stat citarumciliwung08 dafsi 0

(1)

(2)

KATA PENGANTAR

Buku Statistik Pembangunan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum-Ciliwung Tahun 2008 merupakan penerbitan lanjutan tahun-tahun sebelumnya. Dengan adanya kesinambungan penerbitan, diharapkan buku Statistik Pembangunan BPDAS ini dapat memberikan informasi secara “Time Series

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga buku ini diterbitkan, disampaikan ucapan terimakasih. Saran-saran untuk perbaikan pada penerbitan-penerbitan yang akan datang sangat kami harapkan.

Harapan kami semoga buku Statistik Pembangunan ini dapat bermanfaat.

Bogor , Maret 2009 KEPALA BALAI

Ir. Erni Mayana, MM NIP. 710 000 451


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Maksud Dan Tujuan 2

C. Ruang Lingkup 2

II. ORGANISASI

A. Visi dan Misi 3

B. Tugas Pokok dan Fungsi 4

C. Struktur Organisasi 5

D. Sumber Daya Manusia 6

III. KONDISI UMUM WILAYAH KERJA

A. Letak dan Luas 7

B. Penggunaan dan Penutupan Lahan 8

C. Kekritisan Lahan/DAS 9

IV. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR (TAHUN 2003 S/D 2007)

10


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman

I KEADAAN UMUM

Tabel .I.1. Wilayah Kerja BPDAS 12

Tabel .I.2. Tingkat Kekritisan Lahan 14

Tabel .I.3. Penetapan DAS Prioritas 16

Tabel .I.4. Pola Penggunaan Lahan 17

Tabel .I.5. Penutupan vegetasi 18

Tabel .I.6. Kejadian bencana alam banjir 20

Tabel .I.7. Kejadian bencana alam longsor 21

Tabel .I.8. Keadaan Iklim 22

Tabel .I.9. Keadaan dan debit sungai-sungai Besar 23

Tabel .1.10. Keadaan Danau / Telaga dan Waduk / Bendungan 24

Tabel .1.11. Jenis Tanah dan Topografi 36

Tabel.1.12.Penyusunan Pola / RTL – RLKT dan Project Plan 43

II KEPEGAWAIAN

Tabel .II.1. Data PNS berdasarkan Pendidikan dan Jenis kelamin 45

Tabel .II.2. Data PNS berdasarkan golongan Jenis kelamin 46

Tabel .II.3. Data Pegawai honorer berdasarkan Pendidikan dan Jenis kelamin 47

Tabel .II.4. Jenis pelatihan / kursus Petugas 48

III PERENCANAAN

Tabel .III. Penyusunan Rencana Kegiatan bidang RLPS 52

IV PEMBANGUNAN IV.1. Di dalam Kawasan Hutan IV.1.1. Reboisasi

Tabel .IV.1.1.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi Reboisasi 53

Tabel .IV.1.1.2. Rencana dan realisasi Reboisasi Kawasan Hutan Produksi 54


(5)

Tabel .IV.1.1.4. Rencana dan realisasi Reboisasi Kawasan hutan konservasi 56

Tabel .IV.1.1.5. Rencanan dan realisasai Reboisasi TAHURA 57

Tabel .IV.1.1.6. Rencanan dan realisasai Pengkayaan Kawasan hutan konservasi 58

IV.1.2. Hutan Kemasyarakatan (HKm)/ Social Forestry

Tabel .IV.1.2.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi HKm /Socfor 59

Tabel .IV.1.2.2. Rencana dan realisasi pembuatan Model HKm / Socfor 60

Tabel .IV.1.2.3. Rencana dan realisasi pengembangan HKm / Socfor 61

IV.1.3. Rehabilitasi Mangrove

Tabel .IV.1.3. Rencana dan realisasi penanaman / rehabilitasi Hutan Mangrove 62

IV.1.4. Rehabilitasi Hutan Pantai

Tabel .IV.1.4. Rencana dan realisasi penanaman/rehabilitasi Hutan Pantai 63

IV.1.5. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu IV.1.5.1. Rotan

Tabel .IV.1.5.1.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan /pengembangan Tanaman Rotan

64 Tabel .IV.1.5.1.2. Rencana dan realisasi pembuatan Model Budidaya Tanaman Rotan 65

Tabel .IV.1.5.1.3. Rencana dan realisasi pengembangan Budidaya Tanaman Rotan 66

IV.1.5.2. Wanatani

Tabel .IV.1.5.2.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan Wanatani

67

Tabel .IV.1.5.2.2. Rencana dan realisasi pembuatan Model Wanatani 68

Tabel .IV.1.5.2.3. Rencana dan realisasi pengembangan Wanatani 69

IV.1.5.3. Wanafarma

Tabel .IV.1.5.3.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan Wanafarma

70

Tabel .IV.1.5.3.2. Rencana dan realisasi pembuatan Model Wanafarma 71


(6)

IV.1.5.4. Bambu

Tabel .IV.1.5.4.1. Rekapitulasi rencanan dan realisasi pembuatan / pengembangan budidaya tanaman Bambu

73 Tabel .IV.1.5.4.2. Rencana dan realisasi pembuatan model budidaya tanaman Bambu 74

Tabel .IV.1.5.4.3. Rencana dan realisasi pengembangan budidaya tanaman Bambu 75

IV.1.5.5. Jarak Pagar

Tabel .IV.1.5.5.1. Rekapitulasi rencanan dan realisasi pembuatan / pengembangan tanaman Jarak Pagar

76

Tabel .IV.1.5.5.2. Rencana dan realisasi pembuatan model tanaman Jarak Pagar 77

Tabel .IV.1.5.5.3. Rencana dan realisasi pengembangan tanaman Jarak Pagar 78

IV.1.5.6. Perlebahan

Tabel .IV.1.5.6.1. Rekapitulasi rencanan dan realisasi pembuatan / pengembangan Perlebahan

79

Tabel .IV.1.5.6.2. Rencana dan realisasi pembuatan model Perlebahan 80

Tabel .IV.1.5.6.3. Rencana dan realisasi pengembangan Perlebahan 81

IV.1.6. Perlebahan

Tabel .IV.1.6. Rekapitulasi rencanan dan realisasi pembuatan UP UPSA 82

IV.2. Di luar Kawasan Hutan IV.2.1. Hutan Rakyat

Tabel .IV.2.1.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan Pengelolaan

Hutan Rakyat dan pembuatan Hutan / Kebun Rakyat

83

Tabel .IV.2.1.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Pengelolaan Hutan Rakyat

84 Tabel .IV.2.1.3 Rencana dan realisasi pengembangan Pengelolaan Hutan Rakyat

(fungsi produksi)

85

Tabel .IV.2.1.4 Rencana dan realisasi pembutan Hutan Rakyat (fungsi lindung) 87


(7)

Tabel .IV.2.1.5 Rencana dan realisasi pembutan Areal Model Kayu Bakar 89 IV.2.2. Unit Percontohan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (UP-UPSA)

Tabel .IV.2.2. Rencana dan realisasi pembangunan Unit Percontohan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (UP-UPSA)

90

IV.2.3. Unit Percontohan Usaha Pertanian Menetap (UP-UPM)

Tabel .IV.2.3. Rencana dan raelisasi pembangunan Unit Percontohan Usaha Pertanian Menetap (UP-UPM)

91

IV.2.4 Tanaman Kanan Kiri Sungai (Kakisu)

Tabel .IV.2.4. Rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Kanan Kiri Sungai (Kakisu)

92

IV.2.5. Tanaman Turus Jalan

Tabel .IV.2.5. Rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Turus Jalan 93

IV.2.6. Hutan Kota

Tabel .IV.2.6. Rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Hutan Kota 94

IV.2.7. Penghijauan Lingkungan

Tabel .IV.2.7. Rencana dan realisasi Penghijauan Lingkungan 95

IV.2.8. Hutan Mangrove

Tabel .IV.2.8.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan Areal Model dan Rehabilitasi Hutan Mangrove

97 Tabel .IV.2.8.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Empang Parit /

Sylvofishery

98

Tabel .IV.2.8.3. Rencana dan realisasi Reahabilitasi Mangrove 99

IV.2.9. Hutan Pantai


(8)

IV.2.10. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu IV.2.10.1. Rotan

Tabel .IV.2.10.1.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Rotan 101 Tabel .IV.2.10.1.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Tanaman Rotan 102

Tabel .IV.2.10.1.3. Rencana dan realisasi pengembangan Tanaman Rotan 103

IV.2.10.2. Wanatani

Tabel .IV.2.10.2.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan Wanatani

104

Tabel .IV.2.10.2.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Wanatani 105

Tabel .IV.2.10.2.3. Rencana dan reallisasi pengembangan Wanatani 106

IV.2.10.3. Wanafarma

Tabel .IV.2.10.3.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan Wanafarma 107

Tabel .IV.2.10.3.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Wanafarma 108

Tabel .IV.2.10.3.3. Rencana dan realisasi pengembangan Wanafarma 109

IV.2.10.4. Bambu

Tabel .IV.2.10.4.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Bambu 110 Tabel .IV.2.10.4.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Tanaman Bambu 111

Tabel .IV.2.10.4.3. Rencana dan realisasi pengembangan Tanaman Bambu 112

IV.2.10.5. Jarak Pagar

Tabel .IV.2.10.5.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan Tanaman Jarak Pagar

113 Tabel .IV.2.10.5.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Tanaman Jarak

Pagar

114 Tabel .IV.2.10.5.3. Rencana dan realisasi pengembangan Tanaman Tanaman Jarak

Pagar

115

IV.2.10.6. Persuteraan Alam

Tabel .IV.2.10.6.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan Persuteraan Alam

116 Tabel .IV.2.10.6.2. Rencana dan realisasi pembuatan Areal Model Persuteraan Alam 118


(9)

Tabel .IV.2.10.6.3. Rencana dan realisasi pengembangan Persuteraan Alam 120

Tabel .IV.2.10.6.4. Produksi dan penyaluran telur ulat sutera F1 121

Tabel .IV.2.10.6.5. Penyerapan telur ulat dan pemeliharaan ulat sutera alam 122

Tabel .IV.2.10.6.6. Produksi kokon dan raw silk 123

IV.2.10.7. Perlebahan

Tabel .IV.2.10.7.1. Rekapitulasi rencana dan realisasi pembuatan / pengembangan Perlebahan

124

Tabel .IV.2.10.7.2. Rencana dan realisasi pembuatan Model Perlebahan 126

Tabel .IV.2.10.7.3. Rencana dan realisasi pengembangan Perlebahan 127

IV.2.11. Rehabilitasi Teras

Tabel .IV.11. Rencana dan realisasi Rehabilitasi Rehabilitasi Teras 128

IV.2.12. Perlindungan Tebing Sungai

Tabel .IV.12. Rencana dan realisasi Pembangunan Perlindungan Tebing Sungai 129

IV.2.13. Dam Pengendali

Tabel .IV.2.13. Rencana dan realisasi Pembangunan Dam Pengendali 130

IV.2.14. Dam Penahan

Tabel .IV.2.14. Rencana dan realisasi Pembangunan Dam Penahan 131

IV.2.15. Sumur Resapan

Tabel .IV.2.15. Rencana dan realisasi Pembangunan Sumur Resapan 132

IV.2.16. Embung Air

Tabel .IV.2.16. Rencana dan realisasi Pembangunan Embung Air 134

IV.2.17. Gully Plug

Tabel .IV.2.17. Rencana dan realisasi Pembangunan gully plug 135


(10)

Tabel .IV.2.87. Rencana dan realisasi Rehabilitasi Sumber Mata Air 136 IV.2.19. Penanaman Kakija

Tabel .IV.2.87. Rencana dan realisasi Penanaman Kakija 137

V. V. Pembibitan

Tabel .V.1. Rencana dan realisasi pembuatan Kebun Bibit Desa (KBD) 138

Tabel .V.2. Produksi Bibit dari Persemaian Permanen 139

Tabel .V.3. Rencana dan realisasi bantuan Bibit kepada Petani untuk Penanaman Areal Dampak

140

VI. VI. KELEMBAGAAN

Tabel. VI.1.1. Rencana dan realisasi Terbentuknya Kelompok Tani dalam kegiatan RLPS

141 Tabel. VI.1.2. Rencana dan realisasi Pelatihan Petani mengenai kegiatan Bidang

RLPS

144

Tabel. VI.2. Terbentuknya Forum DAS 145

Tabel. VI.3. Rencana dan realisasi LSM Pendamping Kelompok Tani Kegiatan Bidang RLPS

146

VII. VII. POTENSI

Tabel. VII.1.1. Potensi Sumber Benih 147

Tabel. VII.1.2. Potensi Persemaian Permanen 148

Tabel. VII.2. Potensi Persuteraan alam 149

Tabel. VII.3. Potensi Perlebahan 150


(11)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial di daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan kelembagaan dan evaluasi pengelolaan daerah aliran sungai. Dalam Pelaksanaan tugas tersebut, BPDAS Citarum-Ciliwung menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, penyajian informasi, pengembangan model pengelolaan DAS, pengembangan kelembagaan dan kemitraan serta monitoring dan evaluasi. Disamping itu juga menyelenggarakan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi terhadap pelaksanaan fokus kegiatan RLPS yaitu Pengelolaan DAS, Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Hutan Rakyat Kemitraan dan Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu.

Hasil kegiatan fungsi monev dan penyajian data dan informasi hasil pelaksanaan fokus-fokus kegiatan pembangunan di bidang kehutanan tahun 2008, terutama bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) yang dilaksanakan oleh BP DAS Ciliwung sendiri maupun oleh Dinas yang mengurusi Kehutanan kabupaten/ Kota di Wilayah Kerja BPDAS Citarum-ciliwung, yang datanya dituangkan dalam buku Statistik Pembangunan BP DAS Citarum-Ciliwung. Adapun data kegiatan yang disajikan adalah data hasil kegiatan 5 (lima) tahun terakhir, yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.


(12)

2 B. Maksud Dan Tujuan

Buku statistik pembangunan BP DAS Citarum-Ciliwung tahun 2008 dimaksudkan untuk menyajikan data dan informasi hasil pembangunan di bidang RLPS selama 5 tahun terakhir (tahun 2004 sampai dengan tahun 2008). Sedangkan tujuannya agar hasil pembangunan rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial di wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung selama 5 tahun terakhir dapat terdokumentasikan dengan baik.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup buku Statistik Pembangunan BP DAS Citraum-Ciliwung Tahun 2008 memuat organisasi dan kondisi umum wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung, dan hasil-hasil pembangunan rehabilitasi hutan lahan dan perhutanan sosial selama 5 tahun terakhir (tahun 2004 sampai dengan tahun 2008).


(13)

3

II. ORGANISASI

A. Visi Dan Misi

Visi BP DAS Citarum-Ciliwung adalah : “Terdepan Dalam Penyajian Data dan Informasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.”

Berdasarkan visi tersebut BP DAS Citarum-Ciliwung beserta stakeholders diwilayah kerjanya berusaha untuk mengimplementasikan kegiatan RLKT (Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah) dan kegiatan pengelolaan DAS secara bersama-sama dalam rangka menjadikan BPDAS sebagai yang terdepan di antara BPDAS lainnya di seluruh Indonesia dalam penyajian data dan informasi kegiatan tersebut.

Untuk mewujudkan visi tersebut, BP DAS Citarum-Ciliwung menetapkan misi sebagai berikut : 1. Penyusunan rencana pengelolaan DAS

2. Penyusunan dan penyajian informasi DAS 3. Pengembangan model pengelolaan DAS

4. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS 5. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan DAS


(14)

4 B. Tugas Pokok dan Fungsi

Selanjutnya, berdasarkan Berdasarkan Keputusan menteri Kehutanan No 665/665/Kpts-II/2002 tanggal 7 Maret 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan DAS dan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor P.15/Menhut-II/2007 tanggal 4 Mei 2007, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan kelembagaan dan evaluasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Dalam melaksanakan tugasnya BP DAS menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan rencana pengelolaan DAS

2. Penyusunan dan penyajian informasi DAS 3. Pengembangan model pengelolaan DAS

4. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS 5. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan DAS

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai

Tugas pokok dan fungsi tersebut menunjukan bahwa kewenangan BP DAS Citarum-Ciliwung adalah melakukan penyusunan rencana dan program pengelolaan DAS yang mana kegiatannya akan diimplementasikan di Dinas yang mengurusi bidang kehutanan di Kabupaten/ Kota lingkup wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung, serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan.


(15)

5 C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi BP DAS Citarum-Ciliwung sampai dengan akhir tahun 2008, adalah sebagai berikut :

Kepala Balai : Ir. Erni Mayana, MM

Kepala Sub Bagian Tata Usaha : Ir. Happy Rizkiana Kepala Seksi Program : Ir. Nur Hasnih, MM Kepala Seksi Kelembagaan : Ir. Toyo Sunaryo Kepala Seksi Evaluasi : Deddy Supriadi, S.Hut

Bagan Struktur Organisasi BP DAS Citarum-Ciliwung Tahun Dinas 2008 (s/d 31 Desember 2008)

Kepala Balai (Ir. Erni Mayana, MM)

Kepala Seksi Kelembagaan DAS

(Ir. Toyo Sunaryo) Kepala Seksi

Progaram DAS (Ir. Nur Hasnih, MM)

Kelompok Tenaga Fungsional

Kepala Seksi Evaluasi DAS (Deddy Supriadi, S.Hut)

Kepala Subag Tata Usaha (Ir. Happy Rizkiana)


(16)

6 D. Sumber Daya Manusia

Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung mempunyai pegawai sebanyak 91 (sembilan puluh satu) orang (PNS sebanyak 90 Orang dan Honorer sebanyak 1 Orang) yang tersebar di 2 (dua) lokasi yaitu di Bogor sebanyak 84 (depalan puluh empat) orang dan Stasiun Serang sebanyak 7 (tujuh) orang.

Berdasarkan tingkat pendidikan, sumber daya manusia di BP DAS Citarum-Ciliwung terdiri dari lulusan SD (5 Orang), SLTP (3 Orang), SLTA (50 Orang), D3 (8 Orang), lulusan S1 (22 Orang) dan S2 (2 Orang). Sedangkan berdasarkan golongan, terdiri dari golongan I a (2 orang), I c (1 Orang), II a (6 Orang), II b (2 Orang), II c (8 Orang), II d (12 Orang), III a (22 Orang), III b (21 Orang), III c (9 Orang), III d (6 orang) dan IV b (1 Orang).


(17)

7 III. KONDISI UMUM WILAYAH KERJA

A. Letak Dan Luas

Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung dalam melaksanakan tugas pokoknya berkantor di Bogor dan Serang. Adapun Wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung berdasarkan administratif meliputi 3 Propinsi/ 28 Kabupaten/Kota yaitu sebagian kabupaten/kota di propinsi Jawa Barat : Kabupaten Indaramayu, Sumedang, Subang, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor, Karawang, Purwakarta, Bekasi, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kota Sukabumi; di seluruh kota di propinsi DKI Jakarta : Kepulauan Seribu, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Utara, dan Kota Jakarta Barat; dan seluruh kabupaten/kota di propinsi Banten : Tangerang, Serang, Lebak, Pandeglang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Berdasarkan topografi, wilayah kerja BPDAS Citarum-Ciliwung dibagi dalam 3 Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP DAS), yaitu sebagai berikut :

1. SWP DAS Citarum yang meliputi 11 Sub DAS, yaitu Citarum, Cipunagara, Ciasem, Cibuni, Cilamaya, Cisadea, Cisokan, Ciujung, Cipandak, Cidamar dan Cilaki;

2. SWP Ciliwung-Cisadane-Cimandiri yang meliputi 10 Sub DAS, yaitu Ciliwung, Cisadane, Cimandiri, Cikaso, Ciletuh, Cikarang, Cidurian, Cimanceuri, Kali Angke, dan Kali Bekasi;

3. SWP Ciujung-Teluk Lada yang meliputi 11 Sub DAS, yaitu Ciujung, Cidanau, Cibanten, Ciliman, Cibaliung, Cibareno, Cisiih, Cihara, Cikeruh, Cibungur dan Cimadur.


(18)

8 B. Penggunaan dan Penutupan Lahan

Penggunaan lahan di wilyah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung terdiri atas lahan yang berada di dalam kawasan dan di luar kawasan hutan. Sebagian besar lahan yang berada di bawah pengelolaan BP DAS Citarum-Ciliwung berada di luar kawasan hutan dan sebagian kecil berada di dalam kawasan.

Wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung yang memiliki penggunaan lahan di dalam kawasan dengan fungsi hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi adalah sebagai berikut :

1. Kab. Bandung 2. Kab. Subang 3. Kab. Purwakarta 4. Kab. Bogor 5. Kab. Sukabumi 6. Kab. Cianjur

7. Terdapat 2 (dua) Taman Nasional yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Halimun Salak disamping kawasan konservasi lainnya.

Sedangkan wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung yang hanya memiliki kewenangan pengelolaan lahan di luar kawasan hutan adalah sebagai berikut :

1. Kota Bandung 2. Kota Cimahi 3. Kota Depok 4. Kota Bekasi


(19)

9 5. Kota Bogor

6. Kota Sukabumi 7. Kota Jakarta Utara 8. Kota Jakarta Selatan 9. Kota Jakarta Timur 10. Kota Jakarta Barat 11. Kota Jakarta Pusat

C. Kekritisan Lahan/DAS

Total luas lahan kritis yang berada di wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung adalah sekitar 681.118,3 hektar. Luas lahan di luar kawasan hutan (sekitar 483.236,6 hektar) lebih luas dibandingkan dengan luas lahan di dalam kawasan hutan (sekitar 197.881,70 hektra). Untuk lahan yang berada di dalam kawasan hutan terdiri atas lahan yang sangat kritis sekitar 64.718 hektar, kritis 60.016,6 hektar, agak kritis sekitar 43.710,3 hektar dan potensial kritis sekitar 29.436,8 hektar. Sedangkan lahan yang berada di luar kawasan hutan terdiri atas lahan yang sangat kritis sekitar 37.497,18 hektar, kritis 81.228,3 hektar, agak kritis sekitar 150.889,8 hektar dan potensial kritis sekitar 213.621,5 hektar (data berdasarkan hasil inventarisasi lahan kritis tahun 2004).


(20)

10

IV. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR (TAHUN 2004 S/D 2008)

Kegiatan pembangunan bidang rehabilitasi hutan dan lahan dan perhutanan sosial yang dilaksanakan oleh BP DAS Citarum-Ciliwung dan yang dilaksanakan oleh satker-satker Dinas yang mengurusi kehutanan Kabupaten/ Kota, UPT Departemen Kehutanan dan BUMN Departemen Kehutanan (Perhutani) lingkup wilayah kerja BP DAS Citarum-Cilwiung dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (tahun 2004 sampai dengan tahun 2008) pada umumnya dibedakan menjadi 2, yaitu kegiatan yang dilaksanakan di luar kawasan hutan dan di dalam kawasan hutan.

Jenis-jenis kegiatan yang diimplementasikan di dalam kawasan hutan di laksanakan oleh Perhutani, Taman Nasional dan BKSDA, di antaranya sebagai berikut :

1. Reboisasi hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi 2. Hutan kemasyarakatan

3. Rehabilitasi hutan mangrove 4. UP UPSA

5. Pengembangan hasil hutan bukan kayu hanya pengembangan budidaya rotan, dan lebah madu

Jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan di luar kawasan hutan dilaksanakan oleh BPDAS Citarum-Ciliwung dan satker-satker Dinas yang mengurusi kehutanan Kabupaten/ Kota di wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Hutan Rakyat

2. Tanaman kanan kiri sungai 3. Tanaman turus jalan


(21)

11 4. Hutan kota

5. Penghijauan lingkungan 6. Hutan mangrove

7. Hutan pantai

8. Pengembangan hasil hutan bukan kayu, berupa wanatani, wanafarma, jarak pagar, persuteraan alam, perlebahan, dam pengendali, dam penahan, sumur resapan, embung air dan gully plug.

9. Penanaman kanan kiri jalan 10. Rehabilitasi sumber mata air

11. Kelembagaan yang terdiri dari kelompok tani, LSM dan forum-forum DAS. Secara lebih lengkap, data-data dimaksud dapat dilihat pada tabe-tabel berikut ini.


(1)

6 D. Sumber Daya Manusia

Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung mempunyai pegawai sebanyak 91 (sembilan puluh satu) orang (PNS sebanyak 90 Orang dan Honorer sebanyak 1 Orang) yang tersebar di 2 (dua) lokasi yaitu di Bogor sebanyak 84 (depalan puluh empat) orang dan Stasiun Serang sebanyak 7 (tujuh) orang.

Berdasarkan tingkat pendidikan, sumber daya manusia di BP DAS Citarum-Ciliwung terdiri dari lulusan SD (5 Orang), SLTP (3 Orang), SLTA (50 Orang), D3 (8 Orang), lulusan S1 (22 Orang) dan S2 (2 Orang). Sedangkan berdasarkan golongan, terdiri dari golongan I a (2 orang), I c (1 Orang), II a (6 Orang), II b (2 Orang), II c (8 Orang), II d (12 Orang), III a (22 Orang), III b (21 Orang), III c (9 Orang), III d (6 orang) dan IV b (1 Orang).


(2)

7 III. KONDISI UMUM WILAYAH KERJA

A. Letak Dan Luas

Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung dalam melaksanakan tugas pokoknya berkantor di Bogor dan Serang. Adapun Wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung berdasarkan administratif meliputi 3 Propinsi/ 28 Kabupaten/Kota yaitu sebagian kabupaten/kota di propinsi Jawa Barat : Kabupaten Indaramayu, Sumedang, Subang, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor, Karawang, Purwakarta, Bekasi, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kota Sukabumi; di seluruh kota di propinsi DKI Jakarta : Kepulauan Seribu, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Utara, dan Kota Jakarta Barat; dan seluruh kabupaten/kota di propinsi Banten : Tangerang, Serang, Lebak, Pandeglang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon. Berdasarkan topografi, wilayah kerja BPDAS Citarum-Ciliwung dibagi dalam 3 Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP DAS), yaitu sebagai berikut :

1. SWP DAS Citarum yang meliputi 11 Sub DAS, yaitu Citarum, Cipunagara, Ciasem, Cibuni, Cilamaya, Cisadea, Cisokan, Ciujung, Cipandak, Cidamar dan Cilaki;

2. SWP Ciliwung-Cisadane-Cimandiri yang meliputi 10 Sub DAS, yaitu Ciliwung, Cisadane, Cimandiri, Cikaso, Ciletuh, Cikarang, Cidurian, Cimanceuri, Kali Angke, dan Kali Bekasi;

3. SWP Ciujung-Teluk Lada yang meliputi 11 Sub DAS, yaitu Ciujung, Cidanau, Cibanten, Ciliman, Cibaliung, Cibareno, Cisiih, Cihara, Cikeruh, Cibungur dan Cimadur.


(3)

8 B. Penggunaan dan Penutupan Lahan

Penggunaan lahan di wilyah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung terdiri atas lahan yang berada di dalam kawasan dan di luar kawasan hutan. Sebagian besar lahan yang berada di bawah pengelolaan BP DAS Citarum-Ciliwung berada di luar kawasan hutan dan sebagian kecil berada di dalam kawasan.

Wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung yang memiliki penggunaan lahan di dalam kawasan dengan fungsi hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi adalah sebagai berikut :

1. Kab. Bandung 2. Kab. Subang 3. Kab. Purwakarta 4. Kab. Bogor 5. Kab. Sukabumi 6. Kab. Cianjur

7. Terdapat 2 (dua) Taman Nasional yaitu Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Halimun Salak disamping kawasan konservasi lainnya.

Sedangkan wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung yang hanya memiliki kewenangan pengelolaan lahan di luar kawasan hutan adalah sebagai berikut :

1. Kota Bandung 2. Kota Cimahi 3. Kota Depok 4. Kota Bekasi


(4)

9 5. Kota Bogor

6. Kota Sukabumi 7. Kota Jakarta Utara 8. Kota Jakarta Selatan 9. Kota Jakarta Timur 10. Kota Jakarta Barat 11. Kota Jakarta Pusat

C. Kekritisan Lahan/DAS

Total luas lahan kritis yang berada di wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung adalah sekitar 681.118,3 hektar. Luas lahan di luar kawasan hutan (sekitar 483.236,6 hektar) lebih luas dibandingkan dengan luas lahan di dalam kawasan hutan (sekitar 197.881,70 hektra). Untuk lahan yang berada di dalam kawasan hutan terdiri atas lahan yang sangat kritis sekitar 64.718 hektar, kritis 60.016,6 hektar, agak kritis sekitar 43.710,3 hektar dan potensial kritis sekitar 29.436,8 hektar. Sedangkan lahan yang berada di luar kawasan hutan terdiri atas lahan yang sangat kritis sekitar 37.497,18 hektar, kritis 81.228,3 hektar, agak kritis sekitar 150.889,8 hektar dan potensial kritis sekitar 213.621,5 hektar (data berdasarkan hasil inventarisasi lahan kritis tahun 2004).


(5)

10 IV. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL DALAM LIMA TAHUN TERAKHIR (TAHUN 2004 S/D 2008)

Kegiatan pembangunan bidang rehabilitasi hutan dan lahan dan perhutanan sosial yang dilaksanakan oleh BP DAS Citarum-Ciliwung dan yang dilaksanakan oleh satker-satker Dinas yang mengurusi kehutanan Kabupaten/ Kota, UPT Departemen Kehutanan dan BUMN Departemen Kehutanan (Perhutani) lingkup wilayah kerja BP DAS Citarum-Cilwiung dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (tahun 2004 sampai dengan tahun 2008) pada umumnya dibedakan menjadi 2, yaitu kegiatan yang dilaksanakan di luar kawasan hutan dan di dalam kawasan hutan.

Jenis-jenis kegiatan yang diimplementasikan di dalam kawasan hutan di laksanakan oleh Perhutani, Taman Nasional dan BKSDA, di antaranya sebagai berikut :

1. Reboisasi hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi 2. Hutan kemasyarakatan

3. Rehabilitasi hutan mangrove 4. UP UPSA

5. Pengembangan hasil hutan bukan kayu hanya pengembangan budidaya rotan, dan lebah madu

Jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan di luar kawasan hutan dilaksanakan oleh BPDAS Citarum-Ciliwung dan satker-satker Dinas yang mengurusi kehutanan Kabupaten/ Kota di wilayah kerja BP DAS Citarum-Ciliwung, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Hutan Rakyat

2. Tanaman kanan kiri sungai 3. Tanaman turus jalan


(6)

11 4. Hutan kota

5. Penghijauan lingkungan 6. Hutan mangrove

7. Hutan pantai

8. Pengembangan hasil hutan bukan kayu, berupa wanatani, wanafarma, jarak pagar, persuteraan alam, perlebahan, dam pengendali, dam penahan, sumur resapan, embung air dan gully plug.

9. Penanaman kanan kiri jalan 10. Rehabilitasi sumber mata air

11. Kelembagaan yang terdiri dari kelompok tani, LSM dan forum-forum DAS. Secara lebih lengkap, data-data dimaksud dapat dilihat pada tabe-tabel berikut ini.