se 021 pb 2011 petunjuk pelaksanaan penerbitan skp dbh pbb

KEMENTERIAN

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORATJENDERALPERBENDAHARAAN

Yth.

1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2. Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
SURAT EDARAN
NOMOR SE- 21 /PB/2011
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENERBITAN SURAT KETETAPAN PEMBAGIAN (SKP)
DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (DBH PBB)

A. Umum
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-59/PB/2010 tentang
Tata Cara Penerimaan, Pembagian dan Penyaluran Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan
Bangunan, perlu diatur tentang mekanisme pelaksanaan penerbitan Surat Ketetapan
Pembagian (SKP) DBH PBB ,dalam hal terdapat permintaan pembayaran pengembalian

kelebihan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan atas beban Bank Operasionalill Pajak Bumi
dan Bangunan (BO III PBB). Penerbitan SKP dilaksanakan.setelah pembayaran pengembalian
kelebihan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dilaksanakan melalui penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas beban BO III PBB oleh. Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) berdasarkan Surat Perintah Membayar Kelebihan
Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (SPMKP-PBB) yang disampaikan oleh Kantor
Pelayanan P.ajak (KPP).
B. Maksud dan Tujuan
Memberikan petunjuk kepada KPPN dalam pelaksanaan penerbitan SKP DBH PBB dalam hal
terdapat permintaan pembayaran pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Bumi dan
bangunan atas beban BO III PBB dari KPP.
C. Ruang Lingkup
1. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mengatur petunjuk pelaksanaan
penerbitan SKP DBH PBB oleh Penerima Kuasa untuk memverifikasi, menerbitkan, dan
menandatangani SKP dalam hal terdapat SPMKP-PBB pada saatlsebelum SKP DBH PBB
diterbitkan.
2. Selain pengaturan sebagaimana dimaksud pada angka 1, Surat Edaran Direktur Jenderal
Perbendaharaan ini juga mengatur:
a. Penyampaian SP2D dan Surat Perintah Transfer (SPT) ke BO III PBB.


(

b. Pembagian DBH PBB tiap sektor setelah dilakukan pembayaran SPMKP-PBB di BO III
PBB.
c. Pengembalian SPMKP-PBB.
D. Dasar
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Penghitungan
dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran.Pajak.
2. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-59/PB/2010 tentang Tata Cara
Penerimaan, Pembagian dan Penyaluran Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan.
3. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-11/PB/2011.
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-01/PB/2011 tentang Petunjuk
Lebih Lanjut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-59/PB/2010
tentang Tata Cara Penerimaan, Pembagian, dan Penyaluran Dana Bagi Hasil Pajak Bumi
dan Bangunan.
5. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-14/PB/2011 tentang Petunjuk
Teknis atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/PMK.03/2011 tentang Tata Cara

Penghitungan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak.
E. Tata Cara Pelaksanaan
1. Penerbitan SKP DBH PBB.
Penerbitan SKP DBH PBB d.iKPPN diatur sebagai berikut:
a. SKP DBH PBB diterbitkan dengan mempedomani Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-59/PB/2010 tentang Tata Cara Penerimaan, Pembagian
dan Penyaluran Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Surat Edaran Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-01/PB/2011 tentang P~tunjuk Lebih Lanjut
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-59/PB/2010 tentang Tata
Cara Penerimaan, Pembagian dan Penyaluran Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan
Bangunan.
b. KPPN tidak menerbitkan SKP DBH PBB dalam hal:
1) Rekening BO III PBB bersaldo nihil karena tidak terdapat penerimaan pelimpahan
penerimaan PBB dari Bank/Pos Persepsi PBB.
2) Pada saat SKP DBH PBB diterbitkan saldo rekening BO III PBB nihil atau
diperkirakan akan nihil karena telah dan/atau akan dilakukah pencairan SP2D atas
SPMKP-PBB.
c. Penerbitan SKP DBH PBB di KPPN dalam hal terdapat SPMKP-PBB dilakukan dengan
memperhatikan:
1) SP2D yang diterbitkan berdasarkan SPMKP-PBB yang disampaikan oleh KPP.

2) Laporan Harian Penerimaan (LHP) dari Bank·Persepsi PBB.
3) Nota Debet pelimpahan PBB dari Bank Persepsi PBB.
4) Nota Kredit penerimaan pelimpahan PBB dari BO III PBB.
-2-

t

d. SKP DBH PBB diterbitkan berdasarkan dana yang tersedia di BO III PBB setelah
memperhitungkan
transaksi-transaksi
pembayaran
SPMKP-PBB
atau SP2D
pengembalian kelebihan pembayaran PBB.
e. Dana yang tersedia di BO III PBB sebagaimana dimaksud pada huruf d, adalah dana
hasil penerimaan pelimpahan penerimaan PBB dari Bank/Pos Persepsi PBB pada
periode pelimpahan sebelumnya.
f.

Dalam hal SKP DBH PBB telah diterbitkan dan belum dilaksanakan pembagian DBH

PBB, namun terdapat pengajuan SPMKP-PBB oleh KPP yang berdasarkan monitoring
dana di BO III PBB kabupaten/kota berkenaan cukup untuk dilaksanakan pembayaran
SPMKP-PBB/SP2D pengembalian kelebihan pembayaran PBB, maka KPPN
melakukan langkah-Iangkah sebagai berikut:
1) Membatalkan SKP. DBH PBB yang telah diterbitkan.
2) Melaksanakan pembayaran SPMKP-PBB dengan menerbitkan SP2D atas beban
BO III PBB sesuai ketentuan.
3) Menerbitkan SKP DBH PBB setelah memperhitungkan
pengembalian kelebihan pembayaran PBB.

SPMKP-PBB/SP2D

g. Penerbitan SP2D agar memperhatikan waktu penyanipaian SP2D ke BO III PBB dan
kondisi geografis.
2. Penyampaian SP2D dan SPT ke BO III PBB.
a. SP2D yang diterbitkan berdasarkan SPM.KP-PBB
1) Disampaikan kepada BO III PBB sesuai tanggal SP2D paling lambat pukul 15.00
waktu setempat.
2) Dalam hal kondisi geografis tidak memungkinkan dilakukan pengantaran SP2D oleh
petugas yang ditunjuk, maka:

a)

KPPN dapat mengirimkan SP2D nienggunakan sarana tercepat dan aman;
atau

b)

KPPN dapat berkoordinasi dengan BO III PBB untuk pengiriman SP2D melalui
sarana faksimili terlebih dahulu dan kemudian· merigirimkan asli SP2D
menggunakan sarana tercepat dan aman.

b. SP2D pembagian DBH PBB Bagian Daerah dan SPT pembagian DBH PBB Bagian
Pemerintah Pusat dan Direktorat Jenderal Pajak.
1) Disampaikan kepada BO III PBB paling lambat pada. hari pembagian DBH PBB
dengan memperkirakan waktu penyampaian ke BO III PBB.
2) Dalam hal kondisi geografis tidak memungkinkan dilakukan pengantaran SP2D dan
SPT oleh petugas yang ditunjuk, maka:
a)

KPPN dapat mengirimkan SP2D dan SPT menggunakan sarana tercepat dan

aman.

b)

KPPN dapat berkoordinasi dengan BO III PBB untuk pengiriman SP2D dan
SPT melalui sarana faksimili terlebih dahulu dan kemudian mengirimkan asli
SP2D dan SPT menggunakan sarana tercepat dan aman.

c. Penyampaian SP2D dan SPT sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b,
dilaksanakan dengan memperhatikan tanggal SP2D dan SPT.

- 3-

3. Pembagian DBH PBB tiap sektor setelah dilakukan pembayaran SPMKP-PBB di BO III
PBB.
a.

SPMKP-PBB dibebankan pada pendapatan pajak tahun anggaran berjalan, yaitu akun
yang sama dengan akun pada saat diakuinya pendapatan pajak semula.


b.

SPMKP-PBB dapat diterbitkan SP2D sepanjang dananya tersedia di BO III PBB
kabupaten/kota berkenaan.

c.

Saldo BO III PBB setelah dilakukan pembayaran SPMKP-PBB dibagi secara
proporsional ke 5 (lima) sektor yaitu Sektor Pedesaan, Sektor Perkotaan, Sektor
Perkebunan, Sektor Perhutanan,dan Sektor Pertambangan di BO III PBB kabupatenl
kota berkenaan.

d.

Saldo BO III PBB per sektor sebagaimana dimaksud
pembagian DBH PBB sesuai ketentuan.

e.

Pembayaran SPMKP-PBB tidak dapat dibebankan lintas BO III PBB kabupaten/kota.


f.

Dalam hal hasil perhitungan secara proporsional sebagaimana dimaksud pada huruf c,
menghasilkan angka pecahan desimal maka jumlah angka tersebut dibulatkan untuk
sektor yang penerimaannya paling besar.

g.

lIustrasi pembagian saldo BO III PBB kabupaten/kota tiap sektor penerimaan PBB
secara proporsional setelah dilakukan pembayaran SPMKP-PBB adalah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

pada huruf c dilakukan

4. Pengembalian SPMKP-PBB kepada KPP.,
a. Penerbitan SP2D oleh KPPN berdasarkan SPMKP-PBB yang disampaikan oleh KPP.
b. Dalam hal dana yang tersedia di BO III PBB kabupaten/kota berkenaan tidak
mencukupi untuk pembayaran SPMKP-PBB, maka SPMKP-PBB
dimaksud

dikembalikan ke KPP.
c. Terhadap SPMKP-PBB yang dikembalikan sebagaimana dimaksud pada huruf b,
KPPN melakukan langkah-Iangkah:
1) SPMKP-PBB dapat disampaikan kembali setelah dananya tersedia di BO III PBB
berdasarkan informasi yang disampaikan KPPN.
2) KPPN tidak melaksanakan pembagian DBH PBB untuk BO III PBB kabupaten/kota
b~rkenaan sampai dana di BO III PBB tersebut mencukupi untuk melakukan
pembayaran SPMKP-PBB.
3) Pengumpulan Dana di BO III PBB dibatasi sampai dengan 4 (empat) periode
pembagian DBH PBB berturut-turut.
4) KPPN tidak melaksanakan pembagian DBH PBB untuk BO III PBB kabupaten/kota
berkenaan selama dilaksanakan pengumpulan dana di BO III PBB terse but.
5) KPPN memberitahukan kepada KPP dan Pemerintah Daerah terkait bahwa sedang
dilakukan pengumpulan dana di BO III PBB untuk pembayaran SPMKP-PBB
sehingga pembagian DBH PBB tidak dilaksanakan paling lama selama 4 (empat)
periode pembagian DBH PBB berturut-turut.
6) Dalam hal pengumpulan dana di BO III PBB sampai 4 (em pat) periode pembagian
DBH PBB belum mencukupi untuk dilaksanakan pembayaran SPMKP-PBB, KPPN
melaksanakan pembagian DBH PBB kepada yang berhak sesuai ketentuan.


-4 -

r

7) Terhadap SPMKP-PBB yang tidak dapat dilaksanakan pembayaran karena sampai
dengan 4 (empat) periode pembagian OBH PBB berturut-turut tidak cukup dana di
BO III PBB, KPPN menyampaikan permasalahan tersebut kepada Kantor Pusat
Oirektorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Oirektorat Pengelolaan Kas Negara.
d. KPPN membuat kartu pengawasan atas pengembalian SPMKP-PBB karena dananya
tidak mencukupi di BO III PBB dengan menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II Surat Edaran Oirektur Jenderal Perbendaharaan ini.
5. KPPN memberitahukan kepada Pemerintah Oaerah terkait setiap pembayaran SPMKPPBB, dengan penjelasan bahwa SPMKP-PBB yang disampaikan oleh KPP kepada KPPN
mengurangi OBH PBB yang dibagihasilkan kepada Pemerintah Oaerah sesuai ketentuan.
F. Ketentuan Penutup
1. Kepala KPPN agar menyampaikan maksud Surat Edaran ini kepada Pemerintah Oaerah
dan BO III PBB mitra kerja masing-masing;
2. Kepala Kantor Wilayah Oirektorat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk mengawasi
pelaksanaan Surat Edaran ini.
Oemikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Oitetapkan di Jakarta

#~,=:

pada tanggal 17 Juni
f?~'X-""'~~DIREKTUR
JENOERAL,
0

/~•
::;
::..c

~

,~

I "~

- ... L

LJ
f. •..••~



I

":"_'_' _.

*~~~/NIP
I

\0.

.

_~AGUS SUPRIJANTO

{"

195308141975071 001 ~

Tembusan:
1. Sekretaris Oirektorat Jenderal Perbendaharaan
""
2. Para Direkt~r di lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal PerbendahaEIn

- 5-

2011

SURAT
EDARAN
DIREKTUR
PERBENDAHARAAN
SE21 IPB/2011 TENTANG
PELAKSANAAN
PENERBITAN

LAMPI RAN I
JENDERAL
NOMOR
PETUNJUK
SURAT

KETETAPAN PEMBAGIAN (SKP) DANA BAGI HASIL
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (DBH PBB)

ILUSTRASI
Pembagian saldo BO III PBB Kabupaten/Kota per Sektor Penerimaan PBB Secara Proporsional
setelah dilakukan pembayaran SPMKP-PBB
Contoh 1:

NO.

PELIMPAHAN
SALDO BO III
4.000.000
14.000.000
. 857.143
PERTAMBANGAN
PERHUTANAN
5.000.000
3.000.000
5.000.000
1.428.572
PERKEBUNAN
PERKOTAAN
0 4.000.000
1.000.000
285.714PBB
PEDESAAN
(2) . 2.000.000
(4)
3.000.000
(6)
10.000.000
SEKTOR
(5)(3)4.000.000
1.142.857
SPMKP-PBB
SKP
DBH PBB

Keterangan:

a. Kolom (3)
Pelimpahan PBB periode sebelumnya sebesar Rp14.000.000,- dengan rincian:


Sektor Pedesaan sebesar Rp4.000.000,-



Sektor Perkotaan sebesar Rp1.000.000,-



Sektor Perkebunan sebesar Rp1.000.000,-



Sektor Pe~hutanan sebesar Rp5.000.000,-



Sektor Pertambangan sebesar Rp3.000.000,-

b. Kolom (4)
Nilai SPMKP-PBB sebesar Rp1 0.000.000,- dengan rincian:


Sektor Pedesaan sebesar Rp3.000.000,-



Sektor Perhutanan sebesar Rp5.000.000,-



Sektor Pertambangan

sebesar Rp2.000.000,-

c. Kolom (5)
Saldo BO III PBB setelah pembayaran

SPMKP-PBB

secara total seluruh sektor sebesar Rp4.000.000,-

(Rp14.000.000 - Rp10.000.000).

-6-

(

Pada tiap baris (per sektor) tidak tercantum jumlah saldo BO III PBB per sektor, karena SPMKP-PBB
mengurangi saldo dana BO III PBB secara keseluruhan,
saldo BO III PBB

sehingga

hanya tercantum jumlah keseluruhan

d. Kolom (6)
Saldo BO III PBB dibagi

per Sektor

Penerimaan

PBB secara

proporsional

sehingga

jumlah tersebut

tercantum dalam SKP DBH PBB, dengan perhitungan:


Pedesaan

= (4.000.000/14.000.000)

x 4.000.000

= 1.142.857



Perkotaan

= (1.000.000/14.000.000)

x 4.000.000

=

285.714



Perkebunan

= (1.000.000/14.000.000)

x 4.000.000

=

285.714'



Perhutanan

= (5.000.000/14.000.000)

x 4.000.000

= 1.428.571



Pertambangan = (3.000.000/14.000.000)

x 4.000.000

=



Pembulatan

angka

desimal

sebesar

Rp1 (Rp4.000.000

857.143
3.999.999
- Rp3.999.999)

(penerimaan paling besar)
Contoh 2:

0 BO III
PELIMPAHAN
SALDO
857.143
PBB
6.000.000
1.714.285
0 571.429
857.143
14.000.000
4.000.000
(5)(3)
2.000.000
PERTAMBANGAN
2.000.000
PERKEBUNAN
·PERHUTANAN
5.000.000
10.000.000
PERKOTAAN
03.000.000
PEDESAAN
(2) (4)
3.000.000
(6)
SEKTOR
4.000.QOO
.DBH
SKP
SPMKP-PBB
PBB
NO.

Keterangan:

a. Kolom (3)
Pelimpahan PBB periode sebelumnya sebesar Rp14.000.000,•

Sektor Pedesaan sebesar Rp2.000.000,-



Sektor Perkotaan sebesar Rp3.000.000,-



Sektor Perkebunan sebesar Rp6.000.000,-



Sektor Pertambangan sebesar Rp3.000.000,-

- 7-

dengan rincian:

untuk Sektor

Perhutanan

b. Kalam (4)
Nilai SPMKP-PBB sebesar Rp10.000.000,-

dengan rincian:



Sektor Pedesaan sebesar Rp3.000.000,-



Sektor Perhutanan sebesar Rp5.000.000,-



Sektor Pertambangan

sebesar Rp2.000.000,-

c. Kalam (5)
Saldo

BO

III

PBB

setelah

pembayaran

SPMKP-PBB

secara

total

seluruh

sektor

Rp4.000.000,-

(Rp14.000.000 - Rp10.000.000)
Pada tiap baris (per sektor) tidak tercantum jumlah saldo BO III PBB per sektor, karena SPMKP-PBB
mengurangi saldo dana BO III PBB secara keseluruhan,
saldo BO III PBB

sehingga hanya tercantum jumlah keseluruhan

d. Kalam (6)
Saldo BO III PBB dibagi per Sektor Penerimaan PBB secara proporsional
tercantum dalam SKP DBH PBB, dengan perhitungan:


Pedesaan

= (2.000.000/14.000.000)

x 4.000.000 =

571.429



Perkotaan

= (3.000.000/14.000.000)

x 4.000.000 =

857.143



Perkebunan

= (6.000.000/14.000.000)

x 4.0~0.000 = 1.714.286



Perhutanan

= (0/14.000.000)



Pertambangan = (3.000.000/14.000.000)



Pembulatan

x 4.000.000

=

0

x 4.000.000 =

57.143
4.000.001

angka desimal sebesar Rp(-1) (Rp4.000.000

(penerimaan paling besar)
Contoh 3:
NO.

PELIMPAHAN
SALDO BO III
0
PBB
14.000.000
0
3.000.000
0
6.000.000
PEDESAAN
(2) 0
14.000.000
PERTAMBANGAN
2.000.000
PERKOTAAN
02.000.000
PERKEBUNAN
4.000.000
PERHUTANAN
5.000.000
3.000.000
(4)
(6)(3)
(5)
SEKTOR
SKP
SPMKP-PBB
DBH PBB

0

Keterangan:

- 8-

- Rp4.000.001)

sehingga jumlah tersebut

untuk Sektor Perkebunan

a.

Kolom (3)
Pelimpahan PBB periode sebelumnya

sebesar Rp14.000.000,-



Sektor Pedesaan sebesar Rp2.000.000,-



Sektor Perkotaan sebesar Rp3.000.000,-



Sektor Perkebunan sebesar Rp6.000.000,-



Sektor Pertambangan

dengan rincian:

sebesar Rp3.000.000,-

b. Kolom (4)
Nilai SPMKP-PBB sebesar Rp14.000.000,-

c.

dengan rincian:



Sektor Pedesaan sebesar Rp3.000.000,-



Sektor Perkebunan sebesar Rp4.000.000,-



Sektor Perhutanan sebesar Rp5.000.000,-



Sektor Pertambangan

sebesar Rp2.000.000,-

Kolom (5)
Tidak terdapat saldo BO III PBB setelah pembayaran SPMKP-PBB (Rp14.000.000

- Rp14.000.000).

Pad a tiap baris (per sektor) tidak tercantum jumlah saldo BO III PBS per sektor, karena SPMKP-PBS
mengurangi saldo danaBO
III PBB secara keseluruhan, sehingga hanya tercantum jumlah keseluruhan
saldo SO III PSB.

d.

Kolom 6
SKP DSH PSS tidak diterbitkan karena tidak terdapat saldo SO III PSS setelah pembayaran SPMKP-PSB.

DIREKTUR .:JENDERAL,

~/

[

~t-

-----

~

..

"~~

-- NIP 19530814 197507
~
\ J -~__ (-AGUS SUPRIJANTO
\/,\.
"

"" ~',

-9-

1 001.~·

\' l---

LAMPIRAN Ii
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR SEIPB/2011
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PENERBITAN
SURAT KETETAPAN PEMBAGIAN (SKP) DANA
BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (DBH PBS)

21

KARTU PENGAWASAN SPMKP-PBB YANG DIKEMBAUKAN KARENA DANA l1DAK MENCUKUPI DI BO III PBB

JUMLAH
C;PMKP-PBB
DANA
Dr BO III PBBPEMBAYARAN SPMKP-PBB
TANGGAL
MINGGU
MINGGU
NOMOR
MINGGU
MINGGU
TANGGAL
TANGGAL
JUMLAH
JUMLAH
I IINO
III
IV DAN NOJUMLAH
SP2D
DAN
TANGGAL
SURAT
PENGEMBAUAN
KAB./KOTA

(dalam rupiah)

NO DAN

Kepala Seksi Pencairan Dana,

,
Kepala Seksi Bank/Giro Pas,

(Nama Lengkap)
NIP
.

(Nama Lengkap)
NIP
.

DIREKTUR JENDERAL,

cJ,tkJ-Q_
AGUS SUPRIJANTO
NIP 19530814 197507 1 001 ~

- 10-