Prosedur pemberian kredit umum koperasi serba usaha (ksu) sasta dana Boyolali BAB 1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Salah satu parameter kemajuan ekonomi sebuah negara adalah sektor
keuangannya. Negara dengan sektor keuangan yang baik tentu akan memiliki
kondisi perekonomian yang baik pula. Peran penting dari sektor keuangan
adalah sebagai financial intermediary yaitu menjembatani antara pihak yang
membutuhkan dana dan pihak yang kelebihan dana. Sektor keuangan terdiri
dari beberapa lembaga keuangan salah satunya adalah koperasi
Di Indonesia, pengertian atau definisi koperasi di atur dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian
Pasal 1, yang dimaksud koperasi adalah “Badan hukum yang didirikan oleh
orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisah kekayaan
para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi
aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai
dengan nilai dan prinsip Koperasi”. Sedangkan menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Pasal 1,

yang dimaksud koperasi adalah “Badan usaha yang beranggotakan orangorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan”. Berdasarkan pengertian tersebut, pada
dasarnya koperasi merupakan suatu badan usaha yang bermodalkan dari para
anggotanya dan bertujuan untuk mensejahterakan para anggotanya.
Pada dasarnya koperasi berdasarkan jenisnya ada beberapa macam,
salah satunya yaitu koperasi serba usaha. Menurut (http:// Welcome ^^
Koperasi Serba Usaha.htm) Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang
kegiatan usahanya di berbagai segi ekonomi, seperti bidang produksi,
konsumsi, perkreditan dan jasa. Contohnya KUD. Koperasi Serba Usaha
memiliki beberapa fungsi, yaitu:
commit to user
1. Perkreditan

1

2
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id


2. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi dan keperluan
sehari-hari.
3. Pengelolaan serta pemasaran hasil.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
Tentang Perkoprasian Pasal 44 ayat 2, prinsip koperasi serba usaha sama
dengan prinsip koperasi yang tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoprasian Pasal 5 ayat 1, yaitu:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian.
Pada KSU kredit merupakan sumber pendapatan operasional. Tidak
seperti bank umum yang dapat melakukan kegiatan dalam lalu lintas
pembayaran, KSU hanya bergerak dalam jasa simpan pinjam. Dalam hal ini
yaitu menghimpun dana dalam bentuk tabungan atau deposito dan
menyalurkan dana dalam bentuk kredit. Karena merupakan sumber
pendapatan utama, maka proses kredit menjadi sangat penting bagi KSU.

Setiap KSU kemudian merumuskan bagaimana formula yang tepat dalam
proses-proses tersebut.
Menurut (http://Prosedur dalam Pemberian Kredit.htm) prosedur
pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan
dengan pinjaman oleh suatu badan huku, kemudian dapat pula ditinjau dari
segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Secara umum akan
dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas.
2. Penyelidikan berkas pinjaman.
3. Wawancara pertama
4. On the spot
commit to user
5. Wawancara kedua.

3
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

6. Keputusan kredit.

7. Penandatangan akad kredit/pejanjian lainnya.
8. Realisasi kredit.
9. Penyaluran/penarikan dana.

Sesuai dengan tujuan berdirinya KSU Sasta Dana Boyolali, yakni
mengurangi masalah kekurangan modal dari penduduk desa, maka KSU Sasta
Dana memberikan fasilitas kredit umum bagi peminjam selain pegawai atau
karyawan. Hal ini sesuai dengan kondisi masyarakat di daerah sekitar
berdirinya KSU Sasta Dana Boyolali yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian petani,pedagang dan pengusaha. Kredit umum ini dapat
digunakan masyarakat

sebagai tambahan modal,

meningkatkan atau

mengembangkan usaha mereka.
Dalam pemberian kredit, syarat dan prosedur antara koperasi yang satu
dengan koperasi yang lain tidaklah sama. Mulai dari pengajuan permohonan
kredit sampai dengan realisasi kredit dan pelunasan angsuran kredit. KSU

Sasta Dana Boyolali memberikan syarat dan prosedur yang mudah dan tidak
rumit. Para peminjam atau debitur perlu menyiapkan agunan atau jaminan
untuk kredit yang di ajukan yang berupa Sertifikat atau BPKB. Secara singkat
prosedur pemberian kredit di KSU SASTA DANA sebagai berikut:
1. Pengajuan permohonan kredit.
2. Penyidikan dan analisi kredit.
3. Keputusan atas kredit
4. Realisasi kredit.
5. Pelunasan angsuran kredit.
Pemberian kredit seperti ini tidak lepas dari resiko kredit macet,
sehingga diperlukan adanya kebijakan perkreditan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan kredit. Begitu juga dengan KSU Sasta Dana Boyolali, selain
syarat dan prosedur pengajuan kreditnya mudah juga adanya kebijakan
perkreditan yang digunakan sebagai pedoman untuk menghindari kredit
commit
to mudah
user dan kredit yang sesuai dengan
macet. Prosedur pengajuan kredit
yang


4
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

kondisi masyarakat membuat kredit umum ini diminati

oleh masyarakat

sekitar KSU Sasta Dana Boyolali, seperti dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel 1.Data Kredit Umum Koperasi Serba Usaha SASTA DANA
Boyolali
Februari 2013 – Maret 2013
No.

Bulan

Jumlah Realisasi Kredit

1


Februari

Rp 635.175.000

2

Maret

Rp 696.500.000

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan diatas
maka penulis tertarik untuk mengambil judul “PROSEDUR PEMBERIAN
KREDIT

UMUM

KOPERASI

SERBA


USAHA

SASTA

DANA

BOYOLALI”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan
diatas maka rumusan masalah yang akan penulis ambil dari pengamatan ini
adalah :
“Bagaimana prosedur pemberian kredit umum KSU.SASTA DANA
Boyolali?”

C. Tujuan Pengamatan
Adapun tujuan dari pengamatan yang penulis lakukan meliputi:
o Tujuan Operasional: untuk mengetahui prosedur pemberian kredit
umum KSU SASTA DANA Boyolali

o Tujuan Fungsional: dapat dijadikan masukan bagi KSU SASTA
DANA Boyolali untuk meningkatkan kualitas.
o Tujuan Individual: untuk memenuhi syarat dalam memperoleh
sebutan Ahli Madya pada Program DIII Manajemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
commit to user
Surakarta.

5
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

D. Manfaat Pengamatan
Manfaat yang dapat diperoleh dari pengamatan ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum terjun dalam dunia kerja
yang sesungguhnya.
b. Membandingkan dan menerapkan teori yang didapatkan di dalam
kampus dengan praktek kerja di lapangan.

c. Dapat digunakan sebagai bahan referensi mahasiswa nantinya
terjun dalam praktek kerja.
d. Memupuk rasa tanggung jawab, disiplin dan berinisiatif.
e. Untuk meningkatkan daya kreatifitas dan keahlian Mahasiswa
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Manajemen
Administrasi manfaatnya adalah hasil pengamatan yang dilakukan
dapat dijadikan sebagai sebuah masukan yang berharga untuk
meningkatkan kualitas, sehingga dapat di harapkan membawa
peningkatan pada prestasi belajar.
3. Bagi KSU SASTA DANA Boyolali:
a. Mahasiswa diharapkan dapat membantu menyelesaikan pekerjaan
yang ada dalam sebuah perusahaan dalam perusahaan atau instansi
dengan seefektif dan seefisien mungkin.
b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan diharapkan
dapat memberi masukan untuk peningkatan kualitas.

commit to user