ProdukHukum BankIndonesia

(1)

TRIWULAN III - 2008


(2)

Penerbit :

Bank Indonesia Surabaya Bidang Ekonomi Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA

Telp. : 031-3520011 psw. 129/128 Fax : 031-3554178

Email : hendik_s@bi.go.id nurkholisoh@bi.go.id yenny_f@bi.go.id


(3)

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”

Misi Bank Indonesia :

“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan” Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia :

“Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan”

Visi Kantor Bank Indonesia Surabaya :

“Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan”

Misi Kantor Bank Indonesia Surabaya :

“Berperan aktif dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah melalui peningkatan pelaksanaan tugas bidang ekonomi moneter, sistem pembayaran, dan pengawasan bank serta memberikan saran kepada pemerintah daerah dan lembaga terkait lainnya”.


(4)

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional Propinsi Jawa Timur Triwulan III-2008 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian triwulanan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi stakeholders eksternal maupun internal yang berkaitan dengan perkembangan perekonomian, perbankan dan sistem pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun prospek ke depan.

Kajian ini menguraikan berbagai perkembangan penting dalam perekonomian daerah Jawa Timur serta berbagai faktor yang mempengaruhinya selama periode laporan. Perkembangan ekonomi yang dimaksud mencakup kondisi ekonomi makro (PDRB), laju inflasi, perkembangan perbankan, sistem pembayaran serta pertumbuhan ekonomi dan perkembangan harga.

Dalam penyusunan kajian ini kami banyak memperoleh bantuan berupa penyediaan data dan informasi dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi di lingkungan pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang optimal.

Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita semua dalam memberikan kontribusi yang terbaik bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Surabaya, November 2008 BANK INDONESIA SURABAYA

Amril Arief Pemimpin


(5)

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR LAMPIRAN vii

RINGKASAN EKSEKUTIF viii

BAB 1 MAKRO EKONOMI REGIONAL

1.1 KONDISI UMUM 1

1.2 SISI PERMINTAAN 3

a. Konsumsi 3

b. Investasi 6

c. Ekspor Impor 8

1.3 SISI PENAWARAN 12

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 15

b. Industri Pengolahan 18

c. Pertanian 21

d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 23

e. Bangunan 24

f. Transportasi dan Komunikasi 26

1.4. KESEJAHTERAAN 27

1.5 KEUANGAN DAERAH 29

Boks 1 Dampak Krisis Ekonomi Global Terhadap Kinerja Ekspor Impor

Propinsi Jawa Timur 33

Boks 2 Survei Respon Dunia Industri terhadap Peraturan Bersama 5 Menteri

Tentang Pengoptimalan Beban Listrik melalui Pengalihan Jam Kerja

Industri 37

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI JAWA TIMUR 41

2.1 UMUM 41

2.2 INFLASI TRIWULANAN (qtq) 41

2.3 INFLASI TAHUNAN (yoy) 45

2.4 INFLASI INTI DAN NON INTI 47

Boks 3 Survei Fluktuasi Harga Pangan & Model Inflasi Bahan Makanan

(Volatile foods) di Jawa Timur 49

Boks 4 Perkembangan Konversi Minyak Tanah ke ELPIJI di Surabaya 52

BAB 3 STABILITAS DAN INTERMEDIASI PERBANKAN 54

3.1 INTERMEDIASI PERBANKAN 54

3.1.1. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 55

3.1.2. KREDIT 56

3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 61

3.2.1. RISIKO KREDIT 61


(6)

3.4 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 67

Boks 5 Perkembangan Likuiditas Perbankan di Jawa Timur 69

BAB 4 SISTEM PEMBAYARAN 72

4.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 72

a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) 72

b. Perkembangan Aktivitas Penukaran Uang

Pecahan Kecil 74

c. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal 75

4.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 76

a. Transaksi Kliring 77

b. Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) 78

4.3 PENEMUAN UANG PALSU DI PERBANKAN JAWA TIMUR 80

BAB 5 PROSPEK EKONOMI DAN HARGA 83

5.1 PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 83

5.2 PROYEKSI INFLASI JAWA TIMUR 85

5.3 PROSPEK PERBANKAN TAHUN 2008 85

LAMPIRAN


(7)

Tabel 1.1 Data Ekspor dan Impor Jawa Timur 10

Tabel 1.2 ertumbuhan dan Sumbangan Sektoral 13

Tabel 1.3 Utilisasi Kapasitas Produksi di Jawa Timur 14

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Sektor PHR 15

Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri 18

Tabel 1.6 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian 21

Tabel 1.7 Realisasi Bayar Bantuan Langsung Tunai di Jawa Timur 28

Tabel 1.8 Realisasi PAD Provinsi Jawa Timur hingga Tw III-2008 29

Tabel 1.9 Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Jawa Timur hingga Tw III-2008 29

Tabel 1.10 Realisasi Belanja Pemerintah di Provinsi Jawa Timur 30

Tabel 1.11 Jadwal Pemilihan Kepala Daerah di Jawa Timur 31

Tabel 2.1 10 wilayah Produksi Daging Ayam Terbesar di Jawa Timur Tahun 2007 44

Tabel 2.2 10 wilayah Produksi Daging Ayam Terbesar di Jawa Timur Tahun 2007 44

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan di Jawa Timur 55


(8)

Lampiran 1.2 PDRB Sektoral Jawa Timur Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Rp juta)

Lampiran 1.3 Pertumbuhan PDRB Sektoral Jawa Timur (y-o-y)

Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%)

Lampiran 1.4 Sumbangan PDRB Sektoral Jawa Timur

Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%)

Lampiran 3.1 Perkembangan Bank Umum Jawa Timur

Lampiran 3.2 Perkembangan Bank Syariah Jawa Timur


(9)

Gambar 1.2 Indeks Penjualan SPE 4

Gambar 1.3 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4

Gambar 1.4 Perkembangan Indeks Omzet Riil 4

Gambar 1.5 Volume Penjualan Motor 4

Gambar 1.6 Volume Penjualan Mobil 5

Gambar 1.7 Indeks Ketepatan Waktu Membeli Barang Tahan Lama (Durable Goods) 5

Gambar 1.8 Indeks Penghasilan Saat ini dan Ekspektasi Penghasilan 6

Gambar 1.9 Pekembangan Kredit Konsumsi 6

Gambar 1.10 Perkembangan Tabungan Perorangan 6

Gambar 1.11 Perkembangan Deposito 6

Gambar 1.12 Perkembangan Nilai Impor Capital Goods 7

Gambar 1.13 Perkembangan Volume Impor Capital Goods 7

Gambar 1.14 Perkembangan Volume Penjualan Semen 7

Gambar 1.15 Perkembangan Kredit Investasi 8

Gambar 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor 9

Gambar 1.17 Perkembangan Volume Ekspor dan Impor 9

Gambar 1.18 Pertumbuhan Nilai Ekspor dan Impor 9

Gambar 1.19 Pertumbuhan Volume Ekspor Impor 9

Gambar 1.20 Neraca Perdagangan Luar Negeri 10

Gambar 1.21 Neraca Perdagangan Kumulatif 10

Gambar 1.22 Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur 11

Gambar 1.23 Perkembangan Ekspor menurut Tujuan 11

Gambar 1.24 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 12

Gambar 1.25 Struktur Perekonomian Jawa Timur 12

Gambar 1.26 Pertumbuhan Ekonomi Tw III-2008 dan TW II-2008 12

Gambar 1.27 Pertumbuhan dan Sumbangan Pertumbuhan TW III-2008 12

Gambar 1.28 Perkembangan Pertumbuhan Sektor Andalan 13

Gambar 1.29 Indeks Realisasi Usaha 14

Gambar 1.30 Volume Barang di Pel Tanjung Perak 15

Gambar 1.31 Konsumsi Listrik Golongan 15

Gambar 1.32 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 16

Gambar 1.33 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim 16

Gambar 1.34 Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda 17

Gambar 1.35 Kredit Sektor Perdagangan dan Hotel 17

Gambar 1.36 Perkembangan Sales Rokok PT Bentoel 19

Gambar 1.37 Perkembangan Sales Rokok Sampoerna 19

Gambar 1.38 Perkembangan Sales Rokok PT Gudang Gara, 19

Gambar 1.39 Perkembangan Harga BBM Industri 20

Gambar 1.40 Perkembangan Kredit Srktor Industri 21

Gambar 1.41 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur 22

Gambar 1.42 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur 22

Gambar 1.43 Luas Lahan Puso di Jawa Timur 23

Gambar 1.44 Perkembangan Kredit Pertanian 23

Gambar 1.45 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur 24

Gambar 1.46 Perkembangan NIM Perbankan Jawa Timur 24

Gambar 1.47 Perkembangan Fee Based Income 24

Gambar 1.48 Perkembangan Interest Based Income 24

Gambar 1.49 Volume Penjualan Semen di Jawa Timur 25


(10)

Gambar 1.54 Statistik Kontainer PT TPS di Tanjung Perak 27

Gambar 1.55 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 27

Gambar 1.56 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 27

Gambar 1.57 Perkembangan Dana Pemerintah di Perbankan 31

Gambar 2.1 Inflasi Jawa Timur 42

Gambar 2.2 Inflasi Jawa Timur & Nasional 42

Gambar 2.3 Sumbangan Inflasi Jawa Timur & Nasional 43

Gambar 2.4 Perkembangan Harga Mingguan beberapa komoditas di Surabaya 43

Gambar 2.5 Perkembangan Harga Bulanan Beberapa Komoditas di Surabaya 43

Gambar 2.6 Pergerakan Harga Beras Mingguan 44

Gambar 2.7 Pergerakan Harga Beras Bulanan 44

Gambar 2.8 Inflasi Nasional & Jawa Timur 45

Gambar 2.9 Inflasi Jawa Timur 45

Gambar 2.10 Perkembangan Harga CPO di Pasar Dunia 45

Gambar 2.11 Perkembangan Harga Kedelai di Pasar Dunia 45

Gambar 2.12 Perkembangan Harga Gandum di Pasar Dunia 46

Gambar 2.13 Inflasi Berdasarkan Kelompok 46

Gambar 2.14 Sumbangan Inflasi Berdasarkan Kelompok 46

Gambar 2.15 Perkembangan Capacity Utilization 47

Gambar 2.16 Perkembangan Nilai Tukar Rp-USD 47

Gambar 2.17 Ekspektasi Harga 3 bulan ke depan 48

Gambar 3.1 Pertumbuhan Indikator Perbankan (yoy) 54

Gambar 3.2 Pertumbuhan NIM Perbankan (yoy) 54

Gambar 3.3 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 55

Gambar 3.4 Perkembangan Suku Bunga DPK 55

Gambar 3.5 Komposisi DPK Bank Umum 56

Gambar 3.6 Komposisi DPK Golongan Perorangan 56

Gambar 3.7 Suku Bunga Kredit dan BI Rate 57

Gambar 3.8 Pertumbuhan Kredit (yoy) 57

Gambar 3.9 Pertumbuhan Kredit per Jenis Penggunaan 57

Gambar 3.10 Pangsa Kredit per Jenis Penggunaan 57

Gambar 3.11 Pertumbuhan Kredir Modal Kerja 58

Gambar 3.12 Pertumbuhan Kredit Investasi 58

Gambar 3.13 Pertumbuhan Kredit Konsumsi 58

Gambar 3.14 Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi (yoy) 59

Gambar 3.15 Pertumbuhan Kredit Per Sektor Ekonomi (yoy) 59

Gambar 3.16 Perkembangan LDR 59

Gambar 3.17 Perkembangan LDR Per kelompok Bank 59

Gambar 3.18 Pangsa Kredit UMKM terhadap total kredit 60

Gambar 3.19 Pertumbuhan Kredit UMKM 60

Gambar 3.20 Tingkat NPL Kredit UMKM & Kredit Total 61

Gambar 3.21 Tingkat NPL Kredit UMKM 61

Gambar 3.22 Perkembang Non Performing Loans 62

Gambar 3.23 Perkembangan NPL Kredit Investasi 62

Gambar 3.24 Perkembangan NPL Kredit Modal Kerja 62

Gambar 3.25 Perkembangan NPL Kredit Konsumsi 62

Gambar 3.26 NPL per Sektor Unggulan 63

Gambar 3.27 Perkembangan NPLs kredit Properti 63

Gambar 3.28 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah 65

Gambar 3.29 Perkembangan IndikatorBPR 65

Gambar 3.30 Pertumbuhan Kredit per Jenis Penggunaan 66


(11)

Gambar 4.2 Rata-rata Harian Net Inflow 73

Gambar 4.3 Inflow, Outflow dan Netinflow 73

Gambar 4.4 Perkembangan Penukaran Uang Pecahan Kecil 74

Gambar 4.5 Jumlah Lembar Uang yang Ditukarkan Berdasarkan Nominal 75

Gambar 4.6 Nilai Uang yang Ditukarkan Berdasarkan Nominal Pecahan 75

Gambar 4.7 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar 76

Gambar 4.8 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 77

Gambar 4.9 Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 78

Gambar 4.10 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 78

Gambar 4.11 Transaksi BI-RTGS Tw III-2008 menurut Volume 79

Gambar 4.12 Transaksi BI-RTGS Tw III-2008 menurut Nilai 79

Gambar 4.13 Komposisi Jenis pengguna BI RTGS 80

Gambar 4.14 Uang Palsu Yang Ditemukan Oleh Perbankan di Jawa Timur 81

Gambar 4.15 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (lembar) 82

Gambar 4.16 Statistik Uang Palsu yang ditemukan (nilai) 82

Gambar 5.1 Estimasi Realisasi Usaha Tw IV 2008 84

Gambar 5.2 Ekspektasi Konsumen 6 bulan yad 84

Gambar 5.3 Proyeksi Inflasi Jawa Timur tahun 2008 84


(12)

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 viii

RINGKASAN

EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR

TRIWULAN III-2008

I. PERKEMBANGAN EKONOMI, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Asesmen Ekonomi

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2008 tumbuh 6,02%, sedikit

lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya (5,5 – 6%). Kegiatan konsumsi rumah

tangga, yang merupakan penggerak utama ekonomi, masih mampu tumbuh dan menjadi pendorong ekonomi di tengah tekanan inflasi yang meningkat pasca kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008. Aktivitas konsumsi utamanya dilakukan dalam rangka menyambut hari raya Lebaran. Penjualan barang durable goods seperti kendaraan bermotor masih tumbuh seiring dengan membaiknya keyakinan konsumen di triwulan ini. Untuk membiayai konsumsi, masyarakat diyakini menggunakan tabungannya dan memanfaatkan pinjaman perbankan (kredit konsumsi). Kegiatan investasi swasta masih tumbuh meskipun mulai menunjukkan gejala perlambatan. Investasi pemerintah masih rendah, namun terdapat pengeluaran APBD yang signifikan untuk biaya penyelenggaraan Pilkada di berbagai daerah di Provinsi Jawa Timur. Pertumbuhan Ekspor masih dalam tren melambat pada triwulan ini, sehingga neraca perdagangan luar negeri kembali defisit karena di sisi lain impor masih tumbuh tinggi seiring permintaan domestik. Perlambatan ekspor ini disebabkan oleh tren pelemahan ekonomi global yang menyebabkan turunnya permintaan dari negara-negara partner dagang Jawa Timur.

Dari sisi penawaran, sektor-sektor utama mampu tumbuh tinggi

khususnya sektor PHR yang merupakan sektor paling dominan. Sektor PHR,

baik subsektor perdagangan, hotel, maupun restoran, mendapat permintaan yang tinggi pada triwulan ini seiring maraknya aktivitas konsumsi masyarakat. Sektor Industri tumbuh tertolong oleh penurunan biaya energi meskipun di sisi lain masih menghadapi persoalan daya beli relatif lemah dan gangguan suplai energi listrik. Demonstrasi buruh/karyawan tidak lagi terdengar pada triwulan ini. Sektor Pertanian tumbuh lebih tinggi pada triwulan ini seiring tibanya musim panen kedua di bulan Juli-Agustus. Ketersediaan pupuk (khususnya pupuk bersubsidi)


(13)

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 ix masih menjadi keluhan utama di sektor pertanian. Dari sisi pembiayaan, kredit perbankan ke sektor-sektor andalan mengalami tren penurunan meskipun tetap berada pada tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Kondisi ini terkait dengan kebijakan moneter ketat yang dicanangkan oleh bank sentral untuk mengerem laju pertumbuhan kredit di tengah tingginya tekanan inflasi khususnya yang berasal dari permintaan (demand-pull inflation).

Asesmen Inflasi

Inflasi Jawa Timur pada triwulan III 2008 mengalami perlambatan meskipun masih pada level yang cukup tinggi, terutama akibat faktor

seasonal dan kenaikan harga bahan bakar. Inflasi pada triwulan III 2008 mencapai 2,96% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan II 2008 yang mencapai 4,37%. Sementara itu, secara tahunan inflasi Jawa Timur sebesar 11,39% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan II 2008 yang sebesar 10,39%. Sumber inflasi berasal dari kenaikan harga komoditas pada kelompok bahan makanan, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga, serta kelompok perumahan, air, listrik & bahan bakar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan inflasi di Jawa Timur antara lain: kenaikan permintaan masyarakat menjelang puasa dan lebaran, peningkatan ekspektasi kenaikan harga oleh konsumen, tahun ajaran baru, serta kenaikan harga bahan bakar rumah tangga yang disertai dengan pola distribusi yang tidak lancar.

Meskipun masih tinggi, inflasi Jawa Timur secara tahunan lebih rendah

dibandingkan inflasi nasional. Secara tahunan, tingkat inflasi Jawa Timur

masih lebih rendah dibandingkan nasional (12,14%). Sedangkan secara

triwulanan, inflasi Jawa Timur sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional (2,85%)

Asesmen Stabilitas Sistem Keuangan Dan Intermediasi Perbankan

Hingga triwulan III 2008, perkembangan indikator industri perbankan di Jawa Timur menunjukkan trend yang melambat, baik bank umum

maupun BPR. Pertumbuhan kredit yang sempat mencapai 33,33% (yoy) mulai


(14)

Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan III-2008 x pertumbuhan DPK mulai menunjukkan perbaikan meskipun masih dalam level yang rendah dan berada di bawah pertumbuhan kredit. Tingkat LDR bank umum masih berada dalam level yang cukup tinggi yaitu di kisaran 72,35% dengan rasio NPL terjaga di bawah 3%. Dari sisi risiko yang dihadapi perbankan, hingga triwulan III 2008 risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar masih relatif terjaga. Namun terdapat potensi tekanan kedepan, dipengaruhi oleh trend peningkatan suku bunga, pengetatan likuiditas, serta pelemahan nilai tukar rupiah.


(15)

1

MAKRO EKONOMI REGIONAL

1.1. KONDISI UMUM

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2008 tumbuh 6,02%, sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya (5,5 – 6%). Kegiatan konsumsi rumah tangga, yang merupakan penggerak utama ekonomi, masih mampu tumbuh dan menjadi pendorong ekonomi di tengah tekanan inflasi yang meningkat pasca kenaikan harga BBM di bulan Mei

2008. Aktivitas konsumsi utamanya dilakukan dalam rangka menyambut hari raya

Lebaran. Penjualan barang durable goods seperti kendaraan bermotor juga masih tumbuh seiring dengan membaiknya keyakinan konsumen di triwulan ini. Untuk membiayai konsumsi, masyarakat diyakini menggunakan tabungannya dan memanfaatkan pinjaman perbankan (kredit konsumsi). Kegiatan investasi swasta masih tumbuh meskipun mulai menunjukkan gejala perlambatan. Investasi pemerintah masih rendah, namun terdapat pengeluaran APBD yang signifikan untuk biaya penyelenggaraan Pilkada di berbagai daerah di Provinsi Jawa Timur. Pertumbuhan Ekspor masih dalam tren melambat pada triwulan ini, sehingga neraca perdagangan luar negeri kembali defisit karena di sisi lain impor masih tumbuh tinggi seiring permintaan domestik. Perlambatan ekspor ini disebabkan oleh tren pelemahan ekonomi global yang menyebabkan turunnya permintaan dari negara-negara partner dagang Jawa Timur.

Dari sisi penawaran, sektor-sektor utama mampu tumbuh tinggi

khususnya sektor PHR yang merupakan sektor paling dominan. Sektor PHR,

baik subsektor perdagangan, hotel, maupun restoran, mendapat permintaan yang tinggi pada triwulan ini seiring maraknya aktivitas konsumsi masyarakat. Sektor Industri tumbuh tertolong oleh penurunan biaya energi meskipun di sisi lain masih menghadapi persoalan daya beli relatif lemah dan gangguan suplai energi listrik. Demonstrasi buruh/karyawan tidak lagi terdengar pada triwulan ini. Sektor Pertanian tumbuh lebih tinggi pada triwulan ini seiring tibanya musim panen kedua di bulan Juli-Agustus. Ketersediaan pupuk (khususnya pupuk bersubsidi)

________________________________________________________________________________________________


(16)

masih menjadi keluhan utama di sektor pertanian. Dari sisi pembiayaan, kredit perbankan ke sektor-sektor andalan mengalami tren penurunan meskipun tetap berada pada tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Kondisi ini terkait dengan kebijakan moneter ketat yang dicanangkan oleh bank sentral untuk mengerem laju pertumbuhan kredit di tengah tingginya tekanan inflasi khususnya yang berasal dari permintaan (demand-pull inflation).


(17)

1.2. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur didorong utamanya oleh komponen Konsumsi yang pada triwulan III-2008 ini mampu tumbuh lebih tinggi. Di sisi lain, komponen Investasi dan Ekspor-Impor tumbuh melambat. Kinerja ekspor terus mengalami penurunan sebagai dampak krisis ekonomi global.

a. Konsumsi

Secara umum, aktivitas konsumsi rumah tangga tumbuh lebih cepat pada triwulan III-2008 ini. Indikasi percepatan ini tampak pada hasil Survei Konsumen BI yang merupakan cerminan keyakinan masyarakat untuk melakukan konsumsi. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tercatat meningkat setelah sempat menurun drastis pada triwulan II-2008 pasca keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Meskipun secara riil daya beli masyarakat menurun, namun tampaknya pada triwulan ini masyarakat sudah mulai merasakan hal tersebut sebagai sesuatu yang normal sehingga keyakinan untuk konsumsi meningkat. Selain itu, konsumsi pada triwulan ini juga dimotivasi oleh persiapan menjelang Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 1 Oktober 2008.

Gambar 1.1

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya

0 20 40 60 80 100 120 140

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 121 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 121 2 3 4 5 6 7 8 9

2005 2006 2007 2008

Indeks Ekspektasi Konsumen

baya

________________________________________________________________________________________________


(18)

Bila dianalisis lebih mendalam, peningkatan konsumsi ini tampak baik pada konsumsi makanan maupun non-makanan seperti tercermin pada hasil Survei Penjualan Eceran BI Surabaya (Gambar 1.2). Selain itu, berbagai indikator konsumsi non-makanan lain seperti konsumsi listrik rumah tangga, penjualan mobil, dan penjualan motor, juga menunjukkan adanya tingkat konsumsi yang tinggi. Khusus untuk indikator pembelian motor dan mobil, meskipun pertumbuhannya tampak menurun dibandingkan triwulan II-2008, namun sesungguhnya tingkat pertumbuhan ini masih cukup tinggi (di kisaran 40% year-on-year). Tingginya konsumsi mobil dan motor sejalan dengan hasil Survei Konsumen yang menunjukkan perbaikan keyakinan masyarakat untuk membeli barang tahan lama/durable goods (Gambar 1.7).

Gambar 1.2 Gambar 1.3

Indeks Penjualan Makanan Minuman

Sumber: Survei Penjualan Eceran BI Surabaya

Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Sumber : Dipenda Propinsi Jatim

Sumber: Survei Penjualan Eceran BI Surabaya Sumber: Dipenda Provinsi Jatim

Gambar 1.5 Volume Penjualan Motor Sumber: PLN Distribusi Jatim

Gambar 1.4

Perkembangan Indeks Omzet Riil 40 240 440 640 840 1,040 1,240 1,440 1,640 1,840

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

Peralatan RT Pakaian Makanan Tembakau 70 80 90 100 110 120 130

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Konsumsi listrik RT

0 100 200 300 400 500 600 700 800

KwH per pelanggan RT

2006 2007 2008

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

Indeks Omzet Riil

0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penjualan Motor -100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% 250% gPenjualan Motor

2006 2007 2008


(19)

Survei Bank Indonesia lainnya menunjukkan bahwa persepsi masyarakat ntang kondisi penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan lalu masih enderung menurun. Belum tampak adanya perubahan persepsi yang gnifikan dibandingkan kondisi pada triwulan sebelumnya. Namun demikian,

rdapat perbaikan ekspektasi masyarakat akan penghasilan mereka di masa endatang (Gambar 1.8). Kondisi ini mendukung indikator kredit konsumsi ang terus meningkat hingga mencapai pertumbuhan 24% (yoy) pada triwulan III-20

o milik perorangan di perbankan Jawa Timur tercatat kembali meningkat pada triwulan ini (Gambar 1.11).

Gambar 1.6

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Indeks Ketepatan Waktu Membeli Barang Tahan Lama

te c si te m y

08. Keyakinan akan perbaikan penghasilan di masa mendatang mendorong masyarakat untuk melakukan pinjaman (kredit konsumsi) dari perbankan. Selain kredit perbankan, pembiayaan konsumsi masyarakat diperkirakan diperoleh pula dari berbagai perusahaan pembiayaan yang marak tersedia di pasar. Pembiayaan jenis ini umumnya ditujukan untuk pembelian produk-produk elektronik, otomotif, dan produk ritel rumah tangga lainnya.

Aktivitas konsumsi diduga juga dibiayai oleh simpanan masyarakat di bank. Pertumbuhan tabungan milik perorangan di perbankan Jawa Timur tampak melambat secara signifikan pada triwulan ini, meskipun masih mencatatkan tingkat pertumbuhan (yoy) yang tinggi di kisaran 20%. Selain untuk membiayai aktivitas konsumsi yang makin mahal, penurunan laju simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan juga diduga karena beralihnya simpanan tersebut menjadi bentuk deposito. Pertumbuhan simpanan deposit

0 50 100 150 200 250 300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

-100% -80% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% Penjualan Mobil

gPenjualan Mobil

Gambar 1.7 Volume Penjualan Mobil

Indeks Ketepatan Waktu Membeli Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Sumber: Dipenda Provinsi Jatim Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya


(20)

Sementara itu, konsumsi pemerintah daerah pada triwulan ini relatif lancar, yang umumnya berupa realisasi belanja tidak langsung seperti belanja pegawai dan belanja bagi hasil.

b. Investasi

Kegiatan investasi diprediksi tumbuh

dikonfirmasi oleh data impor yang menunjukk

Gambar 1.8 Indeks Penghasilan Saat ini dan Ekspektasi Penghasilan

Gambar 1.9

Perkembangan Kredit Konsumsi

melambat pada triwulan ini, sebagaimana an adanya penurunan laju volume

Sumber: Survei Konsumen BI Surabaya Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah

Gambar 1.10

Perkembangan Tabungan Perorangan

Gambar 1.11

Perkembangan Deposito Perorangan

Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah Sumber: Laporan Bulanan Bank, diolah

50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

Indeks Penghasilan Saat Ini Ekspektasi Penghasilan -10 20 30 40 50 60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

2006 2007 2008

-10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% Tabungan perorangan gTabungan perorangan 3 40 42 44 46 48 50

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

8

2006 2007 2008

-20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Deposito perorangan gDeposito Perorangan 23 25 Nilai Kredit Konsumsi

gKredit Konsumsi 30% 35% 0% 5% 20% 25%

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 13 20 15 18 10% 15%

2006 2007 2008

________________________________________________________________________________________________


(21)

impor barang modal (capital goods

barang modal sempat

mencatatkan pertumbuhan volume hingga 140% tersebut mengalami koreksi meskipun

) dari luar negeri ke Jawa Timur. Impor mencapai tingkat tertinggi pada triwulan II-2008 dengan

(yoy). Pada triwulan ini, angka kup tinggi di kisaran 60% (yoy). Berdasarkan nilainya, penurunan impor tersebut telah mencatat

pertumbuhan negatif karena pada saat u

komoditas yang diimpor Jawa Timur. Barang modal didefinisikan se

masih tumbuh cu

yang sama juga terjadi penur nan harga

bagai barang yang digunakan dalam memproduksi barang atau jasa namun tidak menjadi bagian dari barang atau jasa yang diproduksi tersebut. Contoh barang modal adalah peralatan transportasi, mesin industri, dan alat perkantoran.

Gambar 1.12

Perkembangan Nilai Impor Capital Goods

Gambar 1.13

Perkembangan Volume Impor Capital Goods

s

Sumber: BI Sumber: BI

Gambar 1.14

Perkembangan Volume Penjualan Semen

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Vol Penjualan Semen gPenjualan Semen 0

50 0

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III 10 150 20 25 30 0 0 0

2006 2007 2008

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 160% Nilai Impor Capital Goods

gNilai Impor Capital Goods 120%

140% 160% Volume Impor Capital Goods

gVolume Impor Capital Goods 70 80 90 60% 80% 100% 0 10 20 40 30 50 60

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III -60% -40% -20% 0% 20% 40%

2006 2007 2008


(22)

aerah hingga triwulan III-2008 ini masih iindikasikan oleh tingkat realisasi anggaran mencapai kisaran 55% (lihat juga Bagian 1.5. Keuangan Daerah). Rencana investasi pemerintah umumnya baru akan

erbeda dengan realisasi investasi yang melambat, pertumbuhan kredit perbankan untuk tujuan investasi pada triwulan ini justru tercatat lebih baik lan II-2008. Fasilitas kredit investasi ini diduga baru akan digunakan untuk aktivitas di triwulan mendatang.

wulan ini tercatat terus melemah sebagai dampak mi global yang berimbas pada berkurangnya permintaan akan

mur di luar negeri. Secara volume, ekspor Jawa Timur ke -2,86% (yoy),

sementara dari sisi nilai tercatat masih tumbuh sebesar 6,19%. Kondisi ini sedikit lebih baik dibandingkan situasi triwulan II-2008.

Di sisi lain, impor Jawa Timur masih tumbuh tinggi meskipun juga mengalami sedikit penurunan. Secara nilai, impor Jawa Timur masih tumbuh

Di sisi lain, investasi pemerintah d tergolong rendah, seperti yang d pemerintah yang umumnya baru

dikerjakan besar-besaran di triwulan IV. B

daripada triwu

Gambar 1.15

Perkembangan Kredit Investasi

c. Ekspor-Impor

Aktivitas ekspor pada tri krisis ekono

produk-produk Jawa Ti

luar negeri pada triwulan III-2008 sudah tumbuh negatif sebesar

Sumber: Laporan Bulanan perbankan, diolah 0%

5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%

10 14 12 Nilai Kredit Investasi

gKredit Investasi

0 2 4 6 8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

________________________________________________________________________________________________


(23)

tinggi sebesar 42,87% (yoy) pada triwulan III-2008. Tetap tingginya impor ini

por tersebut, surplus neraca terkait dengan struktur ekonomi Jawa Timur yang masih banyak tergantung pada pasokan dari luar negeri baik untuk barang konsumsi akhir maupun barang setengah jadi. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tidak hanya dicukupi oleh produksi maupun bahan baku yang berasal dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri dalam bentuk impor.

Dengan perkembangan ekspor dan im

perdagangan (trade balance) Jawa Timur kembali tercatat defisit hingga triwulan III-2008 (Juli-September 2008). Kondisi ini sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang umumnya mencatat surplus.

Gambar 1.16

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Gambar 1.17

Sumber: BI

Gambar 1.18

Pertumbuhan Nilai Ekspor dan Impor Gambar 1.19

Sumber: BI

Pertumbuhan Volume Ekspor dan Impor

Sumber: BI Sumber: BI

-0 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

20 400 60 1,00 1,20

800 0 0

2006 2007 2008

Nilai Ekspor Nilai Impor

1,400 1,600 1,800

-200 400 600 80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8

0 1,000 1,200

10 11 12 10 11 12

2006 2007 2008

Volume Ekspor Volume Impor

-20 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

-30.00% -20.00% -10.00% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008

gVolume Impor gVolume Ekspor

.00%

2007 2008

gNilai Ekspor gNilai Impor

________________________________________________________________________________________________


(24)

lima negara, yaitu Jepang, Amer

Ekspor ke lima negara ini mencapai 50% total nilai ekspor Jawa Timur d sepanjang Januari-September 2008. Dengan demikian, kinerja ekspor Jawa Tim sangat tergantung pada permintaan dari

Sebagai contoh, resesi ekonomi

terakhir ini, berdampak pada menurunnya ekspor Jawa Timur ke Jepang.

Terkait krisis keuangan dan ekonomi global yang bermuara di Amerika Serikat, kinerja ekspor Jawa Timur diprediksi juga akan ikut terpengaruh mengingat Amerika Serikat adalah negara tujuan ekspor terbesar kedua Jawa Timur. Meskipun demikian, hingga bulan Agustus 2008 belum tampak penurunan nilai ekspor yang signifikan ke Amerika Serikat. Untuk lebih detilnya, baca juga Boks 1: Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Kinerja Ekspor dan Impor Jawa Timur.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor Jawa Timur masih didominasi oleh ika Serikat, Malaysia, China, dan Thailand.

i ur negara-negara partner dagang ini. di Jepang yang terjadi dalam beberapa tahun

Gambar 1.20

Neraca Perdagangan Luar Negeri

Sumber: BI

Gambar 1.21

Neraca Perdagangan Kumulatif Sumber: BI

Tabel 1.1

Data Ekspor dan Impor Jawa Timur

Deskripsi Tw I 08 Tw II 08 Tw III 08

Ekspor Nilai (US$) 2,631,768,486 2,806,085,166 2,867,496,622

Volume (ton) 1,758,438,987 1,717,991,981 1,761,677,002

Impor Nilai (US$) 2,709,590,284 3,067,398,640 3,153,053,911

Volume (ton) 3,758,489,475 3,884,762,867 4,023,144,927

Pertumb Ekspor Nilai 10.42% -1.07% 6.19%

(yoy) Volume 5.49% -5.56% -2.86%

Pertumb Impor Nilai 64.74% 51.81% 42.87%

(yoy) Volume 30.29% 7.37% 12.14%

(1,000) (500) -500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber: BI

(190) (140) (90) (40) 10 60 110 160 210 260 310 360

1 2 3 5 6 7 8 9

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

4

2006 2007 2008

Net Ekspor

2006 2007 2008

Cumulative Net Ekspor

________________________________________________________________________________________________


(25)

Gambar 1.23

Perkembangan Ekspor menurut Tujuan (dalam USD ribu)

Gambar 1.22

Negara Tujuan Ekspor Jawa Timur 2008

250,000,000

Sumber: BI Sumber: BI

Japan 14%

USA 12%

Malaysia 10% China

6% Others

42%

Thailand 6% Spore

5% S Korea

5%

0 50,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

Japan USA

Malaysia China

Thailand Spore

________________________________________________________________________________________________


(26)

1.3. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2008 ini masih serupa dengan periode-periode sebelumnya, yaitu didominasi oleh tiga sektor utama: Perdagangan, Hotel & Restoran, Industri Pengolahan, dan Pertanian (kombinasi ketiganya memberi sumbangan hingga 73,80% terhadap PDRB Jawa Timur triwulan 2008). Perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2008 tumbuh sebesar 6,02%1

, sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2008 yang sebesar 5,97%. Percepatan ini disumbangkan oleh peningkatan kinerja di sektor-sektor ekonomi utama Jawa Timur.

Gambar 1.25

Struktur Perekonomian Jawa Timur Gambar 1.24

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

4.98 5.80 6.35 5.98 6.09 6.28 5.97 6.02

6.21 6.31 5.97 4.92 6.31 5.54 6.02 3 4 5 6 7 8

Tw I Tw II Tw III Tw IVTw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2005 2006 2007 2008

Jawa Timur Indonesia

0% 20% 40% 60% 80% 100%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1 Angka sangat sementara BPS

Gambar 1.26

Pertumbuhan Ekonomi Tw III-2008 dan TwII-2008

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

2006 2007 2008

Listrik Gas Air Bersih Tambang Bangunan Keuangan Angkut & Kom Jasa Pertanian Industri PHR

Gambar 1.27

Pertumbuhan dan Sumbangan Pertumbuhan Tw III-2008

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan Hotel dan Rest Angkutan dan Komunikasi Keu, Sewa, dan Jasa Jasa-jasa

Pertumbuhan (%)

10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan Hotel dan Rest Angkutan dan Komunikasi Keu, Sewa, dan Jasa Jasa-jasa % Sumbangan Pertumbuhan Tw II-08 Tw III-08

Sumber: BPS Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur

________________________________________________________________________________________________


(27)

Tabel 1.2

Pertumbuhan dan Sumbangan Sektoral

Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb Pertumb Sumb

Pertanian 2.83 1.15 2.79 1.00 3.61 1.04 3.40 0.85 2.16 1.10 1.86 0.80

Pertambangan & Penggalian 8.61 0.07 11.09 0.13 10.01 0.16 11.43 0.15 7.50 0.07 6.79 0.11

Industri Pengolahan 4.16 1.41 4.60 1.62 4.78 1.74 4.98 1.69 4.14 1.37 3.42 1.32

Listrik, Gas dan Air Bersih 11.72 0.10 11.95 0.11 16.21 0.11 7.81 0.12 3.87 0.10 7.15 0.09

Bangunan -0.08 0.16 1.97 0.20 1.93 0.22 0.76 0.19 2.54 0.16 2.02 0.17

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8.23 1.62 8.37 1.97 8.43 1.84 8.50 2.10 8.46 1.64 8.06 1.69

Pengangkutan dan Komunikasi 6.90 0.32 8.63 0.36 8.01 0.36 7.55 0.38 6.96 0.32 6.24 0.30

Keuangan, Persewaan, dan Jasa 7.96 0.26 9.38 0.33 8.17 0.33 8.32 0.34 7.93 0.26 5.85 0.27

Jasa-jasa 5.65 0.45 5.92 0.50 6.26 0.51 5.67 0.53 5.77 0.44 5.21 0.41

PDRB 5.54 5.54 6.21 6.21 6.31 6.31 6.35 6.35 5.45 5.45 5.16 5.16

Tw II-08 Tw I-08

Tw IV-07 Tw III-07

Tw II-07 Tw I-07

SEKTOR

Sumber: BPS Jawa Timur

Ketiga sektor dominan ini terus menunjukkan kinerja yang stabil, dan bahkan mampu tumbuh lebih cepat dibanding triwulan sebelumnya. Namun demikian, sektor riil di Jawa Timur masih menghadapi berbagai persoalan fundamental antara lain seperti meningkatnya biaya produksi, daya beli masyarakat yang masih lemah, dan ketersediaan suplai energi listrik.

Gambar 1.28

Perkembangan Pertumbuhan Sektor Andalan

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini tercatat meningkatkan utilisasi kapasitas produksi yang ada di Jawa Timur. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Surabaya, diketahui bahwa secara rata-rata terjadi peningkatan kapasitas produksi terpakai dari 75,13% di

Sumber: BPS Jawa Timur

0 2 4 6 8 10 12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008

gPDRB gPHR gIndustri gPertanian

________________________________________________________________________________________________


(28)

triwulan II-2008 menjadi 80,12% di triwulan III-2008. Tingkat utilisasi ini menunjukkan bahwa masih terdapat ruang bagi perekonomian Jawa Timur untuk melakukan ekspansi lebih tinggi lagi di masa mendatang tanpa mengorbankan stabilitas harga karena masih terdapat kelonggaran pada sisi penawaran.

Tabel 1.3

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini juga dikonfirmasi oleh hasil survei SKDU terhadap pelaku usaha di Jawa Timur yang menunjukkan peningkatan realisasi usaha di triwulan III-2008 bila dibandingkan triwulan II-2008. Semua hal tersebut mengkonfirmasi adanya pertumbuhan yang lebih tinggi di perekonomian Jawa Timur.

Utilisasi Kapasitas Produksi di Jawa Timur

Sumber: SKDU BI Surabaya

PERTANIAN 81.57 76.35

A. Tanaman Pangan 83.33 75.29

B. Tanaman Perkebunan 80.89 75.00

C. Peternakan dan Hasil - hasilnya 87.44 80.43

D. Kehutanan 40.00

E. Perikanan 71.00 69.82

PERTAMBANGAN 85.33 72.50

INDUSTRI PENGOLAHAN 79.16 74.34

A. Industri Non Migas

1. Makanan, minuman dan tembakau 79.72 75.45

2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki 77.80 71.83

3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 76.09 69.20

4. Kertas dan barang cetakan 90.33 80.83

5. Kimia dan barang dari karet 84.25 71.90

6. Semen dan barang galian bukan logam 87.67 86.00

7. Logam dasar, besi dan baja 88.50 95.00

8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 72.50 67.08

9. Barang Lainnya 65.56 68.75

B. Industri Migas

1. Pengilangan minyak bumi 2. Gas alam cair

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 83.14 88.93 TOTAL SELURUH SEKTOR 80.12 75.13

SEKTORAL

Tw III-2008 Tw II-2008

Gambar 1.29 Indeks Realisasi Usaha

-20.54 16.7

-27.23

-18.91 11.35

22.32 25.86

21.623.29

7.05 22.1

-1.85

0.67 -0.45

-30 -20 -10 0 10 20 30

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw III

Sumber: SKDU BI Surabaya

2005 2006 2007 2008

Indeks Realisasi Usaha

________________________________________________________________________________________________


(29)

a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

Pada triwulan III-2008, sektor Perdagangan, Hotel & Restoran tetap tampil sebagai sektor utama dalam perekonomian Jawa Timur, dengan pangsa sebesar 33,28% dari total PDRB, dan tumbuh tinggi sebesar 8,73%. Pertumbuhan sebesar ini tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tabel 1.4

Pertumbuhan Ekonomi Sektor PHR

Tw III 2008 Tw II 2008

No. Sub Sektor Pertumbuhan

(%)

Sumbangan (%)

Pertumbuhan (%)

Sumbangan (%)

1. Perdagangan 9.03 1.59 8.98 1.45

2. Hotel 5.67 0.06 4.24 0.06

3. Restoran 7.80 0.31 7.80 0.29

Total 8.73 1.95 8.65 1.80

Sumber: BPS Jawa Timur

Subsektor Perdagangan yang memiliki pangsa terbesar tumbuh lebih cepat pada triwulan III-2008 sehingga menjadi motor penggerak perekonomian.

Prompt indicator volume barang di Pelabuhan Tanjung Perak dan konsumsi listrik oleh pebisnis di Jawa Timur mengkonfimasi percepatan pertumbuhan ini. Tingginya volume perdagangan pada triwulan ini terkait erat dengan aktivitas masyarakat menyambut hari raya Idul Fitri.

Gambar 1.30 Gambar 1.31

Volume Barang di Pel Tanjung Perak Konsumsi Listrik Golongan Bisnis

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18%

80 100 120 140 160 180 200 220

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Konsumsi Listrik Bisnis Pertumbuhan

Sumber: BPS Sumber: PT PLN Distribusi Jawa Timur

2006 2007 2008

2006 2007 2008

Volume Barang


(30)

Subsektor Hotel pada triwulan ini juga mencatat kinerja yang lebih baik dengan tumbuh sebesar 5,67% (yoy), lebih tinggi daripada triwulan II-2008 yang tumbuh 4,24%. Peningkatan kinerja ini tercermin pada prompt indicators

tingkat hunian (occupancy rate) hotel berbintang di Jawa Timur dan lama tinggal tamu di hotel (Gambar 1.32 dan Gambar 1.33).

Perbaikan kinerja subsektor hotel ini diyakini terkait juga dengan meningkatnya jumlah wisatawan asing ke Jawa Timur. Statistik jumlah wisatawan asing yang melalui Bandar Udara Juanda terus menunjukkan tren peningkatan dan bahkan melonjak tinggi di masa liburan bulan Juli-Agustus 2008 (Gambar 1.34).

Strategi kalangan pengusaha hotel di Jawa Timur untuk mempertahankan tarif kamar (published rate) di tengah meningkatnya biaya produksi tampaknya berhasil menjaring minat konsumen di musim liburan triwulan III-2008. Selain itu, pengusaha hotel juga menempuh strategi menyasar konsumen FIT (Free Individual Traveler) dan paket MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).

Gambar 1.32

Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim

Gambar 1.33

Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim

0 1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

Sumber: BPS Sumber: BPS

0 10 20 30 40 50 60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

2006 2007 2008

Occupancy Rate

2006 2007 2008

Asing Indonesia TOTAL


(31)

Gambar 1.34

Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

Jml Wisman melalui Juanda

Sumber: BPS

Dilihat dari sisi pembiayaan, kredit perbankan ke sektor perdagangan dan perhotelan mengalami tren penurunan pada triwulan ini meskipun masih berada di tingkat yang cukup tinggi (tumbuh 25% yoy). Tren penurunan ini terkait dengan kebijakan suku bunga tinggi yang ditetapkan oleh bank sentral untuk mengerem laju pertumbuhan kredit. Sektor Perdagangan adalah sektor penerima kredit perbankan terbesar kedua di Jawa Timur setelah sektor Industri.

Gambar 1.35

Kredit Sektor Perdagangan dan Hotel

Sumber: Laporan Bulanan perbankan, diolah 5

10 15 20 25 30 35

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% Kredit PHR

gKredit PHR

2006 2007 2008


(32)

b. Industri Pengolahan

Sektor Industri Pengolahan juga tumbuh lebih cepat pada triwulan ini (4,71%) dibandingkan kinerja pada triwulan II-2008 yang sebesar 4,32%. Seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 1.5, kontributor utama pertumbuhan pada triwulan ini tetap berasal dari subsektor makanan, minuman & tembakau, subsektor kimia & barang karet, serta subsektor kertas & barang cetakan.

Tabel 1.5

Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri

Tw III 2008 Tw II 2008

No. Sub Sektor Pertumbuhan

(%)

Sumbangan (%)

Pertumbuhan (%)

Sumbangan (%)

1. Makanan, minuman & tembakau 3.75 0.86 3.55 0.82 2. Tekstil, barang kulit & alas kaki 0.87 0.05 -1.44 0.06 3. Barang kayu & hasil hutan lainnya 0.45 0.04 -1.69 0.04 4. Kertas & barang cetakan 9.93 0.19 8.16 0.25 5. Kimia & barang dari karet 5.78 0.21 4.66 0.12 6. Semen & barang galian bukan logam 4.47 0.06 3.55 0.05 7. Logam dasar besi & baja 4.23 0.13 4.96 0.13 8. Alat angkutan, mesin & peralatannya 12.67 0.03 9.85 0.03 9. Barang lainnya 3.22 0.07 4.56 0.05

Total 4.71 1.64 4.32 1.53

Sumber: BPS Jawa Timur

Pemantauan terhadap kinerja perusahaan manufaktur rokok besar di Jawa Timur menunjukkan pencapaian kinerja yang relatif stabil di triwulan III-2008. Produk rokok memiliki porsi yang signifikan dalam struktur PDRB Sektor Industri Pengolahan di Jawa Timur.

Tabel 1.37 Tabel 1.36

Perkembangan Sales Rokok Sampoerna Perkembangan Sales Rokok PT

Bentoel

________________________________________________________________________________________________


(33)

-200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008

R p mi lia r -0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 Sales Produk Rokok Bentoel

gSales (RHS) -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008

R p m ilia r -0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 Sales produk rokok Sampoerna

gSales (RHS)

Sumber: Laoran Keuangan publikasi Sumber: Laoran Keuangan publikasi

Tabel 1.38

Perkembangan Sales Rokok PT Gudang Garam 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2006 2007 2008

R p mi li a r (0.10) (0.05) -0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 Sales produk rokok GG

gSales (RHS)

Sumber: Laoran Keuangan publikasi

Pada triwulan ini, Sektor Industri masih menghadapi persoalan melemahnya daya beli konsumen baik di dalam negeri maupun dari luar negeri. Namun demikian, Sektor Industri mendapat sedikit keleluasaan dari turunnya harga minyak dunia secara drastis di sepanjang triwulan ini. Sesuai aturan pemerintah, harga bahan bakar yang dikonsumsi oleh industri dipatok mengikuti harga yang terbentuk di pasar internasional. Penurunan harga ini mampu mengurangi tekanan ongkos produksi yang cukup dipengaruhi oleh biaya bahan bakar. Hingga akhir September 2008, harga BBM industri telah turun hingga 30% dibandingkan posisi akhir Juni 2008. Beberapa perusahaan manufaktur di Jawa Timur juga sedang merintis penggunaan energi alternatif yang lebih murah seperti batu bara. Dari sisi internal perusahaan, demonstrasi oleh buruh/karyawan untuk menuntut perbaikan kesejahteraan sudah tidak

________________________________________________________________________________________________


(34)

lagi terdengar pada triwulan ini. Kenaikan UMK diprediksi baru akan terjadi di tahun 2009.

Gambar 1.39

Perkembangan Harga BBM Industri

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 910 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 910

Di awal triwulan III-2008, kalangan industri mendapat tantangan baru berupa munculnya Peraturan Bersama Lima Menteri yang mewajibkan sejumlah industri untuk mengalihkan jam kerjanya ke hari Sabtu dan Minggu untuk menjaga kelancaran pasokan listrik. Tercatat sejumlah 500 pelanggan golongan industri di Jawa Timur yang harus melakukan pengalihan jam kerja ini. Kalangan pengusaha industri umumnya mengkhawatirkan gangguan terhadap jadual produksi dan timbulnya biaya ekstra akibat pengalihan jam kerja. Untuk mengetahui respon dan pendapat dunia industri terhadap kebijakan ini, Kantor Bank Indonesia Surabaya mengadakan survei kepada pelanggan listrik industri Jawa Timur tersebut. Hasil Survei ini dapat dilihat pada Boks 2: Survei Respon Dunia Industri terhadap Peraturan Bersama Lima Menteri.

Dari sisi pembiayaan, kredit perbankan untuk sektor industri masih tumbuh tinggi di kisaran 50% meskipun mulai menunjukkan gejala perlambatan menyusul pengetatan laju kredit yang dilakukan oleh perbankan. Pertumbuhan kredit Sektor Industri yang demikian tinggi ini memberi keyakinan adanya aktivitas yang signifikan di sektor riil. Gejolak di sektor finansial diduga turut menyebabkan tingginya pertumbuhan kredit ini karena para pengusaha merasa kesulitan untuk mendapatkan kucuran dana dari pasar

Sumber: Pertamina

2005 2006 2007 2008

M Solar Transp M Diesel M Solar Industri


(35)

modal maupun hutang dari institusi non-perbankan. Kredit bank kemudian menjadi tumpuan harapan para pengusaha ini.

Perkembangan Kredit Sektor Industri Gambar 1.40

10 15 20 25 30 35 40

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2006 2007 2008

-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Kredit Industri

gKredit Industri

Sumber: Laporan Bulanan perbankan

c. Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan ini mengalami percepatan yang signifikan, dengan tumbuh sebesar 2,40% (yoy). Percepatan ini terkait erat dengan masih berlanjutnya musim panen kedua (gadu) di bulan Juli-Agustus 2008. Aktivitas sektor pertanian pada triwulan ini diwarnai oleh awal musim panen kedua bagi padi dan musim tanam bagi jagung (Gambar 1.41 dan Gambar 1.42).

Tabel 1.6

Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian

Tw III 2008 Tw II 2008

No. Sub Sektor Pertumbuhan Sumbangan Pertumbuhan Sumbangan

(%) (%) (%) (%)

1. Tanaman bahan makanan 0.59 0.41 0.09 0.53 2. Tanaman perkebunan 2.64 0.27 2.37 0.13 3. Peternakan & hasilnya 4.48 0.16 2.36 0.16 4. Kehutanan 6.67 0.01 18.91 0.01 5. Perikanan 5.98 0.10 7.96 0.10

Total 2.40 0.96 1.93 0.93

Sumber: BPS Jawa Timur

Subsektor tanaman bahan makanan, yang merupakan subsektor andalan, pada triwulan ini mampu tumbuh lebih tinggi tanpa gangguan yang berarti meskipun sempat dibayangi oleh musim kemarau yang panjang. Seiring dengan


(36)

tibanya musim hujan di awal triwulan IV nanti, subsektor tabama diproyeksikan akan dapat tumbuh lebih tinggi lagi.

Subsektor perikanan masih tumbuh melambat pada triwulan ini meskipun harga solar non-subsidi sudah mulai menurun. Nelayan sempat mengalami kesulitan untuk membeli solar sebagai bahan bakar karena harga yang dikenakan kepada mereka adalah harga non-subsidi (harga keekonomian). Di sisi lain, penghasilan dari melaut tidak selalu bisa diandalkan terutama di tengah lemahnya daya beli masyarakat.

Percepatan kinerja sektor pertanian pada triwulan ini tidak tercermin pada sisi pembiayaan, yaitu jumlah kredit perbankan yang disalurkan ke sektor pertanian. Laju pertumbuhan kredit perbankan ke sektor pertanian kembali menurun pada triwulan III-2008 ini hingga mendekati 0% (Gambar 1.44). Namun demikian, diduga tidak terdapat keterkaitan erat antara kredit pertanian dari perbankan dengan kinerja sektor riil-nya mengingat sebagian besar petani justru tidak memiliki akses terhadap kredit perbankan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia Surabaya2

, terungkap bahwa sekitar 56% petani yang menjadi responden menggunakan modal sendiri dalam usahanya. Hal ini ditempuh karena karena kepemilikan lahan mereka yang relatif sempit sehingga tidak membutuhkan alokasi dana yang besar untuk memulai usaha produksinya. Mereka kemudian menyisihkan sebagian keuntungan dari masa panen sebelumnya untuk membiayai musim tanam berikutnya.

Gambar 1.41 Gambar 1.42

Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur

-100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

Luas Panen Jagung Luas Tanam Jagung

-100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2006 2007 2008

Luas Panen Padi Luas Tanam Padi

Sumber: Dinas Pertanian Jawa Timur Sumber: Dinas Pertanian Jawa Timur

2

Penelitian Investasi Sektor Pertanian di Jawa Timur (Oktober 2008)


(37)

waan, dan Jasa

Persewaan

triwulan ini, dengan mencatat pe 7,91%, lebih rendah dibanding triwulan II-2008 (8,65% Penurunan kinerja ini terjadi di semua subsektor kecuali subsektor lembaga keuangan bukan bank.

bankan mengalami sedikit pe iwulan ini dengan tumbuh sebesar 7,35%, lebih rendah daripada triwulan II-2008 ini tercermin pada laju pertumbuhan

Dari

h

Gambar 1.43 Luas Lahan Puso di Jawa Timur

Gambar 1.44

Perkembangan Kredit Pertanian

-5,000 10,000 20,000 25,000

1 2 3 4 2 3 4 5 6 7 8

d. Keuangan, Perse

Sektor Keuangan, dan Jasa mengalami perlambatan pada rtumbuhan sebesar

).

Subsektor per rlambatan pada tr

yang sebesar 7,96%. Perlambatan

kredit yang mulai melandai setelah selama dua tahun terakhir terus berada dalam tren peningkatan. Ekspansi kredit yang terus-menerus tidak diimbangi dengan pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) sehingga perbankan mengalami keketatan likuiditas dan harus mengerem laju kreditnya.

aspek keuangan, perbankan Jawa Timur sebenarnya masih mampu membukukan pendapatan bunga (interest-based income) dengan pertumbuhan yang terus meningkat. Peningkatan ini merupakan dampak dari melebarnya spread suku bunga yang ditawarkan oleh perbankan merespon kebijakan suku bunga tinggi yang ditetapkan oleh bank sentral. Di sisi lain, laju pendapatan non-bunga seperti fee-based income mengalami penurunan. Namun demikian, secara nominal pendapatan non-bunga masi relatif kecil (<10%) bila dibandingkan total pendapatan perbankan.

15,000

5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

2006 2007 2008

Luas Puso Padi

-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

2 2.5 3 3.5 4 4.5 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Luas Puso Jagung Kredit Pertanian

gKredit Pertanian

2006 2007 2008

rtanian Jawa Timur Sumber: Laporan Bulanan perbankan


(1)

Lampiran 1.2

Tw I Tw II Tw III

1. PERTANIAN 14,971,804 11,710,270 12,584,221

a. Tanaman bahan makanan 10,371,618 6,632,851 5,462,971

b. Tanaman perkebunan 1,554,727 1,610,790 3,594,929

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 1,880,687 1,909,143 2,155,332

d. Kehutanan 225,213 223,745 83,249

e. Perikanan 939,560 1,333,741 1,287,740

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,012,101 1,590,454 2,109,162

a. Minyak dan gas bumi 220,704 274,828 264,465

b. Pertambangan tanpa migas 124,643 109,197 132,974

c. Penggalian 666,754 1,206,428 1,711,723

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 18,593,532 19,444,419 21,636,597

1) Makanan, minuman dan tembakau 9,489,863 10,367,809 11,382,882 2) Tekstil barang kulit dan alas kaki 780,788 673,245 611,778 3) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 531,184 488,869 575,027 4) Kertas dan barang cetakan 3,442,433 3,205,223 2,488,777 5) Kimia dan barang dari karet 1,300,237 1,472,854 2,717,489 6) Semen & barang galian bukan logam 601,893 629,996 796,753 7) Logam dasar besi dan baja 1,524,539 1,606,779 1,674,708 8) Alat angkutan, mesin & peralatannya 353,601 420,858 453,457

9) Barang lainnya 568,995 578,785 935,727

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 1,310,262 1,280,185 1,403,918

a. Listrik 1,063,094 982,019 1,033,399

b. Gas kota 185,298 232,153 304,503

c. Air bersih 66,01361,871 66,016

5. BANGUNAN 2,098,844 2,433,181 2,655,830

6. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 22,127,313 24,731,192 23,661,122 a. Perdagangan besar & eceran 18,186,287 20,093,786 19,119,213

b. Hotel 367,485 719,158 732,732

c. Restoran 3,573,541 3,918,248 3,809,177

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 4,320,959 4,424,775 4,633,231

a. Pengangkutan 2,842,653 2,910,143 3,102,610

1) Angkutan Rel 44,67640,066 62,614

2) Angkutan jalan raya 1,113,694 1,103,325 1,188,967

3) Angkutan laut 161,024 221,346 255,763

4) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 26,28823,095 43,700

5) Angkutan udara 480,561 485,107 519,360

6) Jasa penunjang angkutan 1,024,214 1,029,401 1,032,207

b. Komunikasi 1,478,306 1,514,632 1,530,622

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 3,531,946 4,111,861 4,237,876

a. Bank 721,162 1,037,707 1,029,992

b. Lembaga keuangan tanpa bank 449,559 487,169 549,643

d. Sewa bangunan 1,396,248 1,436,759 1,531,356

e. Jasa perusahaan 964,976 1,150,226 1,126,885

9. JASA-JASA 5,973,954 6,107,255 6,353,152

a. Pemerintahan umum 2,344,329 2,587,007 2,929,284

b. Swasta 3,629,625 3,520,248 3,423,868

1) Sosial dan kemasyarakatan 516,116 560,572 549,339 2) Hiburan dan rekreasi 161,443 203,138 218,049 3) Perorangan dan rumah tangga 2,952,065 2,756,538 2,656,480

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 73,940,714 75,833,592 79,275,109

Sumber: BPS Jawa Timur * Angka Sangat Sementara PDRB SEKTORAL JAWA TIMUR

Berdasarkan Harga Konstan 2000 (Rp juta)

2008 S E K T O R


(2)

Lampiran 1.3

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw II

1. PERTANIAN 2.83 2.79 3.61 3.40 2.87 1.93 2.40

a. Tanaman bahan makanan 2.02 1.18 1.77 1.28 2.13 0.09 0.59

b. Tanaman perkebunan 2.48 3.69 3.24 3.27 0.19 2.37 2.64

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 5.62 6.53 7.06 5.11 1.83 2.36 4.48

d. Kehutanan 20.74 -7.85 2.55 5.88 84.46 18.91 6.67

e. Perikanan 5.20 6.94 7.58 7.37 7.11 7.96 5.98

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.61 11.09 10.01 11.43 7.50 9.44 8.91

a. Minyak dan gas bumi 15.41 34.12 35.29 41.86 14.99 18.96 11.45

b. Pertambangan tanpa migas 2.66 5.12 10.88 3.44 2.55 4.65 8.67

c. Penggalian 7.88 7.83 6.94 7.98 6.17 7.92 8.55

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4.16 4.60 4.78 4.98 4.59 4.32 4.71

1) Makanan, minuman dan tembakau 2.95 3.49 3.26 3.39 3.94 3.55 3.75

2) Tekstil barang kulit dan alas kaki 2.01 3.66 2.25 2.76 3.45 -1.44 0.87

3) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 4.27 0.71 -1.33 -1.17 2.92 -1.69 0.45

4) Kertas dan barang cetakan 7.87 9.60 8.77 8.34 6.24 8.16 9.93

5) Kimia dan barang dari karet 5.12 5.86 5.87 5.22 4.78 4.66 5.78

6) Semen & barang galian bukan logam -1.43 -3.14 4.10 5.53 3.99 3.55 4.47

7) Logam dasar besi dan baja 5.55 6.07 5.76 5.72 4.77 4.96 4.23

8) Alat angkutan, mesin & peralatannya 3.40 9.89 40.55 32.13 9.78 9.85 12.67

9) Barang lainnya 7.45 2.73 3.56 3.63 5.67 4.56 3.22

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 11.72 11.95 16.21 7.81 3.87 5.10 6.46

a. Listrik 7.30 5.82 5.75 4.31 6.56 4.80 5.23

b. Gas kota 44.26 52.98 86.48 24.75 -9.17 6.22 10.66

c. Air bersih 3.25 4.79 5.02 4.66 3.56 5.70 7.33

5. BANGUNAN -0.08 1.97 1.93 0.76 2.54 2.96 2.09

6. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 8.23 8.37 8.43 8.50 8.56 8.65 8.73

a. Perdagangan besar & eceran 8.88 8.87 8.98 9.01 8.99 8.98 9.03

b. Hotel -0.55 1.19 0.98 1.36 3.94 4.24 5.67

c. Restoran 6.10 7.34 7.28 7.23 6.88 7.80 7.80

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 6.90 8.63 8.01 7.55 7.92 7.66 8.21

a. Pengangkutan 3.51 5.65 5.31 4.81 4.46 3.16 4.92

1) Angkutan Rel 1.95 3.27 12.12 9.92 8.33 7.73 15.67

2) Angkutan jalan raya 2.13 2.10 2.42 2.05 2.87 2.09 2.65

3) Angkutan laut 6.54 29.17 28.48 8.46 0.39 -0.28 11.45

4) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 4.23 7.41 7.67 6.55 4.26 6.77 7.99

5) Angkutan udara 1.59 1.73 1.43 5.92 6.44 1.09 4.43

6) Jasa penunjang angkutan 5.60 7.45 5.98 6.16 5.86 5.87 5.59

b. Komunikasi 14.88 15.76 14.55 14.71 15.26 17.53 15.56

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 7.96 9.38 8.17 8.32 7.93 8.65 7.91

a. Bank 6.97 8.43 6.11 7.55 7.12 7.94 7.35

b. Lembaga keuangan tanpa bank 6.55 7.91 11.34 11.09 6.62 7.96 11.56

d. Sewa bangunan 9.34 10.78 10.37 9.91 9.79 11.43 8.73

e. Jasa perusahaan 7.44 9.19 5.83 5.74 6.53 6.26 5.66

9. JASA-JASA 5.65 5.92 6.26 5.67 5.77 6.41 6.00

a. Pemerintahan umum 3.97 4.39 5.01 4.72 3.87 5.19 4.78

b. Swasta 6.80 7.09 7.37 6.51 7.04 7.33 7.07

1) Sosial dan kemasyarakatan 7.99 7.77 7.97 6.74 7.96 7.92 4.45

2) Hiburan dan rekreasi 6.46 8.11 11.97 8.81 5.72 12.46 15.70

3) Perorangan dan rumah tangga 6.62 6.88 6.91 6.27 6.95 6.85 6.97

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.54 6.21 6.31 6.35 5.80 5.97 6.02

Sumber: BPS Jawa Timur * Angka Sangat Sementara

2007

S E K T O R 2008

PERTUMBUHAN PDRB SEKTORAL JAWA TIMUR (y-o-y) Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%)


(3)

Lampiran 1.4

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

1. PERTANIAN 1.15 1.00 1.04 0.85 1.17 0.93 0.96

a. Tanaman bahan makanan 0.81 0.57 0.46 0.37 0.81 0.53 0.41

b. Tanaman perkebunan 0.12 0.14 0.30 0.16 0.13 0.13 0.27

c. Peternakan dan hasil-hasilnya 0.15 0.16 0.17 0.19 0.15 0.16 0.16

d. Kehutanan 0.01 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

e. Perikanan 0.07 0.11 0.10 0.13 0.07 0.10 0.10

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0.07 0.13 0.16 0.15 0.08 0.12 0.16

a. Minyak dan gas bumi 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

b. Pertambangan tanpa migas 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

c. Penggalian 0.05 0.10 0.13 0.12 0.05 0.09 0.13

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1.41 1.62 1.74 1.69 1.46 1.53 1.64

1) Makanan, minuman dan tembakau 0.72 0.87 0.93 0.89 0.74 0.82 0.86

2) Tekstil barang kulit dan alas kaki 0.06 0.06 0.05 0.07 0.06 0.06 0.05

3) Barang kayu dan hasil hutan lainnya 0.04 0.04 0.05 0.06 0.04 0.04 0.04

4) Kertas dan barang cetakan 0.26 0.26 0.19 0.25 0.27 0.25 0.19

5) Kimia dan barang dari karet 0.10 0.12 0.22 0.11 0.10 0.12 0.21

6) Semen & barang galian bukan logam 0.05 0.05 0.06 0.06 0.05 0.05 0.06

7) Logam dasar besi dan baja 0.12 0.13 0.14 0.11 0.12 0.13 0.13

8) Alat angkutan, mesin & peralatannya 0.03 0.03 0.03 0.05 0.03 0.03 0.03

9) Barang lainnya 0.04 0.05 0.08 0.09 0.04 0.05 0.07

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0.10 0.11 0.11 0.12 0.10 0.10 0.11

a. Listrik 0.08 0.08 0.08 0.09 0.08 0.08 0.08

b. Gas kota 0.02 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02

c. Air bersih 0.00 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.01

5. BANGUNAN 0.16 0.20 0.22 0.19 0.17 0.19 0.20

6. PERDAGANGAN, HOTEL, DAN RESTORAN 1.62 1.97 1.84 2.10 1.74 1.95 1.80

a. Perdagangan besar & eceran 1.32 1.60 1.48 1.71 1.43 1.59 1.45

b. Hotel 0.03 0.06 0.06 0.06 0.03 0.06 0.06

c. Restoran 0.27 0.32 0.30 0.33 0.28 0.31 0.29

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.32 0.36 0.36 0.38 0.34 0.35 0.35

a. Pengangkutan 0.22 0.24 0.25 0.27 0.22 0.23 0.24

1) Angkutan Rel 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

2) Angkutan jalan raya 0.09 0.09 0.10 0.10 0.09 0.09 0.09

3) Angkutan laut 0.01 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02

4) Angkutan sungai, danau dan penyeberangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

5) Angkutan udara 0.04 0.04 0.04 0.05 0.04 0.04 0.04

6) Jasa penunjang angkutan 0.08 0.08 0.08 0.09 0.08 0.08 0.08

b. Komunikasi 0.10 0.11 0.11 0.11 0.12 0.11 0.12

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA 0.26 0.33 0.33 0.34 0.28 0.32 0.32

a. Bank 0.05 0.08 0.08 0.09 0.06 0.08 0.08

b. Lembaga keuangan tanpa bank 0.03 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04

d. Sewa bangunan 0.10 0.11 0.12 0.12 0.11 0.11 0.12

e. Jasa perusahaan 0.07 0.09 0.09 0.09 0.08 0.09 0.09

9. JASA-JASA 0.45 0.50 0.51 0.53 0.47 0.48 0.48

a. Pemerintahan umum 0.18 0.21 0.24 0.25 0.18 0.20 0.22

b. Swasta 0.27 0.28 0.27 0.28 0.29 0.28 0.26

1) Sosial dan kemasyarakatan 0.04 0.05 0.04 0.05 0.04 0.04 0.04

2) Hiburan dan rekreasi 0.01 0.02 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02

3) Perorangan dan rumah tangga 0.22 0.22 0.21 0.22 0.23 0.22 0.20

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 5.54 6.21 6.31 6.35 5.80 5.97 6.02

Sumber: BPS Jawa Timur * Angka Sangat Sementara

2007

S E K T O R 2008

SUMBANGAN PDRB SEKTORAL JAWA TIMUR Berdasarkan Harga Konstan 2000 (%)


(4)

Lampiran 3.1

Tw,I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III

I.1 JATIM

A Jaringan Kantor 1

Jumlah Bank 68 68 68 69 70 70 70 2

Jaringan Kantor 2,340 2,344 2,384 2,403 2,472 2,492 2,587 3

Jumlah BPR 335 335 335 337 337 337 337 B Kondisi Keuangan

1 Total Asset 146,667,121 153,836,677 159,989,412 167,474,291 166,386,598 177,178,874 187,821,858 a. Bank Pemerintah 64,149,054 68,306,904 71,630,029 73,665,513 71,893,848 76,398,509 80,073,741 b. Bank Swasta 71,438,390 72,624,718 76,057,469 81,413,898 79,258,565 85,428,529 91,145,317 c. Bank Asing 11,079,677 12,905,055 12,301,914 12,394,880 15,234,185 15,351,836 16,602,800 2 Kredit (Baki debet) 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297 112,312,978 a. Bank Pemerintah 37,270,784 40,226,422 41,893,444 43,221,411 44,307,038 50,382,032 55,130,940 b. Bank Swasta 30,869,356 32,846,812 36,990,254 40,728,820 41,583,650 45,037,651 46,802,806 c. Bank Asing 6,711,607 5,865,270 7,098,035 8,197,479 9,204,799 9,828,614 10,379,232 Per jenis Penggunaan 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297 112,312,978 Modal Kerja 47,816,158 50,120,398 56,118,393 60,213,810 62,568,643 69,143,728 74,020,667 Investasi 9,117,693 10,146,708 9,711,924 10,571,595 10,370,697 12,141,174 12,698,422 Konsumsi 17,917,896 18,671,398 20,151,416 21,362,305 22,156,147 23,963,395 25,593,889 Per Sektor 74,851,747 78,938,504 85,981,733 92,147,710 95,095,487 105,248,297 112,312,978 Tani 3,450,083 4,079,071 4,439,123 3,963,616 4,089,860 4,326,218 4,684,989 Tambang 174,206 169,358 190,649 220,866 307,327 351,028 399,628 Industri 21,764,993 21,811,730 24,624,115 27,417,140 29,615,859 33,560,923 36,125,007 Listrik,Gas 106,500 124,477 125,582 174,535 189,946 232,502 231,946 Konstruksi 2,666,814 2,912,244 2,843,554 2,925,529 2,935,751 3,295,873 4,161,844 Dagang/Hotel 21,673,519 23,467,983 25,197,374 27,100,480 27,219,383 30,212,132 31,155,828 Angkut/Komnikasi 1,228,303 1,385,207 1,475,034 1,701,739 1,755,565 1,931,983 2,150,546 JS.Dunia 4,336,401 4,704,955 5,345,055 5,723,745 5,237,143 5,683,054 5,966,817 JS.Sosial 1,148,719 1,232,952 1,189,392 1,156,802 1,188,922 1,198,479 1,236,737 Lain-2 18,302,209 19,050,527 20,551,855 21,763,258 22,555,731 24,456,105 26,199,636 3 Dana 128,612,237 133,460,353 137,280,908 143,548,428 142,926,240 150,226,452 155,232,459 a. Bank Pemerintah 55,127,286 58,328,661 60,629,732 61,825,046 61,890,910 65,229,005 65,055,739 b. Bank Swasta 65,470,215 65,384,893 67,743,846 72,335,279 70,482,383 74,472,168 78,859,103 c. Bank Asing 8,014,736 9,746,799 8,907,330 9,388,103 10,552,947 10,525,279 11,317,617 GIRO 24,856,826 29,431,202 31,051,034 28,918,594 30,185,870 31,157,981 30,156,384 a. Bank Pemerintah 12,582,948 14,773,189 16,404,184 14,747,031 14,954,229 15,496,622 15,829,782 b. Bank Swasta 9,556,842 10,361,625 11,797,474 11,560,131 12,281,076 13,700,951 12,264,144 c. Bank Asing 2,717,036 4,296,388 2,849,376 2,611,432 2,950,565 1,960,408 2,062,458 DEPOSITO 61,442,097 59,282,631 59,123,667 61,071,467 60,162,259 62,579,372 68,598,991 a. Bank Pemerintah 21,311,809 21,163,733 20,832,295 19,791,072 20,198,945 20,897,055 21,676,502 b. Bank Swasta 35,421,432 33,463,487 33,099,650 35,425,886 33,435,999 35,181,784 39,543,731 c. Bank Asing 4,708,856 4,655,411 5,191,722 5,854,509 6,527,315 6,500,533 7,378,758 TABUNGAN 42,313,314 44,746,520 47,106,207 53,558,367 52,578,111 56,489,099 56,477,084 a. Bank Pemerintah 21,232,529 22,391,739 23,393,253 27,286,943 26,737,736 28,835,328 27,549,455 b. Bank Swasta 20,491,941 21,559,781 22,846,722 25,349,262 24,765,308 25,589,433 27,051,228 c. Bank Asing 588,844 795,000 866,232 922,162 1,075,067 2,064,338 1,876,401

4 LDR 58.20% 59.15% 62.63% 64.19% 66.53% 70.06% 72.35%

a. Bank Pemerintah 67.61% 68.97% 69.10% 69.91% 71.59% 77.24% 84.74%

b. Bank Swasta 47.15% 50.24% 54.60% 56.31% 59.00% 60.48% 59.35%

c. Bank Asing 83.74% 60.18% 79.69% 87.32% 87.22% 93.38% 91.71%

5 NPL Bank Umum 6.26% 5.93% 4.95% 4.44% 3.40% 3.09% 2.96%

a. Bank Pemerintah 9.72% 8.28% 6.93% 6.21% 4.07% 3.62% 3.11%

b. Bank Swasta 3.03% 3.52% 3.17% 2.74% 2.69% 2.44% 2.56%

c. Bank Asing 1.88% 3.25% 2.50% 3.55% 3.46% 3.32% 4.00%

6 kredit U K M 39,334,061 42,149,610 45,118,424 47,753,300 49,124,635 54,452,081 57,349,876 a. Bank Pemerintah 15,732,244 17,038,812 18,399,593 19,591,172 20,433,538 23,173,550 25,130,110 b. Bank Swasta 22,644,810 24,057,807 25,497,355 26,873,705 26,970,539 29,436,931 30,213,806 c. Bank Asing 957,008 1,052,991 1,221,476 1,288,423 1,720,558 1,841,600 2,005,961

7 NPL UKM 5.32% 5.66% 5.29% 4.90% 4.61% 4.18% 3.74%

a. Bank Pemerintah 8.23% 8.21% 7.50% 6.86% 6.07% 5.43% 4.60%

b. Bank Swasta 3.32% 3.89% 3.75% 3.35% 3.40% 3.09% 2.86%

c. Bank Asing 4.62% 4.70% 4.19% 7.36% 6.15% 5.97% 6.20%

8 KUK 17,208,080 18,394,546 19,619,706 19,129,969 20,493,210 19,684,991 21,045,921 a. Bank Pemerintah 13,550,156 14,490,366 15,444,305 14,838,761 16,141,237 15,266,962 16,548,849 b. Bank Swasta 3,649,069 3,895,477 4,127,459 4,218,857 4,244,227 4,322,817 4,399,318 c. Bank Asing 8,855 8,703 47,942 72,351 107,746 95,212 97,754 9 Kredit ekspor 2,848,465 3,500,654 3,544,241 4,516,712 4,130,475 5,713,181 5,736,414 a. Bank Pemerintah 1,241,845 1,747,428 1,796,965 1,833,225 2,078,958 2,228,804 2,071,998 b. Bank Swasta 622,884 612,721 640,308 720,552 816,078 840,540 704,343 c. Bank Asing 983,736 1,140,505 1,106,968 1,962,935 1,235,439 2,643,837 2,960,073 N P L 112,524 207,165 205,323 167,012 213,666 207,804 220,267 a. Bank Pemerintah 80,030 102,024 100,637 49,708 85,331 85,072 77,180 b. Bank Swasta 3,391 63,538 62,599 64,464 59,806 63,818 49,935 c. Bank Asing 29,103 41,603 42,087 52,840 68,529 58,914 93,152 10 Kredit Property 6,979,742 7,314,677 7,823,097 8,264,841 8,856,162 9,568,587 10,256,422 a. Bank Pemerintah 3,477,695 3,637,497 3,901,789 4,018,119 4,536,825 4,934,154 5,419,421 b. Bank Swasta 3,415,891 3,581,599 3,825,876 4,085,939 4,070,421 4,363,821 4,527,679 c. Bank Asing 86,156 95,581 95,432 160,783 248,916 270,612 309,322 NPL % 4.41 4.16 3.96 3.12 3.24 3.04 2.66

2007 2008

PERKEMBANGAN BANK UMUM BANK UMUM


(5)

Lampiran 3.2

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.II

I.2BANK BER-KP DI JATIM

A Jaringan Kantor

1 Jumlah Bank 9 9 9 9 8 8 8 2 Jaringan Kantor di Jatim 284 283 285 284 264 271 283 B Kondisi Keuangan

1 Total Asset 21,140,844 23,156,386 24,630,173 23,221,866 20,968,328 21,497,595 23,890,518 2 Kredit

Per Jenis Penggunaan 7,042,315 7,501,951 8,021,388 7,982,503 7,472,330 8,001,719 8,646,381 - Modal Kerja 4,640,589 4,876,176 5,228,845 5,124,337 4,704,469 4,943,940 5,331,748 - Investasi 1,694,668 1,910,097 2,025,461 2,049,342 2,065,647 2,186,384 2,385,389 - Konsumsi 707,058 715,678 767,082 808,824 702,214 871,395 929,244 Per Sektor 7,042,315 7,501,951 8,021,388 7,982,503 7,472,330 8,001,719 8,646,381 Tani 309,403 330,942 362,221 328,742 341,125 370,670 428,640 Tambang 10,691 1,945 1,751 2,108 2,847 2,739 3,151 Industri 496,700 531,670 531,951 526,179 427,318 468,542 504,437 Listrik, Gas, Air 1,199 1,278 1,080 2,645 2,335 2,776 3,183 Konstruksi 810,073 1,016,597 1,241,900 1,170,103 1,013,458 989,606 1,342,306 Dagang 3,307,766 3,350,652 3,570,602 3,535,170 3,567,437 3,938,260 4,005,932 Angkutan 113,696 115,046 109,620 118,217 83,986 77,370 77,222 JS.Dunia 735,085 843,145 918,517 1,004,033 874,012 853,655 928,654 JS.Sos 545,850 590,194 513,500 483,321 454,296 426,680 423,599 Lain-lain 711,852 720,482 770,246 811,985 705,516 871,421 929,257

3 NPL ( Krd Umum) % (bruto) 1.16% 1.18% 1.15% 1.07% 1.17% 1.16% 1.03%

nominal 81,365 88,675 92,492 85,298 87,130 92,980 89,170 ppap 22,123 22,644 25,360 30,534 41,154 50,180 49,355 4 Dana (dpk) 16,184,819 17,459,270 19,116,110 16,833,128 16,872,353 17,289,697 18,195,777 - GIRO 7,331,474 8,306,799 9,609,671 7,254,658 8,029,636 7,662,361 9,051,073 - DEPOSITO 2,796,586 6,356,136 6,473,763 5,652,232 5,885,454 6,465,590 5,876,883 - TABUNGAN 6,056,759 2,796,335 3,032,676 3,926,238 2,957,263 3,161,746 3,267,821 5 Penempatan di Bank lain 905226 689151 2,043,303 823,913 633,423 798323 1990261 6 S B I 8007227 6,111,587 8,782,113 5,435,297 8,113,987 7,230,012 5,664,102

7 LDR 43.51% 42.97% 41.96% 47.42% 44.29% 46.28% 47.52%

8 UKM (UMKM)

Per Jenis Penggunaan 3,901,061 4,052,477 4,347,300 4,300,510 3,978,095 4,448,344 4,782,376 - Modal Kerja 2,593,633 2,688,552 2,897,975 2,843,224 2,523,247 2,810,034 2,976,039 - Investasi 485,003 885,554 946,564 942,809 1,023,112 1,165,998 1,272,641 - Konsumsi 822,425 478,371 502,761 514,476 431,735 472,311 533,696 Per Sektor 3,901,061 4,052,477 4,347,300 4,300,510 3,978,095 4,448,344 4,782,376 Tani 169,377 157,699 161,170 175,452 198,236 231,548 275,568 Tambang 2,214 1,945 1,751 2,108 2,847 2,739 3,151 Industri 425,652 408,997 415,477 449,201 366,793 405,612 407,540 Listrik, Gas, Air 1,199 1,278 1,080 2,645 2,335 2,776 3,183 Konstruksi 366,825 453,526 563,168 483,927 369,799 442,421 581,609 Dagang 1,757,508 1,807,126 1,928,679 1,892,201 1,857,020 2,107,600 2,117,305 Angkutan 93,778 95,721 84,919 88,959 76,436 77,370 77,222 JS.Dunia 418,647 444,013 443,088 460,130 444,619 466,949 538,056 JS.Sos 176,064 198,996 242,043 228,250 224,973 238,992 245,032 Lain-lain 489,797 483,175 505,925 517,637 435,037 472,337 533,709

9 NPL ( Krd UKM) 2.03% 2.13% 2.09% 1.93% 2.13% 2.04% 1.86%

- Nominal 79,096 86,405 90,721 83,029 84,861 90,710 89,170 10 Kredit Property 220,110 220,054 238,425 233,912 136,322 142,992 150,269

11 NPL Kred Property 2.17% 2.05% 1.91% 2.02% 1.77% 3.46% 2.25%

2007 2008

PERKEMBANGAN BANK BERKANTOR U R A I A N


(6)

Lampiran 3.3

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.II Tw.III

I.5

BANK SYARIAH DI JATIM

A Jaringan Kantor

1

Jumlah Bank

3 3 3 3 3 3 3

2

Jaringan Kantor di Jatim

47 49 51 51 54 55 62

B Kondisi Keuangan

1 Total Asset

1,695,807 1,756,605 2,040,791 2,235,297 2,425,671 2,648,080 3,014,199

2 Kredit

Per Jenis Penggunaan

1,377,660 1,487,243 1,634,661 1,766,455 1,939,221 2,180,887 2,497,399

- Modal Kerja

672,715 775,654 809,976 842,349 865,386 996,791 1,176,759

- Konsumsi

452,219 460,007 282,161 272,158 264,758 270,210 303,363

- Investasi

252,726 251,582 542,524 651,948 809,077 913,886 1,017,277

Per Sektor

1,377,660 1,487,243 1,634,661 1,766,455 1,939,221 2,180,887 2,497,399

Tani 7,874 6,696 6,583 29,644 37,937 48,079 68,578

Tambang 3,845 3,784 3,712 3,542 6,801 8,367 8,339

Industri 69,249 61,340 103,326 115,336 120,252 119,944 120,819

Listrik, Gas, Air - - - 870 2,206 4,764 6,749

Konstruksi 94,093 101,008 108,076 60,720 46,549 48,625 176,659

Dagang 160,334 194,073 137,621 152,859 147,377 190,123 212,205

Angkutan 15,018 14,425 13,210 13,114 13,512 13,341 15,781

JS.Dunia 495,539 556,313 603,842 607,313 566,056 633,271 652,870

JS.Sos 79,318 89,426 115,596 130,938 189,283 200,487 218,122

Lain-lain 452,390 460,178 542,695 652,119 809,248 913,886 1,017,277

3 NPL ( Krd Umum) % (bruto

3.24 6.50 3.82 2.60 2.38 2.10 3.16

nominal

44,632 96,628 62,447 45,888 46,217 45,819 78,908

4 Dana (dpk)

1,348,842 1,383,914 1,552,211 1,678,633 1,846,234 1,912,999 2,115,819

- GIRO

99,706 598,495 186,922 168,559 168,672 186,789 239,431

- TABUNGAN

577,598 670,224 674,480 778,565 912,142 937,289 956,342

- DEPOSITO

671,538 107 690,809 731,509 765,420 788,921 920,046

5 LDR (%)

102.14 107.47 105.31 105.23 105.04 114.00 118.03

2007

2008

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH

U R A I A N