Tinjauan hukum islam terhadap kasus poligami TKI yang berdampak pada kesehatan psikis istri : studi kasus di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS POLIGAMI TKI
YANG BERDAMPAK PADA KESEHATAN PSIKIS ISTRI
(Studi Kasus Di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten
Lumajang)

SKRIPSI

Oleh
Ummu Irrofi’a Al Hadi
NIM. C01213089

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Keluarga
Surabaya
2017

ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah: Bagaimana dampak
negatif poligami TKI terhadap kesehatan psikis istri di Desa Kalibendo Kecamatan
Pasirian Kabupaten Lumajang? Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap kasus

poligami TKI yang berdampak negatif terhadap kesehatan psikis istri di Desa
Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang?.
Data penelitian ini dihimpun dengan menggunakan teknik pengumpulan data
observasi dan interview atau wawancara. Selanjutnya data yang sudah terkumpul
dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pola pikir
induktif. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif karena
menggambarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kronologi terjadinya poligami
pada ketiga studi kasus di skripsi ini juga dampak negatif terhadap kesehatan psikis
istri. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan hukum Islam yang
menekankan pada pendekatan maqa>sh{ id asy-syari>’ah dan saddudz dzari>’ah.
Sedangkan pola pikir induktif adalah pola pikir yang berangkat dari variable yang
bersifat khusus kemudian diaplikasikan ke dalam variable yang bersifat umum dalam
hal ini dampak kasus poligami di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten
Lumajang.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga studi kasus poligami
yang ada di Desa Kalibendo ternyata memiliki dampak negatif terhadap kesehatan
psikis istri dan juga terhadap kerhamonisan keluarga. Dampak kesehatan psikis istri
misalnya tampak pada tingkatan stres dan depresi yang sangat tinggi yang kemudian
juga berakibat pada kesehatan fisik atau tubuh dan mentalnya. Dari analisis
menggunakan pendekatan maqa>s{hid asy-syari>’ah maka tampak bahwa poligami

tersebut tidak sesuai dengan maqa>s{hid asy-syari>’ah yaitu h}ifz{h al-nafs (memelihara
jiwa) dan h}ifz{h al-‘aql (memelihara akal). Dan dengan menggunakan pendekatan
saddudz dzari>’ah maka hukum poligami yang mulanya halal menjadi haram karena
banyaknya sisi negatif dari poligami tersebut dibandingkan dengan sisi positifnya.
Saran yang sejalan dengan kesimpulan di atas, bagi seluruh pembaca agar
lebih bisa mempertimbangkan secara matang keputusan berpoligami, mengingat
begitu pentingnya arti keluarga bagi kita yang mendambakan keluarga yang hamonis
dan bahagia. Mengingat berbagai dampak yang ditimbulkan poligami akan menjadi
bahan pembelajaran bagi kita di kemudin hari.

vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ...................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................iii
PENGESAHAN ........................................................................................................iv

MOTTO ....................................................................................................................v
LEMBAR PERSEMBAHAN ...................................................................................vi
ABSTRAK ................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TRANSLITERASI ...................................................................................xiii
BAB

I

PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah .............................................. 9
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 9
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 10
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 13
F. Kegunaan Hasil Peneltian .......................................................... 14
G. Definisi Oprasional .................................................................... 15
H. Metode Penelitian ...................................................................... 16
I. Sistematika Pembahasan ............................................................ 19


BAB

II

KAJIAN TEORI .............................................................................. 21
A. Poligami dalam Hukum Islam .................................................... 21
1. Pengertian Poligami ............................................................ 21
2. Dasar Hukum Poligami ....................................................... 23
3. Syarat-syarat Berpoligami .................................................. 29

{ ID ASY-SYARI>’AH .................................................. 31
B. MAQA>SH
1. Pengertian Maqa>syid Asy-Syari>’ah ...................................... 31
2. Ruang Lingkup Maqa>syid Asy-Syari>’ah............................... 33
x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Maslahah Sebagai Subtansi Maqa>syid Asy-Syari>’ah ........... 36

C. SADDUDZ DZARI>’AH ............................................................ 39
1. Pengertian Saddudz Dzari>’ah ............................................... 39
2. Dasar Hukum Saddudz Dzari>’ah .......................................... 40
3. Metode Penemuan Hukum Saddudz Dzari>’ah ..................... 42
4. Saddudz Dzari>’ah Sebagai Hujjah ........................................ 45
D. KESEHATAN PSIKIS ............................................................. 50
1. Pengertian Psikis .................................................................. 50
2. Gangguan Kejiwaan .............................................................. 51
BAB

III

KASUS POLIGAMI YANG BERDAMPAK PADA
KESEHATAN
PSIKIS ISTRI .................................................................................. 60
A. Gambaran Umum Desa Kalibendo ........................................... 60
B. Deskripsi Kasus Poligami yang Berdampak pada Kesehatan
Psikis Istri ................................................................................. 66

BAB IV


ANALISIS DAMPAK KASUS POLIGAMI TERHADAP
KESEHATAN PSIKIS ISTRI DI DESA KALIBENDO
KECAMATAN PASIRIAN KABUPATEN LUMAJANG
DENGAN TINJAUAN HUKUM ISLAM MELALUI
PENDEKATA MAQA’ah atas dampak Kasus Poligami
di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang
86

BAB

V

PENUTUP ......................................................................................... 94
A. Kesimpulan ................................................................................. 94

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


B. Saran ........................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang menebar rah}matanlil a>lami>n (rahmat bagi
alam semesta), dan salah satu bentuk rahmat yang dibawahnya adalah ajaran
tentang perkawinan. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang
laki-laki dengan seorang perempuan dalam suatu rumah tangga berdasarkan
kepada tuntunan agama. Ada juga yang mengartikan ‚suatu perjanjian aqad
(ijab dan kabul) antara laki-laki dan perempuan untuk menghalalkan
hubungan badaniyah sebagaimana suami istri yang sah yang mengandung
syarat-syarat dan rukun-rukun yang ditentukan oleh syariat Islam‛.1
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (Pasal 1), perkawinan

ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga), yang bahagia
dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.2 Tujuan utama
perkawinan dalam Islam adalah untuk menciptakan suatu keluarga yang
sejahtera di mana suami dan istri atau istri-istrinya, serta anak-anaknya hidup

1

Djedjen Zainuddin Suparta, Fiqih, (Semarang: PT. Karta Toha Putra, 2005), 73-74.
R. Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan tambahan UndangUndang Pokok Agraria dan Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta:PT Pradnya Pamamita, 2004),
537-538.
2

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

dalam kedamaian, kasih sayang dan keharmonisan sebagaimana yang

dimaksud dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 21:3
              
      

‚Dan

di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir‛.4
Ayat di atas menjelaskan tentang kesejahteraan yaitu memberi

saki>nah baik secara fisik dan mental, kasih sayang dan kecintaan yang benarbenar memenuhi kebutuhan manusia. Pernikahan sebagai satu ketentraman
untuk memadukan hati serta jiwa laki-laki dan perempuan yang saling
menciantai dapat mematri jiwa keduanya dalam perasaan merayu, sehingga
yang satu merasa menjadi bagian dari yang lain secara utuh. Bila yang satu
senang, yang lain mersakan kesenangan serupa, dan bila yang satu menderita,
yang lain menderita juga. Perasaan ini yang Allah tanamkan dalam ikatan
perkawinan, dan inilah yang disebut saki>nah secara mental.

Perkawinan juga menjadikan jasmani atau fisik kita sehat sebab
dorongan-dorongan hormonal yang merangsang emosi seksual dapat
3

Titik Triwulan Tutik dan Trianto, Poligami Perspektif Perikatan Nikah, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2007), 68.
4
Kementrian Agaman RI, Al-Quran dan Tafsirnya (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 477.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

tersalurkan secara baik melaui hubungan seksual yang bersih antara suami
istri, inilah yang disebut saki>nah secara fisik.
Perkawinan menjadikan manusia, baik secara pribadi dan sosial, bisa
membangun semangat, kasih sayang, ketentraman, kebahagiaan, dan rasa
saling mencintai, memperkuat rasa tanggung jawab, memelihara rasa malu,
memperkuat naluri kerabat dan keluarga, mencegah kerusakan moral,
memberantas penyakit seksual, mempertegas keabsahan nasab, menghormati

martabat perempuan, serta menumbuhkan sifat keibuan dan kebapakan,
sehingga manusia menjadi sehat, baik mental maupun fisik.5
Agar suatu perkawinan dapat mencapai tujuan sebagaimana di
tetapkan syari`at, yaitu kebahagiaan duniawi menuju kebahagiaan akhirat,
Islam mengariskan beberapa prinsip yang harus dipedomani di antaranya:6
1. Prinsip kebebasan memilih jodoh
2. Prinsip mawaddah wa rah{mah (cinta dan kasih sayang)
3. Prinsip saling melengkapi dan melindungi
4. Prinsip mua>sharah bil ma’ru>f (memperlakukan istri dengan sopan)
Dengan diterapkannya prinsip-prinsip di atas dalam sebuah keluarga
maka tercapailah tujuan sebuah perkawinan yaitu rumah tangganya akan
merasa sejahtera, damai dan penuh dengan cinta kasih.
5

Muhammad Thalib, 30 Petunjuk Pernikahan Dalam Islam, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2000),
25-27.
6
Musdah Mulia, Pandangan Islam tentang Poligami, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender,
1999), 10-11.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Salah satu bentuk perkawinan yang sering diperbincangkan dalam
masyarakat adalah perkawinan poligami karena perkawinan ini di pandang
kontroversial. Poligami adalah ikatan perkawinan dalam hal mana suami
mengawini lebih dari satu istri dalam waktu yang sama. Laki-laki yang
melakukan bentuk perkawinan seperti itu dikatakan bersifat poligami.7
Agama Islam sebagai salah satu agama yang mengizinkan praktek
poligami. Mengawini wanita lebih dari seorang ini menurut hukum Islam
diperbolehkan dengan dibatasi paling banyak empat orang.8 Adapun salah
satu ketentuan yang harus di penuhi bagi seorang pria apabila ingin
melakukan poligami adalah adil terhadap istri-istrinya.9 Kententuan ini untuk
menghindari dampak negatif dari poligami baik dari pihak laki-laki maupun
pihak perempuan. Karena pada dasarnya menolak kemafsadatan didahulukan
dari pada meraih kemaslahatan.10
Adil dalam poligami yaitu keseimbangan dalam hal-hal yang menjadi
kesanggupan seseorang, bukan yang tidak mampu dilakukan.11 Menurut
Nadimah Tanjung adil itu meliputi dua hal yaitu: (1) adil dalam menggauli,
semisal tiga hari di tempat istri pertama, tiga hari di tempat istri ke dua, (2)

7

Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), 43.
Moh. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 2-3.
9
Titik Triwulan Tutik dan Trianto, Poligami Perspektif…, 69.
10
A. Djazuli, Kaidah-kaidah Fikih, (Jakarta: Kencana, 2006), 164.
11
Arij Abdurrahman As-Sanan, Memahami keadilan dalam Poligami, (Jakarta: PT. Globalmedia
Cipta Publishing, 2003), 34.

8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

adil dalam hal memberikan keperluan hidup (nafkah), yaitu adil dalam
membagi-bagi belanja makanan, pakaian, dan tempat kediaman.12
Poligami tidak serta merta diperbolehkan oleh Islam maupun
perundang-undangan yang berlaku, tetapi diperbolehkannya poligami harus
didasarkan alasan yang kuat. Alasan tersebut adalah dasar yang
mempengaruhi orang tersebut untuk melakukan poligami, sebagaimana
dijelaskan dalam Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974.
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
pasal 3 ayat (1) pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya
boleh mempunyai seorang istri, seorang wanita hanya boleh mempunyai
seorang suami (monogami). Ayat (2) Pengadilan dapat memberi izin kepada
seorang suami untuk beristri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh
pihak-pihak yang bersangkutan.
Dalam pasal 4 ayat (2) seseorang boleh berpoligami dengan alasan
sebagai berikut:
a. istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri
b. istri

mendapat

cacat

badan

atau

penyakit

yang

tidak

dapat

disembunyikan
c. istri tidak dapat melahirkan keturunan13

12
13

Titik Triwulan Tutik dan Trianto, Poligami Pers..., 69.
R. Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang…, 538.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Dalam Kompilasi Hukum Islam juga menjelaskan masalah poligami
pada pasal 55-58. Dalam pasal 55 tersebut dijelaskan bahwa beristri lebih
dari satu orang terbatas hanya sampai empat istri, syarat utama suami harus
mampu berlaku adil terhadap istri dan anak-anaknya. Dalam pasal 56, suami
yang ingin berpoligami harus mendapat izin Pengadilan Agama, tanpa izin
dari Pengadilan Agama, maka tidak mempunyai kekuatan hukum. Pasal 57,
dalam pasal ini sama hanya dengan pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1974 yaitu sesorang dapat berpoligami dengan alasan: a. istri tidak
dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri, b. istri mendapat cacat badan
atau penyakit yang tidak dapat disembunyikan, c. istri tidak dapat
melahirkan keturunan. Dan pasal 58 adalah adanya persetujuan istri dan
adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istru
dan anak-anak mereka.
Menurut Siti Musdah Mulia poligami juga akan mengakibatkan
gangguan pada psikologis istri. Psikologis adalah persamaan kata dari psikis
yang berarti mental atau jiwa. Secara psikologis semua istri akan merasa
terganggu dan sakit hati melihat suaminya berhubungan dengan perempuan
lain. Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata istri yang
mengetahui suaminya yang menikah lagi secara spontan mengalami depresi,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

stress berkepanjangan, sedih dan kecewa bercampur menjadi satu, serta benci
karena merasa telah dikhianati.14
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Al-Krenawi di Syiria
mendapatkan bahwa wanita Syiria yang dipoligami akan mengalami
penurunan kepuasan dalam hidup dan perkawinannya. Para wanita yang
dipoligami akan mengalami permasalahan gangguan jiwa yang berdampak
pada kesehatannya. Mereka lebih mudah jatuh kedalam depresi, gangguan
psikosomatik, mudah mengalami kecemasan dan juga bisa mengalami
paranoid. Penelitian ini dipublikasikan pada Word journal Psychiatry tahun
2013.
Penelitian lainnya dilakukan di Jordania, mendapatkan hal yang sama
bahwa wanita yang dipoligamikan merasa rendah diri, menjadi tidak beharga,
mengalami gangguan psikosomatik. Di Turki yang juga membandingkan
kehidupan wanita yang dipoligami dan monogami. Dan hasilnya, menyatakan
bahwa wanita yang dipoligami lebih mudah mengalami gangguan kejiwaan,
lebih mudah stress dibandingkan dengan wanita yang dimonogami.15
Di desa Kalibendo terdapat beberapa kepala keluarga yang merantau
ke luar negeri untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Dengan
demikian pasangan suami istri harus berpisah, istri seorang TKI harus rela

14

Siti Musdah Mulia, Islam Meng…, 136.
Ari F. Syam,‛Dampak Poligami Pada Kesehatan Istri Yang Dimadu‛, dalam Health.Kompas.comread>-2014/08/17, diakses pada 10 November 2016.
15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

ditinggalkan suaminya dalam waktu yang lama dan jarak tempuh yang jauh.
Oleh sebab itu di desa ini terdapat tiga kepala keluarga yang berprofesi
sebagai TKI yang telah melakukan poligami di tempat mereka bekerja.
Poligami di sini termasuk poligami sirri karena tidak terdaftar di kantor
Pengadilan Agama Lumajang, dan poligami yang dilakukan ini juga tanpa
ada izin dari istri pertama.
Dari sinilah penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis
permasalahan poligami yang terdapat di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian
Kabupaten Lumajang karena\ dari ketiga keluarga yang berpoligami tersebut
tampaknya terdapat dampak negatif yang berpengaruh terhadap kesehatan
psikis istri. Penelusuran ilmiyah ini akan penulis laksanakan dalam wujud
penelitian sebagai syarat akademik dengan judul penelitian ‚Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Kasus Poligami Yang Berdampak Pada Kesehatan Psikis
Istri‛.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari paparan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang dapat diteliti sebagai berikut:
1. Keadilan dalam pemenuhan hak istri
2. Sebab-sebab seseorang melakukan poligami
3. Keharmonisan keluarga

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

4. Dampak poligami TKI bagi kesehatan psikis istri di Desa Kalibendo
Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang
Kemudian untuk menghindari penjelasan yang akan keluar dari
pembahasan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Tentang dampak poligami TKI terhadap kesehatan psikis istri di Desa
Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang
2. Tentang analisis hukum Islam terhadap kasus poligami TKI yang
berdampak pada kesehatan psikis istri di Desa Kalibendo Kecamatan
Pasirian Kabupaten Lumajang

C. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penyusunan skripsi ini, maka disusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana dampak negatif poligami TKI terhadap kesehatan psikis istri
di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang?

2.

Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap kasus poligami yang
berdampak negatif terhadap kesehatan psikis istri di Desa Kalibendo
Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

D. Tinjauan Pustaka
Dari penelitian yang dilakukan penulis, sudah banyak peneliti-peneliti
yang melakukan penelitian mengenai poligami. Guna mengetahui sejauh
mana masalah poligami sudah dibahas maka peneliti mencoba menelusuri
beberapa kajian terdahulu yang sudah dikaji sebelum peneliti.
Fatimatuz Zahro dalam karyanya berjudul ‚Analisis Hukum Islam
Atas Dampak Poligami Terhadap Pemenuhan Hak-Hak Anak dan Istri Di
Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo‛, Skripsi ini
membahas tentang terabaikannya hak-hak anak dan istri oleh suami yang
telah melalaikan kewajibannya karena suami lebih condong kepada istri
muda dan anak-anaknya dari pada istri pertamanya.16
Lu`luul Mukarromah dalam skripsinya yang berjudul ‚Analisis Yuridis
Terhadap Perkawinan Seorang Suami Yang Berpoligami Tanpa Izin Istri
Pertama (Studi Kasus Di Desa Patonan Kecamatan Socah Kabupaten
Bangkalan)‛, Lu`luul Mukarromah menyimpulkan bahwa poligami tanpa izin
istri pertama yang menjadikan sebagai alasan, praktek poligami ini terjadi
dikarenakan suaminya telah mencintai perempuan lain, akan tetapi juga
dijelaskan dalam undang-undang No.1 Tahun 1974 pasal 4, dalam pasal
tersebut menyatakan bahwa izin diberikan kepada suami yang akan beristri

16

Fatimatuz Zahro, ‚Analisis Hukum Islam Atas Dampak Poligami Terhadap Pemenuhan Hak-Hak
Aanak Dan Istri Di Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo‛, (Skripsi-- UIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2016).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

lebih dari satu orang apabila: a. istri tidak dapat menjalankan kewajibannya,
b. istri mengalami sakit yang luar biasa dan tidak bisa disembuhkan, c. istri
tidak bisa melahirkan keturunannya. Dalam prakteknya suami di sini istrinya
tidak mengalami permasalahan yang telah dijelaskan di atas, dan dalam kasus
ini suami telah memalsukan identitasnya kepada KUA padahal status suami
sudah beristri dan memiliki 2 orang anak.17
Skripsi yang disusun oleh Edi Handoko ‚Problematika Kehidupan
Rumah Tangga Poligami Di Desa Jembayat Kecamatan Margasari
Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah‛, dalam skripsi ini membahas
tentang problematika-problematika yang terjadi pada keluarga yang
mempraktekkan poligami di Desa Jembayat dan menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya praktek pernikahan poligami.18
Erni Ernawati karyanya berjudul ‚Poligami dan Dampaknya dalam
perspektif Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1974 (Studi Kasus di Pegadilan
Agama Jakata Timur Pada Tahun 2000-2003)‛. Skripsi ini membahas
mengenai dampak yang timbul di dalam keluarga sebagai akibat dari

17

Lu`luul Mukarromah, ‚Analisis Yuridis Terhadap Perkawinan Seorang Suami Yang Berpoligami
Tanpa Izin Istri Pertama (Studi Kasus Di Desa Patonan Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan)‛,
(Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2016).
18
Edi Handoko, ‚Problematika Kehidupan Rumah Tangga Poligami Di Desa Jembayat Kecamatan
Margasari Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah‛, (Skripsi tidak--IAIN Sunan
Kalijaga,Yogyakarta, 2010).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

poligami dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya poligami di
Pengadilan Agama Jakarta Timur.19
Karya Erni Ma`rifah yang berjudul ‚Tinjauan Fiqih Islam Terhadap
Poligami di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan‛. Skripsi ini mengkaji
tentang tinjauan Fiqh Islam terhadap pelaksanaan poligami di Kecamatan
Paciran Kabupaten Lamongan, yang mana poligami banyak dilakukan oleh
orang-orang yang bekerja sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar
negeri, mereka meninggakan istri dan anak-anaknya di rumah dan menikah
lagi di luar negeri tanpa seizin atau sepengetahuan istri pertamanya.20
ST. Anis Nur Fitriyah menulis karya terkait poligami dengan
mengambil judul ‚Dampak Poligami Satu Atap Terhadap Psikologis Anak
Studi Kasus Di Desa Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri‛.
Pernikahan monogami adalah harapan semua orang, banyak orang
menganggap pernikahan monogami adalah pernikahan yang ideal. Namun,
kenyataanya tidak sedikit dari mereka yang melakukan poligami. Dari
permasalahan tersebut skripsi ini membahas tentang latar belakang dari
praktek poligai satu atap di Desa Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten

19

Erni Ernawati, ‚Poligami dan Dampaknya dalam perspektif Undang-Undang Nomor 01 Tahun 1974
(Studi Kasus di Pegadilan Agama Jakata Timur Pada Tahun 2000-2003)‛, (Skripsi--IAIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, 2004).
20
Erni Ma`rifah, ‚Tinjauan Fiqih Islam Terhadap Poligami di Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan‛, (Skripsi--IAIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta, 1998).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Kediri, serta dampak psikologis anak pada praktik poligami satu atap dan
upaya keluarga poligami satu atap dalam memenuhi hak anak.21
Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, maka penelitian
tersebut memiliki kesamaan dengan yang peneliti lakukan yaitu tentang
poligami, namun penelitian di atas berbeda dengan penelitian ini karena
penelitian di atas membahas tentang dampak poligami terhadap pemenuhan
hak-hak anak dan istri, poligami tanpa izin istri pertama, problematika
kehidupan rumah tangga poligami, poligami dan dampaknya dalam
perspektif undang-undang nomor 01 tahun 1974, tinjauan fiqih Islam
terhadap poligami, dan dampak poligami satu atap terhadap psikologis anak,
sedangkan penelitian ini membahas tentang kasus poligami yang berdampak
pada kesehatan psikis istri.

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian skripsi ini antara lain:
1. Untuk mengetahui dampak negatif poligami TKI terhadap kesehatan
psikis istri di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.

21

ST. Anis Nur Fitriyah, ‚Dampak Poligami Satu Atap Terhadap Psikologis Anak Studi Kasus Di
Desa Sonorejo Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri‛, (Skripsi--UIN Malana Malik Ibrahim, Malang,
2011)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

2. Untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap kasus poligami TKI
yang berdampak negatif terhadap kesehatan psikis istri di Desa
Kalibendo Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan tercapainya tujuan tersebut di atas, maka peneliti berharap
penelitian ini dapat berguna untuk:
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan bagi pembaca, khususnya bagi
mahasiswa/i yang berkaitan dengan masalah hukum keluarga Islam
terutama dalam tinjauan hukum Islam terhadap kasus poligami yang
berdampak pada kesehatan psikis istri.
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan agar dapat berguna sebagai bahan
pertimbangan dan rujukan serta sebagai pengetahuan bagi masyarakat
yang ingin mengetahui mengenai kasus poligami yang berdampak negatif
terhadap kesehatan psikis istri.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

G. Definisi Oprasional
Untuk

memperjelas

isi

pembahasan dan untuk menghindari

kesalahpahaman atau kekeliruan dalam memahami istilah dalam skripsi ini,
maka perlu ditegaskan istilah judul tersebut. Adapun istilah yang perlu
penulis tegaskan adalah sebagai berikut:
1. Tinjauan hukum Islam yakni penyelidikan terhadap kasus poligami yang
berdampak negatif terhadap kesehatan psikis istri di Desa Kalibendo
Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang berdasarkan hukum Islam
dengan menggunakan pisau analisis ushul fiqih yaitu maqa>sh{ id asy-

syari>’ah dan sadd adz-dzari>ah.
2. Dampak poligami yakni akibat yang ditimbulkan oleh suami yang
menikah lebih dari satu.
3. Kesehatan psikis yakni upaya memelihara mental yang sehat dan
mencegah agar mental tidak sakit (keadaan sejahtera dari jiwa atau
mental). Adapun salah satu contoh dari penyakit mental yaitu stress,
depresi dan psikosomatik dimana emosi negatif mempengaruhi sistem
otonom tubuh, hormon dan kekebalan terhadap beberapa penyakit
misalnya: sulit tidur jika mempunyai banyak masalah, hilang nafsu
makan, makan berlebihan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

H. Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan proposal penelitian ini penulis menggunakan
beberapa metode-metode penelitian diantaranya sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Dalam

menyelesaikan

proposal

penelitian

ini

penulis

menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Oleh karena itu,
data-data yang dikumpulkan berasal dari data lapangan sebagai obyek
penelitian. Untuk memperoleh validitas data, maka teknik pengumpulan
data yang relevan menjadi satu hal yang sangat penting. Adapun metode
penelitiannya adalah kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena
datanya bersifat verbal (secara sentence), meneliti pada obyek alamiyah.
Disebut deskriptif karena menggambarkan atau menjelaskan secara
sistematis fakta dan karakteristik obyek dan subyek yang diteliti secara
tepat.
2. Data yang dikumpulkan
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan ialah data yang
berkenaan denga penelitian yaitu:
a. Deskripsi kasus poligami dan dampak pada kesehatan psikis istri.
b. Tinjauan hukum Islam dengan menggunakan pendekatan maqa>sh{ id

asy-syari>’ah asy-syari>’ah dan saddudz dzari>’ah atas kasus poligami
yang berdampak pada kesehatan psikis istri.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

3. Sumber data
Berdasarkan jenis data yang ditentukan maka dalam penelitian ini
sumber data berasal dari sumber data primer.22 Sumber data primer
adalah sumber data yang diperoleh dari subyek penelitiannya yakni hasil
wawancara dari para pihak yang berkaitan dengan kesehatan psikis istri
yang dipoligami yaitu istri yang dipoligami, keluarga dan psikolog.
4. Teknik pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang akurat, penulis mengunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut:23
a. Observasi yaitu suatu pengamatan khusus dan pencatatan yang
sistematis yang ditujukan pada satu atau beberapa faset masalah
dalam rangka penelitian, dengan maksud mendapatkan data yang
diperlukan untuk pemecahan persoalan yang dihadapi. Dalam hal ini,
peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap kesehatan
psikis istri yang dipoligami.
b. Wawancara yaitu cara memperoleh data dengan jalan tanya jawab
langsung dengan responden yang dilakukan secara berstandar dan
tidak berstruktur, namun tetap pada pokok masalah. Dengan metode
wawancara ini diharapkan mendapatkan data sebanyak mungkin,
yang lebih mendalam dari responden, karena dengan metode ini akan
22
23

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafindo, 1996), 16.
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2004), 58-59.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

mendapatkan tambahan data yang kita perlukan yang sukar diperoleh
dengan teknik yang lain.
5. Tehnik Pengolahan Data
Adapun tahapan dari pengolahan data dari penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali seluruh data yang diperoleh
terkait kejelasan data tentang kasus poligami yang berdampak negatif
pada kesehatan psikis istri, lalu mencari kesesuaian data yang satu
dengan yang lain.24
b. Organizing, adalah menyusun dan mensistematiskan data yang
diperoleh dalam rangka uraian yang telah dirumuskan untuk
memperoleh bukti-bukti dan gambaran secara jelas tentang kasus
poligami yang berdampak negatif terhadap kesehatan psikis istri.
6. Teknik Analisa Data
Setelah memeperoleh data yang valid dan lengkap, maka
kemudian segera dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dengan
menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Dikatakan kualitatif karena
bersifat verbal atau kata dan dikatakan sebagai deskriptif karena
menggambarkan dan menguraikan terhadap segala sesuatu yang berkaitan
dengan kesehatan psikis istri yang di poligami dan kemudian akan

24

Masruhan, ‚Metodologi Penelitian Hukum‛, (Surabaya: Hilal, 2013), 253.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

menganalisisnya dengan hukum Islam melalui pendekatan maqa>sh{ id asy-

syari>’ah dan sadd adz-dzari>ah.
Dalam penelitian ini menggunakan pola pikir induktif yaitu
analisa terhadap data yang bersifat khusus yang terjadi di lapangan
tentang kasus poligami yang berdampak pada kesehatan psikis istri di
Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian Lumajang untuk dibentuk suatu
kesimpulan yang bersifat umum yang berkenaan dengan hukum Islam
yaitu dengan pendekataan maqa>sh{ id asy-syari>’ah dan sadd adz-dzari>ah,.

I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang dimaksud adalah susunan yang
dilakukan untuk mempermudah dalam mengarahkan penulisan agar tidak
mengarah pada hal-hal yang tidak berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Secara umum sistematika tersebut sebgai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian, telaah pustaka,
metode penelitin, dan sistematika pembahasan. Bagian ini merupakan
pengantar materi untuk dibahas lebih lanjut pada bab lain. Tanpa keberadaan
bagian ini maka tidak bisa melakukan penelitian lebih lanjut.
Bab kedua, merupakan landasan teori yang berisi tentang poligami
dalam hukum Islam, maqa>sh{ id asy-syari>’ah, sadd adz-dari>ah, dan psikis.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Bab ketiga, berisi tentang deskripsi kasus poligami yang berdampak
negatif terhadap kesehatan psikis istri di Desa Kalibendo Kecamatan Pasirian
Kabupaten Lumajang, bab ini meliputi gambaran umum wilayah penelitan,
keadaan ekonomi, pendidikan dan keagamaan, latar belakang serta dampak
kesehatam psikis istri dari kasus poligami.
Bab keempat, adalah analisis data yang berhasil dikumpulkan melalui
penelitian lapangan. Bab ini berisi tentang analisis hukum Islam yang
menggunakan pendekatan maqa>sh{ id asy-syari>’ah dan sadd adz-dari>ah atas
kasus poligami yang berdampak pada kesehatan psikis istri.
Bab kelima, penutup yang meliputi kesimpulan dan saran atau
rekomendasi dari hasil penelitian lapangan dan pemaparan data yang
diperoleh, saran berupa bahan pikiran dari pikiran peneliti, semoga dapat
bermanfaat bagi pira-pihak yang bersangkutan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Poligami Dalam Hukum Islam
1. Pengertian dan Sejarah Poligami
Kata poligami berasal dari bahasa Yunani poly atau polus yang
berarti banyak, dan gamos yang berarti pernikahan. Jadi secara bahasa
poligami adalah sistem pernikahan lebih dari seorang. Dalam bahasa arab,
poligami sering diistilahkan dengan ta’addud al-zawjat.1
Menurut Arif Abdurrahman poligami adalah perbuatan seorang
laki-laki mengumpulkan dalam tanggungannya dua sampai empat istri.2
Siti Musdah Mulia berpendapat bahwa poligami ialah ikatan perkawinan
dalam hal mana suami mengawini lebih dari satu istri dalam waktu yang
sama.3 Dalam Kompilasi Hukum Islam disebutkan dalam pasal 55 bab IX
tentang Beristri Lebih Satu Orang bahwa beristri lebih satu orang pada
waktu bersamaan, terbatas hanya sampai empat istri.
Banyak orang salah paham tentang poligami, mereka mengira
poligami baru dikenal setelah Islam. Mereka menganggap Islamlah yang
membawa ajaran tentang poligami, bahkan ada yang secara ekstrim
berpendapat bahwa jika bukan karena Islam, poligami tidak dikenall
1

Taufiq Abdullah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,1996), 82.
Arij Abdurrahman As-Sanan, Memahami Keadilan…, 25.
3
Siti musdah mulia, Islam Menggu…, 43.
2

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

dalam

sejarah

manusia.

Padahal

berabad-abad

sebelum

Islam

diwahyukan, masyarakat manusia di berbagai belahan dunia telah
mengenal dan mempraktekkan poligami.
Poligami dipraktekan secara luas di kalangan masyarakat Yunani,
Persia, dan Mesir kuno. Di Jazirah Arab sendiri, jauh sebelum Islam
masyarakat telah mempraktekkan poligami, bahkan poligami tersebut tak
terbatas. Sejumlah riwayat menceritakan bahwa rata-rata pemimpin suku
ketika itu memiliki puluhan istri, bahkan tidak sedikit kepala suku
mempunyai istri sampai ratusan.
Setelah Islam datang, kebiasaan poligami itu tidak serta merta
dihapuskan. Namun, setelah turun ayat yang membatasi jumlah istri
hanya empat orang yakni QS. An-Nisa’ ayat 3. Nabi lalu melakukan
perubahan sesuai dengan petunjuk kandungan ayat yaitu membatasi
jumlah istri dengan maksimal empat dan menetapkan syarat poligami
yaitu mampu berlaku adil.
Dengan demikian, terlihat bahwa praktek poligami di masa Islam
sangat berbeda dengan praktek poligami sebelumnya perbedaan itu
menonjol pada dua hal yaitu pada bilangan istri dari tidak terbatas
jumlahnya menjadi dibatasi hanya empat. Selain itu ada syarat poligami,
yaitu harus mampu berlaku adil. Sebelumnya poligami tidak mengenal
syarat apapun, termasuk syarat keadilan. Akibatnya poligami banyak

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

membawa kesengsaraan dan penderitaan bagi kaum perempuan, karena
para suami yang berpoligami tidak terikat pada kehariusan berlaku adil,
sehingga mereka berlaku aniaya dan semena-mena engikuti luapan
nafsunya.
2. Dasar Hukum Poligami

Pada dasarnya hukum poligami adalah mubah (boleh) seperti yang
disyari’atkan dalam firman Allah SWT.
               

              

‚Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih
dekat kepada tidak berbuat aniaya‛. (Q.S An-Nisa’: 3).4
Ayat di atas menjelaskan kehalalan poligami dengan syarat dapat
berlaku adil. Jika syarat ini tidak dapat dipenuhi, dimana seorang suami
yakin bahwa ia akan terjatuh kepada kedzaliman dan menyakiti istriistrinya, dan tidak dapat memenuhi hak-hak mereka dengan adil, maka
poligami menjadi haram. Jika ia merasa kemungkinan besar mendzalimi
salah satu istrinya, maka poligami menjadi makruh. Namun jika ia yakin
4

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Raudhotul Janah, 2010), 77.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

akan terjatuh kepada perbuatan zina jika tidak berpoligami, maka
poligami menjadi wajib atasnya.
Orang yang meneliti dalil-dalil ungkapan para ulama akan
menemukan bahwa hukum pernikahan itu berbeda-beda dari satu kondisi
ke kondisi yang lain, mungkin bisa wajib, sunnah, mubah, makruh dan
haram sesuai dengan keadaan seseorang. Begitupula dengan berpoligami
hukumnya tergantung kondisi seorang laki-laki dalam kebutuhannya
terhadap poligami dan kemampuannya memenuhi hak-hak istri-istrinya.5
Dalam memahami dasar hukum al-Qur’an dan al-Hadi>th, tentulah
terdapat berbagai macam perbedaan pendapat, begitu pula dalam masalah
poligami. Poligami merupakan sebuah produk pemikiran para ulama
sebagai hasil dari interpretasi mereka terhadap al-Qur’an dan al-Hadi>th.
Berkaitan dengan penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan alHadi>th yang berhubungan dengan poligami, saat ini paling tidak ada dua
pendapat besar.6 Pendapat pertama, merupakan pendapat klasik yang
masih mendominasi para pemegang otoritas hukum hingga saat ini.
Mereka menekankan bahwa poligami itu betul-betul ada. Dan alasan
untuk tidak melarang poligami barakar pada kenyataan akan adanya
beberapa keadaan khusus yang dihadapi oleh pelaku poligami yang
menyebabkan praktek poligami digugat. Oleh karena itu, poligami
5
6

Arij Abdurrahman As-Sanan, Keadilan Dalam, …, 32-33.
Haifaa A. Jawad, Otentisasi Hak-Hak Perempuan, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), 150.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

menurut pendapat pertama ini merupakan sebuah kebolehan yang betulbetul diberikan bagi manusia.
Pendapat kedua, diikuti oleh para ilmuan Muslim kontemporer
yang menyatakan bahwa poligami diperbolehkan apabila sanggup berbuat
adil

kepada

istri-istri,

dan

dilarang

apabila

suami

meragukan

kemampuannya untuk adil. Dengan kata lain, pendapat pendapat pertama
ini membolehkan poligami, namun disertai dengan syarat-syarat yang
sangat ketat dan tidak dapat dijangkau oleh manusia. Mayoritas pendapat
pertama ini kebanyakan didukung oleh ulama kontemporer yang meliputi,
Muhammad Abduh, Fazlur Rahman, Fatimah Mernisi dan lain-lain.
Dalam buku karagan Khoirudin Nasution yang mengulas tentang
studi atas pemikiran Muhamad Abduh menjelaskan bahwa Muhammad
Abduh berpandangan bahwa asas perkawinan dalam Islam adalah
monogami dan poligami adalah suatu yang dilarang, larangan tersebut
hanya mungkin berubah kalau ada hal yang mendesak, yaitu karena
adanya tuntutan situasi dan kondisi soaial, syarat berbuat adil walaupun
itu sudah ditegaskan oleh Allah SWT sangat berat dan bagi orang yang
tidak dapat memenuhi hal tersebut maka diharuskan melakukan
monogami7

7

Khoirudin Nasution, Riba dan Poligami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), 103-104.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Muhammad Abduh juga menjelaskan meskipun mengambil istri
lebih dari satu orang itu diperbolehkan dalam Islam, namun kebolehan
tersebut

diikuti

oleh

adanya

kewajiban

bahwa

suami

harus

memperlakukan istrinya secara adil. Karena jika suami gagal untuk
berbuat adil, maka dia harus puas dengan satu orang istri saja. Persoalan
adil kepada para istri dari sudut pandang Abduh adalah kemampuan
untuk menanggapi keadilan yang absolut, yang menjadi prasyarat untuk
melaksanakan poligami.
Karena keadilan yang absolut ini sangat sulit dicapai, maka
larangan terhadap poligami menjadi penting sekali untuk mencegah
semua perlakuan tidak adil terhadap para istri. Abduh juga berargumen
bahwa karena poligami itu pada awalnya diperkenalkan untuk
menghadapi beberapa keadaan sosial, politik, ekonomi dan militer yang
terjadi dalam komunitas muslim, maka perubahan keadaan-keadaan
tersebut memberi arti bahwa praktek poligami itu tidak lagi menjadi
suatu kebutuhan.8
Fazlur Rahman berpendapat, bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai kedudukan yang sama. Maka pernyataan bahwa laki-laki
boleh mempunyai istri sampai empat orang hendaknya dipahami dalam
nuansa etisnya secara komperhensif. Ada syarat yang harus dilaksanakan

8

Musda Mulia, Pandangan Islam…, 36-37.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

yaitu adil. Syarat di dalam asumsi Fazlur Rahman sebenarnya merupakan
indikasi kiasan untuk mengambarkan bahwa laki-laki tidak dapat berbuat
adil terhadap istri-istriya. Sebagaimana firman Allah SWT
             

          

‚Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat Berlaku adil di antara isteriisteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu
janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga
kamu biarkan yang lain terkatung-katung. dan jika kamu Mengadakan
perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), Maka Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayan]g‛. (Q.S An-Nisa’: 129)9
Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adil itu
mustahil untuk dijalankan oleh seorang suami terhadap masing-masing
istrinya. Jadi pesan dalam al-Qur’an menurut Fazlur Rahman tidak
menganjurkan poligami malah sebaliknya asas monogami.
Menurut Quraish Shihab keadilan yang tidak dapat diwujudkan
itu adalah dalam hal cinta.10 Dan Syeikh Abu Bakar bin Al-Arabi
berpendapat, bahwa tak seorangpun yang dapat mengendalikan rasa
hatinya, karena itu sepenuhnya berada dalam kekuasaan Illahi. Demikian
pula dalam hal keluraga seorang mungkin merasa lebih senang kepada
9

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Ter…, 99.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 743.

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

salah satu istri dibandingkan kepada yang lainnya. Dikarenakan hal ini
tidak sengaja oleh si suami, maka ia bukan kesalahannya dan tidak akan
di minta pertanggung jawaban.
Siti aisyah telah meriwayatkan sabda Rsulullh SAW:

ِ
ِ
ِ ِ
‫يد الَِ ِم‬
َ ‫وب َعن أَِِ ق ََبَةَ َعن َعبد الل ِه ب ِن يَِز‬
ٌ ََ ‫يل َحدثَنَا‬
َ ‫اد َعن أَي‬
َ ‫َحدثَنَا م‬
َ ‫وسى بن إَْع‬
ِ
ِ
‫صلى الله َعلَي ِه َو َسل َم يَق ِسم فَيَ ع ِدل َويَقول اللهم َ َذا‬
َ ‫َعن َعائ َشةَ قَالَت َكا َن َرسول الله‬
11

ِ
ِ ِ‫قَس ِم ف‬
‫ب‬
َ َ‫يما َلِك َوَا أَملِك ق‬
َ ‫يما أَملك فَ ََ تَلم ِِ ف‬
َ
َ ‫ال أَبو َداود يَع ِِ ال َقل‬

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il, telah menceritakan
kepada kami Hammad dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Abdullah bin
Yazid Al Khathmi dari Aisyah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam memberikan pembagian dan berbuat adil dalam membagi, dan
beliau berkata: "Ya Allah, inilah pembagianku yang aku mampu, maka
janganlah Engkau cela aku pada sesuatu yang Engkau mampu dan tidak
aku mampu." Abu Daud berkata; yaitu hati.
Dalam kutipan Titik Triwulan Tutik dan Trianto juga disebutkan
pendapat Syekh Mahmud Saltut, bahwa adil dalam ayat tersebut tidaklah
seperti apa yang dipahamkan, yaitu adil secara keseluruhan baik yang
disanggupi atau tidak, karena hal itu mustahil dipenuhi oleh manusia.
Namun adil dimaksud adalah s