Pengaruh Faktor Geometri Distorsi Pada Citra Radiografi

3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pembentukan Gambar Radiografi
Menurut ( carlton 2001 ) Salah satu dari faktor penting sinar-X adalah bahwa
sinar-X dapat menembus bahan, tetapi hanya yang benar-benar sinar-X saja yang
mampu menembus objek yang dikenainya dan sebagian yang lain akan diserap. Sinar-X
yang menembus itulah yang mampu membentuk gambaran atau bayangan. Besarnya
penyerapan sinar-X oleh suatu bahan tergantung tiga faktor:
1. Panjang gelombang sinar-X.
2. Susunan objek yang terdapat pada alur berkas sinar-X.
3. Ketebalan dan kerapatan objek
Proses pembentukan gambar radiografi, setelah dilakukan penyinaran, maka sinar-X
yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan difoto. Bagian yang
mudah ditembusi sinar X (seperti otot, lemak dan jaringan lunak) meneruskan banyak
sinar-X sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar-X
(seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar-X akibatnya tidak ada
atau sedikit sinar-X yang keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang sulit

ditembus sinar-X mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang menembus sinarX, yang tergantung pada nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh
yang mudah ditembus sinar-X disebut Radio-lucen yang menyebabkan warna hitam
pada film. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar-X disebut Radio-opaque
sehingga film berwarna putih. Telah diketahui bahwa panjang gelombang yang besar
yang dihasilkan oleh kV rendah akan mengakibatkan sinar-X nya mudah diserap.
Semakin pendek panjang gelombang sinar-X (yang dihasilkan oleh kV yang lebih
tinggi) akan membuat sinar-X mudah untuk menembus bahan.
Bagaimana susunan objek ketika terjadi penyerapan sinar-X, hal ini tergantung
dari nomor atom unsur tersebut. Sebagai contoh satu lempeng aluminium yang
mempunyai nomor atom lebih rendah dibanding tembaga, mempunyai jumlah daya
serap lebih rendah terhadap sinar-X dibanding satu lempeng tembaga pada berat dan

Universitas Sumatera Utara

4

daerah yang sama. Timah hitam (nomor atomnya lebih besar) adalah penyerap terbaik
sinar-X. Karena alasan inilah ia digunakan pada wadah tabung yang juga bertujuan
untuk proteksi, contoh yang lainnya adalah dinding ruangan sinar-X dan pada sarung
tangan khusus serta apronyang digunakan selama proses fluoroskopi.

Hubungan antara penyerapan sinar-X dengan ketebalan adalah sederhana yaitu
unsur yang mempunyai lempengan yang tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak
dibanding lempengan yang tipis pada satu unsur yang sama. Kerapatan atau kepadatan
suatu unsur yang sama akan juga mempunyai kesamaan efek, contoh 2,5 cm air akan
menyerap sinar-X lebih banyak dibanding 2,5 cm es karena berat timbangan es akan
berkurang 2,5 cm per kubik dibanding air.
Mengingat pemeriksaan kesehatan yang menggunakan sinar-X, satu hal yang
harus dipahami bahwa tubuh manusia mempunyai susunan yang kompleks yang tidak
hanya mempunyai perbedaan pada tingkat kepadatan saja tetapi juga mempunyai
perbedaan unsur pembentuk. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat
penyerapan sinar-X. Yaitu, tulang lebih banyak menyerap sinar-X dibanding otot atau
daging, lebih banyak menyerap dibanding udara (paru-paru). Lebih jauh lagi pada
struktur organ yang sakit akan terjadi perbedaan penyerapan sinar-X dibanding dengan
penyerapan oleh daging dan tulang yang normal. Umur pasien juga mempengaruhi
penyerapan, contoh pada umur yang lebih tua tulang-tulang sudah kekurangan kalsium
dan akan mengurangi penyerapan sinar-X dibanding tulang-tulang di usia yang lebih
muda.
Hubungan diantara intensitas sinar-X pada daerah yang berbeda gambarannya
didefinisikan sebagai kontras subjek . Kontras subjek tergantung pada sifat subjek,
kualitas radiasi yang digunakan, intensitas dan penyebaran radiasi hambur, tetapi tidak

tergantung terhadap waktu, mA, jarak dan jenis film yang digunakan.
Setelah film medapat penyinaran dari sinar-X, langkah selanjutnya adalah film
tersebut harus diolah atau dproses di dalam kamar gelap agar diperoleh gambaran
radiografi yang permanen dan tampak. Tahapan pengelolaan film secara utuh terdiri dari
pembangkitan (developing), pembilasan (rising), penetapan (fixing), pencucian
(washing), dan pengeringan (drying).

Universitas Sumatera Utara

5

2.2
1.

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Gambaran Radiografi
Pengaruh Milliampere (mA)
Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-X, dan penurunan mA akan
mengurangi intensitas. Sehingga semua intensitas sinar-X atau derajat terang/brightness
akan bertambah sesuai dengan peningkatan intensitas radiasi sinar-X di titik fokus. Oleh
sebab itu, derajat terang dapat diatur dengan mengubah mA. Perlu juga dipahami bahwa

intensitas sinar-X yang bervariasi akan terus membawa hubungan yang sama antara satu
dengan yang lainnya.

2. Pengaruh Jarak
Dalam proses pemotretan sinar X, terdapat pengaturan jarak pemotretan yang meliputi :
a.

Jarak antara fokus-film (Focus Film Distance disingkat FFD), disebut juga SID
(Source to Image Reseptor Distance)

b.

Jarak antara objek-Film(Objek Film Distance OFD)

c.

Jarak antara obyek-fokus (Focus Objek Distance), disebu juga SSD(Source to Skin
Distance).
Intensitas sinar-X dari suatu pola bisa diatur menjadi sama dengan cara merubah


semua hal, bukan dalam hal-hal yang menyangkut kelistrikan, tapi dengan
menggerakkan tabung mendekati atau menjauhi objek. Dengan kata lain, jarak tabung ke
objek mempengaruhi intensitas gambaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan demontrasi
yang sederhana. Tanpapenerangan lain dalam ruangan, pindahkan lampu yang menyala
mendekati kertas bercetak. Anda akan melihat bahwa semakin dekat cahaya ke buku,
makin terang halaman itu terkena cahaya. Hal yang sama juga berlaku pada sinar-X,
pada saat jarak objek ke sumber radiasi dikurangi, intensitas sinar-X pada objek
meningkat pada saat jaraknya ditambah intensitas radiasi pada objek berkurang. Semua
ini merupakan kesimpulan dari faktor bahwa sinar-X dan cahaya merambat dalam
pancaran garis lurus yang melebar Perubahan jarak hampir sama dengan perubahan mA
dalam hal efeknya terhadap semua intensitas gambaran. Terhadap banyaknya perubahan
intensitas gambaran keseluruhan bila mA atau jarak diubah adalah merupakan suatu
kaidah hitungan aritmetika sederhana.

Universitas Sumatera Utara

6

3. Pengaruh Tegangan ( Kilo volt )
Perubahan tegangan kV menyebabkan beberapa pengaruh. Pertama, perubahan kV

menghasilkan perubahan pada daya tembus sinar-X dan juga total intensitas berkas
sinar-X akan berubah. Hal ini terjadi dengan tanpa perubahan pada arus tabung.

2.3

Radiografi
Radiografi ialah penggunaan sinar pengionan sinar-X, untuk membentuk bayangan
benda yang dikaji pada film. Radiografi umumnya digunakan untuk melihat benda tak
tembus pandang, misalnya bagian dalam tubuh manusia. Gambaran benda yang diambil
dengan radiografi disebut radiograf. Radiografi lazim digunakan pada berbagai bidang,
terutama dalam ilmu kesehatan. Adapun alat radiografi yang berkembang pada saat ini
di antaranya adalah :

1. Radiografi Konvensional
Pemeriksaan konvensional tanpa kontras, yaitu pemeriksaan sederhana menggunakan
sinar-X. Konvensional disebut juga automatic processing merupakan cara pemrosesan
film secara konvensional dangan alat yang memerlukan langkah-langakh dalam
pencucian film yakni : Film –Developing – Rinsing – Fixing – Washing – Drying.

Gambar 1. Proses Kerja Radiografi secara manual.


Universitas Sumatera Utara

7

Gambar 2. Skema Kerja Radiografi konvensional.

2. Computer Radiografi
Computer radiograpfi adalah proses merubah sistem analog pada radiologi konvensional
menjadi radiografi digital. Adapaun komponen dalam computer radiografi antaralain
adalah sebagai berikut :
a. Kaset
b. Imaging Plate
c. Read ( Pembacaan )
d. Printing ( Alat Cetak Film )

Gambar 3. Computer Radiografi.

Universitas Sumatera Utara


8

Gambar 4. Proses / Cara Kerja Computer Radiografi.

3. Digital radiografi
Digital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar-X, dimana sensor-sensor sinarX digital digunakan menggatikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi
digantikan dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser printer.
a. Modalites ( Dicom dan Non Dicom )
b. Software ( Ris dan Pacs )
c. Hardware ( Server,Workstation dan printer,Network.Sroge )

Gambar 5. Digital radiografi.

Universitas Sumatera Utara

9

Gambar 6. Skema kerja pada digital radiografi.

2.4


Citra Radiografi
Telah diketahui bahwa terbentuknya citra radiografi adalah disebabkan oleh
sinar-X yang setelah melalui objek tiba pada film dan merubah susunan kristal perak
halide menjadi butir perak berwarna hitam. Aksi sinar-X (kombinasi sinar-X dengan
layar pendar) dan cahaya sangat dilipatgandakan oleh cairan pembangkit, tahap
processing selanjutnya membuat citra menjadi permanen dan dapat diamati di depan
viewer.
Menurut (Suksmono 2006 ) Tujuan membuat citra adalah agar citra dapat dilihat
dengan jelas, untuk itu citra harus memiliki bentuk yang tegas diiringi oleh adanya
kontras radiografi yang cukup. Kontras radiografi adalah perbedaan terang diantara
berbagai bagian citra, bagaimana sesuai dengan perbedaan daya serap bagian tubuh
terhadap sinar-X. Struktur dari objek tidak akan terlihat, bila nilai kontras disekitarnya
tidak cukup. Ada tiga hal dari citra radiografi yang perlu dibedakan, yaitu :
1. Detail / definition, menunjukan bagian kecil dari objek dapat dilihat (ketajaman)
2. Kontras radiografi, menunjukan perbedaan terang (hitam/putih)
3. Distorsi, perubahan bentuk dan ukuran pada citra radiografi

2.4.1


Ketajaman Citra Radiografi
Citra radiografi merupakan bentuk bayangan citra yang diperoleh sebagai akibat
dari sinar-X melalui tubuh, mirip dengan bayangan pada tembok bila melewatkan sinar

Universitas Sumatera Utara

10

matahari pada tubuh. Bayangan yang membentuk citra radiografi haruslah dengan
bentuk yang jelas dan tajam, dimana tingkat pengaburannya berkurang. Pada praktek
bentuk bayangan sering diikuti oleh pengaburan. ( Cember H 1983 )
Ketajaman Radiografi dimaksudkan untuk membedakan detail dari struktur yang
dapat terlihat pada citra radiografi. Karena itu, semu faktor mengatur kontras
(perbedaan densitas) juga mempengaruhi ketajaman. Faktor ini bersifat obyektif karena
dapat diukur. Ketajaman dapatr juga dipengaruhi oleh faktor yang tidak obyektif yang
disebut faktor subyektif, sangat bervariasi tidak dapat diukur, termasuk hal yang berada
di luar. Citra seperti kondisi dari “viewer” boleh dikatakan bahwa ketajaman yang
dimaksud adalah kualitas visual yang lebih bersifat subyektif.

2.4.2


Kontras Radiografi

a. Kontras radiografi memiliki unsur yang berbeda :
Kontras Objektif, perbedaan kehitaman ada seluruh bagian citra.Adapun penyebabnya :
1. Faktor radiasi


Kualitas sinar primer



Sinar hambur / scatter

2. Faktor film


Faktor processing ( faktor ini jika pemerosesan film masih secara manual dan
menggunakan cairan kimia dalam proses pencucian film )
a. Jenis dan susunan bahan pembangkit
b. Waktu dan suhu pembangkit
c. Lemahnya cairan pembangkit
d. Agitasi film
e. Reducer
Kontras Subjektif, yaitu perbedaan terang di antara bagian film, jadi tidak dapat

diukur, tergantung dari pemirsa atau pengamat.

Universitas Sumatera Utara

11

2.4.3

Densitas

A. Densitas Film Pada Radiografi
Menurut ( Carlton 2000 ) Densitas merupakan derajat kehitaman pada citra
radiografi atau dapat pula dikatakan sebagai banyaknya cahaya yang diserap oleh daerah
tertentu. Derajat kehitaman ini terjadi akibat adanya interaksi antara sinar-X dengan
emulsi film setelah proses kimiawi.
Densitas film merupakan salah satu faktor yang memungkinkan gambaran objek
yang mendapat penyinaran sinar-X pada film dapat dilihat oleh mata. Adanya perbedaan
densitas ini membuat kita dapat membedakan struktur struktur objek yang akan diamati.
Derajat kehitaman pada citra radiografi dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
Densitometer yang akan menghasilkan nilai kehitaman tertentu
Menurut( Bushberg, 2001) nilai densitas di rumuskan sebagai berikut
D = log

:

,…………………………(1)

Dengan : D = Densitas
Io = Intensitas sinar-X sebelum menembus materi
It = Intensitas sinar-X setelah menembus materi

B. Densitas atau massa jenis
Densitas atau massa jenis dimiliki oleh masing-masing benda seperti pada benda
padat, cair dan gas. Ketiganya pasti memiliki densitas. Densitas/massa jenis menyatakan
ukuran massa atau berat suatu benda terhadap volume dari benda tersebut. Alat yang
digunakan untuk mengukur densitas (massa jenis) adalah Piknometer (densitas cair), dan
Densitometer untuk densitas film.
Nilai densitas di rumuskan sebagai berikut :
ρ = m / V ,…………………………(2)
Dengan :
ρ = massa jenis
m = massa
V = volume

Universitas Sumatera Utara

12

2.4.4

Distorsi Citra Radiografi
Merupakan perbandingan yang salah dari struktur yang direkam, bentuk serta
hubungan dengan struktur lainnya kurang betul. Hasil yang benar diperoleh bila garis
tengah struktur yang akan difoto berada sejajar dengan film yang tegak lurus dengan
pusat sinar-X. Hal ini sering terlihat pada x-ray foto gigi, bila hal ini terjadi, maka x-ray
foto gigi akan terlihat bertumpuk satu sama lain, dapat lebih panjang atau lebih pendek.
Citra yang dihasilkan tidak selalu menampakkan karakteristik geometric dan
spasial yang sebenarnya dari bagian tubuh. Karakteristik struktur anatomi dan obyek
yang dapat diubah bentuknya meliputi: Perubahan ukuran (relative), perubahan
bentuk.,p erubahan letak di dalam tubuh. Pada radiografi, kebanyakan distorsi dihasilkan
dari variasi magnifikasi obyek yang berlainan tempat dan arah dari obyek tersebut
terhadap berkas sinar-x. Adapun hal hal yang harus di perhatikan pada citra radiografi
adalah :
1. Penyebab Distorsi pada Radiografi
ukuran relative dan posisi dari obyek mengalami distorsi di karenakan antara lain :
Metode proyeksi pencitraan medik yang biasa digunakan pada prosedur radiografi dan
floroskopi.
a. Variasi magnifikasi (pembesaran) obyek yang berlainan tempat dan arah dari obyek
tersebut terhadap berkas sinar-x.
b. Jarak antara garis tengah struktur sejajar film yang tidak tegak lurus dengan pusat
sinar-x (Central Ray/CR).
c. Disebabkan oleh jarak focus-film (FFD), film-objek (FOD).
Semakin dekat jarak film dengan obyek (FOD) semakin kecil bayangan penumbra
yang terbentuk pada film, semakin besar jarak film dengan obyek maka semakin besar
bayangan penumbra yang terbentuk pada film. Semakin tinggi jarak fokus dengan film
(FFD) semakin kecil bayangan penumbra yang terbentuk pada film, begitu juga
sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara

13

2. Cara Untuk Mengurangi Distorsi Pada Citra Radiografi
Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mengurani efek daripada
distorsi ini, antara lain :
a. Meminimalkan jarak film-obyek / FOD berarti mengurangi resiko ketidaktajaman
dan mengurangi perbesaran citra/bayangan yang dibentuk pada film.
b. Pastikan methode proyeksi penyinaran yang diterapkan pada pasien tidak
mengakibatkan (objek) dalam hal ini pasien merasa kurang nyaman sehinngga
pasien cenderung bergerak dan akan mengakibatkan ada jarak/celah antara fil
dengan objek sehingga efek magnifikasi (pembesaran) semakin besar.
c. Sebelum melakukan eksposi, pastikan garis tengah struktur sejajar film tegak lurus
dengan pusat sinar-x (Central Ray/CR).

2.4.5

Ukuran Citra Radiografi
Karena sinar-X yang memencar dari focus sifatnya divergen mengakibatkan
ukuran citra radiografi boleh disebut menjadi lebih besar dari ukuran sebenarnya.
Adapun pembesaran yang terjadi disebabkan oleh FFD, OFD, garis tengah struktur
sejajar film dan tegak lurus dengan pusat sinar-X.

2.4.6

Detil dan Ukuran Obyek
Obyek di dalam tubuh terdiri dari berbagai macam ukuran. Semakin kecil ukuran
obyek maka semakin detil gambar anatomi yang harus didapatkan. Sebagai contoh, bila
ukuran obyek besar maka detil yang dihasilkan dapat diamati (tidak mengalami
kekaburan), begitu pula bila ukuran obyek diperkecil, maka detil yang dihasilkan juga
dapat diamati (tidak mengalami kekaburan). Jadi ketika tidak terjadi kekaburan maka
baik obyek yang besar maupun yang kecil dapat kita amati. Kekaburan mempunyai batas
untuk mampu dilihat pada bayangan yang kecil. Sehingga kekaburan itu mengakibatkan
keterbatasan penglihatan detil gambar. Ada tiga pengaruh dari kekaburan, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

14

1.

Kekaburan mengakibatkan penurunan kemampuan untuk memperlihatkan detil
anatomi obyek. Padahal hal tersebut sangat penting dalam penggambaran citra
medik.

2.

Kekaburan menurunkan nilai ketajaman (sharpness) struktur dan obyek citra medik.
Sehingga ketidaktajaman (unsharpness) sering digunakan sebagai pengganti istilah
kekaburan (blurring).

3.

Kekaburan menurunkan karakteristik citra medik yang disebut resolusi bagian
(spatial resolution).Resolusi adalah pengaruh dari kekaburan yang dapat diukur
dengan mudah dan digunakan untuk mengevaluasi dan menentukan karakteristik
kekaburan dari system dan komponen citra medik. Resolusi digambarkan sebagai
banyaknya jumlah pasang garis (LP) yang tampak dalam setiap satuan mm.
Menaikkan nilai LP/mm biasanya berhubungan dengan menaikkan detil citra medik.
Oleh sebab itu resolusi bagian yang tinggi (baik) menandakan kenampakan
(visibility) detil anatomi yang akurat.

2.5

Faktor Geometri
Faktor geometri yang berhubungan dengan pembentukan citra yaitu ukran dan
jarak, waktu ekspos dan intensitas adalah kedua proses untuk membuat radiograf. Hasil
gambar yang disimpan pada kedua faktor itu karena sinar foton pada X-Ray yang
bergerak lurus. Dan hasil gambar bisa tajam karena faktor geometris. Seperti bayangan
yang ada pada dinding jika tangan kita di dekatkan dengan cahaya. Semakin jauh objek
dengan cahaya maka gambar yang dihasilkan akan semakin jelas. Ini juga berlaku pada
gambar radiograf. Adapun faktor geometris yang mempengaruhi kualitas radiografi
adalah : Magnifikasi dan distorsi. (Curri Thomas 1984 )

2.5.1 Magnifikasi
Menurut (Curri Thomas 1984 ) Magnifikasi adalah suatu gambaran radiograf
yang memiliki gambaran yang lebih besar dari object. Untuk gambaran radiograf
diusahakan untuk sekecil mungkin terjadi magnifikasi agar lebih mudah untuk

Universitas Sumatera Utara

15

diidentifikasi. Magnifikasi (pembesaran) obyek ditentukan oleh perbandingan jarak.
Jarak dari focal spot ke reseptor (FFD) yang sepanjang 150 cm biasanya digunakan
untuk pemeriksaan thorax agar menghasilkan magnifikasi yang sedikit dan juga untuk
menghindari terjadinnya distorsi.Suatu kondisi dimana gambar pada radiograf lebih
besar dari objek yang sebenarnya, disebut magnifikasi. Bagi kebanyakan pemeriksaan
klinis, pembesaran terkecil mungkin harus dipertahankan. Selama beberapa situasi,
namun, pembesaran yang diinginkan dan harus direncanakan dengan hati hati ke dalam
pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan jenis ini disebut pembesaran radiografi.
Magnifikasi atau pembesaran adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam pembuatan
radiografi. Pembesaran dalam radiografi disebabkan karenaadanya jarak antara obyek
yang difoto dengan alat pencatat gambar(film). Walaupun obyek sudah diatur menempel
diatas kaset, tetapi sesungguhnyatetap ada jarak antara permukaan atas kaset dengan
film yang ada di dalamnya.

Gambar 7. Pembesaran gambar di karenakan ada Jarak antar objek dan film.

Gambar 8. Jarak antara Titi focus ke Film dan Objek ke fillm Secara kuantitatif
Pembesaran bertambah bila:

Universitas Sumatera Utara

16



Jarak Obyek Film (OFD) bertambah



Jarak Fokus Film (FFD) berkurang

2.5.2

Distorsi
Menurut (Curri Thomas 1984 ) Distorsi adalah perbesaran yang tidak rata pada
bagian yang berbeda dari objek yang sama. Distorsi merupakan perbandingan yang salah
dari struktur yang direkam, bentuk serta hubungan dengan struktur lainnya kurang betul.
Hasil yang benar diperoleh bila garis tengah struktur yang akan difoto berada sejajar
dengan film yang tegak lurus dengan pusat sinar-X. Hal ini sering terlihat pada x-ray
foto gigi, bila hal ini terjadi, maka x-ray foto gigi akan terlihat bertumpuk satu sama
lain, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Pembesaran tidak sama atau tidak rata dari
berbagai bagian dari objek yang sama yang disebut distorsi. Distorsi dapat mengganggu
diagnosis gambar. Adapun distorsi gambar itu meliputi :
a.

Ketebalan Objek
Pada objek yg tebal OID untuk setiap bagian tidak sama. Objek yang tebal lebih

banyak mengalami distorsi dibanding obyek yg tipis. Objek dengan diameter yang sama
tetapi memiliki ketebalan yang berbeda akan menghasilkan image yang berbeda. Objek
yang sejajarfilm, gambaran yang diperbesar akan berbentuk sama dengan objek pada
film (berlaku untuk sinar sentra / oblik). Ukuran dan bentuk bayangan dari bola yang
sama besar yang sejajar film tergantung letak lateralnya.

Gambar 9. Ketebalan objek mempengaruhi distorsi Radiograph dari koin atau bola
muncul sebagai lingkaran.

Universitas Sumatera Utara

17

b.

Posisi Objek
Jika sinar pada pesawat dan objek sejajar maka gambar tidak akan distorsi, akan

tetapi distorsi mungkin pada setiap pemeriksaan radiograf jika posisi pasien tidak
bergerak. Dengan posisi objek yang berbeda, maka bisa terjadi distorsi. Terjadinya
distorsi adalah ketika terjadikekeliruan gambar dari hubungan antara objek. Misal ada
dua panah yang satu bertumpukan dengan panah yang satunya, hasil gambar yang di
bawah menunjukkan lebih lebar dibanding yang ada dibawahnya karena jarak yang
diatas lebih dekat dengan sumbermaka distorsi semakin lebar.

Gambar 10. Ketika obyek ukuran yang sama ditempatkan pada jarak berbeda.

c.

Bentuk Objek.
Bentuk objek juga mempengaruhi gambar yang bisa terjadi distorsi. Gambar
adalah disk dan bentuk pada poros tengah. Lateral poros tengah, kedua gambar akan
menjadi terdistorsi. Gambar dibawah ini menunjukkan properti ini distorsi gambar. Jika
OID tetap konstan, disk dan lingkup willappear elips di bidang gambar lateral ke poros
tengah,tetapi bidang akan kurang menyimpang dari disk. Contoh gross distortion
menunjukkan gambaran objek condong lebih kecil dari objek itu sendiri yang disebut
dengan

foreshortening. Jumlah

foreshorthening

jumlah

dari

ukuran

gambar,

pertambahan sudut dari kecenderungan pertambahan. Jika objek tidak berada di tengah
X-Ray, maka distorsi akan berefek pada sudutnya dan dalam posisi lateral dari central.
Dan jika gambaran objek lebih panjang dari objek nyata ini namanya elongation. Dan
kondisi foreshortening dan elongation ini yang disebut dengan bentuk distorsi.
Kondisi ini seharusnya dihindari, sebagai contoh kepala panah yang ditempatkan
dekat dengan target X-Ray tube, maka ukuran dari focal spot blurakan lebih lebardari

Universitas Sumatera Utara

18

focal spot efektif. Dan umumnya objek harus lebih dekat dengan kasetagar hasil focal
spot blur lebih kecil.

Gambar 11. Benda-benda yang tidak teratur seperti struktur anatomi.

Universitas Sumatera Utara