Pengaruh Pemeriksaan Pajak PPh Pasal 25 Badan terhadap Penerimaan Pajak PPh Pasal 25 Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees.

(1)

ABSTRAK

Pemungutan pajak di Indonesia menggunakan Sistem Self Assessment dimana sistem tersebut memberikan tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, melaporkan dan membayar sendiri jumlah pajak sebagaimana yang ditentukan dalam peraturan perpajakan. Tak jarang jumlah yang dilaporkan tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya, oleh karena itu Kantor Pelayanan Bandung Karees melakukan pemeriksaan PPh pasal 25 khususnya terhadap Wajib Pajak Badan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh pemeriksaan PPh pasal 25 Badan terhadap penerimaan pajak PPh pasal 25 Badan pada KPP Bandung Karees. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian asosiatif dengan hubungan kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel atau lebih yang memiliki hubungan bersifat sebab akibat.

Berdasarkan hasil pengolahan data, perhitungan statistik dengan menggunakan metode Rank Spearman diperoleh hasil Pvalue 5,36 > 1,771 (ada pengaruh dari pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan terhadap penerimaan pajak PPh pasal 25 Badan). Jadi dapat disimpulkan ternyata pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan yang dilakukan secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah penerimaan pajak PPh pasal 25 Badan pada KPP Bandung Karees. Oleh karena itu KPP seharusnya dapat mengoptimalkan setiap upaya yang dilakukan dalam pemeriksaan agar dapat mengungkapkan besarnya pajak yang sebenarnya harus dibayarkan oleh Wajib Pajak.

Kata kunci: pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan, penerimaan pajak PPh pasal 25 Badan


(2)

ABSTRACT

Tax collection in Indonesia using the self assessment system where the system gives responsibility to taxpayers to calculate, report and pay its own tax amount as prescribed in tax laws. Not infrequently the amount reported does not correspond to reality, therefore Karees Office Bandung conduct in particular article 25 of the Income Tax Tax Board. The purpose of this study was to determine how much influence the examination of the Board of Income Tax Article 25 Income Tax Article 25 of tax revenue in KPP Bandung Karees Agency.

The method used in this study is associative research methods to study the causal relationship that is aimed to determine the relationship between two or more variables that have to be a causal relationship.

Based on the results of data processing, statistical calculations using the Spearman Rank obtained results Pvalue 5.36> 1.771 (no influence from the examination of Article 25 Income Tax Agency for the acceptance of Article 25 Income Tax Agency). So it can be concluded the examination of article 25 Income Tax Agency conducted can significantly affect the amount of tax revenue in the Income Tax Article 25 Agency Karees KPP Bandung. Therefore, the KPP should be able to optimize every effort made in the examination in order to reveal the actual amount of tax to be paid by the taxpayer.

Keywords: Income tax inspection agency Article 25, Income tax receipts Agency Article 25


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRAK...vii

ABSTRACK...viii

DAFTAR ISI...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...3

1.3 Tujuan Penelitian……...4

1.4 Manfaat Penelitian...4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka...6

2.1.1. Dasar Pajak...6

2.1.1.1 Definisi Pajak...6

2.1.1.2 Fungsi Pajak...9


(4)

2.1.1.5 Pengelompokan Pajak...12

2.1.1.6 Sistem Pemungutan Pajak...13

2.1.1.7 Subjek Pajak dan Wajib Pajak...14

2.1.1.8 Objek Pajak...17

2.1.2 Pajak Penghasilan...19

2.1.2.1 Pajak Penghasilan pasal 25...20

2.1.2.2 Cara menghitung Besarnya PPh Pasal 25...20

2.1.2.3 Penyetor dan pelaporan PPh pasal 25...21

2.1.3 Pemeriksaan...22

2.1.3.1 Tujuan Pemeriksaan...25

2.1.3.2 Sasaran Pemeriksaan...26

2.1.3.3 Jenis Pemeriksaan...26

2.1.3.4 Jangka Waktu Pemeriksaan...27

2.1.3.5 Ruang Lingkup Pemeriksaan...28

2.1.3.6 Teknik Pemeriksaan Pajak...28

2.1.3.7 Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan...29

2.1.3.8 Kewajiban Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan...30

2.2. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...30

2.3. Pengembangan Hipotesis...34

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian...35


(5)

3.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees...35

3.1.2 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees...38

3.1.2.1 Visi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees...38

3.1.2.2 Misi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees...39

3.1.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees..39

3.1.4 Deskripsi Jabatan pada Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees...43

3.2. Metode Penelitian...45

3.2.1 Variabel Penelitian...45

3.2.2 Populasi...46

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel...46

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data...47

3.3 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis...48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemeriksaan Pajak PPh Pasal 25 Badan terhadap Penerimaan Pajak PPh Pasal 25 Badan di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees...53

4.1.1 Pemeriksaan Pajak PPh pasal 25 Badan...53

4.1.2 Pelaksanaan Pemeriksaan...54

4.1.3 Tahap-tahap Pemeriksaan Pajak...54

4.1.4 Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3)...59


(6)

4.1.6 Hak Wajib Pajak, Kewajiban Wajib Pajak dan Hal yang perlu

Diketui Apabila Dilakukan Pemeriksaan...63

4.1.6.1 Hak Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan...63

4.1.6.2 Kewajiban Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan...64

4.1.6.3 Hal Lainnya Yang Perlu Diketahui...64

4.1.7 Tindakan Penagihan...65

4.1.8 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak Jika Ada Tindakan Penagihan...66

4.1.8.1 Hak Wajib Pajak Jika Ada Tindakan Penagihan...66

4.1.8.2 Kewajiban Wajib Pajak Jika Ada Tindakan Penagihan...67

4.1.9 Daluwarsa Penagihan...67

4.2 Pengaruh Pemeriksaan Pajak PPh Pasal 25 Badan terhadap Tingkat Penerimaan Pajak PPh Pasal 25 Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Karees Bandung...68

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan...77

5.2 Saran...79

DAFTAR PUSTAKA...81

LAMPIRAN...82


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara membutuhkan dana pembangunan yang besar untuk membiayai segala kebutuhannya. Pengeluaran utama negara adalah untuk pengeluaran rutin seperti biaya pegawai, subsidi, utang, bunga dan cicilan yang dipenuhi dari permintaan dalam negeri yang berupa penerimaan sektor migas (minyak dan gas) dan non migas (pajak dan non pajak). Sisa penerimaan untuk berbagai pengeluaran di atas merupakan tabungan pemerintah yang akan digunakan untuk membiayai keperluan pengeluaran pembangunan di bidang pertahanan keamanan, pendidikan dan kebudayaan, kesehatan, kesejahteraan sosial, kependudukan perumahan rakyat, ekonomi, dan pengeluaran pembangunan lainnya. Oleh karena itu, salah satu yang dibutuhkan adalah suatu peran aktif dari warga untuk ikut memberikan iuran kepada negaranya dalam bentuk pajak, sehingga keperluan pambangunan dapat dibiayai (Judisseno : 2005).

Pajak sebagai sumber penerimaan negara yang penting supaya negara mampu memenuhi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan (Pandiangan : 2008). Menurut Prof. Supramono (2010), “Pajak didefinikan sebagai iuran tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluran-pengeluaran umum.”


(8)

Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment menjadi self assessment. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan sistem self assessment, perlu diikuti dengan tindakan pengawasan guna mewujudkan tercapainya sasaran kebijaksanaan perpajakan. Sehubungan dengan hal itu maka para pemeriksa pajak dalam melakukan tugas pengawasan perlu didukung oleh berbagai faktor penunjang, salah satunya adalah menerapkan langkah strategi meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. Karena tujuan utama dari pemeriksaan pajak adalah meningkatkan kepatuhan (tax compliance), melalui upaya-upaya penegakan hukum (law enforcement) sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak. (Suandy : 2008)

Tujuan pemeriksaan pajak dan kewenangan pihak yang melakukan pemeriksaan sebagaimana dimuat dalam pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan “Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.” (Waluyo : 2008)

Kepatuhan pajak diartikan bahwa wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai aturan yang berlaku tanpa perlu mengadakan investigasi seksama, pemeriksaan, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi. Jika semua wajib pajak telah menaati peraturan perpajakan, maka selisih antara penerimaan pajak potensial dan penerimaan pajak


(9)

aktual akan menjadi 0 (nol). Sehingga dapat diartikan bahwa masyarakat sudah memahami sepenuhnya tentang pajak dan patuh terhadap pembayarannya.

Kantor Pelayanan Pajak melakukan pemeriksaan khususnya pemeriksaan kantor atas pajak dengan tujuan untuk menguji kebenaran secara material pengisiannya dalam rangka menentukan besarnya pajak yang terutang. Wajib pajak seringkali melakukan kesalahan baik disengaja atau tidak dalam menghitung pajak. Masalah dalam perpajakan yaitu ketidakpatuhan wajib pajak dalam melakukan kewajibannya sangat memengaruhi tercapainya target penerimaan negara dari sektor pajak. Maka, pemeriksaan kantor memiliki peran yang penting untuk proses pengamanan serta peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak (Waluyo : 2008)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan judul ”Pengaruh Pemeriksaan Pajak PPh Pasal 25 Badan terhadap Tingkat Penerimaan Pajak PPh Pasal 25 Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis mencoba mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan atas pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Karees Bandung?


(10)

2. Seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak PPh Pasal 25 Badan terhadap tingkat penerimaan pajak PPh Pasal 25 Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Karees Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka dapat dikemukakan bahwa tujuan dan maksud penulis sebagai berikut :

1. Mengetahui dan menganalisis bagaimana pelaksanaan pemeriksaan atas pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Karees Bandung.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak PPh Pasal 25 Badan terhadap tingkat penerimaan pajak PPh Pasal 25 Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Karees Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan sejumlah manfaat bagi : 1. Bagi Peneliti

Sebagai pembelajaran untuk dapat lebih mengerti dan memahami bagaimana pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh kantor pajak sehingga memiliki pengaruh terhadap tingkat penerimaan pajak.


(11)

Sebagai masukan kepada Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak Karees Bandung dalam menentukan strategi untuk meningkatkan penerimaan pajak.

3. Masyarakat

Sebagai pembelajaran mengenai proses pemeriksaan pajak yang sebetulnya terjadi di Kantor Pelayanan Pajak dan tingkat penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak.


(12)

BAB V

SIMPULAN & SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dalam bab IV, yang meliputi analisis pengaruh pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan terhadap penerimaan pajak PPh pasal 25 Badan di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees, penulis mencoba untuk menarik simpulan-simpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees telah memenuhi prosedur dan persyaratan yang berlaku dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan kantor diatur dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 tentang cara pemeriksaan pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari :

a. Pemeriksaan pajak yang dilakukan terdapat dua jenis pemeriksaan, yaitu pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan.

b. Tujuan pemeriksaan sama dengan yang tertera pada prosedur dan persyaratan yang berlaku dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan kantor diatur dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 tentang cara pemeriksaan pajak.


(13)

c. Saat pemeriksaan akan dilaksanakan maka pemeriksa harus memiliki Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3).

d. Adanya prosedur evaluasi Surat Pemberitahuan, menganalisa angka-angka yang terdapat pada Surat Pemberitahuan, melacak kebenaran angka-angka yang tersaji dengan memeriksa dokumen, dan pengujian kaitan (cross check), dilakukan atas dokumen dasar pada proses pemeriksaan.

e. Pemeriksaan juga meliputi tahun-tahun yang berlalu, tidak hanya tahun yang berjalan saja.

f. Penerbitan Surat Pemberitahuan beserta Surat Ketetapan Kurang Bayar (SKKB) bagi wajib pajak yang masih memiliki pajak terutang.

g. Adanya tindakan dan prosedur penagihan yang tegas bagi wajib pajak yang masih bermasalah dalam pelaporan dan pembayaran pajak terutangnya.

2. Penerimaan Pajak PPh pasal 25 Badan sebelum pelaksanaan pemeriksaan Pajak PPh pasal 25 Badan di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 secara berturut-turut sebesar Rp14.205.356.540, Rp 13.735.926.814, Rp 19.364.974.416. Sedangkan setelah pelaksanaan pemeriksaan adalah Rp 17.589.072.468, Rp 17.297.689.450, Rp 32.645.113.944. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan terhadap penerimaan apajak PPh pasal 25 Badan.


(14)

Bandung Karees. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari perhitungan hasil kuesioner dengan metode rank spearman sebesar 0,83. Sehingga dapat dijelaskan bahwa penerimaan pajak PPh pasal 25 Badan (variabel y) dapat dipengaruhi sebesar 83% oleh adanya pemeriksaan PPh pasal 25 Badan (variabel x).

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bandung Karees

a. Pendekatan kepada pengusaha badan sebagai wajib pajak badan lebih ditingkatkan. Pendekatan yang dimaksud dapat berupa kegiatan penyuluhan secara lebih rutin yang menjelaskan mengenai sosialisasi undang-undang, peraturan pelaksanaan perpajakan dan informasi tambahan lainnya.

b. Peningkatan pelayanan administrasi pajak yang lebih baik dan lebih mudah bagi pengusaha badan sebagi wajib pajak badan yang diharapkan dapat memberikan motivasi kepada wajib pajak untuk melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan dengan baik dan benar.

c. Menghindari pemanfaatan dana pajak oleh pemerintah ke arah yang tidak produktif bahkan korupsi agar timbulnya rasa kepercayaan dari pihak wajib pajak kepada pemerintah.


(15)

d. Dilaksanakannya pemeriksaan secara rutin terhadap wajib pajak badan untuk mengurangi ketidakpatuhan wajib pajak badan.

2. Bagi Wajib Pajak

a. Wajib pajak lebih meningkatkan kesadaran untuk membayar pajak tepat pada waktunya sesuai dengan peraturan perpajakan yang telah ada agar penerimaan pajak pemerintah dapat meningkat.

b. Pembayaran yang dilakukan sesuai dengan perhitungan yang sesuai dengan undang-undang sehingga penerimaan pajak dapat meningkatkan penerimaan pajak.

c. Setiap dokumen yang diperlukan oleh pemeriksa pajak dapat diberikan secara lengkap sehingga tidak menghambat proses pemeriksaan pajak.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih tergolong jauh dari kata sempurna maka dari pada itu untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan variabel yang lebih komplek dan objek penelitian yang berbeda.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

 Dr. Waluyo, MSc., M.M., Akt. 2008. “Akuntansi Pajak”. Salemba 4: Jakarta

 Judisseno, Rimsky K. 2005. ”Pajak dan Strategi Bisnis”. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

 Marsyahrul, Tony. 2009. “Pengantar Perpajakan”. Grasindo: Jakarta

 Nisfiannoor, Muhammad. 2009. “Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial”. Salemba Humanika: Jakarta

 Pandiangan, Liberti. 2008. “Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan UU Terbaru”. PT Elex Media Komputindo: Jakarta

 Prabowo, Yusdianto. 2006. “Akuntansi Perpajakan Terapan”. Grasindo: Jakarta  Prof. Supramono, SE., MBA., DBA & Theresia Woro Damayanti SE. 2010.

Perpajakan Indonesia”. PT Andi Offset: Yogyakarta

 Pudyatmoko,Y. Sri. 2009. “Pengantar Hukum Pajak”. PT Andi Offset: Yogyakarta  Suady,Erly. 2008. ”Perencanaan Pajak”. Salemba 4: Jakarta


(1)

Sebagai masukan kepada Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak Karees Bandung dalam menentukan strategi untuk meningkatkan penerimaan pajak.

3. Masyarakat

Sebagai pembelajaran mengenai proses pemeriksaan pajak yang sebetulnya terjadi di Kantor Pelayanan Pajak dan tingkat penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak.


(2)

BAB V

SIMPULAN & SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dalam bab IV, yang meliputi analisis pengaruh pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan terhadap penerimaan pajak PPh pasal 25 Badan di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees, penulis mencoba untuk menarik simpulan-simpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees telah memenuhi prosedur dan persyaratan yang berlaku dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan kantor diatur dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 tentang cara pemeriksaan pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari :

a. Pemeriksaan pajak yang dilakukan terdapat dua jenis pemeriksaan, yaitu pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan.

b. Tujuan pemeriksaan sama dengan yang tertera pada prosedur dan persyaratan yang berlaku dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan kantor diatur dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 82/PMK.03/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.03/2007 tentang cara pemeriksaan pajak.


(3)

c. Saat pemeriksaan akan dilaksanakan maka pemeriksa harus memiliki Tanda Pengenal Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3).

d. Adanya prosedur evaluasi Surat Pemberitahuan, menganalisa angka-angka yang terdapat pada Surat Pemberitahuan, melacak kebenaran angka-angka yang tersaji dengan memeriksa dokumen, dan pengujian kaitan (cross check), dilakukan atas dokumen dasar pada proses pemeriksaan.

e. Pemeriksaan juga meliputi tahun-tahun yang berlalu, tidak hanya tahun yang berjalan saja.

f. Penerbitan Surat Pemberitahuan beserta Surat Ketetapan Kurang Bayar (SKKB) bagi wajib pajak yang masih memiliki pajak terutang.

g. Adanya tindakan dan prosedur penagihan yang tegas bagi wajib pajak yang masih bermasalah dalam pelaporan dan pembayaran pajak terutangnya.

2. Penerimaan Pajak PPh pasal 25 Badan sebelum pelaksanaan pemeriksaan Pajak PPh pasal 25 Badan di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 secara berturut-turut sebesar Rp14.205.356.540, Rp 13.735.926.814, Rp 19.364.974.416. Sedangkan setelah pelaksanaan pemeriksaan adalah Rp 17.589.072.468, Rp 17.297.689.450, Rp 32.645.113.944. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan terhadap penerimaan apajak PPh pasal 25 Badan.

Hasil kuesioner juga menyatakan bahwa adanya pengaruh pemeriksaan pajak PPh pasal 25 Badan terhadap penerimaan pajak PPh pasal 25 Badan di KPP


(4)

Bandung Karees. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari perhitungan hasil kuesioner dengan metode rank spearman sebesar 0,83. Sehingga dapat dijelaskan bahwa penerimaan pajak PPh pasal 25 Badan (variabel y) dapat dipengaruhi sebesar 83% oleh adanya pemeriksaan PPh pasal 25 Badan (variabel x).

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bandung Karees

a. Pendekatan kepada pengusaha badan sebagai wajib pajak badan lebih ditingkatkan. Pendekatan yang dimaksud dapat berupa kegiatan penyuluhan secara lebih rutin yang menjelaskan mengenai sosialisasi undang-undang, peraturan pelaksanaan perpajakan dan informasi tambahan lainnya.

b. Peningkatan pelayanan administrasi pajak yang lebih baik dan lebih mudah bagi pengusaha badan sebagi wajib pajak badan yang diharapkan dapat memberikan motivasi kepada wajib pajak untuk melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan dengan baik dan benar.

c. Menghindari pemanfaatan dana pajak oleh pemerintah ke arah yang tidak produktif bahkan korupsi agar timbulnya rasa kepercayaan dari pihak wajib pajak kepada pemerintah.


(5)

d. Dilaksanakannya pemeriksaan secara rutin terhadap wajib pajak badan untuk mengurangi ketidakpatuhan wajib pajak badan.

2. Bagi Wajib Pajak

a. Wajib pajak lebih meningkatkan kesadaran untuk membayar pajak tepat pada waktunya sesuai dengan peraturan perpajakan yang telah ada agar penerimaan pajak pemerintah dapat meningkat.

b. Pembayaran yang dilakukan sesuai dengan perhitungan yang sesuai dengan undang-undang sehingga penerimaan pajak dapat meningkatkan penerimaan pajak.

c. Setiap dokumen yang diperlukan oleh pemeriksa pajak dapat diberikan secara lengkap sehingga tidak menghambat proses pemeriksaan pajak.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih tergolong jauh dari kata sempurna maka dari pada itu untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan variabel yang lebih komplek dan objek penelitian yang berbeda.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

 Dr. Waluyo, MSc., M.M., Akt. 2008. “Akuntansi Pajak”. Salemba 4: Jakarta

 Judisseno, Rimsky K. 2005. ”Pajak dan Strategi Bisnis”. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

 Marsyahrul, Tony. 2009. “Pengantar Perpajakan”. Grasindo: Jakarta

 Nisfiannoor, Muhammad. 2009. “Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial”. Salemba Humanika: Jakarta

 Pandiangan, Liberti. 2008. “Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan

Berdasarkan UU Terbaru”. PT Elex Media Komputindo: Jakarta

 Prabowo, Yusdianto. 2006. “Akuntansi Perpajakan Terapan”. Grasindo: Jakarta  Prof. Supramono, SE., MBA., DBA & Theresia Woro Damayanti SE. 2010.

Perpajakan Indonesia”. PT Andi Offset: Yogyakarta

 Pudyatmoko,Y. Sri. 2009. “Pengantar Hukum Pajak”. PT Andi Offset: Yogyakarta  Suady,Erly. 2008. ”Perencanaan Pajak”. Salemba 4: Jakarta