Kajian Pemodelan Balok T dalam Pendesainan Balok pada Bangunan Bertingkat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Bangunan memainkan peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan
seringkali mempengaruhi suasana hidup bagi setiap individu. Salah satu elemen
struktur yang terdapat dalam bangunan adalah balok. Balok merupakan elemen
struktur yang fungsinya menahan beban lentur. Beban vertikal yang didukung
meliputi beban hidup, beban plat, berat tembok dan berat sendiri balok. Beban
horizontal yang ditahan adalah gaya yang ditimbulkan oleh beban gempa dan angin.
Beton bertulang merupakan gabungan logis dari dua jenis bahan, yaitu beton
polos, yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi kekuatan tariknya
rendah, dan batanganbatangan baja yang ditanamkan di dalam beton yang dapat
memberikan kekuatan tarik yang diperlukan. Misalnya pada balok, tulangan baja
diletakkan di daerah tarik. (Wang & Salmon, 1993)
Pada umumnya bentuk balok beton bertulang yang sering dipakai adalah
berpenampang persegi. Balok dengan penampang persegi lebih mudah dalam
mendesainnya maupun dalam pelaksanaan di lapangan. Akan tetapi kalau kita

memperhatikan persamaan-persamaan untuk menghitung kekuatan balok dalam
menahan beban lentur, diperoleh kenyataan bahwa dimensi lebar balok ’b’ hanya
memberikan kontribusi terhadap tegangan tekan (C) di atas garis netral balok.
Balok T merupakan salah satu dari model balok yang dapat digunakan dalam
pendesainan balok pada bangunan. Dalam pelaksanaannya di lapangan, balok T dicor
monolit (bersamaan / menyatu) dengan pelat lantai. Karena dicor monolit, maka

1

2

perilaku balok juga dipengaruhi oleh pelat yang ada di sekitarnya. Balok T pada
umumnya digunakan dalam pendesainan adalah untuk menahan momen lentur pada
balok, dimana penambahan lebar balok ’bef’ di atas garis netral akan menyumbang
kekuatan kepada gaya tekan C sehingga dapat menghemat penulangan pada balok.
Dengan penjelasan tersebut tersebut di atas maka dilakukan penganalisaan,
dimana yang dikaji adalah pemodelan balok T. Dengan demikian diharapkan dapat
diperoleh data efisiensi pemodelan T dalam perencanaan bangunan.

1.2


Perumusan Masalah
Dalam perencanaan bangunan bertingkat sangat diharapkan bahwa struktur

bangunan tersebut

dapat

didesain

seefektif

mungkin

tanpa menyebabkan

ketidakstabilan pada bangunan tersebut. Dengan pendesainan yang lebih efektif
dapat menghasilkan nilai ekonomis pada bangunan tersebut.
Salah satu elemen dari struktur yang dapat diperhatikan nilai efisiensinya
adalah balok. Dalam Tugas Akhir ini, penulis akan melakukan pendesainan pada dua

balok, yaitu balok T dengan balok persegi, dimana beban yang akan dipikul oleh
masing-masing balok adalah sama. Hasil akhir yang diperoleh dari masing-masing
balok tersebut akan dibandingkan untuk melihat efisiensi dari masing-masing balok.

1.3

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan Tugas Akhir ini dari segi akademisnya
adalah untuk memenuhi syarat menyelesaikan kurikulum pendidikan
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dari

3

segi teoritis, penelitian ini berguna untuk memberikan informasi tentang cara
pemodelan balok T serta efisiensi yang diperoleh. Dengan demikian
diharapkan dapat membantu para perencana dalam pendesainan balok pada
perencanaan bangunan.

1.4


Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah yang diambil untuk mempermudah
penyelesaian adalah :
a. Perumusan dan perhitungan terbatas pada struktur sederhana, yaitu portal
6 lantai dengan data-data yang logis.
b. Beban yang bekerja adalah beban mati, beban hidup, dan beban gempa
yang terjadi pada bangunan.
c. Beban Hidup diperhitungkan secara merata pada setiap portal.
d. Garis mekanisme portal sumbu untuk setiap balok dianggap sama.
e. Peraturan beton mengacu kepada peraturan Beton SNI 2002.
f. Menggunakan peta zonasi gempa tahun 2002.
g. Wilayah gempa yang digunakan adalah wilayah gempa 3.
h. Mutu beton adalah fc = 35 MPa, dan mutu baja tulangan fy = 400 MPa.
i. Peninjauan hanya dilakukan pada balok T dan balok persegi pada lantai
portal.
j. Perhitungan mekanika menggunakan program.
k. Penganalisaan hanya terbatas pada tulangan lentur pada balok.


4

1.5

Metode Pembahasan
Adapun metode yang akan digunakan dalam penulisan Tugas Akhir

ini adalah studi literatur dengan mengumpulkan data-data dan keterangan yang
berhubungan dengan analisis yang akan dibahas pada tugas akhir ini. Adapun
sumbernya adalah buku dan jurnal serta masukan-masukan dari dosen pembimbing.

1.6

Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan ini bertujuan untuk memberikan gambaran
secara garis besar isi setiap bab yang dibahas pada Tugas Akhir ini.
Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, pembatasan
masalah, dan sistematika penulisan dari tugas akhir ini.

BAB II. Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi uraian beton betulang, perencanaan, mengenai
karakteristik balok T, peraturan-peraturan yang sebagai acuan di dalam
bangunan terkhusus rumus-rumus yang dipakai dalam pendesainan.

BAB III. Aplikasi
Bab ini berisi aplikasi perhitungan pada bangunan berupa uraian
teperinci mengenai perhitungan beban dan pendesainan balok.

5

Perhitungan mekanika bangunan akan menggunakan program pada
bangunan 6 lantai.

BAB VI. Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kegiatan
tugas akhir dan menjawab setiap masalah di awal, serta saran-saran yang

membangun agar dapat diperoleh penulisan skripsi yang lebih baik lagi
dikemudian hari.