PENGEMBANGAN MODEL PENGORGANISASIAN MATERI PELAJARAN DENGAN MENERAPKAN ADVANCE ORGANIZERS DALAM MENGAJARKAN KONSEP ILMU SOSIAL YANG BERMUATAN IPTEK DAN IMTAK DI MADRASAH ALIYAH : Penelitian pada Mata Pelajaran Geografi di Kelas I.
PENGEMBANGAN MODEL PENGORGANISASIAN
MATERI PELAJARAN DENGAN MENERAPKAN
ADVANCE ORGANIZERS DALAM MENGAJARKAN
KONSEP ILMU SOSIAL YANG BERMUATAN IPTEK DAN
IMTAK DI MADRASAH ALIYAH
(Penelitian pada Mata Pelajaran Geografi di Kelas I)
TESIS
Diajukan Kcpada Panitia Ujiaa Tesis
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Ujian S2
Program Studi Pengembangan Kurikulum
V^v
Oleh:
/
M. NASIHIN ANWAR
NRP. 9596146
v
l'
\
:• ;'i I--}
z.
PROGRAM PASCA SARJANA IK1P
BANDUNG
1998
.V- J .
t. • • jjr
~
i
SX,
PERSETUJUAN/PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
PROF. Dr. H. ROCHMAN NATAWIDJAJA
Pembimbing II
PROF. Dr.ll. NANASYAQDIH SUKMADINATA
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
1998
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
l
Kata Pengantar
u
Daftarlsi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. RumusanMasalah.....^
C. Tujuan Studi
•
•
14
D. Kegunaan Studi
•
E. Penjelasan Judul
•
•*
16
Bab II Kajian Teoritis
A. Kurikulum Madrasah Aliyah
l.Keberadaan Madrasah Aliyah
•
2. Karakteristik Kurikulum Madrasah Aliyah
B. Kurikulum IPS-Geografi Madrasah Aliyah
.'. '.
1. Pembinaan Iman dan Takwa (Imtak) di Madrasah Aliyah
18
18
21
26
26
2. Mengaitkan Unsur-Unsur Imtak dalam Konsep IPS-Geografi
C. Model Mengajar Advance Organizers
31
41
1. AcumTeondzn Advance Organizers
2. Pemrosesan Informasi dalam Konteks Belajar Konsep
41
44
3. Penerapan Teori Pemrosesan Informasi dalam Advance
47
Organizers
4. Keterkaitan Advance Organizers dengan Belajar Konsep
VI
56
D. Memasukkan Imtak dalam Pengajaran Geografi Melalui
Advance organizers
59
Bab III Prosedur Penelitian
A. Rancangan Penelitian
72
B. Subjek Penelitian
79
C. Pengumpulan dan Analisis Data.
82
Bab IV Hasil dan Pembahasan
A. Kondisi Umum dan Lokasi Penelitian
84
B. Konsep-Konsep Iptek Geografi Bermuatan Imtak.
88
C. DesainSistemPembelajaran Advance Organizers dan
Implementasinya
»
92
1. Pengembangan Desain Pembelajaran Untuk Menerapkan Advance
Organizers
92
2.UjiCobadanRefleksi
95
D. Hasil Pengujian Model
98
l.DeskripsiData.
98
2. Pembahasan Hasil Pengujian Model
108
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
A. Kesimpulan
115
B. Rekomendasi
117
Daftar Pustaka
122
Lampiran
VI1
DAFTAR TABEL
1. Tabel desain counter balance
78
2. Rata-rata skor hasil belajar siswa setiap kelas
99
3. Jumlah-jumlah skor agregat
101
4. Analisis variansi
102
5. Statistik skor-skor agregat model dankelompok
105
Vlll
DAFTAR GAMBAR
1. Paradigma teoritis penelitian tentang advance organizer diadaptasi
dari model yang dikembangkan oleh David P. Ansmbel
(Joice & Well,1986)
10
2. Struktur Geografi Ortodoks (Ruhimat dan Utoyo, 1994, hal 13)
61
3. Struktur Kajian Geografi Terintegrasi (Ruhimat dan Utoyo, 1994, hal 14)
62
4. Bagan Struktur Analisis Lingkungan dalam Geografi yang Dikembangkan
olehBintoro, 1979 (Ruhiyat dan Utoyo, 1994, hal 15)
5. Langkah-Langkah Penelitian
63
75
IX
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Madrasah Aliyah adalah lembaga pendidikan umum yang berciri khas Islam, serta
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Oleh
karena itu, tujuannya pun mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang
ditetapkan dalam GBHN dan UU No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Karena tujuan umum (aim)-nya sama dengan SMU, maka sebagian besar isi
kurikulumnya pun sama, yang agak berbeda adalah tujuan kelembagaan
(institusional) sekolah yang memberikan penekanan yang lebih besar kepada
muatan Pendidikan Agama Islam dari pada di Sekolah Menengah Umum (SMU),
dan ini merupakan wujud dari ciri khas Sekolah Menengah Umum Berciri khas
Islam.
2. Dengan berlakunya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah No. 29/1990 serta Kep. Mendikbud No. 04/89/1992 dan
Kep. MENAG No. 373/1993 maka lebih banyak persamaan daripada perbedaan
antara Madrasah Aliyah (yang berada di bawah pembinaan Departemen Agama)
dengan SMU (di bawah pembinaan Depdikbud). Oleh sebab itu, isu-isu dan
tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Madrasah Aliyah saat ini dan di masa
depan, baik menyangkut aspek pemerataan, kesempatan, peningkatan mutu,
relevansi, maupun efisiensi dan efektifitas pada umumnya banyak kesamaan
dengan apa yang dihadapi oleh SMU.
Kalau kita menggunakan pendekatan Input-Proses-Output, ,akan tampak bahwa
baik madrasah maupun non-madrasah sama-sama menghadapi persoalan
ketiganya. Dalam aspek mutu, keluaran pendidikan kita dihadapkan pada disparitas
mutu antar sekolah di lokasi yang berbeda-beda, antara negeri dan swasta, dan
daya serap yang masih kurang terhadap materi kurikulum pada sebagian besar
sekolah sebagaimana ditunjukkan oleh hasil EBTANAS. International Institute for
The Evaluation of Education Achivement (IEA) yang berpusat di Paris, dari
serangkaian studinya sampai pada kesimpulan bahwa mutu hasil pendidikan di
sekolah berkaitan dengan 500-600 variabel yang berbeda "dan jalin menjalin
(Achmadi, 1996). Dalam aspek proses, pelaksanaan proses belajar mengajar di
sekolah-sekolah kita masih dihadapkan pada masalah berkenaan dengan mutu
proses belajar mengajar yang belum sepenuhnya berorientasi pada pencapaian
tujuan. Di sini kita mengakui masih kurang dikembangannya metode-metode
inovatif dalam proses pembelajaran di bawah asuhan guru(Achmadi, 1996).
3. Sejak tahun pelajaran 1994/1995 Madrasah Aliyah menggunakan kurikulum 1994,
yang pada dasarnya merupakan manifestasi dari pelaksanaan UU No. 2 tahun 1989
dan PP No. 29 tahun 1990. Berdasarkan kurikulum tersebut keberadaan Madrasah
Aliyah adalah sebagai SMU yang berciri khas Islam. Berarti bahwa kurikulum
SMU sepenuhnya dilaksanakan di Madrasah Aliyah, dengan perbedaan pada
Madrasah Aliyah ada penambahan kurikulum yang terkait dengan agama Islam
yang bertujuan membina keimanan dan ketakwaan (Imtak). Persoalan yang terkait
dengan implementasi kurikulum Madrasah Aliyah terutama dalam implementasi
kurikulum dasar-dasar Iptek, adalah; sampai sejauh mana proses pembelajaran di
Madrasah Aliyah dapat mencapai sasaran yang diinginkan, terutama terkait dengan
pembentukan dasar-dasar Iptek dan pembinaan Imtak. Upaya menemukan jawaban
terhadap persoalan di atas, terkait dengan pengembangan model mengajar yang
efekSif.
4. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru Madrasah Aliyah dalam ilmu
sosial, termasuk dalam mata pelajaran Geografi, pada umumnya adalah metode
penyajian informasi atau metode ceramah. Menurut Joice, Weil and Showers (1992,
hal 183) metode semacam ini bertujuan agar siswa menguasai informasi yang
terdiri dari konsep-konsep. Model-model mengajar untuk mengajarkan konsep
ilmu-ilmu sosial yang berbasis pada pemerosesan informasi, adalah cukup banyak;
namun kecenderungan dilapangan menunjukkan bahwa metode ceramah cukup
dominan penggunaannya. Mengingat pentingnya metode ceramah, maka untuk
mengatasi kelemahan serta meningkatkan keefektifannya perlu dicari strategi
pendukung. Advance organizers adalah suatu model mengajar yang secara teoritis
dikembangkan untuk meningkatkan keefektifan pengajaran dengan metode
ceramah. Ciri menonjol dari model ini terletak pada pengorganisasian materi yang
diceramahkan yang memungkinkan siswa menguasai konsep-konsep yang
diajarkan. Model ini dikembangkan oleh Ausubel, berdasarkan berbagai hasil studi
yang dilakukan, ba:k oleh dia sendiri maupun dilakukan bersama dengan
koleganya. Banyak studi yang dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah
model ini efektif dalam proses belajar mengajar. Joseph T. Lawton pada tahun
1977, melakukan studi tentang pengaruh advance organizers dalam mempelajari
materi ilmu-ilmu sosial dan berpikir logis pada anak umur 6 s/d 10 tahun. Hasil
studi menunjukkan bahwa advance organizers memberi pengaruh cukup berarti
terhadap belajar verbal, baik dilihat dari cara mempelajarinya maupun penguasaan
materi. Model ini juga memberi pengaruh cukup berarti terhadap operasi berpikir
logis (berpikir secara umum) (Joice, Weil and Showers 1992, hal 189). Temuan
menarik dari studi Lawton ini, terutama dalam kaitannya dengan studi yang akan
dilakukan penulis, adalah bahwa model advance organizers akan lebih tinggi
pengaruhnya terhadap belajar siswa lebih tua usianya. Selain itu,.ditemukan pula
bahwa dengan menggunakan model advance organizers, materi pelajaran yang
diberikan lebih banyak yang dipelajari oleh siswa, karena materi tersebut
diorganisasi secara terstruktur sehingga lebih mudah dipelajari. Dengan kata lain,
melalui advance organizers guru dapat membantu siswa mengembangkan struktur
intelektual, melalui penyajian materi yang di organisasi secara induktif. Dengan
cara demikian, probabilitas siswa mempelajari struktur intelektual dan proses
berpikir yang terkait dengan materi yang diberikan akan lebih tinggi, sehingga
siswa bisa menyerap materi pelajaran secara penuh (Joice, Weil and Showers 1992,
hal 189). Penelitian yang dilakukan oleh Mayer (1984) yang dikutip olen Bell-
Gradler (1986: 172) menyimpulkan bahwa pengorganisasian materi pelajaran yang
dilakukan dengan baik, akan menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa.
Pengorganisasian materi pelajaran ini tergantung kepada keberadaan materi
pelajaran, karakteristik siswa, dan cara pangajaran dilaksanakan. Secara ringkas
hasil studi yang dilakukan oleh Mayer tersebut dapat disimpulkan bahwa advance
organizers cukup efektif digunakan dalam pengajaran. Penelitian yang dilakukan
oleh Cook 1983, yang dikutip dari Bell-Gradler (1986; 174), menunjukkan bahwa
penggunaan advance organizers dalam suatu pelatihan yang bertujuanmengajarkan
siswa mengenal berbagai jenis struktur yang digunakan dalam bahan-bahan
pelajaran ekpositoris menunjukkan bahwa dengan penggunaan model ini
memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan menyerap informasi dan
kemampuan memecahkan masalah. Namun demikian, model ini kurang efektif
untuk pengajaran yang bertujuan hanya untuk mengingatfakta.
5. Sejak dibakukannya kurikulum Madrasah Aliyah 1994, upaya untuk memngkatkan
mutu, di antaranya melalui peningkatan mutu pengajaran, terus menerus dilakukan.
Sejak tahun 1997 Departemen Agama melaksanakan Proyek Peningkatan Mutu
Madrasah Aliyah, (PPMA) bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB)
yang akan dilaksanakan mulai April 1997 s/d Maret 2002, berdasarkan
Memorandum of understanding (Mou) antara pihak Depag dan ADB yang telah
ditandatangani pada tanggal 4 Oktober 1996. Salah satu komponen dari Proyek
tersebut adalah Pengembangan Pengajaran yang efektif (Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Islam, 1996). Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya
Departemen Agama telah menyadari bahwa masalah mutu pengajaran merupakan
salah satu masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum di Madrasah
Aliyah.
6. Bila kita menyimak karakteristik utama dari pelaksanaan kurikulum Madrasah
Aliyah adalah, bahwa dalam mata-mata pelajaran dasar-dasar Iptek yaitu
Matematika, IPA, dan Ilmu-Ilmu Sosial, menuntut sisv/a untuk bukan hanya
menguasai materinya semata-mata, tetapi juga membina keimanan dan ketakwaan
(Imtak). Oleh karena itu, konsep-konsep yang diajarkan seharusnya bermuatan
Imtak dan Iptek. Kecenderungan yang terjadi dilapangan menunjukkan bahwa guruguru yang mengajar mata-mata pelajaran tersebut hanya mengajarkan konsepkonsep keilmuannya saja, tanpa mengaitkan dengan unsur-unsur Imtak. Oleh
karena itu, perlu dicari alternatif model mengajar yang memungkinkan pengajaran
konsep konsep suatu mata pelajaran bermuatan Iptek dan Imtak.
7. Data yang ditemukan oleh konsultan proyek kerjasama antara Departemen Agama
dengan Asian Development Bank (ADB), yang menjadi dasar dalam pelaksanaan
proyek peningkatan mutu Madrasah Aliyah, diantaranya adalah, yang terkait
dengan pengembangan efektifitas mengajar. Data yang ada, dalam rangka
pengembangan efektifitas mengajar ini, menunjukkan bahwa sejumlah 1044 guru
Madrasah Aliyah bidang studi IPA, matematika, Bahasa, dan IPS, perlu
ditingkatkan kemampuannya melalui program pelatihan intensif di lembaga-
lembaga pelatihan guru Depdikbud dan DEPAG. Selain itu, 10.000 guru Madrasah
Aliyah perlu ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan interen jangka pendek
yang mencakup materi dan metodologi pengajaran. Data tersebut diatas
mengimplikasikan, peningkatan kemampuan guru dalam metodologi pengajaran
merupakan salah satu bagian penting dari program peningkatan mutu Madrasah
Aliyah, oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian, khususnya yang terkait dengan
model-model mengajar efektif, misalnya dalam pengajaran IPS.
8. Studi ini akan difokuskan pada model pengajaran efektif dalam mengajarkan
konsep-konsep ilmu-ilmu sosial yang bermuatan Iptek- Imtak. Untuk mewakili
ilmu-ilmu sosial dalam studi ini digunakan pelajaran Geografi. Hal ini dilakukan
karena:
a. Secara keilmuan, Geografi merupakan suatu studi tentang variasi di permukaan
bumi, dengan cara menelaah elemen-elemen pada ruang tersebut, baik itu
elemen fisik maupun elemen sosial. Oleh karena itu, dalam penelaahannya, studi
Geografi dibantu oleh ilmu-ilmu lain, seperti Geologi, Meteorologi, Geofisika,
Sosiologi, Biologi, Sejarah, Ekonomi, dan sebagainya (Ruhimat &Utoyo, 1994,
hal 16). Untuk Memahami sistem dan struktur keruangan Geosfera, diperlukan
informasi yang bersumber dari konsep berbagai disiplin ilmu yang berkaitan
dengan ruang muka bumi, maka orang memilah-milah Geosfera itu menjadi
beberapa komponen, yaitu komponen litosfera, hidrosfera, atmosfera, biosfera,
dan antroposfera. Untuk memahami keadaan litosfera, diperlukan pengetahuan
Geologi, Geomorfologi, dan ilmu tanah. Komponen hidrosfera dibahas melalui
oseonografi dan hidrologi. Kajian atmosfera dilakukan dalam disiplin
Meteorologi dan Klimatologi. Biosfera dipelajari dalam Biogeografi. Manusia
dan kehidupan kemanusiaan, dalam komponen antroposfera (subsistem
geosfera) dikaji sebagai bagian dari konstelasi alam secara terpadu dengan
konsep-konsep Geografi, yang antara lain mencakup konsep lokasi; jarak, pola
keruangan, interaksi, interdependensi, aglomerasi, diferensiasi areal, proses
spasiaL distribusi keruangan, dan sebagainya (Djamari, 1994, hal. 11).
b. Pendidikan Geografi sebagai pendidikan bidang studi membahas geosfera (alam
ciptaan Tuhan) dan hubungannya dengan kehidupan manusia, yang bukan saja
bersifat kategoris, tetapi juga harus bersifat normatif Sementara di kalangan para
pengajar Geografi dalam kegiatan belajar mengajarnya, ada gejala kurang
memperhatikan atau jarang mengaitkan materi geosfera ciptaan Tuhan itu
dengan penciptanya. Padahal kegiatan pendidikan seharusnya terikat, atau
berorientasi ke arah pencapaian tujuan pendidikan (Djamari, 1994, hal. 4).
Dengan me-review hasil-hasil studi seperti dikemukakan di atas, akan dilakukan
'studi dalam rangka pengembangan model pengorganisasian materi pelajaran dalam
menerapkan
advance organizers untuk mengajarkan konsep ilmu-ilmu sosial,
khususnyaGeografi, yang bermuatan Iptek dan Imtak.
B. Rumusan Masalah
1. Siswa Madrasah Aliyah berasal dari lulusan SMP dan MTsN, diasumsikan masukan
mentah dari kedua jenis SLTP ini mempunyai derajat kemampuan yang homogen
dalam pelajaran dasar-dasar Iptek pada satuan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,
namun lulusan MTsN diasumsikan lebih siap untuk mengikuti pendidikan di
Madrasah Aliyah, yang kurikulumnya mencakup bukan hanya dasar-dasar Iptek
tetapi juga Imtak. Masalah yang ingin ditemukan jawabannya melalui studi ini
adalah, bagaimana keberadaan tingkat kemampuan masukan mentah MAN yang
terkait dengan dasar-dasar Iptek dan Imtak.
2. Kurikulum Madrasah Aliyah secara umum diarahkan untuk mencapai dua sasaran;
yaitu penguasaan dasar-dasar Iptek danpembinaan Imtak. Arahyang akan dituju ini
membawa implikasi kepada keberadaan kurikulum, baik formal maupun informal
(aktual). Ini berarti, implementasi kurikulum Madrasah Aliyah seharusnya
diarahkan untuk mencapai kedua sasaran itu. Permasalahan yang ingin ditemukan
jawabannya melalui studi ini adalah bagaimana model pembelajaran dalam
implementasi kurikulum tersebut, yang diharapkan efektif untuk mencapai hasil
belajar yang terkait dengan penguasaan dasar-dasar Iptek dan pembinaan Imtak.
3. Hasil belajar siswa Madrasah Aliyah, yang merupakan salah satu indikator utama
pencapaian implememasi kurikulum pada dasarnya merupakan keberhasilan dalam
mencapai tujuan kurikulum. Dengan kata lain, derajat hasil belajar siswa
mengimplikasikan derajat ketercapaian tujuan kurikulum. Implementasi kurikulum
IPS-Geografi di Madrasah Aliyah yang bermuatan Iptek dan Imtak dapat
digambarkan dengan model sebagai berikut:
IMTAK
DALAM
GEOGRAFI
Gantbarl. Paradigma teoritis penelitian tentang Advance Organizer
diadaptasi dari model yang dikembangkan oleh David P.
Ausubel (Joyce & Weil, 1986)
->• Alur mania proses
-»- Daiar pertimbangan/suniber acuan
-*• Balikan
Berdasarkan model di atas, dalam rangka menerapkan Advance Organizers, pada
pengajaran IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak, langkah pertama yang
harus ditempuh adalah, mengembangkan tujuan pengajaran yang di dalamnya
mencakup perubahan tingkah laku siswa yang terkait dengan penguasaan konsepkonsep Geografi (Iptek), dan konsep-konsep Islam yang berkaitan dengan konsep
Geografi tersebut. Perumusan tujuan ini bersumber dari kurikulum (GBPP) mata
pelajaran IPS-Geografi dan Rujukan Al Quran/Al Hadits dan pendapat para ulama
terkait yang diakui kredibilitasnya (mu'tabar). Berdasarkan tujuan tersebut, materi
pelajaran Geografi harus diseleksi dahulu sesuai dengan apa yang akan dituju..
Materi-materi tersebut diklasifikasi ke dalam dua kategori, yaitu; (1) Konsep-
konsep inti dan (2) Konsep-konsep aplikatif. Konsep-konsep^inti akan dijadikan
expository organizers, adapun konsep aplikatif akan dijadikan comparative
organizers. Kedua jenis organizers ini selanjutnya dielaborasi ke dalam Advance
Organizers, baik advance organizers tipe expository rampun-advance organizers
tipe comparative. Elaborasi konsep dalam kedua tipe Advance Organizers ini
selanjutnya dijadikan acuan di dalam menyusun rencana pelajaran. Menggunakan
rencana pelajaran tersebut, guru melaksanakan PBM, untuk membimbing siswa
memperoleh hasil belajar. Hasil belajar yang diharapkan muncul pada siswa
meliputi; (1) efek utama, dan (2) efek pengiring. Efek utama yang diharapakan
meliputi;
a. Penguasaan struktur konsep Geografi (dari segi Iptek-nya).
b.Iritegrasi konsep-konsep Iptek dan Imtak dalam pengajaran Geografi, sebagai
asimilasi informasi dan ide. Adapun efek pengiringnya, adalah meningkatnya
minat untuk melakukan inquiri dalam bidang Geografi dan kebiasaan berfikir
yang memadukan konsep-konsep Iptekdan Imtak .
4. Keberadaan penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menempuh tiga
tahapan, yaitu : (1) tahap studi pendahuluan, (2) pengembangan model, dan (3)
tahap ujicoba model.
Rumusan masalah padaketiga tahapan itu adalah :
4.1. Tahap studi pendahuluan;
4.1.1. Konsep ilmu sosial
a. Bagaimana konsep-konsep umum ilmu-ilmu sosial khususnya Geografi di
Madrasah Aliyah yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak?
b. Bagaimana jabaran konsep-konsep ilmu-ilmu sosial khususnya Geografi di
Madrasah Aliyah yang mengintegrasikan unsur Iptek dan Imtak dalam
kurikulum?
4.1.2. Kondisi yang ada
a. Bagaimana kerangka acuan guru ilmu-ilumu sosial khususnya Geografi di
Madrasah Aliyah tentang pengajaran yang menekankan pada pembentukan
konsep-konsep Imtak dan Iptek?
12
b. Bagaimana kesiapan siswa, dilihat dari latar belakang kemampuan dalam
menyerap konsep konsep ilmu-ilmu sosial yang bermuatan Imtak dan
Iptek?
c. Bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
dalam mengajarkan konsep Geografi berdasarkan kurikulum 1994?
4.2 Tahap pengembangan model;
a. Bagaimana karakteristik
konsep-konsep ilmu-ilmu sosial,
khususnya
pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah yang bisa dijadikan organizersutama,
dan bagaimana pula yang bisa dijadikan organizers pada level-level di
bawahnya, baik tipe expository mapun comparative?
b. Bagaimana
model-model
perancangan
sistem
«
pembelajaran
dalam
menerapkan model pengajaran advance organizers terhadap konsep-konsep
ilmu-ilmu sosial khususnya Geografi yang mengintegrasikan unsur-unsur
Iptek dan Imtak?
4.3 Pada tahap uji coba model;
Model pengroganisasian materi yang mana dari expository dan comparative
organizers yang terbukti lebih efektif dalam penerapan advance organizers
untuk mengajarkan konsep-konsep Iptek Geografi yang bermuatan Irhtak di
Madrasah Aliyah?
C. Tujuan Studi
Tujuan studi ini adalah studi pengembangan, dengan tujuan :
1. Untuk
menemukan model
pemetaan atau
pengorganisasian
konsep-konsep
pelajaran ilmu-ilmu pengetahuan sosial khususnya Geografi di Madrasah Aliyah,
yang mengintegrasikan unsur Iptek dan Imtak.
2. Untuk memperoleh bukti-bukti empirik tentang keefektifan pengorganisasian
konsep dan penerapan advance organizers dalam mengajarkan konsep-konsep
ilmu-ilmu pengetahuan sosial khususnya Geografi yang mengintegrasikan unsurunsur Iptek dan Imtak di Madrasah Aliyah.
D. Kegunaan Studi
Studi ini diharapkan dapat memiliki kegunaan, baik untuk pengembangan disiplin ilmu
pengembangan kurikulum, untuk peningkatan kompetensi profesional para guru,
maupun untuk penelitian lebih lanjut. Manfaat untuk pengembangan disiplin ilmu,
diharapkan dapat dicapai karena penemuan yang diharapkan diperoleh terkait dengan
disiplin ilmu pendidikan. Melalui studi ini diharapkan dapat terungkap apakah model
pemetaan konsep yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak dan pelaksanaan
pengajarannya dengan Advance Organizers dapat efektif untuk diterapkan dalam
proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah dalam mengajarkan konsep, serta
berbagai segi keunggulan dan kelemahan yang terkait. Studi ini juga diharapkan dapat
14
memberi sumbangan khususnya dalam pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah
yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak, serta strategi belajar mengajar di
Madrasah Aliyah yang merupakan Sekolah Umum yang Berciri Khas Islam.
Hasil studi juga diharapkan dapat memberi sumbangan kepada pengembangan profesi
guru Madrasah Aliyah, terutama yang terkait
dengan peningkatan mutu dan
keefektifan pengajaran yang dilakukannya, yang diharuskan mempunyai kemampuan
untuk mengaitkan mata pelajaran dasar-dasar Iptek dengan dasar-dasar keimanan dan
ketakwaan. Bila ternyata bukti-bukti yang ditemukan melalui hasil studi ini
menunjukkan, bahwa model pemetaan atau pengorganisasian konsep yang
mengintegrasikan unsur Iptek dan Imtak yang pengajarannya menggunakan model
mengajar Advance Organizers efektif, dalam mengajarkan pelajaran-pelajaran tertentu,
maka model ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam meningkatkan
keefektifan dan mutu pengajaran mata pelajaran-mata pelajaran terkait, khususnya
untuk mencapai tujuan pelajaran yang terkait dengan penguasaan Iptek dan Imtak.
Selain itu hasil studi diharapkan dapat mengungkap segi-segi yang terkait dengan
pengaruh penggunaan model Advance Organizers, baik dalam pelajaran Geografi
maupun mata pelajaran lainnya. Namun mengingat keterbatasan bidang studi yang
menjadi obyek eksperimen, maka diantisipasikan hasilnya masih belum dapat
digeneralisasi ke dalam lingkup yang lebih luas, baik dalam penggunaan sampel
maupun jenis-jenis mata pelajaran.
15
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Studi dalam rangka pengembangan suatu model, biasanya dilaksanakan bukan hanya
semata-mata untuk mendeskripsikan dan menganalisis suatu keadaan, peristiwa atau
karakteristik sesuatu, tetapi juga membuat sintesis, analisis kembali hasil sintesis itu
untuk menemukan rumusan model, dan pengujian model yang berhasil dirumuskan.
Oleh karena itu, dalam studi ini tidak digunakan metode yang bersifat tunggal, tetapi
beberapa metode atau multi metode yang dalam pelaksanaannya dapat terlihat dari
tahapan yang dilalui. Dalam studi ini, metode-metode yang digunakan meliputi
metode-metode analisis isi, deskriptif, dan kuasi-eksperimental.
Analisis isi adalah metode penelitian yang dilaksanakan untuk membuat kesimpulan
dari peninjauan atau pengkajian isi suatu komunikasi (Stempel, 1981). Dalam analisis
isi, kurikulum pelajaran IPS-Geografi, buku-buku sumber yang terkait dan buku-buku
acuan tentang konsep-konsep Islam merupakan isi komunikasi yang dianalisis. Tujuan
analisis adalah untuk menemukan konsep-konsep utama dan turunan-turunannya, dari
konsep-kosep Iptek dari IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Dalam pelaksanaan
pengkajian isi ini juga dilakukan studi deskriptif melalui wawancara mendalam dengan
guru untuk menemukan rumusan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan dalam
pembelajaran, baik dikaitkan dengan tuntutan kurikulum maupun dikaitkan dengan
72
kebutuhan untuk meningkatkan Imtak melalui pelajaran IPS-Geografi di Madrasah
Aliyah. Hasil analisis selanjutnya disintesis dan dianalisis kembali sehingga ditemukan
peta konsep IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Wawancara dengan guru IPSGeografi juga dilaksanakan dalam rangka penyusunan desain pembelajaran yang
menjadi model penerapan advance organizers dalam pengajaran IPS-Geografi yang
bermuatan Imtak di Madrasah aliyah. Selanjutnya. Model yang dirumuskan itu diuji
coba melalui studi kuasi-eksperimental untuk mengetahui keefektifan dari model itu.
Studi ini menempuh tiga tahap, yaitu: 1) tahap studi pendahuluan (preliminary study),
2) Tahap pengembangan model, dan 3) tahap uji coba model. Pada tahap studi
pendahuluan, selain dikumpulkan data tentang kondisi objektif hal-hal yang terkait
dengan pengajaran IPS-Geografi di Madrasah Aliyah yang menjadi lokasi penelitian
juga dilakukan eksplorasi konsep-konsep utama, baik dari pelajaran IPS-Geografi
maupun dari konsep-konsep Islam yang terkait, untuk menemukan konsep-konsep
utama pelajaran IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Menyusul penemuan konsep-
konsep utama ini adalah elaborasi konsep-konsep utama tersebut untuk menemukan
jabaran konsep-konsep IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Tahap kedua dilakukan
pengembangan model, yang meliputi pemetaan atau organisasi konsep untuk
menemukan peta konsep IPS-Geografi yang bermuatan Imtak, baik tipe ekspositoris
maupun tipe komparatif. Menyusul temuan dari pengorganisasian konsep ini adalah
penyusunan rencana implementasi untuk menghasilkan desain pembelajaran IPSGeografi yang bermuatan Iptek dan Imtak. Pada tahap ketiga dilakukan uji coba
• model, yang dilaksanakan dengan kuasi-eksperimen dengan desain counter balance
73
empat kelompok, yang masing-masing secara silang mendapat perlakukan satu kali
dari keempat variasi desain pembelajaran. Hasil analisis data yaitu skor tes pasca
perlakukan akan menunjukkan model mana terbukti efektif dibandingkan yang lainnya
dalam mengimplementasikan pengajaran dengan advance organizers untuk
mengajarkan konsep-konsep IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak. Tahapan-
tahapan studi diuraikan di atas, kemudian digambarkan dalam bagan sebagaimana
ditampilkan pada gambar 5.
1. Tahap studi pendahuluan
Pada studi pendahuluan, dilakukan kegiatan-kegiatan utama sebagai berikut:
a. Menghimpun data tentang kondisi pembelajaran IPS-Geografi di Madrasah
Aliyah Negeri Cijerah dan yang terkait dengannya, yaitu keadaan sekolah,
murid, guru, fasilitas, proses belajar mengajar, dan hasil belajar khususnya
menggunakan indikator NEM.
b. Eksplorasi konsep-konsep utama atau konsep-konsep umum. Konsep-konsep
yang dieksplorasi adalah yang terhimpun dalam mata pelajaran IPS-Geografi
berdasarkan acuan ilmiah (Iptek) dan penjelasan-penjelasan Islam tentang
konsep-konsep itu (hntak), baik bersumber dari Al Quran, Al Hadits dan
pendapat para ulama yang sudah diakui kredibilitasnya (mutabaroh). Integrasi
kedua produk ini dituangkan dalam bentuk konsep-konsep umum IPS-Geografi
dengan tidak memisahkan unsur-unsur Iptek dan Imtak.
74
PRODUK
TAHAPAN
Eksplorasi
konsep-konsep
Konsep
Konsep
Geografi
Islami
utama/umum
Konsep-konsep utama/
umum Geografi bermuatan
IPTEK - IMTAK
Jabaran konsep-konsep
Geografi yang bermuatan
Elaborasi
konsep-konsep
IPTEK - IMTAK
utama/umum
Preliminary Study.
4
Peta konsep Geografi
Pemetaan
bermuatan IPTEK-IMTAK
konsep
(expository/comparative)
(organisasi konsep)
I
Desain sistem
Rencana
pembelajaran
implementasi
•Pengembangan model/implementasi kon :ep
V
__
3fc—
Pengembangan materi
dalam penerapan Advance
Uji
Coba
Org. dalam menyajikan
Geografi IPTEK & IMTAK
I
Telaah kekurangan
&kelcbihan model
Rcflcksi/
diskusi
yang diuji coba
Model pengorganisasian
materi dalam penerapan
Adv. Org.
Kuasi
Ekspcrimen
yang lebih d scsuaikan
T
Percobonn
Gambar 5 Langkah-langkah penelitian
75
c. Elaborasi konsep-konsep utama. Konsep-konsep utama yang telah dihasilkan itu
dielaborasi secara mendalam sampai tidak bisa dijabarkan lagi. Hasil elaborasi
ini adalah jabaran konsep-konsep yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan
Imtak mulai dari yang umum , khusus, sampai ke yang lebih khusus lagi.
2. Tahap pengembangan model
Pada tahap pengembangan model kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Pemetaan (organisasi konsep). Berdasarkan konsep-konsep umum dan jabaran
konsep yang lebih rinci, dibuat pengorganisasian konsep dalam bentuk peta
konsep. Peta konsep ini menggambarkan susunan hirarkis konsep-konsep yang
disusun dari umum ke khusus sehingga mudah disimak dan dipahami. Mengacu
kepada peta konsep tersebut dibuat pengorganisasian dalam dua tipe, yaitu
pengorganisasi ekspositoris (expository organizers) dan pengorganisasi
komparatif (comparative organizers). Produk dari kegiatan ini adalah peta
(organisasi) konsep yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak, baik
yang mengikuti tipe pengorganisasi ekspositoris maupun komparatif. Tipe
pengorganisasian ekspositoris adalah pemetaan konsep yang dimulai dari konsep
umum, ke konsep khusus, dijabarkan lagi ke dalam konsep yang lebih khusus.
Dengan memasukkan penjelasan dan contoh-contohnya. Adapun tipe
pengorganisasi komparatif pada dasarnya, pemetaannya sama saja dengan tipe
ekspositoris, namun di dalam penjelasan dikemukakan persamaan dan perbedaan
dengan konsep lain berdasarkan urutan materi yang telah dipelajari atau
diasumsikan telah dikuasai siswa sebelumnya.
76
b. Pengembangan model. Model yang dimaksudkan di sini adalah desain
pembelajaran yang menerapkan advence organizers dalam dua tipe yang berbeda
yaitu expository dan comparative organizers yang selanjutnya akan diuji coba
untuk mengenali keefektifannya dalam mengajarkan pelajaran IPS-Geografi
yang bermuatan Iptek dan Imtak di Madrasah Aliyah Produk dari kegiatan ini
adalah desain sistem pembelajaran yang di dalamnya tercakup rumusan tujuan
pembelajaran khusus, penilaian hasil belajar, materi pelajaran yang disusun
mengacu kepada peta konsep, proses pembelajaran yang menerapkan advance
organizers dan alat-alat pelajaran yang digunakan sertarencana kegiatan.
3. Tahap Percobaan Model
Pada tahap ini, model yang sudah dikembangkan diuji coba kepada siswa beberapa
kali, Setiap kali selesai uji coba dilakukan diskusi dan refleksl untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatannya. Untuk mengetahui model pengorganisasian konsep
yang diimplementasikan dalam pengajaran dengan advance organizers efektifatau
tidak, dilakukan kuasi-eksperimen kepada dua belas kelas, yang dibagi ke dalam
empat kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga kelas paralel. Setiap
kelompok memperoleh perlakukan masing-masing satu kali dari keempat variasi
perlakukan secara rotasi (switch-over), yaitu:
77
1) Perlakuan pengajaran yang menerapkan advance organizers dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek dan
Imtak dengan model expository organizers.
2) Perlakuan pengajaran yang tidak menerapkan advance organizers dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek
bermuatan Imtak.
3) Perlakuan pengajaran yang menerapkan advance organizers dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek dan
Imtak dengan pengorganisasian materi comparative organizers.
4) Perlakuan pengajaran yang tidak menerapkan advance organizers dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek yang
bermuatan Imtak.
Desain yang digunakan dalam kuasi eksperimen counter balance, sebagimana
ditampilkan di bawah ini.
•
i
-
*x.
«£*';; ,$$Sfcft)l>0l<
^KBLdMEQK; £Se?itA*ur> ,*$ttti dm*-* $cj$I
5
li»Wi
^g^rdpjMk i)\
Mnlen l
Mnterl 2
Maieri 3
Mnterl 4
Mnlen 2
Materi 1
Materi A
Mnlen 3.
Materi
Maten
Materi 2
Mat iir i I
Materi A
Materi 3
Materi 1
Materi 2
7S
Keterangan :
Dalam Kuasi-Eksperimen menggunakan desain silang empat sesi ini digunakan 4
kelompok siswa yaitu; siswa kelas 1Pararel di MAN IBandung, dengan materi
pelajaran terdiri dari 4macam, yaitu:
a. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak dengan expository organizers.
b. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak tanpa expository organizers.
c. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak dengan comparative organizers.
d. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak tanpa comparative organizers.
Catatan: Setiap pokok bahasan, baik pada expository maupun pada comparative dan
yang tidak menggunakan expository maupun comparative adalah berbeda. KuasiEksperimen, dilaksanakan 4sesi, dengan penyajian materi sebagaimana bagan di
atas, yaitu pada sesi I; Kelompok Amateri 1, kelompok Bmateri 2, kelompok C
materi 3, dan kelompok Dmateri 4. Pada sesi II; Kelompok Amateri 2, kelompok
Bmateri 1, kelompok Cmateri 4, dan kelompok Dmateri 3. Pada sesi III;
kelompok Amateri 3, kelompok Bmateri 4, kelompok Cmateri 2, kelompok D
materi 1. Pada sesi IV; Kelompok Amateri 4, kelompok Bmateri 3, kelompok C
materi 1,dan kelompok D materi 2.
B.Subjek Penelitian
iini dimaksudkan untuk mengembangkan model penerapan advance organizers
Studi
dalam pengajaran IPS-Geografi yang bermuatan konsep-konsep Iptek dan H-ntak di
79
Madrasah Aliyah. Untuk melakukan studi ini lokasi yang menjadi sampel, yang
diambil secara purposif adalah Madrasah Aliyah Negeri I Bandung, yang melibatkan
subyek sampel siswa kelas I. Pengambilan sampel lokasi dan subyek secara purposif
adalah karena studi ini mempelajari kasus-kasus tipikal, atau kasus pembelajaran yang
diasumsi memiliki ciri-ciri yang sama, baik dikaitkan dengan tujuannya, yaitu
mengembangkan model penerapan advance organizers, maupun dari dikaitkan dengan
modus sistem penyampaian, yaitu sifat materi, sistem penyampaian, sumber dan
rujukan belajar dan alat bantu yang digunakan, serta sistem dan prosedur penilaiannya.
Ini dikarenakan setiap Madrasah Aliyah melaksanakan kurikulum yang sama, yaitu
kurikulum 1994. Ciri tipikalnya kasus pembelajaran ini sebenamya bukan hanya ada
pada mata pelajaran Geografi saja, tetapi juga pada mata pelajaran-mata pelajaran lain
»
yang aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai, modus sistem penyampaian dan sistem
serta prosedur evaluasinya sama, seperti halnya mata pelajaran-mata pelajaran lain
yang termasuk ke dalam nimpun atau bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Oleh karena itu, mata pelajaran-mata pelajaran IPS lain diharapkan temuan studi ini
bisa diterapkan juga.
Keadaan pada tahun ajaran 1997/1998 dari Madrasah Aliyah Negeri I Bandung, yang
menjadi tempat dilaksanakannya studi ini, terdiri dari 10 kelas satu paralel, 12
kelas
dua paralel, 3kelas tiga jurusan IPA paralel, 4 kelas tiga jurusan IPS paralel, dan 2
kelas tiga jurusan Bahasa paralel. Jumlah keseluruhan adalah 29 kelas. Adapun jumlah
y-
siswa adalah 500 siswa laki-laki dan 721 siswa perempuan; dengan jumlah
80
keseluruhan 1221 orang siswa. Jumlah guru tetap di madrasah ini 63 orang, dan 5
orang guru tidak tetap. Adapun jumlah guru mata pelajaran IPS-Geografi adalah 2
orang, satu orang berlatarbelakang pendidikan sarjana Pendidikan Agama, IAIN, dan
satu orang lainnya berlatar belakang pendidikan Sarjana Pendidikan Geografi, IKIP.
Alasan penulis mengambil pelajaran IPS-Geografi adalah karena mata pelajaran ini
diasumsikan dapat mewakili pelajaran ilmu-ilmu sosial yang lain, terutama dalam
kaitannya dengan mempelajari konsep yang bermuatan Iptek dan Imtak. Dengan
demikian, diharapkan hasil studi ini bisa dijadikan pendorong untuk studi-studi lain
tentang pengorganisasian konsep-konsep suatu mata pelajaran yang mengintegrasikan
unsur-unsur Iptek dan Imtak dalam rangka mengajarkan konsep-konsep mata
pelajaran-mata pelajaran IPS lain di Madrasah Aliyah. Adapun alasan memilih siswa
kelas Iadalah karena materi pelajaran IPS-Geografi berdasarkan kurikulum 1994 berisi
materi yang terkait dengan konsep-konsep dasar Geografi, sehingga diasumsikan
paling layak untuk melakukan integrasi konsep-konsep Iptek dan Imtak. Pertimbangan
lain adalah mata pelajaran Geografi tersebut diikuti oleh seluruh siswa Madrasah
Aliyah, karena mata pelajaran ini termasuk dalam kurikulum inti, tanpa membedakan
jurusan (karena berdasarkan kurikulum 1994 penjurusan dilakukan di kelas III).
Sebagaimana dijelaskan di atas, prosedur studi ini menempuh tiga tahap, yaitu tahap
. studi pendahuluan (preliminary study), tahap pengembangan model/implementasi
konsep, dan tahap pencobaan model. Pada tahap studi pendahuluan dan tahap
SI
pengembangan model, selain dilakukan analisis isi kurikulum juga wawancara yang
melibatkan sampel subjek guru-guru mata pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah
Negeri I Bandung. Tujuan dari studi pendahuluan adalah untuk menjajaki perlu
tidaknya dilakukan pengembangan model pengorganisasian materi dalam rangka
penerapan advance organizers. Pada tahap terakhir, yaitu tahap uji coba, akan
dilaksanakan kuasi-eksperimen. Sampel subjek yang dilibatkan dalam uji coba adalah
kelompok siswa yang ada atau intact group, yaitu siswa yang telah terkelompok pada
kelas-kelas yang ada; tidak membuat kelompok baru. Ini berarti, subjek sampel tidak
bersifat individual, melainkan kelompok subjek atau kelas yang ada. Adapun
pelaksanaan pengajaran yang menerapkan model yang diujicobakan dilakukan oleh
guru mata pelajaran pada kelas yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar suasana
kealamiahan kelas lebih terjamin, dan siswa tidak merasa sedang dilibatkan dalam
proses eksperimentasi.
C. Pengumpulan dan Analisis Data
Studi ini menghimpun tiga macam data, yaitu: 1) isi dokumen, 2) hasil judgment
terhadap isi dokumen dan kebutuhan terhadap model pengajaran IPS-Geografi yang
bermuatan Iptek dan Imtak, dan 3) skor tes hasil belajar IPS-Geografi yang bermuatan
Iptek dan Imtak. Data yang terkait dengan isi dokumen diperoleh berdasarkan hasil
analisis isi. Data ini berisi konsep-konsep Iptek utama tentang IPS-Geografi, Konsep-
konsep utama IPS-Geografi yang bersumber dari Alqur'an, Al Hadits, dan pendapat
jCara ulama yang andal (mu'tabaroh); integrasi konsep-konsep Iptek dan Imtak,
82
elaborasi dari konsep-konsep utama atau konsep-konsep umum IPS-Geografi yang
bermuatan Iptek dan Imtak; dan peta konsep IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan
Imtak yang tertuang dalam model advance organizers ekspositoris dan komparatif.
Data hasil judgment adalah hasil penilaian guru terhadap keseluruhan data isi
dokumen dari hasil analisis isi, dan apa-apa yang dibutuhkan dalam rangka
pengembangan model penerapan advance organizers untuk mengajarkan IPS-Geografi
yang bermuatan Iptek dan Imtak. Adapun skor tes adalah skor yang diperoleh dari
hasil tes prestasi belajar pelajaran IPS-Geografi yang bermuatan konsep-konsep Iptek
dan Imtak yang tesnya dilaksanakan setelah siswa mengikuti pelajaran dengan model
yang diujicobakan.
Untuk mengumpulkan data jenis pertama digunakan analisis isi (content analysis) dan
data jenis kedua dilakukan wawancara mendalam atau depth interview: Adapun
peng'impulan data jenis ketiga digunakan tes. Analisis data terhadap data kualitatif,
yaitu data hasil analisis isi dan hasil wawancara mendalam, dilakukan dengan logical
judgment, yakni dengan membuat penilaian yang bersifat logis terhadap data dengan
mengikuti alur kerangka analisis yang dibuat oleh peneliti (Codray, 1986). Adapun
analisis data kuantitatif, yang berupa skor tes hasil belajar dianalisis dengan metode
• statistika Analisis Variansi dengan Latin Squares atau bujur sangkar latin. Hasil
analisis ini selajutnya dijadikan dasar dalam pembahasan hasil penelitian, sebagaimana
dapat disimak pada bab berikut.
ft?
%•###:' •
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab 5 ini akan diketengahkan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.
Kesimpulan dimaksudkan unmk mengkompilasi intisari hasil penelitian dan
pembahasannya. Sedangkan rekomendasi dimaksudkan unmk mengutarakan beberapa
saran untuk perbaikan kepada berbagai pihak terkait setelah mendapatkan kejelasan dari
hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian hasil smdi dan pembahasannya
adalah sebagai berikut:
1. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yang terkait dengan konsep-konsep
IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak di Madrasah Aliyah, konsep-konsep
yang menjadi bahan pelajaran dalam kurikulum bisa disusun secara hirarkis
sehingga membentuk peta konsep. Dengan penyusunan konsep secara hirarkis
keterkaitan antara konsep-konsep beserta jabarannya, baik konsep-konsep umum
maupun konsep-konsep khusus, dapat terlihat secara jelas sehingga membantu
memudahkan, baik dalam mengajarkan maupun dalam mempelajarinya.
2. Pengajaran Geografi di Madrasah Aliyah kadang-kadang memasukkan unsur-unsur
Imtak meskipun belum terpola dan penyajiannya belum sistematis. Ini disebabkan
guru belum memiliki rujukan yang secara khusus bisa digunakan sebagai acuan dan
15
belum adanya tuntutan kurikulum. Dengan demikian, dari hasil belajar siswa yang
dapat teridentifikasi baru yang terkait dengan penguasaan konsep-konsep Iptek,
belum sampai kepada konsep-konsep Iptek Geografi yang diintegrasikan dengan
konsep-konsep Imtak.
3. Kondisi di Madrasah Aliyah bisa memungkinkan unmk diterapkannya pelaksanaan
pengajaran Geografi yang mengintegrasikan Iptek dan Imtak dengan hasil optimal.
Ini dimungkinkan karena sebagian besar siswa adalah lulusan Madrasah
Tsanawiyah, dan guru-guru pelajaran Geografi yang ada memahami konsep-konsep
Islam yang memungkinkannya untuk mempersiapkan pengajaran seperti itu.
4. Pelaksanaan pengajaran yang menerapkan advance organizers dalam mengajarkan
konsep-konsep Iptek Geografi yang bermuatan Imtak di Madrasah Aliyah
pengorganisasian materinya bisa menggunakan model expository ataupun
comparative organizers. Materi pelajaran yang diorganisasi menggunakan model
expository menekankan pada uraian materi itu semata-mata sesuai dengan susunan
hirarkis konsep-konsep. Adapun materi yang diorganisasi menggunakan model
comparative selain menekankan uraian sebagaimana dalam expository juga pada
setiap uraian konsep diajukan perbandingannya dengan konsep-konsep yang telah
diketahui atau telah dipelajari oleh siswa.
116
5. Perbedaan model pengorganisasian materi pelajaran dalam rangka penerapan
advance organizers membawa implikasi kepada perbedaan dalam rancangan
kegiatan belajar dalam desain sistem pembelajaran dan proses penyajian materi itu
sendiri dalam proses belajar mengajar.
6. Model pengorganisasian materi expository maupun comparative lebih efektif
digunakan dalam menerapkan advance organizers dalam mengajarkan konsepkonsep Geografi yangbermuatan Iptekdan Imtak.
B. Rekomendasi
Jenis penelitian ini adalah smdi pengembangan dengan topik "Pengembangan Model
Pengorganisasian Materi Pelajaran dengan Menerapkan Advance Organizers dalam
Mengajarkan konsep Ilmu Sosial yang Bermuatan Iptek dan ImtaX\ Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan, khususnya dalam
pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek
dan Imtak, serta strategi belajar mengajar di Madrasah Aliyah yang merupakan
sekolah umum yang berciri khas Islam. Terutama model pemetaan konsep ilmu sosial
yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek-Imtak dan pelaksanaan pengajarannya
dengan advance organizers. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi
sumbangan kepada pengembangan propesi guru Madrasah Aliyah, terutama yang
terkait dengan peningkatan mutu dan keefektifan pengajaran yang dilakukannya, yang
1 17
diharuskan mempunyai kemampuan untuk mengaitkan mata pelajaran dasar-dasar
Iptek dengan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan.
Berikut diajukan beberapa rekomendasi dan ditujukan kepada berbagai pihak, yaim:
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Direktorat
Keguruan Agama Islam, Guru dan Kepala Sekolah.
1. Rekomendasi kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam (Dirjen Binbaga Islam) Departemen Agama
Untuk lebih mendukung pelaksanaan pembinaan nilai keimanan dan ketakwaan
sebagai wujud dari ciri khas Sekolah Menengah Umum berciri khas Islam, sesuai
dengan tujuan institusional Madrasah Aliyah, diperiukan suatu kebijakan (policy)
yang dibuat oleh pemerintah khususnya Dirjen Binbaga Islam, dapat
mendesimenasikan upaya pengitegrasian Imtak dan Iptek dalam implementasi
kurikulum Madrasah Aliyah. Kebijakan yang diperiukan harus bersifat operasional,
sehingga memudahkan para pelaku pendidikan di
lapangan untuk
merealisasikannya.
Pengintegrasian konsep-konsep Iptek dan Imtak dalam mata pelajaran di Madrasah
Aliyah termasuk pelajaran Geografi agar lebih terpola. Disarankan agar kurikulum
mikro pelajaran-pelajaran tersebut diorganisasikan secara hirarkis dan dalam
penjabarannya unsur-unsur Imtak tersebut dirumuskan dalam kurikulum mikro. Ini
1 18
akan memandu guru untuk melaksanakan kurikulum secara lebih efektif, terutama
dengan mengintegrasikan Iptek dan Imtak.
2. Rekomendasi kepada Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam
(Dirbinrua Islam)
Upaya peningkatan kemampuan profesional guru-guru Madrasah Aliyah seharusnya
tidak mengabaikan upaya peningkatan kemampuan guru di bidang metodologi.
Melalui kegiatan-kegiatan semacam ini, juga bisa dilakukan sosialisasi penggunaan
advance organizers dengan model-model pengorganisasian materinya, baik
expository maupun comparative, sehingga para guru mampu menggunakan model
mengajar ini dalam pelaksanaan proses belajar mengajarnya.
3. Rekomendasi kepada Guru
Peningkatan hasil belajar siswa Madrasah Aliyah yang terkait dengan penguasaan
dasar-dasar Iptek termasuk yang terkait dengan penguasaan konsep-konsep IPS-
Geografi, seharusnya tidak mengabaikan unsur-unsur Imtak. Untuk itu diperiukan
upaya terns menerus dari pihak guru dalam meningkatkan mum pembelajaran,
diantaranya dengan menerapkan advance organizers.
Advance Organizers adalah model mengajar pemrosesan informasi dengan terlebih
dahulu siswa diberi organizers yang berupa struktur konsep materi, berupa konsep
l')
Iptek dan Imtak (expository organizers) yang kemudian ditindak lanjuti dengan
model comparative organizers sehingga siswa diharapkan mampu menguasai
konsep-konsep Iptek dan Imtak dari materi pelajaran yang diberikan, untuk dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangka penerapan advance
organizers guru-guru seharusnya menguasai prosedur dan teknik yang terkait
dengan pengembangan desain pembelajaran maupun pelaksanaan pembelajaran,
baik dengan menggunakan expository maupun comparative organizers.
4. Rekomendasi kepada kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pembina guru-guru dilingkungan pekerjaannya mempunyai
peranan yang sangat penting berkenaan dengan pengembangan model
pengorganisasian materi pelajaran dengan menerapkan advance organizers dalam
mengajarkan konsep ilmu sosial yang bermuatan Iptek dan Imtak. Untuk itu Kepala
Sekolah hendaknya: (1) memberi peluang yang sebesar-besarriya bagi guru unmk
mengembangkan pengembangan model pengorganisasian materi pelajaran dengan
menerapkan advance organizers; (2) ikut menyebarluaskan model pengorganisasian
materi pelajaran dengan menerapkan advance organizers dalam mengajarkan
konsep ilmu sosial yang bermuatan Iptek dan Imtak melalui Kelompok Kerja
Kepala Madrasah Aliyah (K3MA).
5. Rekomendasi kepada peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini t,elah mampu mengembangkan model pengorganisasian materi
pelajaran dengan menerapkan advance organizers dalam mengajarkan konsep ilmu
sosial yang bermuatan Iptek dan Imtak serta strategi belajar mengajar di Madrasah
Aliyah yang merupakan sekolah umum yang berciri khas-'lslam, khususnya dalam
mata pelajaran Geografi di kelas 1. Namun, mengingat keterbatasan bidang smdi
yang menjadi objek eksperimen, maka diantisipasikan hasilnya masih belum dapat
digeneralisasi kedalam lingkup yang lebih luas, baik dalam penggunaan sampel
maupun jenis-jenis mata pelajaran. Untuk im kepada peneliti berikutnya agar
melanjutkan penelitian dengan lingkup yang lebih luas dan dapat mengungkap segisegi terkait dengan pengaruh penggunaan model advance organizers dalam mata
pelajaran lainnya.
*:•:•:•:*:*. %>..
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah, Abdurahman Saleh, 1990, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan AlQur 'an, Jakarta: Rineka Cipta.
Achmady, Z. A., (1996). Peningkatan Mutu Pendidikan pada Perguruan Agama
Islam. Makalah Diskusi Panel. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Depdikbud.
Ahmad Sanusi, 1990, Strategi Kurikulum Menuju penungkatan Keimanan dan
Ketakwaan, Makalah seminar Imtak di IAIN SGD Bandung.
Al-Maraghi, Ahmad Musthofa, Tafsir Al-Maraghi, Cetakan ke-3, Juz I.
Ausubel, D. P., et al., (1978). Educational Psychology: ACognitive View. New
York, NY.: Holt, Rinehart, and Wiston.
Bell - Gradler, Margaret E, (1986). Learning and Instruction; Theory Into
Pratice. New York, NY: Macmillan Publishing Company.
Bukhari, Imam A1-'Aim, 1979, 'Umdatul Qaary, Libanon: Darul Figri.
Campble, D.T. and Sanley, J.C. (1963;. Experimental and'Quasi Experimental
Designfor Research. Chicago, IL.: Rand Mc Nally College Publishing Co.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1995). Garis-Garis Besar Program
Pengajaran^ Jaka
MATERI PELAJARAN DENGAN MENERAPKAN
ADVANCE ORGANIZERS DALAM MENGAJARKAN
KONSEP ILMU SOSIAL YANG BERMUATAN IPTEK DAN
IMTAK DI MADRASAH ALIYAH
(Penelitian pada Mata Pelajaran Geografi di Kelas I)
TESIS
Diajukan Kcpada Panitia Ujiaa Tesis
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Ujian S2
Program Studi Pengembangan Kurikulum
V^v
Oleh:
/
M. NASIHIN ANWAR
NRP. 9596146
v
l'
\
:• ;'i I--}
z.
PROGRAM PASCA SARJANA IK1P
BANDUNG
1998
.V- J .
t. • • jjr
~
i
SX,
PERSETUJUAN/PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
PROF. Dr. H. ROCHMAN NATAWIDJAJA
Pembimbing II
PROF. Dr.ll. NANASYAQDIH SUKMADINATA
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG
1998
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
l
Kata Pengantar
u
Daftarlsi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. RumusanMasalah.....^
C. Tujuan Studi
•
•
14
D. Kegunaan Studi
•
E. Penjelasan Judul
•
•*
16
Bab II Kajian Teoritis
A. Kurikulum Madrasah Aliyah
l.Keberadaan Madrasah Aliyah
•
2. Karakteristik Kurikulum Madrasah Aliyah
B. Kurikulum IPS-Geografi Madrasah Aliyah
.'. '.
1. Pembinaan Iman dan Takwa (Imtak) di Madrasah Aliyah
18
18
21
26
26
2. Mengaitkan Unsur-Unsur Imtak dalam Konsep IPS-Geografi
C. Model Mengajar Advance Organizers
31
41
1. AcumTeondzn Advance Organizers
2. Pemrosesan Informasi dalam Konteks Belajar Konsep
41
44
3. Penerapan Teori Pemrosesan Informasi dalam Advance
47
Organizers
4. Keterkaitan Advance Organizers dengan Belajar Konsep
VI
56
D. Memasukkan Imtak dalam Pengajaran Geografi Melalui
Advance organizers
59
Bab III Prosedur Penelitian
A. Rancangan Penelitian
72
B. Subjek Penelitian
79
C. Pengumpulan dan Analisis Data.
82
Bab IV Hasil dan Pembahasan
A. Kondisi Umum dan Lokasi Penelitian
84
B. Konsep-Konsep Iptek Geografi Bermuatan Imtak.
88
C. DesainSistemPembelajaran Advance Organizers dan
Implementasinya
»
92
1. Pengembangan Desain Pembelajaran Untuk Menerapkan Advance
Organizers
92
2.UjiCobadanRefleksi
95
D. Hasil Pengujian Model
98
l.DeskripsiData.
98
2. Pembahasan Hasil Pengujian Model
108
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
A. Kesimpulan
115
B. Rekomendasi
117
Daftar Pustaka
122
Lampiran
VI1
DAFTAR TABEL
1. Tabel desain counter balance
78
2. Rata-rata skor hasil belajar siswa setiap kelas
99
3. Jumlah-jumlah skor agregat
101
4. Analisis variansi
102
5. Statistik skor-skor agregat model dankelompok
105
Vlll
DAFTAR GAMBAR
1. Paradigma teoritis penelitian tentang advance organizer diadaptasi
dari model yang dikembangkan oleh David P. Ansmbel
(Joice & Well,1986)
10
2. Struktur Geografi Ortodoks (Ruhimat dan Utoyo, 1994, hal 13)
61
3. Struktur Kajian Geografi Terintegrasi (Ruhimat dan Utoyo, 1994, hal 14)
62
4. Bagan Struktur Analisis Lingkungan dalam Geografi yang Dikembangkan
olehBintoro, 1979 (Ruhiyat dan Utoyo, 1994, hal 15)
5. Langkah-Langkah Penelitian
63
75
IX
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Madrasah Aliyah adalah lembaga pendidikan umum yang berciri khas Islam, serta
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Oleh
karena itu, tujuannya pun mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang
ditetapkan dalam GBHN dan UU No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Karena tujuan umum (aim)-nya sama dengan SMU, maka sebagian besar isi
kurikulumnya pun sama, yang agak berbeda adalah tujuan kelembagaan
(institusional) sekolah yang memberikan penekanan yang lebih besar kepada
muatan Pendidikan Agama Islam dari pada di Sekolah Menengah Umum (SMU),
dan ini merupakan wujud dari ciri khas Sekolah Menengah Umum Berciri khas
Islam.
2. Dengan berlakunya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah No. 29/1990 serta Kep. Mendikbud No. 04/89/1992 dan
Kep. MENAG No. 373/1993 maka lebih banyak persamaan daripada perbedaan
antara Madrasah Aliyah (yang berada di bawah pembinaan Departemen Agama)
dengan SMU (di bawah pembinaan Depdikbud). Oleh sebab itu, isu-isu dan
tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Madrasah Aliyah saat ini dan di masa
depan, baik menyangkut aspek pemerataan, kesempatan, peningkatan mutu,
relevansi, maupun efisiensi dan efektifitas pada umumnya banyak kesamaan
dengan apa yang dihadapi oleh SMU.
Kalau kita menggunakan pendekatan Input-Proses-Output, ,akan tampak bahwa
baik madrasah maupun non-madrasah sama-sama menghadapi persoalan
ketiganya. Dalam aspek mutu, keluaran pendidikan kita dihadapkan pada disparitas
mutu antar sekolah di lokasi yang berbeda-beda, antara negeri dan swasta, dan
daya serap yang masih kurang terhadap materi kurikulum pada sebagian besar
sekolah sebagaimana ditunjukkan oleh hasil EBTANAS. International Institute for
The Evaluation of Education Achivement (IEA) yang berpusat di Paris, dari
serangkaian studinya sampai pada kesimpulan bahwa mutu hasil pendidikan di
sekolah berkaitan dengan 500-600 variabel yang berbeda "dan jalin menjalin
(Achmadi, 1996). Dalam aspek proses, pelaksanaan proses belajar mengajar di
sekolah-sekolah kita masih dihadapkan pada masalah berkenaan dengan mutu
proses belajar mengajar yang belum sepenuhnya berorientasi pada pencapaian
tujuan. Di sini kita mengakui masih kurang dikembangannya metode-metode
inovatif dalam proses pembelajaran di bawah asuhan guru(Achmadi, 1996).
3. Sejak tahun pelajaran 1994/1995 Madrasah Aliyah menggunakan kurikulum 1994,
yang pada dasarnya merupakan manifestasi dari pelaksanaan UU No. 2 tahun 1989
dan PP No. 29 tahun 1990. Berdasarkan kurikulum tersebut keberadaan Madrasah
Aliyah adalah sebagai SMU yang berciri khas Islam. Berarti bahwa kurikulum
SMU sepenuhnya dilaksanakan di Madrasah Aliyah, dengan perbedaan pada
Madrasah Aliyah ada penambahan kurikulum yang terkait dengan agama Islam
yang bertujuan membina keimanan dan ketakwaan (Imtak). Persoalan yang terkait
dengan implementasi kurikulum Madrasah Aliyah terutama dalam implementasi
kurikulum dasar-dasar Iptek, adalah; sampai sejauh mana proses pembelajaran di
Madrasah Aliyah dapat mencapai sasaran yang diinginkan, terutama terkait dengan
pembentukan dasar-dasar Iptek dan pembinaan Imtak. Upaya menemukan jawaban
terhadap persoalan di atas, terkait dengan pengembangan model mengajar yang
efekSif.
4. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru Madrasah Aliyah dalam ilmu
sosial, termasuk dalam mata pelajaran Geografi, pada umumnya adalah metode
penyajian informasi atau metode ceramah. Menurut Joice, Weil and Showers (1992,
hal 183) metode semacam ini bertujuan agar siswa menguasai informasi yang
terdiri dari konsep-konsep. Model-model mengajar untuk mengajarkan konsep
ilmu-ilmu sosial yang berbasis pada pemerosesan informasi, adalah cukup banyak;
namun kecenderungan dilapangan menunjukkan bahwa metode ceramah cukup
dominan penggunaannya. Mengingat pentingnya metode ceramah, maka untuk
mengatasi kelemahan serta meningkatkan keefektifannya perlu dicari strategi
pendukung. Advance organizers adalah suatu model mengajar yang secara teoritis
dikembangkan untuk meningkatkan keefektifan pengajaran dengan metode
ceramah. Ciri menonjol dari model ini terletak pada pengorganisasian materi yang
diceramahkan yang memungkinkan siswa menguasai konsep-konsep yang
diajarkan. Model ini dikembangkan oleh Ausubel, berdasarkan berbagai hasil studi
yang dilakukan, ba:k oleh dia sendiri maupun dilakukan bersama dengan
koleganya. Banyak studi yang dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah
model ini efektif dalam proses belajar mengajar. Joseph T. Lawton pada tahun
1977, melakukan studi tentang pengaruh advance organizers dalam mempelajari
materi ilmu-ilmu sosial dan berpikir logis pada anak umur 6 s/d 10 tahun. Hasil
studi menunjukkan bahwa advance organizers memberi pengaruh cukup berarti
terhadap belajar verbal, baik dilihat dari cara mempelajarinya maupun penguasaan
materi. Model ini juga memberi pengaruh cukup berarti terhadap operasi berpikir
logis (berpikir secara umum) (Joice, Weil and Showers 1992, hal 189). Temuan
menarik dari studi Lawton ini, terutama dalam kaitannya dengan studi yang akan
dilakukan penulis, adalah bahwa model advance organizers akan lebih tinggi
pengaruhnya terhadap belajar siswa lebih tua usianya. Selain itu,.ditemukan pula
bahwa dengan menggunakan model advance organizers, materi pelajaran yang
diberikan lebih banyak yang dipelajari oleh siswa, karena materi tersebut
diorganisasi secara terstruktur sehingga lebih mudah dipelajari. Dengan kata lain,
melalui advance organizers guru dapat membantu siswa mengembangkan struktur
intelektual, melalui penyajian materi yang di organisasi secara induktif. Dengan
cara demikian, probabilitas siswa mempelajari struktur intelektual dan proses
berpikir yang terkait dengan materi yang diberikan akan lebih tinggi, sehingga
siswa bisa menyerap materi pelajaran secara penuh (Joice, Weil and Showers 1992,
hal 189). Penelitian yang dilakukan oleh Mayer (1984) yang dikutip olen Bell-
Gradler (1986: 172) menyimpulkan bahwa pengorganisasian materi pelajaran yang
dilakukan dengan baik, akan menentukan tinggi rendahnya hasil belajar siswa.
Pengorganisasian materi pelajaran ini tergantung kepada keberadaan materi
pelajaran, karakteristik siswa, dan cara pangajaran dilaksanakan. Secara ringkas
hasil studi yang dilakukan oleh Mayer tersebut dapat disimpulkan bahwa advance
organizers cukup efektif digunakan dalam pengajaran. Penelitian yang dilakukan
oleh Cook 1983, yang dikutip dari Bell-Gradler (1986; 174), menunjukkan bahwa
penggunaan advance organizers dalam suatu pelatihan yang bertujuanmengajarkan
siswa mengenal berbagai jenis struktur yang digunakan dalam bahan-bahan
pelajaran ekpositoris menunjukkan bahwa dengan penggunaan model ini
memungkinkan siswa meningkatkan kemampuan menyerap informasi dan
kemampuan memecahkan masalah. Namun demikian, model ini kurang efektif
untuk pengajaran yang bertujuan hanya untuk mengingatfakta.
5. Sejak dibakukannya kurikulum Madrasah Aliyah 1994, upaya untuk memngkatkan
mutu, di antaranya melalui peningkatan mutu pengajaran, terus menerus dilakukan.
Sejak tahun 1997 Departemen Agama melaksanakan Proyek Peningkatan Mutu
Madrasah Aliyah, (PPMA) bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB)
yang akan dilaksanakan mulai April 1997 s/d Maret 2002, berdasarkan
Memorandum of understanding (Mou) antara pihak Depag dan ADB yang telah
ditandatangani pada tanggal 4 Oktober 1996. Salah satu komponen dari Proyek
tersebut adalah Pengembangan Pengajaran yang efektif (Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Islam, 1996). Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya
Departemen Agama telah menyadari bahwa masalah mutu pengajaran merupakan
salah satu masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum di Madrasah
Aliyah.
6. Bila kita menyimak karakteristik utama dari pelaksanaan kurikulum Madrasah
Aliyah adalah, bahwa dalam mata-mata pelajaran dasar-dasar Iptek yaitu
Matematika, IPA, dan Ilmu-Ilmu Sosial, menuntut sisv/a untuk bukan hanya
menguasai materinya semata-mata, tetapi juga membina keimanan dan ketakwaan
(Imtak). Oleh karena itu, konsep-konsep yang diajarkan seharusnya bermuatan
Imtak dan Iptek. Kecenderungan yang terjadi dilapangan menunjukkan bahwa guruguru yang mengajar mata-mata pelajaran tersebut hanya mengajarkan konsepkonsep keilmuannya saja, tanpa mengaitkan dengan unsur-unsur Imtak. Oleh
karena itu, perlu dicari alternatif model mengajar yang memungkinkan pengajaran
konsep konsep suatu mata pelajaran bermuatan Iptek dan Imtak.
7. Data yang ditemukan oleh konsultan proyek kerjasama antara Departemen Agama
dengan Asian Development Bank (ADB), yang menjadi dasar dalam pelaksanaan
proyek peningkatan mutu Madrasah Aliyah, diantaranya adalah, yang terkait
dengan pengembangan efektifitas mengajar. Data yang ada, dalam rangka
pengembangan efektifitas mengajar ini, menunjukkan bahwa sejumlah 1044 guru
Madrasah Aliyah bidang studi IPA, matematika, Bahasa, dan IPS, perlu
ditingkatkan kemampuannya melalui program pelatihan intensif di lembaga-
lembaga pelatihan guru Depdikbud dan DEPAG. Selain itu, 10.000 guru Madrasah
Aliyah perlu ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan interen jangka pendek
yang mencakup materi dan metodologi pengajaran. Data tersebut diatas
mengimplikasikan, peningkatan kemampuan guru dalam metodologi pengajaran
merupakan salah satu bagian penting dari program peningkatan mutu Madrasah
Aliyah, oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian, khususnya yang terkait dengan
model-model mengajar efektif, misalnya dalam pengajaran IPS.
8. Studi ini akan difokuskan pada model pengajaran efektif dalam mengajarkan
konsep-konsep ilmu-ilmu sosial yang bermuatan Iptek- Imtak. Untuk mewakili
ilmu-ilmu sosial dalam studi ini digunakan pelajaran Geografi. Hal ini dilakukan
karena:
a. Secara keilmuan, Geografi merupakan suatu studi tentang variasi di permukaan
bumi, dengan cara menelaah elemen-elemen pada ruang tersebut, baik itu
elemen fisik maupun elemen sosial. Oleh karena itu, dalam penelaahannya, studi
Geografi dibantu oleh ilmu-ilmu lain, seperti Geologi, Meteorologi, Geofisika,
Sosiologi, Biologi, Sejarah, Ekonomi, dan sebagainya (Ruhimat &Utoyo, 1994,
hal 16). Untuk Memahami sistem dan struktur keruangan Geosfera, diperlukan
informasi yang bersumber dari konsep berbagai disiplin ilmu yang berkaitan
dengan ruang muka bumi, maka orang memilah-milah Geosfera itu menjadi
beberapa komponen, yaitu komponen litosfera, hidrosfera, atmosfera, biosfera,
dan antroposfera. Untuk memahami keadaan litosfera, diperlukan pengetahuan
Geologi, Geomorfologi, dan ilmu tanah. Komponen hidrosfera dibahas melalui
oseonografi dan hidrologi. Kajian atmosfera dilakukan dalam disiplin
Meteorologi dan Klimatologi. Biosfera dipelajari dalam Biogeografi. Manusia
dan kehidupan kemanusiaan, dalam komponen antroposfera (subsistem
geosfera) dikaji sebagai bagian dari konstelasi alam secara terpadu dengan
konsep-konsep Geografi, yang antara lain mencakup konsep lokasi; jarak, pola
keruangan, interaksi, interdependensi, aglomerasi, diferensiasi areal, proses
spasiaL distribusi keruangan, dan sebagainya (Djamari, 1994, hal. 11).
b. Pendidikan Geografi sebagai pendidikan bidang studi membahas geosfera (alam
ciptaan Tuhan) dan hubungannya dengan kehidupan manusia, yang bukan saja
bersifat kategoris, tetapi juga harus bersifat normatif Sementara di kalangan para
pengajar Geografi dalam kegiatan belajar mengajarnya, ada gejala kurang
memperhatikan atau jarang mengaitkan materi geosfera ciptaan Tuhan itu
dengan penciptanya. Padahal kegiatan pendidikan seharusnya terikat, atau
berorientasi ke arah pencapaian tujuan pendidikan (Djamari, 1994, hal. 4).
Dengan me-review hasil-hasil studi seperti dikemukakan di atas, akan dilakukan
'studi dalam rangka pengembangan model pengorganisasian materi pelajaran dalam
menerapkan
advance organizers untuk mengajarkan konsep ilmu-ilmu sosial,
khususnyaGeografi, yang bermuatan Iptek dan Imtak.
B. Rumusan Masalah
1. Siswa Madrasah Aliyah berasal dari lulusan SMP dan MTsN, diasumsikan masukan
mentah dari kedua jenis SLTP ini mempunyai derajat kemampuan yang homogen
dalam pelajaran dasar-dasar Iptek pada satuan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,
namun lulusan MTsN diasumsikan lebih siap untuk mengikuti pendidikan di
Madrasah Aliyah, yang kurikulumnya mencakup bukan hanya dasar-dasar Iptek
tetapi juga Imtak. Masalah yang ingin ditemukan jawabannya melalui studi ini
adalah, bagaimana keberadaan tingkat kemampuan masukan mentah MAN yang
terkait dengan dasar-dasar Iptek dan Imtak.
2. Kurikulum Madrasah Aliyah secara umum diarahkan untuk mencapai dua sasaran;
yaitu penguasaan dasar-dasar Iptek danpembinaan Imtak. Arahyang akan dituju ini
membawa implikasi kepada keberadaan kurikulum, baik formal maupun informal
(aktual). Ini berarti, implementasi kurikulum Madrasah Aliyah seharusnya
diarahkan untuk mencapai kedua sasaran itu. Permasalahan yang ingin ditemukan
jawabannya melalui studi ini adalah bagaimana model pembelajaran dalam
implementasi kurikulum tersebut, yang diharapkan efektif untuk mencapai hasil
belajar yang terkait dengan penguasaan dasar-dasar Iptek dan pembinaan Imtak.
3. Hasil belajar siswa Madrasah Aliyah, yang merupakan salah satu indikator utama
pencapaian implememasi kurikulum pada dasarnya merupakan keberhasilan dalam
mencapai tujuan kurikulum. Dengan kata lain, derajat hasil belajar siswa
mengimplikasikan derajat ketercapaian tujuan kurikulum. Implementasi kurikulum
IPS-Geografi di Madrasah Aliyah yang bermuatan Iptek dan Imtak dapat
digambarkan dengan model sebagai berikut:
IMTAK
DALAM
GEOGRAFI
Gantbarl. Paradigma teoritis penelitian tentang Advance Organizer
diadaptasi dari model yang dikembangkan oleh David P.
Ausubel (Joyce & Weil, 1986)
->• Alur mania proses
-»- Daiar pertimbangan/suniber acuan
-*• Balikan
Berdasarkan model di atas, dalam rangka menerapkan Advance Organizers, pada
pengajaran IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak, langkah pertama yang
harus ditempuh adalah, mengembangkan tujuan pengajaran yang di dalamnya
mencakup perubahan tingkah laku siswa yang terkait dengan penguasaan konsepkonsep Geografi (Iptek), dan konsep-konsep Islam yang berkaitan dengan konsep
Geografi tersebut. Perumusan tujuan ini bersumber dari kurikulum (GBPP) mata
pelajaran IPS-Geografi dan Rujukan Al Quran/Al Hadits dan pendapat para ulama
terkait yang diakui kredibilitasnya (mu'tabar). Berdasarkan tujuan tersebut, materi
pelajaran Geografi harus diseleksi dahulu sesuai dengan apa yang akan dituju..
Materi-materi tersebut diklasifikasi ke dalam dua kategori, yaitu; (1) Konsep-
konsep inti dan (2) Konsep-konsep aplikatif. Konsep-konsep^inti akan dijadikan
expository organizers, adapun konsep aplikatif akan dijadikan comparative
organizers. Kedua jenis organizers ini selanjutnya dielaborasi ke dalam Advance
Organizers, baik advance organizers tipe expository rampun-advance organizers
tipe comparative. Elaborasi konsep dalam kedua tipe Advance Organizers ini
selanjutnya dijadikan acuan di dalam menyusun rencana pelajaran. Menggunakan
rencana pelajaran tersebut, guru melaksanakan PBM, untuk membimbing siswa
memperoleh hasil belajar. Hasil belajar yang diharapkan muncul pada siswa
meliputi; (1) efek utama, dan (2) efek pengiring. Efek utama yang diharapakan
meliputi;
a. Penguasaan struktur konsep Geografi (dari segi Iptek-nya).
b.Iritegrasi konsep-konsep Iptek dan Imtak dalam pengajaran Geografi, sebagai
asimilasi informasi dan ide. Adapun efek pengiringnya, adalah meningkatnya
minat untuk melakukan inquiri dalam bidang Geografi dan kebiasaan berfikir
yang memadukan konsep-konsep Iptekdan Imtak .
4. Keberadaan penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menempuh tiga
tahapan, yaitu : (1) tahap studi pendahuluan, (2) pengembangan model, dan (3)
tahap ujicoba model.
Rumusan masalah padaketiga tahapan itu adalah :
4.1. Tahap studi pendahuluan;
4.1.1. Konsep ilmu sosial
a. Bagaimana konsep-konsep umum ilmu-ilmu sosial khususnya Geografi di
Madrasah Aliyah yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak?
b. Bagaimana jabaran konsep-konsep ilmu-ilmu sosial khususnya Geografi di
Madrasah Aliyah yang mengintegrasikan unsur Iptek dan Imtak dalam
kurikulum?
4.1.2. Kondisi yang ada
a. Bagaimana kerangka acuan guru ilmu-ilumu sosial khususnya Geografi di
Madrasah Aliyah tentang pengajaran yang menekankan pada pembentukan
konsep-konsep Imtak dan Iptek?
12
b. Bagaimana kesiapan siswa, dilihat dari latar belakang kemampuan dalam
menyerap konsep konsep ilmu-ilmu sosial yang bermuatan Imtak dan
Iptek?
c. Bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
dalam mengajarkan konsep Geografi berdasarkan kurikulum 1994?
4.2 Tahap pengembangan model;
a. Bagaimana karakteristik
konsep-konsep ilmu-ilmu sosial,
khususnya
pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah yang bisa dijadikan organizersutama,
dan bagaimana pula yang bisa dijadikan organizers pada level-level di
bawahnya, baik tipe expository mapun comparative?
b. Bagaimana
model-model
perancangan
sistem
«
pembelajaran
dalam
menerapkan model pengajaran advance organizers terhadap konsep-konsep
ilmu-ilmu sosial khususnya Geografi yang mengintegrasikan unsur-unsur
Iptek dan Imtak?
4.3 Pada tahap uji coba model;
Model pengroganisasian materi yang mana dari expository dan comparative
organizers yang terbukti lebih efektif dalam penerapan advance organizers
untuk mengajarkan konsep-konsep Iptek Geografi yang bermuatan Irhtak di
Madrasah Aliyah?
C. Tujuan Studi
Tujuan studi ini adalah studi pengembangan, dengan tujuan :
1. Untuk
menemukan model
pemetaan atau
pengorganisasian
konsep-konsep
pelajaran ilmu-ilmu pengetahuan sosial khususnya Geografi di Madrasah Aliyah,
yang mengintegrasikan unsur Iptek dan Imtak.
2. Untuk memperoleh bukti-bukti empirik tentang keefektifan pengorganisasian
konsep dan penerapan advance organizers dalam mengajarkan konsep-konsep
ilmu-ilmu pengetahuan sosial khususnya Geografi yang mengintegrasikan unsurunsur Iptek dan Imtak di Madrasah Aliyah.
D. Kegunaan Studi
Studi ini diharapkan dapat memiliki kegunaan, baik untuk pengembangan disiplin ilmu
pengembangan kurikulum, untuk peningkatan kompetensi profesional para guru,
maupun untuk penelitian lebih lanjut. Manfaat untuk pengembangan disiplin ilmu,
diharapkan dapat dicapai karena penemuan yang diharapkan diperoleh terkait dengan
disiplin ilmu pendidikan. Melalui studi ini diharapkan dapat terungkap apakah model
pemetaan konsep yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak dan pelaksanaan
pengajarannya dengan Advance Organizers dapat efektif untuk diterapkan dalam
proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah dalam mengajarkan konsep, serta
berbagai segi keunggulan dan kelemahan yang terkait. Studi ini juga diharapkan dapat
14
memberi sumbangan khususnya dalam pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah
yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak, serta strategi belajar mengajar di
Madrasah Aliyah yang merupakan Sekolah Umum yang Berciri Khas Islam.
Hasil studi juga diharapkan dapat memberi sumbangan kepada pengembangan profesi
guru Madrasah Aliyah, terutama yang terkait
dengan peningkatan mutu dan
keefektifan pengajaran yang dilakukannya, yang diharuskan mempunyai kemampuan
untuk mengaitkan mata pelajaran dasar-dasar Iptek dengan dasar-dasar keimanan dan
ketakwaan. Bila ternyata bukti-bukti yang ditemukan melalui hasil studi ini
menunjukkan, bahwa model pemetaan atau pengorganisasian konsep yang
mengintegrasikan unsur Iptek dan Imtak yang pengajarannya menggunakan model
mengajar Advance Organizers efektif, dalam mengajarkan pelajaran-pelajaran tertentu,
maka model ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam meningkatkan
keefektifan dan mutu pengajaran mata pelajaran-mata pelajaran terkait, khususnya
untuk mencapai tujuan pelajaran yang terkait dengan penguasaan Iptek dan Imtak.
Selain itu hasil studi diharapkan dapat mengungkap segi-segi yang terkait dengan
pengaruh penggunaan model Advance Organizers, baik dalam pelajaran Geografi
maupun mata pelajaran lainnya. Namun mengingat keterbatasan bidang studi yang
menjadi obyek eksperimen, maka diantisipasikan hasilnya masih belum dapat
digeneralisasi ke dalam lingkup yang lebih luas, baik dalam penggunaan sampel
maupun jenis-jenis mata pelajaran.
15
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Studi dalam rangka pengembangan suatu model, biasanya dilaksanakan bukan hanya
semata-mata untuk mendeskripsikan dan menganalisis suatu keadaan, peristiwa atau
karakteristik sesuatu, tetapi juga membuat sintesis, analisis kembali hasil sintesis itu
untuk menemukan rumusan model, dan pengujian model yang berhasil dirumuskan.
Oleh karena itu, dalam studi ini tidak digunakan metode yang bersifat tunggal, tetapi
beberapa metode atau multi metode yang dalam pelaksanaannya dapat terlihat dari
tahapan yang dilalui. Dalam studi ini, metode-metode yang digunakan meliputi
metode-metode analisis isi, deskriptif, dan kuasi-eksperimental.
Analisis isi adalah metode penelitian yang dilaksanakan untuk membuat kesimpulan
dari peninjauan atau pengkajian isi suatu komunikasi (Stempel, 1981). Dalam analisis
isi, kurikulum pelajaran IPS-Geografi, buku-buku sumber yang terkait dan buku-buku
acuan tentang konsep-konsep Islam merupakan isi komunikasi yang dianalisis. Tujuan
analisis adalah untuk menemukan konsep-konsep utama dan turunan-turunannya, dari
konsep-kosep Iptek dari IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Dalam pelaksanaan
pengkajian isi ini juga dilakukan studi deskriptif melalui wawancara mendalam dengan
guru untuk menemukan rumusan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan dalam
pembelajaran, baik dikaitkan dengan tuntutan kurikulum maupun dikaitkan dengan
72
kebutuhan untuk meningkatkan Imtak melalui pelajaran IPS-Geografi di Madrasah
Aliyah. Hasil analisis selanjutnya disintesis dan dianalisis kembali sehingga ditemukan
peta konsep IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Wawancara dengan guru IPSGeografi juga dilaksanakan dalam rangka penyusunan desain pembelajaran yang
menjadi model penerapan advance organizers dalam pengajaran IPS-Geografi yang
bermuatan Imtak di Madrasah aliyah. Selanjutnya. Model yang dirumuskan itu diuji
coba melalui studi kuasi-eksperimental untuk mengetahui keefektifan dari model itu.
Studi ini menempuh tiga tahap, yaitu: 1) tahap studi pendahuluan (preliminary study),
2) Tahap pengembangan model, dan 3) tahap uji coba model. Pada tahap studi
pendahuluan, selain dikumpulkan data tentang kondisi objektif hal-hal yang terkait
dengan pengajaran IPS-Geografi di Madrasah Aliyah yang menjadi lokasi penelitian
juga dilakukan eksplorasi konsep-konsep utama, baik dari pelajaran IPS-Geografi
maupun dari konsep-konsep Islam yang terkait, untuk menemukan konsep-konsep
utama pelajaran IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Menyusul penemuan konsep-
konsep utama ini adalah elaborasi konsep-konsep utama tersebut untuk menemukan
jabaran konsep-konsep IPS-Geografi yang bermuatan Imtak. Tahap kedua dilakukan
pengembangan model, yang meliputi pemetaan atau organisasi konsep untuk
menemukan peta konsep IPS-Geografi yang bermuatan Imtak, baik tipe ekspositoris
maupun tipe komparatif. Menyusul temuan dari pengorganisasian konsep ini adalah
penyusunan rencana implementasi untuk menghasilkan desain pembelajaran IPSGeografi yang bermuatan Iptek dan Imtak. Pada tahap ketiga dilakukan uji coba
• model, yang dilaksanakan dengan kuasi-eksperimen dengan desain counter balance
73
empat kelompok, yang masing-masing secara silang mendapat perlakukan satu kali
dari keempat variasi desain pembelajaran. Hasil analisis data yaitu skor tes pasca
perlakukan akan menunjukkan model mana terbukti efektif dibandingkan yang lainnya
dalam mengimplementasikan pengajaran dengan advance organizers untuk
mengajarkan konsep-konsep IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak. Tahapan-
tahapan studi diuraikan di atas, kemudian digambarkan dalam bagan sebagaimana
ditampilkan pada gambar 5.
1. Tahap studi pendahuluan
Pada studi pendahuluan, dilakukan kegiatan-kegiatan utama sebagai berikut:
a. Menghimpun data tentang kondisi pembelajaran IPS-Geografi di Madrasah
Aliyah Negeri Cijerah dan yang terkait dengannya, yaitu keadaan sekolah,
murid, guru, fasilitas, proses belajar mengajar, dan hasil belajar khususnya
menggunakan indikator NEM.
b. Eksplorasi konsep-konsep utama atau konsep-konsep umum. Konsep-konsep
yang dieksplorasi adalah yang terhimpun dalam mata pelajaran IPS-Geografi
berdasarkan acuan ilmiah (Iptek) dan penjelasan-penjelasan Islam tentang
konsep-konsep itu (hntak), baik bersumber dari Al Quran, Al Hadits dan
pendapat para ulama yang sudah diakui kredibilitasnya (mutabaroh). Integrasi
kedua produk ini dituangkan dalam bentuk konsep-konsep umum IPS-Geografi
dengan tidak memisahkan unsur-unsur Iptek dan Imtak.
74
PRODUK
TAHAPAN
Eksplorasi
konsep-konsep
Konsep
Konsep
Geografi
Islami
utama/umum
Konsep-konsep utama/
umum Geografi bermuatan
IPTEK - IMTAK
Jabaran konsep-konsep
Geografi yang bermuatan
Elaborasi
konsep-konsep
IPTEK - IMTAK
utama/umum
Preliminary Study.
4
Peta konsep Geografi
Pemetaan
bermuatan IPTEK-IMTAK
konsep
(expository/comparative)
(organisasi konsep)
I
Desain sistem
Rencana
pembelajaran
implementasi
•Pengembangan model/implementasi kon :ep
V
__
3fc—
Pengembangan materi
dalam penerapan Advance
Uji
Coba
Org. dalam menyajikan
Geografi IPTEK & IMTAK
I
Telaah kekurangan
&kelcbihan model
Rcflcksi/
diskusi
yang diuji coba
Model pengorganisasian
materi dalam penerapan
Adv. Org.
Kuasi
Ekspcrimen
yang lebih d scsuaikan
T
Percobonn
Gambar 5 Langkah-langkah penelitian
75
c. Elaborasi konsep-konsep utama. Konsep-konsep utama yang telah dihasilkan itu
dielaborasi secara mendalam sampai tidak bisa dijabarkan lagi. Hasil elaborasi
ini adalah jabaran konsep-konsep yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan
Imtak mulai dari yang umum , khusus, sampai ke yang lebih khusus lagi.
2. Tahap pengembangan model
Pada tahap pengembangan model kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Pemetaan (organisasi konsep). Berdasarkan konsep-konsep umum dan jabaran
konsep yang lebih rinci, dibuat pengorganisasian konsep dalam bentuk peta
konsep. Peta konsep ini menggambarkan susunan hirarkis konsep-konsep yang
disusun dari umum ke khusus sehingga mudah disimak dan dipahami. Mengacu
kepada peta konsep tersebut dibuat pengorganisasian dalam dua tipe, yaitu
pengorganisasi ekspositoris (expository organizers) dan pengorganisasi
komparatif (comparative organizers). Produk dari kegiatan ini adalah peta
(organisasi) konsep yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek dan Imtak, baik
yang mengikuti tipe pengorganisasi ekspositoris maupun komparatif. Tipe
pengorganisasian ekspositoris adalah pemetaan konsep yang dimulai dari konsep
umum, ke konsep khusus, dijabarkan lagi ke dalam konsep yang lebih khusus.
Dengan memasukkan penjelasan dan contoh-contohnya. Adapun tipe
pengorganisasi komparatif pada dasarnya, pemetaannya sama saja dengan tipe
ekspositoris, namun di dalam penjelasan dikemukakan persamaan dan perbedaan
dengan konsep lain berdasarkan urutan materi yang telah dipelajari atau
diasumsikan telah dikuasai siswa sebelumnya.
76
b. Pengembangan model. Model yang dimaksudkan di sini adalah desain
pembelajaran yang menerapkan advence organizers dalam dua tipe yang berbeda
yaitu expository dan comparative organizers yang selanjutnya akan diuji coba
untuk mengenali keefektifannya dalam mengajarkan pelajaran IPS-Geografi
yang bermuatan Iptek dan Imtak di Madrasah Aliyah Produk dari kegiatan ini
adalah desain sistem pembelajaran yang di dalamnya tercakup rumusan tujuan
pembelajaran khusus, penilaian hasil belajar, materi pelajaran yang disusun
mengacu kepada peta konsep, proses pembelajaran yang menerapkan advance
organizers dan alat-alat pelajaran yang digunakan sertarencana kegiatan.
3. Tahap Percobaan Model
Pada tahap ini, model yang sudah dikembangkan diuji coba kepada siswa beberapa
kali, Setiap kali selesai uji coba dilakukan diskusi dan refleksl untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatannya. Untuk mengetahui model pengorganisasian konsep
yang diimplementasikan dalam pengajaran dengan advance organizers efektifatau
tidak, dilakukan kuasi-eksperimen kepada dua belas kelas, yang dibagi ke dalam
empat kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga kelas paralel. Setiap
kelompok memperoleh perlakukan masing-masing satu kali dari keempat variasi
perlakukan secara rotasi (switch-over), yaitu:
77
1) Perlakuan pengajaran yang menerapkan advance organizers dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek dan
Imtak dengan model expository organizers.
2) Perlakuan pengajaran yang tidak menerapkan advance organizers dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek
bermuatan Imtak.
3) Perlakuan pengajaran yang menerapkan advance organizers dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek dan
Imtak dengan pengorganisasian materi comparative organizers.
4) Perlakuan pengajaran yang tidak menerapkan advance organizers dalam
mengajarkan materi Geografi yang terkait dengan konsep-konsep Iptek yang
bermuatan Imtak.
Desain yang digunakan dalam kuasi eksperimen counter balance, sebagimana
ditampilkan di bawah ini.
•
i
-
*x.
«£*';; ,$$Sfcft)l>0l<
^KBLdMEQK; £Se?itA*ur> ,*$ttti dm*-* $cj$I
5
li»Wi
^g^rdpjMk i)\
Mnlen l
Mnterl 2
Maieri 3
Mnterl 4
Mnlen 2
Materi 1
Materi A
Mnlen 3.
Materi
Maten
Materi 2
Mat iir i I
Materi A
Materi 3
Materi 1
Materi 2
7S
Keterangan :
Dalam Kuasi-Eksperimen menggunakan desain silang empat sesi ini digunakan 4
kelompok siswa yaitu; siswa kelas 1Pararel di MAN IBandung, dengan materi
pelajaran terdiri dari 4macam, yaitu:
a. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak dengan expository organizers.
b. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak tanpa expository organizers.
c. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak dengan comparative organizers.
d. Materi pelajaran Geografi dengan muatan Imtak tanpa comparative organizers.
Catatan: Setiap pokok bahasan, baik pada expository maupun pada comparative dan
yang tidak menggunakan expository maupun comparative adalah berbeda. KuasiEksperimen, dilaksanakan 4sesi, dengan penyajian materi sebagaimana bagan di
atas, yaitu pada sesi I; Kelompok Amateri 1, kelompok Bmateri 2, kelompok C
materi 3, dan kelompok Dmateri 4. Pada sesi II; Kelompok Amateri 2, kelompok
Bmateri 1, kelompok Cmateri 4, dan kelompok Dmateri 3. Pada sesi III;
kelompok Amateri 3, kelompok Bmateri 4, kelompok Cmateri 2, kelompok D
materi 1. Pada sesi IV; Kelompok Amateri 4, kelompok Bmateri 3, kelompok C
materi 1,dan kelompok D materi 2.
B.Subjek Penelitian
iini dimaksudkan untuk mengembangkan model penerapan advance organizers
Studi
dalam pengajaran IPS-Geografi yang bermuatan konsep-konsep Iptek dan H-ntak di
79
Madrasah Aliyah. Untuk melakukan studi ini lokasi yang menjadi sampel, yang
diambil secara purposif adalah Madrasah Aliyah Negeri I Bandung, yang melibatkan
subyek sampel siswa kelas I. Pengambilan sampel lokasi dan subyek secara purposif
adalah karena studi ini mempelajari kasus-kasus tipikal, atau kasus pembelajaran yang
diasumsi memiliki ciri-ciri yang sama, baik dikaitkan dengan tujuannya, yaitu
mengembangkan model penerapan advance organizers, maupun dari dikaitkan dengan
modus sistem penyampaian, yaitu sifat materi, sistem penyampaian, sumber dan
rujukan belajar dan alat bantu yang digunakan, serta sistem dan prosedur penilaiannya.
Ini dikarenakan setiap Madrasah Aliyah melaksanakan kurikulum yang sama, yaitu
kurikulum 1994. Ciri tipikalnya kasus pembelajaran ini sebenamya bukan hanya ada
pada mata pelajaran Geografi saja, tetapi juga pada mata pelajaran-mata pelajaran lain
»
yang aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai, modus sistem penyampaian dan sistem
serta prosedur evaluasinya sama, seperti halnya mata pelajaran-mata pelajaran lain
yang termasuk ke dalam nimpun atau bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Oleh karena itu, mata pelajaran-mata pelajaran IPS lain diharapkan temuan studi ini
bisa diterapkan juga.
Keadaan pada tahun ajaran 1997/1998 dari Madrasah Aliyah Negeri I Bandung, yang
menjadi tempat dilaksanakannya studi ini, terdiri dari 10 kelas satu paralel, 12
kelas
dua paralel, 3kelas tiga jurusan IPA paralel, 4 kelas tiga jurusan IPS paralel, dan 2
kelas tiga jurusan Bahasa paralel. Jumlah keseluruhan adalah 29 kelas. Adapun jumlah
y-
siswa adalah 500 siswa laki-laki dan 721 siswa perempuan; dengan jumlah
80
keseluruhan 1221 orang siswa. Jumlah guru tetap di madrasah ini 63 orang, dan 5
orang guru tidak tetap. Adapun jumlah guru mata pelajaran IPS-Geografi adalah 2
orang, satu orang berlatarbelakang pendidikan sarjana Pendidikan Agama, IAIN, dan
satu orang lainnya berlatar belakang pendidikan Sarjana Pendidikan Geografi, IKIP.
Alasan penulis mengambil pelajaran IPS-Geografi adalah karena mata pelajaran ini
diasumsikan dapat mewakili pelajaran ilmu-ilmu sosial yang lain, terutama dalam
kaitannya dengan mempelajari konsep yang bermuatan Iptek dan Imtak. Dengan
demikian, diharapkan hasil studi ini bisa dijadikan pendorong untuk studi-studi lain
tentang pengorganisasian konsep-konsep suatu mata pelajaran yang mengintegrasikan
unsur-unsur Iptek dan Imtak dalam rangka mengajarkan konsep-konsep mata
pelajaran-mata pelajaran IPS lain di Madrasah Aliyah. Adapun alasan memilih siswa
kelas Iadalah karena materi pelajaran IPS-Geografi berdasarkan kurikulum 1994 berisi
materi yang terkait dengan konsep-konsep dasar Geografi, sehingga diasumsikan
paling layak untuk melakukan integrasi konsep-konsep Iptek dan Imtak. Pertimbangan
lain adalah mata pelajaran Geografi tersebut diikuti oleh seluruh siswa Madrasah
Aliyah, karena mata pelajaran ini termasuk dalam kurikulum inti, tanpa membedakan
jurusan (karena berdasarkan kurikulum 1994 penjurusan dilakukan di kelas III).
Sebagaimana dijelaskan di atas, prosedur studi ini menempuh tiga tahap, yaitu tahap
. studi pendahuluan (preliminary study), tahap pengembangan model/implementasi
konsep, dan tahap pencobaan model. Pada tahap studi pendahuluan dan tahap
SI
pengembangan model, selain dilakukan analisis isi kurikulum juga wawancara yang
melibatkan sampel subjek guru-guru mata pelajaran Geografi di Madrasah Aliyah
Negeri I Bandung. Tujuan dari studi pendahuluan adalah untuk menjajaki perlu
tidaknya dilakukan pengembangan model pengorganisasian materi dalam rangka
penerapan advance organizers. Pada tahap terakhir, yaitu tahap uji coba, akan
dilaksanakan kuasi-eksperimen. Sampel subjek yang dilibatkan dalam uji coba adalah
kelompok siswa yang ada atau intact group, yaitu siswa yang telah terkelompok pada
kelas-kelas yang ada; tidak membuat kelompok baru. Ini berarti, subjek sampel tidak
bersifat individual, melainkan kelompok subjek atau kelas yang ada. Adapun
pelaksanaan pengajaran yang menerapkan model yang diujicobakan dilakukan oleh
guru mata pelajaran pada kelas yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar suasana
kealamiahan kelas lebih terjamin, dan siswa tidak merasa sedang dilibatkan dalam
proses eksperimentasi.
C. Pengumpulan dan Analisis Data
Studi ini menghimpun tiga macam data, yaitu: 1) isi dokumen, 2) hasil judgment
terhadap isi dokumen dan kebutuhan terhadap model pengajaran IPS-Geografi yang
bermuatan Iptek dan Imtak, dan 3) skor tes hasil belajar IPS-Geografi yang bermuatan
Iptek dan Imtak. Data yang terkait dengan isi dokumen diperoleh berdasarkan hasil
analisis isi. Data ini berisi konsep-konsep Iptek utama tentang IPS-Geografi, Konsep-
konsep utama IPS-Geografi yang bersumber dari Alqur'an, Al Hadits, dan pendapat
jCara ulama yang andal (mu'tabaroh); integrasi konsep-konsep Iptek dan Imtak,
82
elaborasi dari konsep-konsep utama atau konsep-konsep umum IPS-Geografi yang
bermuatan Iptek dan Imtak; dan peta konsep IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan
Imtak yang tertuang dalam model advance organizers ekspositoris dan komparatif.
Data hasil judgment adalah hasil penilaian guru terhadap keseluruhan data isi
dokumen dari hasil analisis isi, dan apa-apa yang dibutuhkan dalam rangka
pengembangan model penerapan advance organizers untuk mengajarkan IPS-Geografi
yang bermuatan Iptek dan Imtak. Adapun skor tes adalah skor yang diperoleh dari
hasil tes prestasi belajar pelajaran IPS-Geografi yang bermuatan konsep-konsep Iptek
dan Imtak yang tesnya dilaksanakan setelah siswa mengikuti pelajaran dengan model
yang diujicobakan.
Untuk mengumpulkan data jenis pertama digunakan analisis isi (content analysis) dan
data jenis kedua dilakukan wawancara mendalam atau depth interview: Adapun
peng'impulan data jenis ketiga digunakan tes. Analisis data terhadap data kualitatif,
yaitu data hasil analisis isi dan hasil wawancara mendalam, dilakukan dengan logical
judgment, yakni dengan membuat penilaian yang bersifat logis terhadap data dengan
mengikuti alur kerangka analisis yang dibuat oleh peneliti (Codray, 1986). Adapun
analisis data kuantitatif, yang berupa skor tes hasil belajar dianalisis dengan metode
• statistika Analisis Variansi dengan Latin Squares atau bujur sangkar latin. Hasil
analisis ini selajutnya dijadikan dasar dalam pembahasan hasil penelitian, sebagaimana
dapat disimak pada bab berikut.
ft?
%•###:' •
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab 5 ini akan diketengahkan kesimpulan dan rekomendasi penelitian.
Kesimpulan dimaksudkan unmk mengkompilasi intisari hasil penelitian dan
pembahasannya. Sedangkan rekomendasi dimaksudkan unmk mengutarakan beberapa
saran untuk perbaikan kepada berbagai pihak terkait setelah mendapatkan kejelasan dari
hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian hasil smdi dan pembahasannya
adalah sebagai berikut:
1. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa yang terkait dengan konsep-konsep
IPS-Geografi yang bermuatan Iptek dan Imtak di Madrasah Aliyah, konsep-konsep
yang menjadi bahan pelajaran dalam kurikulum bisa disusun secara hirarkis
sehingga membentuk peta konsep. Dengan penyusunan konsep secara hirarkis
keterkaitan antara konsep-konsep beserta jabarannya, baik konsep-konsep umum
maupun konsep-konsep khusus, dapat terlihat secara jelas sehingga membantu
memudahkan, baik dalam mengajarkan maupun dalam mempelajarinya.
2. Pengajaran Geografi di Madrasah Aliyah kadang-kadang memasukkan unsur-unsur
Imtak meskipun belum terpola dan penyajiannya belum sistematis. Ini disebabkan
guru belum memiliki rujukan yang secara khusus bisa digunakan sebagai acuan dan
15
belum adanya tuntutan kurikulum. Dengan demikian, dari hasil belajar siswa yang
dapat teridentifikasi baru yang terkait dengan penguasaan konsep-konsep Iptek,
belum sampai kepada konsep-konsep Iptek Geografi yang diintegrasikan dengan
konsep-konsep Imtak.
3. Kondisi di Madrasah Aliyah bisa memungkinkan unmk diterapkannya pelaksanaan
pengajaran Geografi yang mengintegrasikan Iptek dan Imtak dengan hasil optimal.
Ini dimungkinkan karena sebagian besar siswa adalah lulusan Madrasah
Tsanawiyah, dan guru-guru pelajaran Geografi yang ada memahami konsep-konsep
Islam yang memungkinkannya untuk mempersiapkan pengajaran seperti itu.
4. Pelaksanaan pengajaran yang menerapkan advance organizers dalam mengajarkan
konsep-konsep Iptek Geografi yang bermuatan Imtak di Madrasah Aliyah
pengorganisasian materinya bisa menggunakan model expository ataupun
comparative organizers. Materi pelajaran yang diorganisasi menggunakan model
expository menekankan pada uraian materi itu semata-mata sesuai dengan susunan
hirarkis konsep-konsep. Adapun materi yang diorganisasi menggunakan model
comparative selain menekankan uraian sebagaimana dalam expository juga pada
setiap uraian konsep diajukan perbandingannya dengan konsep-konsep yang telah
diketahui atau telah dipelajari oleh siswa.
116
5. Perbedaan model pengorganisasian materi pelajaran dalam rangka penerapan
advance organizers membawa implikasi kepada perbedaan dalam rancangan
kegiatan belajar dalam desain sistem pembelajaran dan proses penyajian materi itu
sendiri dalam proses belajar mengajar.
6. Model pengorganisasian materi expository maupun comparative lebih efektif
digunakan dalam menerapkan advance organizers dalam mengajarkan konsepkonsep Geografi yangbermuatan Iptekdan Imtak.
B. Rekomendasi
Jenis penelitian ini adalah smdi pengembangan dengan topik "Pengembangan Model
Pengorganisasian Materi Pelajaran dengan Menerapkan Advance Organizers dalam
Mengajarkan konsep Ilmu Sosial yang Bermuatan Iptek dan ImtaX\ Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan, khususnya dalam
pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek
dan Imtak, serta strategi belajar mengajar di Madrasah Aliyah yang merupakan
sekolah umum yang berciri khas Islam. Terutama model pemetaan konsep ilmu sosial
yang mengintegrasikan unsur-unsur Iptek-Imtak dan pelaksanaan pengajarannya
dengan advance organizers. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi
sumbangan kepada pengembangan propesi guru Madrasah Aliyah, terutama yang
terkait dengan peningkatan mutu dan keefektifan pengajaran yang dilakukannya, yang
1 17
diharuskan mempunyai kemampuan untuk mengaitkan mata pelajaran dasar-dasar
Iptek dengan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan.
Berikut diajukan beberapa rekomendasi dan ditujukan kepada berbagai pihak, yaim:
Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Direktorat
Keguruan Agama Islam, Guru dan Kepala Sekolah.
1. Rekomendasi kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam (Dirjen Binbaga Islam) Departemen Agama
Untuk lebih mendukung pelaksanaan pembinaan nilai keimanan dan ketakwaan
sebagai wujud dari ciri khas Sekolah Menengah Umum berciri khas Islam, sesuai
dengan tujuan institusional Madrasah Aliyah, diperiukan suatu kebijakan (policy)
yang dibuat oleh pemerintah khususnya Dirjen Binbaga Islam, dapat
mendesimenasikan upaya pengitegrasian Imtak dan Iptek dalam implementasi
kurikulum Madrasah Aliyah. Kebijakan yang diperiukan harus bersifat operasional,
sehingga memudahkan para pelaku pendidikan di
lapangan untuk
merealisasikannya.
Pengintegrasian konsep-konsep Iptek dan Imtak dalam mata pelajaran di Madrasah
Aliyah termasuk pelajaran Geografi agar lebih terpola. Disarankan agar kurikulum
mikro pelajaran-pelajaran tersebut diorganisasikan secara hirarkis dan dalam
penjabarannya unsur-unsur Imtak tersebut dirumuskan dalam kurikulum mikro. Ini
1 18
akan memandu guru untuk melaksanakan kurikulum secara lebih efektif, terutama
dengan mengintegrasikan Iptek dan Imtak.
2. Rekomendasi kepada Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam
(Dirbinrua Islam)
Upaya peningkatan kemampuan profesional guru-guru Madrasah Aliyah seharusnya
tidak mengabaikan upaya peningkatan kemampuan guru di bidang metodologi.
Melalui kegiatan-kegiatan semacam ini, juga bisa dilakukan sosialisasi penggunaan
advance organizers dengan model-model pengorganisasian materinya, baik
expository maupun comparative, sehingga para guru mampu menggunakan model
mengajar ini dalam pelaksanaan proses belajar mengajarnya.
3. Rekomendasi kepada Guru
Peningkatan hasil belajar siswa Madrasah Aliyah yang terkait dengan penguasaan
dasar-dasar Iptek termasuk yang terkait dengan penguasaan konsep-konsep IPS-
Geografi, seharusnya tidak mengabaikan unsur-unsur Imtak. Untuk itu diperiukan
upaya terns menerus dari pihak guru dalam meningkatkan mum pembelajaran,
diantaranya dengan menerapkan advance organizers.
Advance Organizers adalah model mengajar pemrosesan informasi dengan terlebih
dahulu siswa diberi organizers yang berupa struktur konsep materi, berupa konsep
l')
Iptek dan Imtak (expository organizers) yang kemudian ditindak lanjuti dengan
model comparative organizers sehingga siswa diharapkan mampu menguasai
konsep-konsep Iptek dan Imtak dari materi pelajaran yang diberikan, untuk dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rangka penerapan advance
organizers guru-guru seharusnya menguasai prosedur dan teknik yang terkait
dengan pengembangan desain pembelajaran maupun pelaksanaan pembelajaran,
baik dengan menggunakan expository maupun comparative organizers.
4. Rekomendasi kepada kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pembina guru-guru dilingkungan pekerjaannya mempunyai
peranan yang sangat penting berkenaan dengan pengembangan model
pengorganisasian materi pelajaran dengan menerapkan advance organizers dalam
mengajarkan konsep ilmu sosial yang bermuatan Iptek dan Imtak. Untuk itu Kepala
Sekolah hendaknya: (1) memberi peluang yang sebesar-besarriya bagi guru unmk
mengembangkan pengembangan model pengorganisasian materi pelajaran dengan
menerapkan advance organizers; (2) ikut menyebarluaskan model pengorganisasian
materi pelajaran dengan menerapkan advance organizers dalam mengajarkan
konsep ilmu sosial yang bermuatan Iptek dan Imtak melalui Kelompok Kerja
Kepala Madrasah Aliyah (K3MA).
5. Rekomendasi kepada peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini t,elah mampu mengembangkan model pengorganisasian materi
pelajaran dengan menerapkan advance organizers dalam mengajarkan konsep ilmu
sosial yang bermuatan Iptek dan Imtak serta strategi belajar mengajar di Madrasah
Aliyah yang merupakan sekolah umum yang berciri khas-'lslam, khususnya dalam
mata pelajaran Geografi di kelas 1. Namun, mengingat keterbatasan bidang smdi
yang menjadi objek eksperimen, maka diantisipasikan hasilnya masih belum dapat
digeneralisasi kedalam lingkup yang lebih luas, baik dalam penggunaan sampel
maupun jenis-jenis mata pelajaran. Untuk im kepada peneliti berikutnya agar
melanjutkan penelitian dengan lingkup yang lebih luas dan dapat mengungkap segisegi terkait dengan pengaruh penggunaan model advance organizers dalam mata
pelajaran lainnya.
*:•:•:•:*:*. %>..
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah, Abdurahman Saleh, 1990, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan AlQur 'an, Jakarta: Rineka Cipta.
Achmady, Z. A., (1996). Peningkatan Mutu Pendidikan pada Perguruan Agama
Islam. Makalah Diskusi Panel. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Depdikbud.
Ahmad Sanusi, 1990, Strategi Kurikulum Menuju penungkatan Keimanan dan
Ketakwaan, Makalah seminar Imtak di IAIN SGD Bandung.
Al-Maraghi, Ahmad Musthofa, Tafsir Al-Maraghi, Cetakan ke-3, Juz I.
Ausubel, D. P., et al., (1978). Educational Psychology: ACognitive View. New
York, NY.: Holt, Rinehart, and Wiston.
Bell - Gradler, Margaret E, (1986). Learning and Instruction; Theory Into
Pratice. New York, NY: Macmillan Publishing Company.
Bukhari, Imam A1-'Aim, 1979, 'Umdatul Qaary, Libanon: Darul Figri.
Campble, D.T. and Sanley, J.C. (1963;. Experimental and'Quasi Experimental
Designfor Research. Chicago, IL.: Rand Mc Nally College Publishing Co.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1995). Garis-Garis Besar Program
Pengajaran^ Jaka