Tinjauan Atas Pelaksanaan Pemberian Kredit Pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari Tanjungsari - Sumedang
REVIEW OF THE IMPLEMENTATION OF THE GRANTING OF CREDIT AT KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TANDANGSARI
TANJUNGSARI – SUMEDANG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya
Jenjang Studi Diploma III Program Studi Akuntansi
Oleh :
REKSA AKBAR SENTALA 21311020
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
vi LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ... 6
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Koperasi ... 8
2.1.1 Pengertian Koperasi ... 8
2.1.2 Ciri-Ciri Koperasi ... 10
2.1.3 Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi ... 11
2.1.4 Prinsip-Prinsip Koperasi ... 12
(3)
vii
2.2.1 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 22
2.2.2 Jenis Kredit ... 25
2.2.3 Unsur-Unsur Kredit ... 30
2.2.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 31
2.2.5 Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit ... 34
2.3 Pelaksanaan Pemberian Kredit ... 35
2.3 Hambatan/Masalah dalam Pemberian Kredit ... 39
2.4 Penyelesaian Hambatan/Masalah dalam Pemberian Kredit ... 40`
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Objek Penelitian ... 42
3.2 Metode Penelitian ... 42
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.2.2 Sumber Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1 Hasil Penelitian ... 47
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 47
4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 47
4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 51
4.1.1.3 Uraian Tugas ... 52 4.1.1.4 Aktivitas Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari 55
(4)
viii
Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU)
Tandangsari ... 56
4.1.2.2 Analisis Deskriptif atas Hambatan/Masalah dalam Pemberian Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 60
4.1.2.3 Analsis Deskriptif atas Penyelesaian Hambatan/Masalah Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 61
4.2 Pembahasan ... 61
4.2.1 Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 61
4.2.2 Analisis Hambatan/Masalah Pemberian Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 63
4.2.3 Analisis Penyelasaian Hambatan/Masalah Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 70
(5)
68
Danial, Endang dan Nanan. (2010). Metoda Penulis Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaan.
Hasibuan. (2008). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Erlangga.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2002). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Kasmir. (2012). Manajemen Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. Kasmir. (2006). Manajemen Perbankan Edisi Kelima . Jakarta: Rajawali Pers. Moleong, Lexy. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution. (2009). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito. Riduwan. (2009). Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta.
Subandi. (2013). Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta. Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Thomas Suyatno. (2010). Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992, Jakarta: CV. Mini Jaya. Undang-Undang Perkoperasian No.17 Tahun 2012, Jakarta: CV. Mini Jaya.
(6)
81
Nama : Reksa Akbar Sentala
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal lahir : Sumedang, 4 Januari 1994
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Depok Rt/Rw 02/02 No. 07 Jatisari Tanjungsari Sumedang 45362
Pendidikan : 1. SDN Maruyung II lulusan tahun 2005
2. SMP Negeri 1 Tanjungsari lulusan tahun 2008 3. SMA Negeri 1 Tanjungsari lulusan tahun 2011 4. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi masuk
(7)
iii Bismillahirrohmaanirrohim,
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul :
“TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TANDANGSARI TANJUNGSARI– SUMEDANG”.
Maksud dari penyusan Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi jenjang Studi Diploma III Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak merupakan masukan yang berharga bagi penulis.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. DwiKartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti., SE.,M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
(8)
iv
5. Dian Dwinita Kurniawaty, SE.,M.Si yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Kepala Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari.
8. Ibu Mimin SE. Ak selaku pembimbing pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari.
9. Staf dan Karyawan Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari.
10. Mama dan Papa tercinta, Kakak-kakakku tersayang dan semua keluarga yang
telah mendoakan dan memberikan dorongan moral maupun materiil.
11. Untuk Sahabatku : Asep, Kharisma, Fajar, Bintoro, Delyan, dan Gian yang selalu memotivasi penulis selama pembuatan Tugas Akhir ini.
12. Rekan-rekan Akuntansi 3 Ak-5 yang telah berjuang bersama-sama dalam perkulihan serta saling memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
13. Untuk seseorang yang telah ikut membantu, memberikan ide-ide dan telah mensupport.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis, secara langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Untuk segala kebaikan dan jasa mereka, dengan sepenuh hati penulis panjatkan do’a kepada Allah SWT. Semoga amal kebaikan mereka mendapat
(9)
v
Akhir kata, mudah-mudahan penyusuan Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi kita pada umumnya.
Bandung, Agustus 2014
(10)
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada zaman global seperti saat ini perkembangan ekonomi yang sangat pesat menyebabkan terjadinya krisis ekonomi dan persaingan yang kuat didalam dunia usaha. Beberapa sektor usaha yang ada mengalami banyak kendala dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang terkadang gulungtikar, oleh karena itu dibutuhkan badan usaha yang berperan untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur yang mengutamakan kesejahteraan bersama.
Banyak diantara usaha yang tidak mampu meneruskan usahanya dengan lancar yang disebabkan oleh krisis ekonomi dan atau tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan usahanya dengan baik. Selain berdampak pada perusahaan, krisis ekonomi juga berdampak negatif pada masyarakat. Karena daya beli masyarakat terhadap barang-barang kebutuhan pokok pun menurun, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakatpun dapat dikatakan menurun. Tetapi diantara banyak usaha yang sulit beroperasi masih terdapat beberapa usaha yang mampu bertahan, salah satunya yaitu Koperasi. Hal tersebut dikarenakan koperasi mampu menghimpun kemajuan ekonomi rakyat yang berpenghasilan rendah, sehingga masyarakat dapat terus bergerak dengan bergabung menjadi anggota koperasi sehingga dapat memajukan perekonomian rakyat dengan cara meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Koperasi merupakan salah satu badan hukum yang sudah lama dikenal di Indonesia yang tediri dari anggota yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang
(11)
sama. Koperasi didirikan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada anggotanya antara lain dengan cara memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan.
Perkembangan koperasi di Indonesia telah menunjukan hasil yang positif. Koperasi telah berperan aktif dalam kegiatan ekonomi rakyat yang di mulai dengan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya yang pada umumnya masih terbatas kemampuan ekonominya. Koperasi dibentuk berdasarkan pada asas kekeluargaan dan gotong royong khususnya untuk membantu para anggota yang memerlukan bantuan baik berupa barang atau uang. Salah satu tujuan pendirian koperasi didasarkan kepada kebutuhan dan kepentingan para anggota.
Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang menyediakan berbagai macam kebutuhan ekonomi, baik dibidang produksi, konsumsi, perkreditan maupun jasa. Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan masyarakat di pedesaan, pemerintah menganjurkan pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD). KUD merupakan koperasi serba usaha, dimana anggota-anggotanya mempunyai kepentingan yang sama.
Didalam Koperasi Serba Usaha antara lain yaitu usaha simpan pinjam yang berusaha untuk mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan membuka tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang rendah. Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya.
(12)
Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya agar hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya mengenai perkoperasian.
Kredit yang diberikan oleh koperasi harus memberikan manfaat bagi koperasinya sendiri maupun bagi anggotanya. Maka koperasi harus melakukan beberapa proses terhadap anggota yang akan melakukan kredit yaitu jumlah pemberian kredit yang selain dapat memperoleh keuntungan bagi koperasi juga dapat menimbulkan resiko yang timbul akan mengganggu kelancaran usaha koperasi. Agar dalam pemberian kredit berjaan dengan lancar maka dalam koperasi tersebut diperlukan suatu pelaksanaan pemberian kredit yang baik pula, koperasi harus melakukan pelaksanaan yang sesuai dengan ketentuan prosedur yang berlaku.
Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari merupakan sebuah koperasi yang bergerak dibidang unit usaha simpan pinjam, unit usaha peternakan sapi perah, dan unit usaha sarana produksi pertanian. Didalam kegiatannya, KSU Tandangsari menggunakan dana dari sumber eksternal dan sumber internal. Sumber eksternal adalah sumber modal yang terdiri dari pinjaman jangka panjang dan jangka pendek, sedangkan sumber internal adalah laba yang merupakan modal yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan atau organisasi itu sendiri.
Sesuai dengan salah satu bidang usaha yang dilakukan yaitu simpan pinjam untuk keperluan para anggotanya, maka dana KSU Tandangsari berasal dari dana sendiri yaitu simpanan berjangka, simpanan sukarela, simpanan karyawan, simpanan peternak, simpanan berjangka, simpanan sukarela.
(13)
Koperasi Tandangsari menerima dana dari para anggotanya untuk disimpan serta memberikan pinjaman berupa kredit kepada anggota yang membutuhkan dan bekerjasama dengan koperasi lainnya.
Kredit yang dilakukan oleh koperasi harus memberikan manfaat bagi koperasi sendiri dan bagi anggotanya. Maka, koperasi harus melakukan beberapa proses terhadap anggotanya yang akan melakukan kredit. Jumlah pemberian kredit selain dapat memperoleh keuntungan bagi koperasi juga dapat menimbulkan resiko apabila pihak koperasi tidak melakukan pengelolaan dengan baik dan resiko yang timbul akan mengganggu kelancaran usaha koperasi serta seringnya terjadi tunggakan pembayaran yang dilakukan oleh pihak peminjam.
Fenomena yang terjadi pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari menurut Bapa Mamat Ampat selaku ketua Koperasi KSU Tandangsari adalah sering lambatnya dalam pencairan pinjaman di koperasi, sedangkan peminjam butuh modal yang cepat, maka koperasi harus melakukan pelaksanaan yang sesuai dengan ketentuan prosedur yang berlaku.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk tugas akhir dengan judul “TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PADA KSU TANDANGSARI
(KOPERASI SERBA USAHA TANDANGSARI) KABUPATEN
SUMEDANG”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi bahwa dari fenomena masalah yang terjadi yaitu masih
(14)
terlambatnya pencairan kredit, apabila koperasi tidak melakukan pengelolaan dengan baik maka akan timbul resiko sehingga dapat mengganggu kelancaran usaha koperasi dan sering terjadi tunggakan pembayaran.
1.3 Rumusan Masalah
Atas dasar uraian yang terdapat pada latarbelakang dan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pemberian kredit pada KSU Tandangsari.
2. Apa saja hambatan/masalah dalam pemberian kredit pada Nasabah KSU Tandangsari.
3. Bagaimana mengatasi hambatan/masalah dalam pemberian kredit pada KSU Tandangsari.
1.4 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud
Adapun maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai bagaimana pelaksanaan pemberian kredit yang sedang mereka jalankan pada Nasabah KSU Tandangsari
1.4.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberian kredit kepada nasabah pada KSU Tandangsari.
(15)
2. Untuk mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang dialami dalam pemberian kredit pada KSU Tandangsari.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi hambatan-hambatan dalam pemberian kredit pada KSU Tandangsari.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan di bidang koperasi, sehingga akan memberikan wawasan yang lebih luas tentang masalah yang diteliti dan dapat diperoleh gambaran mengenai kesesuaian fakta lapangan atas permasalahan pemberian kredit tersebut serta mendapat pengalaman yang berguna untuk menyusunlaporan tugas akhir.
2 Bagi Perusahaan
Dapat berguna dalam menilai keberhasilan koperasi serta dapat dijadika pedoman dalam menyusun rencana dan kebijakan yang ditetapkan untuk perusahaan di masa yang akan datang.
3 Bagi Pihak Lain
Dapat menambah pengetahuan sehingga dapat dijadikan bahan acuan atau reverensi dalam penelitian lebih lanjut.
1.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan penulis di KSU Tandangsari yang bertempat di Jl. Belakang Pasar Tanjungsari No.29 Desa Jatisari Kec Tanjungsari Kab. Sumedang.
(16)
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini, penulis melaksanakan penelitian dari bulan Maret sampai selesai.
Tabel 1.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan kerja praktek
Bulan Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 Juli 2014 Agustus 2014 I Tahap Persiapan
1. Mengajukan
Penelitian
2. Menentukan Tempat
Penelitian
II Tahap Pelaksanaan
1. Mengajukan Surat
Pengantar Perusahaan
2. Pengumpulan Data
3. Melakukan Penelitian
III Tahap Pelaporan
1. Bimbingan Laporan
Tugas Akhir
2. Revisi Laporan Tugas Akhir
IV Tahap Pengujian
1. Sidang
2. Revisi Laporan Tugas Akhir
(17)
8 2.1 Koperasi
Pada hakekatnya koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan demi kepentingan bersama.Koperasi adalah suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan penting sebagai alat bagi setiap orang yang ingin meningkatkan taraf hidupnya.Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
2.1.1 Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia, yaitu :
“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi atas anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional”.
(2009: 35) Pengertian koperasi menurut Subandi, yaitu :
“Koperasi adalah suatu bentuk peraturan dan tujuan tertentu pula, perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.”
(2013 : 11) Pengertian koperasi menurut Muhammad Hatta (1994) yang dikutip oleh Subandi, ialah :
“Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya.Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan.”
(18)
(2013 : 11) Pengertian koperasi menurut International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Subandi, yaitu :
“Koperasi ialah suatu kumpulan orang, biasanya yang memilki
kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis , masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.”
(2013 : 12) Pengertian koperasi menurut G. Mladenata, yang dikutip oleh Subandi, adalah :
“Koperasi terdiri atas produsen-produsen yang bergabung secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama, dengan saling bertukar jasa secara kolektif dan menanggung resiko bersama, dengan mengerjakan sumber-sumber yang disumbangkan oleh anggota.”
(2013 : 12) Pengertian koperasi menurut H. E. Erdman, yang dikutip oleh Subandi, ialah :
“Koperasi ialah usaha bersama, merupakan badan hukum, anggota
ialah pemilik dan yang menggunakan jasanya dan mengembalikan semua penerimaan di atas biayanya kepada anggota sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan dengan koperasi.”
(2013 : 12) Bila dirinci dari definisi tersebut, maka beberapa pokok pemikiran sebagai berikut.
1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya.
2. Bentuk kerjasama di dalam organisasi koperasi bersifat terbuka dan sukarela.
(19)
3. Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
4. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan
serta mengawasi jalannya koperasi.
5. Resiko dan keuntungan koperasi ditanggung dan dibagi secara adil.
2.1.2 Ciri-Ciri Koperasi
Dalam penyelenggaraan kegiatan koperasi hampir tidak dapat dibedakan dengan penyelenggaraan kegiatan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Namun bila dicermati lebih teliti, akan tampak adanya perubahan yang cukup mendasar antara koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Perbedaan-perbedaan itulah yang disebut sebagai ciri-ciri koperasi.
Ciri-ciri koperasi ditinjau dari segi pelakunya, tujuan usahanya dan hubungan dengan negara. Ciri-ciri koperasi menurut Subandi, yaitu :
“1. Dilihat dari segi pelaku; 2. Dilihat dari segi tujuan usaha.”
(2013 : 25) 1. Dilihat dari segi pelakunya
Koperasi ialah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang yang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas, yang secara sukarela menyatukan dirinya di dalam koperasi.
2. Dilihat dari tujuan usahanya
Tujuan usaha koperasi pada dasarnya ialah untuk memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.
(20)
Sedangkang menurut Undang-Undang Koperasi No. 25 tahun 1992, Koperasi memiliki ciri-ciri yaitu :
“1. Koperasi adalah badan usaha yang pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan memperoleh keuntungan ekonomis.
2. Tujuan harus berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif dan efisien sehingga mampu mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota.
3. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka serta tidak boleh dipaksakan oleh siapapun, yang berarti tidak ada pembatasan atau diskrimasi dalam bentuk apapun.
4. Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota yang memegang serta melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
5. Pembagian pendapat ata sisa hasil usaha dalam koperasi ditentukan berasarkan pertimbangan jasa usaha anggota kepada koperasi dan balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada anggotanya adalah terbatas artinya tidak memiliki suku bunga yang berlaku di pasar dan tidak berdasarkan atas besarnya modal yang diberikan. 6. Koperasi berprinsip mandiri, ini mengandung arti bahwa koperasi
dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain.” 2.1.3 Landasan, Asas, dan Tujuan Koperasi
1. Landasan Koperasi
Landasan koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya di dalam sistem perekonomian Indonesia. Dalam UU No.17/2012 tentang pokok-pokok perkoperasian, yaitu :
“Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
2. Asas Koperasi
Berdasarkan pasal (3) UU No. 17/2012, ditetapkan sebagai : “Koperasi berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
(21)
3. Tujuan Koperasi
Tujuan koperasi dapat ditemukan dalam pasal (4) UU No. 17/2012, adalah:
“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokrasi dan berkeadilan.”
Berdasarkan pasal tersebut, tujuan koperasi pada garis besarnya meliputi 3 hal yaitu :
(1). Memajukan kesejahteraan anggotanya. (2). Memajukan kesejahteraan masyarakat.
(3). Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
2.1.4 Prinsip-Prinsip Koperasi
Perbedaan koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya, tidak hanya terletak pada landasan dan asasnya, tetapi juga pada prinsip-prinsip pengelolaan organisasi dan usaha yang dilakukan.Prinsip pengelolaan organisasi dan usaha koperasi merupakan penjabaran dari asas kekeluargaan yang dianut oleh koperasi.
Prinsip-prinsip koperasi menurut Subandi, menyatakan bahwa : “1. Sejarah Prinsip Koperasi;
2. Peran Prinsip Koperasi;
3. Prinsip-prinsip Koperasi Rochdale; 4. Prinsip-prinsip Koperasi menurut ICA; 5. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia”.
(22)
1. Sejarah Prinsip Koperasi
Ada 4 prinsip menurut sejarah koperasi, yaitu :
a. Adanya pengaturan tentang keanggotaan organisasi yang berdasarkan kesukarelaan.
b. Adanya ketentuan atau peraturan peraturan tentang persamaan hak atara para anggota.
c. Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi anggota dalam ketatalaksanaan dan usaha koperasi.
d. Adanya ketentuan tentang perbandingan yang seimbang terhadap hasil usaha yang diperoleh, sesuai dengan pemanfaatan jasa koperasi oleh para anggotanya.
2. Peran Prinsip Koperasi
Prinsip juga mempunyai peran penting di dalam menentukan pola pengelolaan usaha koperasi. Peran tersebut pada garis besarnya adalah :
a. Sebagai pedoman pelaksanaan usaha koperasi dalam mencapai tujuan. b. Sebagai ciri-ciri khas koperasi, yang membedakannya dengan bentuk
badan lainnya.
3. Prinsip-prinsip Koperasi Rochdale
Prinsip-prinsip Koperasi Rochdale(The Principle of Rochdale) ialah sebagai berikut :
a. Barang-barang dijual bukan barang palsu dan timbangan benar. b. Penjualan barang dengan tunai.
(23)
d. Sisa hasil usaha (keuntungan) dibagikan kepada para anggota menurut pertimbangan jumlah pembelian tiap-tiap anggota koperasi.
e. Masing-masing anggota mempunyai satu suara.
f. Netral dalam politik dan keagamaan.
Keenam prinsip tersebut sampai sekarang banyak digunakan oleh koperasi di berbagai negara sebagai prinsip-prinsip pendiriannya. Namun dalam perkembangannya kemudian ditambah beberapa prinsip, yaitu :
a. Adanya pembatasan bunga atas modal.
b. Keanggotaan bersifat sukarela.
c. Semua anggota menyumbang permodalan (saling tolong ntuk mencapai penyelamatan secara mandiri).
4. Prinsip-prinsip Koperasi Menurut International Coorperative Allience (ICA)
Tahun 1963, dalam kongres ICA di Bornemounth disusun sebuah komisi yang bertugas untuk meninjau dan mempelajari prinsip-prinsip yang berlaku pada anggota ICA diberbagai negara. Hasil kerja komisi ini dibawa dalam kongres ICA ke-23 di Wina pada tahun 1966, yang menghasilkan rumusan baru prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut :
a. Keanggotaan koperasi harus bersifat sukarela. b. Koperasi harus diselenggarakan secara demokratis.
c. Modal yang berasal dari simpanan uang dibatasi tingkat bunganya.
d. Sisa hasil usaha, jika ada, yang berasal dari usaha harus menjadi milik anggota.
(24)
e. Koperasi harus menyelenggarakan pendidikan terhadap anggota-anggotanya, pengurus, pegawai koperasi, serta kepada warga masyarakat pada umumnya.
f. Seluruh organisasi, baik koperasi pada tingkat lokal, tingkat propinsi, pada
tingkat nasional, dan koperasi diseluruh dunia, hendaknya
menyelenggarakan usaha sesuai dengan kepentingan anggotanya. Peningkatan pelayanan kepentingan anggota itu hendaknya dilakukan melalui kerjasama antar koperasi, baik secara lokal, nasional, regional, maupun internasional.
5. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal (15) ayat 1 UU No. 25/1992, Koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal. e. Kemandirian.
Sedangkan dalam pasal (6) ayat 1 pada Undang-Undang Tentang Perkoperasian No.17/2012 koperasi memiliki prinsip, yaitu :
“a. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokrasi. c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi. d. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan
independen.
e. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas, Pengurus dan karyawannya, serta
(25)
memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan dan kemanfaatan koperasi.
f. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional. g. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi
lingkungan dan masyarakat melalui kebijakan yang disepakati.” 2.1.5 Fungsi dan Peran Koperasi
Untuk mendalami fungsi dan peran koperasi, pada hal ini akan membahas secara rinci, yang meliputi 2 (dua) bagian. Bagian pertama membahas tentang beberapa aliran pemikiran koperasi dalam masyarakat.Kedua membahas fngsi dan peran koperasi dalam bidang ekonomi sosial.
Fungsi dan peran koperasi menurut Subandi, menyatakan bahwa : “1. Beberapa pandangan mengenai fungsi koperasi;
2. Fungsi koperasi dalam bidang ekonomi dan sosial.”
(2013 : 29) 1. Beberapa Pandangan Mengenai Fungsi Koperasi
Fungsi dan peran koperasi dalam masyarakat setidak-tidaknya dapat
dikelompokan ke dalam tiga aliran. Sebagai mana dikemukakan oleh Casselman
(1989) yang dikutip oleh Subandi, ketiga aliran tersebut adalah : a. Aliran Yardstick
Menurut pandangan, aliran ini fungsi dan peranan koperasi pada dasarnya hanyalah sebagai tolak ukur, dalam arti sebagai penetlarisir keburukan yang timbul oleh sistem perekonomian kapitalis.
b. Aliran Sosialis
Aliran ini memandang sistem perekonomian kapitalis sebagai asal mula penindasan terhadap rakyat banyak.Maka kehadiran koperasi di dalam masyarakat
(26)
kapitalis harus difungsikan sebagai kekuatan untuk mengganti sistem perekonomian kapitalis tersebut.
c. Aliran Persemakmuran
Menurut aliran ini fungsi dan peran koperasi di dalam masyarakat kapitalis tidak sekedar sabagai tolak ukur alat penawar, tetapi sebagai alternatif dari bentuk kerusakan kapitalis.Sebagai bentuk perusahaan alternatif, maka koperasi harus terus ditingkatkan dan dikembangkan sebagai suatu gerakan masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat koperasi.
2. Fungsi Koperasi dalam Bidang Ekonomi dan Sosial A.Fungsi dalam Bidang Ekonomi
a. Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berperikemanusiaan.
b. Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil.
c. Memerangi monopoli dan bentuk-bentuk konsentrasi permodalan
lainnya.
d. Menawarkan barang-barang dan jasa dengan harga yang lebih murah.
e. Meningkatkan penghasilan anggota.
f. Menyederhanakan dan mengefisiensikan tata niaga.
g. Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan
perusahaan.
h. Menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran, antara
kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan.
(27)
B.Fungsi dalam Bidang Sosial
a. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat bekerjasama, baik
dalam menyelesaikan mereka, maupun dalam membangun tatanan sosial masyarakat yang lebih baik.
b. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat berkorban, sesuai
dengan kemampuan masing-masing, demi terwujudnya tatanan sosial dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan beradab. c. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang bersifat demokratis,
menjamin dan melindungi hak dan kewajiban setiap orang.
d. Mendorong terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang tentram dan
damai.
2.1.6 Penggolongan Koperasi
Penggolongankoperasi menurut Subandi, menyatakan bahwa :
“1. Penggolongan koperasi berdasarkan bidang usaha;
2. Koperasi berdasarkan jenis komoditi; 3. Koperasi berdasarkan profesi anggotanya; 4. Koperasi berdasarkan daerah kerjanya”.
(2013 : 4) 1. Penggolongan Koperasi Berdasarkan Bidang Usaha
a. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.
b. Koperasi Produksi adalah yang kegiatan utamanya memproses bahan baku menjadi barang jadi setengah jadi. Tujuannya adalah untuk
(28)
meningkatkan barang-barang tertentu melalui proses yang meratakan pengelolaan dan memiliki sendiri.
c. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang dihasilkannya. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan mata rantai tata niaga, dan mengurangi sekecil mungkin keterlibatan perantara di dalam memasarkan produk-produk yang dihasikan.
d. Koperasi Kredit/Simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam pemupukan simpanan dari para anggotanya untuk dipinjamkan kembali kepada anggotanya yang membutuhkan bantuan modal untuk usahanya. Selain itu, koperasi simpan pinjam juga bertujuan mendidik anggotanya bersifat hemat dan gemar menabung serta menghindarkan anggotanya dari jeratan para rentenir.
2. Koperasi Berdasarkan Jenis Komoditi
Berdasarkan jenis komoditinya, maka koperasi dapat dibedakan menjadi : a. Koperasi ekstraktif adalah koperasi yang melakukan usaha dengan
menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber alam itu. b. Koperasi pertanian dan peternakan, koperasi pertanian adalah koperasi
yang melakukan usaha berhubungan dengan komoditi pertanian tertentu. Koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan dengan peternakan tertentu.
c. Koperasi industri dan kerajinan adalah koperasi yang melakukan usaha di bidang industri dan kerajinan tertentu.
(29)
d. Koperasi jasa-jasa tujuan koperasi jasa adalah untuk menyatukan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing anggotanya. Contohnya adalah koperasi jasa audit, koperasi jasa angkutan dan lain-lain.
3. Koperasi Berdasarkan Profesi Anggotanya
Istilah profesi sebenarnya mempunyai arti sebagai jenis pekerjaan yang dilakukan orang-orang yang mempunyai keahlian atau kecakapan tertentu berdasarkan kode etik.
Berdasarkan profesi anggotanya , koperasi dapat dibedakan menjadi :
a. Koperasi karyawan;
b. Koperasi Pegawai Negeri Sipil;
c. Koperasi Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Polri; d. Koperasi mahasiswa;
4. Koperasi Berdasarkan Daerah Kerjanya
Daerah kerja koperasi disini adalah luas-sempit wilayah yang dijangkau oleh suatu badan usaha koperasi dalam melayani kepentingan para anggotanya atau melayani masyarakat. Berdasarkan daerah kerjanya, koperasi digolongkan sebagai berikut :
a. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang yang biasanya didirikan pada lingkup wilayah terkecil tertentu.
b. Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi primer biasanya didirikan sebagai pemusatan dari berbagai koperasi primer dalam lingkup wilayah tertentu.
(30)
c. Koperasi gabungan. Koperasi gabungan hampir sama dengan koperasi pusat, koperasi gabungan tidak beranggotakan orang-orang, melainkan beranggotakan koperasi-koperasi pusat yang berasal dari wilayah tertentu. Tujuan pembentukannya adalah untuk memperkuat kedudukan koperasi-koperasi yang bergabung di dalamnya, di dalam wilayah kerja yang lebih luas.
d. Koperasi induk ialah koperasi yang beranggotakan berbagai koperasi pusat atau koperasi-koperasi gabungan yang berkedudukan di ibu kota negara. Fungsinya ialah sebagai penyambung lidah koperasi-koperasi yang menjadi anggotanya dalam berhubungan dengan lembaga nasional yang terkait dengan pembinaan koperasi-koperasi sejenis di negara lain ataupun organisasi-organisasi pengusaha pada tingkat nasional dan internasional. Contoh : Induk Koperasi Pegawai Negeri (IKPN).
2.2 Pengertian Kredit
Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka memperoleh kepercayaan.Sementara itu, bagi pemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.
Pengertian kredit menurut Kasmir, kredit didefinisikan sebagai :
“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
(31)
Sedangkan kredit menurut Anwar, ialah :
“Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak lain dan prestasi (jasa) itu akan dikembalikan lagi pada jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang yang disertai dengan kontraprestasi (balas jasa) yang berupa uang”.
(2009 : 14) Dan menurut Hasibuan, kredit ialah :
“Semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama
bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.” (2008 : 4)
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian fasilitas kredit memiliki beberapa tujuan yang tentunya tidak lepas dari misi perusahaan tersebut didirikan, munurutKasmirtujuan pemberian kredit antara lain :
“1. Mencari Kentungan.
2. Membantu Usaha Nasabah. 3. Membantu Pemerintah”.
(2006 :105)
1. Mencari Keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan, hasil kentungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima kreditur sebagai balas jasa.
(32)
2. Membantu usaha nasabah
Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja, dengan dana tersebut maka pihak nasabah akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintah
Tujuan lainya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang, bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan, maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan diberbagai sektor terutama sektor rill.
Disamping memiliki tujuan, menurut Kasmir pemberian fasilitas kredit juga memiliki fungsi antara lain :
“1. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang. 2. Meningkatkan Peredaran Lalu Lintas Uang. 3. Meningkatkan Peredaran Barang.
4. Meningkatkan Daya Guna Barang. 5. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi.
6. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha. 7. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan. 8. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional”.
(2006 : 107)
1. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang
Adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna, dengan diberikan kredit, uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang dan jasa oleh penerima kredit.
2. Meningkatkan Peredaran Lalu Lintas Uang
Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Sehingga, suatu daeraah yang kekurangan uang dengan
(33)
memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan dari daerah lainnya.
3. Meningkatkan Peredaran Barang
Adanya kredit dapat menambah atau memeperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat meningkat jumlah barang yang beredar.
4. Meningkatkan Daya Guna Barang
Kredit yang diberikan dapat digunakan oleh nasabah untuk mengelola barang yang semula tidak berguna menjadi bermanfaat.
5. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang memberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat, kredit dapat membantu mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat meningkatkan devisa Negara.
6. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha
Bagi penerima kredit akan meningkatkan kegairahan berusaha, terkhusus bagi nasabah yang memiliki modal pas-pasan dengan memperoleh kredit dapat memperbesar dan memperluas usahanya.
7. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, maka akan semakin baik terutama dalam meningkatkan pendapatan.
(34)
8. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional
Dalam hal pinjaman internasional, pmberian kredit oleh Negara lainakan meningkatkan kerjasama lainnya, sehingga tercipta perdamaian dunia.
2.2.3 Jenis -jenis Kredit
Menurut Kasmir, menjelaskan bahwa jenis-jenis kredit yang di salurkan oleh bank dan dilihat dari berbagai segi adalah :
“1. Dilihat dari Segi Kegunaan 2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit 3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu 4. Dilihat dari Segi Jaminan 5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha”.
(2012 : 85) Berikut ini penjelasan dari jenis-jenis yang disebutkan diatas sebagai berikut :
1. Dilihat dari Segi Kegunaan
Maksud jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk melihat penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit, yaitu :
a. Kredit investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.
(35)
b. Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasional.
2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit
Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit apakah bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan kredit, yaitu :
a. Kredit produktif. Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.
b. Kredit konsumtif. Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi.
c. Kredit perdagangan. Kredit perdagangan merupakan kredit yang
digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.
3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu
Dilihat dari jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama kali diberikan sampai masa pelunasannya jenis kredit ini yaitu :
a. Kredit jangka pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
(36)
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang, yaitu di atas 3 (tiga) tahun atau 5 (lima) tahun.
4. Dilihat dari Segi Jaminan
Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis kredit dilihat dari segi jaminan yaitu :
a. Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud.
b. Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha
Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda.Oleh karena itu, pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit jika dilihat dari sektor usaha yaitu :
(37)
a. Kredit pertanian
Yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.Sektor usaha ini dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. b. Kredit peternakan
Yaitu kredit yang diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek misalnya, peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti kambing atau sapi.
c. Kredit industri
Yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah, atau besar.
d. Kredit pertambangan
Yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas minyak, atau tambang timah.
e. Kredit pendidikan
Yaitu kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasisawa yang sedang belajar.
f. Kredit profesi
Yaitu diberikan kepada kalangan para profesional seperti, dosen, dokter, atau pengacara.
g. Kredit perumahan
Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan. Sedangkan jenis-jenis kredit menurut Thomas Suyatno, ialah :
“1. Menurut Kegunaan Kredit.
(38)
3. Kredit Dilihat Dari Sudut Jaminannya. 4. Menurut Cara Pembayarannya”.
(2010 : 19) Penjelasan dari jenis-jenis kredit :
1. Menurut Kegunaan Kredit
a. Kredit Konsumtif, yaitu yang diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar jalannya proses konsumtif.
b. Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan tujuan memperlancar jalannya proses produksi.
c. Kredit Perdagangan yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang dan untuk dijual kembali.
d. Kredit Modal Kerja, yaitu untuk tujuan modal kerja. 2. Merutut Jangka Waktu Pemberian Kredit
a. kredit jangka pendek, memiliki jangka waktu < dari 1 tahun. b. kredit jangka menengah, memiliki jangka waktu 1-3 tahun. c. kredit jangka panjang, memiiki jangka waktu > 3 tahun. 3. Kredit Dilihat dari Sudut Jaminannya
a. Kredit tanpa jaminan, yaitu yang tidak harus menyerahkan jaminannya dalam pengembalian fasilitas kredit.
b. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang menyerahkan jaminan sebagai jalan kedua apabila kredit yang diambil mengalami hambatan pembayaran. 4. Menurut Cara Pembayarannya
a. Pinjaman angsuran, yaitu pinjaman dengan pengembalian pnjaman
pokokonya melalui cara angsuran bertahap.
b. Pinjaman tetap, yaitu pinjaman dengan cara pengembaliaan pokok
(39)
c. Permintaan pinjaman, yaitu pinjaman yang dapat ditarik sewaktu-waktu sesuai fasilitas yang tersedia dan pengembaliaannya menurut jangka waktu tertentu.
d. Pinjaman promes, yaitu pinjaman yang didasarkan atas jaminan promes sesuai nominal maupun jatuh tempo pembayaran.
2.2.4 Unsur-Unsur Kredit
Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung beberapa arti.Jadi, dengan menyebutkan kata kredit sudah terkandung beberapa arti. Dengan kata lain, pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung beberapa makna sehingga jika kita bicara kredit, termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit di kemukakan oleh Kasmir, yaitu :
“a. Kepercayaan; b. Kesepakatan; c. Jangka waktu; d. Risiko;
e. Balas jasa”.
(2012 : 83) a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang sesuai dengan jangka waktu kredit.
b. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.Kesepakatan
(40)
panyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu pihak si pemberi kredit dengan si peminjam kredit.
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.
d. Risiko
Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan 2 (dua) hal, yaitu risiko kerugian yang diakibatkan si peminjam sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan risiko kerugian yang diakibatkan karena si peminjam tidak sengaja, yaitu akibat terjadiya musibah seperti bencana alam.
e. Balas jasa
Akibat dari pemberian fasilitas kredit tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam jumlah tertentu.Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan istilah bunga.
2.2.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Menurut Kasmir, ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu :
1. 5C 2. 7P”.
(2012 : 101) Uraian mengenai prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C yaitu :
(41)
1. Character
Yaitu sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Sifat atau watak dari orang – orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.
Character merupakan ukuran untuk menilai “kemauan” nasabah membayar
kreditnya.
2. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuan dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak pendapatan seseorang, semakin besar kemampuan untuk membayar kredit.
3. Capital
Penilaian kepada setiap debitur yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri, capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki debitur terhadap usaha yang akan dibiayai oleh pemberi kredit.
4. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung dari resiko kerugian.
(42)
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang.
Sementara itu, penilaian dengan 7P kredit yaitu :
1. Personality
Yaitu menilai debitur dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.Personality juga mencangkup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan debitur dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan debitur ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya, sehingga debitur dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan pemberian kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan debitur.Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif, produktif, atau perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha debitur di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
(43)
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara kreditur mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan debitur dalam mencari laba.Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperoleh dari si pemberi kredit.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan , tetapi melaui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi
2.2.6 Jenis Pembenanan Suku Bunga Kredit
Setiap nasabah yang memperoleh fasilitas kredit akan dikenakan kewajiban membayar kembali. Pembayaran kewajiban tersebut dilakukan setiap periode apakah harian, mingguan, atau bulanan. Pembayaran ini lebih dikenal dengan dengan nama angsuran. Dalam setiap angsuran yang dibayar oleh nasabah sudah termasuk pokok pinjaman ditambah bunga yang harus dibayar.Jumlah angsuran yang dibayar setiap periode berbeda tergantung dari jenis pembebanan suku bunga yang dilakukan.
Menurut Kasmir, ada 3 model pembebanan jenis suku bunga, yaitu : “1. Flate Rate;
(44)
3. Float Rate”.
(2012 : 91) 1. Flate Rate
Flate rate merupakan perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode sehingga jumlah angsuran (cicilan) setiap periode pun tetap sampai pinjaman tersebut lunas.Perhitungan suku bunga model ini adalah dengan mengalihkan persen bunga perperiode dikali dengan pinjaman.
2. Sliding Rate
Sliding Ratemerupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan dengan mengalihkan persentase suku bunga per periode dengan sisa pinjaman, sehingga jumlah suku yang dibayar debitur semakin menurun, akibatnya angsuran yang dibayar pun menurun jumlahnya.
3. Floating Rate
Floating Ratemerupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan sesuai dengan tingkat suku bunga pada bulan yang bersangkutan.Dalam perhitungan ini suku bunga dapat naik, turun maupun tetap setiap periodenya.
2.3 Pelaksanaan Pemberian Kredit
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit dikucurkan.Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang
(45)
mendalam.Apabila dalam penilaian mungkin ada kekurangan, maka pihak kreditur dapat meminta kembali ke debitur atau bahkan langsung ditolak.
Secara umum dijelaskan pelaksanaan pemberian kredit oleh Kasmiryaitu: “1. Pengajuan Proposal.
2. Penyidikan Berkas Pinjaman. 3.Penilaian Kelayakan Kredit. 4. Wawancara Pertama.
5. Peninjauan ke Lokasi (On The Spot). 6. Wawancara kedua.
7. Keputusan Kredit.
8. Penandatanganan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya. 9. Realisasi Kredit”.
(2012 : 105) 1. Pengajuan Proposal
Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang :
- Latar belakang pemohon kredit
- Tujuan pengambilan kredit
- Besarnya kredit dan jangka waktu
- Cara permohonan pengembalian kredit
- Jaminan kredit
2. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Tujuannya adalah mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.Jika menurut pihak kreditur belum lengkap atau belum cukup maka debitur diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas waktu tertentu debitur tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
(46)
3. Penilaian Kelayakan kredit
Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan, maka perlu dilakukan suatu penilaian kredit.Penilaian kelayakan kredit dapat dilakukan dengan menggunakan 5C atau 7P, namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan Studi Kelayakan.Dalam Studi Kelayakan ini setiap aspek dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak.Apabila salah satu aspek tidak memenuhi syarat maka perlu dilakukan pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas kredit, yaitu :
a. Apek Hukum
b. Aspek Pasar dan Pemasaran
c. Aspek Keuangan
d. Aspek Teknis/Operasi
e. Aspek Manajemen
f. Aspek Ekonomi Sosial
g. Aspek Amdal
4. Wawancara Pertama
Tahap ini penyidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang kreditur inginkan.Wawancara ini ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan calon peminjam yang sebenarnya.
(47)
5. Peninjauan ke Lokasi (On the Spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit.Kemudian hasil on the spot
dicocokan dengan hasil wawancara pertama. Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
6. Wawancara kedua
Hasil peninjauan ke lapangan dicocokan dengan dokumen yang ada serta hasil wawancara satu dalam wawancara kedua.Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan.Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara pertama dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
7. Keputusan Kredit
Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit layak ntuk diberikan atau ditolak, jika layak, maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencangkup :
- Akad kredit yang akan ditandatangani;
- Jumlah uang yang diterima;
- Jangka waktu kredit; dan
(48)
Keputusan kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan keputusan tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak, maka kehendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasan masing-masing.
8. Penandatangan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit. Sebelum kredit dicairkan, maka terlebih dulu calon peminjam menandatangani akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan hipotek atau surat perjanjian yang dianggap perlu.
9. Realisasi Kredit
Setelah kredit ditandatangani, maka langkah selanjutnya adalah merealisasikan kredit.Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan. Dengan demikian, dana kredit telah dapat diambil. Penarikan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit. Pencairan dana kredit tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak dan dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap.
2.4 Hambatan/Masalah dalam Pemberian Kredit
Hampir setiap koperasi mengalami kredit macet alias nasabah tidak mampu lagi untuk melunasi kreditnya. Menurut Kasmir kemacetan suatu fasilitas kredit disebabkan oleh :
“1. Nasabah yang sengaja tidak mau membayar kewajibannya kepada si perusahaan sehingga kredit yang diberikan dengan sendiri macet.
2. Dan nasabah yang tidak mampu membayar dikarenakan usaha dibiayai terkena musibah misalnya bangkrut”.
(49)
2.5 Penyelesaian Hambatan/Masalah dalam Pemberian Kredit
Menurut Kasmir penyelesaian kredit macet dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :
“1. Recheduling 2. Reconditioning 3. Restructuring 4. Kombinasi
5. Penyitaan Jaminan”.
(2012 : 123)
1. Recheduling
Yaitu dengan cara :
a. Memperpanjang jangka waktu kredit
b. Memperpanjang jangka waktu angsuran.
2. Reconditioning
Dengan cara mengubah berbagai persayratan yang ada :
a. Kepitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan utang pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.
c. Penurunan suku bunga.
d. Pembebasan bunga.
3. Restructuring
Yaitu dengan cara :
a. Menambah jumlah kredit.
b. Menambah equity yaitu : dengan menyetor uang tunai dan
(50)
4. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari tiga jenis metode yang di atas. Yaitu
kombinasi antara Restructuring dengan Reconditioning atau
Rescheduling dengan Restructing.
5. Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya.
(51)
42
Penelitian memiliki peranan yang penting dalam peningkatan dan pengembangan ilmu pengatahuan. Pada dasarnya, penelitian merupakan usaha dan tindakan untuk lebih memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian memiliki manfaat yang sangat besar bagi ilmu pengetahuan sehingga harus diperhatikan pemenuhan syarat-syarat tertentu dalam penelitian seperti sesuai dengan metode ilmiah, menurut kerangka yang sistematis dan berencana.
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam peneitian ini adalah pelaksanaan pemberian kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari yang beralamat di Belakang Pasar Tanjungsari No. 29 Desa Jatisari Kec. Tanjungsari. Bergerak dalam usaha simpan pinjam, usaha sapi perah dan usaha sarana produksi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan para anggota.
3.2 Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian guna menunjang kesempurnaan Tugas Akhir ini penulis menggunakan dana dan informasi yang saling berhubungan dengan metode penelitian yang mencangkup pengolahan data.
Pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat–sifat
(52)
pada suatu objek penelitian tertentu. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh informasi megenai keadaan saat ini.
Menurut Sukardi, metode deskriptif merupakan:
“Peneitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dalam menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya”.
(2010 : 157) Selain itu, metode desktiptif menurut Nasution adalah:
“Penelitian yang mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial. Penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan antar berbagai variabel”.
(2009 : 24) Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan mengenai situasi atau kejadian yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan didukung fakta-fakta yang akurat. Selain itu seperti yang diungkapkan oleh Danial, yaitu :
“Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan sacara sistematik suatu situasi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu secara akurat”.
(2009 : 42)
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
(53)
Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: 1. Studi Lapangan (Field Research), yaitu (a) Wawancara (Interview), (b) Observasi (Observation), (c) dokumentasi (Documentation), (d) catatan lapangan (filednotes) dan 2. Studi Kepustakaan
(Library Research). Berikut uraian dari teknik-teknik tersebut: 1. Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian secara langsung pada objek penelitian yaitu koperasi karyawan KSU Tandang Sari yang dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.
a. Wawancara (Interview)
Wawancara berisikan beberapa pertanyaan seputar permasalahan dan tujuan dari penelitian yang membahas tentang tinjauan atas pelaksanaan pemberian kredit pada KSU
Tandangsari. Sebagaimana definisi wawancara yang dikemukakan oleh Moleong, bahwa
wawancara adalah :
“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.
(2010 : 186) Tujuan dari wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan atas pelaksanaan pemberian kredit pada KSU Tandangsari.
b. Observasi (Observation)
Dari teknik observasi ini, penelitian langsung meneliti ketempat yang menjadi lokasi penelitian yaitu KSU Tandangsari, dan melakukan pengamatan bagaimana langkah atas pelaksanaan pemberian kredit, dengan harapan peneliti dapat memperoleh data secara langsung dan gambaran lebih jelas mengenai pelaksanaan pemberian kredit. Pengumpulan data tersebut
(54)
melalui pengamatan dan pencatatan oleh pengumpul data terhadap gejala atau peristiwa yang diselidiki pada objek penelitian.
Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan, observasi adalah :
“Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan”.
(2009 : 104) Observasi ini dilakukan untuk memahami suatu cara dari pandangan orang-orang yang terlibat didalamnya dengan tujuan agar memperoleh suatu informasi yang jelas dan benar mengenai pelaksanaan pemberian kredit.
c. Dokumentasi (Documentation) Menurut Sugiono, ialah :
“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.
(2010 : 240) Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dlakukan dengan cara melihat, menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang berkaitan dan menunjang penelitian ini.
d. Catatan Lapangan (filednotes)
Penelitian membuat catatan singkat mengenai pokok-pokok pembicaraan dan pengamatan seputar pelaksanaan pemberian kredit. Seperti yang dikemukakan oleh Moleong, yaitu :
“Catatan Lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data”.
(55)
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan adalah cara atau teknik pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip tentang pendapat, teori dan hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penyelidikan, untuk studi kepustakaan ini penulis memperoleh data dengan membaca dan mempelajari buku-buku sumber dan catatan penulis yang diperoleh pada saat perkuliahan.
3.2.2 Sumber Data
Untuk mendapatkan data peneltian ini, data yang dikumpulkan berasal dari sumber data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara. Selain dari sumber data primer, data yang diperoleh penulis juga berasal dari sumber data sekunder yaitu penulis melakukan pencarian data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, catatan-catatan serta dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
(56)
47 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari merupakan sebuah koperasi yang bergerak dibidang unit usaha simpan pinjam, unit usaha peternakan sapi perah, dan unit usaha sarana produksi pertanian.Sumber dana yang di dapat Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari berasal dari simpanan titipa berjangka, simpanan tunjangan hari tua peternak, simpanan tunjangan hari tua karyawan, simpanan berjangka, simpanan sukarela, dan simpanan wajib khusus.
4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Regulasi Pemerintah sebagai pelaksanaan pembangunan nasional dalam bidang ekonomi antara lain diarahkan kepada pertumbuhan peranan dan tanggung jawab masyarakat pedesaan. Didalam pelaksanaan dari program Pembangunan Ekonomi Nasional tersebut, pemerintah mengeluarkan Intruksi Presiden (INPRES) nomor 2 tahun 1978 tentang pembentukan Badan Usaha Unit
Desa/Koperasi Unit Desa (BUUD/KUD), di daerah masing-masing.
Menyesuaikan dengan INPRES nomor 2/1978, maka di wilayah Kecamatan Tanjungsari dibentuk Wilayah Unit Desa Tanjungsari.
Berdasarkan Rapat Anggota pembentukan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Mei tahun 1980 bertempat di Gelanggang Remaja Desa Tanjungsari, yang
(57)
dihadiri oleh 45 orang calon anggota (anggota pendiri) disepakati keputusan-keputusan sebagai berikut :
1. Nama Koperasi adalah Koperasi Unit Desa (KUD) Tanjungsari,
berkedudukan di Desa Tanjungsari.
2. Kegiatan Usaha :
a. Usaha Pengkreditan, Kredit Candak Kulak (KCK).
b. Usaha Pengadaan Pangan.
c. Usaha Sarana Produksi Pertanian.
d. Usaha Peternakan Unggas.
e. Usaha Peternakan Sapi Perah.
3. Susunan Kepengurusan
Ketua : H. Entju Syamsudin
Wakil Ketua : Elim Heryana Saputra
Sekertaris : Maman Sukaman
Bendahara : Awan Kosam
Pembantu : Wasri Sonjali
Setelah rapat anggota pembentukan, selanjutnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 12/1967 tentang pokok-pokok peroperasian), untuk pengajuan Hak Badan Hukum, kepada Pemerintah. Pengesahan Hak Badan Hukum tersebut baru diperoleh (disahkan) pada tanggal 26 Januari 1981 dengan Hak Badan Hukum Nomor : 7251/BH/DK.10/21.
Berdasarkan keputusan Rapat Anggota Tahun Buku 1983 pada tanggal 15 April 1984, ditetapkan susunan Pengurus KUD Tangjungsari periode Masa Bhakti Tahun 1984 – 1986 sebagai berikut :
(58)
Ketua Umum : Iyos Enang
Ketua I : E. Syamsudin
Ketua II : E. Heryana Saputra
Sekertaris I : Oyo Suwaya
Sekertaris II : Maman Sukaman Bendahara I : M. Suyana Bendahara II : Awam Kosim
Berdasarkan keputusan Rapat Anggota Tahun Buku 1986 pada Hari Sabtu tanggal 28 Februari 1987 bertempat di Balai Desa Jatisari, telah diputuskan susunan Pengurus KUD Tanjungsari periode masa bhakti tahun 1987 – 1989, sebagai berikut :
Ketua Umum : Iyos Enang Wk. Ketua I : E. Syamsudin Wk. Ketua II : Elim Heryana S
Sekertaris I : Oyo Suwaya
Sekertaris II : Edi Sulaeman
Bendahara : M. Suyana
Pada tahun ini diajaki pendirian unit usaha tembakau yaitu untuk memberikan pelayanan kepada para petani tembakau, berupa penyediaan sarana produksi berupa pupuk dan obat-obatan serta pemasaran produk.
Menyikapi perubahan sosial politik, dengan diberlakukannya undang-undang tentang otonomi daerah dan pamekaran Wilayah Kecamatan Tanjungsari, supaya tidak terjadi pemecahan keanggotaan, berdasarkan kepada keputusan rapat anggota Tahun Buku 2001, telah disepakati untuk merubah jenis koperasi, dari
(59)
Koperasi Unit Desa (KUD) menjadi Koperasi Serba Usaha (KSU), berdasarkan kepada Pengesahan Anggaran Dasar dari Bupati Sumedang Nomor 027 tanggal 25
Maret 2002, dengan Hak Badan Hukum Nomor :
7251/BH/PAD/DK.10.13/III/2002, telah terjadi perubahan nama dari Koperasi Unit Desa (KUD) Tanjungsari, menjadi Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari.
Berdasarkan keputusan Rapat Anggota Tahun Buku 2000 yang dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2001, susunan pengurus periode masa bhakti 2001-2005, sebagai berikut :
Ketua Umum : H. Een Surwana
Ketua Bid. Organisasi Dan Kelembagaan : Pupung Purwa, SH
Ketua Bid. Usaha : H. Oyo Suwaya
Sekertaris : Yayah Sofiah
Bendahara : H. Oyo Sukarya
Berdasarkan keputusan Rapat Anggota Tahun Buku 2005, yang dilaksanakan pada 1 Maret 2006, Susunan Pengurus Periode 2006-2010, sebagai berikut :
Ketua Umum : H. Een Surwana
Ketua Bid. Organisasi Dan Kelembagaan : Pupung Purwa, SH
Ketua Bid. Usaha : H. Oyo Suwaya
Sekertaris : Elin Sumarlin
(60)
Visi dan Misi Koperasi Serba Usaha Tandangsari pada simpan pinjam Visi :
Dengan semangat berkoperasi membangun keluarga yang berkemampuan ekonomi, sehat jasmani serta rohani.Sehingga terwujud keluarga yang mandiri dan sejahtera.
Misi :
1. Sosialisasi kelembagaan koperasi kepada masyarakat.
2. Pelaksanaan manajemen organisasi yang baik, demokratis, saling asah asuh asih, serta penerapan asas kekeluargaan.
3. Penguatan kegiatan usaha para anggota. 4. Penguatan kegiatan usaha koperasi.
5. Pelayanan usaha dan kelembagaan yang maksimal kepada para anggota.
4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari
Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari, merupakan koperasi yang didirikan pada tanggal 26 Januari 1981 dengan Hak Badan Hukum Nomor : 7251/BH/DK.10/21. Anggaran dasar koperasi telah mengalami perubahan terakhir telah disahkan oleh Departemen Koperasi Wilayah Jawa Barat dengan Hak Badan Hukum Nomor : 7251/BH/PAD/DK.10.13/III/2002, pada tanggal 25 Maret 2002. Kegiatan KSU Tandangsari yaitu koperasi yang bergerak dibidang unit usaha simpan pinjam, unit usaha peternakan sapi perah dan unit usaha sarana produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya khususnya masyarakat pada umumnya.KSU Tandangsari yang bertempat di Jl. Belakang Pasar
(61)
Tanjungsari No.29 Tanjungsari Sumedang. Adapun susunan karyawan, pengurus dan pengawas untuk masa bhakti tahun 2011-2015 terdiri dari :
Pengurus :
1. Ketua Umum : Pupung Purwana, SH
2. Ka.Bid.Org.Kelembagaan : Mamat Apat
3. Ka.Bid.Usaha : Mamat
4. Sekretaris : Maman Abdurahman, SE
5. Bendahara : Hj. Yayah Sofiah
Pengawas :
1. Ketua : Toto Spd.i
2. Anggota : Saca Dibrata, Ato Sopian
Pengelola :
1. Manager Umum : H. Toni Kartobi
Karyawan Unit Simpan Pinjam :
1. Kepala Unit Usaha : Hj. Neny Hermawati, Spdi
2. Bag.Simpanan : Ia Kurniasari
3. Bag.Pinjaman : Yuyun Sri Yulianti
4. Bag.Keuangan/Teller : Rinawati
5. Bag.Supervisi : Atik Suyardi, Asep dani
4.1.1.3 Uraian Tugas
Pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari adalah sebagai berikut :
(62)
1. Ketua Bertugas :
a. Mengkoordinasi dan mengendalikan seluruh kegiatan koperasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Melakukan koordinasi dengan seluruh unit atau pengurus dalam proses pelaksanaan kerja dan tanggung jawab.
c. Memberikan persetujuan dan pengesahan atas transaksi pernerimaan dan pengeluaran.
d. Melakukan ikatan perjanjian kerjasama dengan pihak terkait.
e. Melakukan evaluasi terhadap hasil kegiatan koperasi dengan pihak yang telah dicapai.
f. Melaporkan dan mempertanggung jawabkannya.
g. Mencari peluang usaha baru. 2. Sekertaris
Bertugas :
a. Membuat surat-surat yang diperlukan oleh ketua. b. Mendata seluruh kegiatan yang dijalankan di koperasi.
c. Membuat program.
d. Memberikan masukan kepada ketua tentang langkah-langkah
perkembangan kopeasi.
e. Mengarsipkan, mendata surat baik yang masuk ataupun surat yang keluar.
(63)
3. Bendahara Bertugas :
a. Menyiapkan dan mengendalikan semua penerimaan dan pengeluaran untuk kegiatan usaha koperasi.
b. Membuat catatan kwitansi penermaan dan pengeluaran.
c. Menyiapkan dan mengamankan uang kas dan surat-surat berharga.
4. Manager
Bertugas :
a. Membantu ketua dalam perencanaan dan merealisasikan segala
kegiatan usaha koperasi.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit usaha dalam prses kegiatan usaha koperasi.
c. Melaporan semua kegiatan usaha koperasi kepada ketua. d. Mencari pelang-peluang baru untuk usaha.
5. Unit Usaha Simpan Pinjam
Bertugas :
a. Melakukan kegiatan pengadministrasian simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, masa cicilan dan kemampuan pengembalian anggota.
b. Membuat rencana kebutuhan dana pinjaman (pengeluaran dan
penerimaan untuk setiap bulan).
(64)
6. Pengawas Bertugas :
a. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kinerja karyawan.
b. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
kebijakan koperasi.
4.1.1.4 Aktivitas pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari
Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari, merupakan koperasi yang didirikan pada tanggal 26 Januari 1981 dengan Hak Badan Hukum Nomor : 7251/BH/DK.10/21. Dan telah ada perubahan akte Hak Badan Hukum Nomor : 7251/BH/PAD/DK.10.13/III/2002, pada tanggal 25 Maret 2002.
Sampai dengan sekarang pada tanggal 1 Mei 2014 KSU Tandangsari mempunyai anggota sebanyak 2.677 (dua ribu enam ratus tujuh puluh tujuh) orang, yang terdiri dari anggota peternak sapi perah 1.620 (seribu enam ratus dua puluh)orang dan anggota non peternak 1.057 (seribu lima puluh tujuh) orang. Dan memiliki karyawan 77 (tujuh puluh tujuh) orang, yang terdiri dari karyawan tetap 48 (empat puluh delapan) orang, karyawan kontrak 9 (sembilan) orang, dan karyawan harian lepas 20 (dua puluh) orang.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian, kegiatan KSU Tandangsari didasari oleh semangat koperasi yaitu : Kerjasama, kekeluargaan, demokratis, gotong royong serta membina rasa bersama antar anggota.
(65)
4.1.2. Analisis Deskriptif
4.1.2.1 Analisis Deskriptif Atas Pelaksanaan Pemberian Kredit Pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari.
Dalam melakukan pemberian kredit Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari melalui langkah-langkah yang sangat membantu dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul khususnya pengurus unit usaha simpan pinjam dalam menyetujui atau tidak permohonan kredit anggota yang mengajukan pinjaman kredit tersebut. Sedangkan yang menjadi ketentuan atau pertimbangan dala pelaksanaan pemberian kredit anggota yang dilaksanakan dengan ketentuan umum yaitu dengan ditentukannya dari besar simpanan anggota koperasi.
Pelaksanaan pemberian kredit anggota diawali dengan mengajukan permohonan pinjaman kepada bagian kredit atau pinjaman, adapun hal-hal yang harus diperhatikan petugas dan calon peminjam kredit pada saat pengajuan dan pelayanan permohonan pinjaman adalah :
1. Pemohon mengisi formulir pinjaman dan diajukan kepada KSU
tandangsari.
2. Meminta kepada pemohon untuk mengisi dan menandatangani formulir permohonan pinjaman, setelah semua ketentuan dipahami dan dipenuhi pemohon.
3. Calon pemohon membawa kartu anggota, kartu pengenal (KTP), slip gaji dan keterangan lainnya.
4. Bagi unit usaha simpan pinjam memberikan pengarahan secara jelas dan terperinci segala hal yang menyangkut keterangan kredit anggota pemohon pinjaman yang meliputi :
(1)
Dalam hal ini debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.
b. Memperbanyak jumlah angsuran.
Memperbanyak angsuran, yang berarti jumlah angsuran kreditnya diperbanyak pembayarannya, misalnya dari 24 kali menjadi 30 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi lebih kecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
c. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.
Maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa.
d. Penurunan suku bunga.
Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban debitur.Contohnya, jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 17% diturunkan menjadi 15%.
e. Pembebasan bunga.
Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada debitur dengan pertimbangan nasabah sudah tidak akan mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi, debitur tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya saja sampai lunas.
f. Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila debitur sudah benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utangnya serta untuk debitur yang tidak diketahui lagi keberadaannya.
(2)
66
Berdasarkan atas cara penyelesaian yang masalah pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari telah sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh Kasmir.
(3)
67
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian mengenai pelaksanaan pemberian kredit simpan pinjam pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari, penulis dapat menarik kesimpulan :
1. Pelaksanaan pemberian kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tanjungsari, yaitu :
a. Pemohon mengisi formulir pinjaman.
b. Meminta kepada pemohon untuk mengisi dan menandatangani formulir permohonan pinjaman.
c. Calon pemohon membawa kartu anggota, kartu pengenal (KTP).
d. Bagi unit usaha simpan pinjam memberikan pengarahan secara jelas dan terperinci.
e. Meminta kepada pemohon untuk mengajukan besaran pinjaman yang disertai jangka waktu pengembaliannya.
f. Menyerahkan berkas permohonan pinjaman.
g. Bagian unit usaha simpan pinjam mencatat pendaftaran permohonan pinjaman anggota pada daftar buku dan diinput data ke komputer.
h. Bila sudah memenuhi semua persyaratan maka koperasi akan memberikan pinjaman sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peminjam dengan jangka waktu dan besarnya bunga yang telah ditentukan.
(4)
68
2. Hambatan didalam pemberian kredit adalah sering terjadi tunggakan pembayaran angsuran oleh debitur dan debitur yang tidak pernah lagi melakukan pembayaran angsuran dan keberadaan debitur tidak diketahui oleh pihak koperasi.
3. Dan cara mengatasinya yaitu dengan memperpajang jangka waktu kredit, memperbanyak jumlah angsuran, penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, penurunan suku bunga, pembebasan bunga serta penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya
5.2 Saran
1. Secara keseluruhan pelaksanaan pemberian kredit dalam memproses setiap permohonan pinjaman yang ada di usaha simpan pinjam tela dilaksanakan berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Tetapi sebaiknya koperasi menggunakan teori dari kredit agar dalam pelaksanaan pemberian kredit dapat berjalan lebih lancar lagi.
2. Dan sebaiknya diberikan batasan maksimal bagi debitur yang sebelumnya telah memiliki kredit di bank lain, dan batasan maksimal kredit tersebut tentunya berbeda dengan nasabah yang tidak memiliki kredit apapun di bank lain.
3. Saran untuk hambatan harus berusaha meningkatakan kinerja supaya debitur lebih percaya ataupun tertarik lagi untuk meminjam pinjaman terhadap koperasi. Contohnya memberikan undian hadiah kepada debitur.
(5)
(6)