PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BERITA TUHAN PEMBUAT PINTU DAN JENDELA DALAM MEDIA.

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP

BERITA TUHAN PEMBUAT PINTU DAN JENDELA DALAM MEDIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

NURUL FARIDAH NIM. B71212066

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Nurul Faridah B71212066, 2016. Persepsi Masyarakat Terhadap Berita Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela Dalam Media.

Kata Kunci: Persepsi, Media, Berita Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela.

Betapa sangat pentingnya sebuah nama karena sebuah nama merupakan suatu doa dan harapan dari orang tua terhadap anaknya kelak. Nabi Muhammad menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan nama-nama yang baik terhadap anaknya. Tetapi saat ini telah bermunculan nama-nama yang tak lazim, seperti kasus yang ada di Banyuwangi, ada warganya yang memiliki nama Tuhan yang berprofesi sebagai pembuat pintu dan jendela. Berita ini cukup menarik perhatian khalayak banyak sehingga banyak sekali komentar-komentar masyarakat yang muncul didalam media internet dan surat kabar. Sehingga penelitian ini ingin meneliti lebih dalam lagi tentang bagaimana persepsi masyarakat terhadap berita Tuhan pembuat pintu dan jendela dalam media. Di dalam penelitian ini dipilih lima subjek penelitian yaitu Facebook, Twitter, Web, Surat Kabar Surya dan Koran Sindo.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitan deskriptif kualitatif dengan fokus pada persepsi masyarakat yang ada dalam media meliputi Facebook, Web, Twitter, Surat Kabar Surya dan Koran Sindo. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti secara langsung dengan mengamati dan memilah data-data yang diperlukan. Sehingga dari data tersebut dapat diambil pengertian serta kesimpulan sebagai hasil penelitian.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat dalam media dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yakni persepsi positif dan persepsi negatif dan dari hasil penelitian ini masyarakat cenderung berpersepsi negatif karena mereka berpendapat bahwa nama ‘Tuhan’ identik dengan Sang Maha Pecipta yang tidak selayaknya seorang manusia memiliki nama tersebut.

Berdasakan masalah dan kesimpulan tersebut, rekomendasi untuk penelitian berikutnya adalah dilakukan penelitian mendalam terhadap media.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Konsep ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Pustaka ... 13

1. Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak ... 13

2. Persepsi ... 21

3. Media ... 31

4. Berita ... 40

B. Kajian Teori ... 43


(8)

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 47

B. Subyek Penelitian ... 48

C. Teknik Pengumpulan Data ... 49

D. Teknik Analisis Data ... 50

E. Tahap Penelitian ... 52

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 54

B. Penyajian Data ... 67

C. Relevasi Temuan Penelitian deangan Teori ... 109

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang sempurna. Islam selalu mengajarkan akan suatu kebaikan. Didalam agama islam terdapat petunjuk-petunjuk dalam segala aspek kehidupan termasuk kewajiban orang tua terhadap anaknya. Kewajiban orang tua merupakan suatu ketentuan yang harus dilaksanakan oleh seorang ayah dan ibu dengan cara memenuhi hak-hak anaknya.

Anak merupakan amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tuanya atau ayah dan ibu. Anak adalah belahan jiwa mereka, cahaya hati mereka dan rumah mereka. Tak ada yang dapat menandingi besarnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak, karena kasih sayang orang tua akan kekal abadi sepanjang masa. Begitu sangat besar rasa cinta yang khusus diberikan orang tua terhadap anaknya, seperti firman Allah SWT yang berbunyi1 :

ُلﺎَﻤْﻟا

َنﻮُﻨَـﺒْﻟاَو

ُﺔَﻨﻳِز

ِةﺎَﻴَْﳊا

ﺎَﻴْـﻧﱡﺪﻟا

ۖ

Artinya :

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia... (QS 18:45)

Saat seorang anak dilahirkan didunia ini pastilah rasa gembira dan bahagia sedang menyelimuti perasaan orang tua, saudara-saudaranya dan orang-orang

1 Menteri Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: PT Karya


(10)

2

yang berada disekitarnya. Dan kewajiban orang tua terhadap anaknya pun akan dilakukan, adapun kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah yang pertama mengazani dan mengiqamati sang anak yang baru dilahirkan. Ada tata cara mengazani dan mengiqamati bayi yang baru saja lahir yaitu mengazani ditelinga kanannya dan mengiqamati ditelinga kiri anak yang baru lahir.

Mengazani dan mengiqamati anak yang baru lahir merupakan salah satu perbuatan nabi yang dilakukan saat mengazani putra nya Al-Hasan bin Ali ditelinga kanannya dan mengiqomatinya ditelinga kirinya. Mengazani dan mengiqamati bayi yang baru lahir mempunyai manfaat tersendiri yaitu agar yang didengar sang anak pertama kali ketika masuk didunia ini yaitu suara panggilan suci yang mengandung kebesaran dan keangungan Allah SWT. Jadi diharapkan kepada seluruh umat islam agar mengazani dan mengiqamati anaknya ketika baru saja dilahirkan agar terhindar dari hawa nafsu dan syetan2.

Kedua, sesuatu yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya ketika baru saja dilahirkan adalah mentahnikkan anaknya. Mentahnik adalah suatu kegiatan menguyah kurma lalu diambil sebagian kurma yang sudah dikunyah tersebut untuk setelah itu dimasukkan kemulut anak yang baru dilahirkan, kemudian dioles-oleskan dibagian mulut alat dan bawah sehingga mulut sang bayi rata dengan olesan kurma tersebut. Sebaiknya tahnik dilakukan oleh orang yang

2 Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (Bandung : Remaja


(11)

3

bertakwa kepada Allah SWT, ini bertujuan agar sang anak kelak akan meniru ketakwaannya3.

Hal ketiga yang dilakukan orang tua terhadap anak yang baru dilahirkan adalah mencukur rambut anak yang baru dilahirkan. Dahulu Rosulullah juga memerintahkan putranya yang bernama Al-Hasan dan Al-Husain untuk dicukur rambutnya pada hari ketujuh setelah mereka dilahirkan dan kemudian dikeluarkan sedekah seberat rambut timbangan yang telah dicukur yang disesuaikan dengan harga perak saat itu4.

Hal selanjutnya yang harus dilakukan orang tua kepada anaknya yang baru dilahirkan adalah memberi nama yang paling bagus dan baik kepada sang anak. sebuah nama merupakan sesuatu yang berharga karna namalah yang akan terus digunakan selama sang anak berada didunia bahkan saat pada hari kiamat kelak, Allah akan memanggil dengan nama yang diberikan oleh orang tuanya.

Betapa sangat pentingnya sebuah nama. Karna sebuah nama merupakan suatu doa dan harapan dari orang tua terhadap anaknya kelak. Sehingga Rosululah pun sangat menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan nama-nama kepada anaknya yang mempunyai arti yang baik dan tidak mengandung makna yang jelek5.

Tetapi saat ini telah banyak bermunculan nama-nama yang tidak lazim. Seperti nama ‘Tuhan’ yang telah diberikan orang tua untuk anaknya. Ternyata

3 Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 1994),190 4 Ibid, hal 190


(12)

4

banyak sekali orang tua yang memberikan nama terhadap anaknya menggunakan nama ‘Tuhan’ seperti yang ada di Indonesia ini, ada beberapa kota yang warganya memiliki nama Tuhan. Yang pertama ada dikota Probolinggo, Tuhan diProbolinggo berusia 60 tahun yang setiap harinya bekerja sebagai petani dikebun dan pekerjaan sampingannya adalah pembuat batako tradisional yang Tuhan kerjakan dihalaman rumahnya6.

Tuhan selanjutnya ada di Jember, Tuhan di Jember ini diketahui oleh publik saat mencalonkan diri menjadi pemilih PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) Kabupaten Jember, Jawa Timur yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2015.

Dan Tuhan yang terakhir ada di Banyuwangi. Tuhan adalah warga desa klincing kabupaten Banyuwangi. Tuhan memiliki seorang istri dan dua orang anak. Tuhan bekerja sebagai pembuat pintu dan jendela. Tuhan mulai tenar dengan beredarnya kartu tanda penduduknya dimedia sosial, tidak sedikit orang yang terkejut setelah mendengar berita tersebut karena dianggap memiliki nama yang unik dan tidak lazim.

Hampir semua media menyiarkan berita tentang Tuhan warga Banyuwangi tersebut termasuk Net Tv. Stasiun Net Tv merupakan stasiun televisi masa kini yang mempunyai program berita yang tayang lebih banyak yaitu “NET.5” pada pukul 05.00-06.00, “NET.10” pukul 10.00-11.00, “NET.12” pukul 12.00-13.00, “NET.16” pukul 16.00-17.00 dan “NET.24” pada pukul 00.00-00.30. Pada

6 M.detik.com/news/berita/3004443/mengenal-lebih-jauh-tuhan-dari-probolinggo (diakses pada tanggal 19 Mei 2016)


(13)

5

tayangan program berita Net Tv pukul 05.00-06.00 mempunya icon Net Jatim yang berlokasikan di Jl. Embong Malang No. 73 Surabaya. Menjadi program berita yang tayang paling awal menjadikan Net Jatim membagi program ini dalam berbagai segmen yaitu berita padat, berita ringan dan berita olahraga bahkan beberapa kali program ini juga menayangkan segman “Inspirasi Pagi” yang memberi motivasi dan inspirasi pada pemirsanya.

Pada tanggal 31 Agustus 2015 pada segment ketiga, Net Jatim menayangkan berita tentang Tuhan warga Banyuwangi yang dikemas dan diolah dengan sangat menarik karena diberi judul Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela. Berita tersebut menjadi sangat menarik ketika sampai ditelinga pemirsanya, sebab terlihat lucu dan aneh bahkan kontroversi karena ada Tuhan yang membuat pintu dan Jendela.

Tidak semua masyarakat memandang kasus pemberian nama Tuhan ini dengan sudut pandang yang sama. Termasuk masyarakat dalam media yang mempunyai pendapat yang berbeda-beda meskipun kasus yang diberitakan sama. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang bagaimana persepsi masyarakat dalam media mengenai berita tentang Tuhan warga Banyuwangi seperti yang ditayangkan oleh stasiun Net jatim dengan mengambil judul skripsi “Persepsi Masyarakat Tentang Berita Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela dalam Media”.


(14)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

Bagaimana Persepsi masyarakat terhadap berita tentang Tuhan pembuat pintu dan jendela dalam media seperti yang ditayangkan oleh Net Jatim ?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untu mengetahui persepsi masyarakat tentang berita Tuhan pembuat pintu dan jendela dalam media seperti yang disiarkan oleh stasiun televisi Net Jatim.

D. Manfaat Masalah

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dibidang ilmu komunikasi khususnya tentang media massa.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini, besar harapan untuk mengetahui persepsi masyarakat dalam media tentang berita Tuhan pembuat pintu dan jendela di Net Jatim dan sangat besar harapan bagi peneliti untuk bisa menjadi bahan acuan pembelajaran agar menjadi lebih baik.


(15)

7

b. Bagi Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam

Hasil penelitian ini, diharapkan bisa menambah informasi dan pengetahuan baru bagi mahasiswa Komunikasi Peyiaran Islam.

E. Definisi Konseptual

Untuk memberikan gambaran umum tentang judul yang digunakan dalam skripsi ini. Peneliti akan memberikan konsep yang berkaitan dengan judul “Persepsi Masyarakat Tentang Berita Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela dalam Media” sebagai dasar penulis memilih judul tersebut.

Pada dasarnya konsep merupakan unsur pokok dalam penelitian, dan suatu konsep merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga bisa dipakai untuk menggambarkan fenomena yang sama.

Adapun beberapa konsep yang digunakan penulis dalam judul skripsi ini adalah :

1. Persepsi Masyarakat

Persepsi (perseption) adalah proses-proses yang semestinya sudah ada, namun informasi yang datang dari alat indra sekiranya perlu untuk terlebih dahulu diorganisasikan dan interpretasikan sebelum dapat dimengerti. Adapun proses-proses tersebut melalu pembuatan melihat, mendengar, membau, merasakan dan menyentuh7.

Persepsi bisa dikatakan pengalaman tentang suatu objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi


(16)

8

dan menafsirkan pesan. Persepsi bisa didefinisikan memberikan makna pada stimuli indrawi8.

Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan yaitu bagaimana cara seseorang dalam melihat sesuatu , sedangkan dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang dan mengartikan sesuatu9.

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berarti suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan (masyarakat)10. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya agar dapat saling berinteraksi.

Masyarakat sering dipakai dalam istilah-sitilah khusus untuk menyebut kesatuan-kesatuan dalam masyarakat yaitu kategori sosial, golongan sosial, komunitas, kelompok dan perkumpulan.11 Dari uraian ini maka dirumuskan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem, adat-istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Sehingga persepsi masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sekumpulan orang yang bergaul atau berinteraksi untuk

8 Jalaluddin Rahmat,Psikologi Komunikasi (Bandung:PT Remaja Kosda Karya, 1988), hal 51 9 Alex Sobur, Psikologi umum dalam lintas sejarah (Bandung : Pustaka Setia,2003), hal 445 10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali,1982), hal 466 11 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi (Jakarta : Rineka Cipta,1996), hal 143


(17)

9

memberikan tanggapan atau pandangan mengenai berita Tuhan pembuat pintu dan jendela.

2. Media

Media atau medium yang berasal dari bahasa latin yang berarti saluran atau alat menyalurkan. Medium pada prinsipnya ialah segala sesuatu yang merupakan alat yang mana orang menyatakan isi jiwa atau kesadaran12.

Adapun media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media internet dan surat kabar. Internet adalah kumpulan komputer antar satu wilayah dan wilayah lainnya yng terkait dan saling berkomunikasi, dimana keterkaitan dan komunikasi ini diatur oleh protokol. Dengan kata lain, internet adalah media komunikasi yang menggunakan sambungan seperti telepon yang tentunya disambungkan dengan komputer serta modem. Namun, berbeda dengan telepon yang komunikasinya harus dilakuakan dengan oral dan dilakukan secara bersamaan, maka pada internet komunikasi yang dilakukan umumnya tertulis tanpa perlu dilakukan secara bersamaan antara pengiriman dan penerima berita tersebut.

Surat kabar merupakan salah satu bentuk penerbitan yang tergolongan tua. Surat kabar adalah barang cetakan yang berisi informasi dan pendidikan yang terbit secara countiuyang biasanya harian. Menurut Stephens dalam Collier’s Encyclopedia (2004) “Newspaper, a publication

12 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas (Bandung : Penerbit Armico, 1989), hal 23


(18)

10

that appears regularly and frequently, and carries news about a wide variety of current event”13 yang artinya Surat kabar adalah suatu publikasi

yang terbit secara berkala dan menyajikan berita mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi.

3. Berita tentang Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela

Tuhan adalah warga Banyuwangi yang ahli dalam membuat pintu dan jendela. Tuhan mempunyai seorang istri dan dua orang anak. Mempunyai nama yang tak lazim membuat Tuhan menjadi tenar dan membuat semua media beramai-ramai untuk meliputnya. Tak terkecuali dengan Net Jatim salah satu biro stasiun Net Tv yang juga memberitakan tentang Tuhan warga Banyuwangi tersebut dengan judul berita Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah proses penulisan, maka sistematika pembahasan terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub-sub, sebagai berikut :

A. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini, membahas latar belakang masalah mengurai secara spesifik tentang gambaran umum (global) yang berfungsi sebagai pengantar dalam pemahaman pembahasan berikutnya, rumusan masalah,

13 Mitchell Stephens. History of Newpaper.


(19)

11

tujuan penelitian dan manfataat penelitian, definisi konseptual dan sistematika pembahasan

B. BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pada bab ini membahas kajian teoritik dan kajian kepustakaan yang terkait dengan penelitian ini. Meliputi kewajiban orang tua terhadap anak, teori Use and Grafitication, teori konvergensi media, pengertian persepsi, masyarakat, media, berita dan juga deskripsi berita Tuhan pembuat pintu dan jendela yang ditayangkan oleh Net Jatim. Serta penelitian terdahulu yang relevan.

C. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang uraian metodologi penelitian yang relevan dengan penelitian mengenai pendekatan dan jenis penelitian, sasaran penelitian, jenis dan sumber data yang berupa data primer dan data sekunder, tehnik pengumpulan data yang menggunakan dokumentasi dan observasi, tehnik analisa data yang menggunakan reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan, tahapan-tahapan penelitian yang terdiri dari tahap pra lapangan, pekerjaan lapangan dan analisis data.

D. BAB IV PENYAJIAN DAN PENEMUAN PENELITIAN

Bab ini membahas tentang deskripsi objek penelitian yang meliputi :


(20)

12

penelitian yang berisi persepsi masyarakat dalam media tentang berita Tuhan pembuat pintu dan jendela.

E. BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari pembahasan skripsi yang didalamnya membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian ini serta dilanjutkan dengan saran. Kemudian pada akhir penulisan skripsi ini, disertakan pula daftar pustaka sebagai referensi dan juga lampiran-lampiran untuk mendukung skripsi ini.


(21)

13

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Pustaka

1. Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak

Kewajiban berasal dari kata wajib, mendapatkan awalan ke dan akhiran –an, yang berarti segala sesuatu yang harus dipenuhi. Bila disebutkan kewajiban orang tua berarti hak-hak yang ada pada anak dan kewajiban orang tua terhadap anaknya yang harus dipenuhinya. Sehingga sudah menjadi suatu keharusan orang tua dalam memenuhi hak-hak anaknya. Dalam buku Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Ismlam karangan Mahmud Al-Shabbagh ada beberapa hak-hak yang

didapat oleh sang anak dari orang tua, yaitu1 :

a. Mengazani dan mengiqomati dikedua telingan anak yang baru

lahir

Saat yang anak baru lahir disunnahkan untuk mengazaninya ditelinga kanan anak yang baru lahir tersebut dan menqiqolmati ditelinga kirinya. Berdasarkan hadist riwayat Abu Dawud, Al-Tirmidzi dari Abu Rafi yang berkata : “ Saya melihat Rosulullah SAW azan ditelinga Al-Hasan bin Ali ketika beliau dilahirkan oleh Fatimah”

1 Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam (Bandung : Remaja


(22)

14

Dari Ibnu Abbas, diriwayatkan bahwasanya Nabi Muhammmad SAW azan ditelinga kanan Al-Hasan bin Ali ketika ia dilahirkan dan beliau mengiqomati ditelinga kirinya.

Hikmah mengazani ditelinga kanan dan mengiqomati ditelinga kiri menurut Ibnu Qoyyim adalah agar hal pertama yang didengarkan oleh sang bayi dari suara manusia adalah panggilan suci yang mengandung kebesaran Tuhan dan keagungan-Nya dan untuk menyampaikan ketauhidan dan keimanan, serta menolak hawa nafsu dan setan, kepada anak yang baru dilahirkan ketika ia mencium bau dun ia untuk yang pertama kalinya.

b. Mentahnikan ketika anak dilahirkan

Tahnik adalah meletakkan sebuag kurma kemudia menghaluskan dengan mengunyahnya, lalu diambil sebagian darinya dan meletakkan pada jari setelah itu dimasukkan kemulut anak yang baru dilahirkan. Kemudian jari itu digerakkan dengan lembut kekiri dan kekanan, sehingga mulut bayi itu rata diolesi makanan yang telah terkunyah tersebut.

Sebaiknya tahnik dilakukan oleh yang yang bertakwah dengan harapan agar si bayi nantinya akan meniru kesalihan

dan ketakwaannya2.

2Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam (Bandung : Remaja Rosdakarya,1994), hal 190


(23)

15

c. Mencukur rambut sang bayi

Yahya bin Bukair meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rosulullah SAW memerintahkan untuk mencukur rambut Al-Hasan dan Al-Husain pada hari ketujuh mereka dan kemudian dikeluarkan sedekah untuk masing-masing seharga perak yang sesuai dengan timbangan rambut yang sudah sudah dicukur tersebut

Hikmah mencukur rambut dikatakan oleh Ibnu Qoyyim didalam kitabnya yang berjudul Tuhfah Al-Maulud yaitu agar dapat menguatkan pertahanan tubuhnya, membuka pori-pori kepalanya, menguatkan penglihatannya, penciumannya dan pendengarannya.

Sehingga sudah menjadi hak seorang anak saat masih bayi rambutnya dicukur agar sang anak sehat jasmaninya.

d. Memberi nama yang paling bagus dan baik

Pemberian nama untuk anak yang baru dilahirkan adalah pada hari kelahirannya atau pada hari ketujuh setelah kelahirannya. Diantara Sunnah Nabi Muhammaad SAW adalah memilih nama yang baik, sehingga anak yang dilahirkan itu


(24)

16

tidak merasa sakit dengan panggilan atas dirinya karena nama

tersebut tidak ia senangi3.

e. Akikah

Akikah adalah menyembelih seekor domba untuk bayi pada hari ketujuhnya. Tetapi ada beberapa pendapat lain yang mengatakan bahwa akikah tidak harus pada hari ketujuh. Pelaksanaab pada harin ketujuh hanya merupakan anjuran, boleh dilakukan pada hari kelipatan tujuh atau hari sesudah-sudah itu.

Menurut para Imam Mazhab dan Para Fuqaha, akikah hukumnya sunnah atau mustahab kecuali Mazhab Hanafi yang tidak menyepakati disyariatkannya akikah berdasarkan riwayat-riwayat mereka.Dalam suatu hadistnya Rosululloh SAW menjelaskan tentang akikah yaitu akikah untuk anak laki-laki adalah dua ekor domba, dan untuk anak perempuan adalah satu domba.

f. Khitan

Khitan adalah memotong kulit yang menutupi penis laki-laki atau bagian atas klitoris wanita. Khitan pada wanita

disebut dengan khafadh. Para Imam Mazhab dan Fuqaha

beranggapan bahwa khitan hukumnya wajib bagi laki-laki dan sunnah yang dianjurkan bagi perempuan.

3Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam (Bandung : Remaja Rosdakarya,1994), hal 191


(25)

17

Khitan merupakan salah satu syiar islam yang membedakan antara orang muslim dengan orang kafir. Dan kulit penutup penis dapat membatalkan kesucian dan sholatnya, karena kulit tersebut menutup seluruh ujung penis, sehingga akan ada air kecing yang tersisa yang tidak dapat dibersihkan. Oleh karena itu, sah nya sholat tergantung pada khitannya.

g. Penyusuan

Dalam islam dianjurkan agar seorang ibu menyusui anaknya selama dua tahun setelah kelahirannya. Karena pada usian yang masih sangat dini, si bayi memerlukan bantuan dari hati yang penuh dengan kasih sayang.

Jika terjadi gangguan kesehatan terhadap ibu yang sedang menyusui atau sianak tidak mau lagi menyusu air susu ibunya sehingga tidak sempurna penyusuannya selama dua tahun tersebut, maka harus mengambil kesepakatan untuk memutuskan penyusuan itu berdasarkan perundingan dengan dokter spesialis anak agar nutrisi dan gizi anak tetap terjaga

dengan baik4.

h. Perawatan anak

Perawatan anak merupakan suatu kewajiban atas ibu, tetapi disaat anak sudah dapat terpisah dari belaian dan pangkuan sang ibu, kewajiban tersebut berpindah kepada sang ayah.

4Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam (Bandung : Remaja Rosdakarya,1994), hal 191


(26)

18

i. Pendidikan anak dengan nilai-nilai dan keutamaan

Dijelaskan dalam suatu riwayat hadist Tirmidzi bahwa memberikan pendidikan kepada anak lebih baik dibandingkan dengan bersedekah satu sha. Sebaik-baiknya warisan yang diturunkan kepada anak adalah pendidikan. Setiap pendidikan sangat senang untuk diadili bersama didikannya. Dan sesungguhnya pendidikan yang paling utama adalah pendidikan agama. Sehingga sangat penting penanaman nilai-nilai agama pada masa kecil dengan mengajarkan dasar pendidikan Islam yaitu Al-Quran.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa betapa sangat berharganya seorang anak untuk orang tuanya sehingga banyak sekali kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya termasuk memberi nama yang paling bagus dan baik untuk anaknya.

Memberi nama terhadap anak juga ada aturannya. Nama-nama yang paling utama yang dianjurkan adalah Nama-nama-Nama-nama para Nabi atau nama-nama Abd yang dirangkaikan dengan nama-nama Allah SWT, seperti : Abd Rahman, Abd Al-Rahim dan harus menghindari penggunaan nama Abd selain dirangkaikan dengan selain nama Allah, seperti : Abd A-‘Uzza, Abd Al-Ka’bah dan sebagainya. Dan juga dilarang


(27)

19

menggunakan nama-nama yang tidak pantas, seperti : Hayyam,

Hayfa’, Nahhad, Susan, Nariman dan Ahlam5.

Dan juga seorang anak jangan diberi nama yang berasal dari kata-kata yang mengandung arti pesimitis agar hidup sang bayi tidak terpengaruh dengan nama yang mengandung arti pesimitis tersebu, seperti : Huzn dan Jumrah. Dan dilarang juga menggunakan nama-nama khusus untuk Allah SWT, seperti : Al-Ahad, Al-Shamad, Al-Khalid, Al-Razzaq dan lain sebagainya. Dan dilarang juga menggunakan nama yang mengandung angan-angan yang tinggi, karena ditakutkan orang-orang akan memanggilnya dengan menambahkan kata la

atau yang berarti tidak, seperti : Anfa’, Nafi’ dan Aflah6.

Rosulullah SAW bersabda :

َﺮَﻤُﻋ ِﻦْﺑا ِﻦَﻋ

.

َلﺎَﻗ

:

ﷺ ِﷲ ُلْﻮُﺳَر َلﺎَﻗ

)

ِﷲُﺪْﺒَﻋ ِﷲ َﱃِإ ْﻢُﻜِﺋﺎَْﲰَأ ﱠﺐَﺣَأ ﱠنِإ

َو

ِﻦْٰﲪﱠﺮﻟاُﺪْﺒَﻋ

(

5Mahmud Al-Shabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam (Bandung : Remaja Rosdakarya,1994), hal 191


(28)

20

Artinya :

Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar r.a: Rosululloh Saw bersabda, “ Sesungguhnya, nama yang paling disenangi oleh Allah adalah

‘Abdullah dan ‘Abdurrahman.” (6:169-SM)7

Beliau juga bersabda :

َمْﻮَـﻳ ِﷲ َﺪْﻨِﻋ ٍﻞُﺟَر ُﻆَﻴْﻏَأ

ﻰﱠﻤَﺴُﻳ َنﺎَﻛ ٌﻞُﺟَر ُﻪُﺜَـﺒْﺧَأَو ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟا

ﷲ ﱠﻻِإ َﻚِﻠَﻣ َﻻ ،ِكَﻼْﻣَﻷْا َﻚِﻠَﻣ

Artinya :

Orang yang paling tidak disenangi oleh Allah pada hari kiamat nanti adalah orang yang dinamai Malik Al-Amlak (raja seluruh raja), padahal tidak yang merajai kecuali Allah. (HR Muslim didalam

sahih-nya).8

Begitu sangat pentingnya memperhatikan sebuah nama. Karena nama-nama yang baik dan sesuai akidah islam akan membawa pengaruh yang besar bagi peyandangnya. Apalagi sebuah nama adalah pembeda anatara umat islam dengan umat yang lainnya. Nama yang jelek atau yang mengandung arti tidak baik mempunyai pengaruh besar dalam penyimpangan jiwa anak-anak tersebut dan perilaku sosial mereka. Sehingga Al-Qur’an dan As-Sunnah memerintahkan untik menjauhkan pengaruh-pengaruh yang jelek dari sang anak mulai dari

7 Al-Hafizh Zaki Al-Din ‘Abd Al-‘Azhim Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim,

(Bandung:Penerbit Mizan,2002), hal 789 8Ibid, hal 797


(29)

21

mereka dilahirkan dengan memilihkannya nama-nama yang baik untuk sang anak dan memberi nama-nama yang paling dicintai oleh Allah SWT.

2. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Persepsi dalam bahasa Inggris yaitu perseption yang berarti proses-proses yang semestinya sudah ada, namun informasi yang datang dari alat indra sekiranya perlu untuk terlebih dahulu diorganisasikan dan interpretasikan sebelum dapat dimengerti. Adapun proses-proses tersebut melalu pembuatan melihat, mendengar, membau, merasakan dan

menyentuh9.

Bimo Walgito (1981) berpendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses yang di dahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut di teruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses pengindraan tidak dapat lepas dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat. Pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera. Dari alat indera itulah stimulus diterima oleh individu yang kemudian di organisasikan dan di


(30)

22

interpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang di

indera itu dan proses inilah yang disebut persepsi10.

Presepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan persepsi iayalah memberikan makna pada stimuli

inderawi (sensori stimuli)11.

Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan yaitu bagaimana cara seseorang dalam melihat sesuatu , sedangkan dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang

dan mengartikan sesuatu12.

Ada berbagai pendapat mengenai pengertian persepsi, yaitu :

1) Menurut Josep A. Devito persepsi adalah dengan mana kita sadar akan

banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita13.

2) Menurut Brian Fellows persepsi adalah proses yang memungkinkan sautu

organisme menerima dan menganalisis informasi14.

3) Menurut Tadjab (1990) yang mengutip pendapat herbart mengenai teori

tanggapan-tanggapan yang berasal dari pengalaman-pengalaman dimasa

lalu15.

10 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah (Yogyakarta : Andi 2002),

hal 69

11 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung : Remaja Kosda Karya,2002), hal 51 12 Alex Sobur, Psikologi umum dalam lintas sejarah (Bandung : Pustaka Setia,2003), hal 445 13 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2001),

hal 180

14 Ibid, hal 180


(31)

23

Berdasarkan beberapa definisi di atas ada persamaan nya yaitu adanya unsur tanggapan, mengenal sesuatu dengan menggunakan alat indera yang kemudian diinterpretasikan dan di organisasikan oleh individu. Dengan kata lain persepsi dapat diungkapkan karena perasaan. Kemampuan berfikir dan pengalaman individu yang tidak sama, membuat persepsi masing-masing individu tidak sema semua itu tergantung dari individu itu sendiri.

Dalam persepsi yang amat menarik untuk diperbicarakan adalah proses pemilihan persepsi yakni bagaimana seseorang bisa tertarik pada suatu obyek sehingga menimbulkan adanya suatu kesan tersendiri terhadap obyek tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai bahwa seseorang setiap saat secara terus menerus di pengaruhi oleh stimulus.

b. Proses persepsi

Proses persepsi sendiri dimulai dengan terjadinya stimuli alat indera (penglihatan, pendengaran, peraba dan sebagainya). Kemudian dari stimuli

alat indera tersebut diatur kemudian di evaluasi dan di tafsirkan16.

Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Persepsi dan kognitif diperlukan dalam semua kegiatan psikologi bahkan bagin orang yang paling sedikit terpengaruh atau sadar adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara menahan dampak dari rangsangan.


(32)

24

Penalaran

Rangsangan Persepsis Pengenalan

Tanggapan

Perasaan

Variabel psikologis diantara rangsangan dan tanggapan17.

Rasa dan nalar bukan merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi, rangsangan – tanggapan. Sekalipun kebanyakan individu yang sadar dan bebas terhadap suatu rangsangan atau terhadap suatu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu dipengaruhi akal atau emosi atau kedua-duanya.

Persepsi, pengenalan, penalaran dan perasaan kadang-kadang disebut Variabel Psikologi yang muncul diantara rangsanagn dan tanggapan. Sudah tentu, ada pula cara lain untuk mengonsepsikan lapangan psikologi, namun rumus S-R dikemukakan disini karena telah diterima secara luas oleh psikologi dan karena unsur-unsur dasarnya mudah dipahami dan digunakan oleh ilmu sosial lainnya.

Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara ia memandang. Oleh karena itu untuk mengubah tingkah laku seseorang harus dimulai dari persepsinya.


(33)

25

Dalam proses persepsi ada tiga komponen utama yaitu :

1) Seleksi

Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit

2) Interpretasi

Interpretasi adalah proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang di anut, motifasi dan kepribadian, kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3) Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk

tingakah laku sebagai reaksi. Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang

disampaikan18.

Bagi hampir semua orang, sangatlah mudah untuk melakukan perbuatan melihat, mendengar, membau, merasakan dan menyentuh yaitu proses-proses yang sudah ada. Namun, informasi yang diterima oleh organ-organ indera perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti dan proses inilah yang disebut dengan persepsi.


(34)

26

c. Fungsi dan Sifat-sifat Persepsi

1) Fungsi Persepsi

Penelitian terhadap persepsi mencakup dua fungsi utama system persepsi yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek, dan pengenalan, menentukan jenis objek tersebut. Lokalisasi dan pengenalan dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda. Penelitian

persepsi juga mengurusi cara system perceptual mempertahankan

bentuk objek konstan, walaupun citra (bayangan) objek direttina berubah. Permasalahan ini adalah suatu cara agar kpasitas

perseptual bisa berkembang19.

Pengenalan suatu benda mengharuskan penggolongannya dalam kategori pada pendasarnya terutama pada bentuk benda. Dalam stadium awal pengenalannya, system visual menggunakan informasi diretina untuk mendeskripsikan objek dalam pengertian ciri, seperti garis sudut, sel yang mendeteksi ciri tersebut (detector diri) telah ditemukan dikorteks visual. Dalam stadium lanjut pengenalan, system mencocokkan deskripsi bentuk yang disimpan dimemori untuk menemukan yang paling cocok.

2) Sifat-Sifat Pada Dunia Persepsi

Pada hakikatnya dunia persepsi merupakan suatu keseluruhan bunyi-bunyi yang didengar berasal dari dunia yang dilihat. Sesuatu yang dilihat persepsi adalah sama dengan apa yang


(35)

27

diraba, jadi hanya ada satu dunia persepsi, namun dunia uang satu ini diamati dengan cara berbeda.

Dalam dunia persepsi ada berbagai sifat. Beberapa sifat itu berlaku untuk segala yang diamati atau dipersepsi. Jadi, berlaku untuk dunia persepsi pada umumnya. Yang lain, merupakan sifat yang khas dari persepsi dengan indra tertentu. Misalnya, sifat-sifat ruang padat dipersepsikan dengan lebih dari satu indra (penglihatan, pendengaran dan perabaan), tetapi warna hanya dapat dilihat dan buni hanya dapat didengar.

Sifat-sifat umum dunia persepsi antara lain :

a) Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Objek-objek yang

dipersepsikan itu meruang berdimensi ruang. Kita mengenal relasi-relasi serta penentuan-penentuan yang berhubungan dengan ruang atas bawah kiri kanan depan belakang dekat jauh. Mengenal persepsi ruang ini mengandung persoalan-persoalan psikologis yang penting, terutama penglihatan sifat ruang.

b) Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu. Dalam hal ini

terdapat kestabilan yang luas. Objek-objek persepsi kurang lebih bersifat tetap. Namun, kita juga harus mempersepsi adanya perubahan yang terjadi dalam waktu

c) Dunia persepsi itu berstruktur menurut berbagai objek persepsi.

Disitu berbagai keseluruhan yang kurang lebih berdiri sendiri menampakkan diri.


(36)

28

d) Dunia persepsi adalah dunia yang penuh arti, mempersepsi

tidaklah sama dengan mengonstatir benda dan kejadian tanpa makna. Yang dipersepsi merupakan tanda-tanda, ekspresi-ekspresi, benda-benda dan fungsi relasi-relasi yang penuh

dengan arti serta kejadian-kejadian20.

Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensor stimuli). Walaupun seperti itu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi tetapi juga

atensi, ekspektasi, motivasi dan memori21.

d. Faktor-Faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masalalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu. Dalam suatu eksperimen Levine, Chein dan Murphy memperlihatkan gambar-gambar yang tidak jelas kepada dua kelompok mahasiswa. Gambar tersebut lebih ditanggapi sebagai makanan oleh kelompok mahasiswa yang kenyang. Persepsi yang berbeda ini tidak di sebabkan oleh stimuli, karena

20Alex Sobur , Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah (Bandung : Pustaka Setia,2003), hal 470


(37)

29

gambar disajikan sama pada dua kelompok jelas perbedaan itu bermula

pada kondisi biologis mahasiswa22.

e. Faktor-Faktor Struktural yang Menentukan Persepsi

Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek sarah yang ditimbulkan pada system sarah individu. Para psikologi Gestalt merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat struktural. Dan ini disebut teori Gestalt. Menurut Gestalt bila kita mempersepsi sesuatu, kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan, kita tidak melihat bagian-bagiannya, lalu menghimpunnya. Dengan kata lain bagian-bagian medan yang terpisah (dari medan persepsi berada dalam interdependensi yang dinamis yakni dalam interaksi daan karena itu dinamika khusus dalam interaksi ini menetukan fakta dan kualitas

lokalnya)23.

f. Macam – Macam Persepsi

1. Persepsi Positif

Persepsi positif merupakan penilaian individu terhadap suatu obyek atau informasi dengan pandangan positif atau sesuai dengan yang diharapkan dari obyek yang dipersepsikan atau dari atuaran yang ada. Penyebab munculnya persepsi positif seseorang karena adanya kepuasan individu terhadap obyek yang menjadi sumber persepsinya, adanya pengetahuan

22Alex Sobur , Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah (Bandung : Pustaka Setia,2003), hal 460-461


(38)

30

individu, serta adanya pengalaman individu terhadap obyek

yang dipersepsikan.24

2. Persepsi Negatif

Persepsi negatif merupakan persepsi individu terhadap obyek atau informasi tertentu dengan pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang diharapkan dari obyek yang dipersepsikan dari aturan yang ada. Penyebab munculnya persepsi negatif seseorang dapat muncul karena adanya ketidakpuasan individu terhadap obyek yang menjadi sumber persepsinya, adanya ketidaktahuan individu serta tidak adanya kepuasan individu terhadap obyek yang dipersepsikan dan

sebaliknya.25

Menurut Leavit individu cenderung melihat kepada hal-hal yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan-kebutuhan mereka, dan mengabaikan hal-hal yang dianggap merugikam atau mengganggu. Menurut Robbins keadaan psikologis menjadi sangat berperan dalam proses interpretasi atau penafsiran terhadap stimulus, sehingga sangat mungkin persepsi seorang individu akan berbeda dengan individu lain, meskipun objek atau stimulusnya sama. Dadidof menambahkan bahwa penafsiran sangat dipengaruhi oleh

24 Mei Linda, “Hubungan Aktivitas Menonton dengan Persepsi Terhadap Cak Nun dalam Acara

Mocopat Syafa’at ADI TV pada Masyarakat Klidon, Sukoharjo, Ngaglik Sleman” (Skripsi tidak diterbitkan, Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015), h. 37


(39)

31

karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi, antara lain sikap, motif, atau kebutuhan, kepentingan atau minat, pengalaman masalalu dan harapan. Proses persepsi melibatkan interpretasi yang mengakibatkan hasil persepsi antara satu

orang dengan orang lain sifatnya berbeda (individualis).26

3. Media

a. Pengertian Media

Media atau medium berasal dari bahasa latin yang berarti saluran

atau alat untuk menyalurkan. Medium pada prinsipnya ialah segala

sesuatu yang merupakan alat yang mana orang menyatakan isi jiwa atau kesadarannya atau dengan kata lain medium adalah alat untuk

menyampaikan isi jiwa manusia 27.

Sedangkan Asmuni Syukur dalam bukunya, Dasar-dasar strategi dakwah berpendapat bahwa istilah media dari kata latin “median”

berarti alat perantara sedangkan media jamak dari median28.

Pengertian semantic dari media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai perantara untuk mencapai tujuan. Dengan demikian media komunikasi adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan komunikasi yang telah ditentukan, media

26 Ibid, hal. 37-38

27 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas (Bandung:Armico, 1984), hal 23


(40)

32

komunikasi ini dapat berupa barang (materiil), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.

Dari beberapa pengertian mengenai media dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat atau sarana dan wahana sosialisasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Media merupakan alat yang paling diminati dalam berkomunikasi akan tetapi komunikasi bermedia pada umumnya banyak digunakan untuk komunikasi informatif karena tidak begitu ampuh untk mengubah perilaku atau tingkah laku seseorang.

b. Macam-macam media komunikasi

Dalam mencapai tujuan komunikasi secara efektif, perlu dipahami sifat-sifat komunikasi dan pesan, guna menentukan jenis media yang akan diambil dan tehnik komunikasi yang digunakan.

Ada banyak sekali jenis media komunikasi, dilihat dari segi

eksistensinya media dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu29 :

1) Media Tradisional

Media tradisional meliputi kentongan atau kempul, gambar-gambar pada batu, wayang ludruk dan sebagainya

2) Media Modern

Media modern meliputi telepon, telegraph, pers, radio, film,

internet, televisi dan lain-lain.


(41)

33

Sedangkan dilihat dari segi sifat dan jangkauannya, media terbagi atas :

1) Media Individual

Media individual terdiri dari surat, telepon. Telegram dan

sebagaimya yang digunakan untuk proses komunikasi personal dan komunikasi antar individu.

2) Media Massa

Media Massa terdiri dari radio, televisi, surat kabar, dan internet. Alat-alat ini digunakan dalam proses komunikasi massa, selain berfungsi sebagai media, radio, televisi, surat kabar dan internet

juga memiliki fungsi sosial yang komplek30.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dalam media adalah internet dan surat kabar. Adapun pengertian internet dan surat kabar sebagai berikut :

A. Internet

Internet adalah singkatan dari Interconnection Networking

atau ada yang menyebutnya sebagai Cyberspace. Internet bukan

merupakan suatu tempat yang memiliki bangunan atau karyawan tetapi merupakan hasil usaha kerjasama dari orang-orang dan komputer yang berhubungan diseluruh dunia.

Struktur internet memang rumit tetapi bukannya tidak dapat dipahami. Internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan saling berhubungan antar jaringan-jaringan


(42)

34

komputer yang sedemikian rupa, sehingga memungkinkan komputer-komputer itu berkomunikasi satu sama lain. Istilah “Information Superhighway” atau yang berarti jalan raya informasi, yang memiliki makna bahwa internet adalah seperti

jalan raya dan mempunyai fungsi seperti jalan raya31.

Internet itu sama seperti jaringan jalan raya yang bebas hambatan, hanya saja internet tidak dilalui oleh kendaraan yang ditumpangi orang tetapi dilalui oleh paket-paket yang berisi informasi. Internet juga terdiri atas hubungan fisik tetapi seperti halnya jalan, tidak ada jalan tertentu yang menghubungkan sebuah rumah di Los Angeles langsung dengan sebuah rumah di New York, juga tidak ada satu jalur yang menghubungkan langsung dengan komputer yang ada didalamnya satu sama lain. Seperti halnya jalan, komputer-komputer itu dihubungkan pada beberapa tingkat. Diberbagai perusahaan ada jaringan komputer lokal yang menyediakan hubungan langsung antara komputer-komputer dalam satu devisi perusahaan dengan devisi yang lain. Biasanya jaringan-jaringan pada berbagai devisi perusahaan itu bagaikan jaringan-jaringan jalan-jalan wilayah tempat tinggal. Jaringan-jaringan ini dikelola

administrator system jaringan itu32.

Didunia kendaraan bermotor, wilayah-wilayah dalam kota dihubungkan oleh jalan-jalan yang lebih besar. Didunia internet,

31 Randy Reddick dan Eliot King, Internet untuk wartawan (Jakarta : yayasan obor Indonesia,

1996)hal 100


(43)

35

jalan-jalan yang lebih lebar ini membentuk apa yang dinamakan jaringan regional. Jaringan regional, yang sering kali dinamakan jaringan tingkat menengah, menghubungkan komputer-komputer diperusahaan dan organisasi yang lain, seperti dijalan yang lebih besar, jaringan tingkat menengah ini dibandingkan dengan jaringan komputer lokal, memungkinkan data mengalir lebih cepat. Jaringan tingkat menengah atau regional ini bermacam-macam, diantaranya

: SURAnet, NYSERnet, Northwestnet33.

B. Surat Kabar

Surat kabar merupakan sumber informasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari. banyak masyarakat yang memilih untuk membaca surat kabar demi memperoleh informasi. Menurut

Stephens dalam Collier’s Encyclopedia (2004) “Newspaper, a

publication that appears regularly and frequently, and carries

news about a wide variety of current event”34 yang artinya Surat

kabar adalah suatu publikasi yang terbit secara berkala dan menyajikan berita mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, surat kabar adalah lembaran-lembaran kertas bertuliskan berita dan sebagainya, seperti, koran. Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia, surat kabar atau koran

33 Randy Reddick dan Eliot King, Internet Untuk Wartawan (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,

1996), hal 101

34 Mitchell Stephens. History of Newpaper.


(44)

36

berasal dari bahasa Belanda yaitu krant dan dari bahasa perancis

yaitu courant35.

Surat kabar atau koran adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam

berbagai topik. Topiknya bisa berupa event politik, kriminalitas,

olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya.

Menurut Onong Uchjana Effendy, “Surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi dimasyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja diseluruh

dunia untuk diketahui pembaca”36.

Arti penting surat kabar terletak pada kemampuan untuk menyajikan berita-berita dan gagasan-gagasan tentang perkembangan masyarakat pada umumnya, yang dapat mempengaruhi kehidupan modern seperti sekarang ini. Selain itu surat kabar mampu menyampaikan sesuatu setiap saat kepada pembacanya melalui surat kabar pendidikan, informasi dan interpretasi mengenai beberapa hal, sehingga hampir sebagian

35 http://id.wikipedia.org/wiki/koran (diakses pada tanggal 25 Mei 2016)

36Onong Uchjana Effendi, Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung:PT.Citra Aditya Bakti,2003), hal 241


(45)

37

besar dari masyarakat mengantungkan dirinya kepada pers untuk

memperoleh informasi.

Awalnya, surat kabar digunakan sebagai alat propoganda politik, kemudian surat kabar perlahan-lahan menjadi perusahaan perorangan yang menjadikan berita dan hiburan sebagai komoditasnya. Dalam perkembangannya sekarang, surat kabar mencakup fungsi mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Menurut Onong Uchjana Effendy ada empat ciri yang dapat dikatakan sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh surat kabar, yaitu :

1) Publisitas

bahwa isi pesan harus bersifat umum dalam arti semua dapat membacanya. Dapat diartikan semua aktivitas manusia yang menyangkut kepentingan umum dan menarik untuk umum harus layak untuk disebarluaskan.

2) Periodesitas

bahwa surat kabar diterbitkan secara periodik dan teratur . menunjukkan pada leteratur terbitannya, bisa harian, mingguan atau dua minggu sekali.

3) Universalitas

keserempakan isi, beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Hal inilah yang membuat hampir semua media cetak baik lokal,


(46)

38

regional ataupun nasional selalu menambahkan kolom internasional pada media mereka.

4) Aktualitas

bahwa isi pesan harus sesuatu yang baru dan hangat. Tidak dipungkiri saat ini khalayak memerlukan informasi yang paling

baru, hal ini menunjuk pada kebaruan37.

Fungsi dari surat kabar adalah untuk menginformasikan berbagai berita kepada masyarakat, mulai dari berita kriminal sampai berita yang menghibur dan masih banyak lagi macam-macam dari berita yang ada disurat kabar. Sebagai pendidik fungsi surat kabar adalah untuk memberikan nilai-nilai dasar moral kepada masyarakat, dengan menginformasikan berbagai berita macam berita, dari setiap berita pesan pentingnya bisa kita ambil sebagai bentuk pelajaran. Selain itu, sebagai media surat kabar mempunyai fungsi koreksi apabila ada suatu berita yang menyimpang.

Surat kabar banyak diminta oleh masyarakat, karena harganya yang terjangkau dan dapat dicari diberbagai tempat. Walaupun dijaman sekarang sudah ada media elektronik lain yang lebih canggih dalam penyampaian informasi yang lebih cepat dan teraktual, misalnya internet. Namun surat kabar tidak kalah

37Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung:PT.Citra Aditya Bakti,2003), hal 91-92


(47)

39

menariknya dengan internet dalam penyampaian informasinya karena masih ada masyarakat yang belum bisa mengakses internet. 4. Berita

a. Pengertian Berita

Willard C. Blayerd mendefinisikan berita sebagai sesuatu yang dipilih oleh wartawan karena sesuatu tersebut dianggap menarik serta mempunyai makna yang luas bagi khalayak atau

dapat menarik khalayak untuk membaca sesuatu tersebut38. Selain

itu Williard C. Bleyerd menyebutkan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai penuturan yang benar dan tidak memihak sesuai fakta-fakta yang terjadi dan menarik.

Sudirman Tebba mendefinisikan berita lebih kepada peristiwa yang diceritakan dengan jalan cerita, menurutnya ada dua hal yang terkandung dalam berita yaitu peristiwa dan jalan cerita, sehingga ia menapikan bahwa jalan cerita tidaklah disebut berita.

Dari beberapa dafinisi berita diatas kiranya peneliti dapat mendefinisikan berita sebagai laporan menganai peristiwa atau kejadian aktual, yang terjadi dan bersifat penting sehingga dapat menarik khalayak karena peristiwa atau kejadian tersebut memiliki nilai berita,dengan media massa sebagai alat sebarannya. Denga kata lain kita bisa mengetahui pokok dari definisi berita yaitu

38Sedia Willing Barus, Jurnalistik “Petunjuk Teknis Menulis Berita” (Jakarta:Erlangga,2010), hal 26


(48)

40

peristiwa yang aktual, faktual, menarik, memiliki nilai berita dan sebarannya oleh media massa.

Berita merupakan hasil kontruksi dari wartawan dengan dipengaruhi oleh media mereka bernaung, oleh sebab itu berita yang disajikan dimedia massa tidak semuanya memberikan informasi yang netral, karena berita yang akan disuguhkan kepada khalayak sebelumnya sudah direncanakan lewat rapat redaksi, sehingga alur berita atau angle berita yang diambil terkadang disisipi dengan kepentingan pemilik media tersebut. Walau demikian berita yang disajikan harus tetap pada koridornya dengan mematuhi kode atik jurnalistik serta tidak merekayasa suatu berita. b. Nilai Berita

Istilah nilai berita tidak banyak pakar yang mendefinisikan, hal ini dikemukakan oleh Downie JR dan kaiser, selain itu menurutnya istilah ini juga sulit untuk dikonsepsikan, nilai berita juga akan lebih sulit bisa dikonsepsikan dengan membuat sebuah

konsep berita.39

Nilai berita merupakan nyawa bagi sebuah berita, karena suatu informasi tidak disebut berita kalau informasi tersebut tidak mengadung nilai berita, maka dari itu seorang wartawan harus jeli melihat informasi mana yang mengandung nilai berita atau tidak.


(49)

41

Nilai berita ini menjadi tolak ukur apakah suatu berita layak atau tidak untuk disebarkan kepada khalayak.

Sebuah informasi yang mempunyai nilai berita ditentukan oleh syarat tertentu yang wajib dipenuhi, dengan syarat-syarat itulah sebuah informasi bernilai penting dan dapat dikatakan

sebuah berita.40 Adapun syarat berita yang mempunyai nilai berita

itu dilihat dari berita yang mengandung frekuensi, negatif, tak terduga, tidak mendua, personalisasi, kedekatan budaya atau kepenuhartian, berkaiatan dengan pememrintah, berkaiatan dengan individu atau popularitas, konflik, prediksi, penting, besar, aktualisasi, kedekatan, tenar, yang menyentuh perasaan orang banyak atau human interest yang terdiri dari ketegangan, ketidaklaziman, minat pribadi, simpati, kemajuan, binatang, umor,

seks dan usia.41

Terkait dengan penelitian ini bahwa berita Tuhan menjadi seorang pembuat pintu dan jendela telah memenuhi syarat dari berita dengan mempunyai nilai berita yaitu ketidaklaziman seorang warga Banyuwangi yang memiliki nama Tuhan yang ahli dalam membuat pintu dan jendela, sedangkan hakikatnya Tuhan merupakan pencipta alam semesta ini dan tidak ada yang setara dengan-Nya tetapi di Banyuwangi Tuhan bisa membuat pintu dan jendela, sehingga kasus tersebut menjadi sorotan.

40 Sedia Willing Barus, Jurnalistik “Petunjuk Teknis Menulis Berita” (Jakarta:Erlangga,2010), hal

31


(50)

42

c. Jenis Berita

Jenis berita terbagi kedalam 2 yaitu hard news (berita

keras) dan soft news (berita ringan). Berita keras adalah berita yang sifatnya penting dan harus segera disampaikan kepada khalayak. Berita ringan yaitu penting yang tidak harus segera disampaikan karena jenis berita ini lebih menarik emosi ketimbang akal

pikiran.42

Berita keras menurut Morissan dibagi kedalam beberapa

bentuk berita yaitu straight news yaitu berita yang singkat dan

hanya menyajikan informasi yang penting saja hanya mencakup unsur 5W+1H, karena kalau tidak segera disampaikan berita ini

akan menjadi basi, feature yaitu berita ringan, ringan tetapi

menarik, menarik disini berarti unik, lucu, aneh, berita semacam ini bisa saja dikatakan sebagai berita ringan akan tetapi erita ini dibatasi oleh durasi waktu yang singkat sehingga berita ini masuk kedalam kategori berita keras.

Sedangkan berita ringan dibagi kepada beberapa kategori

yaitu magazine adalah program berita yang disajikan lebih

mendalam atau dengan kata lain feature dengan durasi yang

panjang, current affair yaitu berita penting yang sebelumnyasudah disajikan tetapi dibuat kembali dengan lengkap dan mendalam, dokumentasi adalah suatu program yang bertujuan untuk

42 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia “Menulis Berita dan Feature”, (Bandung:Simbiosa


(51)

43

memberikan pembelajaran dan pendidikan yang disajikan dengan menarik, dokumentasi hampir mirip dengan film namun dokumentasi lebih kepada kehidupan nyata dan tidak ada rekayasa yang terakhir talk show yaitu suatu program yang membahas suatu permasalahan dan menampilkan beberapa orang yang terkait

dengan permasalahan tersebut.43

B. Kajian Teori

Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori use and

gratifications. Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratification), salah satu teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan komunikasi, karena sebagian

besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan

(needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena

mengenai proses penerimaan (pesan media). Pendekatan uses and

gratifications ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh

individu atau agregasi individu (Effendy, 2000: 289).44

Pendekatan Uses and Gratification fokusnya pada konsumen

anggota audiens daripada terhadap pesan. Tidak seperti tradisi

Powerful-effect, pendekatan ini membayangkan anggota audiens

menjadi pemakai yang dibedakan atas media. Disini audiens dianggap aktif dan diarahkan tujuan. Anggota audiens sangat bertanggung jawab

43 Morissan, Jurnalistik Televisi Mukhtakhir (Jakarta : Prenada Media Group,2008), hal 28

44 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi


(52)

44

terhadap pemilihan media untuk memenuhi dan mengetahui kebutuhan serta bagaimana cara menemukanya. Media di anggap satu cara untuk menemukan kebutuhan personal, dan individu mungkin menemukan kebutuhan personal dan individu mungkin menemukan kebutuhanya melalui media atau cara lain. Dengan kata lain, diluar keinginan yang disajikan media, individu memilih cara untuk memuaskan

kebutuhanya.45

Ada beberapa asumsi yang mendasari teori ini, baik yang

dikemukakan oleh Katz, Gurevitch dan Hass (1974), Dominick (1996)

maupun oleh McQuail (2005). Asumsi-asumsi dasar tersebut antara lain adalah :

1. Khalayak merupakan sekelompok konsemen aktif yang secara

sadar menggunakan media sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan persoalan maupun kebutuhan sosial yang diubah menjadi motif-motif tertentu.

2. Penilaian media dan isinya merupakan sebuah tindakan yang

beralasan serta memiliki tujuan dan kepuasan tertentu sesuai dengan inisiatif khalayak.

3. Seluruh faktor yang ada padaformasi khalayak aktif seperti

motif, gratifikasi yang diharapkan dan gratifikasi yang diterima secara prinsip diukur karena khalayak memiliki kesadaran diri

45 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi


(53)

45

yang memadai mengenai penggunaan media, kepentingan dan motivasinya sehingga dapat menjadi bukti bagi peneliti.

4. Media massa bersaing dengan sumber-sumber lain untuk dapat

memenuhi kebutuhan audiens. C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Didalam penulisan skripsi ini peneliti meninjau penelitian yang terdahulu, ada beberapa persamaan dan perbedaan diantara penulisan skripsi ini dengan skripsi yang dahulu, diantaranya.

Skripsi yang pertama ditulis oleh mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2012 yang bernama Zuhirotu Illiyin yang memaparkan tentang Persepsi Masyarakat Desa Bungah terhadap Kredibilitas Da’i K.H.Moh.Ischaq Abdurrahman, dalam skripsinya menyimpulkan bahwa K.H.Moh.Ischaq Abdurrahman mempunyai kredilitas yang sangat tinggi didesa Bungah karena masyarakat desa Bungah merasa kredibilitas K.H.Moh.Ischaq

Abdurrahman cukup baik46. Persamaan pada skripsi ini terdapat pada

penggunaan jenis penelitian kualitatif deskripsif. Sedangkan perbedaan terdapat pada objek dan subyek penelitian.

Skripsi yang kedua ditulis oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya pada tahun 2014 yang bernama Lilik Hamidah yang menulis tentang Persepsi Anggota De Photograph Surabaya Tentang Pencitraan Diri Calon Presiden 2014 dalam iklan Politik di Media

46 Zahirotul, Illiyin, Persepsi Masyarakat Desa Bungah Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik

Terhadap Kredibilitas Da’i K.H.Moh Ischaq Abdurrahman,(Skripsi S1 Fak.Dakwah, IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012)


(54)

46

Televisi, dalam skripsinya menyimpulkan bahwa iklan kampanye calon presiden 2014 menonjolkan sifat afekti seperti ramah, tegas, penolong dan

mempunyai jiwa empati kepada masyarakat47. Persamaan pada skripsi ini

terdapat pada penggunaan jenis penelitian kualitatif deskripsif. Sedangkan perbedaan terdapat pada objek dan subjek penelitiannya.

Skripsi yang ketiga ditulis oleh mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang bernama Ayu Usada yang meneliti tentang Pemberitaan Kasus-Kasus Kriminal dalam Perspektif Etika Islam, dalam skripsinya menyimpulkan bahwa koran Merapi mengalami perubahan yang baik dalam hal konten pemberitaan dan cara penyampaian sebagai koran kriminal sedangkan SKH Kedaulatan Rakyat perkembangannya lebih dinamis dan sesuai karena tidak hanya memberikan informasi saja namun juga mampu melakukan edukasi,

khususnya terkait dengan pemberitaan kriminal48. Persamaan pada skripsi

ini adalah menggunakan tehnik pengumpulan dokumentasi dan juga menggunakan jenis penelitian yang sama yaitu kualitatif deskriftif. Sedangkan perbedaan terletak pada sumber data yang digunakan dalam skripsi ini hanya berasal dari media massa surat kabar.

47 Lilik Hamidah, Persepsi Anggota De Photograph Surabaya Tentang Pencitraan Diri Calon

Presiden 2014 dalam Iklan Politik di Media Televisi,(Skripsi S1 Fak Dakwah,UIN Sunan Ampel Surabaya,2014)

48 Usada, ayu, Pemberitaan Kasus-Kasus Kriminal Dalam Perspektif Etika Islam, (Skripsi S1


(55)

47

BAB III Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang objektif dalam penelitian, maka dibutuhkan adanya metode dalam melakukan penelitian. Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian. Agar penelitian dapat dilakukan secara efektif dan efisien, antar lain sebagai berikut :

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari lorang-orang dan perilaku yang dapat diamati1. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian sosial dengan menggunakan format deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan, berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian ini. Kemudian menarik kepermukaan sebagai suatu citi atau gambaran tentang kondisi, situasi maupun variabel tertentu2.

1Lexy.Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2002), hal 3

2 Burhan Bungil,Metodologi Penelitian Sosial:Format-format kuantitatif dan kualitatif (Sirabaya :


(56)

48

Penelitian yang digunakan bersifat deskripsi yang menggambarkan dan mendeskripsikan seluruh hasil persepsi masyarakat yang ada dalam media internet yang berupa Facebook, Web, Twitter, dan surat kabar yang terfokus pada surat kabar Surya dan Koran Sindo.

B. Sumber data

Sumber data yang disebut juga dengan subjek penelitian merupakan benda, hal atau tempat data dan variabel melekat yang dipermasalahkan subyek didalam sebuah penelitian dimaksudkan untuk memperoleh sumber data. Terdapat dua sumber data yang akan dijadikan subjek penelitian yakni sumber data primer dan sumber data sekunder. 1. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumber, diamati dan dicatat. Sumber dijadikan sebagai acuan utama sumber data. Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah kumpulan persepsi masyarakat yang ada dalam media internet yang dalam penelitian ini berupa Facebook pada tanggal 22 Agustus 2015 sampai tanggal 28 Agustus 2015, Web pada tanggal 20 Agustus sampai tanggal 31 Agustus 2015 dan Twitter pada tanggal 5 Agustus sampai tanggal 2 September dan surat kabar yang dalam penelitian ini diambil 2 surat kabar yakni Surat Kabar Surya dan Koran Sindo. Peneliti memilih Surat Kabar Surya dan Koran Sindo karena 2 Surat kabar ini banyak digunakan oleh masyarakat dan dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.


(57)

49

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan pelengkap dari sumber data primer. Data ini diusahakan sendiri oleh peneliti, sehingga dengan adanya data sekunder ini peneliti akan mendapatkan pemaham yang lebih luas, komprehensif dan lebih terinci. Adapun sumber data sekunder untuk melengkapi penelitian ini berupa buku-buku referensi, laporan, jurnal dan karya ilmiah yang relevan dengan obyek terkait.

C. Tehnik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis, film, record (rekaman) yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen bisa berupa dokumen pribadi maupun dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Sedangkan dokumen resmi adalah milik suatu lembaga maupun instansi, baik dokumen internal maupun eksternal3. Adapun dokumentasi yang ingin

digunakan oleh peneliti adalah dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi tersebut berupa kumpulan

3Burhan Bungil,Metodologi Penelitian Sosial:Format-format kuantitatif dan kualitatif (Surabaya :


(58)

50

persepsi masyarakat yang dimuat dalam dua media, yakni internet yang berupa twitter, facebook, dan web dan surat kabar yang dalam penelitian ini adalah Surat kabar Surya dan Koran Sindo.

2. Observasi

Observasi adalah cara pengambilan data secara langsung dengan menggunakan indra penglihatan tanpa menggunakan bantuan alat standart lain apapun untuk mengambil atau mengamati data yang diperlukan4. Dalam penelitian ini

observasi dilakukan untuk mengamati dan memilah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Data-data tersebut berupa persepsi masyarakat yang ada dalam media yakni internet yang berupa twitter, facebook, dan web dan surat kabar yang dalam penelitian ini adalah surat kabar Surya dan Koran Sindo.

D. Tehnik Analisis data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data, kemudian dilanjutkan setelah selesai pengumpulan data5. Dalam hal ini peneliti

menggunakan reduction (reduksi data), data display (sajian data), dan data

conclusion drawing (penarikan kesimpulan).

4Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia,1988), hal 212


(59)

51

Reduksi data merupakan proses seleksi , pemfokusan, penyederhanaan dan abstrkasi data (kasar) yang ada dilapangan berupa hasil pencarian persepsi masyarakat yang ada dalsm internet dan surat kabar serta dokumen pendukung lainnya. Proses ini berlangsung sepanjang pelaksanaan penelitian.

Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kumpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data berupa hasil dokumentasi yang dirancang untuk merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan diambil pengertiannya dengan baik.

Penarikan kesimpulan (conclusion drawing) merupakan hasil akhir dari suatu penelitian kualitatif. Peneliti berusaha untuk memberikan makna yang penuh dari data yang terkumpul.

Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis teks. Analisis teks adalah suatu tehnik penelitian untuk membuat informasi-informasi yang dapat ditiru (replicate) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemprosesan data ilmiah.

Analisis teks harus prediktif terhadap suatu yang pada prinsipnya dapat diobservasi, untuk membantu pengambilan keputusan atau konseptualisasikan bagian realitas yang memunculkan teks yang dianalisis, analisis teks harus dilaksanakan berkaitan dan dijustifikasi dalam hubungannya dengan konteks data, semua teori tentang makna, semua


(60)

52

teori tentang gejala, simbolik, termasuk tentang isi pesan sama dalam hal yang berhubungan dengan keterkaitan data dan konteksnya6.

E. Tahap Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa tahap penelitian. Menurut Bodgan dan Taylor yang dikutip Lexy J. Moleong, ada 3 tahap penelitian yaitu7:

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan merupakan tahap penjajakan penelitian lapangan dalam suatu penelitian dengan menyusun kerangka penelitian. Setelah peneliti memikirkan beberapa masalah yang akan dijadikan obyek penelitian, peneliti mencari dan mendalami refrensi yang membahas tentang masalah tersebut. Kemudian, setelah melakukan pendalaman referensi disusun sebuah matrik penelitian yang diajukan kepada Ketua Prodi KPI untuk mendapatkan persetujuan judul dari Prodi KPI. Dalam menyerahkan judul penelitian, menyertakan objek penelian dan rumusan masalah yang akan dikaji. Setelah mendapatkan persetujuan judul, maka lahirlah judul penelitian: “Persepsi Masyarakat Dalam Media Terhadap Berita Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela”.

Dalam penentuan lapangan penelitian, cara pertama yang harus ditempuh adalah jalan subtantif, yaitu mengamati dan menjajaki lapangan tentang fenomena social yang ada terlebih jika ada sesuatu yang menarik untuk diteliti. Faktor akademis, karena penelitian ini diharapkan dapat

6Klaus Krippendorff, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, (Jakarta:Rajawali Pers,1991),

hal 19


(61)

53

memberi sumbangan bagi wawasan keilmuan mahasiswa program studi KPI khususnya. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Setelah tahap pra lapangan telah dilakukan, peneliti mulai memasuki tahap pekerjaan lapangan. Dalam tahap ini, peneliti melakukan observasi berupa pengamatan terhadap media dan dokumentasi mengenai persepsi media masyarakat terhadap nama tuhan pembuat pintu dan jemdela melalui media online dan cetak berupa twitter, facebook, web serta surat kabar.

3. Tahap Analisis Data

Setelah melakukan tahap pekerjaan lapangan kemudian peneliti melakukan tahap analisis data. Dalam hal ini peneliti menggunakan

reduction (reduksi data), data display (sajian data), dan data conclusion

drawing (penarikan kesimpulan) dan dalam menganalisis data


(62)

54

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Setting Penelitian

1. Facebook

Facebook pada awalnya disebut dengan The Facebook dan dimulai sebagai sebuah website hasil hobi karya salah seorang

mahasiswa Universitas Harvard, Mark Zuckerberg. Karena website

tersebut disukai dan penggunanya mulai menyarankan

teman-teman mereka untuk bergabung, The Facebook menyebar ke

Universitas lain diperjuru negeri dan akhirnya sampai seperti ini menyebar secara internasional1

Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain.

Facebook.com adalah website yang paling banyak

diperdagangkan keenam didunia dan nomer satu situs

photo-sharing, dengan lebih dari 55.000 daerah, kantor, sekolah tinggi dan jaringan perguruan tinggi. Diluncurkan pada bulan Februari 2004 , facebook memungkinkan pengguna untuk membuat profil pribadi yang dapat dilihat orang dalam jaringan.


(63)

55

Facebook merupakan salah satu jaringan sosial dimana para pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain diseluruh dunia. Penggunanya dapat bergabung dalam sebuah komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi. Facebook bisa juga diartikan sebagai media pertukaran informasi, karena didalamnya berisi tentang kabar berita seputar penggunanya yang dapat dilihat orang lain2.

Facebook merupakan jejering sosial yang bisa

dimanfaatkan sebagai media untuk membaca atau mencari informasi. Karena facebook menyediakan fitur-fitur yang bisa

membuka artikel, link, maupun percakapan sebagai sarana

berdikusi. Selain itu juga melalui facebook pengguna dapat berbagi laman-laman yang berisi informasi untuk menambah ilmu pengetahuan. Jadi selain bisa membaca buku diperpustakaan, seseorang dapat membaca melalui media sosial facebook dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

2. Web

Situs web (website) atau sering disingkat dengan istilah situs adalah sejumlah halaman web yang dimiliki topik saling terikat, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video atau jenis-jenis berkas lainnya. Secara terminologi, website

adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum

2

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=Apriansyah+pengaruh+media+sosial+facebook&btn G= (diakses pada tanggal 7 Juni 2016)


(1)

112

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari uraian dan analisis yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi masyarakat dalam media terutama Facebook, Web, Twitter, Surat Kabar Surya dan Koran Sindo dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori persepsi, antara lain :

1. Persepsi positif terhadap berita Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela, mereka yang berpersepsi positif berpendapat bahwa nama ‘Tuhan’ yang dimiliki seseorang merupakan hak dari setiap orang dan dalam hal ini orang tualah yang mempunyai lpengaruh besar dalam pemberian nama terhadap anaknya, hal ini juga didasari oleh faktor budaya yang ada disana.

2. Persepsi negatif terhadap berita Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela, mereka yang berpersepsi negatif berpendapat bahwa nama ‘Tuhan’ adalah sesuatu yang berhubungan dengan Sang Maha Pencipa, yang tidak selayaknya seorang manusia memiliki nama tersebut dan dikhawatirkan juga nama ‘Tuhan’ bisa dipersalah gunakan bahkan dapat dibuat bahan lelucon yang negatif.


(2)

113

Berdasarkan ketegori persepsi diatas, persepsi masyarakat dalam media terutama Facebook, Web, Twitter, Surat Kabar Surya dan Koran Sindo cenderung lebih banyak yang tidak setuju terhadap berita Tuhan Pembuat Pintu dan Jendela. Bahkan tidak sedikit yang menggunakan berita tersebut sebagai bahan lelucon yang negatif.

B. Saran-Saran

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi para orang tua, diharapkan bisa memberikan nama-nama yang

baik dan sesuai dengan akidah islam agar kelak dapat membawa pengaruh yang besar bagi penyangnya.

2. Rekomendasi untuk peneliti berikutnya agar dapat meneliti lebih dalam lagi terhadap pemberian nama yang baik kepada anak.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Beni Saibani, Metode Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia,2008

Al-Shabbagh Mahmud, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam. Bandung

:Remaja Rosdakarya, 1994

Apriansyah, Pengaruh Media Sosiak Facebook.

Arifin Anwar,Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung : Penerbit Armico,1989

Ayu Usada, Pemberitaan Kasus-Kasus Kriminal Dalam Perspektif Etika Islam, (Skripsi S1 Fak.Dakwah dan Komunikasi,UIN SunanKalijaga Yogyakarta,2014)

M.detik.com/news/berita/3004443/mengenal-lebih-jauh-tuhan-dari-probolinggo Bungil Burhan,Metodologi Penelitian Sosial:Format-format kuantitatif dan kualitatif. Surabaya : Airlangga University Press,2001

Dan Nimmo, Komunikasi Politik:Komunikator, pesan dan Media, Bandung: PT Rosdakarya,2004

Devinto Joseph, Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : Profesional Books 1997 Effendy Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung : Remaja Karya,1981 E-Media Solusindo, Membangun Komunitas Online Secara Praktis dan

GratisJakarta:PT Elex Media Komputindo,2008 Fauzi Ahmad, All About Twitter, Depok : Yureka,2009

Hamidah Lilik, Persepsi Anggota De Photograph Surabaya Tentang Pencitraan

Diri Calon Presiden 2014 dalam Iklan Politik di Media Televisi,(Skripsi S1 Fak Dakwah,UIN Sunan Ampel Surabaya,2014)

Hardy Malcom, Steve Heyes, edisi ke-2, Pengantar Psikologi.

Jakarta:Erlangga,1998

Illiyin Zahirotul, Persepsi Masyarakat Desa Bungah Kecamatan Bungah

Kabupaten Gresik Terhadap Kredibilitas Da’i K.H.Moh Ischaq Abdurrahman,(Skripsi S1 Fak.Dakwah, IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2012)


(4)

Moleong Lexy,Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2011

Morissan, Jurnalistik Televisi Mukhtakhir. Jakarta : Prenada Media Group,2008

Mulyana Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar . Bandung:PT Remaja

Rosdakarya,2001

Nazir Moh., Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia,1983 Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, Jakarta : Rajawali Pers,2009

Osa Rosita, Facebook[Gabung Di Facebook Coy],Yogyakarta:Panduan,2009

Rahmad Jalaluddin, Psikologi Komunikasi. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya,2000

Reddick Randy dan King King, Internet untuk wartawan Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,1996

Santana Septiawan, Jurnalisme Kontemporer. Jakarta :Yayasan Obor

Indonesia,2005

Sobur Alex,Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah. Bandung:Pustaka Setia,2003 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada,2012

Sumadiria Haris, Jurnalistik Indonesia “Menulis Berita dan Feature

Bandung:Simbiosa Rekatama Media,2005

Syukir Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya : Al-Ikhlas Tanjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta,1990

Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi 2002

Willing Barus Sedia, Jurnalistik “Petunjuk Teknis Menulis Berita”.

Jakarta:Erlangga 2010

http://.id.wikipedia.org/wiki/situs_web https://id.m.wikipedia.org/wiki/Koran_Sindo


(5)

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=efektifitas+wesite%2C+Arif+Fadill a&btnG=

http://www.nyu.edu/classes/stephens/Collier’s%20page.htm

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=Apriansyah+pengaruh+media+sosia l+facebook&btnG=

http://www.kamusilmiah.com/it/sejarah-world-wide-web http://.id.wikipedia.org/wiki/situs_web


(6)

BIODATA PENELITI

Nama : Nurul Faridah

NIM : B71212066

Program Studi : Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

Semester : 8

Alamat : Jl. Pandugo VII-12, Surabaya

Riwayat Pendidikan : Tahun 1999-2001 TK Al-Fitroh Surabaya

Tahun 2001-2006 SDI Jiwa Nala Surabaya

Tahun 2006-2009 SMPN 23 Surabaya