S TM 0902097 Chapter1

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan
logis.Pendidikan diharapkan dapat membentuk sumber daya manusia yang siap
menghadapi kemajuan zaman.
Fungsi pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam BAB II Pasal 3 menyatakan
bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk
watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga
negara yang demokratis secara bertanggung jawab.
Undang-undang tersebut menekankan pada kualitas sumber daya manusia,
dalam hal ini yang diharapkan melalui pendidikan.Indonesia berpeluang bersaing
dengan negara-negara maju jika kualitas sumber daya manusia sudah mempuni.
Pendidikan merupakan salah satu cara dapat mendorong individu menjadi
manusia yang cakap dan yang memiliki mental yang baik serta mampu bekerja.

Berbeda dengan anak berkebutuhan khusus memerlukan pendidikan khusus,
karena anak berkebutuhan khusus mempunyai hambatan yang bersifat sementara
bahkan bersifat permanen.Anak dengan berkebutuhan khusus adalah anak yang
secara signifikan mengalami kelainan (fisik, mental-intelektual, sosial, dan
emosional) dalam proses pekembangannya dibandingkan dengan anak-anak
normal, sehingga anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional pasal 5 ayat
(1) berbunyi “setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.” dan ayat (2) yang berbunyi: “warga negara yang
Galih Wiguna, 2014
PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN
MEMBERSIHKAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu| Perpustakaan.upi.edu

2
memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus.”
Pendidikan khusus adalah pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,

emosional, intelektual, sosial, memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. Standar proses pendidikan khusus ini berlaku untuk peserta didik
seperti: tunanetra, tunagrahita, tunarungu, tunadaksa, tunalaras pada Sekolah
Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menegah Pertama Luar Biasa (SMPLB),
dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). (Permendiknas Nomor 1
Tahun 2008, hlm.756).
Berdasarkan undang-undangdan permendiknas diatas, anak berkebutuhan
khusus mendapatkan kesempatan belajar yang mengarah pada tercapainya
perkembangan potensi yang optimal, agar anak mendapat kehidupan yang layak
dan tidak bergantung pada orang lain.Anak berkebutuhan khusus yang memiliki
tingkat kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran berhak dan difasilitasi
oleh negara untuk mendapat layanan pendidikan melalui pendidikan khusus.
Anak berkebutuhan khusus bermacam-macam, salah satunya adalah anak
tunarungu.Anak tunarungu dipandang sebagai anak berkebutuhan khusus yang
bisa berkembang dalam pelajaran akademik, kemampuan dalam bekerja bahkan
banyak yang bisa mandiri di masyarakat.
Kemandirian anak tunarungu bisa dikembangkan melalui pendidikan luar
biasa, SLB-B pendidikan luar biasa yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
anak tunarungu.Melalui pendidikan SLB-B kemandirian anak tunarungu bisa
dikembangkan, hal ini sesuai dengan PP 72 tahun 1991 Bab 2 pasal 2 disebutkan

bahwa tujuan pendidikan luar biasa adalah
Pendidikan luar biasa bertujuan membantu peserta didik yang menyandang
kelainan fisik dan/atau mental agar mampu mengembangkan sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya
dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia atau
mengikuti pendidikan lanjutan.
Keterampilan sangat ditekankan dalam pendidikan khusus dan menjadi hal
yang penting dalam pendidikan luar biasa, hal ini sudah diperhatikan dengan
Galih Wiguna, 2014
PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN
MEMBERSIHKAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu| Perpustakaan.upi.edu

3
adanya keterampilan vokasional pada kurikulum sekolah luar biasa.Pendidikan
keterampilan diharapkan menjadi modal bagi anak berkebutuhan khusus untuk
bisa lebih mandiri, lebih terampil dan tidak bergantung terhadap orang
tua.Berkenaan dengan keterampilan di SLB seorang guru SLB mengatakan bahwa
Keterampilan sangat penting untuk anak berkebutuhan khusus, karena

keterampilan merupakan salah satu bekal bagi anak berkebutuhan khusus
untuk lebih bisa mandiri, siap terjun ke dunia kerja dan tidak menjadi beban
bagi keluarga (M. Taufik, wawancara 14 Februari 2014).
Pembelajaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus ditekankan pada
penguasaan keterampilan.Upaya tersebut sebagai langkah untuk meningkatkan
kompetensi anak-anak berkebutuhan khusus untuk bisa mandiri dengan
mengembangkan potensi yang mereka miliki.Keterampilan vokasional yang ada
di SMALB Negeri Kab.Tasikmalaya yaitu tata busana, tata boga, musik, melukis,
dan keterampilan otomotif.
Keterampilan dasar otomotif adalah salah satu keterampilan yang bisa
diberikan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.Kebutuhan masyarakat
terhadap otomotif semakin meningkat dari tahun ke tahun, sehingga ada peluang
yang menjanjikan bagi setiap orang, termasuk anak berkebutuhan khusus untuk
mengembangkan keterampilan otomotif.
SMALB Negeri Kab.Tasikmalaya menerapkan keterampilan dasar otomotif,
namun

berdasarkan

observasi


di

SMALB

Negeri

Kab.Tasikmalaya

pelaksanaannya masih belum optimal.Menurut salah satu guru di SMALB
mengemukakan beberapa faktor penyebab peserta didik kurang menguasai
keterampilan dasar otomotif: (1) Kurangnya alat praktik otomotif sehingga
membuat peserta didik susah berlatih; (2) Guru kurang melakukan latihan
keterampilan otomotif; (3) Tidak adanya guru keterampilan yang relevan dengan
bidang keterampilan otomotif; (4) Pemilihan metode yang kurang tepat digunakan
pada mata pelajaran keterampilan. (M. Taufik, wawancara 14 Februari
2014).Metode yang banyak diterapkan pada mata pelajaran keterampilan adalah
metode konvensional, sehingga membuat peserta didik kurang paham dalam
memahami materi yang disampaikan.
Galih Wiguna, 2014

PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN
MEMBERSIHKAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu| Perpustakaan.upi.edu

4
Akibat dari kurang tepatnya metode yang digunakan, peserta didik di SLB
Negeri Kab.Tasikmalaya menjadi kurang terampil pada bidang keterampilan
otomotif dan menjadi beban bagi keluarga.Muhibbinsyah (dalam Sugihartono,
2007, hlm. 77) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar:
1) faktor internal, yang
meliputi keadaan jasmani dan rokhani siswa, 2)
faktor eksternal yang merupakan kondisi lingkungan di sekitar siswa, dan 3)
faktor pendekatan belajar yang merupakan jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pelajaran.
Penelitian ini peneliti lebih memfokuskan terhadap pendekatan belajar yang di
dalamnya terdapat metode yang digunakan dalam pembelajaran. Metode belajar
yang digunakan akan mempengaruhi terhadap hasil belajar. Menurut Sumiati dan
Asra (2011, hlm. 92) menyatakan bahwa
Ketepatan (efektifitas) penggunaan metode pembelajaran tergantung pada

kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber
atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu.
Penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi peserta didik, sumber atau
fasilitas, situasi kondisi dan waktu.Komunikasi menjadi kendala untuk anak
tunarungu menjadi salah satu faktor penghambat dalam proses pembelajaran.
Prinsipnya dalam pembelajaran keterampilan otomotif, akan lebih efekrif apabila
siswa dibimbing dan langsung mengalami materai yang dipelajari. Berdasarkan
pendapat Sumiati dan Asra, penulis berpendapat bahwa metode praktik
merupakan metode yang dipandang relevandan tepat untuk proses pembelajaran
keterampilan bagi peserta didik tunarungu. Metode praktek lebih mendepankan
praktik yang akan memudahkan untuk anak tunarungu menerima informasi dan
mengerti tujuan pembelajaran. Akhirnya dari latar belakang masalah tersebut di
atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pelaksanaan Metode
Praktik Pada Pembelajaran Vokasional Otomotif Bidang Keahlian Membersihkan
Busi dan Ganti Oli Sepeda Motor Bagi Peserta Didik Difabel”.
Galih Wiguna, 2014
PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN
MEMBERSIHKAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu| Perpustakaan.upi.edu

5
B. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan

latar

belakang

penelitian

di

atas,

dapat

diidentifikasi


permasalahan sebagai berikut:
1. Peserta didik jarang mendapatkan pembelajaran keterampilan otomotif.
2. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran
keterampilan otomotif di SLBNegeri Kab. Tasikmalaya.
3. Tidak adanya guru yang relevan dengan bidang keterampilan otomotif.
C. Perumusan Masalah
Penulis melihat perlunya merumuskan masalah penelitian agar dapat dicapai
tujuan yang lebih terarah. Penelitian ini masalah yang akan diteliti dirumuskan
sebagai berikut: “bagaimana pelaksanaanmetode praktik pada pembelajaran
keterampilan otomotif pada kompetensi membersihkan busi, dan ganti
oli?”.Dapat dirinci menjadi pertanyaaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana

hasil

belajar

keterampilan

otomotif


pada

kompetensi

membersihkan busi pada peserta didik difabel?
2. Bagaimana hasil belajar keterampilan otomotif pada kompetensi ganti olipada
peserta didik difabel?
3. Bagaimana

ketercapaian waktu rata-rata keterampilan otomotif pada

kompetensi membersihkan busipada peserta didik difabel?
4. Bagaimana

ketercapaian waktu rata-rata keterampilan otomotif pada

kompetensi ganti olipada peserta didik difabel?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pendidikan ini adalah

1. Untuk mendeskripsikan hasil belajar keterampilan otomotif pada kompetensi
membersihkan busi.
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar keterampilan otomotif pada kompetensi
ganti oli.
3. Untuk mendeskripsikan ketercapaian waktu rata-rata kompetensi pada
kompetensi membersihkan busi.
Galih Wiguna, 2014
PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN
MEMBERSIHKAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu| Perpustakaan.upi.edu

6
4. Untuk mendeskripsikan ketercapaian waktu rata-rata kompetensi pada
kompetensi ganti oli.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat-manfaat tersebut
adalah:
1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
praktis tentang pelaksanaan pembelajaran keterampilan otomotif di SLB
Negeri Kab. Tasikmalaya.
2. Bagi peserta didik, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
praktis tentang keterampilan otomotif untuk menjadi bekal bisa lebih mandiri.
3. Bagi para guru, diharapkan dapat melaksanakan metode praktik pada
pembelajaran keterampilan otomotif.
F. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan urutan penyusunan materi dalam penulisan
skripsi agar susunannya teratur. Struktur organisasi penulisan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini mencakup teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini mencakup tentang metode penelitian, desain penelitian, variabel
penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, definisi
operasional, instrument penelitian, dan analisis data.
Galih Wiguna, 2014
PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN
MEMBERSIHKAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu| Perpustakaan.upi.edu

7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini mencakup tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil
penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini mencakup tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saransaran yang diberikan untuk pihak-pihak terkait

Galih Wiguna, 2014
PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN
MEMBERSIHKAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL
Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu| Perpustakaan.upi.edu