Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Ketepatan Pemberian Makanan Pendamping Asi Di Desa Krebet bab 1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bayi memerlukan zat gizi untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik, sejak masa janin berusia 4 bulan, lahir sampai berumur satu tahun
(periode kritis). Perkembangan otaknya akan optimal apabila terpenuhi
kebutuhan nutrisinya baik dalam segi mutu ataupun jumlahnya. Untuk bayi 06 bulan tidak perlu makanan lain, kecuali ASI (ASI eksklusif). Pada masa itu
saluran pencernaan bayi masih peka, sehingga hanya ASI yang mampu
dicerna dan diserap usus (Waryana, 2010). ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama kehidupan diikuti dengan makanan pendamping ASI yang optimal
adalah tindakan kesehatan masyarakat penting untuk mengurangi dan
mencegah morbiditas dan mortalitas pada anak-anak (Krebs dan Hambidge,
2007).
Setelah bayi berumur 6 bulan, pemberian ASI saja tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi yang aktivitasnya sudah cukup banyak. Pada
umur 6 bulan, berat badan bayi yang normal sudah mencapai 2-3 kali berat

badan saat lahir. Pesatnya pertumbuhan bayi perlu dibarengi dengan
pemberian kalori dan gizi yang cukup. Oleh karena itu, selain ASI bayi pada
umur 6 bulan juga perlu diberi makanan tambahan yang disesuaikan dengan
kemampuan lambung bayi untuk mencerna makanan. Pemberian makanan
commit to user

1

perpustakaan.uns.ac.id

2
digilib.uns.ac.id

pendamping ASI (MP-ASI) ditambah ASI hingga bayi berumur 2 tahun
sangatlah penting bagi bayi (Prabantini,2010).
Seiring dengan penelitian yang terus berkembang, WHO dan IDAI
mengeluarkan kode etik yang mengatur agar bayi wajib diberi ASI eksklusif
(ASI saja tanpa tambahan apapun, bahkan air putih) sampai umur minimum 6
bulan. Setelah umur 6 bulan, bayi mulai mendapatkan makanan pendamping
ASI (MP-ASI) berupa bubur susu, nasi tim, buah dan sebagainya. WHO juga

menyarankan agar pemberian ASI dilanjutkan hingga berumur 2 tahun,
dengan dilengkapi makanan tambahan (Prabantini,2010).
Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan keputusan terbaru Menkes
sebagai penerapan kode etik WHO. Keputusan tersebut mencantumkan soal
pemberian ASI eksklusif (Permenkes nomor 450/Menkes/SK/IV/2004).
Pemerintah mengatur pula makanan pendamping ASI (MP-ASI) dalam
peraturan nomor 237/1997. Perlu ditegaskan bahwa MP-ASI bukanlah
makanan pengganti ASI (Prabantini,2010).
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy
for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan

empat hal penting yang harus dilakukan yaitu : pertama memberikan air susu
ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua
memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara
eksklusif sejak lahir sampai berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan
pendamping air susu ibu (MP - ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24
bulan dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id


3
digilib.uns.ac.id

atau lebih. Rekomendasi tersebut menekankan secara social budaya MP – ASI
hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di
daerah setempat (indigenous food) (Depkes RI, 2006).
Rekomendasi WHO/UNICEF di atas sejalan dengan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional (RPJPMN) bidang
kesehatan antara lain dengan memberikan prioritas kepada perbaikan
kesehatan dan gizi bayi dan anak. Sebagai tindak lanjut RPJPMN, Rencana
Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk Tahun
2005 – 2009 telah menyusun sejumlah kegiatan yang segera dilaksanakan.
Seluruh perbaikan gizi yang dilakukan diharapkan dapat menurunkan masalah
gizi kurang 2% dari 27,3% tahun 2003 menjadi 20% pada tahun 2009 dan
masalah gizi buruk dari 8,0% tahun 2003 menjadi 5% pada tahun 2009
(Depkes RI, 2006).
Alasan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) harus dimulai
saat bayi usia enam bulan karena sebelum 6 bulan enzim pencernaan bayi
belum sempurna sehingga bayi belum dapat mencerna zat tepung dan belum

sempurna mencerna protein. Kedua, system kekebalan usus bayi belum
sempurna akibatnya enzim yang berfungsi melapisi protein makanan
penyebab alergi belum cukup diproduksi sehingga protein yang masuk ke
dalam sel-sel usus malah merangsang reaksi alergi dan intoleransi. Ketiga,
usia 6 bulan adalah saat dimana bayi mulai belajar mengunyah dan menelan
makanan padat sehingga risiko tersedak menjadi berkurang. Selain itu ada
alasan lain yang mengacu pada riset medis bahwa ASI eksklusif membuat bayi
commit to user

4
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama dan pada usia lebih dari 6
bulan. Namun ASI hanya menyediakan setengah atau lebih kebutuhan gizi
bayi pada usia 6-12 bulan. Memasuki 12-24 bulan, ASI hanya menyediakan
sepertiga dari kebutuhan gizinya. Untuk itu, bayi perlu mendapat MP-ASI
untuk mencukupi kebutuhan akan zat gizi tubuhnya (Satyawati, 2012).
Kejadian malnutrisi (gizi yang salah) lebih sering terjadi pada masa

transisi ini dibanding periode sebelumnya (saat masih mengonsumsi ASI saja).
Hal ini diakibatkan masih banyak keluarga yang belum mengerti kebutuhan
khusus bayi, tidak tahu bagaimana cara membuat makanan tambahan ASI dari
bahan – bahan yang tersedia di sekitar mereka. Demikian juga belum
mampunya

menyediakan

makanan

yang

bernilai

gizi

yang

baik


(Adiningsih, 2010).

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti merumuskan
permasalahan penelitian adalah :
1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang Makanan Pendamping
ASI dengan ketepatan pemberian Makanan Pendamping ASI Di Desa
Krebet?
2. Apakah ada hubungan antara sikap tentang Makanan Pendamping ASI
dengan ketepatan pemberian Makanan Pendamping ASI Di Desa Krebet?
3. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan ketepatan
pemberian Makanan Pendamping ASI Di Desa Krebet?”
commit to user

5
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan
ketepatan pemberian Makanan Pendamping ASI Di Desa Krebet.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan
ketepatan pemberian Makanan Pendamping ASI Di Desa Krebet.
b. Untuk menganalisis hubungan antara sikap ibu dengan ketepatan
pemberian Makanan Pendamping ASI Di Desa Krebet.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi ibu
Dapat menambah wawasan ibu tentang makanan pendamping ASI
sehingga ibu bisa bersikap dan memberikan makanan pendampin ASI
secara tepat.
2. Bagi tenaga kesehatan
Dapat meningkatkan penyuluhan tentang makanan pendamping ASI
kepada ibu sehingga informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan bisa
diterapkan.

commit to user


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI Hubungan Antara Perilaku Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Perkembangan Motorik Halus Pada Bayi Di Kelurahan Bulakan Kabupaten Sukoharjo.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN PERKEMBANGAN Hubungan Antara Perilaku Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Perkembangan Motorik Halus Pada Bayi Di Kelurahan Bulakan

0 3 17

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA MENGENAI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Mengenai Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Dengan Status Gizi Pada Balita Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Semanggi Kecamata

1 4 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI PADA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan Status Gizi Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Juwiring Klaten.

0 2 19

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MATESIH.

0 0 12

Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping asi (mp-asi) di desa Jatirejo kecamatan Jumapolo Nurul Kodiyah

0 2 57

PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA 6-12 BULAN

0 0 6

Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) di Desa Huta Rakyat Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

0 1 29

HUBUNGAN AKSES INFORMASI IBU DENGAN KETEPATAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) USIA 6-24 BULAN DI DESA SUMBER AGUNG JETIS, BANTUL, YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Akses Informasi Ibu dengan Ketepatan Pemberian Makanan Pendamping A

0 0 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI DESA KEMBARAN

0 0 17