Ardhika Hermigo I8108002
commit to user
i
ROLLER MESIN PEMERAS BATANG SORGHUM
PROYEK AKHIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Program Studi DIII Teknik Mesin
Disusun oleh:
ARDHIKA HERMIGO
I 8108002
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
(2)
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
ProyekAkhirinitelahdisetujuiuntukdipertahankan di hadapan Tim
PengujiProyekAkhir Program Studi D III
TeknikMesinProduksiFakultasTeknikUniversitasSebelasMaret Surakarta.
Surakarta, 7 Juli2011
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. AgustinusSujono, MT NIP. 19511001 198503 1 001
RendyAdhiRachmanto ST, MT NIP. 19710119 200012 1 006
(3)
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ProyekAkhirinitelahdisetujuiuntukdipertahankandihadapan Tim
pengujiProyekAkhir Program Studi D III
TeknikMesinProduksiFakultasTeknikUniversitasSebelasMaret Surakarta danditerimauntukmemenuhipersyaratanmendapatgelarAhliMadya.
Padahari : Tanggal :
Tim PengujiProyekAkhir
1.
Ir. AgustinusSujono, MT.
NIP. 19511001 198503 1 001 ...
2. Eko Prasetya Budiana, ST, MT.
NIP. 19710926 1999903 1 002 ...
3.
Zainal Arifin, ST, MT.
NIP. 19730308 200003 1001 ...
4.
JakaSulistya Budi, ST.
NIP. 196710191999031001 ...
Mengetahui,
Ketua Program D3 TeknikMesin FakultasTeknikMesin UNS
Heru Sukanto,ST,MT. NIP. 19720731 199702 1 001
DisahkanOleh: KoordinatorProyekAkhir
JakaSulistya Budi , ST NIP. 196710191999031001
(4)
commit to user
iv
· Manusia sepantasnya berusaha dan berdoa, tetapi Tuhan yang menentukan.
· Apa yang kita cita-citakan tidak akan terwujud tanpa disertai doa, usaha yang keras dan tekad yang kuat.
· Rasa percaya diri adalah setengah dari kesuksesan kita.
· Tidak ada yang tidak mungkin, asal kita mau berusaha dan bekerja keras untuk menggapai cita-cita
(5)
commit to user
v
Sebuah hasil karya yang kami buat demi mengukir sebuah cita-cita, yang ingin
ku-persembahkan kepada:
1. Allah SWT, karena dengan Rahmad serta Hidayah-Nya saya dapat melaksanakan `Tugas Akhir’ dengan baik serta dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
2. Kedua Orang Tua yang saya sayangi dan cintai Ayahanda Padiyono dan Ibunda Endang Septiyahriningsihyang telah memberi dorongan moril maupun materil serta semangat yang tinggi sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 3. Kedua adik saya Derry Herdhimas dan Nur Fitria Hapsariyang telah memberi dorongan moril maupun materil serta semangat yang tinggi sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Teman-teman seperjuangan dalam SFC (Sorgum Funya Club) yaitu Iswan, Yedi, Taufik, Azis, Yayan, Dadang, Bagyo yang telah bahu-membahu menyelesaikan Tugas Akhir ini dari awal sampai selesai.
4. Bapak-bapak Dosen yang dengan senang hati senantiasa memberikan bimbingan disetiap pijakan kaki saya melangkah.
5. Teman-teman D III Produksi dan Otomotif terimakasih karna kalian ada disampingku saya setegar batu karang dan sedingin es di kutup utara.
6. Sahabat-sahabatku yang selalu menerangi langkahku dengan cinta kalian hingga semua halang rintangan itu semudah saya menyayangi kalian.
7. Orang-orang disekitar saya yang telah berbaik hati berikan saya motivasi disaat saya lengah dan senantiasa berikan saya kehangatan cinta kasih kalian selama kuliah.
(6)
commit to user
vi
Ardhika Hermigo, 2011,RANCANG BANGUN ROLLER MESIN
PEMERAS BATANG SORGHUM
Program Studi Diploma III Teknik Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Proyek Akhir ini bertujuan untuk menentukan sistem roller pada mesin pemeras batang sorgum, apakah mesin pemeras yang digunakan ini mampu untuk memeras batang sorgum.
Metode yang dilakukan meliputi menentukan kekuatan poros, kekuatan roda gigi, kekuatan metal, kekuatan pasak, kekuatan mur dan baut, gaya tekan roller, menguji gaya tekan batang sorgum, serta menentukan kapasitas penggilasan batang sorgum.
Dari pengujian yang dilakukan, dihasilkan suatu mesin pemeras batang sorghum, dengan gaya tekan pada roller sebesar 9152,38 N, gaya untuk memeras satu batang sorgum sebesar 2597,5 N, kekuatan gaya poros yang diterima sebesar 18624,69 N, dan kapasitas pemerasan per jam dari mesin pemeras batang sorgum adalah 4710 kg / jam.
(7)
commit to user
vii
Puji syukur kehadirat Allah SWTatas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya. Sehingga laporan Proyek Akhir dengan judul RancangBangunRollerPemerasBatang Sorghumini dapat terselesaikan dengan baik tanpa halangan suatu apapun. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah Tugas Akhir dan merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa DIII Teknik Mesin Produksi Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua pihak, sehingga laporan ini dapat disusun. Dengan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. 2. Bapak dan Ibu dirumah atas segala bentuk dukungan dan doanya.
3. Bapak Heru Sukanto, ST, MT, selaku Ketua Program D-III Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. BapakIr. Agustinus Sujono selakupembimbing I.
5. BapakRendy Adhi Rachmanto ST, MT,selakupembimbingII. 6. Bapak JakaSulistya Budi, ST,selakukoordinatorTugasAkhir. 7. Rekan-rekan D III Produksi dan Otomotif angkatan 2008.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik, pendapat dan saran yang membangun dari pembaca sangat dinantikan. Semoga laporan ini dapat bermafaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca bagi pada umumnya, Amin.
Surakarta, Januari 2012
(8)
commit to user
viii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAKSI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang ... 1
1.2. Perumusanmasalah ... 3
1.3. BatasanMasalah ... 3
1.4. TujuanProyekAkhir ... 3
1.5. ManfaatProyekAkhir ... 3
1.6. MetodePemecahanMasalah ... 4
BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Tanaman Sorghum ... 5
2.2. Proses Pengolahan Sorghum Menjadi Bioetanol ... 7
2.3. Mesin Pemeras Batang Sorghum ... 7
2.3.1 Prinsip Kerja Mesin ... 7
2.3.2 Bagian-Bagian Mesin ... 9
BAB III PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Skema Mesin Pemeras Sorgum... 22
3.2. Perhitungan Kekuatan poros ... 23
3.3. Perhitungan Roda Gigi ... 32
3.4. Perhitungan Blok Bantalan (Metal) ... 37
(9)
commit to user
ix
3.7. Perhitungan gaya peras sorgum ... 41 3.8. Perhitungan gaya tekan roller ... 44 3.9. Menentukan kapasitas pemerasan ... 45 BAB IV PENUTUP
5.1. Kesimpulan ... 47 DAFTAR PUSTAKA ... 48
(10)
commit to user
x
Gambar 1.1 Mesin pemeras sorgum yang sudah ada ... 2
Gambar 2.1 Biji tanaman sorghum siap panen ... 6
Gambar 2.2 Batang sorghum siap panen ... 6
Gambar 2.3 Skema perangkat pemeras batang sorgum ... 8
Gambar 2.4 Sebuahrolpemerasbatangsorgum ... 10
Gambar 2.5 Bentukalur V pada mantel rol ... 12
Gambar 2.6 Diagram vektorgaya-gayapadasatu set rolgilingan ... 12
Gambar 2.7 Adendum dan Dedendum ... 13
Gambar 2.8 Garis tekanan pada roda gigi ... 14
Gambar 2.9 Gaya tangensial pada pinion dan wheel ... 15
Gambar2.10Rodagigilurus ... 16
Gambar 2.11Bagian-bagian roda gigi kerucut lurus ... 17
Gambar 3.1Skemamesin pemeras sorgum ... 23
Gambar 3.2Susunan transmisi mesin pemeras sorgum ... 24
Gambar 3.3 Dimensi dan bentuk roda gigi ... 32
Gambar 3.4 Metal untuk rol atas ... 37
(11)
commit to user
xi
Lampiran 1 Gambar Bagian Mesin Pemeras Batang Sorgum Lampiran 2 Gambar Poros Rol Atas
Lampiran 3 Gambar Poros Rol Depan Lampiran 4 Gambar Poros Rol Belakang Lampiran 5 Gambar Silinder Rol Atas Lampiran 6 Gambar Silinder Rol Depan Lampiran 7 Gambar Silinder Rol Belakang Lampiran 8 Gambar Roda Gigi Roller
Lampiran 9 Sistem Satuan dan Ekivalensi Dimensional Lampiran 10Typical Properties of Common Materials
Lampiran 11Tabel Baja Konstruksi Umum Lampiran 12 Tabel Allowable Static Stress
Lampiran 13 Tabel Faktor Keamanan
Lampiran 14 Tabel Modulus Elastisitas bahan Lampiran 15 Faktor Kesalahan Gigi
Lampiran 16 Tegangan Elastisitas Bahan Lampiran 17 Batas Kelelahan Bahan Lampiran 18 Standar Ukuran Roda Gigi Lampiran 19 Tipe Variasi Bantalan Radial Lampiran 20 Dimensi Utama Bantalan Radial Lampiran 21 Ukuran standar Pasak
(12)
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sorghum (Sorghum bicolor L.) merupakan salah satu jenis tanaman serelia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas. Tanaman sorghum toleran terhadap kekeringan dan genangan air serta relatif tahan terhadap gangguan hama atau penyakit. Batang sorghum apabila diperas akan menghasilkan nira yang rasanya manis. Kadar air dalam batang sorghum kurang lebih 70 persen yang artinya kandungan niranya kurang lebih sebesar itu. Nira inilah yang akan dimanfaatkan sebagai bioetanol dengan proses fermentasi.
Pada saat ini sudah banyak mesin yang telah dibuat sebagai pemeras shorgum namun masih sangat sederhana dan kurang menghasilkan pemerasan yang bagus.Di daerah purwantoro mempunyai mesin pemeras batang sorghum tetapi sistem transmisinya menggunakan rantai dan sproket dan sistem rollernya menggunakan sistem roller dua buah yang kerjanya kurang efisien.Untukmeningkatkanefektivitasdanproduktivitasnya maka kami merancang mesin pemeras batang sorghum dengan sistemtransmisi roda gigi dikombinasikandengansistem lain sepertisistemRoller sebanyak tiga buah , sehinggaakandidapatunjukkerjadarimesin pemeras batang sorghum yang lebih optimal.
Cara kerja mesin ini adalah tenaga dari motor diesel akan dipindahkan melalui belt menuju pulley besar setelah itu putaran ditransmisikan melalui roda gigi transportir pertama ke roda gigi sedang kemudian putaran itu ditransmisikan lagi oleh roda gigi transportir kedua ke roda gigi besar. Putaran roda gigi besar ini dihubungkan dengan roda gigi pada rol depan sehingga poros rol berputar. Selanjutnya putaran poros rol depan ini ditransmisikan ke poros rol atas dan belakang melalui tiga buah roda gigi, sehingga poros rol atas dan belakang dapat berputar. Putaran ketiga buah rol dibuat searahagar saat shorgum dimasukkan, shorgum dapat terbawa oleh rol.
(13)
commit to user
Secara garis besar proses mesin pemeras shorgum adalah mula-mula shorgum dimasukkan antara rol atas dan rol depan kemudian rol menggilas sorgum. Penggilasan rol pertama masih tersisa nira dalam ampas yang kemudian digilas kembali oleh rol belakang sehingga tidak ada lagi nira yang tersisa dalam ampas. Nira tersebut akan jatuh ke penadah yang telah disediakan. Nira yang telah terkumpul dalam penadah tersebut dapat langsung digunakan untuk proses pembuatan bio etanol selanjutnya.
TugasAkhirinidimaksudkanuntukmemberikansuatufasilitaspenunjang yang dapatdimanfaatkanolehmahasiswadalammempraktekkandanmengamatisecaralang sungtentangpemerasan mesin pemeras batang sorghum.Dalamsistemtransmisi, harusdapatdiketahuibagaimanamekanismekerjasuatualat.PadaTugasAkhirinipenuli stertarikuntukmengamaticarakerjaroller pada mesin pemeras batang sorghum. Pengamatan yang penulispilihadalah :
RancangBangunRoller Mesin Pemeras Batang Sorghum.
(14)
commit to user 1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam proyek akhir ini adalah apakah mesin pemeras yang digunakan ini mampu untuk memeras batang sorgum.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkanrumusanmasalah di atas, makabatasan-batasanmasalahpadaproyek akhir ini adalah:
1. Perhitungan dibatasi hanya pada komponen mesin yang meliputiperhitungan kapasitas pemerasan, gaya tekan untuk pemerasan, dan kekuatan poros.
2. Cara kerja roller pada mesin pemeras sorghum beserta kapasitas pemerasan mesin pemeras batang sorghum.
1.4 Tujuan Proyek Akhir
TujuandalampenulisanTugasAkhiriniadalahsebagaiberikut:.
1. Untuk menentukan kekuatan poros, kekuatan roda gigi, kekuatan bantalan, kekuatan pasak, serta kekuatan mur dan baut.
2. Untuk menentukan gaya tekan untuk roller. 3. Untuk mengujigaya tekan untuk batang sorgum.
4. Untuk menentukan kapasitas mesin pemeras batang sorgum. 1.5 Manfaat Proyek Akhir
Manfaat yang
diperolehdaripenyusunanlaporanTugasAkhiriniadalahsebagaiberikut:
1. Memberikaninformasitentangbagaimanacarakerjaroller pada mesin pemeras batang sorghum.
2. Menerapkanilmuperkuliahanelemen mesin dan mata kuliah lainnya yang berhubungan dengan roller mesin pemeras batang sorghum yang diperolehdaribangkuperkuliahandanmengembangkannya.
3. Untukmelatihdanmenuangkankreativitasdalamberfikirsertamemberikanmo tivasi kepada pembaca untuk tidak mudah menyerah.
(15)
commit to user 1.6 Metode Pemecahan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini penulis mengunakan beberapa metodeantara lain :
1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan khususnya pada obyek-obyek yang berkaitan langsung dengan penggunaan mesin pemeras batang sorghum.
2. Interview
Penulis melakukan tanya jawab dengan operator serta para tenaga ahli. 3. Konsultasi
Penulis melakukan konsultasi untuk memperoleh bimbingan serta petunjuk dari pembimbing lapangan dan sumber-sumber.
4. Literatur
Literatur berupa : petunjuk kerja operator kuliah, internet, serta buku-buku referensi dari perpustakaan Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
(16)
commit to user BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengertian Tanaman Sorghum
Sorgum termasuk dalam genus Poaceae, yang merupakan kelompok tanaman berbunga seperti gandum, beras, jagung, dan tebu. tanaman ini biasanya memiliki batang berongga dengan daun yang tumbuh pada batang secara menyirip. Sorgum (Sorghum bicolor L.) adalah tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia.Tanaman sorgum telah lama dan banyak dikenal oleh petani Indonesia khususnya di daerah Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa sorgum dikenal dengan nama Cantel, dan biasanya petani menanamnya secara tumpang sari dengan tanaman pangan lainnya.
Sebagai tanaman serealia (biji-bijian), sorgum memiliki manfaat yang multi guna. Selain bijinya digunakan sebagai bahan pangan, batang dan daunnya untuk pakan ternak, maka gula yang terkandung dalam biji (karbohidrat) atau cairan/jus/nira batang (sorgum manis) dapat diproses menjadi etanol (bioetanol).
Secara tradisional, bioetanol sebenarnya telah lebih lama diproduksi dari molases hasil limbah pengolahan gula tebu (sugar cane). Walaupun harga molases tebu relatif lebih murah, namun bioetanol sorgum memiliki peluang dapat berkompetisi mengingat beberapa kelebihan sorgum manis dibanding tebu sebagai berikut:
1. Tanaman sorgum memiliki produksi jauh lebih tinggi dibanding tanaman tebu.
2. Tanaman sorgum memilki sifat lebih tahan terhadap kekeringan, salinitas tinggi dan genangan air dibanding tanaman tebu.
3. Kebutuhan air untuk tanaman sorgum hanya sepertiga dari tanaman tebu. 4. Laju fotosintesis dan pertumbuhan tanaman sorgum jauh lebih tinggi dan
(17)
commit to user
5. Umur panen sorgum lebih cepat yaitu hanya 3-4 bulan, dibanding tebu yang dipanen pada umur 7 bulan.
Peluang sorgum manis dikembangkan pada lahan kering cukup luas, baik pada wilayah beriklim basah (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua) maupun wilayah beriklim kering (Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, dan sebagian Sumatera dan Jawa). Tanah di lahan kering beriklim basah pada umumnya bersifat masam dan merupakan ciri khas sebagian besar wilayah Indonesia. Lahan-lahan bertanah masam mempunyai tingkat kesuburan tanah yang rendah, dan menjadi kendala dalam produksi tanaman pertanian pada umumnya.
Gambar Tanaman Sorghum
Gambar 2.1Biji tanaman sorghum siap panen
(18)
commit to user
2.2 Proses Pengolahan Batang Sorghum Menjadi Bioetanol
Bioethanol adalah ethanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi. Ethanol atau ethyl alkohol C2H5OH berupa cairan bening tak berwarna, terurai secara biologis (biodegradable), toksisitas rendah dan tidak menimbulkan polusi udara yg besar bila bocor. Ethanol yg terbakar menghasilkan karbondioksida (CO2) dan air. Ethanol adalah bahan bakar beroktan tinggi dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat nilai oktan dalam bensin.
Pemanfaatan sorgum manis secara umum diperoleh dari hasil-hasil utama (batang dan biji) serta limbah (daun) dan hasil ikutannya (ampas/bagasse). Pada umumnya bioetanol terbuat dari bahan dasar pati-patian seperti singkong, tanaman sorgum, atau yang berbahan dasar tetes tebu, biomasa dan jenislain. Tetapi pada permasalahan yang akan di bahas ini, bioetanol dibuat dari nira batang sorgum manis.Keberadaan kebun sorgum tersebut selain dapat mendukung pasokkan bahan baku pabrik bioetanol yang berupa batang sorgum juga dapat mendukung industri yang lainnya
Adapun bahan baku dalam pembuatan bioetanol adalah:
1. Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren, nira siwalan, sari-buah mete
2. Bahan berpati: semua tepung-tepung sorgum biji (jagung cantel), sagu, singkong/gaplek, ubi jalar, ganyong, garut, umbi dahlia.
3. Bahan berselulosa (lignoselulosa): kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll. Proses pembuatan bioetanol adalah dengan cara memfermentasikan bahan-bahan tersebut menjadi alkohol. Produk bioetanol yang memenuhi standar, hampir bisa dikatakan tidak mempunyai efek samping yang merugikan selama di pakai secara proporsional.
(19)
commit to user 2.3 Mesin Pemeras Batan
2.3.1 Prinsip Kerja Mesin P Mesin pemeras bat memeras batang sorgum unt menjadi bioetanol. Mesin ini dan sistem pemeras. Pemer atas dan rol belakang yang dilihat pada sketsa gambar be
Gambar 2.3 S Proses transmisi da putaran motor bakar ( diese dari pemeras. Putaran dari mm oleh mekanisme puli roda gigi berdiameter 215 putaran itu ditransmisikan berdiameter 875 mm kemudi putaran dari poros rol ata melalui tiga buah roda gigi, tiga buah roller tersebut di batang tersebut dapat terbaw
Secara garis besar, pr mula batang sorgum dimasukka rol tersebut menggilas tebu masuk ke wadah penampung
atang Sorghum
n Pemeras Batang Sorghum
batang sorghum adalah mesin yang digunaka untuk diambil nira (air gulanya) yang kemudia n ini terdiri dari dua sistem utama, yaitu sistem t eras disini menggunakan tiga roller, yaitu rol de ng ditopang oleh suatu standard atau rangka sepe
ar berikut.
2.3 Skema Perangkat Pemeras Batang Sorgum daya mesin pemeras sorgum ini adalah memanf
esel ) yang dipasang atau ditempatkan pada jarak ari diesel tersebut dipindahkan ke puli berdiam puli dan sabuk. Setelah itu putaran ditransmisikan
15 mm ke roda gigi berdiameter 604 mm ke kan dengan roda gigi diameter 724 mm ke ro mudian putaran diteruskan ke poros rol atas. Sela atas ditransmisikan ke poros rol bawah dan ro igi, sehingga poros rol atas dapat berputar. Putara t dibuat searah agar saat batang sorgum dima bawa oleh roller.
r, proses pemerasan sorgum pada mesin ini adala asukkan di antara rol depan dan rol atas, kemudia bu sampai keluar air niranya. Air nira tersebut ke
pungan yang ada di bawah pemeras. Batang
kan untuk udian diolah transmisi depan, rol perti dapat
anfaatkan rak 4 meter meter 795 kan dengan kemudian roda gigi elanjutnya n rol depan aran antara dimasukkan,
dalah mula-udian kedua but kemudian ng sorgum
(20)
commit to user
kemudian berjalan terus ke rol belakang untuk diperas kembali sehingga tidak ada air yang tersisa dari batang sorgum tersebut. Air nira yang ada dalam penampungan tersebut kemudian diambil untuk kemudian digunakan dalam proses pembuatan bioetanol.
2.3.2 Bagian – Bagian Mesin Pemeras Batang Sorghum. A. Poros
Poros adalah batang logam berpenampang lingkaran yang berfungsi untuk memindahkan putaran atau mendukung suatu beban.Jika poros meneruskan daya, maka poros mengalami momen puntir akibat daya yang diteruskan sehingga pada penampang normal sepanjang poros terjadi tegangan puntir.
Dilihat dari fungsinya, poros dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Poros dukung
Berfungsi untuk mendukung bagian tertentu seperti badan mesin (rangka), rumah kereta dorong, gerbong kereta api dll.
2. Poros transmisi
Berfungsi meneruskan daya, pada poros terjadi gaya puntir dan pada penampang poros terjadi tegangan puntir.
3. Poros gabungan dukung atau transmisi
Berfungsi meneruskan daya, juga mendukung beban dan berat sendiri sehingga poros harus cukup kuat terhadap momen puntir dan momen lentur ( momen lengkung ).
Untuk mendapatkan dimensi poros yang sesuai, dibutuhkan gaya-gaya yang bekerja pada poros tersebut. Dengan gaya tersebut dapat ditentukan momen yang bekerja. Dengan mengetahui kekuatan material poros dan momen yang terjadi maka didapatkan diameter poros yang diperlukan.
Bahan dan diameter yang digunakan pada poros rol adalah sama. Untuk mengetahui beban reaksi yang terjadi pada poros dirumuskan sebagai berikut : 1. Tinjauan terhadap momen puntir ekuivalen (Kurmi, 2002;462)
(21)
commit to user atau dengan persam
Te = V τs d3 2. Tinjauan terhadap mom
Me = ( M + √ atau :
Me = V D
Me = V D
Dimana :
Te = momen puntir ekui Me = momen bending e Do = diameter luar por K = Di / Do ( ditentuka τs =tegangan geser ( kg σt = tegangan tarik ( kg M = momen lentur yan T = torsi yang terjadi ( k
B. Roller
Sebuah rol pemeras te besi cor dan di pasang denga dari baja tempa (forged st
pemeras batang sorgum.
Gamba maan :
3
( poros padat )
omen lengkung ekuivalen (Kurmi, 2002;463)
) (2.2)
D3 ( poros padat )
Do3(1 - K4) ( poros berongga )
ekuivalen ( kgm) g ekuivalen ( kgmm ) poros ( mm )
ukan = 0,4 ) kg/mm2 ) kg/mm2 )
ang terjadi ( kg/mm ) di ( kg / mm )
s terdiri dari mantel (selubung) yang biasanya terbua dengan cara disusutkan pada sebuah poros yang
steel). Berikut ini adalah gambar dari seperan
bar 2.4 Sebuah rol pemeras batang sorgum
terbuat dari ang terbuat rangkat rol
(22)
commit to user
Biasanya, menurut standar dari Amerika ukuran diameter leher poros seperti gambar diatas adalah separo dari diameter rol gilingan.
Mantel rol sendiri terbuat dari besi cor dengan campuran dari beberapa logam lain seperti karbon, mangan, silisium, fosfor, dan belerang dengan maksud untuk memperoleh hasil pengecoran yang baik sebagai rol pemeras, yaitu permukaannya keras dan berbutir kasar.
Pengamatan yang dilakukan Q.A.D Emmen pada tahun 1930 terhadap beberapa komposisi campuran unsur-unsur yang digunakan dalam pembuatan mantel roller (dalam %) adalah sebagai berikut :
Komposisi I II III IV V
Zat karbon terikat 1,94 2,85 1,00 1,73 1,26
Zat karbon lepas 1,74 1,06 2,15 1,55 1,08
Mangan 0,95 4,61 0,86 3,06 0,34
Silisium 1,90 0,87 2,14 0,87 1,40
Fosfor 0,79 0,32 1,50 0,13 0,17
Belerang 0,01 0,01 0,015 Tak jelas 0,075
Keterangan :
Komposisi I : sangat baik, keras dan permukaannya berbutir kasar Komposisi II : sangat baik, keras dan permukaan berbutir kasar Komposisi III : Cukup baik, sedang
Komposisi IV : Cukup keras, tetapi permukaan mengkilat / licin Komposisi V : Jelek, tidak bisa digunakan, permukaan licin mengkilat
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan mantel ini, selain komposisinya tepat, juga cara melakukan penyusutan pada porosnya. Prosedur sejak dari pemanasan hingga pelaksanaan penyusutan pada porosnya serta cara mendinginkannya harus sesuai dengan petunjuk metalurginya.Selain itu, pada mantel memiliki alur berbentuk huruf V yang dibuat mengelilingi permukaan rol. Setelah mantel disusutkan pada porosnya, kemudian dibuat alur-alur yang menyerupai huruf V dengan cara dibubut pada sekeliling permukaannya.
(23)
commit to user Gambar
Pada sketsa di bawah i rol gilingan.
Gambar 2.6 Diagram ve Pada diagram vektor diperlukan untuk memeras belakang. Resultan dari ke dengan garis vertikal a – b.
Dengan demikian resultan R dan gaya tekan diperoleh dari beratnya rol a sisi metal rol atasnya. Dar adanya gaya aksi Gh yang a
bar 2.5 Bentuk alur V pada mantel rol.
ah ini diperlihatkan gaya-gaya yan g terjadi pada sa
m vektor gaya-gaya pada satu set rol gilingan ktor di atas, Pd dan Pb masing-masing adalah ga
ras tebu pada bukaan kerja depan dan bukaa kedua gaya ini adalah R yang ,membentuk sudut b.
n Gt merupakan gaya vertikal yang diperluka an yang diperlukan untuk memeras tebu. Gaya t ol atas, juga dari gaya hidrolik yang diberikan pada
ari segitiga vektor yang diperoleh, kemudian di g arahnya horisontal.
da satu set
gaya yang ukaan kerja sudut ± 15o
lukan oleh a tekan ini n pada kedua n diketahui
(24)
commit to user Bila ditarik vektor r
vektor Gh’ yang merupaka terhadap kedudukan metal r
C. Roda Gigi
Ada dua klasifikasi pa 1. Transmisi daya dengan g
a. Direct transmission: b.Indirect transmission : 2. Transmisi dengan gerigi (
a. Direct transmission : b. Indirect transmission : Bentuk Gigi :
1. Gigi lurus ( spur roda gigi
2. Gigi miring ( he sumbu roda gigi 3. Gigi panah ( doubl
panah atau miring 4. Gigi melengkun melengkung men Modul gigi adalah besa dan kecilnya gigi .Bilangan m yang kecil.Sudut tekanan ada roda gigi dan garis perpinda
Gam
or reaksi dari resultan R yaitu R’ ke atas, maka di kan gaya reaksi dari gaya aksi Gh dan merupaka al rol atas yang menekan standart secara horizonta
si pada transmisi daya :
n gesekan ( transmission of friction) : ion: roda gesek dll.
ssion : belt (ban mesin) gi ( transmission of mesh) : ion : gear
ssion : rantai, timing belt dll.
spur gear) bentuk gigi ini lurus dan paralel dengan
helical gear) bentuk gigi ini menyilang miring t
double helical / herring bone gear) bentuk gig ring degan kemiringanberlawanan
kung/bengkok (curved/spherical gear ) bentuk engikuti pola tertentu
h besaran/dimensi roda gigi, yang dapat menyataka gan modul biasanya bilangan utuh, kecuali untuk gi
adalah sudut yang dibentuk antara garis singgung pindahan gaya antar dua gigi yang bekerja sama.
ambar 2.7 Adendum dan Dedendum
ka diperoleh upakan gaya
ontal.
gan sumbu
ng terhadap
igi berupa
ntuk gigi
kan besar uk gigi
(25)
commit to user Perbedaan modul me
sedang perbedaan sudut teka ramping.
Modul gigi (M) : T = jarak bagi gigi (pi M = ditulis tanpa satua Diameter roda gigi : ( 1. diameter lingkara 2. diameter lingkara 3. diameter lingkara 4. diameter lingkara
diamater lingkaran jar z = jumlah gigi
Gam
Sudut tekanan (α ) sudut yang dibentuk dari garis horisontal dengan garis normal dipersinggungan ant
= 200
.
Akibat adanya sudut gigi penggerak (pinion) ke menjadi dua gaya yang sali garis singgung disebut : g singgung ( menuju titik pusa
menyebabkan bentuk sama tetapi ukurannya dipe tekanan menyebabkan tinggi gigi sama tetapi dapa
M = t / (pi) (pitch)
satuan ( diartikan dalam: mm) : (ada empat macam diameter gigi) aran jarak bagi (pitch = d )
aran dasar (base)
aran kepala (adendum/max) aran kaki (didendum/min)
n jarak (bagi) : d = M . z --- (mm) sehingga : d = ( t . z )/ p --- (m
ambar 2.8 Garis tekanan pada roda gigi.
Sudut tekanan (α ) sudut yang dibentuk dari garis horisontal dengan garis n antar gigi. Sudut tekanan sudah di standarkan yaitu : α
sudut tekanan ini, maka gaya yang dipindahkan d ke roda gigi yang digerakkan (wheel), akan di
aling tegak lurus (vektor gaya), gaya yang sejajar : gaya tangensial, sedang gaya yang tegak lur k pusat roda gigi) disebutgaya radial.
diperkecil, dapat lebih
(mm)
Sudut tekanan (α ) sudut yang dibentuk dari garis horisontal dengan garis n sudah di standarkan yaitu : α
n dari roda n diuraikan jar dengan lurus garis
(26)
commit to user
Gambar 2.9 Gaya tangensial pada pinion dan wheel
Gaya tangensial: merupakan gaya yang dipindahkan dari roda gigi satu ke roda gigi yang lain. Gaya radial: merupakan gaya yang menyebabkan kedua roda gigi saling mendorong ( dapat merugikan). Dalam era globalisasi sudut tekanan distandarkan : α = 20 0
Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait.Selain itu rodagigi juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu :
- Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. - Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
- Kemampuanmenerimabebanlebihtinggi.
- Efisiensipemindahandayanyatinggikarenafaktorterjadinya slip sangatkecil. Rodagigiharusmempunyaiperbandingankecepatansuduttetapantaraduaporo
s.Di sampingituterdapat pula rodagigi yang
perbandingankecepatansudutnyadapatbervariasi.Ada pula rodagigidenganputaran yang terputus-putus.Rodagigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel. Dibandingkan dengan jenis rodagigi yang lain rodagigi lurus ini paling mudah dalam proses pengerjaannya (machining).Rodagigi lurus ini cocok
(27)
commit to user
digunakan pada sistim transmisi yang gaya kelilingnya besar, karena tidak menimbulkan gaya aksial.
Ciri-cirirodagigilurusadalah :
1. Daya yangditransmisikan< 25.000 Hp 2. Putaran yang ditransmisikan< 100.000 rpm 3. Kecepatankeliling< 200 m/s
4. Rasiokecepatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar2. 10RodagigiLurus
Untuk 1 tingkat( i ) < 8 Untuk 2 tingkat( i ) < 45 Untuk 3 tingkat( i ) < 200
( i ) = Perbandingan kecepatan antara penggerak dengan yang digerakkan
Efisiensi keseluruhan untuk masing-masing tingkat 96% - 99% tergantung disain dan ukuran.
(28)
commit to user
Nama-namaBagianRodagigi
Berikutbeberapabuahistilah yang perludiketahuidalamperancanganrodagigi yang perludiketahuiyaitu :
1. Lingkaranpitch (pitch circle)
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinyaslip. Lingkaran ini merupakan dasar untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak antara gigi dan lain-lain.
2. Pinion
Rodagigi yang lebihkecildalamsuatupasanganrodagigi. 3. Diameter lingkaranpitch (pitch circle diameter)
Merupakan diameter dari lingkaran pitch. 4. Diametral Pitch
Jumlahgigipersatuanpitch diameter 5. Jarakbagilingkar (circular pitch)
Jaraksepanjanglingkaranpitchantaraprofilduagigi yang berdekatanataukelilinglingkaranpitchdibagidenganjumlahgigi, secara formula dapatditulis :
t = z
db1
p
6. Modul (module)
Modul adalah perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.
m = z
db1
7. Adendum (addendum)
Jarakantaralingkarankepaladenganlingkaranpitchdenganlingkaranpitchdiuku rdalamarah radial.
(29)
commit to user 8. Dedendum (dedendum)
Jarakantaralingkaranpitchdenganlingkaran kaki yang diukurdalamarah radial.
9. Working Depth
Jumlahjari-jarilingkarankepaladarisepasangrodagigi yang berkontakdikurangidenganjarakporos.
10. Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungandenganlingkaranaddendum darigigi yang berpasangan.
11. Pitch point
Titiksinggungdarilingkaranpitch darisepasangrodagigi yang berkontak yang jugamerupakantitikpotongantaragariskerjadangarispusat.
12. Operating pitch circle
lingkaran-lingkaransinggungdarisepasangrodagigi yang berkontakdanjarakporosnyamenyimpangdarijarakporos yang secarateoritisbenar.
13. Addendum circle
Lingkarankepalagigiyaitulingkaran yang membatasigigi. 14. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigiyaitulingkaran yang membatasi kaki gigi. 15. Width of space
Tebalruangantararodagigidiukursepanjanglingkaranpitch. 16. Suduttekan (pressure angle)
Sudut yang dibentukdarigaris normal dengankemiringandarisisikepalagigi. 17. Kedalaman total (total depth)
Jumlahdariadendumdandedendum. 18. Tebalgigi (tooth thickness)
Lebargigidiukursepanjanglingkaranpitch. 19. Lebarruang (tooth space)
(30)
commit to user 20. Backlash
Selisihantaratebalgigidenganlebarruang. 21. Sisikepala (face of tooth)
Permukaangigidiataslingkaranpitch
22. Sisi kaki (flank of tooth)
Permukaangigidibawahlingkaranpitch. 23. Puncakkepala (top land)
Permukaan di puncakgigi 24. Lebargigi (face width)
Kedalamangigidiukursejajarsumbunya.
(31)
commit to user D. Pena (Pasak)
Pena adalah salah satu penahan beban, dimana beban yang timbul atau beban yang terjadi adalah beban geser dan beban bending. Pada perancangan pena dalam memilih besar pena tergantung dari besar perhitungan antara perhitungan menurut tegangan geser dan tegangan bending.
1. Tegangan geser
Tegangan geser adalah tegangan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja sepanjang/sejajar dengan luas penampang gaya.
Persamaan yang digunakan adalah :
A F
=
t ... (2.11)
Dimana :
t= Tegangan geser (N/mm2) F = Gaya (N)
A = Luas penampang (mm2)
(Khurmi dan Gupta, 2002) 2. Tegangan bending
Dimana rumus yang digunakan :
w s = o I Y M.
... (2.12)
Y I
Z= o ... (2.13)
w s =
Z M
... (2.14)
Dimana :
M=Momen lentur
Y =Jarak sumbu netral ke titik tempat tegangan yang ditinjau
w
(32)
commit to user
o
I = Momen inersia
Z = Section modulus
(Khurmi dan Gupta, 2002)
Reaksiadalah gaya lawan yang timbul akibat adanya beban. Reaksi sendiri terdiri dari :
a. Momen.
Momen (M) = F x s ... (2.18) Dimana :
M=momen (N.mm). F =gaya (N). s =jarak (mm). b. Torsi.
Torsi
adalahukuransuatugayauntukmenghasilkantegangandanputaranterhadapsebu ahsumbuuntukmenaikankecepatan.
T = . V Dimana :
T = torsi (N.mm ) P =gaya (N) N = putaran (Rpm) c. Gaya.
Gaya
adalahaksisebuahbendapadabendalaingayamerupakanbesaranvektordandiide
ntifikasiolehtitiktangkap, besardanarahnya.
gayadigambarkandengansebuahanakpanah. F = N
Dimana : F = gaya ( N ) P = daya ( N / mm2 )
(33)
commit to user A = luas penampang ( mm2 )
(34)
commit to user
BAB III
PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN
3.1 Skema Mesin Pemeras Batang Sorgum
Mesinpemerasbatang sorghum adalahmesin yang digunakanuntukmemerasbatangsorgumuntukdiambilnira (air gulanya) yang kemudiandiolahmenjadibioetanol.Mesininiterdiridariduasistemutama,
yaitusistemtransmisidansistempemeras.Pemerasdisinimenggunakantiga roller,
yaituroldepan, rolatasdanrolbelakang yang
ditopangolehsuatustandardataurangka.Cara kerja mesin ini adalah tenaga dari motor diesel akan dipindahkan melalui belt menuju pulley besar setelah itu putaran ditransmisikan melalui roda gigi transportir pertama ke roda gigi sedang kemudian putaran itu ditransmisikan lagi oleh roda gigi transportir kedua ke roda gigi besar. Putaran roda gigi besar ini dihubungkan dengan roda gigi pada rol depan sehingga poros rol berputar. Selanjutnya putaran poros rol depan ini ditransmisikan ke poros rol atas dan belakang melalui tiga buah roda gigi, sehingga poros rol atas dan belakang dapat berputar. Putaran ketiga buah rol dibuat searah agar saat shorgum dimasukkan, shorgum dapat terbawa oleh rol.
Secara garis besar proses mesin pemeras shorgum adalah mula-mula shorgum dimasukkan antara rol atas dan rol depan kemudian rol menggilas shorgum. Penggilasan rol pertama masih tersisa nira dalam ampas yang kemudian digilas kembali oleh rol belakang sehingga tidak ada lagi nira yang tersisa dalam ampas. Nira tersebut akan jatuh ke penadah yang telah disediakan. Nira yang telah terkumpul dalam penadah tersebut dapat langsung digunakan untuk proses pembuatan bio etanol selanjutnya.
(35)
commit to user
Skemamesin pemeras batang sorgum dapat dilihat padagambar 3.1.
Gambar 3.1SkemaMesin Pemeras Shorgum 3.2Perhitungan Kekuatan Poros
Dari dimensi yang telah diketahui diatas, dapat dicek kembali apakah ukuran yang ada dapat dikategorikan sebagai ukuran yang aman untuk digunakan. Hal ini terutama pada diameter, karena jika diameter yang digunakan tidak sesuai dengan beban yang akan dikenakan, maka keseluruhan dimensi poros akan gagal. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan terhadap gaya-gaya yang bekerja pada poros. Sebelum dilakukan tinjauan gaya pada poros, terlebih dahulu kita harus mengetahui berapa putaran yang terjadi pada poros utama. Caranya dengan melakukan perhitungan perbandingan transmisi dari motor sampai roda gigi pada poros utama.
Diketahui putaran motor adalah 1420 rpm dengan daya motor 24 Hp. Sedangkan diameter dari tiap roda gigi adalah sebagai berikut :
Diameter puli motor ( puli A ) = 410 mm Diameter puli mesin ( puli B ) = 795 mm Diameter roda gigi pinion I ( C) = 124 mm Diameter roda gigi D = 604 mm
Diameter roda gigi pinion 2 ( E ) = 215 mm
(36)
commit to user
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 3.2 Susunan transmisi mesin pemeras sorgum
Sehingga untuk mengetahui kecepatan putar dari poros utama diperoleh dari perhitungan di bawah ini :
Motor Puli A – Puli B :
:
=
, , NB=R Ò̊ R̊ ¢žF = 732,32rpm PuliB - Pinion C
Satuporos, maka NB = NC NC = 732,32rpm
Pinion C – Roda Gigi D ND =
,W.:W ,, =RÒ . ¢/Ò,/Ò .
4̊ = 150,35 rpm
RodaGigi D – Pinion E Satuporosmaka ND=NE
(37)
commit to user Pinion E – Roda Gigi F
NF
=
, .:, = RF̊,/F.ÒRF
2RÒ
= 39,8rpm ≈ 40 rpm
Kemudianuntukmenentukantorsi yang
diperlukanpadamesinpemerastebuiniadalahsebagaiberikut : Diketahui :
Daya motor ( P) = 24 HP = 17904 watt Torsi padaporoske 1
T = 4̊
Ò
=R¢ž̊ 4̊ Ò ¢/̊ = 234,3 N m
Dayauntukmemutarporoskedua
P = Òπ
4̊
= Ò/ ,/ Òπ RF̊ 4̊
= 3698,5 watt Torsi untuk memutar roller T = 4̊
Ò ̊
= /4ž2,F 4̊
Ò ̊
(38)
commit to user
Tinjauan gaya-gaya yang terjadi pada poros rol atas
Poros rol atas ini ditopang oleh dua bantalan luncur, sedangkan disamping kiri dan kanan terdapat roda gigi, disebelah kiri terdapat roda gigi roller dengan diameter luar 230 mm dan roda gigi transmisi di sisi kanan dengan diameter luar 812 mm.
Diketahui :
T = 961 x 103Nmm α cdanα d= 200 N = 40 rpm
Panjang AC = 110 mm Panjang BD = 122 mm
Dc = 230 mm sehingga Rc = 115 mm
Dd = 812 mm sehingga Rd = 406 mm σ = 84 N/mm
τ = 42 Mpa = 42 N/mm2
Berat D (WD) = 108,7 kg x 9,81 m/s2 = 1066,35 N
Berat C (WC) = 10,2 kg x 9,81 m/s2 =
100,06 N
Maka torsi yang ditransmisikan oleh shaft : T = 4̊
Ò :
W WDV WCV
FTD FTC
(39)
commit to user P= ž4R. R̊ Ò. /,R . ̊
4̊ P =4023,39 kW
Beban yang timbul pada poros : FTc =
W
= ž4R.R̊ : RRF = 8356,52N WCV = Wc cos 200
= 100,06 . cos 200 = 94,58 N
WCH = Wc sin 200 = 100,06sin200 = 34,22 N FTD =
ž4R.R̊ ̊4 = 2366,99 N WDV = WD cos 200
= 1066,35 cos 200 = 1002,04 N WDH = WD sin 200
= 1066,35 sin 200 = 364,7 N
Arahgaya A dan B vertikal
RAV + RBV = WDV +WCV = 1096,62 N
RAV x 420 mm = 1002,05 N x 122 mm + 94,58 N x 430 mm RAV = 387.9 N
(40)
commit to user Bending Momen A dan B arah Vertikal
S Mv = 0
MAV = 387,9 N x 122 mm = 47323,8 N mm MBV = 708,15 N x 110 mm
= 77896,5 N mm Resultan B M di A
MA = H² + H²
= 47323,8² + 77896,5²
= 91144,9 N mm Arahgaya A dan B horisontal
RAH + RBH = WDH+WCH = 398,93 N
RAH x 420 mm = 364,7 N x 122 mm + 34,22 N x 430 mm RAV = 132,3 N
RBV = 266,63 N
Bending Momen A dan B arah Vertikal
SMH = 0
MAH = 132,3 N x 122 mm = 16140,6 N mm MBH = 266,63 N x 110 mm
= 29329,3 N mm Resultan B M di B
MB = H² + ²
= 16140,6 ² + 29329,3 ²
= 33477,25 Nmm Momenpuntirekivalen
Te = Ò+ Ò
= 91144,9 Ò+ 961 . 10/ Ò
(41)
commit to user Mencari diameter poros yang diperlukan
Te =
R4. τ . d³
965401,5 Nmm =
R4 . 42 N/mm² . d³
965401,5 mm = 8,24N/mm² . d³
d³ = 117160,5 mm d = 48,99mm ≈49 mm
Untuk diameter poros yang digunakanadalah 65 mm tetapidalamperhitungandiperolehdiameter minimal 49 mm,makauntukpenggunaanporos tersebutsudah aman.
(42)
commit to user B
A B
122 420 C A D B C C C C C A B D D B D B A B A A D A B D
(a) Space Diagram
(f) Horisontal B.M diagram
(g) Resultan B.M Diagram (e) Vertikal B.M Diagram (d) Horisontal load diagram (c) Vertikal load diagram (b) Torsi Diagram
961x103 Nmm
91144,9Nmm
33477,25Nmm
16140,6Nmm 29329,3Nmm
77896,5Nmm 47323,8 Nmm
94,58 N 1002,04 N
132,3 N 387,9 N 34,22 N 266,63N 364,7 N 708,15 N C D 110
(43)
commit to user
Menentukan kekuatan poros dengan diameter 65 mm adalah sebagai berikut : Diketahui :
T = 961 x 103Nmm D = 65 mm
τ = 42 Mpa = 42 N/mm2
Te =
R4. τ . d³ =
R4 .42 N/mm² .65³ = 2262910 N mm Mencari momen
Te = Ò+ Ò
2262910 N mm = Ò+ 961 . 10/ Ò
M = 2048716,835 Nmm Mencari beban maksimum poros
M = F poros x jarak 2048716,835 Nmm = F poros x 110 mm
F poros = Ò̊ 2¢R4 ,2/F RR̊ = 18624,69 N
F poros adalah beban maksimum yang diterima poros.
Karena dari ketiga poros mempunyai ukuran yang sama maka gaya maksimal yang diterima poros adalah sama yaitu 18624,69 N
Dengan diperolehnya F poros sebesar 18624,69 N maka poros tersebut mampu untuk menahan gaya tekan roller dan gaya berat roda gigi maupun pada saat pemerasan batang sorgum.
(44)
commit to user 3.3Perhitungan Roda Gigi
Roda gigi yang digunakan di sini adalah tipe roda gigi lurus. Roda gigi penggeraknya adalah pada rol atas. Rol atas ini berputar, kemudian roda giginya menggerakkan roda gigi rol depan dan roda gigi rol belakang. Dari hasil survey kami, diperoleh dimensi ketiga roda gigi tersebut seperti pada gambar berikut ini. Sebeagai catatan, dimensi dan bahan yang digunakan pada ketiga roda gigi tersebut adalah sama. Bahan yang digunakan pada roda gigi ini adalah besi cor.
Gambar 3.3 Dimensi dan bentuk roda gigi.
Sedangkan untuk perhitungan pada roda gigi di atas adalah sebagai berikut : Diketahui :
Roda gigi Ø 230 mm T (jumlah gigi) = 13
m = 12 (Indian Standart, buku R.S Khurmi halaman 924) Pitch circle diameter = ú
Ò
Clearence ( c ) = 0.25 × module Pitch (p) = π × m
= 3.14 × 12 = 37,68 mm
Diameter dalam (pitch diameter) D = m x T = 12 x 13 = 156 mm
(45)
commit to user Tinggi gigi (h) = 2 x m + c
= (2 x 13) + (0.25 x 12) = 27 mm
Diameter luar = (m x T ) + 2h = (12 x 13) + (2 x 27) = 156 + 54
= 210 mm
Adendum = 1 x m = 12 mm Dedendum = 1,25 x m = 15 mm Working depth = 2 x m = 24 mm total depth = 2,25 x m = 27 mm Fillet radius akar gigi = 0,4 x m = 4,8 mm Menghitung kekuatan roda gigi Æ230
a. Menghitung kecepatan pinion
Dalam menghitung kecepatan dari pinion dibutuhkan data-data sebagai berikut:
- Modul (m) : 12 mm
- Jumlah gigi dari pinion (Tp) : 13 - Jumlah putaran dari roda gigi pinion ( .) : 40 rpm - Jumlah gigi dari roda gigi ( ) : 13
- Allowable Static Stress (fo) lampiran 4 : 10,5 kg/ Ò
- Lebar muka gigi (b) : 15,708 mm
- Faktor keamanan (Cs) lampiran 5 :1,25
Kecepatan dari pinion adalah :
=
100 =
100
= 11 13 40
(46)
commit to user = 179,6 m/menit = 3 m / detik
b. Menghitung faktor bentuk roda gigi lurus
- Untuk pinion
Yp = 0,154 – ̊,žRÒ . = 0,154 - ̊,žRÒ R/ = 0,154 – 0,0829 = 0,083
- Untuk roda gigi
= 0,154 – ̊,žRÒ
= 0,154 - ̊,žRÒ R/ = 0,154 – 0,0128 = 0,083
Bahan dari pinion dan roda gigi terbuat dari cast iron, sehingga dapat diperoleh:
f x = 10,5 kg/ Ò x 0,083= 0,87 kg/ Ò
f x = 10,5 kg/ Ò x 0,083 = 0,87 kg/ Ò c. Menghitung faktor kecepatan
= 3
3 +
= 3
3 + 3 /
= 0,5
Sehingga dari hasil yang didapat antara (f x ) dan (f x ) dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan pinion sama dengan kekuatan gear.
d. Menghitung besarnya faktor dinamik atau deformasi ( C )
Dalam menghitung beban dinamik diperlukan data-data sebagai berikut :
(47)
commit to user
- Modulus Elastisitas dari gear (E ) lampiran 6 : 1 x 10 kg/ Ò - Faktor yang bergabung dengan bentuk gigi (K) : 0,111
- Faktor kesalahan gigi (e) lampiran 7 : 0,0525 mm
Dari data diatas maka dapat ditentukan besarnya faktor dinamik/deformasi
C = RK x e
+ R
= 0,111 x 0,0525 mmR
Ò R̊ / +
R R R̊ /
= 0,010268
1,005 x 10 kg/ Ò
= 102,2
e. Menghitung beban dinamik ( WD ) WD = W +
=W + ̊,RR H( W ) ̊,RRH W
=W + ̊,RR / Ò,4 / Dōo (RF,¢̊2 R̊Ò,Ò ) ̊,RR / Ò,4 / RF,¢̊2 R̊Ò,Ò =W + ̊,RR H( W )
̊,RRH W
=
=W f. Menghitung gaya statis gigi (W )Dalam menghitung gaya statis gigi diperlukan data-data sebagai berikut :
- Tegangan Elastis Beban (fD) : 840 kg/ Ò (lampiran 8) - Lebar muka roda gigi : 15,708 mm
- Faktor bentuk roda gigi pinion (Y ) : 0,071
- Modul (m) : 10 mm
W = fDx b xπx m x Y
= 840 kg/ Ò x 15,708 x 10 x 3.14 x 0,071 = 29416,309 kg
(48)
commit to user g. Menghitung rasio faktor ( Q )
= 2
+ = ¢R R¢Ò ¢R = 1,6
h. Menghitung faktor tegangan beban ( K )
= )
Ò sin
1,4
1 +
= 63 kg/
Ò sin 20°
1,4
1
2 x 10 kg/ Ò+
1
1 x 10 kg/ Ò
= 3969 0,34 ( 1,005 10 )
1,4
= 0,097 kg/ Ò
i. Menghitung gaya pemakaian ( )
Untuk memenuhi kekuatan roda gigi maka besarnya gaya pemakaian ( ) harus lebih kecil dari ,
Diketahui : Diameter pinion ( ) = 215 mm
Jumlah gigi pinion ( ) = 17
Jumlah gigi dari roda gigi ( ) = 71
Lebar muka pinion (b) = 15,708 mm
Sudut tekan involut = 20°
Faktor tegangan tekan (K) = 0,097kg/ Ò
Faktor rasio (Q) = 1,6
Diameter pinion ( ) : = m x
= 10 mm x 17 = 170 mm
Diameter dari roda gigi :
=
= 10 mm x 71 = 710 mm
(49)
commit to user
=
= 215 x 15,708 x1,6 x 0,097kg/ Ò
= 524,15 kg
Karena > dan < ,maka roda gigi tersebut berada dalam keadaan aman.
3.4 Perhitungan Blok Bantalan ( Metal )
Karena rol pemeras bekerjanya berputar, maka di kedua sisi poros rol tersebut harus ditumbu oleh blok-blok bantalan yang lazim disebut metal. Metal-metal atau blok-blok bantalan ini harus dilapisi dengan bahan yang sedikit lebih lunak dari bahan poros. Biasanya yang digunakan sebagai lapisan bahan metal ini adalah kuningan.
Dari hasil survei, didapat bentuk dan ukuran metal sebagai berikut :
Gambar 3.4 Metal untuk rol atas
(50)
commit to user
Dalam istilah teknik mesin, metal ini termasuk dalam jenis split bearing.
Hal ini sesuai, karena jenis bantalan ini digunakan untuk menahan beban yang berat dengan putaran yang tinggi. Bearing ini terbuat dari bahan dasar besi cor, yang kemudian dilapisi dengan kuningan.
Kekuatan bearing ini dapat dicek dengan mengukur ketebalan minimal yang diijinkan sesuai dengan diameter poros yang diijinkan. Diameter lubang (bore) dan lebar bearing yang digunakan dapat diambil dari tabel.
Diketahui :
D poros = 65 mm (pada tabel hal 902 R.S Khurmi, diameter yang paling mendekati adalah 72 mm)
D bore (a) = 30 mm (tabel halaman 902 Khurmi)
Width (l)= 19 mm No. Bearing = 306
σb bahan besi cor = 15 N/mm2
poros Ø 65 mm dan panjang 740 mm maka L = π r2
= 3,14 x (32,5)2 = 3316,625 mm2 Maka volume poros, Vp = L x panjang poros
= 3316, 625 mm2 x 740 mm = 2454302, 5 mm3
ρ besi cor = 7250 kg/m3 ρ =
7250 kg/m3=
̊,̊̊Ò F/̊Ò m = 17,4 kg
berat poros, Wp = 17,4 kg x 9,81 m/s2 = 170,7 N
W roda gigi diameter 812 mm = 1066,35 N W roda gigi diameter 230 mm = 100,06 N
sehingga Wtotal = 170,7 N + 1066, 35 N + 100,06 N = 1337,11 N
(51)
commit to user maka ketebalan bearing, t = / .r
Ò. .
= /.R//¢,RR. /̊ Ò.RF.Rž = √211
= 14,5 mm dibulatkan 15 mm
Ketebalan metal yang digunakan adalah 25 mm sedangkan dalam perhitungan ketebalan metal diperoleh 15 mm, maka untuk ketebalan metal yang digunakan sudah aman.
3.5Perhitungan Pasak
Pasakdigunakanuntukmenahangaya geser antara poros dengan rol maupun poros dengan gear. Bahanpenaterbuatdari ST 42, kekuatanbahandiketahuikekuatangesersebesar τ= 40 N/mm2dankekuatantariksebesar σ= 70 N/mm2.
1. Kekuatanijin pasak
- Tegangantarikmaksimumpasak
σu = 70 N/mm2 σmax=σy
= 40 N/mm2
- Tegangangesermaksimumpasak
τ max = R Òσ max = R
Ò
.
40 N/mmÒ = 20 N/mmÒ2. Diameter poros 65 mm (tabelhal 422 R.S. Khurmi) width = 20 mm
Thicknes = 12 mm T = l × w × τ ×
Ò = l × 20 × 40 × 4F
(52)
commit to user = l × 20 × 40 × 32,5
= 26000 l N mm² ...(1) danjuga T =
R4× τ × d³ T = /,R
R4 × 40 × 65³ T = 0,19625 × 40 × 274625 T = 2,15 × 104 N mm² ...(2) Dari persamaan 1 & 2 diperoleh :
l =Ò,RF.R̊ : ² Ò4̊̊̊ : ² = 82,7 mm
Makadimensipasakadalah W = 20 mm t = 12 mm l = 82,7 mm
3.6Perhitungan Mur dan Baut
BautPenyetel Posisi Roller
Baut yang digunakan adalah M24 sebanyak 8buah, terbuat dari baja ST 37.
Dari lampiran tentangukuranbautdiketahui mengenai spesifikasibaut M24 antara lain sebagai berikut :
- Diameter mayor (d) = 24 mm - Diameter minor (d2) = 20,752 mm - Tegangantarik (s ) = 370 N/mm2
- Tegangangeser (t ) = 185 N/mm2
- Faktorkeamanan (sf) = 8
- W = T1+T2
= 245,9N+24,1N= 270 N 1. Tegangantarikijin (s t)
s t =
sf s
(53)
commit to user =
8
370 2
mm N
= 46,25 N/mm2
2. Tegangangeserijin (t t) t t =
sf t
=
8
185 2
mm N
= 23,12N/mm2
3. Bebangeserlangsung yang diterimabaut Ws =
n W
= 4 270N
= 67,5N
3.7PerhitunganGayaPeras Sorgum.
Gaya peras adalah gaya yang diperlukan untuk memeras batang sorgum. Dalam sistem mesin pemeras roller tiga ini terjadi pemerasan dua kali, yaitu yang pertama antara rol atas dengan rol depan saat tebu masuk, dan yang kedua yaitu antara rol atas dengan rol belakang saat tebu keluar.
Jikadiambil rata-rata diameter satubatangsorgumadalah 24 mm, makajumlahsorgum yang dapatdimuatolehsatu roller dihitungdenganrumus
Jumlahsorgum = Ǟrō rō y or D DIJy = Ò/̊
Ò
= 9,58 ≈ 10batang
Untukrumusgaya F = , makakitaperlumencariluaspenampang yang
(54)
commit to user
digunakanuntukmenentukangayaperassorgumpada roller. Jikajumlahsorgum yang
dapatdimuatadalah 10 sorgum,
makaluaspenampangtekandapatdiperolehdariluassatubatangsorgum yang kemudiandikalikan 10 buah.
Di bawahiniadalahhasilujitekan yang
telahdilakukanterhadapsampelbatangsorgum.Pengujiantekandilakukanterhadaprua sbagianbatangsorgum, karenapadaruasinilahgaya yang diperlukannanti paling besardaripadapengujianpadabagian lain daribatangsorgum.
Dari percobaan diperoleh tegangan tekan F untuk memeras batang sorgum adalah 1585 N.
Bentuk dimana batang sorhum sebelum dikenai pembebanan.
Karenaluas penampangsorgumitudihitung dari kedua sisi batang sorghum yang dikenai pembebanan,makaluaspenampang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Diketahui :
Panjang sorghum ( L ): 5 cm
Lebar sorghum setelah dikenai pembebanan ( t ) : 2,7 cm LuassatubatangsorgumA = L x t
= 50 x 2,7
Ø 20 mm 50 mm
Sorgum dikenai beban 1585 N Jarak turun beban dari posisi awal sampai pembebanan maksimum adalah 7 mm 30 mm
(55)
commit to user = 135 mm2
Maka
σ
==RF2F R/F
= 11,7407 N / mm2
Karenapenampangsorgumitusendiriberbentuklingkaran, makaluasdapatdihitungdenganrumusluaslingkaran.
Luassatubatangsorgum = Ò
= 3,14 (12)2 = 452, 16 mm2 Sehinggagayauntuk memerasbatang sorgum
F =
= RR,¢ ̊¢ / Ò FÒ,R4 Ò = 259,75N
Jumlah sorgum yang dapat diperasoleh roller adalah 10 batang, maka gaya untuk memeras batang sorgum = 259,75 x 10 batang
= 2597,5 N
(56)
commit to user 3.8 PerhitunganGaya Tekan Roller
Perhitungan gaya tekan roller diperoleh dari torsi yang bekerja pada roller dibagi jari-jari roller.
Diketahui :
T = 961.103 N mm r = 105 mm maka
F = = ž4R̊̊̊
R̊F = 9152,38 N
Maka gaya tekan pada roller adalah 9152,38 N
Karena gaya tekan roller 9152,38 N lebih besar dari pada gaya yang digunakan untuk memeras batang sorgum sebesar 2597,5 N maka dapat disimpulkan bahwa gaya tekan roller mampu digunakan untuk memeras batang sorgum dengan jumlah 10 batang.
F r
(57)
commit to user
3.9 MenentukanKapasitasPenggilasanBatangSorgum.
Mencari kapasitas pemerasan batang sorghum dengan mengabaikan panjang roller adalah sebagai berikut :
Diketahui :
F roda gigi 1 = 10,2 kg x 9,81 m/s2
= 100,06 N
F roda gigi 2 = 108,7 kg x 9,81 m/s2
= 1066,35 N
F roller = 9152,38 N F poros = 18624,69 N F sorgum = 259,75 N
Gaya total pemerasan = F poros - (F roller + F roda gigi 2 + F roda gigi 1 )
= 18624,69 N – (9152,38 N + 1066,35 N + 100,06 N ) = 8305.9 N
Kapasitas sekali pemerasan dengan mengabaikan panjang roller adalah = r rǞD D rIJrō
IJy = 2/̊F.ž
ÒFž,¢F
= 31,9 batang ≈ 32 batang Kecepatan pemerasan = keliling roll x jumlahputaran
= 2 π r x 40 rpm
= 2 π 0.125 m x 40 rpm = 31,4 m / menit
Sehingga kapasitas pemerasan dengan mengabaikan panjang roller adalah sebagai berikut :
Kapasitaspemerasan = kecepatan pemerasan x beratsorgum x jumlahsorgum = 31,4 x 0,25 kg / m x 32
= 251,2 kg / menit = 15072 kg / jam
(58)
commit to user
Sedangkan kapasitas pemerasan per jam dari mesin pemeras batang sorgum dengan mempertimbangkan panjang roller adalah :
Kapasitaspemerasan = kecepatan pemerasan x beratsorgum x jumlahsorgum = 31,4 x 0,25 kg / m x 10
= 78,5 kg / menit = 4710 kg / jam
(59)
commit to user
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan danpengujiansistemroller Mesin Pemeras Batang Sorgumini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mesin pemeras batang sorgum ini memiliki tiga roller yang digunakan untuk memeras batang sorgum.
2. Gaya tekan roller untuk memeras batang sorgum adalah 9152,38 N. 3. Gaya untuk memeras satu batang sorgum adalah 259,75 N.
4. Gaya tekan roller mampu digunakan untuk memeras 32 batang sorgum dalam sekali pemerasan, tetapi mesin pemeras batang sorgum ini hanya mampu memeras 10 batang sorgum karena dibatasi oleh panjang roller. 5. Kapasitas pemerasan per jam dari mesin pemeras batang sorgum adalah
(60)
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
J. E. Shigley dan Larry D. M, 1995, “Perancanaan Teknik Mesin”, jilid II, Edisi keempat, Erlangga.Jakarta.
Jutz H dan Scharkus E, 1996, “ Westerman Table for The Metal Trade” New Delhi: Weley Eastern Limited.
Kenyon,WdanGinting, D. 1985. Dasar-dasarPengelasan.Erlangga. Jakarta
Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002. Machine Design.S.CHad& Company LTD. Ram Nagar-New Delhi.
Popov, E.P. 1996. Mekanika Teknik (Machine of Material). Erlangga. Jakarta. Sato T dan N. Sugiarto H, 1994, “Menggambar Mesin Menurut Standart Iso”, PT.
Pradya Paramita, jakarta.
Sularso dan Suga, K. 1987, Dasar dan PemilihanElemenMesin, Cetakankeenam, PradnyaParamitha. Jakarta.
(61)
commit to user
(1)
commit to user 3.8 PerhitunganGaya Tekan Roller
Perhitungan gaya tekan roller diperoleh dari torsi yang bekerja pada roller dibagi jari-jari roller.
Diketahui :
T = 961.103 N mm r = 105 mm maka
F =
= ž4R̊̊̊
R̊F = 9152,38 N
Maka gaya tekan pada roller adalah 9152,38 N
Karena gaya tekan roller 9152,38 N lebih besar dari pada gaya yang digunakan untuk memeras batang sorgum sebesar 2597,5 N maka dapat disimpulkan bahwa gaya tekan roller mampu digunakan untuk memeras batang sorgum dengan jumlah 10 batang.
F r
(2)
commit to user
3.9 MenentukanKapasitasPenggilasanBatangSorgum.
Mencari kapasitas pemerasan batang sorghum dengan mengabaikan panjang roller adalah sebagai berikut :
Diketahui :
F roda gigi 1 = 10,2 kg x 9,81 m/s2
= 100,06 N
F roda gigi 2 = 108,7 kg x 9,81 m/s2
= 1066,35 N
F roller = 9152,38 N
F poros = 18624,69 N
F sorgum = 259,75 N
Gaya total pemerasan = F poros - (F roller + F roda gigi 2 + F roda gigi 1 )
= 18624,69 N – (9152,38 N + 1066,35 N + 100,06 N ) = 8305.9 N
Kapasitas sekali pemerasan dengan mengabaikan panjang roller adalah
= r rǞD D rIJrō
IJy = 2/̊F.ž
ÒFž,¢F
= 31,9 batang ≈ 32 batang Kecepatan pemerasan = keliling roll x jumlahputaran
= 2 π r x 40 rpm
= 2 π 0.125 m x 40 rpm = 31,4 m / menit
Sehingga kapasitas pemerasan dengan mengabaikan panjang roller adalah sebagai berikut :
Kapasitaspemerasan = kecepatan pemerasan x beratsorgum x jumlahsorgum = 31,4 x 0,25 kg / m x 32
= 251,2 kg / menit = 15072 kg / jam
(3)
commit to user
Sedangkan kapasitas pemerasan per jam dari mesin pemeras batang sorgum dengan mempertimbangkan panjang roller adalah :
Kapasitaspemerasan = kecepatan pemerasan x beratsorgum x jumlahsorgum = 31,4 x 0,25 kg / m x 10
= 78,5 kg / menit = 4710 kg / jam
(4)
commit to user
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan danpengujiansistemroller Mesin Pemeras Batang Sorgumini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mesin pemeras batang sorgum ini memiliki tiga roller yang digunakan untuk memeras batang sorgum.
2. Gaya tekan roller untuk memeras batang sorgum adalah 9152,38 N. 3. Gaya untuk memeras satu batang sorgum adalah 259,75 N.
4. Gaya tekan roller mampu digunakan untuk memeras 32 batang sorgum dalam sekali pemerasan, tetapi mesin pemeras batang sorgum ini hanya mampu memeras 10 batang sorgum karena dibatasi oleh panjang roller. 5. Kapasitas pemerasan per jam dari mesin pemeras batang sorgum adalah
(5)
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
J. E. Shigley dan Larry D. M, 1995, “Perancanaan Teknik Mesin”, jilid II, Edisi keempat, Erlangga.Jakarta.
Jutz H dan Scharkus E, 1996, “ Westerman Table for The Metal Trade” New Delhi: Weley Eastern Limited.
Kenyon,WdanGinting, D. 1985. Dasar-dasarPengelasan.Erlangga. Jakarta
Khurmi, R.S. & Gupta, J.K. 2002. Machine Design.S.CHad& Company LTD. Ram Nagar-New Delhi.
Popov, E.P. 1996. Mekanika Teknik (Machine of Material). Erlangga. Jakarta. Sato T dan N. Sugiarto H, 1994, “Menggambar Mesin Menurut Standart Iso”, PT.
Pradya Paramita, jakarta.
Sularso dan Suga, K. 1987, Dasar dan PemilihanElemenMesin, Cetakankeenam, PradnyaParamitha. Jakarta.
(6)
commit to user