNIK PENCAHAYAAN ULTRAVIOLET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widodo, T. (2008). Pertemuan seni Lukis dan Seni Fotografi. [Online] Tersedia di: www.e-bookspdf.org [Diakses 05 Mei 2014].

Wijayanto, G. (2012). Fotografi Digital Itu Gampang. Jakarta: PT. Buku Seru.

Wong, L. Santosa, A. & Suprabo, F, P. (2014). Perancang Set Mebel Rumah Tinggal dengan Konsep Filosofi Tato Dayak. [Online]. Tersedia dalam studentjournal.petra.ac.id/index.php/desain-interior/article/viewFile/2012 /1894 [Diakses 25 Oktober 2014].