Waste Refinery Center FT UGM

Waste Renery Center
Caring Waste Saving Recources

Waste Refinery Center
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Telp/fax : +62 274 6492172
cp : +6281382276543 (Haris)
+628561715598 (Anggun)
email : waste.refi[email protected]

TENTANG
KAMI

waste is
resource

Waste Renery Center (WRC) merupakan kelompok study tentang
limbah/sampah di bawah Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
WRC memiliki peran sebagai pusat rujukan ilmiah serta sarana
penjalin kerjasama antara berbagai pihak yang berkepentingan

dalam penanganan limbah/sampah di Indonesia. WRC melakukan
pendekatan secara integratif, menyeluruh, berkelanjutan dan
memberi soluis dari hulu ke hilir.
WRC bergerak dalam ranah teoritis maupun praktis,
dengan keterpaduan antara penelitian ilmiah dan aplikasi
nyata di masyarakat. Konsep ini dilakukan secara sistematis
dalam perencanaan, implementasi, evalusasi dan pengembangan
dari suatu program pengelolaan limbah sebagai sumber daya
(energi/sumber daya lainnya).
Fungsi tersebut juga memberi dampak peningkatan pengetahuan
dan kapasitas sumber daya manusia (empowering).

01

18

GALERI

WRC memberikan kesempatan magang
mahasiswa dari berbagai negara

(Belanda, Jerman, Belgia)

Thermal Process

Workshop 3 Kota
(Denpasar, Payakumbuh, Lampung)

VISI
VISI

Menjadi pusat pendidikan, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat yang terkait dengan pengelolaan pengolahan,
dan pemanfaatan limbah untuk mendukung pembangunan
Cleaning day FT UGM

Seminar Energi Terbarukan dan Workshop
Sustainable Leadership
Bagi Pemegang Kebijakan

17


MISI
MISI

masyarakat yang berkelanjutan.

1. Menjadikan limbah sebagai sumber daya, mengelola,
memanfaatkan, dan mengkonversinya menjadi produk
yang berharga.
2. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang terkait
dengan pengelolaan, pengolahan dan pemanfaatan
limbah serta mengoptimalkan peranan masing-masing
untuk menunjang keberlanjutannya.
3. Menguatkan kemampuan sumber daya manusia
4. Mengembangkan penelitian dan teknologi terkait
pengelolaan, pengolahan dan pemanfaatan limbah.

02

SUMBER

DAYA MANUSIA
SUMBER
DAYA
MANUSI
JARINGAN
Peneliti

Ir. Siti Syamsiah Ph.D
Koordinator Waste Refinery Center
Fakultas Teknik UGM,
Waste management dan Bioprocess

Ahmad Tawfiequrrahman Y,
S.T, M.T, D.Eng
Konversi Termokimia dari
limbah Biomassa

Dr. Ir. Sarto., M.Sc
Teknik dan Konservasi Lingkungan,
Manajemen Keselamatan dan

Lingkungan.

Rochim Bakti C., S.T, M.Sc, D.Eng.
Penanganan limbah padat Biomassa,
Safety, Health and Environment

Ir. Agus Prasetya, MSc, Ph.D
Penanganan Sampah dan Limbah
Cair, Pencegahan Polusi, Konversi
Energi Biomassa

Muslikhin H, S.T, M.T, Ph.D
Bio-conversi sampah menjadi Biogas,
Pemanfaatan limbah Industri
Perkebunan

Staff Profesional

Haris Joni R. M.Eng.


03

Anggun Rahmada, M.Sc

Fajar Marendra, S.T

Wulaningrum, S.E

Dimas Agil M, S.T.

16

Study Landll Gas TPA
Regional Sumatera Barat
Paradigma prioritas kelola sampah di hilir menyebabkan semua sampah
menumpuk di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Pengelolaan sampah KumpulAngkut-Buang adalah cara termudah dalam penanganan sampah, tetapi
mempunyai dampak lingkungan dan sosial di TPA.
Berangkat dari hal tersebut, pemanfaatan gas metana dari sampah yang
(terlanjur) dibuang di TPA merupakan salah satu alternatif solusi untuk
mengurangi pencemaran udara dan sekaligus memanfaatkan methana

sebagai salah satu sumber energi. Kajian Potensi Metana dilakukan di TPA
Regional Sumatera Barat yang terletak di Payakumbuh

TPA ini merupakan salah
satu TPA yang berpotensi
untuk dimanfaatkan
landll gas-nya, karena
merupakan TPA terbesar
di Sumatera Barat dan
direncanakan untuk
menerima timbunan
sampah dari 6 kota/kabupaten,
yaitu Padang Panjang, Agam,
Limapuluh Kota, Payakumbuh,
Tanah Datar dan Bukitinggi
Kajian ini hasil kerjasama
antara Fakultas Teknik,
Pemprov Sumatera Barat, Pemkot Payakumbuh
dan Dewan Energi Nasional dengan skema kerjasama
dari Insist.


15

KERJA SAMA
WRC bekerjasama secara aktif dengan berbagai stakeholder, meliputi intitusi
pemerintah, lembaga pendidikan dan masyarakat lainnya, baik dalam negeri
maupun luar negeri untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, melalui
pengelolaan sampah/limbah.

WRC melakukan inisiasi kerjasama pengelolaan dan pengolahan sampah di
berbagai Kota/Kabupaten diantaranya: Medan, Makasar, Pontianak,
Bandung, Palu, Jayapura, Indramayu, Lampung, Denpasar, Kuantan Sengingi,
Balikpapan dan Palangkaraya.
Saat ini WRC memiliki program kerjasama dengan Pemkab. Sleman, Pemkot.
Balikpapan, Pemprov DKI Jakarta, Pemprov DIY, Pemkot. Payakumbuh,
Pemprov. Sumatera Barat, Pemkab. Toli-toli, Pemkab. Hulu Sungai Utara,
Pemkab. Konawe, Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Pendidikan,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ESDM,
Bappenas, Dewan Energi Nasional, PT. PLN, PT. Astra Agro Lestari Tbk, LPDP
Di level Internasional, WRC menjalin kerjasama dengan Center of Excellence on

Waste Renery-Sweden, SIDA, Swedish Energy Agency (SEA), University of Boras,
Chalmers University of Technology, Boras Municipality, Boras Energy and
Environment, United Nation Univerity-Japan, ISSOWAMA, EAWAG-Swiss, Institute
Technology of Cambodia, Ostbayrinsche Technische Hochschule-Germany,
HoGhen University-Belgium, Avans University-Netherland, UNESCAP, AUN-SEED
Net, dll.

04

MINISOBACKEN PROJECT

PROGRAM

&

PORTOPOLIO

Minisobacken adalah program pengkajian dan pendidikan tentang
sampah di wilayah UGM umumnya, dan fakultas Teknik pada khususnya
untuk melakukan pengelolaan sampah secara terpadu. Dalam

kesehariannya aktivitas di kampus UGM dengan total civitas akademika
yang mencapai 60.000 orang, berpotensi dalam menghasilkan sampah. Di
satu sisi penanganan sampah yang ada di kampus sebagian besar belum
diolah, masih dilakukan secara konvensional, yaitu kumpul-angkut-buang
Program ini merupakan kerjasama antara Fakultas Teknik dengan Universitas
Boras di bawah Program Planning Grant Tillvaxverket oleh Demo
Environment-Swedish Egency for Economic and Regional Growth.
Dinamakan Minisobacken, dengan harapan program dapat meniru
pengelolaan sampah di Sobacken, Swedia, dimana karena
pengelolaannya yang integratif hanya menghasilkan 1% sampah yang
dibawa ke TPA.
Minisobacken mempunyai aktitas mengkaji pengelolaan sampah UGM,
meningkatkan peran serta seluruh stakeholders kampus dalam sistem
pengolahan sampah, mempromosikan dan mengedukasi civitas
akademika dengan berbagai kegiatan, misalnya Semianr “Waste, Garbage
or Resources”, Cleanings Day, Perlombaan Poster, Training tentang kompos,
Diskusi Rutin Sampah, dll.
Pada Tahun 2016, WRC bersinergi dengan Direktorat Aset dan Pusat
Pengkajian Agro Teknologi untuk mengkaji kembali keadaan sampah di
UGM.


05

14

CITY
CLUSTER

PROGRAM
Program-program WRC
Pendidikan, Penelitian dan Training
1. Pelatihan dan pendampingan
pelaksanaan audit lingkungan.
2. Pelatihan konversi limbah menjadi
energi (Pirolisis/Gasikasi/Insenerasi)
3. Perancangan instalasi biogas dan
konversi energi
4. Penyusunan konsep dan kebijakan
pengelolaan sampah terpadu di
instansi dan masyarakat.

Pogram ini merupakan program
antara Pemerintah Kabupaten
Sleman dengan Pemkot Boras.
Dalam hal ini WRC berperan
secara aktif dalam pendampingan
program tersebut. Luasnya area Kabupaten Sleman yang mencapai
574,82 km2 merupakan latar belakang adanya pembagian wilayah
Sleman menjadi kluster-kluster (area) dalam pengelolaan sampah. Di
tingkat kluster sampah diharapkan dapat teratasi, sehingga tidak terjadi
penumpukan di satu titik akhir, yaitu TPA.
Pendekatan Hulu daripada Hilir merupakan nafas dari program ini, apabila
dilakukan dengan baik, maka program dapat mengurangi jumlah sampah
yang ke TPA dan bahkan dapat meniadakan keberadaan TPA di masa
yang akan datang. Hal ini sangat menunjang pengelolaan sampah di
Pemda Sleman, karena jumlah TPA Regional Piyungan yang makin
terbatas.

13

5. Waste review dan feasibility study
6. Konsultasi dan pendampingan
program waste to energy
7. Pengelolaan dan pengolahan
limbah/sampah berbasis
masyarakat.
8. Konversi limbah plastik menjadi
plastik oil/bahan bakar lainnya.

PORTOPOLIO
1. Biogas Plant dari sampah buah di
Pasar Gemah Ripah, Gamping,
Sleman dengan kapasitas digester
4 ton/hari dan potensi listrik
500kwH/hari. Program ini
merupakan kerjasama antara
Koperasi Gemah Ripah, Pemda
Sleman dan SIDA, Swedia

2. Pembangunan dan pendampingan
instalasi digester biogas komunal di
Desa Bojong, Kulon Progo (CSR PT
PLN). Instalasi tersebut dapat
menggantikan penggunaan gas
LPG untuk kebutuhan rumah
tangga.

06

PORTOPOLIO
3. Studi pengelolaan sampah di Pasar
Pandansari, Kota Balikpapan. Studi
dilakukan secara menyeluruh
terhadap Pasar Pandansari, hasil studi
m e n u n j u k a n p o t e n s i
mengintegrasikan pengelolaan
sampah Pasar Pandansari dengan
IPAL Margasari.
4. Minisobacken Integrated Waste
Management at Campus. Program
yang dilakukan di kampus UGM
bekerjasama dengan University of
Boras dan didukung oleh
Tillvaxtverket.
5. Biofest Project, studi kelayakan
pembangunan unit biogas di TPA
Bantar Gebang DKI Jakarta (Project
design UGM dengan Pertamina)

6. Pelatihan dan pendampingan
Audit lingkungan dengan institusi
lain (Pemkot Payakumbuh, Bandar
Lampung, Denpasar,Palu, Pemda
Sleman,
Pemprov DIY-ESDM, PT
Astra Agro Lestari).
7. Pelaksanaan kajian teknis di Pasar
Pandasari Balikpapan dalam
rangka pengelolaan dan
pengolahan sampah organik dari
hulu untuk menjadi Energi listrik.
8. Pelaksanaan Waste Review di TPA
Payakumbuh dalam rangka
konversi sampah menjadi Energi
listrik.
9. Kajian Pengelolaan Sampah
Kampus UGM (Direktorat Aset
UGM, Pusat Inovasi Agro Teknologi
UGM, WRC)

PELATIHAN

&PENDAMPINGAN

Sebagai bagian dari universitas, WRC mempunyai tanggung jawab dalam
memberikan pendidikan dan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran berbagai elemen masyarakat pada
pengelolaan dan pemanfaatan limbah/sampah menjadi sumber
energi/daya.

Di tingkat institusi, kami menyelenggarakan berbagai Pelatihan
“Environmental Review” di beberapa pemerintah daerah/kota Indonesia
untuk membuka paradigma pengelolaan sampah dan mempercepat
implementasi UU No. 18 Tahun 2008.
Di tingkat komunitas, WRC secara
aktif meningkatkan keterlibatannya
dalam program pengabdian
masaryakat melalui KKN dan
berbagai program komunitas.

07

12

PANDANSARI PROJECT

BALIKPAPAN

Penggunaan sampah
menjadi energi sudah
banyak diketahui oleh
masyarakat di Indonesia,
tetapi masih sedikit
pemerintah yang
menyadari untuk
mengimplementasikan. Pemerintahan Kota Balikpapan adalah salah satu dari
pemerintah daerah yang peduli terhadap masalah sampah.

Penggunaan sampah menjadi energi
sudah banyak diketahui oleh
masyarakat di Indonesia, tetapi masih
sedikit pemerintah yang menyadari
untuk mengimplementasikan.
Pemerintahan Kota Balikpapan adalah
salah satu dari pemerintah daerah
yang peduli terhadap masalah
sampah.

11

Program dilanjutkan dengan
pengkajian Teknis Instalasi Biogas di
Pasar Pandansari dan Integrasinya
dengan IPAL Mergasari. Hasil Kajian
Teknis akan diusahakan untuk
dibangun oleh Pemkot Balikpapan
pada Tahun 2017.

BIOGAS PLANT

GAMPING

Gamping Biogas Plant adalah unit
digester biogas yang terletak di Pasar
Gemah Ripah, Gamping, Sleman.
Digester biogas ini adalah digester
pertama di Indonesia yang dibangun
di pasar dan mengkonversi sampah
buah-buahan menjadi biogas yang
selanjutnya dikonversi menjadi listrik.
Digester biogas dapat menampung 4
ton sampah buah/hari, dengan
potensi biogas sejumlah 333 Nm3 dan
potensi listrik 550 kWh/hari. Unit ini
sudah beroperasi sejak 2010.

Biogas plant ini merupakan hasil
kerjasama antara Indonesia- Swedia.
Biogas Plant ini berhasil menyatukan
berbagai pihak, baik institusi
pemerintah, universitas maupun
swasta dalam pembangunannya.
Pihak di Indonesia melibatkan, UGM,
Kabupaten Sleman, dan Pasar
Gemah Ripah, sementara dari Pihak
Swedia, yaitu Univerity of Boras,
Pemerintah Kota Boras dan
Perusahaan Boras Energy &
Environment dengan program di
bawah NUTEK-SIDA.

Dalam pengembangannya Biogas
Plant banyak menjadi rujukan dari
berbagai institusi di Indonesia dan luar
negeri. Penelitian perkembangannya
terus dilanjutkan dengan harapan
menjadikan biogas ini dapat
beroperasi dan menjadi contoh yang
dapat diaplikasikan di tempat lain.

08

BIOGAS PROJECT

BOJONG

BIOGAS

Biogas Bojong adalah biogas yang
diproduksi dari kotoran sapi dari petani di
Dusun Bojong, Kecamatan Panjatan,
Kabupaten Kulon Progo. Digester biogas
ini berbentuk kubah (dome) dan
berstruktur dari beton dan batu bata.
Program ini merupakan kerjasama antara
PLN dan UGM dan melibatkan
masyarakat Dusun Bojong.
Sejumlah 12 biogas di bangun pada Tahun 2010, 10 buah
digester biogas dibangun untuk konsumsi masingmasing 1 Rumah Tangga dan 2 digester biogas untuk
konsumsi masing-masing 2 Rumah Tangga. Dalam
pemanfaatan kotoran sapi ini, penggunaan biogas
dapat mengganti pengeluaran konsumsi gas sejumlah
Rp. 30.000-60.000/bulan per rumah tangga.
Selain mendapatkan biogas, masyarakat diuntungkan
juga dari produk sampingan hasil pengolahan digester,
yaitu slurry. Slurry tersebut dapat dijadikan pupuk secara
langsung diaplikasikan kepada tanaman, karena
kesesuaian unsur-unsur nutrisi (C/N) yang sama antara
slurry dan tanaman. Tanpa pengolahan menjadi pupuk,
pada kotoran sapi biasa tidak dapat langsung diberikan
kepada tanaman.
Hal yang penting dalam program ini adalah menjaga keberlangsungan dari
biogas digester setelah pembangunanan. Oleh karena itu biogas bojong
dirancang agar mudah dalam penanganannya, serta di dukung program
pendampingan yang dilakukan oleh UGM melalui kegiatan KKN. Program
tersebut mendorong masyarakat untuk dapat memahami dan memelihara
biogas serta dapat mengembangkan kegiatan lainnya dalam pembangunan
biogas tersebut.

09

10