Pengaruh Pemeriksaan PPh Pasal 25 29 Badan Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Penerimaan Negara dari sektor perpajakan menjadi andalan sumber
penerimaan dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir ini. tercapainya
rencana penerimaan pajak sangat ditentukan oleh peran serta wajib pajak
dalam sistem pemungutan pajak. Sistem pemungutan pajak di Indonesia
dikenal dengan Sistem Self Assesment yaitu sistem pemungutan pajak yang
memberi kepercayaan penuh kepada wajib pajak sendiri mulai dari
mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, menghitung, memperhitungkan,
membayar, serta melaporkan pajaknya dengan menggunakan Surat
Pemberitahuan (SPT).
Dengan sistem ini tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak Wajib
Pajak yang belum melaporkan kewajiban perpajakannya dengan benar
sehingga penerimaan pajak yang selama ini belum optimal karena
berhubungan dengan kejujuran Wajib Pajak itu sendiri dan untuk menguji
kepatuhan wajib pajak akan pelaksanaan self assessment system maka perlu
dilakukan pemeriksaan.
Pada pelaksanaan pemeriksaan pajak, kerjasama antara pemeriksa dan
Wajib Pajak merupakan hal yang mutlak diperlukan keberadaannya.

Kerjasama yang terjalin akan memperlancar aktivitas pemeriksaan pajak.
Namun kenyataannya, kerjasama tersebut sulit terbentuk. Di satu sisi,

Universitas Sumatera Utara

pemeriksa merasa diberikan tanggung jawab menjalankan tugas selaku
pemeriksa pajak dari Kantor Pelayanan untuk menguji kebenaran pelaporan
pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak, bukan semata-mata mencari
kesalahan Wajib Pajak dengan berbagai temuan di lapangan.
Sedangkan di sisi lain, Wajib Pajak merasa bahwa dirinya telah
menjalankan kewajiban perpajakan dengan benar dan kegiatan pemeriksaan
pajak yang dilakukan hanyalah usaha untuk mencari-cari kesalahannya saja.
Hal inilah yang akhirnya menyebabkan Wajib Pajak merasa tidak nyaman
ketika diperiksa. Ungkapan perasaan ketidaknyamanan dari Wajib Pajak ini,
bagi pemeriksa pajak dianggap sebagai sikap tidak kooperatif, sehingga
menimbulkan sikap saling mencurigai. Bagi Wajib Pajak yang diperiksa
akan timbul rasa keengganan untuk memberikan data yang dibutuhkan
dalam kegiatan pemeriksaan, dan akibatnya pemeriksa akan menetapkan
secara jabatan hasil pemeriksaan dari data yang diberikan secara ‘seadanya’
tersebut oleh Wajib Pajak.

Untuk mengatasi hubungan yang kurang harmonis antara pemeriksa
dan Wajib Pajak tersebut, diperlukan strategi yang mampu mendorong
keterbukaan dalam administasi perpajakan. Menjawab tantangan tersebut,
pemerintah terus menerus melakukan reformasi perpajakan, yang salah satu
hasilnya adalah Sistem Administrasi Perpajakan Modern (SAPM) atau biasa
dikenal sebagai modernisasi perpajakan hal ini penting dilakukan mengingat
penerimaan pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan negara. Upaya
pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak salah satunya dengan uji

Universitas Sumatera Utara

kepatuhan yaitu pemeriksaan pajak, atau dapat dikatakan bahwa
meningkatnya penerimaan pajak akan meningkatkan produktifitas suatu
negara

Oleh karena itu pemeriksaan pajak memiliki fungsi yang sangat

penting untuk mengawasi pelaksanaan sistem self assesment tersebut.
Dengan adanya pemeriksaan pajak tersebut diharapkan Wajib Pajak
melaporkan pajak yang terhutang dengan benar sehingga rencana

penerimaan pajak yang telah ditetapkan pemerintah juga dapat tercapai.
Salah satu pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
adalah pemeriksaan terhadap Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25/29 Badan.
PPh Pasal 25/29 Badan adalah pajak atas penghasilan yang diperoleh oleh
Wajib Pajak Badan dari kegiatan usaha dilakukannya.
Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan melakukan pemeriksaan
terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak PPh Pasal 25/29 Badan
yang disampaikan Wajib Pajak dengan cara mengumpulkan dan mengolah
data yang terdapat dalam SPT Tahunan. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 17/ PMK.03/2013 tanggal 07 Januari
2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan. Tujuannya adalah untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan adalah salah satu kantor
unit pelaksana yang dibebani target penerimaan pajak setiap tahun. Target
Penerimaan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan setiap tahun semakin
meningkat. Target penerimaan tersebut sebagian didukung dari hasil


Universitas Sumatera Utara

pemeriksaan pajak PPh Pasal 25/29 Badan berdasarkan ketetapan-ketetapan
pajak yang diterbitkan.
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui
bagaimana pengaruh pemeriksaan PPh Pasal 25/29 Badan terhadap
pencapaian target penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Madya
medan. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan dan menuangkannya
dalam bentuk skripsi dengan memilih judul :
” Pengaruh pemeriksaan PPh pasal 25/29 badan terhadap penerimaan
pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan ”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan

uraian

pada

latar


belakang

dan

identifikasi

permasalahan di atas, penulis mengadakan penelitian pendahuluan pada
Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan, maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut :
“Bagaimana pengaruh hasil pemeriksaan PPh pasal 25/29 Badan
terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak

Madya

Medan”.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian dapat dilakukan secara terarah sehingga tidak
menyimpang dari arah dan tujuan penelitian, maka penulis memutuskan
untuk melakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan – pembatasan

masalah tersebut adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Penelitian dilakukan pada Pemeriksaan PPh Pasal 25/29 Badan di Kantor
Pelayanan Pajak Madya medan
2. Data untuk variabel bebas (independen) yang digunakan dalam penelitian
diperoleh dari Jumlah PPh terutang dari pemeriksaan PPh Pasal 25/29
Badan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 .
3. Data untuk variabel tidak bebas (dependen) yang digunakan dalam
penelitian diperoleh dari jumlah penerimaan PPh Pasal 25/29 Badan di
Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2012.
1.4. Hipotesis
Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah untuk pengujian
apakah pemeriksaan PPh pasal 25/29 Badan berpengaruh terhadap
penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan.. Secara
konseptual hipotesis dapat dioperasikan sebagai berikut.
a. Ho = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan
PPh pasal 25/29 Badan (X) terhadap penerimaan PPh Pasal 25/29 Badan

di Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan (Y).
b. H1 ≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan PPh
pasal 25 Badan (X) terhadap penerimaan PPh Pasal 25/29 Badan di
Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan (Y).
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, adalah sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Sebagai bahan masukan untuk melakukan evaluasi terhadap pemeriksaan di
Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan
2. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang
sama berkaitan dengan pemeriksaan PPh Pasal 25/29 Badan.
3. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan penulis di bidang perpajakan
khususnya mengenai pemeriksaan PPh Pasal 25/29 Badan.
4. Bagi penulis, sebagai wadah untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke
dalam praktek.
5. Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan atas pendekatan
pelayanan pemeriksaan pajak.


Universitas Sumatera Utara