Index of /ProdukHukum/kehutanan
EVALUASI PELAKSANAAN KEGI ATAN TAHUN 2010 DAN KEBI JAKAN
PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGI ATAN PRI ORI TAS TAHUN 2011
DI REKTORAT JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN
OLEH :DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN
DI SAMPAI KAN DALAM ACARA RAPAT KOORDI NASI TEKNI S PEMBANGUNAN KEHUTANAN BI DANG BI NA PRODUKSI KEHUTANAN TAHUN 2010
HOTEL MENARA PENI NSULA-JAKARTA, TANGGAL, 14-16 JULI 2010)
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
I .
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGI ATAN TAHUN 2010 ( S/ D
BULAN JUNI )
A.
PELAKSANAAN DI PA TAHUN 2010
1. Hasil monitoring menunjukkan bahwa Realisasi Pelaksanaan DI PA 2010 Lingkup
Ditjen BPK sampai dengan Bulan Juni masih rendah dengan realisasi anggaran
rata-rata sebesar
17,15%
(Total prosentase Ditjen BPK yang meliputi Pusat,
BP2HP dan Dishut) atau realisasi anggaran sebesar Rp. 49,54 milyar dari total
Pagu Anggaran Rp. 288,82 milyar, dengan rincian sebagai berikut :
Realisasi Pelaksanaan DI PA 2010 sampai dengan Bulan Juni 2010 :
Unit Kerja Anggaran Prosentae
Pagu Realisasi
A. PUSAT 102.465.491.000 16.355.771.610 15,96
B. BP2HP 147.774.662.000 27.390.154.475 18.54
C. DI NASHUT PROVI NSI 38.586.081.000 5.795.524.380 15.02
TOTAL 288.826.234.000 49.541.450.465 17.15
Daftar Realisasi anggaran DI PA Tahun 2010 per Satker terlam pir.
2. Satker yang realisasi anggarannya masih dibawah 10 % , adalah :
a. BP2HP Jambi (6,52 % ).
b. Dinashut Prov. Sumatera Selatan (5,60 % ); Dinashut Prov. Kalimantan
Selatan (4,83 % ); Dinashut Prov. Kalimantan Timur (3,46 % );
3. Satker yang tidak pernah menyampaikan laporan realisasi anggaran dan atau
yang realisasinya masih 0 (nol) persen, yaitu : Dinashut Provinsi Bengkulu, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Barat, Maluku, Papua, Papua
Barat, dan Kepulauan Riau.
4. Berdasarkan realisasi
tersebut di atas yang masih rendah, maka perlu segera
diambil langkah tindak lanjut seluruh KPA agar melakukan evaluasi pelaksanaan
DI PA secara berkala dan berjadwal, serta segera mengambil langkah-langkah
konsolidasi untuk optimalisasi penggunaan anggaran yang disesuaikan dengan
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, serta sisa waktu yang tersedia.
Diharapkan kendala teknis dalam pelaksanaan kegiatan dapat diselesaikan
secepatnya sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar.
(2)
5. Sesuai arahan Menteri Kehutanan dalam pidato sambutan Rakornis, untuk Satker
yang realisasi anggarannya rendah dan atau tidak disiplin menyampaikan
laporan kegiatan ke Direktorat Jenderal BPK, akan dipertimbangkan alokasi
anggarannya untuk tahun anggaran 2011.
I I .
VI SI , MI SI DAN TUJUAN PEMBANGUNAN DI TJEN BPK
A. V i s i :
“
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Untuk Kesejahteraan Masyarakat Yang
Berkeadilan
“
B. M i s i :
Berdasarkan visi tersebut, Direktorat Jenderal BPK menetapkan 6 (enam)
misi
dalam pembangunan kehutanan yang diemban, yaitu :
1. Memantapkan penataan kawasan hutan produksi untuk usaha kawasan hutan
produksi dan jasa lingkungan;
2. Meningkatkan pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL) di hutan alam;
3. Meningkatkan pengelolaan hutan produksi lestari (PHPL) di hutan tanaman;
4. Meningkatkan daya saing industri primer kahutanan;
5. Memantapkan sistem penatausahaan hasil hutan;
6. Memantapkan sistem kelembagaan tata kelola kehutanan Ditjen BPK yang
profesional dan akuntable.
I I I . ARAH KEBI JAKAN PEMBANGUNAN DI REKTORAT JENDERAL BPK 2010 –
2014
1. Kondisi hutan produksi saat ini telah memasuki siklus tebangan ke 2 dengan
asumsi 1 siklus tebangan adalah 35 tahun (dimulai tahun 1970-an), dimana
ancaman terhadap hutan produksi juga terus meningkat berupa pertambangan
dan perkebunan illegal, perambahan hutan, kebakaran hutan, serta pembalakan
dan perdagangan hasil hutan illegal.
2. Mengingat hal tersebut diatas, maka arah pembangunan bidang Bina Produksi
Kehutanan kedepan akan berfokus pada pengelolaan ”Logged Over Area” (LOA)
hutan alam dan pembangunan hutan tanaman dengan tetap mengedepankan
asas-asas kelestarian. Pengelolaan LOA sebagai ”core bisnis” akan bergerak pada
upaya untuk memperoleh keuntungan kompetitif dan biodiversitas, sedangkan
pembangunan hutan tanaman menjadi sangat vital untuk memenuhi bahan baku
industri kayu, menambah tutupan hutan sekaligus salah satu upaya penyerapan
karbon.
3. Pada sektor industri kehutanan, Kebijakan diarahkan pada pengembangan
investasi di hilir, dimana untuk kayu pertukangan didorong ke
outsorcing
bahan
baku dari Hutan Tanaman (HTI , HTR, HR, HKm, dll). Dengan demikian proses
produksinya akan bergeser dari
massa productions
ke
tailored made
dan
diversifikasi produk. Pengembangan industri pulp sampai dengan tahun 2020
diproyeksikan ada penambahan 4 (empat) unit di Provinsi Kalbar, Kalteng, Papua
Barat dan Papua untuk meningkatkan kapasitas produksi pulp dari 6 juta ton
(3)
menjadi 10 juta ton per tahun. Pengembangan sumber energi biomassa
dilakukan antara lain dengan
Wood Pellet Development.
4. Kebijakan-kebijakan yang adaptif, sebagai upaya antisipasi atas perubahan
geopolitik nasional dan internasional yang terkait isu perubahan iklim dan letter of
intent (LOI ) antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Norwegia, perlu terus
dikembangkan sehingga dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas dan inklusif dalam pengelolaan hutan produksi.
5. Selain itu dilakukan cek lapangan oleh UPT untuk menghindari pemutihan izin atau
penyalahgunaan izin terutama di HTI (hanya menebang kayu) dan pinjam pakai di
HP, penegasan LOA di HTI tidak diizinkan dengan THPB. Penyelesaian tunggakan
PSDH/ DR periode sebelum 2003 sebesar Rp 324,43 M. Untuk itu agar dinas
kehutanan provinsi (19 provinsi) menyediakan dokumen pendukung untuk
Laporan Keuangan Kemenhut kepada BPK RI .
6. Untuk itu Pilihan Kebijakan jangka panjang Ditjen BPK adalah sebagai berikut :
6.1. Mengelola secara lestari LOA (Hutan Alam Bekas Tebangan) sebagai sumber
hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) (eksotik) serta
cadangan karbon.
6.2. Membangun Hutan Tanaman (HTI , HTR, HKm, HR) untuk memenuhi
permintaan BB I ndustri perkayuan (meningkatnya jumlah penduduk),
penutupan lahan (mencegah banjir & erosi) & penyerapan karbon
Strateginya adalah mengaitkan dengan kebijakan
pro-poor, pro-jobs, pro-growth
dan
pro-environment.
I V. PROGRAM DAN KEGI ATAN
PRI ORI TAS TAHUN 2011 DI REKTORAT
JENDERAL BPK
A.
Program Ditjen BPK
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
dan Rencana Strategis Kementerian Kehutanan Tahun 2010 – 2014 telah
ditetapkan Program yang terkait langsung dengan pembangunan Ditjen BPK,
yaitu :
PROGRAM PENI NGKATAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI .
1.
Tujuan Program :
adalah untuk optimalisasi pengelolaan hutan produksi dan diversifikasi hasil
hutan serta memperluas kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan.
Kegiatan-kegiatan serta indikator utama dalam program ini baik langsung
maupun tidak langsung respon terhadap isu perubahan iklim.
2.
Outcome/ Hasil Program : 1) Peningkatan PHPL dan Diversifikasi Hasil Hutan;
2) Peningkatan Daya Saing I ndustri Primer Kehutanan.
3.
I ndikator Kinerja Utama Program ini, antara lain :
a. Areal hutan produksi tertata dalam unit -unit kesatuan pengelolaan dan
usaha pemanfaatan hasil hutan/ jasa lingkungan;
b. Produksi dan diversifikasi usaha pemanfaatan pada hutan alam produksi
meningkat.
(4)
c. Kinerja usaha pemanfaatan hutan tanaman dan intensitas pemanfaatan
hutan produksi meningkat;
d. Penatausahaan hasil hutan dan iuran kehutanan berjalan tertib sesuai
ketentuan
e. Eksport hasil hutan meningkat.
B.
Kegiatan-Kegiatan Program Peningkatan Pemanfaatan Hutan Produksi Tahun
2011, yaitu :
1.
Peningkatan Perencanaan Pengelolaan Hutan Produksi (Penanggungjawab :
Direktorat Bina Rencana Pemanfaatan Hutan Produksi)
Output/ keluaran kegiatan adalah : optimalisasi pemanfaatan areal hutan
produksi untuk hasil hutan kayu/ hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan.
I ndikator output pelaksanaan kegiatan, antara lain :
a. Terbentuknya KPHP sebesar 20 % dari seluruh kawasan hutan produksi;
b. Tersedianya areal calon unit usaha pemanfaatan hutan produksi di 26
provinsi;
2.
Peningkatan Pengelolaan Hutan Alam Produksi
(Penanggungjawab :
Direktorat Bina Pengembangan Hutan Alam)
Output/ keluaran kegiatan adalah peningkatan produksi dan diversifikasi
usaha pemanfaatan pada hutan alam produksi.
I ndikator output kegiatan ini, antara lain :
a. Meningkatnya produksi HH Kayu/ HHBK/ Jasling dari Hutan Alam sebesar 1
% dari tahun 2009;
b. Jumlah unit I UPHHK-HA bersertifikat PHPL meningkat sebesar 10 % ;
c. 10 % produksi tebangan bersertifikat SVLK; dan
d. penerbitan I UPHHK–HA dan I UPHHK-RE pada areal bekas tebangan (LOA)
seluas 650.000 Ha
3.
Peningkatan Pengelolaan Hutan Tanaman (Penanggungjawab : Direktorat
Bina Pengembangan Hutan Tanaman)
Output/ keluaran kegiatan adalah peningkatan kinerja usaha pemanfaatan
hutan tanaman dan intensitas pemanfaatan hutan produksi.
I ndikator keluaran kegiatan ini, antara lain :
a. Terwujudnya pemberian I jin Usaha Hutan Tanaman (HTI dan HTR) pada
areal seluas 550.000 ha;
b. Terwujudnya penambahan luas tanaman sebesar 550.000 (HTI dan
HTR); dan
c. Tercapainya pemberian sertifikat PHPL kepada 12 unit manajemen HTI .
4.
Peningkatan Usaha I ndustri Primer Kehutanan
(Penanggungjawab :
Direktorat Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan)
Output/ keluaran kegiatan adalah peningkatan eksport hasil hutan. I ndikator
kelauaran kegiatan ini, antara lain :
a. Meningkatnya pemenuhan bahan baku I PHHK dari hutan tanaman dan
limbah sebesar 15 % ;
(5)
b. Meningkatnya produk industri hasil hutan yang bersertifikat legalitas kayu
(SVLK) sebesar 10 % ; dan
c. Efesiensi penggunaan bahan baku industri meningkat rata-rata 2 % .
5.
Peningkatan
Tertib
Peredaran
Hasil
Hutan
dan
I uran
Kehutanan
(Penanggungjawab : Direktorat Bina I uran Kehutanan dan Peredaran Hasil
Hutan)
Output/ keluaran kegiatan adalah penatausahaan hasil hutan dan iuran
kehutanan berjalan tertib sesuai ketentuan.
I ndikator output/ keluaran
pelaksanaan kegiatan, antara lain :
a. Peningkatan PNBP dari investasi pemanfaatan hutan produksi sebesar 2
% dari tahun 2010;
b. Terimplementasinya SI PUHH-Penatausahaan PSDH/ DR secara On-Line di
40 % unit manajemen I UPHHK dan I U-I PHHK yang aktif;
6.
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal BPK (Penanggungjawab : Sekretariat Direktorat Jenderal Bina
Produksi Kehutanan)
Output/ keluaran kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi Direktorat
Jenderal BPK berjalan secara efektif dan efesien baik di pusat maupun di
daerah. Kegiatan ini adalah menjadi bagian dalam mewujudkan reformasi
birokrasi dan tata kelola lingkup Departemen Kehutanan.
I ndikator keluaran pelaksanaan ini, antara lain :
a. Tersusunnya program dan anggaran pada 57 unit/ satuan kerja;
b. Data pelaksanaan kegiatan Ditjen BPK terpantau secara periodik pada 57
satuan kerja;
c. Tersusun dan dipatuhinya ketentuan-ketentuan hukum bidang BPK; dan
d. Tersedianya sarana-prasarana kerja untuk mendukung tugas-tugas pada
24 unit kerja Ditjen BPK.
7.
Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi dan Pembinaan GANI S-WASGANI S
PHPL (Penanggungjawab : Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi
Wilayah I s/ d XVI I I ).
Output/ keluaran kegiatan Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi dan
Pembinaan GANI S-WASGANI S PHPL adalah :
a. Data dan informasi pemanfaatan hutan produksi, industri pengolahan hasil
hutan dan peredaran hasil hutan secara periodik.
b. Data hasil penilaian sarana dan metoda yang digunakan dalam
pemanfaatan hutan produksi
c. Sertifikasi Tenaga Teknis dan Pengawas Tenaga Teknis Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (GANI S-WASGANI S PHPL).
I ndikator Kinerja :
a. Tersedianya laporan hasil pemantauan kegiatan pengeloaan/
pemanfaatan Hutan Peroduksi dan industri pengolahan hasil hutan serta
peredaran hasil hutan di 18 Wilayah Kerja BP2HP.
b. Tersedianya sarana dan metoda pemanfaatan hutan produksi yang
memenuhi standar pada unit manajemen di 18 wilayah kerja BP2HP
(6)
c. Tersedianya GANI S dan WASGANI S yang bersertifikat di 18 wilayah kerja
BP2HP.
8.
Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (Penanggungjawab : Dinas Kehutanan Provinsi/ dekonsentrasi)
Output/ keluaran kegiatan
Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari adalah peningkatan kinerja PHPL pada
Unit Manajemen I UPHHK dan kinerja I PHHK
I ndikator Kinerja : Jumlah I UPHHK HA/ HT dan I PHHK yang bersertifikat
PHPL/ Legalitas Kayu meningkat.
C.
Pelaksanaan Program dan Kegiatan Prioritas Tahun 2011 Berbasis
Kinerja ( PBK) .
1.
Tujuan Penganggaran Berbasis Kinerja:
a. Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang akan
dicapai
b. Meningkatkan efesiensi dan transparansi dalam penanggaran
c. Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas
pengelolaan anggaran
2. Landasan Konsepsional Penganggaran Berbasis Kinerja
a. Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented)
b. Fleksibiltas
pengelolaan
anggaran
dengan
tetap
menjaga
prinsip
akuntabilitas
c. Alokasi anggaran program/ kegiatan didasarkan pada tugas-tugas Unit
Kerja/ Satuan Kerja yang diletakan pada struktur organisasi.
3. Perencanaan dan penganggaran agar disusun secara TEPAT, AKUNTABEL DAN
TRANSPARAN :
a. TEPAT, rencana disusun berdasarkan :
-
Kinerja yang lebih terukur dan runtut mulai dari indikat or kinerja
prioritas (impact), program (outcome0 dan kegiatan (output).
-
Realistis (memperhitungkan ketersediaan anggaran dan bukan “daftar
kebutuhan tak terbatas”.
-
Efisien (mencapai sasaran dengan biaya sehemat mungkin)
b. AKUNTABEL : jelas sasaran yang akan dicapai dan jelas penanggungjawab
pelaksanaannya.
c. TRANSPARAN : dapat dicermatai oleh seluruh rakyat, melalui
dokumen-dokumen RPJM, RENSTRA (lima tahunan), RKP dan APBN (Tahunan).
4. Pejabat Eselon I I / Kepala Unit Kerja/ Satuan Kerja sebagai penanggungjawab
kegaiatan, agar mengawal/ terlibat sejak awal dalam proses penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) sampai dengan pelaksanaannya (tidak
hanya dipercayakan kepada seorang operator/ aplikator).
(7)
5.
Kebijakan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2011
PROGRAM : PENI NGKATAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI :
NO. .
KEGI ATAN SASARAN/ TARGET 2011 .
KEBI JAKAN PELAKSANAAN KEBUTUHAN DUKUNGAN DARI
KEGI ATAN ESELON I LAI N
Rencana Pelaksanaan Lokasi Pelaksana
1 2 3 4 5 6 7
1 Peningkatan
Pengelolaan Hutan Tanaman
Penambahan areal ijin usaha pemanfaatan hutan tanaman (HTI / HTR) seluas 550 ribu ha-
Sosialisasi peraturan permohonan ijin-
I dentifikasi calon areal-
Pendampingan (HTR)-
KoordinasiSumut, Sumbar, Riau, Jambi, Kalbar, Kalteng,Kalsel, Kaltim, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sultra, Sulsel, NTT, Maluku.
Dit. BPHT Dinashut Prov./ Kab BP2HP
Ditjen Planologi :
Pencadangan Areal HTI / HTR
Verifikasi areal yang dimohon(HTR)
Setjen Kemenhut :
Penyuluhan
Penambahan arealtanaman pada hutan tanaman (HTI / HTR) seluas 550 ribu juta ha.
-
Pembinaan/ percepatan penyusunan RKU;-
Pembinaanpelaksanaan RKT
-
Fasilitasi penyusunanRKU/ RKT (HTR)
-
Pendampingan HTRSumut, Sumbar, Riau, Jambi,Sumsel,
Lampung, Kalbar, Kalteng,Kalsel, Kaltim, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sultra, Sulsel, NTT, Maluku
Dit. BPHT Dinashut Prov./ Kab BP2HP
Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, 12 unit manajemen hutan tanaman-
Penilaian kinerja I UPHHK-HTISumut, Riau, jambi, Sumsel, Lampung, Kalbar, Maluku Utara
Dit. BPHT Setjen Kemenhut :
Pusat Standarisasi dan Lingkungan Kehutanan2 Peningkatan
Pengelolaan Hutan Alam Produksi
Produksi hasil hutan kayu/ bukan kayu/ jasa lingkungan sebesar 1 % .
Bintek/ monev pnerbitan RKT
Pembinaan dan Pelaksanaan PHPL308 unit I UPHHK Hutan Alam
Dit. BPHA Dinashut Prov./ Kab BP2HP
Unit I UPHHK bersertifikatPHPL meningkat 10 %
Penilaian kinerja PHPL di 20 unit I UPHHK Hutan AlamDit. BPHA Setjen Kemenhut :
Pusat Standarisasi dan Lingkungan Kehutanan(8)
NO. .
KEGI ATAN SASARAN/ TARGET 2011 .
KEBI JAKAN PELAKSANAAN KEBUTUHAN DUKUNGAN DARI
KEGI ATAN ESELON I LAI N
Rencana Pelaksanaan Lokasi Pelaksana
1 2 3 4 5 6 7
10% produksi penebangan bersertifikat Legalitas Kayu.
Pembinaan teknis dan pengendalianpelaksanaan PHPL.
Sertifikasi legalitaskayuoleh LP-VI
unit I UPHHK Hutan Alam
Dit. BPHA Setjen Kemenhut :
Pusat Standarisasi dan Lingkungan Kehutanan
Penerbitan I UPHHK-HA/ RE pada areal bekas tebangan (LOA) seluas 350 Ribu ha
Sosialisasi perijinan RE
I dentifikasi calon areal
Bintek permohonanI UPHHK-HA/ RE
Kalteng, Kaltim Dit. BPHA Dinashut Prov./ Kab
Ditjen Planologi :
Pencadangan Areal
Verifikasi areal yang dimohon Pemda (Dinashut Provinasi/ Kab/ Kota)3 Peningkatan perencanaan
pengelolaan hutan produksi
Terbentuknya KPHP pada kawasan hutan produksi (menjadi 20 % )
Fasilitasi pembentukan KPHP (Workshop, pelatihan dll)
Kordinasi dan bantuan teknis penyusunan KPHPSumbar, babel, Lampung, Sulut, Sulbar, Sultra, NTB, Papua Barat, Papua
Dit. BRPHP Dinashut Prov./ Kab
Ditjen Planologi :
Pembentukan KPHSetjen Kemenhut :
Pembentukan Kelembagaan KPHPemda (Dinashut Provinasi/ Kab/ Kota)
Tersedianya arealcalon/ usulan pemanfaatan hutan produksi dalam bentuk unit-unit usaha pada 26 provinsi (20 % )
I dentifikasi dan pemetaan areal hutan produksi yang tidak dibebani hak/ ijin pemanfaatan.Seluruh I ndonesia (kecuali Jawa dan Bali)
Dit. BRPHP Dinashut Prov./ Kab
4 Peningkatan tertib peredaran hasil hutan dan iuran hasil hutan
PNBP dari investasi pemanfaatan hutanproduksi meningkat sebesar 2 %
Pengendalian peredaran hasil hutan dan penertiban hasil hutan illegal
I ntensifikasi PNBP dan penyelesaian tunggakan PNBPSeluruh I ndonesia Dit. BI K & PHH Dinashut Prov./ Kab BP2HP
Pemda (Dinashut Provinasi/ Kab/ Kota)
(9)
NO. .
KEGI ATAN SASARAN/ TARGET 2011 .
KEBI JAKAN PELAKSANAAN KEBUTUHAN DUKUNGAN DARI
KEGI ATAN ESELON I LAI N
Rencana Pelaksanaan Lokasi Pelaksana
1 2 3 4 5 6 7
Penataran/ penyegaran petugas penagih.
I mplementasi SI M PUHH secara online di seluruh unit management I UPHHK dan I PHHK (20 % )
Penyempurnaanperaturan perundangan
Pembangunan SI MPUHH secara on-line
Pengadaan peralatanSI -PUHH
89 unit manajemen I UPHHK Hutan Alam (AAC > 60.000 m3)
Dit. BI K & PHH Dinashut Prov./ Kab BP2HP
Pemda (Dinashut Provinasi/ Kab/ Kota)
5 Peningkatan usaha industri primer kehutanan
Pemenuhan bahan baku dari hutan tanaman dan limbah meningkat 15%
Outsourcing bahan baku industri perkayuan
Kemitraan HR
Pembangunan SI RPPBI
Sosialisasi kebijakanpasokan bahan baku
Seluruh I ndonesia Dit. BPPHH Dinashut Prov. BP2HP
Badan Litbang Kehutanan
Ditjen RLPS (data potensi HR)
Produk industri hasil hutan yang bersertifikat legalitas kayu meningkat 10%
Evaluasi industri kehutanan yang terdaftar pemegang ETPI K
Pembinaan dan penilaian kinerja I PHHK
Sosialisasi SVLKSeluruh I ndonesia Dit. BPPHH Dinashut Prov. BP2HP
Badan Litbang Kehutanan
Pusat Standarisasi danLingkungan Kehutanan
Efisiensi penggunaan bahan baku industri meningkat sebesar rata-rata 2% per tahun.
Fasilitasi pelaksanaan Restrukturisasi/ revitalisa si industri primer hasil hutan kayuSeluruh I ndonesia Dit. BPPHH Dinashut Prov. BP2HP
Badan Litbang Kehutanan
Pusat Standarisasi dan(10)
NO. .
KEGI ATAN SASARAN/ TARGET 2011 .
KEBI JAKAN PELAKSANAAN KEBUTUHAN DUKUNGAN DARI
KEGI ATAN ESELON I LAI N
Rencana Pelaksanaan Lokasi Pelaksana
1 2 3 4 5 6 7
6 Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Bina Produksi Kehutanan
Tersusunnya program dan anggaran pada 57 unit kerja per tahun
Data pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan terpantau secara periodik pada 57 unit kerja per tahun
Tersusunnya danterpatuhinya ketentuan-ketentuan hukum bidang Bina Produksi Kehutanan sebanyak 1 paket per tahun
Tersedianya sarana kerjauntuk mendukung tugas-tugas pada pada 24 unit kerja per tahun
Pengelolaan Gaji, Honorarium & Tunjangan
PenyelenggaraanOpersional dan Pemeliharaan Perkantoran
Pelayanan publik /birokrasi
Pembinaankelembagaan
Pembinaan Umum,Program, Pelaporan, Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana serta Hukum dan Kehumasan
Seluruh I ndonesia
Setitjen BPK
BP2HP B(1)
b. Meningkatnya produk industri hasil hutan yang bersertifikat legalitas kayu
(SVLK) sebesar 10 % ; dan
c. Efesiensi penggunaan bahan baku industri meningkat rata-rata 2 % .
5.
Peningkatan
Tertib
Peredaran
Hasil
Hutan
dan
I uran
Kehutanan
(Penanggungjawab : Direktorat Bina I uran Kehutanan dan Peredaran Hasil
Hutan)
Output/ keluaran kegiatan adalah penatausahaan hasil hutan dan iuran
kehutanan berjalan tertib sesuai ketentuan.
I ndikator output/ keluaran
pelaksanaan kegiatan, antara lain :
a. Peningkatan PNBP dari investasi pemanfaatan hutan produksi sebesar 2
% dari tahun 2010;
b. Terimplementasinya SI PUHH-Penatausahaan PSDH/ DR secara On-Line di
40 % unit manajemen I UPHHK dan I U-I PHHK yang aktif;
6.
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat
Jenderal BPK (Penanggungjawab : Sekretariat Direktorat Jenderal Bina
Produksi Kehutanan)
Output/ keluaran kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi Direktorat
Jenderal BPK berjalan secara efektif dan efesien baik di pusat maupun di
daerah. Kegiatan ini adalah menjadi bagian dalam mewujudkan reformasi
birokrasi dan tata kelola lingkup Departemen Kehutanan.
I ndikator keluaran pelaksanaan ini, antara lain :
a. Tersusunnya program dan anggaran pada 57 unit/ satuan kerja;
b. Data pelaksanaan kegiatan Ditjen BPK terpantau secara periodik pada 57
satuan kerja;
c. Tersusun dan dipatuhinya ketentuan-ketentuan hukum bidang BPK; dan
d. Tersedianya sarana-prasarana kerja untuk mendukung tugas-tugas pada
24 unit kerja Ditjen BPK.
7.
Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi dan Pembinaan GANI S-WASGANI S
PHPL (Penanggungjawab : Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi
Wilayah I s/ d XVI I I ).
Output/ keluaran kegiatan Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi dan
Pembinaan GANI S-WASGANI S PHPL adalah :
a. Data dan informasi pemanfaatan hutan produksi, industri pengolahan hasil
hutan dan peredaran hasil hutan secara periodik.
b. Data hasil penilaian sarana dan metoda yang digunakan dalam
pemanfaatan hutan produksi
c. Sertifikasi Tenaga Teknis dan Pengawas Tenaga Teknis Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (GANI S-WASGANI S PHPL).
I ndikator Kinerja :
a. Tersedianya laporan hasil pemantauan kegiatan pengeloaan/
pemanfaatan Hutan Peroduksi dan industri pengolahan hasil hutan serta
peredaran hasil hutan di 18 Wilayah Kerja BP2HP.
(2)
c. Tersedianya GANI S dan WASGANI S yang bersertifikat di 18 wilayah kerja
BP2HP.
8.
Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (Penanggungjawab : Dinas Kehutanan Provinsi/ dekonsentrasi)
Output/ keluaran kegiatan
Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari adalah peningkatan kinerja PHPL pada
Unit Manajemen I UPHHK dan kinerja I PHHK
I ndikator Kinerja : Jumlah I UPHHK HA/ HT dan I PHHK yang bersertifikat
PHPL/ Legalitas Kayu meningkat.
C.
Pelaksanaan Program dan Kegiatan Prioritas Tahun 2011 Berbasis
Kinerja ( PBK) .
1.
Tujuan Penganggaran Berbasis Kinerja:
a. Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang akan
dicapai
b. Meningkatkan efesiensi dan transparansi dalam penanggaran
c. Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas
pengelolaan anggaran
2. Landasan Konsepsional Penganggaran Berbasis Kinerja
a. Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented)
b. Fleksibiltas
pengelolaan
anggaran
dengan
tetap
menjaga
prinsip
akuntabilitas
c. Alokasi anggaran program/ kegiatan didasarkan pada tugas-tugas Unit
Kerja/ Satuan Kerja yang diletakan pada struktur organisasi.
3. Perencanaan dan penganggaran agar disusun secara TEPAT, AKUNTABEL DAN
TRANSPARAN :
a. TEPAT, rencana disusun berdasarkan :
-
Kinerja yang lebih terukur dan runtut mulai dari indikat or kinerja
prioritas (impact), program (outcome0 dan kegiatan (output).
-
Realistis (memperhitungkan ketersediaan anggaran dan bukan “daftar
kebutuhan tak terbatas”.
-
Efisien (mencapai sasaran dengan biaya sehemat mungkin)
b. AKUNTABEL : jelas sasaran yang akan dicapai dan jelas penanggungjawab
pelaksanaannya.
c. TRANSPARAN : dapat dicermatai oleh seluruh rakyat, melalui
dokumen-dokumen RPJM, RENSTRA (lima tahunan), RKP dan APBN (Tahunan).
4. Pejabat Eselon I I / Kepala Unit Kerja/ Satuan Kerja sebagai penanggungjawab
kegaiatan, agar mengawal/ terlibat sejak awal dalam proses penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) sampai dengan pelaksanaannya (tidak
hanya dipercayakan kepada seorang operator/ aplikator).
(3)
5.
Kebijakan Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2011
PROGRAM : PENI NGKATAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI :
NO. .
KEGI ATAN SASARAN/ TARGET 2011 .
KEBI JAKAN PELAKSANAAN KEBUTUHAN DUKUNGAN DARI
KEGI ATAN ESELON I LAI N
Rencana Pelaksanaan Lokasi Pelaksana
1 2 3 4 5 6 7
1 Peningkatan
Pengelolaan Hutan Tanaman
Penambahan areal ijin usaha pemanfaatan hutan tanaman (HTI / HTR) seluas 550 ribu ha-
Sosialisasi peraturan permohonan ijin-
I dentifikasi calon areal-
Pendampingan (HTR)-
KoordinasiSumut, Sumbar, Riau, Jambi, Kalbar, Kalteng,Kalsel, Kaltim, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sultra, Sulsel, NTT, Maluku.
Dit. BPHT Dinashut Prov./ Kab BP2HP
Ditjen Planologi :
Pencadangan Areal HTI / HTR
Verifikasi areal yang dimohon(HTR)
Setjen Kemenhut :
Penyuluhan
Penambahan arealtanaman pada hutan tanaman (HTI / HTR) seluas 550 ribu juta ha.
-
Pembinaan/ percepatan penyusunan RKU;-
Pembinaanpelaksanaan RKT
-
Fasilitasi penyusunanRKU/ RKT (HTR)
-
Pendampingan HTRSumut, Sumbar, Riau, Jambi,Sumsel,
Lampung, Kalbar, Kalteng,Kalsel, Kaltim, Sulut, Gorontalo, Sulteng, Sultra, Sulsel, NTT, Maluku
Dit. BPHT Dinashut Prov./ Kab BP2HP
Sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, 12 unit manajemen hutan tanaman-
Penilaian kinerja I UPHHK-HTISumut, Riau, jambi, Sumsel, Lampung, Kalbar, Maluku Utara
Dit. BPHT Setjen Kemenhut :
Pusat Standarisasi dan Lingkungan Kehutanan2 Peningkatan
Pengelolaan Hutan Alam Produksi
Produksi hasil hutan kayu/ bukan kayu/ jasa lingkungan sebesar 1 % .
Bintek/ monev pnerbitan RKT
Pembinaan dan Pelaksanaan PHPL308 unit I UPHHK Hutan Alam
Dit. BPHA Dinashut Prov./ Kab BP2HP
Unit I UPHHK bersertifikatPHPL meningkat 10 %
Penilaian kinerja PHPL di 20 unit I UPHHK Hutan AlamDit. BPHA Setjen Kemenhut :
Pusat Standarisasi dan Lingkungan Kehutanan(4)
NO. .
KEGI ATAN SASARAN/ TARGET 2011 .
KEBI JAKAN PELAKSANAAN KEBUTUHAN DUKUNGAN DARI
KEGI ATAN ESELON I LAI N
Rencana Pelaksanaan Lokasi Pelaksana
1 2 3 4 5 6 7
10% produksi penebangan bersertifikat Legalitas Kayu.
Pembinaan teknis dan pengendalianpelaksanaan PHPL.
Sertifikasi legalitaskayuoleh LP-VI
unit I UPHHK Hutan Alam
Dit. BPHA Setjen Kemenhut :
Pusat Standarisasi dan Lingkungan Kehutanan
Penerbitan I UPHHK-HA/ RE pada areal bekas tebangan (LOA) seluas 350 Ribu ha
Sosialisasi perijinan RE
I dentifikasi calon areal
Bintek permohonanI UPHHK-HA/ RE
Kalteng, Kaltim Dit. BPHA Dinashut Prov./ Kab
Ditjen Planologi :
Pencadangan Areal
Verifikasi areal yang dimohon Pemda (Dinashut Provinasi/ Kab/ Kota)3 Peningkatan perencanaan
pengelolaan hutan produksi
Terbentuknya KPHP pada kawasan hutan produksi (menjadi 20 % )
Fasilitasi pembentukan KPHP (Workshop, pelatihan dll)
Kordinasi dan bantuan teknis penyusunan KPHPSumbar, babel, Lampung, Sulut, Sulbar, Sultra, NTB, Papua Barat, Papua
Dit. BRPHP Dinashut Prov./ Kab
Ditjen Planologi :
Pembentukan KPHSetjen Kemenhut :
Pembentukan Kelembagaan KPHPemda (Dinashut Provinasi/ Kab/ Kota)
Tersedianya arealcalon/ usulan pemanfaatan hutan produksi dalam bentuk unit-unit usaha pada 26 provinsi (20 % )
I dentifikasi dan pemetaan areal hutan produksi yang tidak dibebani hak/ ijin pemanfaatan.Seluruh I ndonesia (kecuali Jawa dan Bali)
Dit. BRPHP Dinashut Prov./ Kab
4 Peningkatan tertib peredaran hasil hutan dan iuran hasil hutan
PNBP dari investasi pemanfaatan hutanproduksi meningkat sebesar 2 %
Pengendalian peredaran hasil hutan dan penertiban hasil hutan illegal
I ntensifikasi PNBP dan penyelesaian tunggakan PNBPSeluruh I ndonesia Dit. BI K & PHH Dinashut Prov./ Kab BP2HP
Pemda (Dinashut Provinasi/ Kab/ Kota)
(5)
NO. .
KEGI ATAN SASARAN/ TARGET 2011 .
KEBI JAKAN PELAKSANAAN KEBUTUHAN DUKUNGAN DARI
KEGI ATAN ESELON I LAI N
Rencana Pelaksanaan Lokasi Pelaksana
1 2 3 4 5 6 7
Penataran/ penyegaran petugas penagih.
I mplementasi SI M PUHH secara online di seluruh unit management I UPHHK dan I PHHK (20 % )
Penyempurnaanperaturan perundangan
Pembangunan SI MPUHH secara on-line
Pengadaan peralatanSI -PUHH
89 unit manajemen I UPHHK Hutan Alam (AAC > 60.000 m3)
Dit. BI K & PHH Dinashut Prov./ Kab BP2HP
Pemda (Dinashut Provinasi/ Kab/ Kota)
5 Peningkatan usaha industri primer kehutanan
Pemenuhan bahan baku dari hutan tanaman dan limbah meningkat 15%
Outsourcing bahan baku industri perkayuan
Kemitraan HR
Pembangunan SI RPPBI
Sosialisasi kebijakanpasokan bahan baku
Seluruh I ndonesia Dit. BPPHH Dinashut Prov. BP2HP
Badan Litbang Kehutanan
Ditjen RLPS (data potensi HR)
Produk industri hasil hutan yang bersertifikat legalitas kayu meningkat 10%
Evaluasi industri kehutanan yang terdaftar pemegang ETPI K
Pembinaan dan penilaian kinerja I PHHK
Sosialisasi SVLKSeluruh I ndonesia Dit. BPPHH Dinashut Prov. BP2HP
Badan Litbang Kehutanan
Pusat Standarisasi danLingkungan Kehutanan
Efisiensi penggunaan bahan baku industri meningkat sebesar rata-rata 2% per tahun.
Fasilitasi pelaksanaan Restrukturisasi/ revitalisa si industri primer hasil hutan kayuSeluruh I ndonesia Dit. BPPHH Dinashut Prov.
Badan Litbang Kehutanan
Pusat Standarisasi dan(6)
NO. .
KEGI ATAN SASARAN/ TARGET 2011 .
KEBI JAKAN PELAKSANAAN KEBUTUHAN DUKUNGAN DARI
KEGI ATAN ESELON I LAI N
Rencana Pelaksanaan Lokasi Pelaksana
1 2 3 4 5 6 7
6 Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Bina Produksi Kehutanan
Tersusunnya program dan anggaran pada 57 unit kerja per tahun
Data pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan terpantau secara periodik pada 57 unit kerja per tahun
Tersusunnya danterpatuhinya ketentuan-ketentuan hukum bidang Bina Produksi Kehutanan sebanyak 1 paket per tahun
Tersedianya sarana kerjauntuk mendukung tugas-tugas pada pada 24 unit kerja per tahun
Pengelolaan Gaji, Honorarium & Tunjangan
PenyelenggaraanOpersional dan Pemeliharaan Perkantoran
Pelayanan publik /birokrasi
Pembinaankelembagaan
Pembinaan Umum,Program, Pelaporan, Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana serta Hukum dan Kehumasan
Seluruh I ndonesia