se 008 pb 2011 petunjuk penghitungan pph pasal 21
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Yth.
1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2. Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
SURAT EDARAN
NOMOR SE-
8 IPB/2011
TENTANG
PETUNJUK PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, DAN ANGGOTA POLRI
ATAS PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN
A. Umum
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 tentang Tata Cara
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota Polri,
dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD, telah diatur dan
ditetapkan mengenai petunjuk umum dan contoh penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh
Pasal 21) dimaksud. Namun, untuk penghitungan PPh Pasal 21 atas rapellkekurangan gaji
diperlukan petunjuk lebih lanjut karena dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.03/2010 tersebut hanya diatur bahwa "apabila kepada Pejabat Negara, PNS, Anggota
TNI, Anggota Polri, dan Pensiunan dibayar rapellkekurangan gaji, maka PPh Pasal 21 dihitung dan
dipotong dengan cara sebagaimana penghitungan/pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji dan
tunjangan ke-13" serta belum ada contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas rapellkekurangan gaji
tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
Memberikan penjelasan mengenai petunjuk umum dan contoh penghitungan PPh Pasal 21
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2621PMK.03/2010 tentang Tata
Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota
Polri, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD, termasuk
penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 atas rapellkekurangan gaji.
C. Ruang Lingkup
1. Petunjuk umum penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010.
2. Pencantuman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dalam Daftar Gaji dan Aplikasi GPP.
3. Tata cara penghitungan PPh Pasal 21 dan format daftar gaji atas pembayaran
rapellkekurangan gaji. &\
D. Dasar
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2621PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, dan Pensiunannya
atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD.
E. Petunjuk Penghitungan PPh Pasal 21
1. PPh Pasal21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan (termasuk gaji dan
tunjangan bulan ke-13) bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri yang
menjadi beban APBN ditanggung oleh Pemerintah atas beban APBN.
2.
Dalam hal Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri tidak memiliki NPWP, maka
atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan tersebut dikenakan tarif PPh Pasal 21 lebih
tinggi sebesar 20% (dua puluh persen) dibandingkan Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan
Anggota Polri yang memiliki NPWP.
3. Tambahan pengenaan PPh Pasal 21 sebesar 20°A, lebih tinggi sebagaimana dimaksud pada
angka 2 ditanggung sendiri oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri yang
bersangkutan.
4.
Dalam rangka pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 2 dan angka 3,
data NPWP masing-masing Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri wajib
dicantumkan dalam daftar gajL
5.
Bagi Satuan Kerja yang telah menggunakan aplikasi GPP, Petugas Pengelolaan Administrasi
Belanja Pegawai (PPABP) wajib merekam data NPWP seluruh pegawai dengan benar serta
mengisi data keluarga dengan lengkap dan benar.
6.
Ketidakbenaran pencantuman data NPWP dan data keluarga sebagaimana dimaksud pada
angka 4 dan angka 5 yang berakibat kesalahan pengenaan tarif PPh Pasal 21 menjadi
tanggung jawab Kuasa Pengguna Anggaran.
7.
Dalam hal Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri menerima tambahan
penghasilan yang bersifat tetap dan teratur setiap bulan yang pembayarannya terpisah dar;
pembayaran gaji, maka penghitungan PPh Pasal 21 atas tambahan penghasilan tersebut
harus memperhitungkan jumlah seluruh penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang
diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri yang bersangkutan.
8. Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang diterima dalam mata uang asing,
penghitungan PPh Pasal 21 didasarkan pada nilai tukar (kurs) yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan yang berlaku pad a saat pembayaran penghasilan tersebut.
9. Tata cara penghitungan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota
Polri atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan agar berpedoman pada petunjuk umum
dan contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nemor
262/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pejabat
Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi
Beban APBN atau APBD.
10. Sehubungan dengan adanya perubahan tata cara penghitungan PPh Pasal 21 atas
rapellkekurangan gaji sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nemor
262/PMK. 03120 10, maka tata cara penghitungan dan format daftar gaji untuk pengajuan
permintaan rapellkekurangan gaji dimaksud adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
11. Ketentuan tentang tata cara penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan tetap
dan teratur setiap bulan bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri berlaku
sejak bulan Januari 2011.
'&'
-2-
12. Tata cara penghitungan PPh Pasal 21 atas pembayaran gaji induk untuk bulan Januari 2011
yang telah dilakukan pemresesan pada bulan Desember 2010 tetap mengacu pad a kelentuan
sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan Nemer 262/ PMK.03/201 O.
13. Tata cara pengujian atas petengan pajak pad a Surat Perintah Membayar (S PM) tetap
berpedeman pad a Sural Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nemer SE-36/PB/2007
tentang Petunjuk Teknis Pengujian Petengan Pajak, Pengamanan Database, dan Jam
Pelayanan Penerimaan SPM pada Kanter Pelayanan Perbendaharaan Negara .
F. Penutup
1. Kepala KPPN agar memberitahukan maksud Surat Edaran ini kepada Satker terkait di wilayah
kerjanya masing-masing.
2. Kepala Kanter Wilayah Direkterat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk mengawasi
pelaksanaan Surat Edaran ini.
Demikian untuk dipedemani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2011
Tembusan :
1. Sekretaris Direkterat Jenderal Perbendaharaan
2. Para Direktur di lingkungan Kanter Pusat Direkterat Jenderal Perbendaharaan
-3-
LAMPIRAN I
SURAT
EDARAN
DIREKTUR
JENDERAl
IPB/2011 TENTANG
PERBENDAHARAAN NOMOR SEe
PETUNJUK PENGHITUNGAN
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA. PNS. ANGGOTA TNI.
DAN ANGGOTA POLRI ATAS PENGHASILAN TETAP DAN
TERATUR SETIAP BULAN
8
CONTOH PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASlLAN PASAL 21
UNTUK PENGAJUAN KEKURANGAN/RAPEL GAJI BAGI PEJABAT NEGARA, PNS,
ANGGOTA TNI, DAN ANGGOTA POLRI
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas Kekurangan Gaji
Adinurmata adalah seorang PNS Golongan IIIlc, menduduki eselon IV.a status kawin dengan 3 orang
anak, telah memiliki NPWP, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan pada tahun 2010
sebagai berikut:
Gaji pokok
Tunjangan Istri
Tunjangan Anak
Tunjangan Jabatan
Tunjangan Beras
Pembulatan
Penghasilan bruto
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2.244.500,00
224.450,00
89.780,00
540.000,00
226.240,00
43,00 (+)
3.325.013,00
Penghitungan PPh Pasal21 bulanan untuk Januari sId November 2010:
Penghasilan Bruto
Rp
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan
5% X Rp 3.325.013,00
2. luran Pensiun
4,75% X Rp 2.558.730,00 =
=
Rp 166.251,00
Rp 121.540,00 +
Rp
Rp
Penghasilan Netto
Penghasilan Netto Disetahunkan:
(12 X Rp 3.037.222,00)
PTKP (K/3)
• UntukWP
• Status Kawin
• 3 orang tanggungan
(3 X Rp 1.320.000,00)
3.325.013,00
=
287.791,00 (-)
3.037.222,00
Rp
36.446.664,00
Rp
Rp
Rp
21.120.000,00 (-)
15.326.664,00
15.326.000,00
Rp 15.840.000,00
Rp 1.320.000,00
Rp 3.960.000,00 (+)
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Pembulatan
PPh Pasal 21 atas gaji setahun
5% X Rp 15.326.000,00 = Rp 766.300,00
PPh Pasal 21 atas gaji sebulan
Rp 766.300,00 : 12 = Rp 63.858,00 セ@
-4-
Apabila Adinurmata sebagaimana contoh di atas menerima kenaikan gaji berkala dengan gaji
pokok sebesar Rp 2.413.900,- TMT bulan November 2010 dan baru diba ya rkan pada bulan
Januari 2011 , maka Ad inurmata berhak atas rapel/kekurangan gaji selama 2 (dua) bulan .
Perhitungan PPh Pasal 21 atas rapel/kekurangan gajinya adalah sebagai berikut :
Selisih penghasilan selama 2 bulan :
Rp
Gaji pokok
Rp
Tunjangan Istri
Tunjangan Anak
Rp
Tunjangan Jabatan
Rp
Tunjangan Beras
Rp
Rp
Pembulatan
Rp
Penghasilan bruto
338.800 ,00
33.880 ,00
13.552 ,00
0,00
0,00
190,00 (+)
386.422 ,00
Penghasilan bruto disetahunkan (gaji pokok lama)
(12 X Rp 3.325 .013 ,00)
Kekurangan gaji
Pengurangan :
Biaya jabatan
5% X Rp 40.286.578 ,00
Rp
luran Pensiun
12 X 4,75% X Rp 2.558.730 ,00 Rp
Rp 39 .900 .156,00
Rp
386.422 ,00 (+)
Rp 40 .286.578 ,00
2.014.329,00
1.458.476,00 (+)
Penghasilan Netto setahun
Rp 3.472.805,00 (-)
Rp 36 .813.773 ,00
PTKP (1
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Yth.
1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2. Para Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
SURAT EDARAN
NOMOR SE-
8 IPB/2011
TENTANG
PETUNJUK PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, DAN ANGGOTA POLRI
ATAS PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN
A. Umum
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 tentang Tata Cara
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota Polri,
dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD, telah diatur dan
ditetapkan mengenai petunjuk umum dan contoh penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh
Pasal 21) dimaksud. Namun, untuk penghitungan PPh Pasal 21 atas rapellkekurangan gaji
diperlukan petunjuk lebih lanjut karena dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262/PMK.03/2010 tersebut hanya diatur bahwa "apabila kepada Pejabat Negara, PNS, Anggota
TNI, Anggota Polri, dan Pensiunan dibayar rapellkekurangan gaji, maka PPh Pasal 21 dihitung dan
dipotong dengan cara sebagaimana penghitungan/pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji dan
tunjangan ke-13" serta belum ada contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas rapellkekurangan gaji
tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
Memberikan penjelasan mengenai petunjuk umum dan contoh penghitungan PPh Pasal 21
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2621PMK.03/2010 tentang Tata
Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota
Polri, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD, termasuk
penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 atas rapellkekurangan gaji.
C. Ruang Lingkup
1. Petunjuk umum penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010.
2. Pencantuman Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dalam Daftar Gaji dan Aplikasi GPP.
3. Tata cara penghitungan PPh Pasal 21 dan format daftar gaji atas pembayaran
rapellkekurangan gaji. &\
D. Dasar
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2621PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, dan Pensiunannya
atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN atau APBD.
E. Petunjuk Penghitungan PPh Pasal 21
1. PPh Pasal21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan (termasuk gaji dan
tunjangan bulan ke-13) bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri yang
menjadi beban APBN ditanggung oleh Pemerintah atas beban APBN.
2.
Dalam hal Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri tidak memiliki NPWP, maka
atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan tersebut dikenakan tarif PPh Pasal 21 lebih
tinggi sebesar 20% (dua puluh persen) dibandingkan Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan
Anggota Polri yang memiliki NPWP.
3. Tambahan pengenaan PPh Pasal 21 sebesar 20°A, lebih tinggi sebagaimana dimaksud pada
angka 2 ditanggung sendiri oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri yang
bersangkutan.
4.
Dalam rangka pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 2 dan angka 3,
data NPWP masing-masing Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri wajib
dicantumkan dalam daftar gajL
5.
Bagi Satuan Kerja yang telah menggunakan aplikasi GPP, Petugas Pengelolaan Administrasi
Belanja Pegawai (PPABP) wajib merekam data NPWP seluruh pegawai dengan benar serta
mengisi data keluarga dengan lengkap dan benar.
6.
Ketidakbenaran pencantuman data NPWP dan data keluarga sebagaimana dimaksud pada
angka 4 dan angka 5 yang berakibat kesalahan pengenaan tarif PPh Pasal 21 menjadi
tanggung jawab Kuasa Pengguna Anggaran.
7.
Dalam hal Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri menerima tambahan
penghasilan yang bersifat tetap dan teratur setiap bulan yang pembayarannya terpisah dar;
pembayaran gaji, maka penghitungan PPh Pasal 21 atas tambahan penghasilan tersebut
harus memperhitungkan jumlah seluruh penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang
diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri yang bersangkutan.
8. Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang diterima dalam mata uang asing,
penghitungan PPh Pasal 21 didasarkan pada nilai tukar (kurs) yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan yang berlaku pad a saat pembayaran penghasilan tersebut.
9. Tata cara penghitungan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota
Polri atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan agar berpedoman pada petunjuk umum
dan contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nemor
262/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pejabat
Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi
Beban APBN atau APBD.
10. Sehubungan dengan adanya perubahan tata cara penghitungan PPh Pasal 21 atas
rapellkekurangan gaji sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nemor
262/PMK. 03120 10, maka tata cara penghitungan dan format daftar gaji untuk pengajuan
permintaan rapellkekurangan gaji dimaksud adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
11. Ketentuan tentang tata cara penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan tetap
dan teratur setiap bulan bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota Polri berlaku
sejak bulan Januari 2011.
'&'
-2-
12. Tata cara penghitungan PPh Pasal 21 atas pembayaran gaji induk untuk bulan Januari 2011
yang telah dilakukan pemresesan pada bulan Desember 2010 tetap mengacu pad a kelentuan
sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan Nemer 262/ PMK.03/201 O.
13. Tata cara pengujian atas petengan pajak pad a Surat Perintah Membayar (S PM) tetap
berpedeman pad a Sural Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nemer SE-36/PB/2007
tentang Petunjuk Teknis Pengujian Petengan Pajak, Pengamanan Database, dan Jam
Pelayanan Penerimaan SPM pada Kanter Pelayanan Perbendaharaan Negara .
F. Penutup
1. Kepala KPPN agar memberitahukan maksud Surat Edaran ini kepada Satker terkait di wilayah
kerjanya masing-masing.
2. Kepala Kanter Wilayah Direkterat Jenderal Perbendaharaan diminta untuk mengawasi
pelaksanaan Surat Edaran ini.
Demikian untuk dipedemani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2011
Tembusan :
1. Sekretaris Direkterat Jenderal Perbendaharaan
2. Para Direktur di lingkungan Kanter Pusat Direkterat Jenderal Perbendaharaan
-3-
LAMPIRAN I
SURAT
EDARAN
DIREKTUR
JENDERAl
IPB/2011 TENTANG
PERBENDAHARAAN NOMOR SEe
PETUNJUK PENGHITUNGAN
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA. PNS. ANGGOTA TNI.
DAN ANGGOTA POLRI ATAS PENGHASILAN TETAP DAN
TERATUR SETIAP BULAN
8
CONTOH PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASlLAN PASAL 21
UNTUK PENGAJUAN KEKURANGAN/RAPEL GAJI BAGI PEJABAT NEGARA, PNS,
ANGGOTA TNI, DAN ANGGOTA POLRI
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas Kekurangan Gaji
Adinurmata adalah seorang PNS Golongan IIIlc, menduduki eselon IV.a status kawin dengan 3 orang
anak, telah memiliki NPWP, menerima penghasilan tetap dan teratur setiap bulan pada tahun 2010
sebagai berikut:
Gaji pokok
Tunjangan Istri
Tunjangan Anak
Tunjangan Jabatan
Tunjangan Beras
Pembulatan
Penghasilan bruto
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2.244.500,00
224.450,00
89.780,00
540.000,00
226.240,00
43,00 (+)
3.325.013,00
Penghitungan PPh Pasal21 bulanan untuk Januari sId November 2010:
Penghasilan Bruto
Rp
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan
5% X Rp 3.325.013,00
2. luran Pensiun
4,75% X Rp 2.558.730,00 =
=
Rp 166.251,00
Rp 121.540,00 +
Rp
Rp
Penghasilan Netto
Penghasilan Netto Disetahunkan:
(12 X Rp 3.037.222,00)
PTKP (K/3)
• UntukWP
• Status Kawin
• 3 orang tanggungan
(3 X Rp 1.320.000,00)
3.325.013,00
=
287.791,00 (-)
3.037.222,00
Rp
36.446.664,00
Rp
Rp
Rp
21.120.000,00 (-)
15.326.664,00
15.326.000,00
Rp 15.840.000,00
Rp 1.320.000,00
Rp 3.960.000,00 (+)
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Pembulatan
PPh Pasal 21 atas gaji setahun
5% X Rp 15.326.000,00 = Rp 766.300,00
PPh Pasal 21 atas gaji sebulan
Rp 766.300,00 : 12 = Rp 63.858,00 セ@
-4-
Apabila Adinurmata sebagaimana contoh di atas menerima kenaikan gaji berkala dengan gaji
pokok sebesar Rp 2.413.900,- TMT bulan November 2010 dan baru diba ya rkan pada bulan
Januari 2011 , maka Ad inurmata berhak atas rapel/kekurangan gaji selama 2 (dua) bulan .
Perhitungan PPh Pasal 21 atas rapel/kekurangan gajinya adalah sebagai berikut :
Selisih penghasilan selama 2 bulan :
Rp
Gaji pokok
Rp
Tunjangan Istri
Tunjangan Anak
Rp
Tunjangan Jabatan
Rp
Tunjangan Beras
Rp
Rp
Pembulatan
Rp
Penghasilan bruto
338.800 ,00
33.880 ,00
13.552 ,00
0,00
0,00
190,00 (+)
386.422 ,00
Penghasilan bruto disetahunkan (gaji pokok lama)
(12 X Rp 3.325 .013 ,00)
Kekurangan gaji
Pengurangan :
Biaya jabatan
5% X Rp 40.286.578 ,00
Rp
luran Pensiun
12 X 4,75% X Rp 2.558.730 ,00 Rp
Rp 39 .900 .156,00
Rp
386.422 ,00 (+)
Rp 40 .286.578 ,00
2.014.329,00
1.458.476,00 (+)
Penghasilan Netto setahun
Rp 3.472.805,00 (-)
Rp 36 .813.773 ,00
PTKP (1