Merancang dan Melaksanakan PENELITIAN TINDAKAN KELAS | . | HASIL PENELITIAN 827 1474 1 SM

Merancang dan Melaksanakan

PENELITIAN
TINDAKAN KELAS

i

Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014
Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987
Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982
Perubahan atas Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,

dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Pasal 114 Setiap
Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya
yang dengan sengaja dan mengetahui membiarkan penjualan dan/atau
penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait
di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10, dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Pasal 115 Setiap Orang yang
tanpa persetujuan dari orang yang dipotret atau ahli warisnya melakukan

Penggunaan Secara Komersial, Penggandaan, Pengumuman,
Pendistribusian, atau Komunikasi atas Potret sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 untuk kepentingan reklame atau periklanan untuk
Penggunaan Secara Komersial baik

ii

Triyono

Merancang dan Melaksanakan

PENELITIAN
TINDAKAN KELAS

UNWIDHA PRESS

iii

MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENELITIAN
TINDAKAN KELAS


Hak Cipta© Triyono. 2016
Penulis
Triyono
Editor
Nanik Herawati

Ilustrasi Sampul
UNS Press
Penerbit & Percetakan
PENERBIT:

UNWIDHA (UNWIDHA Press)
Lantai 2. Gedung Retorat UNWIDHA
Jl. Ki. Hajar Dewantara, Klaten 57438
Telp. (0272)322363 Fax. 0272-323288
Website : www.unwidha.ac.id
Email : [email protected]
UNWIDHA Press anggota APPTI
(Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia)

Pencetakan UNS (UNS Press)
Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57126
Telp. (0271) 646994 Psw. 341 Fax. 0271-7890628
Website: www.unspress.uns.ac.id
Email: [email protected]
Cetakan 1, Edisi 1, Desember 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
All Right Reserved

ISBN 978-602-397-…..
iv

PENGANTAR
Jika ditelusuri dari sejumlah literatur dapat disimpulkan
bahwa asal-usul penelitian tindakan diperkenalkan pertama kali
oleh Kurt Lewin pada tahun 1940-an yang sangat peduli terhadap
masalah-masalah sosial dan memfokuskan pada proses kelompok
partisipatif untuk mengangani suatu konflik dan perubahanperubahan yang ada dalam sebuah organisasi. Sampai beberapa
dekade, penelitian tindakan yang dirintis oleh Kurt Lewin itu
dilupakan orang karena dianggap kurang ilmiah, dan baru

pertengahan tahun 1970-an mulai berkembang.
Penelitian tindakan di bidang pendidikan yang bertujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan cara-cara guru mengajar di kelas berkembang
dengan pesat, terutama di negara-negara maju seperti Amerika
Serikat, Inggris, dan Australia. Di Indonesia, penelitian tindakan
kelas (classroom action research) mulai diperkenalkan sekitar tahun
1990-an; meskipun sampai sekarang kehadiran penelitian
tindakan kelas masih dipersoalkan; ada sebagian yang menolak
dengan alasan meragukan tingkat keilmiahannya.
Penelitian tindakan kelas umumnya dipahami sebagai
tahapan proses spiral, yang dimulai dari perencanaan, dilanjutkan
dengan pelaksanaan tindakan, kemudian dilakukan pengamatan,
serta refleksi dan evaluasi. Keempat langkah tersebut merupakan
rangkaian dalam satu siklus; sedangkan siklus dalam suatu
penelitian tindakan diulangi beberapa kali.
Buku ini dikemas dalam tujuh bab yang saling berkaitan
satu dengan lainnya dan disertakan dengan (1) contoh proposal
penelitian tindakan kelas, (2) contoh laporan penelitian tindakan
kelas, dan (3) contoh artikel penelitian tindakan kelas yang siap
dikirim untuk diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah.


v

Dua bab pertama memuat dasar-dasar filosofi berpikir
ilmiah, konsep dasar penelitian, prosedur dan ciri-ciri penelitian,
jenis dan ciri penelitian; dilanjutkan dengan bab 3 yang secara
khusus membahas sejarah penelitian tindakan, model dan jenis
penelitian tindakan, prosedur dan karakteristik penelitian
tindakan, serta penelitian tindakan di Indonesia.
Tiga bab terakhir menguraikan hal-hal yang terkait dengan
perumusan masalah penelitian tindakan, landasan teori dan kajian
pustaka, kerangka pemikiran konseptual, hipotesis tindakan, serta
aspek-aspek yang terkait dengan unsur-unsur metodologi seperti:
disain penelitian, teknik pengumpulan data, pengembangan
instrumen dan validasinya, teknik analisis data, dan penetapan
indikator kinerja. Di akhir setiap bab juga disertakan rangkuman
untuk memudahkan pembaca mengingat hal-hal pokok yang
perlu dipahami.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ketua Yayasan
Pendidikan Indonesia Klaten, Dekan FKIP, Direktur Program

Pascasarjana, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika (S-1),
dan Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa (S-2) di Unwidha
Klaten yang telah memberikan dorongan, kesempatan, dan
fasilitas sehingga buku ini dapat diterbitkan. Semoga buku ini
bermanfaat bagi para dosen dan mahasiswa utamanya dalam
menyelesaikan tugas akhir.
Klaten, Desember 2016
Triyono

vi

DAFTAR ISI
PENGANTAR ............................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................
BAB I

MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN ......
A. Adam sebagai Manusia Pertama .................
B. Pembunuhan Pertama di Bumi ....................
C. Manusia Mengembangkan Pengetahuan ....

D. Sumber Pengetahuan ....................................
E. Sarana Berpikir Ilmiah ..................................
F. Konsep Penelitian .........................................
G. Langkah-langkah Penelitian ........................
H. Karakteristik Penelitian ................................
I. Rangkuman ...................................................

BAB II

PROFESI GURU ..................................................
A. Jabatan Guru .................................................
B. Kepribadian Guru .........................................
C. Pergaulan Guru .............................................
D. Guru Profesional ...........................................
E. Kompetensi Guru ..........................................
F. Bidang Kompetensi .......................................
G. Guru Masa Depan .........................................
H. Rangkuman ...................................................

BAB III


PENELITIAN TINDAKAN ................................
A. Penelitian Tindakan ......................................
B. Landasan Filosofi ..........................................
C. Model Penelitian Tindakan ..........................
D. Prosedur Penelitian Tindakan .....................
E. Karakteristik Penelitian Tindakan ...............
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan ...
G. Penelitian Tindakan di Indonesia ................
H. Rangkuman ...................................................
vii

BAB IV

PERUMUSAN MASALAH ................................
A. Memilih Masalah ..........................................
B. Identifikasi Masalah .....................................
C. Pembatasan Masalah ....................................
D. Rumusan Masalah ........................................
E. Tujuan Masalah .............................................

F. Manfaat Hasil Penelitian ..............................
G. Rangkuman ...................................................

BAB V

TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA .....................
A. Konsep, Proposisi dan Teori ........................
B. Landasan Teori ..............................................
C. Kajian Pustaka ...............................................
D. Penelusuran Informasi .................................
E. Kerangka Konseptual ...................................
F. Hipotesis Tindakan .......................................
G. Rangkuman ...................................................

BAB VI

ASPEK METODOLOGI .....................................
A. Komponen Metodologi ................................
B. Desain dan Prosedur Penelitian ...................
C. Teknik Pengumpulan Data ..........................

D. Instrument Penelitian ...................................
E. Teknik Analisis Data .....................................
F. Indikator Keberhasilan .................................
G. Rangkuman ...................................................

BAB VII

MENYUSUN PROPOSAL ..................................
A. Komponen Proposal .....................................
B. Rangkuman ...................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................
LAMPIRAN 1 Contoh Proposal Penelitian ............................
LAMPIRAN 2 Contoh Laporan Penelitian .............................
LAMPIRAN 3 Contoh Artikel Penelitian untuk Jurnal .......

viii

ix

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I
MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN

Inti dari firman Allah SWT yang terdapat dalam kitab suci
Al-Quran surat Yaasiin: 36 bahwa “Mahasuci Allah yang telah
menciptakan makhluk-makhluk semuanya dalam keadaan
berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi
dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui”. Sungguh nikmat hidup ini, karena Tuhan telah
menciptakan alam semesta beserta isinya dalam keadaan
berpasang-pasangan. Alam semesta ini terdiri dari pasanganpasangan. Ada langit dan ada bumi, ada siang dan ada malam, ada
terang dan ada gelap, ada laki-laki dan ada perempuan, ada kiri dan
ada kanan, ada atas dan ada bawah, ada naik dan ada turun, ada
utara dan ada selatan, ada barat dan ada timur, ada jauh dan ada
dekat, ada jurang dan ada bukit, ada baik dan ada buruk, ada benar
dan ada salah, ada teori dan ada praktik, ada senang dan ada susah,
dan sebagainya. Pernahkah terpikir oleh kita bagaimana seandainya
dunia ini hanya dihuni oleh laki-laki saja atau perempuan saja?
Bagaimana pula jika hari-hari di dunia ini hanya malam yang gelap
saja tanpa ada siang atau hanya siang saja, tidak ada malam?
Ternyata tidak, hidup ini jadi indah ketika Tuhan menciptakan alam
semesta beserta isinya dalam keadaan berpasang-pasangan.
Kehidupan manusia juga demikian. Ada kalanya seseorang dalam
kondisi sehat dan ada kalanya sakit; kadangkala manusia dalam
suasana gembira tetapi kadangkala dalam keadaan susah;
kadangkala seseorang bisa tertawa tetapi di lain waktu harus
menangis; ada kalanya manusia mempunyai uang dalam jumlah
banyak tetapi di saat yang berbeda mungkin tidak mempunyai uang
sama sekali, dan sebagainya.

Prof. Dr. Triyono, M.Pd. | 1

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Setiap manusia sudah barang tentu selalu berharap dan menginginkan agar hidupnya dalam kondisi yang baik dan menyenangkan seperti: selalu sehat, bahagia, senang, berkecukupan, murah
rejeki, umur panjang. Tidak pernah dijumpai ada orang yang
berharap hidup dalam kondisi yang sakit, susah, tidak mempunyai
uang, menderita, bekerja berat, dan sejenisnya. Ini berarti semua
manusia dalam hidupnya mempunyai tujuan-tujuan (goals) yang
ingin dicapai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan (needs)
hidupnya. Abraham Harold Maslow (1968) menjelaskan bahwa
kebutuhan dasar hidup manusia itu tersusun dalam suatu hirarkhi
secara berurutan, mulai dari kebutuhan yang paling rendah dan
mendasar sampai dengan kebutuhan yang paling tinggi; diawali
dari kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisik (physical needs),
kebutuhan akan keselamatan (safety needs), kebutuhan untuk
memiliki sesuatu dan kebutuhan terhadap rasa cinta kasih
(belongingness and love needs), kebutuhan untuk memiliki harga
diri (self-esteem needs), dan kebutuhan yang terkait dengan
aktualisasi diri (needs for self actualization). Dengan demikian
dalam hidupnya, pertama-tama manusia berusaha memenuhi
kebutuhan yang paling mendasar yaitu kebutuhan yang bersifat
fisik atau kebutuhan pokok atau kebutuhan utama seperti: makan,
minum, pakaian, dan tempat tinggal; yang dalam bahasa sehari-hari
disebut sebagai pangan, sandang, dan papan. Pada saat manusia
berusaha memenuhi kebutuhan primer tersebut, sangat mungkin
mengabaikan kebutuhan yang letaknya di atas misalnya kebutuhan
keselamatan; artinya dalam mencari nafkah kadang-kadang kurang
memperhatikan faktor keselamatan. Selanjutnya apabila kebutuhan
fisik tersebut telah dapat dipenuhi, maka orang tersebut akan
berupaya bisa memenuhi kebutuhan yang kedua berupa kebutuhan
akan keamanan, keselamatan, ketenangan, dan ketentraman. Dan
jika kebutuhan pada tingkat kedua telah terpenuhi, manusia akan
berusaha memenuhi kebutuhan pada tingkat yang ketiga; keempat,
dan seterusnya. Demikian seterusnya, sehingga bisa memenuhi
semua kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling bawah menuju
pemenuhan kebutuhan yang paling atas. Perlu diketahui bahwa
kebutuhan yang letaknya di bawah merupakan kebutuhan yang
sifatnya terbatas, dan kebutuhan yang letaknya makin ke atas
merupakan kebutuhan yang makin tidak ada batasnya. Sebagai
contoh, manusia ingin makan ketika merasa lapar dan ingin minum
ketika sedang haus; tetapi kebutuhan untuk memiliki sesuatu dan
2 | Prof. Dr. Triyono, M.Pd.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

kebutuhan terhadap rasa cinta kasih (belongingness and love needs)
sepertinya tidak akan pernah ada batasnya.

Karena setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang
harus dipenuhi itulah, manusia senantiasa terdorong dan berusaha
untuk memenuhinya. David McClelland, et al. (1961) mengemukakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam
dirinya itu, manusia mau melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
karena didorong oleh semacam virus yang berupa “spirit of
capitalism”, semangat atau daya dorong yang ada dalam dirinya
sendiri yang disebut sebagai motivasi. Itulah sebabnya, manusia
tidak pernah merasa capek, tidak pernah merasa lelah, dan tidak
pernah merasa puas terhadap apa yang telah diperolehnya, dan
terus berkeinginan, berkeinginan, dan berkeinginan menggapai
semua yang diharapkan.
Kedua teori di atas yakni teori kebutuhan dari Abraham
Maslow dan teori motivasi dari David McClelland yang mendasari
setiap manusia untuk bersemangat dalam hidup melakukan semua
aktivitas dengan harapan dapat memenuhi semua kebutuhan
hidupnya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya. Keterkaitan
antara tujuan hidup dengan kinerja seseorang sangat tergantung
kepada kejelasan tujuan, tantangan yang dihadapi, komitmen yang
dibangun, umpan balik yang diterima, dan kompleksitas tujuan
(Locke, 1968). Makin jelas tujuan hidup seseorang menjadikan
yang bersangkutan memiliki komitmen yang kuat untuk
mencapainya.

A. Adam sebagai Manusia Pertama
Adam ---yang berarti tanah, manusia, atau coklat muda--dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama di
muka bumi bersama isterinya Hawa. Sebelum Adam diciptakan,
Allah menciptakan langit, bumi, beserta isinya antara lain: gunung,
laut, tumbuhan, hewan dan binatang, matahari sebagai sumber
panas, dan bulan sebagai penerang di malam hari. Langit dan bumi
diciptakan oleh Allah dalam waktu enam hari atau masa;
sedangkan satu hari atau satu masa di sisi Allah sama dengan
seribu tahun menurut perhitungan manusia. Allah memiliki sifat
Maha Kuasa, artinya apabila menghendaki sesuatu cukup dengan
Prof. Dr. Triyono, M.Pd. | 3

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

berfirman “kun”, maka jadilah apa yang dikehendaki-Nya. Nabi
Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan; sedangkan Hawa
lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran yang memuat kisah
Adam dijumpai dalam beberapa surat, antara lain surat Al-Baqarah:
30-38 dan surat Al-A’raaf: 11-25.
Diriwayatkan dari Ibnu Ihasq dalam Tafsir Baghowi dan
Tafsir Al-Qurthubi bahwa Hawa melahirkan anak sebanyak 40
anak dengan 20 kali mengandung. Anak-anak Adam dan Hawa
dilahirkan secara kembar yaitu setiap bayi laki-laki dilahirkan
secara bersamaan seorang bayi perempuan (Jawa: dampit).

Setelah menciptakan langit, bumi beserta isinya, Allah
menciptakan makhluk yang disebut malaikat, jin, dan manusia.
Malaikat dibuat dari nur atau cahaya; sebagai makhluk yang selalu
tunduk, taat, dan patuh serta senantiasa berbakti kepada Allah.
Malaikat tidak mempunyai nafsu, tidak makan dan tidak minum,
dan tidak melakukan perbuatan dosa. Malaikat tidak berjenis
kelamin laki-laki atau perempuan dan mempunyai alam tersendiri
berupa alam ghaib yang tidak dapat dilihat oleh manusia.
Jin diciptakan oleh Allah dari api yang sangat panas. Jin ada
yang patuh dan taat kepada perintah Allah tetapi ada yang ingkar
kepada perintah Allah. Jin yang ingkar dan membangkang terhadap
perintah Allah disebut syaitan. Jin mempunyai jenis kelamin lakilaki dan perempuan. Jin yang menjadi gembongnya para
pembangkang disebut iblis, iblis dan keturunannya sangat durhaka
dan jahat, tidak mempunyai kebaikan sama sekali. Pekerjaan iblis
dan syaitan adalah menggoda manusia agar tersesat dan jatuh di
lembah dosa. Permintaan Iblis untuk bisa hidup di dunia sampai
hari Kiamat dikabulkan oleh Allah sehingga Iblis jumlahnya makin
banyak.
Setelah langit, bumi, malaikat, dan jin atau iblis diciptakan,
Allah hendak menciptakan makhluk yang akan diperintah
mengelola bumi. Hal tersebut difirmankan kepada para malaikat,
“Aku akan menciptakan manusia untuk menjadi pengatur di bumi”.
Para malaikat mengira bahwa manusia akan lalai dalam menjalankan tugasnya, sehingga mereka berkata, “Mengapa Tuhan
menciptakan manusia? Bukankah mereka hanya akan berbuat
kerusakan di atas bumi? Mereka akan saling bermusuhan dan
berbunuhan; sedangkan kami para malaikat senantiasa patuh dan
4 | Prof. Dr. Triyono, M.Pd.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

mengagungkan nama-Mu? Untuk menghilangkan kekhawatiran
para malaikat itu, Allah kemudian berfirman “Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Para malaikat langsung
bungkam setelah mendengar penjelasan dari Allah tersebut.

Demikianlah Allah kemudian menciptakan Adam dari tanah
liat dan lumpur hitam. Setelah terbentuk, kemudian ditiupkan roh
ke dalamnya dan Adam menjadi hidup dan bisa berdiri tegak. Allah
kemudian memerintahkan kepada para malaikat untuk bersujud
atau menghormat kepada Adam. Para malaikat pun bersujud
sebagai pernyataan hormat dan ucapan selamat atas terciptanya
Adam. Akan tetapi Iblis tidak mau bersujud, membangkang
perintah Allah. Kemudian Allah berfirman, “Apakah yang
membuat engkau tidak mau bersujud kepada Adam? Iblis
menjawab, “Saya lebih baik dari Adam. Engkau ciptakan saya dari
api, sedangkan Adam hanya dari segumpal tanah”. Iblis
berpendapat bahwa api lebih baik daripada tanah; padahal Tuhan
yang Maha Mengetahui siapa yang lebih mulia di antara manusia
atau Iblis. Allah murka mendengar jawaban Iblis, kemudian
berfirman, “Hai Iblis, keluarlah engkau dari Surga. Sungguh tidak
perlu engkau tinggal di sini lagi dan terkutuklah engkau selamalamanya”. Iblis berkata, “Wahai Tuhan, Engkau usir aku dari Surga
karena Adam. Saya rela, tapi kabulkanlah permohonan saya untuk
hidup lama sampai hari Kiamat nanti”. Permohonan Iblis
dikabulkan Allah dan Iblis akan dibiarkan hidup sampai hari
Kiamat tiba; bahkan Iblis bersumpah, “Ya Tuhan, karena Engkau
telah menghukum saya sebagai yang tersesat, maka saya akan
menghalang-halangi Adam dan keturunannya dari jalan-Mu yang
lurus. Saya akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari
kiri, dan dari kanan”. Iblis bersumpah akan menyesatkan Adam dan
keturunannya agar menjauhi perintah Allah dan berbuat kekacauan
di muka bumi, supaya saling bermusuhan, saling berbunuhan satu
sama lain. Kemudian Allah berfirman “Untuk melawan segala tipu
daya dan akal busukmu, Aku akan beri manusia senjata ampuh
yaitu akal. Dengan akal itu Aku bimbing mereka berupa petunjukpetunjuk agama dan Aku tuntun mereka ke jalan yang benar.
Dengan akal itu, manusia dapat membedakan mana yang benar dan
mana yang salah. Siapa yang tidak menggunakan akalnya tentu
dapat kau sesatkan. Mereka yang sesat itu akan mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada-Ku di hari Kiamat”. Mendengar
Prof. Dr. Triyono, M.Pd. | 5

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

firman Allah itu, Iblis makin benci kepada Adam dan akan mencari
titik kelemahan Adam. Ternyata Iblis dapat menemukan titik
kelemahan manusia yaitu “nafsu”. Nafsu cenderung melakukan
perbuatan yang buruk. Bila manusia cenderung menurutkan hawa
nafsunya, maka sangat mudah bagi Iblis untuk menjerumuskan.
Allah kemudian mengajarkan kepada Adam mengenai namanama benda yang dilihatnya, sehingga Adam mengetahui namanama semua benda yang ada di atas bumi. Itulah pengetahuan
pokok yang nantinya diperlukan Adam untuk mengatur dan
memelihara bumi. Kepada para malaikat, Allah ingin membuktikan
kemampuan manusia dalam mengatur dan memelihara bumi, maka
berfirmanlah Allah kepada para malaikat “Sebutkan kepada-Ku
nama benda-benda itu”. Para malaikat menjawab “Maha Suci
Engkau ya Allah. Tidak ada yang kami ketahui selain apa yang
Engkau ajarkan kepada kami. Hanya Engkaulah yang Mengetahui
segala-galanya”. Kemudian Allah berfirman “Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda itu!”. Adam kemudian
menyebutkan nama benda-benda yang diketahuinya, dan para
malaikat kagum, dan mereka memberi hormat sehormathormatnya. Para malaikat makin menaruh rasa hormat kepada
Adam, karena Adam telah mengetahui apa yang belum mereka
ketahui. Allah kemudian memberikan Adam tempat yang nyaman
dan sentosa yaitu surga. Tempat itu indah dan permai, semua
kebutuhan hidup telah tersedia.
Adam suka berkeliling menjelajahi taman dan kebun yang
buahnya lezat; akan tetapi Adam merasa kesepian karena tidak
mempunyai teman. Padahal Adam sering melihat semua binatang
yang hidup di Surga berpasang-pasangan. Rasa sepi itu
membuatnya letih sehingga Adam tertidur pulas di bawah pohon
yang teduh. Allah Maha Mengetahui keinginan yang tersimpan
dalam hati Adam yaitu ingin mempunyai teman. Selagi Adam
tidur, Allah menciptakan manusia lagi yang diambilkan dari tulang
rusuk Adam sendiri. Manusia itu berjenis kelamin perempuan yang
bernama Hawa.
Pada waktu Adam bangun dari tidurnya, ia terkejut. Adam
mengusap-usap matanya, seakan tidak percaya kalau ia melihat
seseorang duduk di sampingnya. Perempuan itu indah, cantik,
lembut, dan menakjubkan. “Siapakah engkau? Mengapa engkau
6 | Prof. Dr. Triyono, M.Pd.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

ada di sini?”, tanya Adam. Dengan tersenyum Hawa menjawab
“Aku Hawa, yang diciptakan untuk menjadi teman hidupmu”.
Betapa gembira hati Adam mendengar jawaban itu. Adam memuji
dan bersyukur kepada Allah yang telah mengabulkan keinginannya
sehingga ia tidak merasa kesepian lagi. Hawa telah ditakdirkan
menjadi isteri Adam. Sepanjang hari mereka bersuka ria di taman
surga dan mereka bisa bersenang-senang sepuas hatinya. Mereka
boleh makan makanan dan buah-buahan apa saja yang ada di surga.
Hanya satu yang dilarang oleh Allah yaitu tidak boleh memakan
buah Khuldi.
Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan Adam dan
keturunannya sehingga selalu berusaha agar Adam terusir dari
Surga. Pada suatu ketika iblis berhasil masuk ke surga yang
kebetulan Adam dan Hawa waktu itu sedang merasa lapar dan
haus. Iblis datang sambil berkata “Hai Adam, tampaknya kau dan
isterimu sedang lapar dan haus ya? Makanlah buah yang ada di
hadapanmu itu. Lihatlah, warnanya begitu indah dan segar, baunya
juga sangat harum; tentu rasanya enak dan lezat”. Adam tahu kalau
buah yang ada di hadapannya itu adalah buah larangan, maka
Adam tidak mau memetiknya. Kemudian Iblis membujuk Hawa
supaya mau makan buah tadi, akan tetapi Hawa juga tidak berani
memakan buah itu. Iblis kecewa dan merasa sakit hati, namun ia
tidak putus asa. Pada suatu saat ia mendekati Adam lagi dan
berkata “Hai Adam, mengapa Tuhan melarangmu memakan buah
ini? Tidak lain agar kalian tidak menjadi malaikat. Sebab jika
kalian makan buah ini akan menjadi penghuni yang kekal di Surga.
Percayalah, aku adalah teman yang memberi nasihat yang baik”.
Pendirian Adam tidak tergoyahkan. Ia tetap tidak mau
menuruti godaan Iblis untuk memakan buah Khuldi. Pada suatu
kesempatan Iblis datang lagi. Iblis memilih waktu yang tepat.
Adam dan Hawa baru saja berjalan-jalan keliling surga sehingga
kelelahan. Saat itulah Iblis berkata “Hai Adam, ketahuilah
sebenarnya hanya golongan malaikat saja yang boleh makan buah
Khuldi, sebab dengan memakan buah itu para malaikat akan
mengalami hidup kekal di Surga tanpa mengalami kematian”.
Adam dan Hawa rupanya mulai mendengarkan perkataan Iblis.
“Kami telah mendengar rahasia Allah sebelum kalian diciptakan”,
sambung Iblis. “Bahwa kalian tidak akan hidup lama dan beberapa
waktu lagi kalian akan dimatikan. Nah, jika kalian ingin hidup
Prof. Dr. Triyono, M.Pd. | 7

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

kekal abadi di surga, makanlah buah Khuldi itu. Rasanya sungguh
lezat, tak ada duanya di surga ini. Sungguh bodoh jika kalian tidak
mau menerima nasihatku ini”.
Iblis lalu melanjutkan bujukannya, “Aku bersumpah di
hadapan kalian. Demi Allah aku sebenarnya hanya memberi
nasihat karena aku merasa kasihan pada kalian berdua. Larangan
Tuhan itu tidak lain supaya kalian tidak bisa hidup kekal di surga
ini”. Hawa yang terbius bujukan Iblis itu lalu berkata kepada
Adam. “Rupanya benar ucapan Iblis itu. Ia telah bersumpah dengan
nama Allah”. Hawa yang lemah hatinya kemudian menghampiri
pohon buah Khuldi dan memetik buahnya. Pada saat itu Adam dan
Hawa sedang merasa lelah, haus, dan lapar. Mereka berdua lupa
akan peringatan Allah. Keduanya lalu memakan buah itu. Rasanya
memang lezat hingga keduanya lupa pada larangan Allah.
Allah mencela perbuatan Adam dan Hawa, kemudian
berfirman, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua mendekati
pohon itu? Dan Aku katakan kepadanya “Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuhmu yang nyata”. Adam dan Hawa merasa menyesal.
Dengan muka tertunduk malu, menyesali atas dosa yang sudah
diperbuatnya, Adam berkata “Wahai Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena
bujukan Iblis. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk golongan
orang-orang yang merugi”.
Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun, taubat Adam
dan Hawa diterima, keduanya diampuni Allah, tetapi atas kesalahan
itu mereka harus keluar dari Surga yang penuh kenikmatan. Ini
sudah sesuai dengan kehendak Allah ketika menciptakan manusia
sebagai kholifah di bumi, sebagai penghuni dan pengatur bumi.
Maka Allah berfirman, “Demi kemuliaan-Ku, kamu berdua harus
meninggalkan Surga ini. Kalian akan turun ke bumi yang telah
lama terbentang. Di sana segala kebutuhan hidupmu tersedia, tetapi
kalian harus bersusah payah, harus bekerja keras untuk mendapatkannya”. Selain Adam dan Hawa, Iblis juga diusir dan harus hidup
di bumi. Firman Allah, “Turunlah kalian ke bumi. Di bumi kamu
hidup, di bumi kamu mati. Dari bumi itu pula kamu akan
dibangkitkan. Di atas bumi juga kelak kamu dan anak cucumu
selalu mendapat godaan dan tipu daya Iblis agar anak cucumu
8 | Prof. Dr. Triyono, M.Pd.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

celaka dan hidup sengsara. Di sana anak cucumu akan menghadapi
perjuangan berat. Dari jenis lelaki akan bersusah payah mencari
nafkah untuk keluarga. Dari jenis perempuan akan mengalami
kesakitan di kala melahirkan anak. Namun kamu jangan kuatir;
kamu dan anak cucumu akan Ku-beri petunjuk-petunjuk yaitu
ajaran-ajaran agama. Barang siapa yang mau mengikuti petunjukpetunjuk-Ku, maka ia akan selamat dari godaan Iblis”.

B. Pembunuhan Pertama di Bumi
Jauh sebelum bumi ini dihuni oleh Nabi Adam, bumi
merupakan tempat yang sangat hijau dan nyaman. Tidak ada
seorangpun yang mendatangi taman atau kebun kecuali dia akan
mendapatkan buah yang segar dan lezat, serta air laut yang ada di
bumi seperti air tawar yang segar. Setiap binatang yang ada di bumi
hidup secara damai, tidak saling memangsa antara satu dengan
yang lainnya. Namun sejak terjadinya pembunuhan pertama di
bumi, maka keadaan bumi menjadi berubah.
Ketika terjadi pembunuhan pertama di bumi yang dilakukan
oleh anak Adam, bumi pun tampak gersang, air laut menjadi asin,
dan di antara binatang saling memangsa; dan hampir setiap makhuk
yang lain mempunyai hasrat untuk melakukannya. Pembunuhan
pertama di bumi terjadi sebagai akibat adanya sikap iri dan dengki,
sehingga menjadikan seseorang bisa berbuat nekat, demi mencapai
sebuah keinginannya. Berikut ini merupakan kutipan dari karangan
Usman Al-Khaibawi tentang terjadinya pembunuhan pertama di
muka bumi ini.
Hawa melahirkan 20 kali dalam hidupnya, dan setiap kali
melahirkan, maka lahirlah anak kembar; satu anak laki-laki dan
satu anak perempuan (Jawa: dampit). Untuk kelahiran pertama
ialah Qabil dan Iqlimah; sedangkan pada kelahiran yang kedua
adalah Habil dan Layuza. Selisih umur keduanya adalah dua tahun.
Habil merupakan anak yang paling disayang oleh Adam dan Hawa;
sedangkan Qabil tidak terlalu disayang, karena Adam dan Hawa
berpikiran bahwa Qabil bisa lebih dewasa karena merupakan anak
sulung. Namun Qabil merasa iri hati terhadap saudaranya Habil.
Adam dan Hawa sebenarnya telah bersungguh-sungguh dalam
membina rumah tangga dan mengurus serta mendidik anakProf. Dr. Triyono, M.Pd. | 9

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

anaknya karena telah diarahkan oleh Allah SWT. Allah itu adil,
sehingga mengajarkan kepada Adam supaya berbuat adil terhadap
setiap makhluk ciptaan Allah, termasuk kepada anak-anaknya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti
tahun; waktu terus berjalan dan tanpa terasa anak-anak Adam dan
Hawa telah tumbuh dan berkembang menginjak usia dewasa dan
siap membangun rumah tangga. Maka Allah memerintahkan
kepada Adam untuk mengawinkan anak-anaknya dengan cara
saling bersilangan, artinya mengawinkan Habil dengan Iqlimah dan
Qabil dengan Layuza agar keturunan Adam semakin banyak. Adam
memberitahukan perintah Allah itu kepada Hawa. Pada malam
harinya, berkumpullah satu keluarga kecil itu dan Adam bercerita
panjang lebar tentang perintah itu. Habil, Iqlimah, dan Layuza
bersedia menuruti perintah itu, tetapi Qabil menolak. Ia berkata
“Aku tidak menghendaki perintah itu. Kenapa saya harus
mengawini Layuza? Aku tidak mau, yang aku mau adalah
Iqlimah”. Layuza yang akan dikawinkan dengan Qabil memang
kurang menarik, tidak rupawan. Berbeda dengan saudara
perempuannya Iqlimah yang parasnya sangat cantik. Sejak kejadian
itu, Adam merasa terpukul hatinya dan tidak mau membahas
masalah perkawinan anak-anaknya. Adam pasrah dan mengembalikan permasalahan tersebut kepada Allah SWT, maka Allah
memerintahkan agar mereka (Habil dan Qabil) berkurban harta
yang mereka miliki dan meletakkannya di atas gunung. Barang
siapa yang kurbannya diterima, maka ia termasuk orang yang
bertaqwa dan akan dikawinkan dengan Iqlimah. Lalu Adam
menyampaikan perintah Allah itu kepada kedua putranya untuk
berkorban dan memberikan waktu selama satu minggu untuk
menyiapkan apa-apa yang akan dikurbankan.
Qabil dan Habil pun bersiap untuk meletakkan kurbannya.
Karena Qabil seorang petani, dia mempersembahkan seikat
gandum hasil dari tanamannya yang kurang baik. Habil seorang
peternak kambing, sehingga dia mengurbankan seekor kambing.
Dia pilihkan kambing
yang besar-gemuk dan yang paling
dicintainya karena merasa bersyukur dan ingin berserah diri kepada
Allah SWT. Beberapa saat setelah mereka berdua meletakkan
kurbannya di atas gunung, turunlah kilat api berwarna putih dan
dengan izin Allah mengangkat kurban yang dipersembahkan oleh
Habil ke langit, sebagai tanda bahwa kurbannya diterima dan
10 | Prof. Dr. Triyono, M.Pd.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

membakar kurban yang dipersembahkan oleh Qabil. Tafsir AlQurthubi menukil dari Said bin Jubair menjelaskan bahwa kambing
itu diangkat ke Surga dan hidup di sana sampai diturunkan ke bumi
untuk dijadikan tebusan atau pengganti bagi nabi Ismail ketika
hendak disembelih oleh ayahnya Nabi Ibrahim.
Setelah melihat bahwa kurban milik Habil diangkat oleh
Tuhan, muka Qabil mulai muram dan rasa iri dan dengki yang
sudah lama dipendam dalam hatinya memuncak. Qabil sangat
kecewa melihat kenyataan itu dan ia terpaksa menerima keputusan
ini meskipun secara diam-diam hatinya tetap tidak mau menerimanya. Lalu Qabil berkata “Aku pasti akan membunuhmu!”. Habil
menjawab dengan lunak “Sesungguhnya Allah hanya menerima
kurban dari orang-orang yang ikhlas dalam ketaqwaannya”.
Mendengar komentar adiknya itu, hati Qabil yang sedang membara
kemarahannya, bertambah marah lagi sehingga tidak dapat
dikendalikan. Sebelum Qabil meninggalkan adiknya dan kurbannya
yang terbakar itu, Qabil sempat berkata “Oh, jadi kau rupanya
menuduh aku tidak ikhlas dalam mempersembahkan kurban kepada
Allah; atau yang ikhlas itu hanya kamu saja?”. Sejak saat ini Qabil
memikirkan usaha-usaha untuk “melenyapkan” adiknya Habil.
Datanglah Iblis membisiki Qabil dan akhirnya Qabil mendapatkan
cara untuk “menghabisi” adiknya. Qabil tertawa terbahak sendiri
memikirkan rencana busuk itu. Menurut Qabil, bahwa dengan
membunuh Habil adiknya, maka ia akan mendapat Iqlimah sebagai
pendampingnya.
Pada suatu siang, saat Habil dan Qabil sedang beristirahat di
bawah pohon yang rindang, terlintas niat buruk Qabil terhadap
Habil. Qabil berkata “Marilah kita pergi ke tengah ladang”. Habil
menyetujui ajakan itu dengan isyarat bangun dari tempat duduknya
dan mengangguk. Setelah mereka sampai di tengah ladang, Qabil
mengambil sebuah batu besar, kemudian Habil bertanya “Hendak
diapakan batu besar itu hai kakak?”. “Ini akan mengantarmu
bertemu dengan Tuhan”, balas Qabil lalu menghantamkan sekeraskerasnya batu itu di kepala Habil dan tumpahlah darah pertama di
muka bumi ini. Sekitar 2 menit Qabil merasa puas dan setelah itu ia
meratapi jasad adiknya yang bersimbah darah. Jasad Habil
tergeletak tak bernyawa di hadapan Qabil dan mulailah muncul
rasa penyesalan ketika Qabil melihat akibat perbuatannya yang keji
itu. Qabil tidak bisa berbuat apa-apa dengan mayat adiknya itu
Prof. Dr. Triyono, M.Pd. | 11

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

sampai keesokan harinya. Ketika Allah mengetahui peristiwa itu,
Allah mengirimkan dua malaikat yang berubah bentuk menjadi
burung gagak. Kedua ekor burung gagak itu terbang dan turun di
hadapan Qabil kemudian mereka bertikai satu sama lain dan
terbunuhlah salah satu dari kedua gagak itu. Burung gagak yang
masih hidup itu menggali tanah dengan kedua cakarnya dan
menyeret bangkai burung gagak yang telah mati itu untuk
dimasukkan ke dalam lubang yang telah digali, kemudian diuruglah burung gagak yang mati itu dengan tanah. Semua kejadian itu
disaksikan oleh Qabil dan segera ditirulah tindakan burung gagak
itu. Qabil segera mencari kayu untuk menggali tanah dan kemudian
meletakkan mayat Habil di dalam lubang tanah itu dan
mengurugnya dengan tanah (Al-Quran, surat Al-Maidah: 30-31).
Setelah mengubur mayat adiknya, Qabil bergegas pulang
dengan harapan bisa mengajak adiknya Iqlimah yang cantik itu
untuk pergi bersamanya melarikan diri dari sang ayah untuk
kemudian menikahi adiknya itu. Pada sore hari menjelang malam,
pada saat mereka hendak makan malam, Adam merasa gundah
karena Habil belum juga datang lalu menanyakan kepada Qabil.
“Di mana Habil, adikmu?” Qabil menjawab “Aku tidak tahu.
Memangnya aku menjadi penjaga adikku?”. Adam mencarinya
sampai ke ladang, sampai akhirnya mengetahui kalau Habil telah
terbunuh oleh Qabil. Kemudian Adam memanggil Qabil supaya
menceritakan kejadian yang sebenarnya. Qabil akhirnya merasa
ketakutan lalu melarikan diri, masuk hutan, mendaki gunung dan
menuruni jurang. Adam dan Hawa sangat sedih atas kejadian itu,
namun mereka pasrah kepada Allah dan menerimanya sebagai
takdir dan kehendak-Nya. Mereka bermohon agar dikaruniai
kesabaran dan keteguhan iman serta kesadaran bertaubat mohon
pengampunan bagi putranya Qabil.
Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa “manusia tidak akan
dibebani dosa dari orang lain, dan manusia hanya boleh
mengharapkan pahala dari amalannya sendiri” (surat An-Jamn: 3940 dan surat Al-An’aam: 164). Akan tetapi dalam Tafsir Maraghy
tentang surat Al-Maidah: 32 diungkap hadits Buhari dari Ibnu
Mas’ud bahwa “Tidak ada satupun pembunuhan yang zalim kecuali
anak Adam yang pertama (Qabil) mendapat bagian dosanya karena
dialah yang memberi contoh pembunuhan pertama kali”, artinya

12 | Prof. Dr. Triyono, M.Pd.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Qabil secara terus menerus akan mendapat “kiriman” tambahan
dosa setiap kali ada pembunuhan di muka bumi ini.

C. Manusia Mengembangkan Pengetahuan
Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, secara fisik
manusia sangat lemah. Meskipun demikian, rohaninya atau akal
budi dan kemauannya memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.
Manusia tidak bisa terbang seperti halnya burung, manusia tidak
bisa berenang seperti ikan, manusia tidak memiliki belalai seperti
gajah, manusia tidak mempunyai bisa seperti ular, dan manusia
tidak dapat merubah warna kulitnya seperti bunglon. Manusia juga
tidak memiliki tanduk seperti menjangan, manusia tidak memiliki
taji seperti ayam jantan, dan manusia tidak memiliki sengat seperti
lebah. Untuk mempertahankan dan membela diri dari serangan
yang mungkin datang pada dirinya, manusia memanfaatkan akal
budinya yang sangat cemerlang. Kemauannya yang sangat luar
biasa, dapat menyebabkan manusia mampu mengendalikan
jasmaninya. Dengan akal budinya, manusia bisa menemukan
banyak cara untuk melindungi dan menyesuaikan diri terhadap
pengaruh-pengaruh lingkungan yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya. Karena manusia dikarunia akal budi,
menyebabkan manusia memiliki rasa ingin tahu (curiosity) yang
terus dan selalu berkembang. Rasa ingin tahu tersebut mendorong
manusia untuk melakukan berbagai aktivitas dengan tujuan untuk
mencari jawaban atas berbagai persoalan hidup yang senantiasa
dialaminya.
Selain manusia, kehidupan semua makhluk hidup seperti
hewan dan tumbuh-tumbuhan bersifat statis, hampir tidak berubah,
tidak mengalami perubahan. Kalaupun mengalami perubahan,
perubahan itu memerlukan waktu yang sangat lama. Seekor kucing
yang hidup di Jogjakarta, di Jakarta, di Papua, di Kuala Lumpur, di
Mekkah, di Inggris atau dimanapun; sejak dahulu, sampai
sekarang, dan bahkan sampai waktu yang akan datang akan hidup
dalam cara yang sama dalam rangka mempertahankan
kelangsungan hidup. Bagaimana cara mereka mencari makan dan
minum, cara tidur, cara berkembang biak, dan cara beraktivitas
lainnya cenderung tidak berkembang. Berbeda dengan kehidupan
manusia yang terus berkembang dan berubah. Dalam sepanjang
Prof. Dr. Triyono, M.Pd. | 13

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

sejarah yang singkat kehidupan manusia telah mengalami
perubahan yang amat besar sehingga mampu mengubah wajah
dunia seisinya, termasuk kehidupan manusia itu sendiri. Sepuluh
tahun silam, di Indonesia masih mengantri di Kamar Bicara Umum
(KBU) Warung Telekomunikasi untuk bertelepon kepada sanak
keluarganya; saat ini jika ingin berkomunikasi bisa dilakukan dari
dalam kamar tidur rumahnya masing-masing. Sekarang ini manusia
bisa mengakses segala informasi dari mana saja dengan cara yang
mudah dan biaya yang murah melalui internet.

Manusia dikaruniai oleh Sang Pencipta berupa otak yang
terus bekerja, seperti bekerjanya jantung yang tidak pernah berhenti
berdenyut sepanjang manusia tersebut masih hidup; siang dan
malam, sejak bangun tidur sampai menjelang tidur lagi, sejak kecil
sampai usia senja, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Otak
manusia sungguh sangat “luar biasa”. Dalam sebuah jaringan otak
yang beratnya sekitar setengah kilogram itu, mampu menyimpan
bermilyard-milyard ingatan, kemauan, kemampuan, keinginan,
harapan, cita-cita, kebiasaan, perasaan, dan kehendak. Otak
manusia juga mampu merekam suara, perhitungan, dorongan;
bahkan bisikan-bisikan yang didengar dua puluh lima tahun yang
lampau. Kenangan yang membahagiakan ataupun pengalaman
yang menyedihkan di waktu kecil bisa diingat sampai sekarang,
tidak mudah untuk dilupakan. Demikian pula gambaran tentang
wajah orang-orang yang pernah memarahi dengan bengis dan nada
suara yang tinggi atau saat-saat menyenangkan ketika bertemu
dengan orang yang disayangi atau pada waktu berpisah dengan
orang-orang yang dihormati, masih terlintas dalam benak dan
pikirannya. Itulah yang mengilhami Auguste Rodin (1940-1917)
menggambarkan kehidupan manusia melalui sebuah patung yang
sedang merenung, yang menggambarkan bahwa manusia sebagai
makhluk yang selalu berpikir. Itulah lambang manusia, sebagai
“homo sapien”, makhluk pemikir. Sepanjang hidupnya, selama
jantungnya masih berdenyut, manusia selalu dan tidak pernah
berhenti berpikir. Sejak pagi bangun tidur hingga malam menjelang
tidur malam, manusia tidak berhenti berpikir; bahkan pada saat ia
terbaring dalam keadaan sakit-pun manusia terus berpikir. Dengan
berpikir itulah yang mencirikan hakikat manusia dan membedakan
manusia dengan makhluk hidup lainnya, dan karena berpikir itu
pula ia menjadi manusia. Itulah sebabnya, kehidupan manusia
14 | Prof. Dr. Triyono, M.Pd.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

bersifat dinamis, selalu berkembang. Berbeda dengan kehidupan
binatang yang bersifat statis, terbatas pada aktivitas-aktivitas untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya (survival) seperti: makan,
minum, dan berkembang biak.

Gambar-1. Manusia sebagai makhluk pemikir (homo sapien)

Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mampu
mengembangkan pengetahuan dengan benar dan secara sungguhsungguh. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, ia
juga mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
serta dapat menunjukkan mana yang indah dan mana yang jelek.
Binatang juga mempunyai pengetahuan, akan tetapi pengetahuan
yang dimiliki oleh binatang sangat terbatas pada hal-hal yang
berkaitan dengan kelangsungan hidup. Seekor kera tahu buah
jambu mana yang enak dan buah jambu mana yang tidak enak.
Seekor anak tikus juga tahu kucing mana yang ganas dan kucing
mana yang tidak ganas. Anak tikus tadi tentu saja diajari oleh
induknya untuk sampai pada pengetahuan bahwa kucing itu
berbahaya. Anak tikus tersebut hanya diajari oleh induknya tentang
Prof. Dr. Triyono, M.Pd. | 15

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

hal-hal yang berkaitan dengan upaya mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Hal tersebut jelas berbeda dengan tujuan
kehidupan manusia; yang bukan sekedar mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Manusia mengembangkan pengetahuan, bukan sekedar untuk
memenuhi kebutuhan dan menjaga kelangsungan hidupnya.
Manusia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, berusaha
menyingkap rahasia alam; karena kehidupan manusia tidak sekedar
untuk kelangsungan hidup, akan tetapi lebih dari itu. Manusia juga
mengembangkan kebudayaan dan berupaya untuk memberikan
makna dalam hidupnya agar bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang
lain, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan perkataan
lain, manusia senantiasa “memanusiakan” dirinya sendiri, karena
memiliki “tujuan” tertentu yang lebih tinggi. Itulah yang
menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuan dan melalui
pengetahuan itu pula telah mendorong manusia menjadi makhluk
yang bersifat unik di muka bumi; artinya tidak pernah ada dua
orang yang persis sama walaupun mereka dikatakan kembar.
Manusia mampu mengembangkan pengetahuan dikarenakan
(1) memiliki bahasa yang bersifat komunikatif dan (2) mampu
berpikir secara nalar (Suriasumantri, 1984). Tanpa kemampuan
berpikir nalar dan bahasa yang bersifat komunikatif, manusia tidak
dapat memikirkan hal-hal yang rumit dan abstrak. Binatang juga
bisa berpikir, hanya saja tidak mampu berpikir secara nalar. Instink
binatang jauh lebih peka daripada instink manusia. Jauh-jauh hari
sebelum gunung meletus, binatang telah berlindung ke tempat yang
lebih aman; namun binatang tidak bisa menalar tentang gejala
tersebut. Misalnya, mengapa gunung itu meletus, faktor apa yang
menyebabkan dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah
semua kejadian itu. Semua pertanyaan ini bisa dijelaskan dan
dijawab oleh manusia berdasarkan pengetahuan yang mereka
kembangkan.
Kehidupan manusia berkembang dari waktu ke waktu, karena
manusia selalu mengembangkan pemikiran nalarnya (rational
thinking) untuk memperoleh pengetahuan. Pengetahuan manusia
selalu tumbuh dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam perkembangan berpikir manusia sejak dahulu
hingga sekarang mengalami “tanjakan-tanjakan” yang menakjub16 | Prof. Dr. Triyono, M.Pd.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

kan (Bronoswski, 1973). Jika pada awalnya kehidupan manusia
sekedar mengumpulkan ranting-ranting kayu, kehidupan manusia
sekarang jauh berbeda. Bayangkan saja, saat ini manusia bisa
menyaksikan secara langsung apa yang terjadi di belahan bumi
hanya dari dalam kamar tidur melalui televisi. Manusia sekarang
juga bisa mengakses informasi apa saja dari internet di rumah kita
masing-masing. Kosakata yang dimiliki manusia terus berkembang.
Nenek dan kakek yang hidup dua puluh tahun silam, tidak memiliki
kosakata seperti: reformasi, korupsi, kolusi, nepotisme, arogansi,
dan lain sebagainya.

D. Sumber Pengetahuan
Upaya-upaya manusia dalam mengembangkan pengetahuan
diperoleh melalui berbagai sumber antara lain melalui pengalaman,
intuitif, metode deduktif, metode induktif, dan metode ilmiah (Ary,
1982).
1. Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang banyak
diketahui dan digunakan manusia untuk memperoleh suatu
pengetahuan (baca: kebenaran) melalui tindakan-tindakan yang
dilakukan secara berulang-ulang. Sebagai contoh dapat diceritakan
sebagai berikut. Pada suatu siang Adi makan bersama temantemannya di suatu rumah makan. Saat itu Adi memilih menu
“udang goreng”. Ternyata setelah pulang ke rumah, sore harinya
Adi merasakan gatal-gatal di bagian tubuhnya kemudian timbul
warna kemerah-merahan pada bagian yang gatal tadi. Tentu saja
Adi tidak mengetahui apa yang menyebabkan tubuhnya gatal, yang
jelas setelah diolesi dengan bedak “Caladine” gatal-gatal di
badannya menjadi sembuh. Selang satu bulan kemudian Adi lulus
sarjana dan sepulang menghadiri acara wisuda ia mentraktir teman
istimewanya di sebuah rumah makan. Kali ini Adi secara kebetulan
pesan “udang goreng bumbu kecap” yang rasanya memang nikmat.
Setelah mengantar pulang temannya itu, Adi pulang ke rumah.
Ternyata sekujur tubuhnya tampak kemerah-merahan dan timbul
gatal-gatal seperti yang pernah dialaminya bulan lalu. Adi merasa
gelisah sebab ia sedang menghadapi suatu “masalah” yakni apa
yang menyebabkan sekujur tubuhnya gatal. Sebagai seorang
Prof. Dr. Triyono, M.Pd. | 17

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

sarjana yang lulus tercepat dengan indeks prestasi tertinggi, ia
berpikir dan berusaha mengingat-ingat semua kejadian yang
dilakukan sebelum tubuhnya gatal.
Dari semua kejadian yang diingatnya itu, ia mencoba
mengelompok-kelompokkan
kemudian
dihubung-hubungkan
sampai akhirnya ia membuat “dugaan” sebagai jawaban sementara
terhadap masalah yang dihadapinya itu. Adi menduga bahwa yang
menyebabkan tubuhnya gatal adalah “udang” yang dimakannya.
Untuk “menguji” apakah dugaannya benar atau salah. Pada hari
berikutnya Adi pergi ke pasar untuk membeli udang. Sesampai di
rumah, udang yang dibelinya tadi digoreng sendiri kemudian
langsung dimakan bersama kakaknya. Apa yang terjadi? Ternyata,
belum lagi ia selesai makan sudah mulai gatal-gatal di bagian
tangan dan bagian tubuh lainnya. Berdasarkan kejadian-kejadian
tersebut Adi meyakini bahwa gatal-gatal yang dirasakan selama ini
disebabkan ia makan udang dan ia “berkesimpulan” bahwa ia alergi
apabila makan udang. Sejak saat itu Adi tidak pernah mau makan
udang, meskipun ditraktir temannya; dan ternyata sejak saat itu
pula ia tidak pernah gatal-gatal lagi. Dari contoh di atas, Adi
memperoleh pengetahuan yang benar melalui pengalaman setelah
beberapa kali melakukan perbuatan yang sama.
Sebagai sumber pengetahuan, pengalaman memiliki
kelemahan yakni ada tidaknya pengaruh suatu kejadian terhadap
seseorang sangat tergantung pada masing-masing orang. Buktinya,
tiga teman dan kakak Adi yang bersama-sama makan udang
beberapa kali ternyata tidak mengalami gatal-gatal.
2. Intuisi
Di samping melalui pengalaman, ada kalanya seseorang bisa
memperoleh pengetahuan/kebenaran melalaui intuisi. Sebagai
contoh, pada suatu malam Budi tampak pusing memikirkan soalsoal matematika yang ditugaskan oleh dosennya sebagai tugas
rumah. Setelah beberapa kali dicoba dikerjakan, belum juga
ditemukan jawabannya. Budi kemudian bertanya kepada temantemannya, akan tetapi tidak ada yang bisa mengerjakan soal itu.
Pada suatu waktu, Budi keluar rumah untuk sekedar istirahat
sambil menikmati dinginnya udara di malam hari. Ia duduk di
18 | Prof. Dr. Triyono, M.Pd.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

bawah pohon mangga di samping rumahnya. Sambil mengisap
rokok dalam-dalam, secara tiba-tiba pikiran Budi sampai kepada
“menemukan” jalan untuk menjawab soal-soal yang sempat
membuat puyeng kepalanya itu. Memperoleh pengetahuan dengan
cara ini disebut melalui intuitif.

Kelemahan dari intuitif bahwa beberapa orang yang
merenung bersama-sama t