Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Prinsip Prinsip University Governance Berlandaskan Tri Hita Karana di Universitas Mahasaraswati Denpasar - Bali T2 922009103 BAB VI
BAB VI
PENUTUP
6.1. Simpulan
Kajian tentang implementasi prinsip-prinsip university governance
berlandaskan Tri Hita Karana di Universitas Mahasaraswati Denpasar
menemukan:
6.1.1. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip University Governance
1. Pelaksanaan prinsip transparansi.
Transparansi dalam konteks pendidikan tinggi berkaitan dengan
kebutuhan untuk memberikan informasi tentang upaya dan kinerja
lembaga pendidikan tinggi di berbagai bidang aktivitas yang dilakukan,
serta informasi lainnya yang relevan dan berdampak signifikan pada
kinerja perguruan tinggi secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan
peraturan
perundang-undangan.
Keterkaitan
antara
unsur-unsur
transparansi dengan nilai-nilai Tri Hita Karana, adalah: 1) Ketaatan dalam
memberikan informasi sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku; 2) Kejujuran dalam memberikan informasi yang relevan, dan
informasi
diberikan
sesuai
dengan
keadaan
sebenarnya
tanpa
disembunyikan; 3) Disiplin dalam memberikan informasi secara akurat
dan tepat waktu; dan 4) Tanggung jawab. Mampu memberikan informasi
dengan benar terkait pengelolaan sumber daya yang dipercayakan oleh
pemangku kepentingan kepada universitas.
Pelaksanaan prinsip transparansi di Universitas Mahasaraswati terlihat
pada pemberian informasi tentang penerimaan mahasiswa baru,
rekrutmen pegawai dosen dan non dosen, proses pengangkatan pejabat
struktural, dan laporan pengelolaan dana universitas. Profil dan aktivitas
Universitas Mahasaraswati dapat diketahui melalui website dengan
169
alamat http://unmas.ac.id. Pelaksanaan prinsip transparansi dalam hal
keterbukaan di bidang keuangan dilakukan oleh Rektor Universitas
Mahasaraswati terhadap yayasan, sementara pihak fakultas yang diwakili
oleh dekan fakultas bertindak sebagai pendamping rektor. Laporan
tahunan yang berisi laporan kinerja universitas dan laporan pengelolaan
dana universitas yang disusun oleh Pimpinan Universitas hanya
disampaikan kepada yayasan, tidak kepada stakeholder lainnya.
2. Pelaksanaan prinsip akuntabilitas
Akuntabilitas berkaitan dengan pertanggungjawaban kepada publik atas
setiap aktivitas yang dilakukan melalui sistem pelaporan tahunan dan
dipublikasikan kepada masyarakat. Keterkaitan antara unsur-unsur
akuntabilitas dengan nilai-nilai Tri Hita Karana, adalah: 1) Tanggung
jawab, yaitu mampu mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang
dijalankan kepada semua pemangku kepentingan; 2) Ketaatan. Melalui
prinsip akuntabilitas dapat dipastikan bahwa pengambil keputusan telah
melaksanakan kewajiban dengan mematuhi standar publik yang telah
disepakati, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan;
3) Kejujuran. Jujur dalam memberikan laporan terutama kejujuran dalam
penggunaan sumber daya keuangan dan laporan yang diberikan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya; 4) Disiplin. Memberikan laporan
secara tepat waktu.
Prinsip akuntabilitas di Universitas Mahasaraswati ditunjukkan dengan
adanya uraian tugas dan kewajiban dekan dan dosen di tingkat fakultas
yang berpedoman pada statuta, adanya penilaian kinerja dosen yang
melibatkan mahasiswa sebagai penilai, adanya proses pengawasan dan
pelaporan kinerja yang dilakukan secara struktural. Sebagai bukti
pelaksanaan prinsip akuntabilitas, Universitas Mahasaraswati menerbitkan buku laporan tahunan yang berisi tentang laporan kinerja universitas
dan laporan pengelolaan dana universitas. Akan tetapi, buku laporan
170
tahunan ini hanya diperuntukkan bagi yayasan, bukan kepada semua
stakeholder universitas.
3. Pelaksanaan prinsip responsibilitas
Responsibilitas atau tanggung jawab mengacu kepada bertindak dengan
cara yang tepat dalam menjalankan kewajiban yang berhubungan dengan
suatu tugas. Responsibilitas mengacu kepada pelaksanaan tugas dan
kewajiban sesuai dengan job description yang telah ditetapkan, sehingga
pelaksanaan prinsip responsibilitas memerlukan nilai-nilai yang berasal
dari Tri Hita Karana, yaitu: 1) Tanggung jawab. Mampu mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dijalankan kepada semua
pemangku kepentingan; 2) Ketaatan. Melalui prinsip responsibilitas dapat
dipastikan bahwa semua tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan; dan 3) Disiplin. Melaksanakan tugas dan kewajiban
secara tepat waktu.
Pelaksanaan
prinsip
responsibilitas
di
Universitas
Mahasaraswati
ditunjukkan dengan adanya pedoman tertulis atas pembagian tugas di
tingkat fakultas terkait dengan tugas dosen, tugas kepala program studi,
karyawan, dan untuk mahasiswa. Bentuk lain pelaksanaan prinsip
responsibilitas di Universitas Mahasaraswati adalah tanggung jawab sosial
universitas yang diwujudkan dalam bentuk program layanan pengobatan
gratis kepada masyarakat, program desa binaan, program bedah rumah,
dan kegiatan sosial keagamaan dengan mengadakan Tirtayatra dan
memberikan dana punia.
4. Pelaksanaan prinsip keadilan
Prinsip keadilan dipromosikan melalui prinsip ekuitas, dimana setiap
individu memiliki kesempatan yang sama. Dengan demikian ekuitas
dalam pendidikan berarti memberikan kesempatan yang sama dalam
pendidikan terlepas dari umur, jenis kelamin, warna kulit, latar belakang
sosial, latar belakang agama atau etnis, tempat tinggal, pendidikan
171
keluarga atau kondisi keuangan keluarga. Nilai-nilai Tri Hita Karana yang
terkait dengan prinsip keadilan adalah ketaatan, yaitu taat untuk
mengakui bahwa setiap orang memiliki hak sama di dalam memperoleh
kesempatan dalam pendidikan.
Prinsip keadilan di Universitas Mahasaraswati diwujudkan, antara lain,
dalam bentuk pemberian kesempatan kepada perempuan untuk menjabat
sebagai Rektor Universitas Mahasaraswati, dan pemberian reward and
punishment. Sedangkan keadilan dalam pemerataan pendidikan yang
mengacu pada isu-isu kesempatan yang sama terhadap semua orang
untuk mendapatkan pendidikan diwujudkan dalam bentuk pemberian
beasiswa untuk mahasiswa berpotensi secara akademik tetapi kurang
mampu dalam hal biaya.
5. Pelaksanaan prinsip independensi
Prinsip independensi (otonomi) terkait dengan kebebasan untuk
mengelola
sendiri
lembaga
perguruan
tinggi
sebagai
pusat
penyelenggaraan Tridharma. Dalam konsep Tri Hita Karana, prinsip
independensi (otonomi) membutuhkan nilai ketaatan dan tanggung
jawab. Taat untuk mematuhi batasan-batasan kewenangan yang harus
dilaksanakan
dan
mampu
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
kewenangan yang telah menjadi kewajibannya.
Prinsip independensi (otonomi) di Universitas Mahasaraswati terkait
dengan kebebasan untuk menunjuk pejabat kunci, menentukan kondisi
pelayanan staf, bebas untuk menunjuk dosen, bebas untuk menerima
pegawai, membuat keputusan tentang promosi, mengontrol penerimaan
mahasiswa dan kurikulum akademik, kebebasan dalam melaksanakan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Namun demikian dalam
menentukan persyaratan menjadi rektor mendapat campur tangan dari
yayasan yang melakukan penurunan standar kualifikasi syarat kandidat
rektor dari lektor kepala menjadi lektor.
172
6.1.2. Pelaksanaan Nilai-Nilai Tri Hita Karana
Etos kerja berdasarkan ideologi Tri Hita Karana, dimensi parhyangan
yang mengatur harmonisasi hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan
dimensi pawongan yang mengatur harmonisasi hubungan antara manusia
dengan manusia memunculkan nilai-nilai ketaatan, keadilan, kejujuran,
disiplin, dan tanggung jawab. Sedangkan dari dimensi palemahan yang
mengatur hubungan manusia dengan lingkungan memunculkan nilai
ketaatan, dan tanggung jawab.
Prinsip keseimbangan hubungan dan tanggung jawab antara
manusia dengan Tuhan (dimensi parhyangan) diwujudkan dalam bentuk
aktivitas yang berhubungan dengan
pemujaan kepada Tuhan, seperti
pembangunan dan penyediaan tempat suci dan fasilitas keagamaan, serta
penyelenggaraan peringatan hari raya keagamaan, sebagai perwujudan nilai
ketaatan, keadilan, kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab.
Prinsip keseimbangan hubungan dan tanggung jawab antar sesama
manusia (dimensi pawongan) diwujudkan dalam bentuk pemenuhan
kebutuhan mahasiswa, pemenuhan kebutuhan pegawai dosen dan nondosen, dan memberi kesempatan kepada perempuan untuk menjabat sebagai
rektor.
Dimensi palemahan berfungsi sebagai upaya menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan, baik terhadap kondisi lingkungan di dalam
universitas maupun lingkungan di sekitarnya (di luar universitas). Pelaksanaan dimensi palemahan di Universitas Mahasaraswati diwujudkan
dalam bentuk pembangunan kampus yang sesuai dengan tri angga, dan
Universitas Mahasaraswati memiliki serta menerapkan sistem Manajemen
Lingkungan.
173
6.1.3. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip University Governance Berlandaskan Tri
Hita Karana
Pelaksanaan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang dilandasi
oleh nilai-nilai Tri Hita Karana di Universitas Mahasaraswati menggunakan
sistem kepercayaan, dimana pimpinan universitas dipandang sebagai
individu yang memiliki pemikiran dan perilaku yang baik, serta bekerja
secara sukarela dengan mengabdikan diri sebagai pengayah di Universitas
Mahasaraswati. Oleh karena itu seluruh sivitas akademika meyakini
kejujuran pengabdian yang dimiliki oleh pimpinan universitas. Bentuk
pelaksanaan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang lain adalah acara
Open House yang diprogramkan oleh Rektor Universitas Mahasaraswati.
Acara open house merupakan perwujudan dimensi pawongan, yaitu menjaga
harmonisasi hubungan antara manusia dengan manusia. Manfaat dari acara
open house ini adalah mengurangi kemungkinan terjadinya konflik.
Prinsip responsibilitas atau
tanggung jawab terkait dengan
pelaksanaan tugas atau kewajiban. Pelaksanaan prinsip responsibilitas
sebagai perwujudan dimensi pawongan di Universitas Mahasaraswati
diwujudkan dengan memenuhi kebutuhan mahasiswa, kebutuhan pegawai
dosen dan non-dosen, serta pelaksanaan tanggung jawab sosial universitas
berupa program layanan pengobatan gratis bagi masyarakat, program desa
binaan dan program bedah rumah. Konsep tanggung jawab sosial universitas
menekankan pada dua unsur, yaitu keharmonisan hubungan antara
universitas dengan masyarakat (pawongan) serta keharmonisan hubungan
universitas dengan lingkungan (palemahan).
Dalam konsep Tri Hita Karana, prinsip keadilan yang menekankan
persamaan derajat diatur di dalam dimensi pawongan yang mengatur
hubungan manusia dengan sesama. Di Universitas Mahasaraswati prinsip
keadilan diwujudkan, antara lain, dalam bentuk pemberian kesempatan
kepada
174
perempuan
untuk
menjabat
sebagai
Rektor
Universitas
Mahasaraswati. Sedangkan keadilan dalam pemerataan pendidikan yang
mengacu pada isu-isu kesempatan yang sama terhadap semua orang untuk
mendapatkan pendidikan diwujudkan dalam bentuk pemberian beasiswa
untuk mahasiswa berpotensi secara akademik tetapi kurang mampu dalam
hal biaya, dipahami sebagai perwujudan ajaran yang ada di dalam ideologi
Tri Hita Karana tentang Empat Kebajikan Yang Luhur terdiri atas: cinta
kasih (maitri), penuh perhatian terhadap yang menderita (karuna),
mengampuni (upeksa), dan bersimpati terhadap yang berprestasi (mudita).
Pelaksanaan prinsip independensi dalam konsep Tri Hita Karana,
terkait dengan dimensi pawongan yang mengatur hubungan manusia
dengan sesama. Dalam menjaga keharmonisan, segala bentuk kegiatan harus
menghormati hak-hak setiap individu, termasuk menghormati kebebasan
yang dimiliki oleh setiap individu untuk menentukan kehidupannya. Karena
setiap individu berhak dan layak memperoleh hak dan kewajiban yang sama
untuk mencapai tujuan organisasi.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
pelaksanaan
prinsip-prinsip
university
governance
di
Universitas
Mahasaraswati dilandasi oleh nilai-nilai budaya Tri Hita Karana sebagai
kearifan lokal di Bali.
6.2. Implikasi Teoritis
Pelaksanaan prinsip-prinsip university governance yang efektif
mendorong pengambilan keputusan lebih baik dan penggunaan sumber daya
secara efisien, serta memperkuat akuntabilitas untuk pengelolaan sumber
daya universitas. Pelaksanaan prinsip-prinsip university governance yang
efektif ditandai dengan pengawasan yang kuat, yang memberikan tekanan
penting untuk meningkatkan kinerja peguruan tinggi/universitas dan
menanggulangi korupsi, serta dapat meningkatkan manajemen yang
mengarah ke implementasi yang lebih efektif dari cara-cara yang dipilih,
175
pelayanan yang lebih baik, dan, pada akhirnya, hasil yang lebih baik.
Namun demikian, prinsip-prinsip university governance dapat terlaksana
dengan baik apabila nilai-nilai dan standar etika tertanam dan menjadi dasar
semua kebijakan, prosedur, dan tindakan, serta perilaku pribadi dari semua
staf dan stakeholder universitas. Nilai-nilai ini dapat diperoleh dari kearifan
lokal dimana universitas berada.
Nilai-nilai mewakili apa yang penting bagi manusia. Semua
kelompok manusia mengembangkan norma-norma dan nilai-nilai. Setiap
individu membawa nilai-nilai kemanapun individu pergi, termasuk ke
tempat kerja. Ketika individu berada di tempat kerja, nilai-nilai menjadi
motivator internal untuk melakukan hal yang terbaik dan memperkuat
karakter dan moralitas yang baik. Nilai-nilai kemanusiaan memiliki peran
penting di tempat kerja dan praktek karyawan sebagai etos kerja dan mantra
untuk kesuksesan ekonomi. Etos kerja menyebabkan karyawan yang datang
untuk menikmati pekerjaan menjadi bahagia dan puas. Karyawan juga
mengembangkan perasaan kesetiaan dan keterikatan terhadap organisasi,
sehingga tercipta tata hubungan yang harmonis.
Teori stakeholder menyiratkan bahwa di dalam mengelola hubungan
di antara stakeholder, manajer harus merumuskan dan menerapkan proses
yang memenuhi semua kelompok yang memiliki kepentingan dalam bisnis
tanpa
mengorbankan
stakeholder
harus
salah
satu
diperhatikan.
kepentingan.
Manajer
tidak
Semua
kepentingan
dibenarkan
untuk
mengutamakan salah satu kepentingan. Apabila terjadi konflik kepentingan
stakeholder, maka manajer harus menemukan cara agar kepentingankepentingan ini bisa berjalan bersama-sama, sehingga dapat dibuat nilai
lebih untuk setiap stakeholder. Oleh karena itu keputusan yang diambil oleh
manajer harus mengedepankan keadilan terhadap semua stakeholder,
sehingga tercipta tata hubungan yang baik, yang menyebabkan korporasi
dapat bekerja secara efektif dan efisien.
176
Tata hubungan dalam konsep stakeholder dapat dianalogikan dengan
tata hubungan dalam konsep Tri Hita Karana yang mempercayai bahwa
setiap gerak langkah kehidupan manusia merupakan konsepsi hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan
manusia dengan lingkungannya. Dari konsepsi hubungan Tri Hita Karana ini
dapat diidentifikasi nilai ketaatan, kejujuran,
keadilan, disiplin, dan
tanggung jawab yang sangat bermanfaat bagi keberhasilan pelaksanaan
prinsip-prinsip university governance.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip university governance dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar, ketika kerangka university governance
telah mengatur hubungan antara universitas dengan stakeholder, baik
internal dan eksternal, yang diwujudkan dalam bentuk pembagian hak,
wewenang, dan tanggung jawab dalam mengarahkan dan mengendalikan
jalannya universitas, termasuk aturan dalam berinteraksi di antara
stakeholder universitas, serta merinci aturan dan prosedur dalam membuat
keputusan tentang kebijakan universitas untuk menentukan tujuan dan cara
mencapai tujuan universitas yang telah ditetapkan dengan cara yang
terkoordinasi.
Hubungan pimpinan universitas dan manajemen dengan
stakeholder harus ditandai dengan kejujuran, keadilan, disiplin, dan
tanggung jawab; dan hubungan dengan pemerintah harus ditandai dengan
komitmen untuk ketaatan. Kejujuran, keadilan, disiplin, tanggung jawab,
dan ketaatan merupakan nilai-nilai yang melekat pada diri setiap individu
dan tidak dibentuk oleh organisasi. Nilai-nilai ini, khususnya di Bali,
dibentuk dan diwariskan secara turun temurun melalui ideologi Tri Hita
Karana sebagai kearifan lokal di Bali. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa nilai-nilai Tri Hita Karana dapat dijadikan sebagai landasan dalam
melaksanakan prinsip-prinsip university governance. Karena, nilai-nilai Tri
Hita Karana mampu mengarahkan perilaku individu pengelola Universitas
Mahasaraswati untuk melaksanakan prinsip-prinsip university governance
177
dengan baik dan benar sehingga tercipta good university governance.
Sebagaimana diungkapkan oleh Wiana (2007), bahwa falsafah Tri Hita
Karana yang menekankan pada teori keseimbangan menyatakan bahwa
masyarakat Hindu cenderung memandang diri dan lingkungannya sebagai
suatu sistem yang dikendalikan oleh nilai keseimbangan dan diwujudkan
dalam bentuk perilaku. Nilai-nilai yang diperoleh individu dari lingkungan
budayanya dapat membentuk perilaku individu, termasuk membentuk
perilaku
individu
dalam
melaksanakan
prinsip-prinsip
university
governance.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsipprinsip university governance di Universitas Mahasaraswati dilandasi oleh
nilai-nilai Tri Hita Karana. Penelitian ini mengidentifikasi nilai-nilai yang
diperlukan
untuk
melaksanakan
prinsip
transparansi,
akuntabilitas,
responsibilitas, keadilan, dan independensi (otonomi), yaitu nilai ketaatan,
kejujuran, keadilan, disiplin, dan tanggung jawab. Temuan ini sejalan
dengan penelitian Putera dan Supartha (2013) yang menemukan bahwa
budaya Tri Hita Karana berpengaruh terhadap budaya organisasi di lembaga
universitas.
Tri Hita Karana sebagai kearifan lokal di Bali telah mengarahkan
perilaku sivitas akademika Universitas Mahasaraswati untuk melaksanakan
prinsip-prinsip university governance. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Suryadi dan Kusnendi (2010) yang menemukan bahwa
tinggi rendahnya aktualisasi perilaku ilmiah, edukatif dan religius di
kalangan sivitas akademika dipengaruhi oleh kuat lemahnya nilai-nilai
kearifan lokal, dalam hal ini budaya Sunda.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, keadilan, dan independensi
(otonomi),
178
telah
mengantarkan
Universitas
Mahasaraswati
sebagai
perguruan tinggi yang bermutu. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ilyas dan Rafiq (2012:178) yang menunjukkan bahwa
disiplin, kesadaran sosial, akuntabilitas, keadilan, dan tanggung jawab
memiliki dampak yang signifikan terhadap keberhasilan organisasi, dan hasil
penelitian Todorović (2013:52) yang menunjukkan ada korelasi dan dampak
penerapan
prinsip-prinsip
tata
kelola
perusahaan
terhadap
kinerja
perusahaan.
6.3. Implikasi Manajerial
Meskipun penelitian ini memiliki banyak keterbatasan, tetapi
penelitian ini telah menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip
university governance dapat dilandasi oleh nilai-nilai Tri Hita Karana.
Implikasi manajerial yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian
tersebut adalah:
Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati telah menetapkan pelaksanaan
lomba Tri Hita Karana Award yang diikuti oleh seluruh unit usaha yayasan
dan mewajibkan sivitas akademika untuk melakukan persembahyangan
setiap hari dengan tujuan untuk memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
Tri Hita Karana. Mengingat bahwa nilai-nilai Tri Hita Karana bermanfaat
untuk mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip university governance,
alangkah baiknya jika pelaksanaan lomba Tri Hita Karana Award
dan
aktivitas persembahyangan dapat ditingkatkan.
Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati telah menetapkan bahwa lahan
dan bangunan kampus Universitas Mahasaraswati digunakan secara
bersama-sama oleh seluruh unit usaha yang dimiliki oleh yayasan baik
tingkat TK, SD,SMP, SMA/SMK, Akademi, Sekolah Tinggi dan Universitas,
dikarenakan keterbatasan lahan yang dimiliki oleh yayasan. Meskipun
hingga saat ini penggunaan lahan dan bangunan secara bersama belum
menimbulkan perbenturan kepentingan karena semua pihak berkomitmen
179
untuk menjaga harmonisasi hubungan berdasarkan nilai-nilai Tri Hita
Karana, namun demikian mengingat pengembangan universitas dan
mengantisipasi jumlah mahasiswa yang semakin banyak dimasa yang akan
datang, alangkah baiknya jika pihak yayasan dapat mencari lahan baru yang
dapat digunakan secara mandiri oleh Universitas Mahasaraswati.
Yayasan telah memberikan otonomi sebagai bentuk prinsip
independensi terhadap universitas, dan itu dirasakan oleh pihak rektorat
sangat baik. Mengingat pemberian otonomi sangat dibutuhkan dalam
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka akan lebih baik apabila
pemberian otonomi tersebut dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan,
sehingga dapat memberikan kepastian dan tidak menimbulkan keraguraguan bagi universitas dalam mengambil keputusan.
Rektor Universitas Mahasaraswati melaksanakan acara Open House
adalah untuk menampung keluhan dan masukan atas semua kegiatan
universitas
akuntabilitas
sebagai
serta
bentuk
pelaksanaan
perwujudan
dimensi
prinsip
transparansi
pawongan
yaitu
dan
menjaga
harmonisasi hubungan antara manusia dengan manusia. Maka semua pihak
akan mendapatkan manfaat positif dari acara open house ini jika pihak
Rektorat dapat menindak lanjuti kesepakatan-kesepakatan yang muncul dari
acara open house ini.
Rektor menetapkan, bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial
universitas di Universitas Mahasaraswati diwujudkan dalam bentuk program
layanan pengobatan gratis bagi masyarakat, program desa binaan, program
bedah rumah, dan kegiatan sosial keagamaan dengan mengadakan Tirtayatra
dan memberikan dana punia. Mengingat pelaksanaan program tanggung
jawab sosial universitas yang berkelanjutan diharapkan dapat membentuk
kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, mandiri, dan terpeliharanya
kelestarian lingkungan sekitar, maka akan lebih baik jika pelaksanaan
180
program tanggung jawab sosial universitas ini dapat dikembangkan dan
ditingkatkan penyelenggaraannya.
6.4. Keterbatasan Penelitian dan Agenda Penelitian Mendatang
Penelitian ini menemukan bahwa konsep Tri Hita Karana selaras
dengan konsep stakeholder sehingga nilai-nilai yang teridentifikasi dari
ideologi Tri Hita Karana dapat dijadikan sebagai landasan pelaksanaan
prinsip-prinsip university governance. Penelitian ini belum mengkaji
apakah nilai-nilai Tri Hita Karana mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan pelaksanaan prinsip-prinsip university governance.
Oleh karena itu terbuka peluang untuk melakukan penelitian lanjutan
terkait adanya dugaan pengaruh nilai-nilai Tri Hita Karana terhadap
peningkatan pelaksanaan prinsip-prinsip university governance.
181
182
PENUTUP
6.1. Simpulan
Kajian tentang implementasi prinsip-prinsip university governance
berlandaskan Tri Hita Karana di Universitas Mahasaraswati Denpasar
menemukan:
6.1.1. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip University Governance
1. Pelaksanaan prinsip transparansi.
Transparansi dalam konteks pendidikan tinggi berkaitan dengan
kebutuhan untuk memberikan informasi tentang upaya dan kinerja
lembaga pendidikan tinggi di berbagai bidang aktivitas yang dilakukan,
serta informasi lainnya yang relevan dan berdampak signifikan pada
kinerja perguruan tinggi secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan
peraturan
perundang-undangan.
Keterkaitan
antara
unsur-unsur
transparansi dengan nilai-nilai Tri Hita Karana, adalah: 1) Ketaatan dalam
memberikan informasi sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku; 2) Kejujuran dalam memberikan informasi yang relevan, dan
informasi
diberikan
sesuai
dengan
keadaan
sebenarnya
tanpa
disembunyikan; 3) Disiplin dalam memberikan informasi secara akurat
dan tepat waktu; dan 4) Tanggung jawab. Mampu memberikan informasi
dengan benar terkait pengelolaan sumber daya yang dipercayakan oleh
pemangku kepentingan kepada universitas.
Pelaksanaan prinsip transparansi di Universitas Mahasaraswati terlihat
pada pemberian informasi tentang penerimaan mahasiswa baru,
rekrutmen pegawai dosen dan non dosen, proses pengangkatan pejabat
struktural, dan laporan pengelolaan dana universitas. Profil dan aktivitas
Universitas Mahasaraswati dapat diketahui melalui website dengan
169
alamat http://unmas.ac.id. Pelaksanaan prinsip transparansi dalam hal
keterbukaan di bidang keuangan dilakukan oleh Rektor Universitas
Mahasaraswati terhadap yayasan, sementara pihak fakultas yang diwakili
oleh dekan fakultas bertindak sebagai pendamping rektor. Laporan
tahunan yang berisi laporan kinerja universitas dan laporan pengelolaan
dana universitas yang disusun oleh Pimpinan Universitas hanya
disampaikan kepada yayasan, tidak kepada stakeholder lainnya.
2. Pelaksanaan prinsip akuntabilitas
Akuntabilitas berkaitan dengan pertanggungjawaban kepada publik atas
setiap aktivitas yang dilakukan melalui sistem pelaporan tahunan dan
dipublikasikan kepada masyarakat. Keterkaitan antara unsur-unsur
akuntabilitas dengan nilai-nilai Tri Hita Karana, adalah: 1) Tanggung
jawab, yaitu mampu mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang
dijalankan kepada semua pemangku kepentingan; 2) Ketaatan. Melalui
prinsip akuntabilitas dapat dipastikan bahwa pengambil keputusan telah
melaksanakan kewajiban dengan mematuhi standar publik yang telah
disepakati, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan;
3) Kejujuran. Jujur dalam memberikan laporan terutama kejujuran dalam
penggunaan sumber daya keuangan dan laporan yang diberikan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya; 4) Disiplin. Memberikan laporan
secara tepat waktu.
Prinsip akuntabilitas di Universitas Mahasaraswati ditunjukkan dengan
adanya uraian tugas dan kewajiban dekan dan dosen di tingkat fakultas
yang berpedoman pada statuta, adanya penilaian kinerja dosen yang
melibatkan mahasiswa sebagai penilai, adanya proses pengawasan dan
pelaporan kinerja yang dilakukan secara struktural. Sebagai bukti
pelaksanaan prinsip akuntabilitas, Universitas Mahasaraswati menerbitkan buku laporan tahunan yang berisi tentang laporan kinerja universitas
dan laporan pengelolaan dana universitas. Akan tetapi, buku laporan
170
tahunan ini hanya diperuntukkan bagi yayasan, bukan kepada semua
stakeholder universitas.
3. Pelaksanaan prinsip responsibilitas
Responsibilitas atau tanggung jawab mengacu kepada bertindak dengan
cara yang tepat dalam menjalankan kewajiban yang berhubungan dengan
suatu tugas. Responsibilitas mengacu kepada pelaksanaan tugas dan
kewajiban sesuai dengan job description yang telah ditetapkan, sehingga
pelaksanaan prinsip responsibilitas memerlukan nilai-nilai yang berasal
dari Tri Hita Karana, yaitu: 1) Tanggung jawab. Mampu mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dijalankan kepada semua
pemangku kepentingan; 2) Ketaatan. Melalui prinsip responsibilitas dapat
dipastikan bahwa semua tugas dan kewajiban telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan; dan 3) Disiplin. Melaksanakan tugas dan kewajiban
secara tepat waktu.
Pelaksanaan
prinsip
responsibilitas
di
Universitas
Mahasaraswati
ditunjukkan dengan adanya pedoman tertulis atas pembagian tugas di
tingkat fakultas terkait dengan tugas dosen, tugas kepala program studi,
karyawan, dan untuk mahasiswa. Bentuk lain pelaksanaan prinsip
responsibilitas di Universitas Mahasaraswati adalah tanggung jawab sosial
universitas yang diwujudkan dalam bentuk program layanan pengobatan
gratis kepada masyarakat, program desa binaan, program bedah rumah,
dan kegiatan sosial keagamaan dengan mengadakan Tirtayatra dan
memberikan dana punia.
4. Pelaksanaan prinsip keadilan
Prinsip keadilan dipromosikan melalui prinsip ekuitas, dimana setiap
individu memiliki kesempatan yang sama. Dengan demikian ekuitas
dalam pendidikan berarti memberikan kesempatan yang sama dalam
pendidikan terlepas dari umur, jenis kelamin, warna kulit, latar belakang
sosial, latar belakang agama atau etnis, tempat tinggal, pendidikan
171
keluarga atau kondisi keuangan keluarga. Nilai-nilai Tri Hita Karana yang
terkait dengan prinsip keadilan adalah ketaatan, yaitu taat untuk
mengakui bahwa setiap orang memiliki hak sama di dalam memperoleh
kesempatan dalam pendidikan.
Prinsip keadilan di Universitas Mahasaraswati diwujudkan, antara lain,
dalam bentuk pemberian kesempatan kepada perempuan untuk menjabat
sebagai Rektor Universitas Mahasaraswati, dan pemberian reward and
punishment. Sedangkan keadilan dalam pemerataan pendidikan yang
mengacu pada isu-isu kesempatan yang sama terhadap semua orang
untuk mendapatkan pendidikan diwujudkan dalam bentuk pemberian
beasiswa untuk mahasiswa berpotensi secara akademik tetapi kurang
mampu dalam hal biaya.
5. Pelaksanaan prinsip independensi
Prinsip independensi (otonomi) terkait dengan kebebasan untuk
mengelola
sendiri
lembaga
perguruan
tinggi
sebagai
pusat
penyelenggaraan Tridharma. Dalam konsep Tri Hita Karana, prinsip
independensi (otonomi) membutuhkan nilai ketaatan dan tanggung
jawab. Taat untuk mematuhi batasan-batasan kewenangan yang harus
dilaksanakan
dan
mampu
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
kewenangan yang telah menjadi kewajibannya.
Prinsip independensi (otonomi) di Universitas Mahasaraswati terkait
dengan kebebasan untuk menunjuk pejabat kunci, menentukan kondisi
pelayanan staf, bebas untuk menunjuk dosen, bebas untuk menerima
pegawai, membuat keputusan tentang promosi, mengontrol penerimaan
mahasiswa dan kurikulum akademik, kebebasan dalam melaksanakan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Namun demikian dalam
menentukan persyaratan menjadi rektor mendapat campur tangan dari
yayasan yang melakukan penurunan standar kualifikasi syarat kandidat
rektor dari lektor kepala menjadi lektor.
172
6.1.2. Pelaksanaan Nilai-Nilai Tri Hita Karana
Etos kerja berdasarkan ideologi Tri Hita Karana, dimensi parhyangan
yang mengatur harmonisasi hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan
dimensi pawongan yang mengatur harmonisasi hubungan antara manusia
dengan manusia memunculkan nilai-nilai ketaatan, keadilan, kejujuran,
disiplin, dan tanggung jawab. Sedangkan dari dimensi palemahan yang
mengatur hubungan manusia dengan lingkungan memunculkan nilai
ketaatan, dan tanggung jawab.
Prinsip keseimbangan hubungan dan tanggung jawab antara
manusia dengan Tuhan (dimensi parhyangan) diwujudkan dalam bentuk
aktivitas yang berhubungan dengan
pemujaan kepada Tuhan, seperti
pembangunan dan penyediaan tempat suci dan fasilitas keagamaan, serta
penyelenggaraan peringatan hari raya keagamaan, sebagai perwujudan nilai
ketaatan, keadilan, kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab.
Prinsip keseimbangan hubungan dan tanggung jawab antar sesama
manusia (dimensi pawongan) diwujudkan dalam bentuk pemenuhan
kebutuhan mahasiswa, pemenuhan kebutuhan pegawai dosen dan nondosen, dan memberi kesempatan kepada perempuan untuk menjabat sebagai
rektor.
Dimensi palemahan berfungsi sebagai upaya menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan, baik terhadap kondisi lingkungan di dalam
universitas maupun lingkungan di sekitarnya (di luar universitas). Pelaksanaan dimensi palemahan di Universitas Mahasaraswati diwujudkan
dalam bentuk pembangunan kampus yang sesuai dengan tri angga, dan
Universitas Mahasaraswati memiliki serta menerapkan sistem Manajemen
Lingkungan.
173
6.1.3. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip University Governance Berlandaskan Tri
Hita Karana
Pelaksanaan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang dilandasi
oleh nilai-nilai Tri Hita Karana di Universitas Mahasaraswati menggunakan
sistem kepercayaan, dimana pimpinan universitas dipandang sebagai
individu yang memiliki pemikiran dan perilaku yang baik, serta bekerja
secara sukarela dengan mengabdikan diri sebagai pengayah di Universitas
Mahasaraswati. Oleh karena itu seluruh sivitas akademika meyakini
kejujuran pengabdian yang dimiliki oleh pimpinan universitas. Bentuk
pelaksanaan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang lain adalah acara
Open House yang diprogramkan oleh Rektor Universitas Mahasaraswati.
Acara open house merupakan perwujudan dimensi pawongan, yaitu menjaga
harmonisasi hubungan antara manusia dengan manusia. Manfaat dari acara
open house ini adalah mengurangi kemungkinan terjadinya konflik.
Prinsip responsibilitas atau
tanggung jawab terkait dengan
pelaksanaan tugas atau kewajiban. Pelaksanaan prinsip responsibilitas
sebagai perwujudan dimensi pawongan di Universitas Mahasaraswati
diwujudkan dengan memenuhi kebutuhan mahasiswa, kebutuhan pegawai
dosen dan non-dosen, serta pelaksanaan tanggung jawab sosial universitas
berupa program layanan pengobatan gratis bagi masyarakat, program desa
binaan dan program bedah rumah. Konsep tanggung jawab sosial universitas
menekankan pada dua unsur, yaitu keharmonisan hubungan antara
universitas dengan masyarakat (pawongan) serta keharmonisan hubungan
universitas dengan lingkungan (palemahan).
Dalam konsep Tri Hita Karana, prinsip keadilan yang menekankan
persamaan derajat diatur di dalam dimensi pawongan yang mengatur
hubungan manusia dengan sesama. Di Universitas Mahasaraswati prinsip
keadilan diwujudkan, antara lain, dalam bentuk pemberian kesempatan
kepada
174
perempuan
untuk
menjabat
sebagai
Rektor
Universitas
Mahasaraswati. Sedangkan keadilan dalam pemerataan pendidikan yang
mengacu pada isu-isu kesempatan yang sama terhadap semua orang untuk
mendapatkan pendidikan diwujudkan dalam bentuk pemberian beasiswa
untuk mahasiswa berpotensi secara akademik tetapi kurang mampu dalam
hal biaya, dipahami sebagai perwujudan ajaran yang ada di dalam ideologi
Tri Hita Karana tentang Empat Kebajikan Yang Luhur terdiri atas: cinta
kasih (maitri), penuh perhatian terhadap yang menderita (karuna),
mengampuni (upeksa), dan bersimpati terhadap yang berprestasi (mudita).
Pelaksanaan prinsip independensi dalam konsep Tri Hita Karana,
terkait dengan dimensi pawongan yang mengatur hubungan manusia
dengan sesama. Dalam menjaga keharmonisan, segala bentuk kegiatan harus
menghormati hak-hak setiap individu, termasuk menghormati kebebasan
yang dimiliki oleh setiap individu untuk menentukan kehidupannya. Karena
setiap individu berhak dan layak memperoleh hak dan kewajiban yang sama
untuk mencapai tujuan organisasi.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
pelaksanaan
prinsip-prinsip
university
governance
di
Universitas
Mahasaraswati dilandasi oleh nilai-nilai budaya Tri Hita Karana sebagai
kearifan lokal di Bali.
6.2. Implikasi Teoritis
Pelaksanaan prinsip-prinsip university governance yang efektif
mendorong pengambilan keputusan lebih baik dan penggunaan sumber daya
secara efisien, serta memperkuat akuntabilitas untuk pengelolaan sumber
daya universitas. Pelaksanaan prinsip-prinsip university governance yang
efektif ditandai dengan pengawasan yang kuat, yang memberikan tekanan
penting untuk meningkatkan kinerja peguruan tinggi/universitas dan
menanggulangi korupsi, serta dapat meningkatkan manajemen yang
mengarah ke implementasi yang lebih efektif dari cara-cara yang dipilih,
175
pelayanan yang lebih baik, dan, pada akhirnya, hasil yang lebih baik.
Namun demikian, prinsip-prinsip university governance dapat terlaksana
dengan baik apabila nilai-nilai dan standar etika tertanam dan menjadi dasar
semua kebijakan, prosedur, dan tindakan, serta perilaku pribadi dari semua
staf dan stakeholder universitas. Nilai-nilai ini dapat diperoleh dari kearifan
lokal dimana universitas berada.
Nilai-nilai mewakili apa yang penting bagi manusia. Semua
kelompok manusia mengembangkan norma-norma dan nilai-nilai. Setiap
individu membawa nilai-nilai kemanapun individu pergi, termasuk ke
tempat kerja. Ketika individu berada di tempat kerja, nilai-nilai menjadi
motivator internal untuk melakukan hal yang terbaik dan memperkuat
karakter dan moralitas yang baik. Nilai-nilai kemanusiaan memiliki peran
penting di tempat kerja dan praktek karyawan sebagai etos kerja dan mantra
untuk kesuksesan ekonomi. Etos kerja menyebabkan karyawan yang datang
untuk menikmati pekerjaan menjadi bahagia dan puas. Karyawan juga
mengembangkan perasaan kesetiaan dan keterikatan terhadap organisasi,
sehingga tercipta tata hubungan yang harmonis.
Teori stakeholder menyiratkan bahwa di dalam mengelola hubungan
di antara stakeholder, manajer harus merumuskan dan menerapkan proses
yang memenuhi semua kelompok yang memiliki kepentingan dalam bisnis
tanpa
mengorbankan
stakeholder
harus
salah
satu
diperhatikan.
kepentingan.
Manajer
tidak
Semua
kepentingan
dibenarkan
untuk
mengutamakan salah satu kepentingan. Apabila terjadi konflik kepentingan
stakeholder, maka manajer harus menemukan cara agar kepentingankepentingan ini bisa berjalan bersama-sama, sehingga dapat dibuat nilai
lebih untuk setiap stakeholder. Oleh karena itu keputusan yang diambil oleh
manajer harus mengedepankan keadilan terhadap semua stakeholder,
sehingga tercipta tata hubungan yang baik, yang menyebabkan korporasi
dapat bekerja secara efektif dan efisien.
176
Tata hubungan dalam konsep stakeholder dapat dianalogikan dengan
tata hubungan dalam konsep Tri Hita Karana yang mempercayai bahwa
setiap gerak langkah kehidupan manusia merupakan konsepsi hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan
manusia dengan lingkungannya. Dari konsepsi hubungan Tri Hita Karana ini
dapat diidentifikasi nilai ketaatan, kejujuran,
keadilan, disiplin, dan
tanggung jawab yang sangat bermanfaat bagi keberhasilan pelaksanaan
prinsip-prinsip university governance.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip university governance dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar, ketika kerangka university governance
telah mengatur hubungan antara universitas dengan stakeholder, baik
internal dan eksternal, yang diwujudkan dalam bentuk pembagian hak,
wewenang, dan tanggung jawab dalam mengarahkan dan mengendalikan
jalannya universitas, termasuk aturan dalam berinteraksi di antara
stakeholder universitas, serta merinci aturan dan prosedur dalam membuat
keputusan tentang kebijakan universitas untuk menentukan tujuan dan cara
mencapai tujuan universitas yang telah ditetapkan dengan cara yang
terkoordinasi.
Hubungan pimpinan universitas dan manajemen dengan
stakeholder harus ditandai dengan kejujuran, keadilan, disiplin, dan
tanggung jawab; dan hubungan dengan pemerintah harus ditandai dengan
komitmen untuk ketaatan. Kejujuran, keadilan, disiplin, tanggung jawab,
dan ketaatan merupakan nilai-nilai yang melekat pada diri setiap individu
dan tidak dibentuk oleh organisasi. Nilai-nilai ini, khususnya di Bali,
dibentuk dan diwariskan secara turun temurun melalui ideologi Tri Hita
Karana sebagai kearifan lokal di Bali. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa nilai-nilai Tri Hita Karana dapat dijadikan sebagai landasan dalam
melaksanakan prinsip-prinsip university governance. Karena, nilai-nilai Tri
Hita Karana mampu mengarahkan perilaku individu pengelola Universitas
Mahasaraswati untuk melaksanakan prinsip-prinsip university governance
177
dengan baik dan benar sehingga tercipta good university governance.
Sebagaimana diungkapkan oleh Wiana (2007), bahwa falsafah Tri Hita
Karana yang menekankan pada teori keseimbangan menyatakan bahwa
masyarakat Hindu cenderung memandang diri dan lingkungannya sebagai
suatu sistem yang dikendalikan oleh nilai keseimbangan dan diwujudkan
dalam bentuk perilaku. Nilai-nilai yang diperoleh individu dari lingkungan
budayanya dapat membentuk perilaku individu, termasuk membentuk
perilaku
individu
dalam
melaksanakan
prinsip-prinsip
university
governance.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsipprinsip university governance di Universitas Mahasaraswati dilandasi oleh
nilai-nilai Tri Hita Karana. Penelitian ini mengidentifikasi nilai-nilai yang
diperlukan
untuk
melaksanakan
prinsip
transparansi,
akuntabilitas,
responsibilitas, keadilan, dan independensi (otonomi), yaitu nilai ketaatan,
kejujuran, keadilan, disiplin, dan tanggung jawab. Temuan ini sejalan
dengan penelitian Putera dan Supartha (2013) yang menemukan bahwa
budaya Tri Hita Karana berpengaruh terhadap budaya organisasi di lembaga
universitas.
Tri Hita Karana sebagai kearifan lokal di Bali telah mengarahkan
perilaku sivitas akademika Universitas Mahasaraswati untuk melaksanakan
prinsip-prinsip university governance. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Suryadi dan Kusnendi (2010) yang menemukan bahwa
tinggi rendahnya aktualisasi perilaku ilmiah, edukatif dan religius di
kalangan sivitas akademika dipengaruhi oleh kuat lemahnya nilai-nilai
kearifan lokal, dalam hal ini budaya Sunda.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, keadilan, dan independensi
(otonomi),
178
telah
mengantarkan
Universitas
Mahasaraswati
sebagai
perguruan tinggi yang bermutu. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ilyas dan Rafiq (2012:178) yang menunjukkan bahwa
disiplin, kesadaran sosial, akuntabilitas, keadilan, dan tanggung jawab
memiliki dampak yang signifikan terhadap keberhasilan organisasi, dan hasil
penelitian Todorović (2013:52) yang menunjukkan ada korelasi dan dampak
penerapan
prinsip-prinsip
tata
kelola
perusahaan
terhadap
kinerja
perusahaan.
6.3. Implikasi Manajerial
Meskipun penelitian ini memiliki banyak keterbatasan, tetapi
penelitian ini telah menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip
university governance dapat dilandasi oleh nilai-nilai Tri Hita Karana.
Implikasi manajerial yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian
tersebut adalah:
Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati telah menetapkan pelaksanaan
lomba Tri Hita Karana Award yang diikuti oleh seluruh unit usaha yayasan
dan mewajibkan sivitas akademika untuk melakukan persembahyangan
setiap hari dengan tujuan untuk memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
Tri Hita Karana. Mengingat bahwa nilai-nilai Tri Hita Karana bermanfaat
untuk mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip university governance,
alangkah baiknya jika pelaksanaan lomba Tri Hita Karana Award
dan
aktivitas persembahyangan dapat ditingkatkan.
Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati telah menetapkan bahwa lahan
dan bangunan kampus Universitas Mahasaraswati digunakan secara
bersama-sama oleh seluruh unit usaha yang dimiliki oleh yayasan baik
tingkat TK, SD,SMP, SMA/SMK, Akademi, Sekolah Tinggi dan Universitas,
dikarenakan keterbatasan lahan yang dimiliki oleh yayasan. Meskipun
hingga saat ini penggunaan lahan dan bangunan secara bersama belum
menimbulkan perbenturan kepentingan karena semua pihak berkomitmen
179
untuk menjaga harmonisasi hubungan berdasarkan nilai-nilai Tri Hita
Karana, namun demikian mengingat pengembangan universitas dan
mengantisipasi jumlah mahasiswa yang semakin banyak dimasa yang akan
datang, alangkah baiknya jika pihak yayasan dapat mencari lahan baru yang
dapat digunakan secara mandiri oleh Universitas Mahasaraswati.
Yayasan telah memberikan otonomi sebagai bentuk prinsip
independensi terhadap universitas, dan itu dirasakan oleh pihak rektorat
sangat baik. Mengingat pemberian otonomi sangat dibutuhkan dalam
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka akan lebih baik apabila
pemberian otonomi tersebut dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan,
sehingga dapat memberikan kepastian dan tidak menimbulkan keraguraguan bagi universitas dalam mengambil keputusan.
Rektor Universitas Mahasaraswati melaksanakan acara Open House
adalah untuk menampung keluhan dan masukan atas semua kegiatan
universitas
akuntabilitas
sebagai
serta
bentuk
pelaksanaan
perwujudan
dimensi
prinsip
transparansi
pawongan
yaitu
dan
menjaga
harmonisasi hubungan antara manusia dengan manusia. Maka semua pihak
akan mendapatkan manfaat positif dari acara open house ini jika pihak
Rektorat dapat menindak lanjuti kesepakatan-kesepakatan yang muncul dari
acara open house ini.
Rektor menetapkan, bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial
universitas di Universitas Mahasaraswati diwujudkan dalam bentuk program
layanan pengobatan gratis bagi masyarakat, program desa binaan, program
bedah rumah, dan kegiatan sosial keagamaan dengan mengadakan Tirtayatra
dan memberikan dana punia. Mengingat pelaksanaan program tanggung
jawab sosial universitas yang berkelanjutan diharapkan dapat membentuk
kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, mandiri, dan terpeliharanya
kelestarian lingkungan sekitar, maka akan lebih baik jika pelaksanaan
180
program tanggung jawab sosial universitas ini dapat dikembangkan dan
ditingkatkan penyelenggaraannya.
6.4. Keterbatasan Penelitian dan Agenda Penelitian Mendatang
Penelitian ini menemukan bahwa konsep Tri Hita Karana selaras
dengan konsep stakeholder sehingga nilai-nilai yang teridentifikasi dari
ideologi Tri Hita Karana dapat dijadikan sebagai landasan pelaksanaan
prinsip-prinsip university governance. Penelitian ini belum mengkaji
apakah nilai-nilai Tri Hita Karana mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan pelaksanaan prinsip-prinsip university governance.
Oleh karena itu terbuka peluang untuk melakukan penelitian lanjutan
terkait adanya dugaan pengaruh nilai-nilai Tri Hita Karana terhadap
peningkatan pelaksanaan prinsip-prinsip university governance.
181
182