PROSES PRODUKSI PINTU DAN JENDELA UPVC

PROSES PRODUKSI PINTU DAN JENDELA UPVC (UNPLASTICIZED POLY VINYL CHLORIDE) PADA PT. DICKY METALS BEKASI TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Diploma Tiga Politeknik LP3I Jakarta

Oleh: Risky Hidayat 130113050034

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS POLITEKNIK LP3I JAKARTA 2016

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa : Mahasiswa

: Risky Hidayat

NIM

: 130113050034

Program Srudi

: Administrasi Bisnis

Konsentrasi

: Administrasi Perkantoran

Dinyatakan telah mengikuti ujian Sidang Tugas Akhir di hadapan Tim Dosen Penguji pada tanggal .................. dan yang bersangkutan dinyatakan lulus.

Tim Penguji Tugas Akhir No. Nama

Jabatan

Tanda Tangan

1. ……………….

Ketua Penguji

2. ………………

Penguji Ahli

Jakarta,.................

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini tepat pada waktunya.

Sebagaimana ketentuan yang berlaku di Politeknik LP3I Jakarta, bahwa mahasiswa tingkat akhir diharuskan menyusun dan memaparkan Tugas Akhir (TA) sebagai salah satu persyaratan penyelesaian pendidikan Politeknik LP3I Jakarta Program D3. Untuk itu penulis melakukan observasi dari tanggal 01 Maret – 13 Mei 2016 di PT. Dicky Metals Bekasi kemudian menyusun laporan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk TA ini di bawah bimbingan Herry Suryawan, S.E., M.M.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam mendorong dan membantu penulis dalam pelaksanaan penyusunan pelaporan Tugas Akhir, khususnya kepada:

1. Direktur Politeknik LP3I Jakarta, Drs. Jaenudin Akhmad, S.E., M.M., M.Pd.

2. Wakil Direktur I bidang Akademik, Nurdin, S.S., M.M.

3. Wakil Direktur II Bidang Personalia dan Keuangan, Verus Hardian, S.E., M.S.M.

4. Wakil Direktur III Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan, Arifin Setiabudi, S.Kom., M.M.

5. Wakil Direktur IV Bidang Kerjasama Internasional dan Hubungan Industri, Dr. Aspizain Chaniago, S.Pd., M.Si.

6. Ketua Program Studi Administrasi Bisnis, Syamsurizal, M.B.A.

7. Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Herry Suryawan, S.E. yang bersedia membimbing penulis dalam menyusun tugas akhir di tengah kesibukannya.

8. Kepala Bagian Administrasi Akademik, Drs. Lasimun, M.E.Sy., M.Pd.

9. Seluruh Dosen LP3I, khususnya Dosen Politeknik LP3I Bekasi yang telah mengajarkan penulis banyak pengetahuan tentang ilmu dalam dunia bisnis.

10. Production Manager PT. Dicky Metals Bekasi

11. Seluruh rekan kerja dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuan dan dukungannya dalam proses penelitian tentang proses produksi pintu dan jendela UPVC di PT. Dicky Metals Bekasi.

12. Ibu saya yang telah memberikan dukungan moril, materil maupun spiritual

13. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Untuk semua bimbingan, petunjuk, bantuan dan dorongan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih. Sehingga Tugas Akhir ini terselesaikan dengan tepat waktu.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya, khususnya bagi perusahaan terkait, mahasiswa Politeknik LP3I, serta pembaca umum lain.

Jakarta, Mei 2016

Risky Hidayat

Penulis

DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pemotongan Lampiran 2 Rencana Kerja Lampiran 3 Detail Hardware Lampiran 4 Working Order Lampiran 5 Reservation Form Lampiran 6 Form Transfer Posting Lampiran 7 Material Transfer

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses produksi pada perusahaan manufaktur merupakan inti dari kegiatan perusahaan. Dalam sistem produksi terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input bahan mentah menjadi output sebuah produk yang dapat dijual di pasar. Tujuan dilaksanakan produksi yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasar akan suatu barang atau jasa. Salah satu faktor dari suatu industri yaitu ketepatan dalam proses produksi.

Dalam pelaksanaan proses produksi di perusahaan-perusahaan pada umumnya, kelancaran pelaksanaan proses produksi merupakan suatu hal yang sangat diharapkan didalam setiap perusahaan. Kelancaran dalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh sistem produksi yang ada di dalam perusahaan tersebut. Sistem produksi pada umumnya sudah dipersiapkan sebelum perusahaan melakukan proses produksi. Baik buruknya sistem produksi dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan tersebut. Namun demikian sistem produksi yang baik belum tentu dapat menghasilkan pelaksanaan proses produksi yang baik pula apabila tidak diikuti dengan pengendalian yang memadai. Baik tidaknya suatu proses sangat tergantung dari kompetensi dan enginering yang dimiliki oleh perusahaan. Proses produksi yang dilakukan sangat mempengaruhi produktifitas dari suatu produksi.

Dalam pelaksanaan proses produksi sering dijumpai berbagai Kendala, baik Kendala yang bisa diprediksi atau Kendala yang tidak terduga. Kendala-kendala tersebut dapat mengganggu aktivitas Dalam pelaksanaan proses produksi sering dijumpai berbagai Kendala, baik Kendala yang bisa diprediksi atau Kendala yang tidak terduga. Kendala-kendala tersebut dapat mengganggu aktivitas

1. Sumber daya yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, ketersediaan bahan baku yang cukup, produktivitas tenaga kerja yang menurun, kapasitas mesin yang terbatas yang dapat dirasakan oleh perusahaan ketika permintaan konsumen meningkat sehingga menyebabkan hilangnya keuntungan bagi perusahaan.

2. Kemampuan manajer dalam mengatur pendayagunaan sumber daya yang berkendala seoptimal mungkin.

Kendala yang ditemui dalam perusahaan serta adanya tuntutan konsumen membuat persaingan menjadi lebih ketat. Kendala- kendala yang terjadi dalam proses produksi perlu dikelola dan ditangani supaya tidak mengganggu proses produksi dan ketepatan waktu pengiriman hasil produksi ke konsumen. Ketepatan waktu pengiriman akan berpengaruh kepada kepuasan konsumen. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan dan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, sehingga menimbulkan kepuasan terhadap pelayanan dan kualitas perusahaan.

Pengelolaan untuk menghadapi kendala-kendala pada proses produksi sangat diperlukan untuk menghindari kerugian perusahaan. Agar dapat mengahadapi kendala-kendala yang ditemui dalam proses produksi, perusahaan dituntut untuk dapat menyadari pentingnya pengelolaan sumber-sumber daya yang ada secara Pengelolaan untuk menghadapi kendala-kendala pada proses produksi sangat diperlukan untuk menghindari kerugian perusahaan. Agar dapat mengahadapi kendala-kendala yang ditemui dalam proses produksi, perusahaan dituntut untuk dapat menyadari pentingnya pengelolaan sumber-sumber daya yang ada secara

Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis mengangkat judul Tugas Akhir ini : “PROSES PRODUKSI PINTU DAN JENDELA UPVC (UNPLASTICIZED POLY VINYL CHLORIDE) PADA PT. DICKY METALS BEKASI”.

1.2 Alasan Pemilihan Objek

Adapun yang menjadi alasan penulis mengangkat objek ini adalah penulis mengambil riset di PT. Dicky Metals Bekasi karena penulis bekerja pada perusahaan tersebut pada bagian produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) sebagai administrasi produksi, hal tersebut dapat mempermudah penulis dalam mengamati secara langsung proses produksi dan mendapatkan data yang akurat dari tempat produksi tersebut.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan judul tersebut di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah pada:

1. Bagaimana proses produksi pintu dan jendela UPVC pada PT. Dicky Metals Bekasi?

2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh PT. Dicky Metals dalam proses produksi pintu dan jendela UPVC Bekasi?

3. Apa saja solusi yang diambil oleh PT. Dicky Metals Bekasi dari kendala-kendala yang ada tersebut?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penelitian yang dituangkan dalam TA ini mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) pada PT. Dicky Metals Bekasi.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pada bagian produksi produksi yang dapat menghambat proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) pada PT. Dicky Metals Bekasi.

3. Untuk mengetahui solusi yang ditempuh terhadap kendala- kendala yang ada tersebut.

1.4.2 Manfaat Penulisan

Penulis berharap agar penulisan TA ini dapat memberikan kontribusi berbagai pihak antara lain:

1. Bagi Penulis Tugas akhir ini merupakan implementasi dari teori yang telah didapatkan semasa perkuliahan di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Bekasi, sekaligus untuk menambah dan mengembangkan ilmu yang tidak penulis dapatkan dibangku kuliah dan juga sebagai persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Bekasi.

2. Bagi Perusahaan Laporan ini bisa dijadikan tambahan informasi dan sebagai masukan yang dapat dikembangkan dengan maslah yang dibahas untuk membantu kinerja PT. Dicky Metals Bekasi dalam menjalankan kegiatan perusahaan, serta sebagai 2. Bagi Perusahaan Laporan ini bisa dijadikan tambahan informasi dan sebagai masukan yang dapat dikembangkan dengan maslah yang dibahas untuk membantu kinerja PT. Dicky Metals Bekasi dalam menjalankan kegiatan perusahaan, serta sebagai

3. Bagi Dunia Pendidikan Laporan ini digunakan sebagai tambahan informasi bagi pihak yang berkompeten terhadap masalah yang dibahas, sekaligus sebagai referensi untuk perkembangan ilmu pendidikan sebagai pengetahuan yang bermanfaat.

1.5 Batasan Masalah

Masalah penelitian agar lebih spesifik dan terarah, maka penulis membatasi masalah ini hanya pada “Proses Produksi Pintu dan Jendela UPVC (UnplastIcized Poly Vinyl Chloride) Pada PT. Dicky Metals Bekasi”. Hal ini dikarenakan penulis melakukan observasi di bagian produksi.

1.6 Metodelogi Penulisan

Dalam pembuatan TA ini penulis membutuhkan data-data yang berhubungan dengan kajian yang bersumber dari :

1. Studi Kepustakaan (Library Research) Yaitu pengumpulan data-data dengan cara mempelajari berbagai bentuk bahan-bahan tertulis seperti buku – buku penunjang kajian, catatan – catatan mapun referensi lain yang bersifat tertulis.

2. Studi Lapangan (Field Research)

a. Pengamatan (Observation) Yaitu penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan yang menjadi objek kajian. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan yang menjadi tempat objek penelitian dan mengamati langsung untuk mendapatkan informasi.

b. Wawancara (Interview) Yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada bagian produksi pintu dan jendela UPVC (Unplastisized Poly Vinyl Chloride) yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, pembahasan dan penganalisaannya diklasifikasikan dengan sistematik ke dalam 5 (lima) bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan objek, tujuan dan manfaat, identifikasi/perumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis mengemukakan berbagai referensi/tinjauan pustaka yang mendukung kajian/analisa yang penulis sampaikan.

BAB III : PROFIL PERUSAHAAN

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah singkat berdirinya perusahaan, visi dan misi, aspek kegiatan perusahaan, struktur organisasi dan deskripsi kerja.

BAB IV : PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis melakukan kajian / analisa terhadap materi yang penulis angkat sesuai dengan judul yang disajikan. Proses Produksi Pintu dan Jendala UPVC (Unplasticized Poly Vinyl

Chloride), Kedala-kendala yang timbul dalam proses tersebut dan solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berguna bagi perusahaan agar dapat dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Proses

Menurut Freddy Rangkuti (2014:109) dalam buku “Analisa SWOT” berpendapat bahwa “Proses merupakan serangkaian kegiatan yang dapat mengubah masukan menjadi keluaran (produk dan jasa), dengan memberikan manfaa t berupa nilai tambah”.

Menurut Amirulla (2015:63) disebutkan bahwa “Proses adalah suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan”.

Inu Kencana Syafiie (2015:21) mendefinisikan proses adalah sebagai berikut:

“Proses adalah suatu kumpulan aktivitas pekerjaan yang seharusnya terstruktur, sistematis, harmonis dan teratur

sesuai dengan ruang dan waktu yang saling kait mengait untuk mengolah dan cara menyelesaikan masalah tertentu yang selanjutnya menghasilkan suatu keluaran ataupun pelayanan tertentu sesuai dengan keahlian dan sumber daya yang tersedia”.

Dalam penjelasannya, Inu Kencana Syafiie menggambarkan definisi proses dengan alur sebagai berikut:

Gambar 2.1 Alur Proses

INPUT

PROSES

OUTPUT

Berdasarkan dari ketiga definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses merupakan serangkaian kegiatan yang terstruktur dan sistematis yang dapat mengubah masukan menjadi keluaran (Produk atau jasa) sesuai dengan sumber daya yang tersedia.

Dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan teratur secara berulang-ulang, haruslah dilaksanakan dengan karakteristik yang mampu menjelaskan dan mempermudah pengaplikasiannya. Apabila suatu rangkaian kegiatan atau proses tidak mempunyai karakteristik maka akan mendapatkan kesulitan untuk menjalankan proses tersebut. Berikut ini beberapa karakteristik prosedur yaitu:

1. Proses menunjang tercapainya tujuan organisasi.

2. Proses menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.

3. Proses menunjukan urutan yang logis dan sederhana.

4. Proses menunjukan adanya keputusan dan tanggung jawab.

5. Proses mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin.

2.2 Pengertian Produksi

Menurut Murdifin Haming (2014:19) menjelaskan mengenai pengertian produksi yaitu:

“Kegiatan produksi adalah kegiatan mengolah masukan dalam proses dengan memakai metode tertentu untuk menghasilkan keluaran yang ditentukan sebelumnya, baik berupa barang maupun jasa”.

Menurut A. Hamdan D imyati (2014:22) “Produksi adalah usaha yang mempunyai awal dan dijalankan untuk memenuhi tujuan yang telah

ditetapkan biaya, jadwal, dan sasaran kualitas” Menurut Irham Fahmi (2014:9) Produksi adalah sesuatu yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan baik bentuk barang (goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disumpulkan bahwa produksi adalah kegiatan mengolah masukan (input) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan keluaran (output) yang menghasilkan nilai tambah baik barang atau jasa yang menjadi keuntungan bagi perusahaan.

Gambar 2.2 Alur Produksi Pengubahan/

Input Output

Transformasi

2.2.1 Faktor-Faktor Produksi

Kegiatan produksi tergantung dari ketersediaan faktor produksi. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan produksi terhadap suatu barang dan jasa. Faktor-faktor produksi terdiri dari alam (natural resources), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan keahlian (skill) atau sumber daya pengusaha (enterpreneurship). Faktor-faktor produksi alam dan tenaga kerja adalah faktor produksi utama (asli), sedangkan modal dan tenaga kerja merupakan faktor produksi turunan. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor produksi diatas:

1. Faktor produksi alam, adalah semua kekayaan yang ada di alam semesta digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi alam disebut faktor produksi utama atau asli. Faktor produksi alam terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari, dan barang tambang.

2. Faktor produksi tenaga kerja, adalah faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja sebagai faktor produksi asli. Walaupun kini banyak kegiatan proses produksi diperankan oleh mesin, namun keberadaan manusia wajib diperlukan.

3. Faktor produksi modal, adalah faktor penunjang yang mempercepat dan menambah kemampuan dalam memproduksi. Faktor produksi dapat terdiri dari mesin- mesin, sarana pengangkutan, bangunan, dan alat pengangkutan.

4. Faktor produksi keahlian, adalah keahlian atau keterampilan individu mengkoordinasikan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

2.2.2 Jenis Produksi

Kegiatan produksi dikelompokkan menjadi tiga macam/jenis yaitu: berdasarkan hasil produksi, bidang produksi, dan penggunanaan faktor produksi.

1. Jenis-jenis produksi berdasarkan hasil produksi

a. Produksi barang, yaitu produksi yang bertujuan untuk menghasilkan barang yang siap untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya: pakaian, tas, almari dan lain sebagainya. Barang yang dihasilkan dari proses produksi dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Barang mentah (bahan baku), yaitu barang yang belum mengalami proses pengolahan apapun dan berfungsi untuk pembuatan produk tertentu. Contohnya: minyak mentah, kayu gelondongan, daun teh dan lain sebaginya.

2) Barang setengah jadi, yaitu semua barang yang telah mengalami proses pengolahan lebih lanjut sehingga dapat menjadi produk jadi. Contohnya: benang, profil UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride), dan lain sebagainya.

3) Barang jadi, merupakan semua barang yang telah mengalami proses pengolahan akhir dan sudah siap untuk dipergunakan sesuai dengan manfaatnya. Contohnya: pakaian, sepatu, pintu dan jendela, dan lain sebaginya.

b. Produksi jasa, yaitu produksi yang kegiatannya menghasilkan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contohnya: konsultan, guru, salon, bengkel dan lain sebagainya.

2. Jenis-jenis produksi berdasarkan bidang produksi

a. Extraktif, yaitu kegiatan produksi yang kegiatannya mengumpulkan barang yang telah disediakan di alam. Contohnya: industri mobil, industri rokok dan lain sebagainya.

b. Pedagangan, yaitu kegiatan produksi yang bertujuan untuk memindahkan hak milik dari produsen ke tangan konsumen dengan cara memperjual belikan. Misalnya: toko, swalayan, importir dan exportir.

c. Agraris, yaitu produksi yang kegiatan utamanya mengolah tanah. Contoh: pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

d. Jasa, yaitu produksi yang bertujuan memberikan pelayanan kepada konsumen. Misalnya: rumah sakit, transportasi, potong rambut dan lain sebagainya.

3. Jenis-jenis produksi berdasarkan penggunaan faktor produksi

a. Produksi langsung, yaitu kegiatan produksi yang lebih banyak menggunakan faktor produksi asli yaitu alam dan tenaga kerja. Misalnya: pertanian, perikanan, dan perkebunan.

b. Produksi tidak langsung, yaitu kegiatan produksi yang lebih banyak menggunakan faktor produksi turunan yaitu modal dan kewirausahaan. Misalnya: produksi motor, produksi pesawat, produksi sepeda, dan lain sebagainya.

4. Jenis-jenis produksi berdasarkan proses

a. Proses produksi yang terus menerus (continuous processes), yaitu proses produksi dalam jumlah besar dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandarisasi. Pada umumnya industry yang cocok dengan tipe ini adalah memiliki karakteristik output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan bersifat standar.

b. Proses produksi yang teputus-putus (intermittent process), yaitu proses produksi yang mnghasilkan produk dalam jumlah yang kecil dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan.

2.2.3 Tujuan Produksi

Berikut adalah tujuan dari produksi:

1. Menghasilkan barang atau jasa

2. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa

3. Meningkatkan kemakmuran masyarakat

4. Meningkatkan keuntungan

5. Meningkatkan lapangan usaha

6. Menjaga kesinambungan usaha perusahaan

2.3 Pintu dan Jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride)

Pintu dan jendela merupakan salah satu bagian dari suatu rumah atau bangunan, dan menjadi bagian yang penting bagi sebuah bangunan yang berfungsi sebagai penghubung antara ruangan ke luar bangunan, juga untuk mengkondisikan pengaturan tata pencahayaan alami dari luar rumah ke dalam ruangan-ruangan di dalam rumah dan juga sebagai saluran sirkulasi udara dari luar ruangan ke dalam ruangan dan sebaliknya.

Sedangkan UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) merupakan sejenis thermoplastic yang berasal dari unsur garam dan minyak bumi. Bahan ini pada dasarnya tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan zat kimia. UPVC dikembangkan dengan penambahan beberapa pendukung untuk kekuatan struktur (steel reinforcement) dan ramah lingkungan sehingga menjadikan bahan tersebut optimal dipakai sebagai bahan pengganti kayu, alumunium, dan besi untuk membuat kusen pintu dan jendela.

Berikut ini adalah contoh profil UPVC yang digunakan dalam pembuatan pintu dan jendela:

Gambar 2.3 Profil UPVC

Sumber: www.dicky-metals.co.id

Profil UPVC yang digunakan pada pintu dan jendela diperkuat dengan besi di bagian dalam profil, besi tersebut berguna untuk menjadikan pintu dan jendela lebih kuat. Komponen lain pada pintu dan jendela UPVC adalah karet pada bagian diantara profil UPVC dan kaca, karet tersebut berfungsi sebagai penopang kaca yang terpasang pada profil UPVC agar menempel dengan baik.

Pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) merupakan komponen dari suatu banguna dengan bahan alternatif selain kayu atau besi yang sudah umum digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Pintu dan jendela yang terbuat dari bahan UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) mempunyai keunggulan- keunggulan diantaranya:

1. Material ramah lingkungan, penggunaan bahan pengganti kayu menjadi alternatif yang baik untuk mencegah pemakaian kayu dari alam sehingga mencegah penebangan-penebangan yang berlebihan yang dapat merusak alam.

2. Proteksi terhadap api, bahan profil UPVC merupakan bahan khusus dibuat untuk menghambat menjalarnya api, tidak seperti kayu yang mudah terbakar oleh api.

3. Bebas perawatan, jendala dan pintu UPVC tidak memerlukan pengecatan karena permukaan UPVC yang sangat halus dan tidak berpori, sehingga mudah untuk dibersihkan dan tidak memerlukan perawatan secara khusus.

4. Anti rayap, bahan UPVC terbuat dari material yang tahan terhadap rayap.

5. Sistem penguncian ganda, pintu dan jendela yang terbuat dari bahan UPVC didisain dengan sistem penguncian ganda (multy point lock) yang tidak bisa dipaksa dibuka dari bagian luar.

6. Hemat energi, profil UPVC memiliki tingkat suhu yang rendah, dan bentuk profil dengan tiga sekat ruangan (cavities) yang dapat menjaga suhu di dalam ruangan sehingga pemakaian untuk AC (air conditioner) menjadi lebih efisien.

7. Meredam kebisingan, profil UPVC menggunakan sistem double sealed yang dapat meredam kebisingan suara.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Perusahaan

Industri di Indonesia berkembang sangat pesat dan persaingan ketat pun terjadi dalam kalangan industri. Perusahaan-perusahaan dalam bidang industri mulai menerapkan perkembangan mutu dan kualitas barang yang diproduksi.

PT. Dicky Metals bergerak dalam bidang industri logam, didirikan dengan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dengan nama PT. Dicky Metals Company Limited di Jakarta pada tanggal 12 Juni 1970, dan pada 28 September 1992 status perusahaan berubah menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kemudian pada tanggal 10 Agustus 1999 nama perusahaan berubah menjadi PT. Dicky Metals.

Perubahan terakhir Anggaran Dasar Perusahaan dinyatakan dalam akta notaris No.51 tanggal 15 Juli 2008 dari Silvia Veronica, S.H., sehubungan dengan penyesuaian dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah menjadi pengesahan oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-7471. AH.01.02. tahun 2008 tanggal 27 Oktober 2008.

PT. Dicky Metals berlokasi di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi-Jawa Barat yang dibangun diatas lahan

seluas 18.370 M 2 dengan hasil produksi: Steel Louvre Window (Jendela kisi-kisi), Hinges (engsel), Core Tray (Wadah untuk Contoh seluas 18.370 M 2 dengan hasil produksi: Steel Louvre Window (Jendela kisi-kisi), Hinges (engsel), Core Tray (Wadah untuk Contoh

3.2 Visi dan Misi

3.2.1 Visi

PT. Dicky Metals memiliki visi yaitu “Kepercayaan Konsumen pada mutu produk PT. Dicky Metals yang terbaik adalah yang terpentin g (mutu yang kami utamakan)”.

3.2.2 Misi

Perusahaan tentu memiliki visi yang harus dijalani demi pencapaian tujuan perusahaan. Misi PT. Dicky Metals adalah memenuhi kebutuhan masyarakat luas dalam bidang usaha bangunan, industri, dan rumah tangga, dengan memproduksi Louvre Window (jendela kisi-kisi) dan Hinges (engsel) dengan mutu yang terbaik dengan harga yang bersaing.

3.3 Bidang Usaha

Seiring dengan meningkatnya kepercayaan beberapa konsumen atas produk-produk yang dihasilkan maka PT. Dicky Metals telah memperluas usaha dalam bidang UPVC, sesuai denga motonya yaitu “Memproduksi Louver Window (jendela kisi-kisi) dan Hinges (engsel) dengan mutu yang terbaik diantara perusahaan yang sejenis” yang dicerminkan melalui penerapan berbagai aspek teknologi maju secara berkesinambungan, sehingga banyak pelanggan puas terhadap produk yang dibuat. UPVC merupakan kependekan dari Unplastisized Poly Vynil Chloride. Material ini menjadi keras dan kemudian diaplikasikan ke berbagai macam bidang industri, yang salah satunya sebagai building material khususnya pintu dan jendela. Kusen UPVC (Unplasticized Poly Vynil

Chloride) sebenarnya memiliki bentuk dan kegunaan seperti kusen pintu/jendela pada umumnya, yang membedakan adalah bahan dasar kusen ini, yaitu Poly Vynil Chloride yang diperkuat dengan proses yang dinamakan Unplasticized, sehinggga hasil akhirnya menjadi bahan yang lebih kuat dari PVC (Plastic Vinyl Cloride). Material UPVC selalu diperkuat dengan besi (steel reinforcement), sehingga lebih kokoh.

Bahan UPVC tidak hanya bermutu tinggi, tetapi juga ramah lingkungan. Oleh karena hal ini, berbagai kalangan dari mancanegara sangat menyukai pemakaian kusen dan jendela UPVC dalam sebelas tahun terakhir ini.

Ukuran produk telah banyak dipakai untuk memproduksi berbagai macam pintu dan jendela dengan berbagai macam ukuran, seperti halnya jenis pintu dan jendela geser, jenis pintu dan jendela yang umumnya digunakan di Indonesia, dan jenis pintu dan jendela yang lainnya, termasuk pula penyekat ruangan.

Berbagai macam jenis pintu dan jendela yang digunakan sangatlah beragam. Untuk menunjang kebutuhan konsumen tersebut, PT. Dicky Metals Bekasi dengan produk pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vynil Chloride) juga memberikan berbagai macam pilihan pintu dan jendela sesuai dengan kebutuhan konsumen. Adapun jenis pintu dan jendela dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu:

1. Casement Window Casement window, atau jendela ayun, atau disebut juga dengan

jendela engsel. Beberapa jenis Casement Window adalah casement (buka samping), tophung (engsel terletak di atas jendela engsel. Beberapa jenis Casement Window adalah casement (buka samping), tophung (engsel terletak di atas

Gambar 3.1 Casement Window

Sumber: PT.Dicky Metals Bekasi

2. Fixed Window Tipe Fixed Window merupakan jendela yang hanya mempunyai

lubang kaca yang tidak dapat dibuka sehingga tidak berfungsi untuk mengalirkan udara. Berikut contoh Fixed Window:

Gambar 3.2 Fixed Window

Sumber: PT.Dicky Metals Bekasi

3. Sliding Window Tipe Sliding Window merupakan jendela yang dapat dibuka

dengan cara digeser, baik vertikal maupun horizontal. Berikut adalah contoh gambar Sliding Window:

Gambar 3.3 Sliding Window

Sumber: PT.Dicky Metals Bekasi

4. Casement Door Merupakan pintu ayun yang dapat dibuka dengan cara didorong,

atau disebut juga pintu engsel. Berikut adalah contoh Gambar Casement Door:

Gambar 3.4 Casement Door

Sumber: PT. Dicky Metals Bekasi

5. Sliding Door Tipe Sliding Door merupakan pintu yang dapat dibuka dengan

cara di geser ke arah samping. Jenis pintu ini biasanya digunakan pada ruang yang sempit karena tidak memerlukan ruang untuk mengayunkan pintu seperti casement. Berikut adalah contoh gambar Sliding Door:

Gambar 3.5 Sliding Door

Sumber: PT. Dicky Metals Bekasi

6. Folding Door Tipe Folding Door merupakan pintu lipat yang dapat dibuka

dengan cara digeser ke arah samping. Jenis pintu ini biasanya digunakan pada ruang keluarga menghadap ke taman belakang atau pada pintu garasi. Berikut adalah contoh gambar Folding Door:

Gambar 3.6 Folding Door

Sumber: PT. Dicky Metals Bekasi

3.4 Struktur Organisasi PT. Dicky Metals

Dalam kegiatan usahanya PT. Dicky metals Bekasi mempunyai struktur organisasi yang menerangkan kerja antara bagian dan mengatur tugas, fungsi serta tanggung jawab masing-masing bagian.

Organisasi merupakan salah satu unsur administrasi yang memungkinkan proses penyelenggaraan dalam usaha kerjasama sekelompok orang yang terkait dalam hubungan formal, sehingga dapat berjalan dengan tertib dan teratur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaaktan sebagai sumber daya yang ada.

Pendirian suatu organisasi diperlukan struktur guna kelancaran proses-proses yang ada diorganisasi secara efektif dan efisien. Struktur organisasi PT. Dicky Metals Bekasi sebagai berikut:

Gambar 3.7 (Struktur Organisasi PT.Dicky Metals Bekasi)

Struktur Organisasi PT. Dicky Metals Bekasi

President Director Anthony Suhardjo

Director

Kristina S.G

Accounting

Personalia & Manager

Production

Tech./Maint.

Manager GA

Hengky

Usup

Dahyo Y.

Wandi W.

Indra D.

Anna E .

Wisnu S.

Staff

Superviso r

Sumber PT. Dicky Metals Bekasi – Bagian HRD (2016)

3.5 Deskripsi Kerja

3.5.1 President Director

1. Menyusun strategi dan visi

2. Menjamin seluruh aktivitas perusahaan berjalan dengan lancar.

3. Menentukan arah kebijakan perusahaan.

4. Menentukan peraturan-peraturan untuk menjamin aktivitas perusahaan berjalan dengan baik.

5. Membuat rencana pengembangan perusahaan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang.

3.5.2 Director

1. Perumusan kebijakan pembinaan, penyelenggaraan kerja dan pengendalian unit kerja President Director dalam menunjang strategi bisnis perusahaan.

2. Penyusunan kegiatan dan evaluasi program fungsi hubungan dengan masyarakat secara korporasi, termasuk publikasi dan pembentukan citra perusahaan serta penyelenggaraan hubungan dengan mitra kerja.

3. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

3.5.3 Accounting Manager

1. Perumusan

pembinaan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian unit kerja accounting dan adminstrasi untuk menunjang strategi perusahaan .

kebijakan

2. Bertanggung jawab dalam pengolahan keuangan perusahaan, baik dari segi pembayaran, keuangan dan pembukuan.

3. Mengendalikan kegiatan keuangan perusahaan supaya benar-benar berjalan sesuai dengan fungsinya.

4. Penyusunan dan pembuatan laporan keuangan bulanan dan tahunan secara korporasi kepada atasan.

3.5.4 Production Manajer

1. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan unit kerja produksi untuk menunjang strategi perusahaan.

2. Bertanggung jawab dalam proses produksi dan kualitas produksi.

3. Mengendalikan kegiatan-kegiatan produksi supaya benar- benar berjalan sesuai dengan fungsinya.

4. Penyusunan dan pembuatan laporan kegiatan produksi bulanan dan tahunan secara korporasi kepada atasan.

3.5.5 Technic /Maintenance Manager

1. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan unit kerja maintenance untuk menunjang strategi perusahaan.

2. Bagian ini mengurusi peralatan yang berupa mesin-mesin perusahaan, memeriksa kerusakan yang dialami mesin, mencarikan spare part mesin, sampai mengurusi listrik yang

Serta mendisain, menganalisa dan merancang mould yang akan dipakai produk baru dan juga menyiapkan sample produk atas permintaan departemen itu.

digunakan

perusahaan.

3. Mengendalikan kegiatan-kegiatan maintenance mesin- mesin supaya benar-benar berjalan sesuai dengan fungsinya.

4. Penyusunan

laporan kegiatan manintenance bulanan dan tahunan secara korporasi kepada atasan.

dan

pembuatan

3.5.6 Sales Manajer

1. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan untuk kerja sales untuk menunjang strategi perusahaan.

2. Bertanggung jawab pada target penjualan agar mencapai keuntungan yang telah direncanakan.

3. Mengembangkan pelaksanaan kebijakan pemasaran yang telah ditentukan.

4. Mengawasi pelaksanaan kebijakan pemasaran yang telah ditentukan.

5. Penyusunan dan pembuatan laporan bulanan secara korporasi kepada atasan.

3.5.7 Production Planning Inventory and Control

1. Menyediakan pemesanan dari bagian marketing dan menyusun rencana produksi sesuai dengan pesanan marketing.

2. Memenuhi permintaan contoh produksi dari bagian marketing perusahaan serta melakukan pemantauan dalam proses pembuatan contoh produk ke tangan kosmumen.

3. Menyusun rencana pengadaan bahan yang didasarkan atas forecast marketing melalui pemantauan kondisi persediaan barang yang akan diproduksi.

4. Melakukan pemantauan pada bagian inventory pada proses produksi, penyimpanan barang di gudang maupun yang akan didatangkan pada perusahaan sehingga pada proses produksi yang membutuhkan bahan dasar bisa berjalan lancer dan seimbang.

5. Membuat jadwal proses produksi sesuai waktu, routing dan jumlah produksi yang tepat sehingga menjadikan waktu pengiriman produk pada konsumen bisa dilakukan optimal.

3.5.8 Personel and General Affair Manager

1. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan unit kerja General Affair untuk menunjang strategi perusahaan.

2. Penyusunan program perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi fungsi recruitment dan pelatihan pegawai, administrasi kepegawaian/penghasilan, serta pengarsipan dokumen perusahaan.

3. Penyusunan dan pembuatan laporan kegiatan Genneral Affair secara bulanan dan tahunan.

3.6 Mitra Bisnis

Dalam proses produksi PT. Dicky Metals Bekasi tentu membutuhkan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain untuk mendukung proses produksinya, misalnya dalam proses produksi diperlukan material untuk proses produksi. Maka diperlukan supplier penyedia Dalam proses produksi PT. Dicky Metals Bekasi tentu membutuhkan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain untuk mendukung proses produksinya, misalnya dalam proses produksi diperlukan material untuk proses produksi. Maka diperlukan supplier penyedia

3.6.1 Supplier Material

Berikut ini adalah beberapa perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Dicky Metal dalam pengadaan material:

Tabel 3.1 Supplier Material

No Nama Perusahaan Supplier Material

1 Zhongcai Merchants Investment Profil dan Besi UPVC

2 Makmur Hardware Pintu dan Jendela

3 Indo Karya Anugerah Sealent Glazing

4 Suplaiindo Tehnik Batu gerinda Prohex

5 Hian Steel Perkasa

Plat strip

Deca/T&D Jinan Deca Machine

6 Double miter saw Co. Ltd

7 Tumbakmas Inti Mulia

Galvanis

8 Kawan Kita Glass Kaca Clear 10mm

9 Bintang Mas Glassolutions

Kaca

10 Mahakarya Kresna Mukti

Baut YG1 HSS carbide endmill dia

11 Yakin Maju Sentosa

20 E2401

3.6.2 Perusahaan Expedisi

Dalam melakukan pengiriman pintu dan jendela UPVC yang sudah selesai diproduksi, perusahaan melakukan pengiriman dengan angkutan perusahaan sendiri. Namun, apabila dalam jumlah besar yang melebihi kapasitas kemampuan perusahaan, yaitu tiga mobil truk dan juga pengiriman jauh ke luar jawa barat, maka perusahaan bekerjasama dengan perusahaan expedisi. Berikut adalah perusahaan expedisi yang bekerjasama dengan PT. Dicky Metals Bekasi:

Tabel 3.2 Perusahaan Expedisi

No Perusahaan Expedisi Kota / Provinsi Tujuan

Semarang, Solo, Yogyakarta,

1 Gemilang Asrimaju

Surabaya.

PT. Nusa Dharma

2 Bali

Ekspresindo Sumatra, Kalimantan, Bali,

3 Sace Express

Sulawesi.

4 Mafati Raja Cargo Jawa Barat, Jawa Tengah.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Proses Produksi Pintu dan Jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Choride)

PT. Dicky Metals Bekasi adalah perusahaan yang memproduksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride). Sebagai perusahaan manufaktur yang kegiatan utama perusahaannya adalah memproduksi pintu dan jendela UPVC, PT. Dicky Metals Bekasi mempunyai standar produksi terhadap produk yang diolahnya. Proses produksi yang dilakukan melalui tahapan-tahapan yang telah direncanakan sedemikian rupa untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) merupakan proses produksi yang mengolah raw material yaitu bahan-bahan setengah jadi yang bisa langsung digunakan dalam proses produksi untuk dijadikan barang finished goods yaitu pintu dan jendela UPVC yang siap dipakai oleh konsumen. Produksi yang dilakukan pada PT. Dicky Metals Bekasi merupakan proses produksi intermittent yaitu proses produksi terputus-putus, yang proses produksinya didasarkan pada pesanan pelanggan yang dikelola oleh bagian marketing dan dibuat gambar pesanan berdasarkan pemesanan tersebut untuk dikerjakan oleh bagian produksi.

Proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) melalui beberapa tahapan. Berikut adalah flowchart proses produksi pintu dan jendela UPVC pada PT. Dicky Metals Bekasi:

Gambar 4.1 Flowchart Proses Produksi

Sumber: PT. Dicky Metals Bekasi

Berikut adalah keterangan simbol dari Flowchart:

Tabel 4.1 Simbol Flowchart

No Simbol

Fungsi

Terminator, untuk permulaan dan akhir suatu

kegiatan.

2 Document, masukan berasal dari dokumen. Manual Operation, pengelolaan yang

dilakukan manual. Decision, Pemilihan proses berdasarkan

kondisi yang ada. On Page Reference, menyambungkan proses

5 dalam lembar halaman yang sama.

Predefine, melaksanakan suatu bagian (sub-

program)/ procedure. Input-output, menyatakan proses input dan

7 output tegantung dengan jenis peralatannya.

Off Page Reference, menyambungkan

8 prosess dalam lembar halaman yang berbeda.

Puch Card, menyatakan input berasal dari

9 karrtu, atau output ditulis ke kartu.

Direct Data, menunjukkan input kedalam

sistem.

11 Flow Line, arah aliran program.

12 Annonation, penjelasan dari suatu proses

Berdasarkan alur flowchart tersebut, proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) dimulai dari perencanaan produksi oleh PPIC (Production Planning Inventory and Controlling) perencanaan tersebut didasarkan pada permintaan oleh konsumen yang dikelola oleh marketing dan kemudian dilakukan perencanaan produksi oleh PPIC. Setelah melalui tahapan tersebut, rencana produksi diserahkan kepada pihak produksi untuk diproses menjadi barang jadi.

4.1.1 Dokumen-Dokumen Penunjang Produksi

Proses produksi tidak lepas dari hal-hal yang diperlukan untuk menunjang terjadinya proses tersebut. Pada proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) dilakukan setelah mendapat pemesanan produk dari konsumen. Berikut ini adalah aspek-aspek yang diperlukan untuk terjadinya proses produksi:

1. Rencana produksi Rencana produksi merupakan rancangan gambar dan

detail komponen yang diperlukan untuk suatu proyek yang didapatkan berdasarkan permintaan dari konsumen. Rencana produksi terdiri dari tiga komponen, yaitu:

a. Rencana kerja, merupakan gambar produk yang akan dibuat, jumlah unit produksi, dan jenis-jenis profil UPVC yang digunakan dalam proses tersebut.

b. Rencana pemotongan, yaitu ukuran dan jenis komponen yang akan dipakai untuk suatu proyek, dan dibuat berdasarkan rencana kerja oleh manajer produksi.

c. Detail Hardware, merupakan detail komponen perlengkapan pintu atau jendela yang akan digunakan, seperti engsel, kunci, dan handle.

2. Working Order Working order merupakan pesan/perintah suatu pekerjaan

berupa dokumen secara tertulis kepada pelaksana proses produksi yang diberikan bersamaan dengan rencana kerja. Working order berfungsi sebagai identitas dari proyek yang sedang dikerjakan berdasarkan penomoran tertentu.

4.1.2 Permintaan material produksi

Permintaan terhadap material yang dibutuhkan dalam proses produksi dilakukan setelah dokumen-dokumen produksi telah diberikan kepada bagian produksi. Permintaan jumlah material seperti profil UPVC dan besi dihitung oleh kepala regu berdasarkan rencana produksi, rencana potong, dan hardware yang diperlukan berdasarkan detail hardware yang terlampir pada dokumen rencana produksi. Berikut ini adalah hal-hal penting dalam permintaan barang, yaitu:

1. Membuat permintaan barang.

2. Mengecek bukti permintaan barang dengan fisik barang.

3. Cek kondisi barang.

4. Pengiriman barang ke tempat produksi.

5. Transfer posting material secara sistem.

4.1.3 Work In Process

Proses pengerjaan proyek mempunyai banyak tahapan, dan tahapan-tahapan tersebut dibagi kedalam tiga proses produksi, yaitu:

Gambar 4.6 Work In Process

Sumber: PT. Dicky Metals Bekasi

1. Machining, yaitu pengelolaan raw material yaitu profil UPVC dan besi penguat dengan mesin dan perkakas lain, melalui tahapan sebagai berikut:

a. Pemotongan profil UPVC dan besi penguat UPVC.

b. Pemasangan besi dibagian dalam profil.

c. Memberikan lubang handle, ficher dan lubang drainase.

d. Coak profil dengan mesin las.

e. Pengelasan profil profil UPVC.

f. Pembersihan sisa pengelasan pada profil UPVC dengan menggunakan mesi CNC (Computer Numerical Control).

2. Setting, yaitu proses pengelolaan profil UPVC yang sudah dilas utuh menjadi bentuk pintu atau jendela. Proses setting yang dilakukan antara lain:

a. Pemasangan door lock.

b. Pemasangan engsel.

c. Pemasangan panel.

d. Pemasangan kaca.

e. Pemasangan karet pengganjal kaca

f. Pemasangan glass bead.

3. Packing, merupakan proses terakhir setelah proses setting selesai, yaitu pengemasan yang dilakukan dengan standar pengemasan yang telah ditetapkan, yaitu: 3. Packing, merupakan proses terakhir setelah proses setting selesai, yaitu pengemasan yang dilakukan dengan standar pengemasan yang telah ditetapkan, yaitu:

b. Packing dilakukan menggunakan karton untuk membungkus pintu dan jendela UPVC.

c. Lapisan terakhir pada packing pintu dan jendela UPVC adalah plastik wrap.

Setelah proses-proses tersebut pengerjaan selesai dilaksanakan dan sudah menjadi finished goods atau barang jadi.

4.1.4 Laporan proses produksi

Proses produksi yang dilaksanakan menghasilkan beberapa laporan yang akan digunakan sebagai perhitungan biaya material yang digunakan dan waktu pengerjaan proyek. Berdasarkan proses produksi yang dijalankan, laporan yang dihasilkan yaitu:

1. Laporan pemotongan, yaitu laporan jumlah dan ukuran material yang digunakan, ukuran material sisa potongan yang masih bisa digunakan, dan sisa potongan yang sudah tidak bisa digunakan.

Laporan pemotongan tersebut diinput kedalam sistem SAP, hal tersebut berfungsi sebagai data pengerjaan proyek yang dilaksanakan, dan pemantauan proyek agar sesuai dengan BOM (Bill of Material) yang telah dibuat dalam perencanaan produksi. BOM (Bill of Material) merupakan uraian bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan produk.

2. Konfirmasi waktu pengerjaan, merupakan laporan dari operator mengenai waktu pengerjaan suatu proyek.

Setiap kode jenis proyek pintu dan jendela UPVC sudah mempunyai routing masing-masing. Routing merupakan penentuan prosedur atau runtutan proses produksi. Dalam routing tersebut terdapat ukuran waktu standar setiap jenis pintu dan jendela. Hal tersebut merupakan acuan standar waktu pengerjaan yang akan dibandingkan dengan laporan konfirmasi waktu dari operator yang mengerjakan proyek tersebut.

4.1.5 Penyerahan finished goods ke bagian gudang

Proses terakhir dari produksi adalah penyerahan barang jadi ke bagian gudang untuk dikirim kepada konsumen. Proses penyerahan barang tersebut disertai dengan dokumen data barang yang akan diserahkan ke bagian gudang. Berikut ini adalah hal-hal penting dalam penyerahan finished goods ke gudang:

1. Transfer posting data finished goods secara sistem, proses ini merupakan proses penyerahan finished goods melalui sistem. Data finished goods yang ada di bagian produksi dikirimkan ke sistem di bagian gudang melalui SAP. Tansfer posting juga merupakan data untuk manajer PPIC (Production Planning and Inventory Control) untuk menentukan pengiriman barang jadi ke konsumen.

2. Penyerahan finished goods manual, yaitu penyerahan barang jadi secara langsung kepada bagian gudang dengan menghitung barang fisik yang ada dibagian produksi. Perhitungan didasarkan pada data transfer posting yang sudah dilakukan dengan menggunakan sistem SAP.

Technical Complete (TECO), merupakan akhir dari produksi secara sistem berdasarkan dari hasil laporan produksi yang telah diinput kedalam sistem, dan menunjukkan status barang jadi yang sudah selesai secara fisik dan secara sistem.

4.2 Kendala-Kendala yang dihadapi dalam Proses Produksi Pintu dan Jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride)

1. Perubahan standar jenis pintu dan jendela yang sudah ada Proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly

Vinyl Chloride) pada PT. Dicky Metals Bekasi didasarkan atas pesanan. Rencana produksi dibuat berdasarkan pesanan dari konsumen berupa pintu dan jendela yang sudah ada pada umumnya. Tetapi berdasarkan hal tersebut, jenis pintu dan jendela yang sudah ada seringkali dirubah kembali atau dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan terhadap standar proses produksi. Perubahan standar produksi tersebut dapat menjadi kendala untuk proses produksi diantaranya:

a. Penyesuaian pengaturan terhadap profil UPVC, besi penguat, dan hardware pintu dan jendela.

b. Pengadaan hardware baru.

c. Pengaturan perubahan pintu dan jendela yang baru.

d. Pemeriksaan kualitas secara keseluruhan.

e. Menghambat waktu pengerjaan proses produksi lain Bagian produksi harus mencoba membuat jenis pintu dan jendela

baru atau memodifikasi pintu dan jendela yang sudah ada sesuai dengan instruksi dari manajer produksi berdasarkan rancangan baru atau memodifikasi pintu dan jendela yang sudah ada sesuai dengan instruksi dari manajer produksi berdasarkan rancangan

Harus ada seorang pegawai yang diberi tanggung jawab atas pekerjaan ini. Sebab, apabila tugas itu dibagi-bagi biasanya cenderung terbengkalai. Pegawai yang diberi tanggung jawab khusus dapat diperkirakan akan menangani tuntutan terhadap tanggung jawab pekerjaan tersebut.

2. Belum adanya Standard Operating Prosedure (SOP) Proses produksi memerlukan Standard Operating Prosedure