SEJARAH PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD DI DESA KENCONG KECAMATAN KEPUNG KABUPATEN KEDIRI 1998-2014.

(1)

SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK SINGGAH DAN

PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD DI

DESA KENCONG KECAMATAN KEPUNG KABUPATEN

KEDIRI 1998-2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana dalam Program Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI)

Oleh : Laili Puspitasari

A02211017

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2016


(2)

PER}TYATAAN KEASLIAN

: *,n,g heranda tangan dibawah ini saya:

\l\!

: Laili Puspitasari : A022ll0l7

la.k-ultas Adab: Adab dan Humniora

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi

ini

secara

rss€luruhan adalah hasil penelitian

I

karya saya sendiri, kecuali bagian-bagian

'ang dimjuk pada sumbernya. Jika ternyata dikemudian hari skripsi ini terbukti

r*an

hasil karya saya sendiri, saya bersedia mendapatkan sanksi berupa rembatalan gelar sarjana yang saya peroleh.

Laili Puspitasari 402211017

Surabaya,04 Februari 20 I 6 Sav+ yang menyatakan


(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Fgditulis

oleh Laili Puspitasari ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Surabaya, 14 Januari 2016


(4)

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI Ssrpsi ini telah diuji oleh Tim penguji dan dinyatakan

Lulus

Mengetahui

I 04 Februai 201

embimbing

NIP: 19551

. 195212061 98 1 03 1 002 Penguji II

mad Naiibul

NIP. 19780115

Adab dan Humniora

Qhazali. MA :19600212199003 1002


(5)

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang “Sejarah Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi

Mental Sapu Jagad”. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah 1. Sejarah Berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad di Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri 1998-2014? 2. Bentuk Rehabilitasi Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad? 3. Perkembangan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah : 1. Pengumpulan data dengan menggunakan metode kualitatif melalui pengamatan, wawancara, dokumentasi. 2. Deskripsi naskah menggunakan metode sejarah. 3. Analisa. Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan historis, sedangkan teori yang digunakan oleh penulis adalah teori behavioral.

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad berdiri pada tahun 1998 yang didirikan oleh Kyai Anom Agus Tuhfaun Nafi’ yang letaknya di Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Bentuk penanganan santri yang kecanduan narkoba dan gangguan kejiwaan meliputi bimbingan mental spiritual pendekatan kepribadian dan juga menciptakan kebersamaan sesame teman. Perkembangan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad meliputi perkembangan sarana dan prasarana, pengelolaan dana, organisasi pondok dan aktifitas Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian... 6

E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik ... 6

F. Penelitian Terdahulu ... 7

G. Metode Penelitian... 8

H. Sistematika Bahasan... 11

BAB II SEJARAH PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD A. Biografi Pendiri ... 13

1. Sejarah Kelahiran Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ ... 13

2. Latar Belakang Pendidikan ... 15

3. Tabel Silsilah Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ ... 16

B. Letak Geografi ... 17

C. Sejarah Berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ... 22


(7)

D. Visi dan Misi serta Tujuan Pondok Singgah dan Pesantren

Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ... 23

BAB III BENTUK REHABILITASI PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD A. Bimbingan Mental Spiritul ... 28

1. Mandi ... 29

2. Istighosah ... 33

3. Dakwah atau Ceramah ... 37

4. Wisata Religi ... 38

B. Pendekatan Kepribadian... 39

1. Pendekatan Personal ... 39

2. Pendekatan Kelompok ... 42

3. Pendidikan ... 43

C. Menciptakan Kebersamaan Sesama Teman ... 45

BAB IV PERKEMBANGAN PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD A. Perkembangan Dari Aspek Sarana dan Prasarana ... 50

B. Pengelolaan Dana ... 53

C. Organisasi Pondok ... 55

D. Aktifitas Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan wujud proses perkembangan sistem pendidikan nasional. Menurut Nurcholis Majid, secara historis pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia.1Karena pesantren pernah menduduki posisi strategis diberbagai lapisan masyarakat.Dalam perkembangannya kekuasaan pesantren itu dipercayaakan merubah lingkungan sekitar pondok pesantren menjadi lebih baik seperti halnya moral mereka akan berubah dengan adanya pesantren. Selain karena kharisma kyai dan dukungan besar dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan dan tuntutan dinamika masyarakat tersebut.

Sedangkan pengertian dari rehabilitasi adalah pemulihan kembali keadaan semula.2Seseorang yang ingin sembuh atau ingin memulai kehidupan yang dulunya pernah berbuat buruk di lingkungannya.Karena faktor ingin sembuh inilah maka orang itu perlu direhabilitasi,maka pengertian dari rehabilitasi sendiri merupakan sebuah proses penyembuhan. Sedangkan mental adalah yang bersangkutan mengenai batin atau perasaan3. Jadi pengertian dari rehabilitasi mental adalah suatu proses pemulihan atau penyembuhan diri yang

1

Nurcolis Majid, Bilik-Bilik Pesantren:Sebuah Potret Perjalanan (Jakarta: Paramadina,1997), 3. 2

Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Kartika,1997), 446. 3


(9)

2

dahulu pernah mengalami gangguan kejiwaan atau pernah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama yang dialami oleh seseorang.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pondok pesantren rehabilitasi mental adalah suatu tempat atau lembaga yang menangani santri-santri yang terganggu kejiwaannya. Akan tetapi,dalam penulisan skrispsi ini yang dimaksud dengan rehabilitasi mental ini bukan hanya membahas seperti pengertian yang di atas, namun rehabilitasi mental disini juga menjelaskan anak-anak muda yang terjerumus dalam hal negatif. Suka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syari’at Islam, seperti minum-minuman keras,menkonsumsi obat-obatan terlarang.Yang oleh khalayak umum selalu di anggap sebagai sampah masyarakat, dan keberadaan dari mereka hanya dipandang sebelah mata saja.

Namun ada juga kaum muda yang yang terganggu akal pikirannya yang disebabkan oleh adanya tekanan batin yang tidak bisa diselesaikan. Selain itu juga banyaknya masalah yang dihadapinya sehingga sulit untuk menyelesaikan masalah yang ada, berakibatkan pikiran yang dialami sedikit terganggu. Sebenarnya dalam kehidupan yang di alami oleh santri rehabilitas yang ada di pondok singgah dan rehabilitasi mental sapu jagad ini semuanya tidak berkepribadian buruk.

Hanya saja kurangnya perhatian dari orang tua dan pengaruh lingkungan yang dialami santri tersebut maka merekamelampiaskan


(10)

3

sifatnya ke dalam hal negatif.4 Namun pengaruh dari perubahan zaman yang semakin lama semakin modern ini juga menjadi faktor pemicu berubahnya sifat-sifat yang di alami oleh kaum muda yang ada pada saat ini. Kemudian, kemajuan dari teknologi-teknologi yang ada juga mempengaruhi kondisi mental dari para kaum muda. Seperti halnya keberadaan internet yang selama ini disalah gunakan oleh kaum muda. Terkadang keberadaan internet ini oleh kaum muda hanya digunakan sebagai bahan untuk melihat dan mengakses situs-situs porno dan hal-hal negatif lainnya. Yang berdampak bagi mereka akan terpengaruh hal-hal negatif terhadap apa yang telah dilihatnya dari situs porno tersebut. Dan pada akhirnya mereka kan bertindak moral seperti melakukan hubungan maksiat, mulai dengan melakukan perbuatan zina terhadap pasangan yang belum sah dinikahinya.

Menyikapi hal ini, maka peran orang yang terdekat sangat diperlukan seperti peran orang tua dalam mengajarkan dan mengarahkan kepada hal-hal yang baik. Di samping itu peran dari seorang tokoh agama dan para guru sangat diperlukan dalam menjaga kaum muda agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang bersifat negatif dan juga tidak menimbulkan keresahan bagi warga masyarakat setempat. Padahal masa depan yang ada pada diri kaum muda saat ini masih panjang. Selain itu mereka juga bisa menggapai cita-cita mereka yang selama ini dipendam, dan juga mereka dapat meraih masa depan yang lebih cemerlang.

4


(11)

4

Penelitian yang ditulis oleh penulis ini dilakukan di desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri merupakan kasus yang seperti penjelasan yang ada diatas. Para santri yang direhabilitasi tersebut sebenarnya mempunyai harapan yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita dan impian yang selama ini dipendam. Namun karena pengaruh dari teman dan pengaruh dari lingkungan yang menjadikan mereka tersesat yang akhirnya mereka mengenal narkoba. Yang pada akhirnya menjadikan mereka sebagai pemakai narkoba. Cita-cita yang mereka impikan akhirnya tindak terwujud karena pengaruh dari teman-teman yang mendorong untuk memakai barang haram. Selain pengaruh dari lingkungan dan teman kurangnya perhatian orang terdekat seperti peran orang tua dalam mendidik sifat dasar kaum muda sekarang ini.

Pondok Singgah dan pesantren Rehabilitasi mental Sapu Jagad ini

digunakan oleh Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ untuk membina dan

mendidik santri yang mengalami kecanduan narkoba dan terkena gangguan mental agar kembali kejalan yang benar.5 Rata-rata dari pondok pesantren ini adalah para pengguna narkoba dan santri yang terkena gangguan mental saja yang ingin bertaubat dan kembali kejalan yang benar.

Untuk membahas lebih dalam tentang sejarah berdirinya pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental ini, maka perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam dengan kemasan penelitian. Oleh karena itu, penulis

5


(12)

5

ingin mengungkap Sejarah pondok singgah dan pesantren reabilitasi Mental di Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri.

B.Rumusan Masalah

Adapun selanjutnya penulis menjelaskan rumusan masalah dari penelitian tentang Sejarah Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri.

1. Bagaimana Sejarah berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad Di Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri?

2.Bagaimana bentuk rehabilitasai Pondok Singgah dan Pesantren rehabilitasi Mental Sapu Jagad dalam menangani santri yang direhabilitasi dari tahun 1998 sampai 2014?

3.Bagaimana perkembangan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad dari tahun 1998 sampai 2014?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapatlah diketahui tentang tujuan dari penelitian tentang Sejarah Pondok singgah dan pesantren rehabiltasi Mental Di Desa Kencong Desa Kepung Kabupaten Kediri sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Sejarah Pondok singgah dan pesantren rehabiltasi Mental Di Desa Kencong Desa Kepung Kabupaten Kediri.


(13)

6

2. Untuk mengetahuibagaimana bentuk rehabilitasai Pondok Singgah dan Pesantren rehabilitasi Mental Sapu Jagad dalam menangani santri yang direhabilitasi dari tahun 1998 sampai 2014.

3. Untuk mengetahui bagamana perkembangan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad dari tahun 1998 sampai tahun 2014

D. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Pondok singgah dan pesantren rehabilitasi Mental Desa Kencong Kecamatan Kepung kabupaten Kediri nantinya diharapkan akan memberi manfaat:

1. Untuk menambah wawasan bagi peneliti dan juga khususnya pada pondok pesantren.

2. Sebagai tambahan informasi dan memperkaya ilmu pengetahuan.

3. Sebagai bahan kajian selanjutnya bagi mahasiswa yang mendalami sejarah, terutama yang berkaitan dengan sejarah perjuangan islam.

4. Memperoleh pengalaman penelitian sebagai bekal untuk terjun ke masyarakat yang ada setelah meyelesaikan pendidikan strata satu.

E. Pendekatan dan Kerangka teoritik

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan historis, yang bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Dengan pendekatan historis ini penulis berusaha untuk menjelaskan latar belakang sejarah berdirinya pondok singgah dan pesantren rehabilitasi sapu jagad.


(14)

7

Sementara itu, dalam hal teori penulis menggunakan teori behavioral disorders yang dinyatakan oleh B.F. Skinner. Teori behavioral disorders ini dikonseptualisasikan sebagai perilaku manusia yang mengalami masalah-masalah yang berat. Seperti adanya gangguan jiwa, stres, depresi, kekalutan, kecemasan, dan masalah-masalah lain yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari. Teori behavioral ini menjelaskan nilai moral dan norma dengan memberikan hukuman perilaku yang tidak sesusai serta menggunakan positif reinforcement untuk memperkuat perilaku yang sesuai.6

Di Pondok Singgah dan Pesantren rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini bentuk penanganan yang lebih ditekankan untuk proses penyembuhan para santri ini adalah harus mengikuti kegiatan sholat berjamaah dan istighosah yang dilakukan setiap hari. Agar para santri yang terganggu kejiwaan dan para santri yang kecanduan narkoba itu menjadi lebih tenang dalam batin diri para santri.

F. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu penulis menemukan skripsi yang berjudul Penyembuhan Pecandu Narkoba dan Setress di pondok Sapu Jagad Yayasan pesantren Raudhatul Ulum Kencong Kepung Kediri yang ditulis oleh Abdul Rakib Tesis tahun 2010 . Penekanan penulis terdahulu lebih pada metode penyembuhan menangani para santri yang direhabilitasi,sedangkan dalam

6Ali Ranim, “Pengertian teori Behavioral

Http //Aliranim.blogspot.co.id/2014/11teori-behavioristik-bf-skinner-dalam operant.html?m=1, (28 dsember 2015)


(15)

8

penelitian saya menekankan pada masalahsejarah berdirinya pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad. Oleh karena itu,pembahasan karya tulis Abdul Rakib ini jelas berbeda dengan skripsi yang akan saya tulis.

Meskipun skripsi Abdul Rakib berbeda namun akan saya pakai untuk rujukan sebagai sumber primer dari penulisan skripsi saya. Karena skripsi Abdul rakib bisa memberikan informasi yang saya butuhkan.

G.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mendasarkan analisis pada data dan yang ditemui dilapangan, metode ini tidak diungkapkan dengan angka-angka sebagai mana penyajian data kuantitatif dalam bentuk kategori.

Data diperoleh dari buku-buku,dokumen cetak dan peristiwa-peristiwa lainnya tertulis maupun tidak tertulis serta informan yaitu kyai, ustadz, santri, alumni.

Pengumpulan datanya dilakukan dengan cara: 1. Heuristik

Heuristik merupakan tehnik pengumpulan data. Pada tahap ini penulis mengumpulkan berbagai data yang hubungannya dengan skripsi.dalam hal ini penulis mendapat sumber yaitu:


(16)

9

a. Sumber primer

Sumber primer adalah sumber yag dihasilkan atau ditulis oleh pihak-pihak yang secara langsung terlibat dan menjadi saksi mata dalm peristiwa sejarah.7

1) Wawancara

Wawancara terhadap para informan, seperti Kyai Anom Agus

Tuhfatun Nafi’, santri, alumni dan tokoh terkait karena kajian

skripsi ini adalah sosial historis. 2) Dokumen atau arsip

Dokumen yang diperoleh dari sumber asli dari pihak Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad. b. Sumber Sekunder

Sumber sekunder adalah kesaksian siapapun yang bukan merupakan saksi pandangan mata, yakni dari seorang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan8. Untuk mendukung penulisan skripsi ini penulis juga menggunakan sumber sekunder yang bisa penulis dapatkan dari buku-buku literatur yang berkaitan dengan tema yang penulis bahas dalam skripsi ini.

2. Kritik Sumber

Kritik sumber dilakukan terhadap sumber-sumber yang dibutuhkan, kritik ini menyangkut verivikasi sumber yaitu pengujian mengenai keontetikan sumber itu.

7

Lilik Zulaicha. Metodelogi Sejarah 1 (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2003), 24. 8


(17)

10

Dalam metode sejarah kritik dibagi menjadi dua,yaitu:

a. Kritik ekstern adalah proses untuk melihat apakah sumber yang didapatkan autentik atau asli. Pada kritik ekstern ini yang penulis lakukan adalah memperhatikan kertas, gaya bahasa dan susunan yang tertulis disumber-sumber primer, jelas menunjukkan bahwa otentitas subtansi materi tersebut tidak diragukan lagi, karena bersumber dari para pelaku sejarah yaitu Kyai Anom Agus

tuhaftun Nafi’, keluarga dekat Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’

serta para pengurus pondok pesantren.

b. Kritik intern adalah bagian dari peneliti sejarah yang berusaha membuktikan bahwa kesaksian yang diberikan oleh sumber dapat dipercaya, yang inti pernyataannya terdapat dalam sumber atau dokumen yang bersangkutan.9

Bahwasannya kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ merupakan tokoh

sentral dalam sejarah berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren rehabilitasi Mental Sapu jagad serta perkembangannya.

c. Interpretasi atau penafsiran

Interpretasi atau penafsiran adalah suatu usaha mengkaji kembali terhadap sumber yang ada. Kemudian sumber-sumber yang ada lalu dibandingkan dan disimpulkan atau ditafsirkan.

9


(18)

11

d. Historiografi

Hitoriografi adalah menyusun atau merekontruksi fakta-fakta yang telah tersusun dan telah didapatkan dari penafsiran terhadap sumber-sumber sejarah dalam bentuk tertulis.10

G.Sitematika Bahasan

Untuk mngetahui alur pembahasan peneliti ini, maka diperlukan sistematika bahasan. Bagian ini mengungkapkan alur bahasan sehingga dapat diketahui logika penyusunan dan kohorensi anta satu bagian ( bab dan sub bab ) yang lain. Berikut ini adalah sistematika bahasan yang dilakukan peneliti.

Bab pertama, pendahuluan.Pada bagian bab ini menggambarkan tentang sub bab yang ada pada skripsi secara umum meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika bahasan.

Bab kedua, Dalam bagian ini penulis membahas tentang sejarah kehidupan dari pendiri pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad yang mencakup geneologi dari kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi selaku pendiri pondok dan juga membahas tentang sejarah pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad. Yang meliputi letak geografis,sejarah pondok singgah dan juga visi misi serta tujuan dari pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad.

10


(19)

12

Bab ketiga, Dalam bagian ini penulis membahas bentuk rehabilitasi Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad dalam menangani Santri yang direhabilitasi dengan cara Bimbingan Mental Spiritual, Pendekatan Kepribadian dan Menciptakan Kebersamaan sesama Teman.

Bab keempat, Dalam bagian ini penulis membahas tentang Perkembangan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad dari tahun 1998 sampai tahun 2014 meliputi Sarana dan Prasarana, Pengelolaan Dana, Organisasi Pondok.

Bab kelima, Merupakan bab yang membahas tentang penutup dan membahas kesimpulan serta saran yang berkenaan bagi peneliti.


(20)

BAB II

SEJARAH PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD

A.Biografi Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’

Biografi adalah kisah perjalanan hidup seseorang. Biografi ini sangat penting terutama sebagai bukti bahwa tokoh tersebut pernah berjuang tentang sesuatu yang diyakininya. Selain itu, biografi juga bisa dijadikan bukti bahwa

Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ memiliki keilmuan yang tidak perlu diragukan lagi. Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ adalah pendiri pondok

singgah dan pesantren rehabilitasi mental Sapu Jagad di desa Kencong Kecamatan kepung. Sementara itu pondok singgah dan pesantren rehabilitai mental sapu jagad adalah tempat beliau untuk mendidik dan membina para santri yang kecanduan narkoba serta mengalami gangguan kejiwaan. Biografi Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ sangat penting karena yang menjalankan program pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental. Di tangannya pondok singgah dan pesantren rehabilitai mental sapu jagad ini menjadi media untuk menyadarkan bagi orang-orang yang kecanduan narkoba serta mengalami gangguan kejiwaan dan kembali kejalan yang benar serta mengharapkan ridha dari Allah SWT

1. Sejarah kelahiran Kyai Anom Agus tuhfatun Nafi’

Kyai Agus Tuhfatun Nafi’ atau yang sering dikenal dengan sebutan gus Nafi’ lahir di desa Kencong kecamatan Kepung kabupaten Kediri


(21)

14

padatanggal 1 januari 1977. Kyai anom Agus Tuhfatun Nafi’ merupakan

anak keempat dari limabersaudara diantaranya yaitu: KH. Jauhar Nehru ,

K.Aufa’Big Ma’ahada, K. Muhammad Nuril Anwar, K. Mukhtaruddin.1 Ayahnya adalah seorang kyai besar yang berada di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Kencong yang bernama KH. Zamrodji yang merupakan putra dari KH.Syairozi dan Hj. Siti Aminah.

Ibu dari KH. Anom Agus Tuhfatun Nafi’ adalah Hj.Asholihah yang

meruapakan putri dari KH.Abdul Aziz dan Hj Siti Aminah yang merupakan salah satu kyai yang berasal dari Pondok Pesantren Lirboyo. 2 Tidaklah heran dari latar belakang yang demikian rupa itu maka gagasan

seorang Kyai anom Agus tuhfatun Nafi’ ini untuk mendirikan sebuah

pesantren tidaklah sulit, karena mendapat dukungan dari keluarga, maupun orang-orang yang mendukungnya. Ide untuk mendirikan pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental ini muncul ketika adanya banyak keluhan dari masyarakat yang ingin anaknya sembuh.3 Karena keluarga

dari Kyai Naom Agus Tuhfatun Nafi’ ini adalah keluarga yang taat pada agama, maka tak heran setelah dewasanya Kyai Anom Agus Tuhfatun

Nafi’ ini menjadi seorang ulama.

Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ belum pernah melakukan ibadah

haji, namun beliau sudah pernah Umrah bersama anggota keluarganya. Pada tahun 2014 beliau umroh sebanyak dua kali. Kemudian pada waktu

1Anom Agus Tuhfatun Nafi’ (Gus Nafi’), wawancara,

Kencong, 11 juni 2015

2

Saikhu, wawancara, Kencong 20 juni 2015.

3


(22)

15

tahun 2015 ini beliau berangkat umrah bersama saudaranya yang bernama KH. Jauhar Nehru.4

2. Latar Belakang Pendidikan

Sejak kecil KH. Agus Tuhfatun Nafi’ terkenal didalam masyarakat

dengan sifat keanehannya. Sewaktu Gus Nafi’ masih dibangku TK beliau

berangkat kesekolah bersama seorang pengasuhnya untuk mengantar beliau kesekolah di RA Kusuma Muliya yang berada di pondok Pesantren Raudhatul ulum , namun didalam sekolah beliau tidak mengikuti pelajaran

yang ada di TK tersebut, menurut salah seorang warga jika gus nafi’ ini berangkat kesekolah maka yang sekolah bukan gus nafi’ nya melainkan

pengasuhnya, karena gus nafi selalu tidak mau mengikuti pelajaran di sekolahnya itu5.

Pada waktu sekolah beliau juga sekolah di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum namun ketika beliau sekolah beliau tidak sekolah dan tidak mau sekolah sehingga sampai sekarang beliau buta huruf atau tidak

bisa membaca sama sekali. Kyai Anom agus Tuhfatun Nafi’ hanya tidak

bisa membaca huruf Abjad saja, dikarenakan beliau tidak pernah mengikuti pendidikan formal. Namun dalam bidang pendidikan yang

dilakukan oleh gus nafi’ ini hanyalah sekolah Diniyah di pondok pesantren milik ayahandanya sendiri. Pernah sekali beliau dimasukan kesalah satu pondok pesantren yang berada di Kabupaten Gresik. Namun beliau hanya mondok selama 6 bulan saja. Sewaktu kecil beliau terkenal bandel akan

4

Ali, wawancara, Kencong, 20 juni 2015.

5


(23)

16

sifatnya namun dibalik sifat yang bandel tapi beliau mempunyai sisi kharismatik dalam memimpin pondok singgah dan Pesantren Rehabilitasi sapu Jagad. Karena sifat kharismatik inilah maka beliau sangat dihormai oleh para santri-santri yang mengalami kecanduan narkoba.

3. Tabel Silsilah Ki Anom Agus Tuhfatun Nafi’

SILSILAH KELUARGA BESAR

KIAI ANOM AGUS TUHFATUN NAFI

Keterangan:

1. : Hubungan Anak 2. >< : Hubungan Pernikahan

KH. Zamrodji Syaerozi >< Hj. Sholikhah

KH. Syaerozi >< Hj. Siti Aminah

KH. Jauhar Nehru >< Nyai. Nurul Hilmi

Rizmi Haitami Azizi Ata Saiful millah Arihnal Faizal

Ulvi Ba’awi

Migdat Zamah Syari K. Aufa Bima Ahada

K.Muhammad Nuril Anwar

K.Agus Tuhfatun Nafi’

K. Big Mukhtaruddin K. sulhah Zamrodji

KH. Abdul Hadi Syaerozi Kh. Ahmad Syaerozi

Nyai. Munfa’atun Syaerozi

Nyai Nuryati Syaerozi Nyai Nafsiah Syaerozi


(24)

17

B.Letak Geografis

Pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad terletak di tengah-tengah desa kencong maka penelitian mempunyai letak geografis yang sangat menguntungkan, karena disekitar pondok terdapat lingkungan penduduk yang sangat padat dan terlebih lagi letak pondok singgah ini ada di pinggiran jalan raya. Walaupun letaknya terletak di tengah-tengah daerah pedesaan namun letak dari pondok singgah ini sangatlah mudah untuk menjangkaunya. Karena ,letak dari pondok singgah inipun berada di di pinggiran jalan raya yang mudah djangkau menggunakan alat transportasi umum untuk menghubungkan jalur transportasi pondok dengan kecamatan pare maupun kecamatan kepung.

1. Letak Desa

Desa kencong merupakan nama salah satu desa yang berada di kecamatan Kepung kabupaten kediri. Desa kencong terletak dipinggiran kota pare maka untuk menempuh jarak kedesa kencong sangatlah mudah, karena jarak antar desa kencong dengan kota pare hanya berkisar 3Km. Dengan adanya masyarakat yang hiterogen, maka mengakibatkan banyak perbedaan baik dalam ekonomi, sosial, agama dan sebagainya.

Sesuai dengan monografi desa kencong pada tahun 2014 luas desa kencong berkisar 392,410, dengan perincian sebagai berikut: Pemukiman atau perumahan seluas 70,512 Ha, sawah dan ladang seluas 90,428 Ha, makam 8,286 Ha, dan lain-lain 1Ha6. Desa merupakan wlayah dataran

6


(25)

18

rendah yang letak geografisnya adalah 112,236397 BT dan -7.780213 LS . Adapun batas wilayah desa adalah

1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Klampisan Kecamatan Kandangan dan Desa Canggu Kecamatan Badas.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Krenceng Kecamatan Kepung.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Keling kecamatan Kepung. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Krenceng kecamatan Kepung

dan Pare.7

2. Letak Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad Pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad terletak di wilayah kencong barat. Lokasi dari pondok tersebut sangat stretegis dan mudah dijangkau karena posisi dari pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad berdekatan dengan jalan Raya. Untuk lebih jelasnya letak dari pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad desa kencong kecamatan kepung kabupaten kediri adalah:

a. Sebelah utara berbatasan dengan desa kandangan dan desa canggu b. Sebelah timur berbatasan dengan desa krenceng kec. Kepung c. Sebelah selatan berbatasan dengan desa krenceng kec.kepung d. Sebelah barat berbatasan dengan desa krenceng8

7

Prodeskel.pmd.kemendagri.go.id/_grid_t01/

8


(26)

19

3. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk desa Kencong, yng tercatat sampai tahun 2014 berjumlah 6.321 jiwa dengan rincian sebagai berikut:

a. Laki-lak sebanyak 3175 orang b. Perempuan sebanyak 3146 orang9 4. Mata Pencaharian

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat desa kencong menekuni berbagai pekerjaan sebagai sumber mata pencaharian, yaitu:10 a. Pegawai Negeri sipil sebanyak 86 orang dengan rincian ( laki-laki

berjumlah 57 dan peremmpuan berjumlah 29). b. TNI atau POLRI 7 orang.

c. Swasta sebanyak 735 orang.

d. Wiraswasta atau pedagang 209 0rang e. Pertukangan sebanyak 35 orang f. Tani sebanyak 205

g. Buruh Tani sebanyak 120 orang h. Pensiunan sebanyak 20 orang i. Jasa sebanyak 50 0rang

5. Agama penduduk desa kencong mayoritas beragama islam a. Beragama islam 6243 orang

b. Beragama Kristen 60 orang c. Beragam Katolik 10orang

9

Ibid 10


(27)

20

d. Beragama Budha Nihil e.Beragama Hindu 8 orang

6. Sarana Peribadatan didesa Kencong a. Masjid ada 5 buah

b. Mushola ada 25 buah 7. Sarana Pemerintah

Untuk menunjang kesuksesan dalam mengatur dan membina masyarakat, pemerintah desa Kencong mempunysi sarana fisik yang berguna untuk sentarl pengaturan mekanisme kegiatan. Sarana tersebut adala sebuah balai desa.11

8. Sarana Kesehatan

Adapun sarana kesehatan didesa Kencong adalah 1 klinik kesehatan dan 1 klinik untuk ibu-ibu melahirkan, sebuah puskesmas.

9. Lembaga Pendidikan

Keberadaan lembaga pendidikan sangat diperlukan oleh masyarakat, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Adapun lembaga pendidikan yang terletak didesa Kencong sebagai berikut:12

a. Taman Kanak-kanak sejumlah 6 buah b. Sekolah Dasar sejumlah 5 buah

c. Sekolah menengah pertama sejumlah 2 buah d. Sekolah menengah Atas sejumlah 1 buah

e. Pendidikan khusus seperti pondok pesantren sebanyak 3 buah

11

Ibid 12


(28)

21

10.Budaya

Kebudayaan menurut ilmu Antropologi adalah keseluruhan sisitem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.13 Kehidupan masyarakat desa Kencong masih berkaitan erat dengan peninggalan sebelumnya dan berusaha melestarikan kebudayaan yang telah ada yaitu berupa kesenian bantengan dan jaranan. Kesenian bantengan merupakan kesenian yang memakai kepala banteng yang terbuat dari kayu yang kemudian dibentuk mirip kepala banteng.14 Kemudian untuk menyembunyikan wajah dari pemain kesenian banteng biasanya ada selembar kain yang berwarna hitam yang diikatkan ke kepala banteng yang terbuat dari kayu tersebut. Sedangkan ksenian jaranan memakai alat yang terbuat dari bambu yang telah di modifikasi, sehingga bentuk dari bambu tersebut menyerupai dengan kuda. Biasanya orang-orang menyebut dengan jaran kepang.15

Selain dari budaya-budaya tersebut ada juga kebiasaan yang dilakukan oleh warga desa kencong yaitu dibaiyah yang hanya dilakukan

dihari malam jum’at. Acara dibaiyah ini dilakukan oleh kalangan anak muda-muda namun kebanyakan yang mengikuti dibaiyah ini adalah para remaja putri saja.

13

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1990), 180.

14

Budi, wawancara, Kencong, 8 juni 2015.

15


(29)

22

C. Sejarah Berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental SapuJagad

Bagi masyarakat desa kencong dan sekitar pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad ini tidaklah asing. Pondok Singgah dan pesantren ini berdirinya kurang lebh sudah 17 tahun yang lalu. Pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad ini didirikan dengan tujuan agar masyarakat yang mengalami kecanduan narkoba ini dan juga masyarakat yang mengalami gangguan kejiwaan bisa sembuh. Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental ini berdiri tidak lepas dari yayasan pondok pesantren Raudhatul Ulum yang juga terletak di Desa kencong.

Pondok Singgah dan Pesantren rehabilitasi Sapu Jagad ini berdiri dari keluhan dari beberapa masyarakat yang mengeluh akan banyaknya anak-anak muda yang banyak terjerumus hal-hal yang negatif dan terlarang seperti mengkonsumsi barang-barang terlarang narkoba, namun ada juga dari beberapa orang tua yang juga mengeluhkan atas perbuatan anaknya yang selalu mengkonsusmsi barang terlarang.16

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini didirikan pada tahun 1998. Dari keluhan beberapa masyarakat inilah inilah maka pondok singgah ini didirikan. Pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental ini dikhususkan bagi orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan dan juga orang-orang yang telah kecanduan narkoba.Nama sapu jagad ini di ambil dari salah satu doa yang meminta

16


(30)

23

kesalamatan didunia dan akhirat yaitu doa sapu jagad. Dimana doa ini berasal dari salah satu ayat al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 201 yang berbunyi:

                     

Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka17

Dari doa sapu jagad itulah nama pondok singgah ini di ambil, karena makna yang ada dari doa sapu jagad yang meminta keselamatan dari dunia akhirat ini.18Dan dengan doa ini menunjukkan agar manusia selalu berlindung

kepada Allah. Dari bacaan doa tersebut Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’

berharap dalam mendirikan Pondok Singgah dan pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini para santri yang direhabilitasi akan segera sembuh dan kembali kejalan yang benar. Dari nama doa sapu jagad tersebut beliau berharap para santri yang dibina akan menjalani kehidupannya dengan selamat dari dunia maupun akhirat.

D.Visi dan Misi serta Tujuan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad

Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini sangat membantu bagi anak-anak remaja maupun orang tua yang tersesat jalannya yang mengalami gangguan jiwa dan yang menggunakan barang-barang haram seperti narkoba. Pesantren ini dalam membina para santri-santrinya juga mempunyai beberapa visi,misi dan juga tujuan. Visi,misi dan

17

Al-Qur’an ,201 (Al-Baqarah), 24.

18


(31)

24

tujuan di dalam pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental ini adalah sebagai berikut:

1. Visi

“Mewujudkan manusia yang sehat jiwa dan raga seutuhnya”

Maksud dari visi tersebut adalah menjadikan manusia yang dulunya pernah melakukan perbuatan yang dilarang agama seperti menggunakan narkoba maupun obat-obatan terlarang untuk kembali lagi kejalan yang benar dan tidak menggunakan barang-barang haram tersebut. Sedangankan bagi yang mengalami gangguan mental atau jiwa perlu disembuhkan agar tidak mengalami gangguan mental lagi dan kembali sehat seperti sedia kala dari fisik maupun mental.

2. Misi

a) Mendidik dengan ilmu agama secara nyata dan benar. b) Mengembangkan hidup sehat tanpa disertai kemaksiatan. c) Mensyiarkan agama islam

d) Memasyarakatkan larangan-larangan agama dan negara. Demi tercapainya masyarakat yang selalu dalam keharibaan ridhoNya.

e) Mengantarkan para insan untuk menyelesaikannya problematika di kalangan masyarakat dan negara.

3. Tujuan

a) Mewujudkan peran aktifnya di dalam membangun bangsa dan Negara b) Membangun jiwa dan raga dalam bentuk pengabdian kepada


(32)

25

Yakni membangun manusia dalam bidang mental dan spiritual yang bermuarakan pada terbentuknya insan yang bertakwa.

c) Menjaga dan membina kesinambungan intraktif yang saling menguntungkan.

d) Menumbuh kembangkan terjalinnya persaudaraan sesama manusia. e) Mengembangkan solusi demi terpecahkannya problematika dalam

aktifitas kemasyarakatan.

Dengan adanya beberapa visi,misi dan tujuan pondok singgah ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi masyarakat atau warga sekitar pondok singgah ini. Berdirinya pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental ini agar memberikan pendidikan yang dapat melahirkan lulusan yang beriman dan bertakwa. Sesuai dengan surat Ali Imron ayat 104

                           

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.19

Firman di atas menunjukkan agar manusia selalu berbuat kebaikan dalam segala sesuatu. Dan jika seseorang mengetahui sesuatu keburukan yang terjadi pada khalayak umum yang ada disekitar lingkungan mereka agar menyerukan sesuatu perbuatan yang baik.Walaupun dalam mendirikan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini banyak

19


(33)

26

didukung dari pihak keluarga dan masyarakat, namun ada juga sebagian dari masyarakat yang menentang dengan adanya pendirian pondok ini, karena mereka takut dengan para santri yang ada pondok singgah ini. Pernah pada suatu hari dalam para santri yang direhab dan yang mengalami gangguan kejiwaan mengamuk dengan melempari batu kerumah penduduk sekitar Pondok Singgah dan pesantren rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini. Dari kejadian tersebut masyarakatpun mengeluh akan berdirinya pondok ini dan menentang dengan adanya ponpes tersebut. Karena takut akan terulang lagi kejadian itu20.Namun Kyai Anom Agus tuhfatun Nafi’ ini tidak merasa putus asa karena keluhan dari masyarakat yang tidak setuju dengan adanya pondok tersebut.Beliau bertekad ingin membuat para generasi muda tidak terjerumus kembali kedalam hal-hal yang bersifat negatif.

20


(34)

BAB III

BENTUK REHABILITASI PONDOK SINGGAH DAN PESANTREN REHABILITASI MENTAL SAPU JAGAD

Sebagaimana Pondok Pesantren pada umumnya, Pondok Singgah dan pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad didirikan atas dasar keprihatinan dari

Kiai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ atau Gus Nafi terhadap para remaja di masyarakat yang terjerumus kedalam hal-hal yang bertentangan dengan agama seperti mengkonsumsi narkoba dan orang-orang yang terkena gangguan kejiwaannya. Maka dari rasa keprihatinan beliau mendirikan pondok singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad. Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ atau

sering dipanggil dengan Gus Nafi’ ini mendirikan pondok singgah ini bersama

dengan keluarganya.

Beliau mendirikan pondok pesantren ini agar orang yang kecanduan narkoba dan juga orang yang mengalami gangguan mental ini bisa tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingannya.Keberadaan pondok atau asrama ini sangat berarti bagi santri yang terkena gangguan mental dan juga santri yang kecanduan narkoba, karena mereka dapat belajar sekaligus tidur disini tanpa harus pulang ke rumah.

Pondok atau asrama biasanya berbentuk perumahan yang sederhana dengan fasilitas yang lebih minim dari pada hall atau collage yang ada di universitasdi negara Barat. Jika hall atau collage menyediakan 1 kamar untuk satu siswa, maka


(35)

28

pondok biasanya terdiri dari bersama yang biasanya ditempati oleh santri lima atau sepuluh santri.1

Pesantren selain sebagai lembaga penyebaran agama islam juga bisa berfungsi sebagai lembaga sosial kemasyarakatan yang bertujuan untuk mencetak dan membentuk lapisan masyarakat berakhlak mulia, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam hal ini pesantren memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan perubahan kepada akhlak manusia. Menurut Abd. Chayyi Fanany secara umum pondok pesantren didirikan dengan tujuan : 1) menyiapkan santri mendalami dan menguasai pendidikan agama islam, 2) dakwah menyiarkan agama islam, 3) benteng pertahanan umat islam dalam bidang akhlak.2 . Cara beliau untuk mendidik para santri yang terkena gangguan jiwa dan juga kecanduan narkoba ini dibagi menjadi tiga cara yaitu: Bimbingan Mental Spiritual,Pendekatan kepribadian dan juga menciptakan kebersamaan dengan sesama teman.

A. Bimbingan Mental Spiritual

Dengan berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad Kencong Kepung Kediri, maka besar sekali peranan pesantren terhadap para santri yang direhabilitasi dalam bidang keagamaan. Peran yang dilakukan pesantren dalam kehidupan para santri yang direhabilitasi ini adalah bimbingan mental spiritual dan soal-soal ibadah. Kebiasaan positif yang diberikan oleh pihak pondok pesantren ini akan menimbulkan dampak

1

Endang Turmudi, Perselingkuhan Kyai dan kekuasaan (Yogyakarta: LKIS, 2003), 35.

2


(36)

29

yang lebih baik bagi para santri yang telah kecanduan narkoba dan juga para santri yang mengalami gangguan mental. Dalam mendidik para santri yang akan direhabilitasi dipondok pesantren ini ditekankan untuk melakukan sholat

berjama’ah terlebih dahulu.

1. Mandi

Namun sebelum menyuruh mereka untuk sholat berjama’ah metode yang dilakukan oleh Gus Nafi’ adalah melakukan terapi penyembuhan dengan memandikan. Mandi adalah salah satu aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan air adalah komponen pokok bukan hanya dalam mandi, tetapi juga dalam kehidupan manusia. karena dengan mandi badan akan menjadi lebih segar dan jauh lebih bersih. Dengan mandi ini maka kotoran-kotoran yang ada ditubuh para santri yang direhabilitasi akan hilang. Menurut Gus Nafi mandi merupakan salah satu ketentuan untuk mensucikan tubuh.3 Beliau menyebutkan bahwasannya mandi merupakan ketentuan yang harus dilakukan jikalau seorang itu

dalam keadaan kotor. Menurut Gus Nafi’ ini berkaitan dengan merujuk

pada salah satu firman Allah yang surat Annisa ayat:43

                                                                                       

3Agus Tuhfatun Nafi’


(37)

30

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.

Dari penjabaran surat diatas, orang yang masih belum berada dalam keadaan suci hendaklah mensucikan diri dengan mandi. Hal ini menjelaskan bahwasannya betapa pentingnya air itu untuk mensucikan keadaan seorang yang dalam keadaan kotor. Terapi mandi yang dilakukan oleh pihak Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini dilakukan pada setiap pagi sebelum melakukan sholat shubuh. Ini dikarenakan mandi pada waktu pagi sekali dapat meringankan stress. Selain itu dengan mandi pagi juga bermanfaat untuk melancarkan darah yang dikarenakan tubuh akan mendapatkan asupan oksgen yang cukup. Mandi juga dapat menambah kekebalan atau daya tahan tubuh terhadap segala penyakit, karena dengan mandi pagi dapat meningkatkan sel darah putih yang dapat membantu proses penyembuhan dan membuat tubuh menjadi lebih sehat.4 Mandi dengan air dingin mampu mengurangi noda dan lingkaran hitam pada bagian bawah mata, kesegaran wajah akan semakin terpancar.

4

Fatma Fuziah, Khasiat Mandi, dalam http://mediaonlinenews.com/kesehatan/mandi-ternyata-banyak-khasiatnya, (13 januari 2015).


(38)

31

Walaupun proses penanganan santri untuk menyuruh mandi pada waktu pagi hari, namun kegiatan mandi harus dilakukan setiap pagi dan sore. Supaya badan para santri menjadi lebih bersih dan segar. Karena mandi menggunakan air. Kebiasaan mandi pagi dengan air dingin setiap hari berdampak positif juga pada kesehatan jaringan tubuh manusia. Jaringan kulit akan semakin membaik, kulit tidak kering dan menjadi lebih kenyal. Sebaliknya bila mandi dengan air hangat, maka kulit lebih mudah keriput dan kurang kenyal.5Maka ada empat fungsi dari efek terapi air adalah sebagai berikut. 6

Pertama, dapat membersihkan secara fisik, noda, kotoran, kuman, racun, bau dan lain-lain yang menempel atau masuk pada tubuh manusia, yaitu dengan mandi pada umumnya. Efeknya dapat menimbulkan kesegaran, kesehatan, dan berbagai efek relaksasi. Kedua, mulai memberikan efek terapi psikologis manusia, yaitu dapat menghilangkan berbahai ekses kotoran dan gangguan setan. Dengan tegas Allah menyebut air dapat menghilangkan gangguan penyakit ini dari jiwa manusia. Ketiga, air juga dapat menguatkan, menentramkan dan menyatukan hati yang berantakan, tidak tenang, gelisah resah, dan terpecah. Keempat, air dapat mengokohkan kaki para musafir yang telah melakukan perjalanan jauh, karena fungsi air inilah sangat cocok untuk digunakan terapi bagi seorang yang mengalami gangguan kejiwaan maupun seorang yang mengalami

5

ibid

6

Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi


(39)

32

kecanduan narkoba. Manfaat air juga pernah ada dalam salah satu cerita Nabi Ayub yang mengalami penyakit gatal-gatal yang diakibatkan oleh gangguan setan. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat Shad Ayat 41-44:                                                                              

Artinya: 41. dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya: "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan".42. (Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; Inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum".43. dan Kami anugerahi Dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran.44. dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya Dia Amat taat (kepada Tuhan-nya)

Dari penjelasan diatas, maka air yang digunakan untuk mandi memiliki fungsi untuk menguatkan, menentramkan dan menyatukan hati yang berantakan, tidak tenang, gelisah, resah, dan terpecah.7 Air juga dapat memberikan efek terapi terhadap sisi psikologis manusia, yaitu dapat menghilangkan berbagai akses kotoran dan gangguan setan.8

7

Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi

Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada), 151.

8


(40)

33

Setelah proses kegiatan mandi sudah terlaksanakan maka para santri diwajibkan untuk sholat berjamaah jikalau waktu sholat telah tiba, dan melakukan berdzikir (pujian-pujian kepada Allah) contoh kalimat subhanallah.9 Berdzikir juga dapat menentramkan pikiran bagi seorang

yang mengalami suatu problematika yang tidak bisa diselesaikan untuk itulah berdzikir perlu untuk menentramkan jiwa yang sedang mengalami masalah. Dengan berdzikir masalah yang selalu dipikirkan akan segera terselesaikan dengan menenangan jiwa. Berdzikir dianjurkan bagi setiap muslim untuk lebih mendekatkan kepada Allah swt. Sesuai dengan firman Allah Surat Thaha Ayat 14:

                   

Artinya: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.10

2. Istighosah

Perjuangan dari Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ dibidang keagamaan yang rutin dilakukan tiap bulan adalah pembacaan sholawat nabi, istighosah dan wisata reiligi. Untuk kegiatan istighosah biasanya

diadakan setiap hari setelah ba’da shubuh.11

Setiap kegiatan istighosah ini harus dilakukan oleh semua santri yang mengalami gangguan kejiwaan dan ketergantungan narkoba. Istighosah artinya meminta pertolongan

9

Abdul Rakib, Penyembuhan Pecandu Narkoba dan Stres di Pondok Sapu Jagad Yayasan

Pesantren Raudhatul Ulum Kencong, Kepung Kediri Jawa Timur, ( Surabaya: IAIN Sunan

Ampel, 2009), 70.

10 Al-Qur’an, 14 (Thaha):: 476. 11


(41)

34

ketika dalam keadaan sukar. Untuk itulah istighosah yang selalu diselenggarakan di Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu jagad ini wajib diikuti oleh setiap santri. Menurut Gus Nafi pengertian dari istighosah adalah memohon pertolongan kepada Allah ketika dalam keadaan sukar dan sulit. Istighosah biasanya dilakukan secara bersama dan dimulai dengan wirid-wiridan tertentu, terutama bacaan istighfar.12Karena dengan istighosah ini mereka akan selalu memanjatkan doa kepada Allah untuk dimintai pertolongan. Adapun bacaan-bacaan doa istighosah yang selalu dilakukan setiap harinya oleh santri sebagai berikut:

ْْ ح فْ

× ... 3

ْْْْْْ ْ ْـيظعْ ْهْ فْغ ْس

×... 01

ْْْْْْ ْ .... يظعْ ّْي عْ ْه ّا ْ ّ قا ْ ْ حا ى

01

ْعْ ّ صْ ّ ْ ّ ح ْ ّيسْ

... ْ ى 01

... ّ ح ْ ّيسْ ْ ع

.

ى. 01

ْْْْْْ ْ ... ي ـق يْه ي

.

ى 01

ْ يص يْعي س ي ى...

01

ْْْْْ ْ ْق خ يْئ ْ ي ى...

01

ْْْْْ ْ ...ه يْ ي يْ يص يْظيفح ي ى

01

ْْْْْ ْ ...ثغ ْس ْ ْح ْ ّيـق يّْيح ي

... ى. 01 ْْْْْْ ْ ...فيط ي ى 021 ْْْْْ ْ ... ً فغْ ْهّ يظعْ ْهْ فْغ ْس ى

01

ّ صّْ ّ ْ ...هْ س يْ ْ ْ ى يحْ ْ ق ضْ ق ّ ح ْ ّيسْ ع ى

01

12


(42)

35

ْ ْ ْ عْ ْه ْ حْ ْ ّ ْ ّ ح ْ ّيسْ عْ ً ْ ً اسْْ ّ س ًْ ًْ اصْ ّ صّْ ّ ْ ْ ْه ُْ فْ

ْضْ

ْ ع ْ ي ْ ْه ْج ْ غْ ْ ْس ْسي ْ ْ ْ ْسح ْ ئ غّ ْه ْ ْجئ حْ ْه ْ

ْ حْ ّْ ْ فْه ْحص ْح ّ ع ْسف

... ى

3

ْسْ عْ ّ صّْ ّ ْ ج حْ ْعي ج ْ ْ ضْ ْ فاْ ْ ْهاْ ْعي جْ ْ ْ يجْ ًْ اصْ ّ ح ْ ّي

ْ صْق ْ ْ غ ْ ج ّ ْ ْع ْ ْ ع ْ عفْ ْ ّيّس ْ ْعي جْ ْ ْ ّ ط ْي غْ

ْعي جْ ْ ْ

ْ ْي ْ ... ْ ْ ْع ْ يح ْ ْ ف ى

3

Dengan menggunakan istighosah ini para santri juga akan mendapatkan ketenangan jiwa. Memohon pertolongan dari Allah sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Walaupun cara yang dilakukan berbeda, namun kegiatan istighosah yang bertujuan untuk menjernihkan jiwa para santri ini sangat diperlukan. Istighosah adalah memohon pertolongan dari

Allah SWT untuk terwujudnya sebuah “keajaiban” atau sesuatu yang

paling tidak dianggap dan paling tidak mudah untk diwujudkan.13 Seperti yang tersirat dalam al-qur’an surat Al-Anfal ayat 9 yang berbunyi:

                    

Artinya: (ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang

berturut-turut”. 14

Istighosah juga merupakan sebuah doa yang selalu dilakukan oleh

seorang yang mengalami banyak masalah. Do’a salah satu wujud seorang

yang ingin berbicara kepada Allah. Dengan memohon semua keresahan

13 Budi farhad alfarizi, “ Sekolah Sibuk Istighosah”, m.kompasiana.com (14 Januari 2016) 14


(43)

36

yang ada dihati agar semua beban yang dimiliki agar segera hilang dan dapat terselesaikan. Bagi mereka yang mengalami sakit hendaknya berusaha berobat disertai dengan doa dan zikir. Karena semua penyakit pasti akan ada obatnya.15Hal ini sesuai dua hadits berikut, yang artinya:

َلج َزع ه ن ْ إب ا ب ء اَ ل صأ ا إف, ءا د ءاد ِلكل

Artinya:“Setiap penyakit ada obatnya”. Jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan izin Allah penyakit itu sembuh (HR.Muslim dan Ahmad)

َن إف اْ ت

ه ( م لا ح ا ْيغ ءا د هل عض َّإ ء اد ْعضي ْمل ىل عت ه

)ى م تا

Artinya: “Berobatlah kalian, maka sesungguhnya Allah SWT tidak

mendatangkan penyakit kecuali mendatangkan juga obatnya, kecuali

penyakit Tua” (HR. At Tirmdzi).16

Doa berperan sebagai alat intervensi terhadap kondisi mental dan kejiwaan pasien untuk membantu proses penyembuhan bersama dengan terapi lainnya. Dengan demikian, jelas bahwa Islam yang bersumber dari wahyu (al-Qur’an) dan al-al-Sunah tersebut mampu menjadi terapi jiwa (psikoterapi) dan dapat menyembuhkan penyakit kejiwaan. Hal itu ditegaskan dalam al- Qur’an surat Yunus ayat 57:

                       15

Gus Nafi, wawancara, Kencong, 2 januari 2016

16

Dadang Hawari, Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri Dan Psikologi(Jakarta: FKUI Jakarta, 2005), 183-184.


(44)

37

Wahai manusia sesunggunnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh untuk penyakit yang ada di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (percaya dan

yakin)”.17

Intervensi adalah proses memengaruhi kondisi batin (mental dan kejiwaan) serta kepribadian pasien sehingga dapat terjadi perubahan.18 Pasien yang sakit memerlukan dorongan mental. Hal ini adalah sisi kebutuhan yang tidak bisa diabaikan. Dalam ilmu Psikiterapi dikenal dengan istilah intervensi.19 Efek terapi doa dalam agama bahkan tidak dibatasi secara tegas terhadap suatu aspek penyakit fisik atau penyakit kejiwaan. Ini menunjukkan bahwa menurut ajaran agama doa memiliki peluang untuk terapi, baik untuk penyakit fisik maupun kejiwaan. Menurut Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, seorang psikiater dalam bukunya

menyebutkan bahwa”orang yang rajin dan secara teratur menjalani

meditasi dan berdo’a serta berdzikir memiliki taraf kesehatan fisik dan

mental yang lebih tinggi dari pada mereka yang tidak mengamalkan

meditasi serta berdoa dan berdzikir. Pengalaman meditasi serta berdo’a

dan berdzikir itu dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung,

demikian pula untuk gangguan kejiwaan”.20

3. Dakwah/ceramah

Selain dengan menggunakan do’a untuk menenangkan hati, salah satu terapi yang juga akan mampu membantu seorang yang mengalami ganguan

17Al-Qur’an, 57 (Yunus): 315. 18

Isep Zaenal Arifin,Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi

Islam (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009), 61.

19

Ibid., 65. 20

Dadang hawari, Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri Dan Psikologi, (Jakarta:FKUI Jakarta,2005), 116.


(45)

38

kejiwaan dan bagi seorang pecandu narkoba adalah dengan menggunakan media dakwah. Dakwah atau ceramah juga perlu diberikan oleh seorang kyai untuk memotivasi santri agar tidak melakukan hal-hal negatif yang dapat merugikan diri sendiri. Dalam melakukan dakwah untuk santri yang kecanduan narkoba dan gangguan jiwa harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, agar para santri yang mendengarkan dapat memahami isi dari dakwah tersebut. Dakwah islam dapat dibagi menjadi tiga bentuk.21 Pertama, Tabligh Islam sebagai upaya penerangan dan penyebaran pesan islam. Kedua, Irsyad Islam sebagai upaya bimbingan konseling islam. Ketiga, Tadbir Islam sebagai upaya pemberdayaan umat melalui lembaga-lembaga dakwah. Pembawaan materi yang sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan bagi seorang pecandu narkoba juga sangat penting.

4. Wisata Religi

Berbagai macam upaya yang dilakukan untuk proses penyembuhan bagi santri yang mengalami gangguan kejiwaan. Salah satu bentuk terapi yang lain adalah dengan cara mengajak para santri untuk mengikuti kegiatan wisata religi yang diselenggarakan oleh pihak ponpes sendiri. Untuk wisata religi ini biasanya dilakukan pada waktu tertentu saja. Wisata religi yang diadakan oleh pihak pondok pesantren biasanya adalah untuk berziarah kemakam para wali.22 Kegiatan wisata religi ini berguna untuk membuat para santri ini untuk merifresh pikiran selama didalam pondok pesantren.

21

Isep Zaenal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi

Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), 173.

22


(46)

39

Agar mereka tidak merasa bosan dan merasa terkekang, untuk itulah kegiatan wisata religi ini sangat diperlukan.

Terlepas dari perbedaan pendapat tentang hukum berziarah

kemakam, tujuan dari kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ melakukan wisata

religi ini adalah mengingatkan kepada para santri ini agar selalu mengingat bahwasannya kematian pasti akan datang. Dengan demikian sebelum maut datang, hendaknya kesempatan hidup yang diberikan oleh Allah dimanfaatkan sebaik-baiknya didunia ini. Dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah dan segera bertaubat atas segala perbuatannya yang dimasa lampau. Dengan cara seperti inilah maka mereka akan segera sadar bahwasannya hidup didunia ini hanya sementara, maka kesadaran dari diri mereka untuk bertaubat dan kembali kejalan yang benar akan muncul dengan sendirinya.23

B.Pendekatan kepribadian

Memperkenalkan ajaran islam kepada orang terkena gangguan kejiwaan dan juga orang yang kecanduan narkoba lebih sulit dibandingkan memberikan pendidikan pada anak santri-santri yang dengan pendidikan seperti biasanya. Biasanya cara untuk memberikan pendidikan membutuhkan pendekatan yang ekstra, karena jika terlalu terburu-buru memberikan suatu perintah untuk mempelajari sesuatu yang baru biasanya mereka akan marah-marah. Lingkungan yang baru bagi para santri banyak membutuhkan waktu

23


(47)

40

untuk beradaptasi dengan lingkungan yang belum pernah mereka ketahui. Cara yang dilakukan dalam pendekatan kepribadian adalah dengan melakukan pendekatan personal (individu), pendekatan kelompok, dan juga pendidikan yang dibutuhkan oleh para santri.

1. Pendekatan Personal

Cara pendekatan yang dilakukan biasanya diajak berbincang-bincang dahulu, para santri yang bisa diajak berbicara nyambung dengan menanyakan kegiatan apa yang mereka sukai. Dengan pendekatan seperti inilah santri-santri dapat dialihkan kebiasaan yang buruk seperti mengkonsumsi narkoba ini dapat terhindari dengan cara melakukan kebiasaan yang mereka sukai, seperti halnya jika mereka suka memainkan gitar maka mereka akan memainkan gitar jika ada waktu senggang didalam pondok tersebut. Dengan begitu, lama kelamaan mereka akan lupa dengan kebiasaan buruknya dan akan meninggalkan kebiasaan buruknya. Ada tiga faktor yang dapat meningkatkan kepercayaan untuk sembuh pada diri individu yaitu:

a. Faktor individu yaitu kemampuan yang ada pada diri pelaku untuk berkomunikasi, kemampuan meyelesaikan masalah dan keyakinan diri untuk sembuh dari rasa kecanduan terhadap barang terlarang seperti narkoba dan gangguan kejiwaan. Seperti keinginan untuk sembuh berasal dari diri para santri yang mengalami ketergantungan narkoba dan gangguan kejiwaan. Dengan semangat dan keyakinan seperti itu


(48)

41

insyaallah santri tersebut akan cepat sembuh dari rasa kecanduan narkoba dan gangguan kejiwaan.

b. Faktor keluarga, bagi para santri yang mengalami kecanduan narkoba dan gangguan kejiwaan sangatlah perlu akan dukungan dari keluarga. Dengan memberikan dorongan kepada salah satu anggota yang mengalami kecanduan narkoba dan ganggan kejiwaan. Seperti halnya memberikan motivasi kepada salah satu anggota yang mengalami kecanduan narkoba dan gangguan kejiwaan. Selain itu juga perlu melakukan kunjugan terhadap salah satu anggota keluarga yang direhab supaya mereka tidak merasa disingkirkan dari keluarganya sendiri.

c. Faktor lingkungan dimana para santri kecanduan narkoba gangguan kejiwaan yang direhab di pondok singgah dan pesanten rehabilitasi ini juga perlu dukungan dari lingkungan sekitar. Di pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini biasanya membantu mengalihkan kebiasaan dari para santri kedalam hal-hal positif.24

Pendekatan psikologis biasanya dilakukan dengan cara mengajaknya dengan berbicara terhadap para santri. Agar mereka berpendapat bahwasannya keberadaan mereka masih dianggap oleh sebagian orang yang masih perduli terhadap mereka.Dengan pendekatan

ini, mereka yang belum terjamah „kenikmatan semu’ narkoba, diberikan nasihat dari „hati ke hati’ oleh orang-orang yang dekat dengannya, sesuai

24


(49)

42

dengan karakter kepribadian mereka. Langkah pendekatan psikologis ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjauhi dunia narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut dalam

„kehidupan gelap’ narkoba, melalui pendekatan ini dapat diketahui, apakah

mereka masuk dalam kategori pribadi yang ekstrovert (terbuka), introvert (tertutup), atau sensitif. Dengan mengetahui latar belakang kepribadian mereka, maka pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata. Lima ketentuan yang harus dipenuhi untuk melakukan pendekatan pribadi bagi para santri yang kecanduan narkoba dan ganggua kejiwaan, yaitu25

: (a) kepercayaan remaja pada orang yang membantunya; (b) kemurnian hati untuk membantu tanpa syarat dan tanpa pamrih; (c) kemampuan mengerti dan menghayati perasaannya; (d) kejujuran atau menyampaikan apa adanya; dan (e) mengutamakan persepsi remaja itu sendiri.

2. Pendekatan Kelompok

Selain dari pendekatan kepribadian yang dilakukan secara individu maka berguna juga agar pendekatan psikologis ini dengan cara berkolompok yaitu dengan cara bimbingan yang dilakukan secara bersama-sama antar sesama santri. Cara yang dilakukan adalah yang

Pertama, Ingat kepada Allah SWT, artinya ingat dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT berkaitan dengan kebaikan dan larangan-Nya, ingat halal dan haram, ingat kebaikan dan keburukan, dosa dan pahala, sorga

25

Darimis, Pemulihan Kondisi Remaja Korban NarkobaMelalui Pendekatan Konseling,

Pemulihan Melalui Pendekatan Konseling. Program Studi Bimbingan Konseling Sekolah Tinggi


(50)

43

dan neraka, serta ingat penderitaan dan bahagiaan kelak;

Kedua, Ingat kepada ibu yang melahirka; ketiga: ingat biaya pengobatan sangat mahal, kalau sudah menjadi korban kecanduan dan ketergantungan terhadap narkoba, keempat: ingat terali besi di penjara; kelima: Ingat masa depan dirampasnya.26

Melalui terapi kelompok dan penanganan kognitif untuk mengajarkan bagaimana menghindari tempat yang beresiko tinggi menimbulkan kembali keinginan untuk menggunakan obat, mengetahui efek buruk obat dan mencari alternatif lain selain menggunakan obat. Interfensi psikologis biasanya dikombinasikan dengan pengobatan secara biologis menyusun kembali kepingan perjalanan hidup yang sebelumnya berserakan, sehingga menjadi utuh kembali.27

3. Pendidikan

Selain dari segi pendekatan psikologis yang diberikan oleh pihak Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental sapu Jagad adalah dengan menggunakan media pendidikan. Pendidikan juga diperlukan bagi seorang santri. Karena pendidikan juga sangat dibutuhkan bagi seorang santri yang telah bermukim di Pondok. Pendidikan juga sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari bagi para santri. Lembaga pendidikan pesantren biasanya berciri khusus dengan kesederhanaan dari kehidupan para santrinya dengan tujuan membentuk menjadi manusia yang baik. Dari kesederhanaan kehidupan dari pendidikan yang diberikan oleh pondok

26

Ibid.,

27

Lukman Hakim, “Pengobatan Alternatif bagi Pengguna NAPZA, dalam

http://makalahpsikologi.blogspot.co.id/2010/01/pengobatan-alternatif-bagi-pengguna.html (27 Desember 2015)


(51)

44

pesantren adalah diajarkannya kitab-kitab klasik. Pengajaran kitab-kitab klasik atau yang kemudian disebut juga dengan kitab kuning ini dilakukan melalui metode sorogan dan bandongan. Metode sorogan adalah metode dimana santri menyodorkan sebuah kitab kepada kiai untuk dibaca dihadapannya, kesalahan pada bacaan langsung dibenarkan oleh kiai.

Istilah sorogan berasal dari kata “sorog” (jawa) yang berat menyodorkan

kitab kepada kiai.28 Dengan cara sistem sorogan tersebut, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar langsung dari kiai ataupun pembantu kiai.

Metode sorogan berbeda dengan metode bandongan. Dalam bandongan pengetahuan santri tentang tata bahasa Arab dianggap cukup, sehingga acara diadakan untuk mereka yang sudah memperoleh pemahaman dasar tentang pemahaman dasar Arab dan juga Al-Qur’an. Sebaliknya sorogan diberikan kepada siapa saja yang ingin mendapatkan penjelasan yang lebih detil tenang berbagai masalah yang dibahas dalam sebuah kitab.29 Selain dengan pendidikan yang diberikan oleh pihak pondok , para santri setiap paginya selalu diajarkan untuk memulai senam pagi agar kesehatan fisik yang ada pada santri tetap terjaga. Selain melakukan kegiatan senam para santri juga di ajak untuk jalan-jalan pagi agar pikiran dari para santri yang merasa terkekang agar menjadi lebih tenang. Namun bagi para santri yang terkena gangguan kejiwaan biasanya

28

Ibid., 14.

29


(52)

45

tidak diperkanankan untuk keluar dari pondok tersebut dikarenakan takutnya akan mengamuk ataupun kabur.30

Walaupun kegiatan itu sering dilakukan oleh para pengasuh pondok tersebut, terkadang ada juga salah satu santri yang tidak mengikuti kegiatan itu karena sifat yang bandel.. Mereka para santri juga taat terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak pesantren, walaupun terkadang masih juga ada yang suka melanggar ataupun membuat kesalahan. Seperti halnya, jika dalam waktu mengaji merka tidak mengaji, waktu sholat mereka tidak sholat dan lain-lain. Walaupun terkadang para santri ada yang melanggar kiai Anom Agus Tuhfatun Nafi ini tidak pernah memarahi. Beliau hanya akan menegur dan juga menyindir sehingga para santri yang melanggar tidak akan merasa sakit hati bahkan mereka akan merasa sungkan untuk melakukan kesalahan lagi.

C. Menciptakan Kebersamaan Sesama Teman

Pembinaan yang ada dalam Pondok Singgah dan Pesantren Dalam rangka mewujudkan cita-cita, dalam hubungan sosial, Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad menunjukkan jalan dan cara menuju tercapainya kehidupan sosial serta harmoni.

Dalam keseharianya para santri dengan memilikirasa harmoni, kebersamaan dan kesetiakawanan itu adalah yang paling utama. Karena mereka menganggap semua yang ada dalam pondok pesantren ini adalah saudara mereka, seperti halnya pada saat makan apabila diantara salah satu

30A’an Kurniawan, wawancara


(53)

46

dari para santri yang masih belum ingin makan maka semua para santri rela menunggu untuk tidak makan terlebih dahulu bentuk praktek tersebut merupakan salah satu bentuk dalam menanamkan rasa persaudaraan dan peduli sesama manusia.31

Bukan hanya dalam soal makan saja melainkan dalam menangani dan melayani pasien gangguan jiwa, para santri yang tidak mengidap gangguan jiwa dan pihak pengurus juga saling terlibat membantu satu sama lainnya. Selain itu juga Pondok pesantren ini menunjukkan jalan dan cara menuju tercapainya kehidupan sosial yang harmonis, pondok Pesantren ini juga melaksankan jamaah sholat dimasjid adalah salah satu praktek dalam menanamkan rasa persaudaraan dan persamaan sesama manusia.32

Peran seorang teman juga sangat membantu bagi kesembuhan pecandu narkoba dan gangguan jiwa. Karena semangat yang diberikan oleh seorang teman dalam proses penyembuhan sangat diperlukan. Kebersamaan yang dimiliki bagi seorang santri pecandu narkoba untuk memiliki sahabat juga sangat perlu. Walaupun lingkungan yang berbeda. Maka santri dengan santri lainnya akan membuat bentuk persahabatan yang saling membutuhkan. Mereka tidak akan membedakan antara satu dengan yang lainnya karena mereka berpendapat nasib yang mereka alami juga sama. 33 Jenis kegiatan yang selalu dilakukan dari pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad untuk menciptakan kebersamaan sesama

31

Ali, wawancar, Kencong, 23 juni 2015.

32

Idris Taufik, Mengenal Keberdayaan Isalam, (Surabaya :Bina Ilmu,1983), 82.

33


(54)

47

teman adalah kegiatan kerja bakti yang dilakukan diarea sekitar pondok.34 Dengan kerja bakti ini maka bentuk kebersamaan ini akan terlihat. Mereka akan saling bahu membahu untuk membersihkan lingkungan pondok dan juga akan saling membantu antara santri satu dengan yang lainnya jika mereka dalam keadaan yang sulit.

Adapun pada garis besarnya dalam masalah penanganan pasien gangguan jiwa pihak pengurus membagi tingkat kriteria pasien gangguan jiwa dalam 3 perlakuan diantaranya :

1. Perlakuan pertama, pasien dirantai sebagai pengganti pasungan yakni bagi pasiengangguan yang lebih parah.

2. Perlakuan kedua, bagi pasien yang sedang (memiliki keadaan yang setengah sadar namun sering melanggar hukum) yaitu dihukum di dalam kamar atau dikunci.

3. Perlakuan ketiga, bagi pasien yang mendekati normal yaitu hukuman berdasarkan waktu dengan rantai dilepas dan bisa keluar masuk kamar yang telah ditetapkan, biasanya ditandai dengan menyambungnya komunikasi jika diajak bicara. 35

Khusus bagi pasien dengan perlakuan yang kedua mereka hanya dikeluarkan dua kali dalam 24 jam yankni pada pukul 08.30 dan 15.30 selama sekitar satu jam saja. Pada saat mereka dikeluarkan dari kamar model tahanan, untuk pagi hari diperintahkan untuk olah raga kemudian mandi. Setelah mandi sarapan. Beberapa saat setelahnya dimasukkan lagi

34

Ibid

35


(55)

48

kekamarnya. Sedangkan untuk pelepasam sore harinya mereka hanya sebatas dilepas untuk jatah konsumsi sore, antara setengah sampai satu jam mereka dilepas.36

Dalam rangka mewujudkan cita-cita, yakni mewujudkan atau menjadikan manusia muslim yang berkepribadian normal dan juga berkepribadian tangguh serta tanggung jawab, maka segala hal untuk kegiatan dalam pembinaan para santri-santri yang terkena gangguan jiwa dan mengalami kecanduan narkoba maka kesejahteraan dari suatu pondok pesantren harus lebih ditingkatkan. Sehingga keberadaan pondok pesantren ini sebagai wadah untuk membentuk jiwa yang sehat agar para santri-santri ini tidak lagi terjerumus kedalam lembah kemaksiatan, dan juga membentuk para santri yang berkepribadian tangguh untuk menjadi kenyataan. Usaha tersebut dimaksudkan untuk menyeluruh. Pembinaan dan kesajahteraan dalam pondok pesantren.

Sebagai seorang muslim yang mempunyai tanggung jawab moral yang tinggi dihadapakan Allah SWT untuk menyiarkan agama islam. Maka

Kiai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ sadar bahwa mungkin ajaran islam itu akan

dapat diterima oleh para masyarakat sekitar pondok singgah dengan banyak baiknya hanya disebarkan melalui metode pengajian saja. Kiai Anom Agus

Tuhfatun Nafi’ mendirikan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi

mental sapu jagad ini untuk mengembangkan ajaran islam terhadap para santri-santri. Dengan harapan para santri dapat mengaplikasikan ajaran

36


(56)

49

islam ini kekehidupan secara murni dan perkembangan pondok singgah dan pesantren rehabilitasi mental sapu jagad ini mengalami kenaikan terus dalam hal jumlah santrinya dan juga fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi mental sapu jagad.


(1)

61

14 17.30-18.00 Pesiapan Sholat Magrib 15 18.00-18.15 Sholat magrib

16 18.15-19.00 Membaca Al-Qur’an 17 19.00-19.30 Sholat Isya dan nariyyahan 18 19.30-20.30 Ngaji Kitab(semua Santri) 19 20.30-21.30

20.30-23.00

Takror (bagi yang tarbiah)

Sebagian jaga, sebagian kendalem rumah Gus Nafi’

20 23.00-23.30 Persiapan Mujahaddah 21 23.30-00.00 Mujahaddah

22 00.00-04.00 Sebagian istirahat, sebagian jaga malam Tabel 2

Jadwal Imam Sholat No Waktu Sholat Nama Imam

1 Shubuh 1. Abdullah Muhibbudin

2. Abdurrahman Mahfud

2 Dhuhur 1. Abdullah Muhibbudin

2. M. Rofiq

3 Ashar 1. Abdullah Muhibbudin

2. M. Shoim

4 Magrib 1. Abdullah Muhibbudin

2. Abdurahman Mahfud

5 Isya’ 1. Abdullah muhibbudin

2. A’an Kurniawan

Keteranagan ODGJ: Orang Dengan Gangguan Jiwa Tabel 3

Jadwal Muadzin

No Waktu Nama Muadzin

1 Shubuh 1. M. Badrit

2. Marzuki

2 Dhuhur 1. Imron Ali Sajidin 2. Baidlowi

3 Ashar 1. Agun Andi

2. M. Sya’roni

4 Magrib 1. Maulana Asiyibah 2. Yuli Susanto 3. Dedi Nurwiyono Isya’


(2)

62

Untuk menjaga kualitas pendidikan dan pembinaan, kebijakan yang telah dibangun sejak berdirinya Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad adalah mengharuskan siswanya tinggal dilingkungan pesantren dan mengikuti kegiatan-kegiatannya.Hal ini berlaku bagi semua santri. Kebijakan ini berlaku sejak awal berdirinya pesantren dengan maksud untuk menjamin mutu pembinaan, bagi dari segi spiritual,akhlak, mental, dan unsur-unsur kepribadian.


(3)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang penulis lakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kyai Anom agus Tuhfatun Nafi’ mendirikan pondok singgah dan

pesantren rehabilitasi mental “Sapu Jagad” ini berasal dari beberapa keluhan masyarkat yang mempunyai anggota keluarga yang mengalami kecanduan narkoba. Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini berdiri pada tahun 1998. Dari keluhan dari masyarakat inilah maka Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Ini didirikan. Pondok ini berdiri untuk menangani para remaja yang telah kecanduan narkoba dan menangani para santri yang mengalami gangguan kejiwaan.

2. Bentuk penanganan untuk para santri yang telah kecanduan narkoba dan mengalami gangguan kejiwaan meliputi penanganan bimbingan mental spiritual, pendekatan kepribadian dan menciptakan kebersamaan sesama teman. Bimbingan mental spiritual ini menekankan agar para santri selalu melakukan sholat berjamaah, selalu mandi sebelum melakukan sholat untuk melaksanakan istighosah secara rutin setiap selesai sholat subuh. Dalam pendekatn


(4)

64

buruknya itu bisa dihilangkan. Menciptakan kebersamaan sesama teman dengan tujuan supaya para santri yang direhab ini bisa saling bertoleransi sesama anggota santri.

3. Perkembangan Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad ini meliputi Perkembangan dari aspek sarana dan prasarana , Organisasi yang ada dipondok , sistem pengelolaan dana dan juga jadwal kegiatan aktifitas yang ada di Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad.

B. Saran

Setelah kami uraikan diatas, maka kiranya penulis dapat menyampaikan beberapa saran yang berkenaan dengan penulisan skripsi yang telah kami tulis:

1. Kepada fakultas supaya menjadikan lembaga pendidikan untuk mencetak generasi muslim untuk menjadi tenaga ahli dalam segala bidang serta mempersiapkan generasi pejuang bangsa diberbagai ilmu pengetahuan yang ada.

2. Untuk Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad diharapkan memperbaiki sistem pendidikan yang ada.

3. Menambanh sarana dan peasarana yang ada di Pondok Singgah dan Pesantren Rehabilitasi Mental Sapu Jagad untuk, untuk mengingat faktor ini merupakan faktor penunjang yanhg dapat menentukan keberhasilan pelaksaan pendidikan.


(5)

65

DAFTAR PUSTAKA

Darimis. Pemulihan Kondisi Remaja Korban Narkoba Melalui Pendekatan

Konseling. Program Studi Bimbingan Konseling Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri Batusangkar. Sumatera Barat, 2007.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi tentangPandangan Hidup Kyai.

Jakarta: Sinar Harapan, 1982.

Fanany, Abd. Chayyi. Pesantren Anak Jalanan. Surabaya: Alpha, 2008.

Fuziah, Fatma. Khasiat Mandi http://mediaonlinenews.com/kesehatan/mandi-ternyata-banyak-khasiatnya 13 januari 2015, 21.30 wib

Hawari, Dadang. Dimensi Religi Dalam Praktek Psikiatri Dan Psikologi. Jakarta: FKUI Jakarta, 2005.

Hugiono dan Poerwantana P.K. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT Rineka Cipta,1992.

Kamisa. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika, 1997.

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1990. Majid, Nurcolis. Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:

Paramadina, 1997.

Rakib, Abdul. Penyembuhan Pecandu Narkoba dan Stres di Pondok Sapu Jagad

yayasan pesantren Raudhatul Ulum Kencong, Kepung Kediri Jawa Timur.

Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2009.

Taufik, Idris. Mengenal Keberdayaan Islam. Surabaya: Bina Ilmu,1983.

Turmudi, Endang. Perselingkuhan Kiai dan kekuasaan. Yogyakarta: LKIS, 2003. Turmudi, Endang. Perselingkuhan Kyai dan kekuasaan. Yogyakarta: LKIS 2003. Zaenal Arifin, Isep. Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan Dakwah

Melalui Psikoterapi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada.


(6)

66

Internet

Ali Ranim, “Pengertian Teori Behavioral”, dalam Http//Aliranim.blogspot.co.id/2014/11teori-behavioristik-bf-skinner

operant.html (28 dsember 2015)

Budi Farhad alfarizi, “Sekolah Sibuk Istighosah”, dalam m.kompasiana.com (14 Januari 2016)

Lukman Hakim, “Pengobatan Alternatif bagi Pengguna NAPZA”, dalam

http://makalahpsikologi.blogspot.co.id/2010/01/pengobatan-alternatif-bagi-pengguna.html (27 Desember 2015)

Wawancara

Wawancara dengan A’an Kurniawan (Sebagai sekertaris pengurus Pondok

Singgah, 25 juni 2015.

________________Ali (sebagai bendahara Pondok Singga), 20 juni 2015. ________________Budi (sebagai santri Pondok Singgah ), juni 2015

_________________Saikhul Hadi (sebagai Sie Humas Pondok Singgah), 20 juni 2015.

_________________Kyai Anom Agus Tuhfatun Nafi’ (sebagai Pengasuh Pondok Singgah), 2 januari 2016

_________________Kyai Muhammad Nuril Anwar (Psebagai Pengurus Pondok Raudhatul Ulum), 26 mei 2015