Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

166

LAMPIRAN 1

Universitas Sumatera Utara

167

BIODATA PENELITI

Nama

: Nyimas Cintya Nike Infrila

Nama Panggilan

: Nyimas / Cintya

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 2 April 1995
Kewarganegaraan


: Indonesia

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat rumah asli

: Jl. Suka Tenang Gg. Pagaraji No. 7 Pasar III,
Marendal 1, Deli Serdang.

Nama Orangtua

: Ayah : Kemas M. Efrizen
Ibu : Dra. Wahyu Kumalasari


Pendidikan Formal







Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
SMA Swasta Yayasan Pendidikan Harapan 1 Medan
SMP Negeri 2 Medan
SD
Swasta Al-Fitriah Medan
TK
Swasta Eria Medan

Pengalaman Organisasi






2010 – 2011
2013 – 2014
2013 – 2014
2014 – 2015
USU

: Wakil Sekretaris Paskibra SMA Harapan 1
: Anggota Divisi Minat dan Bakat IMAJINASI FISIP USU
: Ketua Divisi Humas Paskibra USU
: Sekretaris Divisi Minat dan Bakat IMAJINASI FISIP

Universitas Sumatera Utara

168

LAMPIRAN 2


Universitas Sumatera Utara

169

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
Jalan Prof. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Medan20155
Telepon/Fax : (061) 8217168
Laman: www.ilmukomunikasi.usu.ac.id
LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI
NAMA

: Nyimas Cintya Nike Infrila

NIM

: 120904069


PEMBIMBING

: Prof. Dra. Lusiana A. Lubis, M.A., Ph. D

NO.

TGL PERTEMUAN

1
2

15 Februari 2016

3
4
5
6

19 Februari 2016
25 Maret 2016

28 Maret 2016
20 April 2016
25 April 2016

8
6 Juni 2016
9
13 Juni 2016
10

1 November 2016

11

7 November 2016

12

8 November 2016


PEMBAHASAN

PARAF
PEMBIMBING

ACC Proposal
Seminar Proposal
Penyerahan Revisi
Proposal
Pembahasan Revisi
Proposal
Penyerahan Revisi BAB I,
BAB II, dan BAB III
Pembahasan BAB I, BAB
II, dan BAB III
Penyerahan Revisi BAB I,
BAB II, dan BAB III ,
serta Pedoman Wawancara
Pembahasan BAB I, BAB
II dan BAB III serta

pedoman wawancara.
Penyerahan BAB IV dan
BAB V
Pembahasan BAB I –
BAB V
Penyerahan dan
pemnahasan revisi BAB
IV dan BAB V

Catatan :
Minimal pertemuan 6 (enam) kali untuk setiap pembimbing

Universitas Sumatera Utara

170

LAMPIRAN 3

Universitas Sumatera Utara


171

Informan 1

Nama

: Ust. Nayan Pelis

Tempat/Tanggal Lahir : Batubara, 02 Januari 1970
Umur

: 46 tahun

Suku

: Mandailing

Agama

: Islam


Pekerjaan

: Guru dan Ustad

Pertanyaan Umum:

1. Apakah pekerjaan Bapak?
“Fleksibel nyimas, bisa jadi apa saja hahaha. Kalau pagi dan siang bapak
jadi guru, ngajar di sekolah SD yang di karya wisata, sekolah kita lah itu
haha. Bapak masih ngajar disana. Kalau sudah selesai ngajar, ya bapak
biasanya pulang, jadi imam di mesjid. Kalau lagi ada acara islam, bapak
dipanggil jadi pengisi ceramah, ustad lah. sekarang bapak fokusnya ke
dua itu aja, kalau politik udah gak terlalu jadi yang utama lagi, dulu iya
lah bapak kan ada jabatannya di PKS, sekarang udah pergantian jabatan
jadi bapak gak sibuk disitu lagi.”
2. Lulusan dari universitas apakah Bapak?
“Oh bapak dari IAIN Medan nyimas.”
3. Sudah berapa lama Bapak menjadi guru dan ustad?
“Kalau jadi guru, dari sejak nyimas belum lahir pun bapak sudah jadi

guru haha, eh tapi nyimas lahirnya tahun berapa ya? Bapak jadi guru
sekitar tahun 96an gitu. Masih muda waktu itu haha.. dulu ngajar di TK

Universitas Sumatera Utara

172

islam, terus sejak Alfitriah buka sekolah SD nya, bapak ngajar disitu
sampai sekarang lah. kalau jadi ustad sejak tahun 2000an lah, sejak udah
agak berumur 30an baru bapak dipanggil pak ustad. Tapi kalau soal
belajar agama islam, dari masih muda bapak sudah mendalami.”
4. Apakah Bapak mencintai pekerjaan Bapak?
“Oh ya jelas, mengajar anak-anak itu kan beribadah. Berdakwah menjadi
ustad juga beribadah kan membagi ilmu mengajarkan sama banyak orang
ilmu yang dipunya.”
5. Apa alasan Bapak sehingga memilih menjadi guru dan ustad?
“Jadi guru ya karena memang bapak kuliah kan ngambil jurusan
keguruan, jadi berniat jadi guru itu memang sudah ada. Kalau jadi ustad,
sebenarnya bukan niat awal nyimas, tapi karena bapak dari dulu sudah
jadi remaja mesjid, lalu ketua remaja mesjid, aktif di kegiatan islam,
sampai akhirnya memperdalam ilmu agama, mulai lah bapak mencoba
mengisi ceramah di mesjid-mesjid ketika sudah dipercayakan orang, baru
lah semakin lama kan harus semakin memperdalam ilmu agama, makanya
sekarang bisa sampai seperti ini.”
6. Apakah Bapak sudah berkeluarga?
“Ya sudah dari tahun 93 bapak sudah beristri. Masih satu istrinya bapak,
nyimas.”
7. Berapakah anak Bapak saat ini?
“Sekarang anak sih sudah 2 ya. Yang paling besar sudah kelas 2 SMA,
kalau yang kecil baru masuk SMP kemarin.”

Komunikasi Antarbudaya dan Persepsi Budaya
1. Di dalam keluarga Bapak, apakah Bapak selalu menanamkan nilai-nilai
moral dan budaya kepada anak-anak Bapak?
“ Oh ya jelas. Itu perlu, kalau anak-anak gak diajarkan budaya sama
agama, gak tau nanti mereka moral, gak tau agama nanti.”
2. Pernahkah Bapak mengawasi mereka dalam hal mempelajari seks?

Universitas Sumatera Utara

173

“Kalau anak yang besar kan laki-laki, umur dia yang sekarang ini sedang
dalam masa rawan-rawannya anak muda lah, jadi perlu bapak awasi.
Laki-laki kan kalau salah pergaulannya sudah susah nak. Tapi untungnya
sampai sekarang dia masih mengikuti aturan main bapaknya,belum
menyalah. Kalau yang kecil, perempuan. Menjaga perempuan ini lebih
susah lagi, itulah makanya bapak sama anak-anak selalu mendekatkan
diri. Jadi mereka gak merasa kurang kasih sayang dari orangtuanya. Kan
anak-anak yang bandel itu, salah pilih pergaulan karena mereka mencari
perhatian, biasanya karena orangtuanya gak memperhatikan mereka,
keluarganya gak bahagia.”
3. Bagaimana pandangan Bapak melihat maraknya seks bebas di Kota Medan
ini?
“Bagaimana ya… bapak sudah gak bisa komentar lagi. Kadang di satu
sisi, bapak sebagai guru sebagai ustad merasa gagal. Kenapa gak bisa
mendidik dan mengajarkan semua orang hal yang baik. Bapak memang
gak sempurna, tapi setidaknya masa muda bapak gak bermain dengan
seks bebas. Tapi coba dilihat saja sekarang ini, dimana-mana sudah
terlalu blak-blakan. Anak muda pacaran gak tau tempat, kalau terliat jadi
zina, tapi yaa.. gak sengaja terliat. Kan jadi buat dosa bapak.”
4. Menurut Bapak, apakah seks bebas merupakan sesuatu hal yang wajar
dilakukan atau tidak?
“Oh ya jelas tidak lah. itu sudah menyalahi aturan agama dan budaya
kita orang Indonesia.”
5. Di mata Bapak sendiri, bagaimana seks bebas di kalangan masyarakat
sekarang?
“Sudah terlalu bebas, penginapan-penginapan murah itu juga sudah
bertebar. Buat yang gak punya uang, tempat-tempat gelap dan sepi bisa
jadi sasaran. Kan gak mungkin semua bapak tegur, mereka kan sudah
besar, sudah tua malah terkadang, masa gak bisa dipakai pemikirannya
mana yang benar dan salah.”
6. Menurut Bapak, apakah berhubungan seks pada saat berpacaran
merupakan suatu hal yang harus dilakukan?
“Ini statement anak muda jaman sekarang yang sudah jelas salah. Pasti
kalian berfikir kalau cinta itu rela memberikan apa saja, termasuk harga

Universitas Sumatera Utara

174

diri. Itu yang salah, seharusnya kalau kalian cinta itu harus saling
menjaga bukan saling merusak satu sama lain. Berhubungan seks ibadah
pada saat sudah menikah, tapi pada saat belum menikah itu haram.
Jangankan berhubungan seks, pacaran saja haram.”
7. Menurut Bapak, apakah penyebab utama dari pelanggaran kebudayaan di
Kota Medan ini, terkhusus untuk hal seks bebas?
“Terlalu banyak kebebasan disini, memang disini tidak sebebas di luar
negeri sana, atau di pulau jawa sana, tapi tetap aja disini sudah bebas.
Tidak bisa juga dibilang tidak sama pengaruh budaya dari Barat sana.
Pelan-pelan mulai dari musik, kebiasaan, pakaian-pakaian mereka, trend
kehidupan mereka, semua diterima bulat-bulat sama orang-orang
Indonesia ini, termasuklah orang medan. Sampai kebiasaan seks bebas
pun sudah tertular di kita. Karena itu sudah menjadi hal yang biasa, itu
pula yang kalian lihat, orang barat cerminan kalian padahal kita ini
orang timur, ya begitulah jadinya.”
8. Jika dilihat dari sudut pandangan tokoh masyarakat, apa yang menjadi
alasan bagi seorang remaja untuk melakukan hubungan seks bebas?
“Kalau menurut bapak ya karena dia kurang dapat perhatian dan kasih
sayang orangtuanya, orangtuanya kurang peduli terhadap tumbuh
kembangnya. Wajar seorang anak mencari kesenangan dari orang yang
memperdulikannya dan memberikannya perhatian yang lebih. Itulah
sebabnya kenapa peran keluarga itu penting, ketika seorang anak merasa
nyaman dan dekat dengan keluarganya, tidak mungkin dia mencari
perhatian kesana kemari. Dan yang pasti itu semua karena imannya
lemah, seharusnya kita ini mendekatkan diri sama Allah, biar iman kita
kuat biar godaan setan itu bisa kita abaikan. Ya kalau solat saja segansegan, bagaimana kita membentengi diri dari perbuatan maksiat.”
9. Menurut Bapak, apakah pasangan remaja pada saat ini selalu melakukan
hubungan seks di luar nikah?
“Yang setau bapak ya ada saja itu, tidak semua tapi sudah banyak. Paling
tidak mereka pasti kan berduaan, berpelukan, berciuman, itu kan sudah
perbuatan setan yang mengikuti hawa nafsu, lama kelamaan bisa jadi
lebih dari sekedar itu kalau nafsunya tidak bisa dikontrol.”
10. Apakah faktor utama penyebab terjadinya seks bebas?

Universitas Sumatera Utara

175

“ Kurang dekat sama Allah, atau sama Tuhan di agama apapun dia, gak
ada iman yang membentengi dia buat bertindak yang salah. Pengaruh
dari budaya luar juga mempengaruhi, faktor keharmonisan keluarga juga
termasuk dan mempengaruhi. Pergaulan yang salah juga mempengaruhi,
makanya kalian itu harus pandai-pandai memilih kawan, lihat dulu latar
belakang keluarganya baik-baik atau tidak. bapak bukan membatasi,
kalian boleh berteman dengan siapa aja tapi harus pandai menempatkan
diri.”
11. Banyaknya pelaku seks bebas terkhusus pada remaja saat ini, tidak sedikit
juga dari mereka yang pada akhirnya mengalami kehamilan di luar
pernikahan. Menurut Bapak, apakah yang menjadi hambatan bagi para
remaja yang hamil di luar nikah ketika hidup di dalam lingkungan
masyarakatnya?
“Jelas banyak, sekolah dan kuliah mereka pasti terhambat, pendidikan
terhambat. Di umur yang masih muda, sudah harus menanggung beban
yang besar, mengurusi anak, belum lagi menghadapi bahan pembicaraan
tetangganya. Sukur kalau dia dinikahi, kalau enggak? Pasti jadi
menambah beban orangtuanya juga, buat aib lagi buat keluarganya. Coba
lah, udah bagus-bagus dibiayai orangtua, malah bertingkah. Kasihan lah
orangtua itu nambah pikirannya. Kan bukannya sedikit sekarang remaja
yang hamil di luar nikah. Lihatnya itu sedih, masih SMA udah harus
gendong-gendong anak, padahal itu kan masa-masanya kalian
berkembang, mencari jati diri kalian, merancang cita-cita nanti mau jadi.
Tapi sudah mengurusi anak bayi. Tapi pesan bapak satu, meskipun kalian
hamil di luar nikah, anak itu jangan digugurkan atau dibunuh, karena itu
titipan Allah. Tetap harus kalian rawat dan jaga, mau jadi bebas bagi
kalian, tetap harus dirawat sampai besar. Biar kalian tau bagaimana
perjuangan orangtua itu mengurusi hidup kalian.”

Universitas Sumatera Utara

176

Informan 2

Nama

: Ust. Ahmad Supriyadi

Tempat/Tanggal Lahir : Siantar, 23 Juli 1972
Umur

: 44 tahun

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Guru dan Ustad

Pertanyaan Umum:

8. Apakah pekerjaan Bapak?
“Bapak cuma jadi guru disini lah, sama jadi penceramah di mesjid atau di
acara-acara gitu kalau lagi ada yang minta. Tapi kalau ada yang minta
bapak jadi artis, bapak bisa juga haha.”
9. Lulusan dari universitas apakah Bapak?
“Dari IAIN Medan, tau kan IAIN? Itu loh, udah google aja kalo gak tau.”
10. Sudah berapa lama Bapak menjadi guru dan ustad?
“Jadi guru dari tahun 2002, jadi kira-kira udah 50 tahun hahaha.. oh
salah ya? Sekitar 14 tahun lah bapak udah jadi guru. Kalo ustad ya
sekitar segituan juga lah tahun 2005an.”
11. Apakah Bapak mencintai pekerjaan Bapak?
“Bapak suka kerja jadi guru, karena jumpa murid-murid terus, gak suntuk
hidup bapak rame jadinya. Belum lagi tingkah mereka yang aneh-aneh

Universitas Sumatera Utara

177

tapi lucu. Kalo jadi ustad itu kan hitungannya ibadah, jadi nambah pahala
aja minta ridho dari Allah.”
12. Apa alasan Bapak sehingga memilih menjadi guru dan ustad?
“Karena bapak memang suka dua pekerjaan itu, memang keinginan dari
hati terdalam haha..”
13. Apakah Bapak sudah berkeluarga?
“Alhamdulillah udah, tapi istri cuma satu sampai sekarang hahaha.”
14. Berapakah anak Bapak saat ini?
“Anak bapak sekarang udah 2, dua-duanya perempuan, yang besar udah
kelas 2 SMP, yang kecil masih kelas 3 SD .”
Komunikasi Antarbudaya dan Persepsi Budaya
12. Di dalam keluarga Bapak, apakah Bapak selalu menanamkan nilai-nilai
moral dan budaya kepada anak-anak Bapak?
“Iya nyimas, itu kan harus dari kecil udah diajarkan. Dari hal-hal kecil
juga bisa, misalnya salam sama orangtua kalo mau berangkat sekolah itu
kan udah nilai moral. Nah kalo udah makin besar baru makin banyak juga
yang diajarkan sama mereka.”
13. Pernahkah Bapak mengawasi mereka dalam hal mempelajari seks?
“Karena anak bapak masih kecil, belum terlalu diajarkan kali. Tapi kalo
buat si kakak udah mulai agak diajarkan sama ibu nya, karena udah akil
baligh kan dia, mulailah diajarkan pengetahuan seks itu yang benar itu
gimana, sekarang udah boleh apa belum, ya percakapan ibu dan anak.
Untungnya anak bapak ngerti, mudah-mudahan selamanya dia paham.”
14. Bagaimana pandangan Bapak melihat maraknya seks bebas di Kota Medan
ini?
“Ya kalo menurut bapak seks bebas disini udah hampir jadi hal yang
lazim ya, tau lazim kan? Lazim loh… udah biasa haha..soalnya orangorang ini udah gak segan-segan pacaran di tempat umum sambil

Universitas Sumatera Utara

178

bercumbuh hahaha.. bapak rasanya mau ketawa aja, soalnya bingung
mau bilang apa lagi kalo soal seks bebas disini.”
15. Menurut Bapak, apakah seks bebas merupakan sesuatu hal yang wajar
dilakukan atau tidak?
“Wajar kalo udah menikah hahaha. Seks bebas itu gak boleh, haram
hukumnya. Pacaran aja haram, berzina apalagi. Dosa besar zina itu.”
16. Di mata Bapak sendiri, bagaimana seks bebas di kalangan masyarakat
sekarang?
“Ya udah kali ini bapak tanggapi serius ya. Menurut bapak ya bisa kita
liat sendiri kan cemana. Namanya aja udah seks bebas, berarti udah
bebas dilakukan. Jadi setau bapak seks bebas itu ada macamnya, yang
intinya semua itu haram, dilarang agama. anak-anak sekolahan masih
kecil udah pacaran, udah pegangan tangan, cium-cium pipi, bentar lagi
cium bibir terus cium yang lain-lain itu. Kenapa anak kecil aja, anak SD
lah kita bilang udah kayak gitu? Ya karena yang dia liat contoh di atasnya
juga kayak gitu. Pernah main facebook kan? Pasti nyimas tau berita di
facebook yang anak SD memasukkan foto dia sama pacarnya, tapi di
dalam kamar berduaan. Anak SD jaman sekarang ya Allah…… bapak aja
sampe sekarang belum pernah foto berduaan sama istri di kamar lagi
posisi di bawah selimut, lah itu anak kecil kok udah curi start aja.”
17. Menurut Bapak, apakah berhubungan seks pada saat berpacaran
merupakan suatu hal yang harus dilakukan?
“Dulu bapak gak ada tuh pacaran sama ibu berhubungan seks kayak gitu.
Pegang tangan ibuk aja bapak gak berani, tau bapak kalo pacaran itu
haram, tapi dulu bapak sempat lah pacaran hahaha. Yaudah intinya masih
pacaran kok berhubungan seks, nanti kalo udah diputusin, ditinggalin,
nangis. Padahal diajak buat dosa mau.”
18. Menurut Bapak, apakah penyebab utama dari pelanggaran kebudayaan di
Kota Medan ini, terkhusus untuk hal seks bebas?
“Kalo menurut bapak itu karena orang-orang Medan udah terkontaminasi
budaya luar negeri yang kita tau seks bebasnya memang diperbolehkan,
kan beda sama kita yang disini. Jadi semacam mengikuti trend anak muda
lah, lagi jamannya apa diikutin. Tapi kalo bapak rasa seks ini gak ada
jamannya, kapan aja masuk dia tetap jadi trend..”

Universitas Sumatera Utara

179

19. Jika dilihat dari sudut pandangan tokoh masyarakat, apa yang menjadi
alasan bagi seorang remaja untuk melakukan hubungan seks bebas?
“Yang pasti karena dia gak dekat sama Tuhannya, gak dekat sama Allah.
Kalo dia beriman, pasti dijaga Allah supaya gak berbuat zina. Hatinya itu
gak dibentengi sama iman makanya dia bisa berbuat zina seenaknya.
Yang kayak gitu biasanya nyari duniawi aja.”
20. Menurut Bapak, apakah pasangan remaja pada saat ini selalu melakukan
hubungan seks di luar nikah?
“Pasti udah banyak yang melakukan meskipun gak semua tapi tetap aja
ada yang udah melakukan. Buktinya anak-anak yang hamil di luar nikah
kan juga banyak.”
21. Apakah faktor utama penyebab terjadinya seks bebas?
“Pergaulan itu juga mempengaruhi mereka buat seks bebas, ya kalo
pergaulan mereka bagus-bagus kan gak mungkin bisa sampe melakukan
seks bebas itu. Mungkin selain itu ya di dorong juga ada alasan lain,
entah karena keluarganya sibuk jadi gak peduli sama anaknya juga bisa,
atau ya kembali lagi seperti yang tadi bapak bilang karena imannya
lemah.”
22. Banyaknya pelaku seks bebas terkhusus pada remaja saat ini, tidak sedikit
juga dari mereka yang pada akhirnya mengalami kehamilan di luar
pernikahan. Menurut Bapak, apakah yang menjadi hambatan bagi para
remaja yang hamil di luar nikah ketika hidup di dalam lingkungan
masyarakatnya?
“Pendidikannya itu nomor satu kalo menurut bapak, sekolahnya jadi
terganggu. Mau gak mau si perempuan kan harus cuti gak sekolah atau
kuliah dulu karena dia harus hamil, melahirkan, ngurusi anaknya sampe
bisa ditinggal. Belum lagi gak enak sama tetangga, kan itu aib besar,
malu lah. iya kalo tetangganya mendukung, kalo mereka justru
menjatuhkan? Kan psikis si kawan itu bisa makin rusak, bahaya buat anak
yang di perutnya.”

Universitas Sumatera Utara

180

Informan 3

Nama

: Syafa Safira M.Psi.

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 27 Mei 1969
Umur

: 47 tahun

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Psikolog

Pertanyaan Umum:
15. Apakah pekerjaan Ibu?
“Sekarang ibuk lagi sibuk ngajar aja sekali-sekali di TK punya ibu, yaa
sama ngelanjutkan S3 ini. kalo ngajar udah gak terlalu sih, karena kan
lagi ngejar S3 ini.”
16. Lulusan dari universitas apakah Ibu?
“S1 sama S2 ibuk ya di UMA. Sekarang S3 lanjut di Pdjajaran.”
17. Sudah berapa lama Ibu menjadi seorang psikolog?
“Kalo jadi psikolog sih ibuk gak terlalu psikolog banget ya hahaha. Cuma
kalau ada yang mau konsultasi ya ibuk bisa, kan ibuk kuliah juga ngambil
psikologi dari S1 sampe sekarang.
18. Apakah Ibu mencintai pekerjaan Ibu?
“Ibuk paling suka kalo udah ada yang datang buat konsultasi sama ibuk.
Jadi bisa dengarkan cerita orang, terus bisa saling membantu, jadi lebih
ngerti kan sifat-sifat manusia. Jadi suka aja ibu kalo lagi jadi psikolog.
Universitas Sumatera Utara

181

Jadi dosen juga ibu seneng, kan aneh-aneh tingkah mahasiswa, lucu-lucu.
Apalagi kalo udah di kelas bahasannya asik-asik.”
19. Apa alasan Ibu sehingga memilih menjadi psikolog?
“Banyak orang yang bilang kalo psikologi itu ilmu orang gila, buat
mempelajari kejiwaan, padahal sebenarnya gak melulu soal itu. Banyak
cabangnya, ada yang mempelajari kepribadian setiap orang nah ini seru.
Bipolar, mental, banyak sebenarnya. Tapi orang-orang mikirnya psikologi
itu buat ngobati orang gila aja. Padahal ya setiap orang itu sebenarnya
kondisi psikisnya perlu di upgrade loh haha. Maksudnya tiap orang itu
pasti kondisi psikisnya, kejiwaannya itu ada titik gila nya juga. Gak semua
orang itu sempurna kok. Itulah ibuk senangnya jadi psikolog ini, karena
memang ibuk suka sama bidang ini. setiap hari ada aja nemu hal baru
jadinya.”
20. Apakah Ibu sudah berkeluarga?
“Udah kok.”
21. Berapakah anak Ibu saat ini?
“Anak ibuk cuma cowok satu-satunya, kan sebaya sama adek.”
Komunikasi Antarbudaya dan Persepsi Budaya
23. Di dalam keluarga Ibu, apakah Ibu selalu menanamkan nilai-nilai moral
dan budaya kepada anak Ibu?
“Ibuk ngajarin ya dari kecil, apalagi dia anak cowok kan satu-satunya
pulak. Ibuk gak mau ya karena dia anak tunggal jadi dia bisa mengkek
seenaknya aja minta ini itu. Makanya dari kecil udah diajarkan biar
mandiri, jangan mengkek. Terus kan dia gak punya sodara perempuan
juga, jadi ya ibuk ajarkan cara menghargai perempuan itu cemana,
jangan jahat sama perempuan. ya intinya dari kecil itu udah diajarkan lah
yang bagus-bagus sama dia.”
24. Pernahkah Ibu mengawasi anak Ibu dalam hal mempelajari seks?
“Pernah dan selalu sih. Kan biasa kalo seorang ibu itu lebih dekat sama
anak laki-lakinya, ya karena anak ibuk memang cuma satu dan laki-laki
jadi dekatlah ibuk sama dia. Dari SMP pas dia cerita udah dewasa, dia

Universitas Sumatera Utara

182

langsung cerita ke ibuk, dia nanya itu maksudnya apa. Ya ibuk jelaskan
lah mimpi basah itu apa, dan mulai ibuk jelaskan kalo mulai dari sejak
saat itu tanda dia udah dewasa, semua hal-hal negatif bisa diperbuatnya.
Ya ibuk ajarkan juga, jangan terlalu berhubungan dekat sama perempuan,
boleh pacaran tapi kalo udah tamat sekolah, dan terbukti dia pacarannya
sewaktu kuliah, itu yang setau ibuk ya hahaha. Kalo dulu masih SMP
masih jujur lah dia kan, waktu mau tamat-tamat SMA ya dia gak cerita
terlalu banyak kalo gak ibuk yang pancing, itu juga gak terbuka. Mungkin
karena udah ngerasa private kali ya dia. Tapi ya ibuk percaya aja sama
dia, seandainya pun dia pacaran ya ibuk cuma ngasih izin batasan paling
jauh itu cium kening atau pipi aja, buat cium-cium bibir ibuk gak terlalu
ngasih izin. Yaa pande-pande dia aja lah, yang penting jangan sampai
kejauhan ngikutin nafsunya.”
25. Bagaimana pandangan Ibu melihat maraknya seks bebas di Kota Medan
ini?
“Itu yang ditakutkan, sekarang disini pun udah mulai banyak yang seks
bebas. Memang gak terlalu blak-blakan kayak di Jogja atau Bandung
sana, tapi tetap aja udah banyak. Mulai dari yang anak-anak baru puber,
kalian-kalian yang udah sebesar ini juga udah mulai berani coba-coba
seks bebas, sampe yang udah tua-tua juga banyak kan.”
26. Menurut Ibu, apakah seks bebas merupakan sesuatu hal yang wajar
dilakukan atau tidak?
“Sebenarnya enggak wajar kalo dari pendapat ibuk, tapi ibuk ngerasa hal
itu udah menjadi hal yang wajar di jaman sekarang ini. selalu menjadikan
alasan perasaan cinta buat seks bebas. Padahal udah jelas itu salah,
perbuatan yang merugikan.”
27. Di mata Ibu sendiri, bagaimana seks bebas di kalangan masyarakat
sekarang?
“Ya kalo menurut ibuk sekarang ya seks bebas ini udah kayak jadi trend,
seks bebas itu kan macamnya ada banyak, kalian ciuman aja itu udah
dibilang seks bebas, karena apa? Karena kalian itu melakukannya ketika
kalian belum menjadi suami istri. Karena trend itu tadi, apa-apa dikit
dibilang pasti ya kan udah biasa aja sih ciuman aja. Atau bilangnya pasti,
ya namanya sayang sama pacar ya ditunjukkan dari seks inilah.”

Universitas Sumatera Utara

183

28. Menurut Ibu, apakah berhubungan seks pada saat berpacaran merupakan
suatu hal yang harus dilakukan?
“Ya enggak lah, kalian kalo seks bebas berarti kalian itu merusak
pasangan masing-masing. Si cowok merusak si cewek dan bisa aja jadi
merusak masa depannya, gitu juga si cewek merusak pikiran si cowok.
Ketika kalian melakukan seks bebas itu, secara tidak langsung itu akan
merusak sel-sel otak kalian, kalian akan ketagihan, dan terus-terusan
berfikir tentang hubungan seks. Misalkan hari ini ciuman, oh enak ya
ternyata. Besoknya udah nyoba yang lain lagi, mulai ngeraba dada, lamalama mulai nyoba berhubungan seks kayak suami istri, dengan alasan
apa? Cinta. Jadi setiap hari atau setiap kalian jumpa, di otak kalian itu
cuma ada seks dan seks sama pasangan, rasa cinta itu makin lama bisa
jadi makin hilang, karena butuhnya itu seks. Nah kalo udah putus, bisa
kan jadi melakukan hubungan seks sama yang lain lagi tanpa pacaran.
Nah itu dia, kenapa seks bebas sekarang udah mulai merajalela.”
29. Menurut Ibu, apakah penyebab utama dari pelanggaran kebudayaan di
Kota Medan ini, terkhusus untuk hal seks bebas?
“Apa ya… karena budaya kita udah becampur sama budaya luar kali ya
dek. Soalnya kan budaya orang timur sama orang barat kan beda .”
30. Jika dilihat dari sudut pandangan psikolog, apa yang menjadi alasan bagi
seorang remaja untuk melakukan hubungan seks bebas?
“Yang kayak tadi ibuk bilang, karena alasan cinta itu. Padahal kan
sebenarnya itu nafsu, nafsu yang dibesarkan dan gak bisa ditahan. Kalo
kita memang cinta sama pasangan masing-masing itu harusnya saling
menjaga, bukan merusak. Itu yang ibuk tanamkan sama anak ibuk, jadi
dia itu gak boleh sembarangan kalo sama perempuan.”
31. Menurut Ibu, apakah pasangan remaja pada saat ini selalu melakukan
hubungan seks di luar nikah?
“Gak semua kok, tapi pasti udah banyak kalo sekarang ini.”
32. Apakah faktor utama penyebab terjadinya seks bebas?
“Itu bisa jadi karena si cewek gak dapat perhatian dari orangtuanya, atau
ya memang keluarganya itu gak back up kehidupan mereka. Pergaulan
juga jadi alasan kenapa orang bisa melakukan seks bebas itu. Salah pilih

Universitas Sumatera Utara

184

pergaulan, terlalu mengikuti perkembangan trend yang gak baik itu bisa
menjerumuskan. Misalnya kawan-kawannya suka dugem, ya dia ikut. Di
diskotik kan banyak itu yang menjerumuskan. Bisa jadi juga, orang
melakukan seks bebas itu karena keadaan, misalnya aja dia jadi psk
karena untuk membiayai kehidupannya. Bisa jadi karena memang
keluarganya susah, atau karena dia ngikutin pergaulan temen-temennya
yang hidup mewah tapi gak terikuti sama dia.”
33. Banyaknya pelaku seks bebas terkhusus pada remaja saat ini, tidak sedikit
juga dari mereka yang pada akhirnya mengalami kehamilan di luar
pernikahan. Menurut Ibu, apakah yang menjadi hambatan bagi para remaja
yang hamil di luar nikah ketika hidup di dalam lingkungan
masyarakatnya?
“Yang pasti kondisi psikis dia akan terganggu, itu udah pasti. Dengan
beban yang dia tanggung kan, harus hamil, sukur kalo dia dinikahi dan
gak ada yang tau kalo dia itu hamil di luar nikah, kalo gak ada yang
nikahi kan bisa jadi musibah buat dia karena harus nanggung malu.
Banyak loh mereka yang hamil di luar nikah dan gak dinikahi itu jadi gila.
Ya makanya biar jadi gila kan, janganlah kalian coba-coba seks bebas itu
sedikit pun. Karena kalian bakal ketagihan, itu udah alamiah kalian
pengen lagi dan lagi. Seks itu kan memang kebutuhan, tapi kan kalo kalian
belum nikah ya jangan.”

Universitas Sumatera Utara

185

Informan 4

Nama

: Nayla Apriliani, M.Psi

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Juni 1976
Umur

: 40 tahun

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Psikolog

Pertanyaan Umum:
22. Apakah pekerjaan Ibu?
“Ya paling ngajar aja kalo ada yang manggil. Kalo ngajar tetap, saya
udah gak ada lagi, soalnya udah sibuk ngurus usaha butik. Tapi ya kalo
orang mau konsul-konsul urusan kejiwaan ya saya masih bisa, kalo ada
yang manggil buat jadi pembicara di acara anak muda, saya juga bisa
hahaha.. gini-gini basic kan psikolog.”
23. Lulusan dari universitas apakah Ibu?
“S1 saya di USU, kalo S2 di Unpad.”
24. Sudah berapa lama Ibu menjadi seorang psikolog?
“Sejak tamat yah haha. Ya kalo buka praktek buat jadi psikolog gitu ya
gak pernah, tapi ya itu tadi basic emang psikolog kan jadi ya paham untuk
bidang psikologi.”
25. Apakah Ibu mencintai pekerjaan Ibu?
“Ya semua pekerjaan yang saya pilih pasti saya suka dan saya nyaman.”
26. Apa alasan Ibu sehingga memilih menjadi psikolog?

186

“Hmm.. apa yah.. mungkin karena darah itu mengalir aja dari sejak lahir
ke saya haha. Soalnya saya dari kecil emang udah suka nanya ke siapa
aja, misalnya saya tanya ‘kenapa sih ada orang gila?’, hahaha saya suka
nanya kayak gitu ke ibu saya yaaa banyak lagi lah pokoknya. Saya
penasaran kok orang-orang itu sifatnya bisa beda-beda, cara mereka
mengekspresikan emosi mereka juga kenapa bisa beda-beda. Ya mulai
dari situ aja sih saya tertarik aja gitu sama psikologi.”
27. Apakah Ibu sudah berkeluarga?
“Sudah.”
28. Berapakah anak Ibu saat ini?
“Anak saya udah 2, sepasang.”
Komunikasi Antarbudaya dan Persepsi Budaya
34. Di dalam keluarga Ibu, apakah Ibu selalu menanamkan nilai-nilai moral
dan budaya kepada anak Ibu?
“Ya diajarin, orang kalo gak tau budaya ya bahaya. Apalagi jaman
sekarang kan semua udah ikut-ikut budaya barat yang jadi trend di anakanak muda. Ya jadi dari kecil saya ajarin ke anak-anak saya gimana nilai
moral yang baik itu, yang paling utama ya saya ajarkan lah budaya islam
itu gimana, ya karena kan dia agamanya islam. Dimulai dari agama, baru
ke budaya lainnya. Mereka selalu saya kasih tau, mana yang baik dan
mana yang buruk.”
35. Pernahkah Ibu mengawasi anak Ibu dalam hal mempelajari seks?
“Kalau diawasin banget sih yah enggak yah. Yang penting saya percaya
sama mereka dan mereka juga jaga kepercayaan saya aja. Kalau masalah
seks, mereka ya dari umur-umur 10 tahun atau yaa mau menjelang puber
udah saya ajarin, mana aja yang boleh dan yang enggak. Ya saya ajarin,
semua yang ada di tubuh dia itu apalagi alat-alat senstif, itu fungsinya
apa dan jangan sampe diliat apalagi dipegang orang, harus dijaga. Yaa
semua dari hal-hal kecil dulu diajarin kan.”
36. Bagaimana pandangan Ibu melihat maraknya seks bebas di Kota Medan
ini?

Universitas Sumatera Utara

187

“Yaa… pas kayak namanya lah udah bebas dek hahaha. Gak yang anak
muda, orang dewasa pun ikut-ikut seks bebas, jadi udah dianggap kayak
biasa aja. Padahal kan sebenarnya seks bebas itu gak bagus lah, dari segi
agama salah, dari kesehatan juga salah. Lagian semua agama juga
melarang kan adanya seks bebas. Buat yang anak muda, seks bebas
terlalu sering dan sebelum waktunya juga bisa ngerusak alat reproduksi
kalian, otak dan mental kalian juga. Di masa puber-pubernya sekarang
saya liat sih banyak yang menjadikan hubungan seks itu sebagai
kebutuhan yang harus di dapat, ya kalau udah gitu kan pikirannya jadi
dipenuhi seks aja dan hal-hal yang berbau seks, jelas lah itu merusak kan.
Dan kalau saya liat sendiri di Medan sih memang gak ada larangan yang
benar-benar melarang seks bebas, yaa selama mereka melakukannya dan
gak ketahuan ya gak apa.”
37. Menurut Ibu, apakah seks bebas merupakan sesuatu hal yang wajar
dilakukan atau tidak?
“Ya enggak lah, meskipun mungkin banyak ya yang di sekeliling kita yang
mengatakan seks bebas itu wajar, tapi tetap aja gak wajar kalo di mata
saya pribadi.”
38. Di mata Ibu sendiri, bagaimana seks bebas di kalangan masyarakat
sekarang?
“Tetap sama aja kayak yang tadi saya bilang, apalagi kalau di Pulau
Jawa sana ya lebih bebas lagi. Seks bebas udah dipandang kayak trend
sih buat anak muda, dan udah jadi gaya hidup juga buat beberapa bahkan
sebagian besar orang.”
39. Menurut Ibu, apakah berhubungan seks pada saat berpacaran merupakan
suatu hal yang harus dilakukan?
“Menurut saya ya… gak harus sih sebenarnya. Tapi memang gak bisa
juga dipungkiri kan kalau udah pacaran itu gak pengen melakukan
hubungan seks itu. Semua itu kan nafsu dan juga perwujudan dari rasa
sayang itu sendiri terhadap pasangannya. Udah bawaan setiap orang
kalau pengen disayang-sayang, dipeluk, dicium, udah pasti setiap orang
pengen. Nah itu makanya kembali lagi ke setiap individunya, yaa
bagaimana caramereka mengontrol nafsunya itu. ”
40. Menurut Ibu, apakah penyebab utama dari pelanggaran kebudayaan di
Kota Medan ini, terkhusus untuk hal seks bebas?

Universitas Sumatera Utara

188

“Ya jelas lah karena budaya barat yang masuk ke kita. Saya sih gak
nyalahin budaya baratnya, ya itu emang udah budaya mereka. Apalagi
dengan adanya globalisasi ini, sangat memungkinkan untuk terjadinya
percampuran budaya. Tapi bukan berarti ketika budaya barat masuk ke
budaya kita, harus kita terima semua mentah-mentah. Kan ada yang harus
dipilih karena itu baik buat kita, dan ada yang harus dibuang atau gak
diikutin karena itu jelas bertentangan dengan norma dan budaya kita. Nah
masalahnya disitu, kebanyakan orang kita menerima budaya barat itu
sepenuhnya dan menjadikannya trend.”
41. Jika dilihat dari sudut pandangan psikolog, apa yang menjadi alasan bagi
seorang remaja untuk melakukan hubungan seks bebas?
“Karena penasaran yang berawal dari pergaulan sih kalau menurut saya.
Yaa selain itu juga karena perasaan sendiri ya, kayak yang tadi saya
bilang, semua orang pengen disayang-sayang yaa dalam kata lain pengen
mesra-mesraan sama pacarnya kan, jadi ya gitu. Tapi memang banyak sih
yang menyalahgunakan keinginan itu, malah dijadikan alasan untuk seks
bebas.”
42. Menurut Ibu, apakah pasangan remaja pada saat ini selalu melakukan
hubungan seks di luar nikah?
“Kalau semua sih, enggak yah. Tapi pasti udah banyak lah..”
43. Apakah faktor utama penyebab terjadinya seks bebas?
“Faktornya.. hmm apa ya.. setiap orang pasti beda-beda faktornya dek.
Bisa jadi karena keluarganya enggak mengajarkan norma-norma agama,
kebudayaan dan hal-hal baik lainnya dari kecil, jadi dia gak ada bekal
yang cukup untuk menjalani kehidupan di masa sekarang ini. Karena
bekal yang gak cukup itu, kemungkinan besar dia untuk melakukan hal-hal
yang salah dan di luar jalur itu ya ada. Apalagi kalau di dukung sama
lingkungan pertemanannya yang juga gak bagus, yauda makanya jadilah
seks bebas itu. Di jaman sekarang ini, kalian itu harus pinter-pinter pilih
temen dek, cukup pun bekal pendidikan yang ditanamkan sama orangtua
kalian, belum tentu selamanya bertahan kalau lingkungan pertemanan
kalian gak bagus dan diri kalian sendiri mudah terikut teman.”
44. Banyaknya pelaku seks bebas terkhusus pada remaja saat ini, tidak sedikit
juga dari mereka yang pada akhirnya mengalami kehamilan di luar

Universitas Sumatera Utara

189

pernikahan. Menurut Ibu, apakah yang menjadi hambatan bagi para remaja
yang hamil di luar nikah ketika hidup di dalam lingkungan
masyarakatnya?
“Mental yang paling jadi penghambat, diri mereka sendiri yang akan
diuji. Sebelum dunia luar tau kalau mereka itu hamil di luar nikah, diri
mereka sendiri udah ketakutan dalam menghadapi dunia luar, bahkan
menghadapi keluarganya sendiri. Takut gak diterima atau diasingkan atau
apalah, jadi karena pikiran yang aneh-aneh itulah makanya dia bisa aja
melakukan hal-hal yang buruk, yaa seperti menggugurkan kandungannya
dengan cara aborsi, atau bahkan bunuh diri. Seharusnya ya dia
menanggung atas apa yang dia perbuat meskipun seharusnya dia
tanggung berdua sama yang menghamili. Tapi tetap aja, harusnya ya dia
gak boleh berbuat aneh-aneh dan harus menerima akibatnya lah.”

Universitas Sumatera Utara

190

Informan 5

Nama

: Dra. Khairiyah Ramlah Sari

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 20 April 1966
Umur

: 50 tahun

Suku

: Melayu

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Guru

Pertanyaan Umum:
29. Apakah pekerjaan Ibu?
“Ya guru SMP, ibu juga cuma ngajar disini aja di SMP 2.”
30. Lulusan dari universitas apakah Ibu?
“Oh ibu dari IKIP, kalo sekarang udah Unimed namanya.”
31. Sudah berapa lama Ibu menjadi seorang guru?
“Berapa ya… sekitar 20 tahun kayaknya.”
32. Apakah Ibu mencintai pekerjaan Ibu?
“Ya disuka-sukain aja lah haha, namanya dari kuliah juga udah milih
kuliah di keguruan, jadi yaa harus dijalani lah jadi guru ini. Ibu suka
ngajar, asalkan fasilitas buat belajar itu lengkap dan gak ketinggalan
jaman. Gak suka ibu ngajar yang masih nulis-nulis di papan tulis atau
anak-anak itu mencatat. Makanya ya pinter-pinter ibu lah cemana buat
supaya suasana belajar itu jadi keren, jadi anak-anak itu pun cepat
nangkap pelajaran. ”
33. Apa alasan Ibu sehingga memilih menjadi guru?

191

“Apa ya… karena dulu bapaknya ibu pun guru, jadi ngeliat dia ngajar
atau ngajarin kami pun kok enak kali gitu, jadi ibu mengidolakan bapak
dulu. Atau mungkin juga karena darah-darah pengajar itu ada kali ya
haha, jadi semacam memang pengen aja jadi guru.”
34. Apakah Ibu sudah berkeluarga?
“Sudah.”
35. Berapakah anak Ibu saat ini?
“Anak ibu ada 2, yang satu cowok udah kerja sekarang, udah siap-siap
mau nikah lah haha. Yang satu lagi cewek, masih kelas 5 SD.”
Komunikasi Antarbudaya dan Persepsi Budaya
45. Di dalam keluarga Ibu, apakah Ibu selalu menanamkan nilai-nilai moral
dan budaya kepada anak Ibu?
“Iya lah diajarin, lah orang ibu aja jadi guru kewarganegaraan haha
masa anak sendiri gak diajarin nilai-nilai moral. Ya mereka dari kecil
harus udah diajarin lah. Dari segala hal kecil, mulai dari cara
menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, bersikap yang baik
gimana, yaa memang gak semuanya mereka itu bener atau dilakuin, tapi
seenggaknya kan udah diajarin dan ditanamkan ke diri mereka, paling
gak ya mereka taulah mana yang baik dan mana yang buruk. Tapi yang
paling dasar itu ya mengajarkan soal agama, fondasi dasar mereka ya
harus kuat agamanya.”
46. Pernahkah Ibu mengawasi anak Ibu dalam hal mempelajari seks?
“Yang si abang lah ya, kalo adeknya apa yang mau diawasin orang masih
kecil, ya paling dijaga aja biar gak diganggu orang pedofil. Kalo si abang
ini ya dari SMP lah udah ibu awasin, bukan diawasin sih tapi lebih kayak
memperhatikan dia, kan itu masa-masanya dia puber kan. Ibu berusaha
sebaik mungkin supaya kalo ada apa-apa ya dia cerita ke ibu, mulai dari
suka sama cewek, atau apalah. Nah jadi itu buat dia nyaman dan terbuka
sama ibu. Tapi tetap ibu kasih tau, mana yang baik dan yang gak baik,
terutama untuk urusan seks ya.. karena di masa-masa masih puber itu kan
dia masih penasaran soal seks, belum dewasa lah istilahnya mau ikut-ikut
kawan aja. Tapi memang waktu dia SMA, ya agak tertutup sama ibu soal
cewek atau yang sifatnya pribadi lah. Cuma tetap ibu jaga hubungan kami

Universitas Sumatera Utara

192

ini kan biar gimana dia itu tetap butuh ibu, kadang kan mau anak-anak itu
kalo udah agak besar sikit ngerasa udah bisa lah sendiri gitu. Tetap juga
ibu ingatkan, jangan diikuti kali kawan kalo gak baik, jangan sampe
nyoba narkoba atau seks bebas sekalipun, karena nanti bakal ketagihan.
Ibu memang cuma bisa mengingatkan, karena ibu percaya sama dia, kalo
misalnya ibu kekang dia pasti makin menjadi lah dia malah makin nyoba
hal-hal seperti itu.”
47. Bagaimana pandangan Ibu melihat maraknya seks bebas di Kota Medan
ini?
“Kalo menurut ibu ya udah ga wajar aja sih buat kita yang punya budaya
timur. Jadi semacam kayak apa yah… ngikutin budaya barat aja, kalo gak
seks bebas gak keren, gak gaul. Udah biasa kali kayaknya disini, ya
enggak pun seks bebas, kadang mau itu ibu liat anak-anak sekolah mojok,
udah lah nanti cium-cium orang itu. Ibu males negurnya, itukan urusan
mereka, udah gede mereka. Cuma kan dari hal kecil itulah seks bebas itu
terjadi kan. Hari ini cium pipi, besok bisa cium bibir, udah kurang
dirasanya, pengen lebih dia, udah entah apa-apa diciumnya.”
48. Menurut Ibu, apakah seks bebas merupakan sesuatu hal yang wajar
dilakukan atau tidak?
“Enggak wajar lah. Mau banyak pun orang yang bilang wajar, tetap aja
sama ibu gak wajar, mau ibu dibilang kuno pun tetap gak wajar. Ya gak di
jaman sekarang ajanya, di jaman dulu pun udah banyak juga orang yang
melakukan seks bebas, kawan-kawan ibu pun ada nya, dan tetap ibu
anggap gak wajar.”
49. Di mata Ibu sendiri, bagaimana seks bebas di kalangan masyarakat
sekarang?
“Ya hampir sama lah kayak pendapat sebelumnya, udah merajalela dan
udah bebas kali karena udah dianggap kayak trend. Mungkin sekitar 10
tahun lagi, bisa jadi semua orang seks bebas itu jadi hal yang biasa aja.
Atau mungkin 20 tahun lagi, di jaman generasi remaja sekarang bakal
jadi orangtua, mereka mengizinkan dan mengharuskan anaknya
berhubungan seks kalo udah 17 tahun, biar kayak di barat sana. Lagian
cemana gak bebas yakan, fasilitas lengkap, gak ada uang untuk beli
fasilitas ada banyak semak-semak hahaha apa lagi yakan. Iman lemah,
otaknya pun asik mikir gituuu aja jadi mau cemana lagi. Ini kan jaman
globalisasi, tapi menurut ibu sendiri orang Indonesia ini belum bisa

Universitas Sumatera Utara

193

menerima globalisasi itu, maksudnya semua aja diterima tapi gak dipilihpilih.”
50. Menurut Ibu, apakah berhubungan seks pada saat berpacaran merupakan
suatu hal yang harus dilakukan?
“Nah itu balik lagi ke si anak sama ke orangtuanya hahaha. Ya kalo
orangtuanya ngasih-ngasih aja yaudah lah anaknya pun jadi bebas-bebas
aja. Memang mungkin ya orangtua itu pasti gak ngasih lah kan anaknya
seks bebas, tapi coba lah diliat anak-anak jaman sekarang, liburan ke luar
kota ke luar negeri berdua sama pacarnya udah biasa kan? Itu
orangtuanya apa gak mikir ya, ‘eh nanti anakku macem-macem gak ya
sama pacarnya’. Nah itu dia, secaragak langsung, orangtua itu
memfasilitasi dan memberikan celah yang sangat besar buat anakanaknya melakukan hubungan seks sama pacar. Memang kepercayaan itu
perlu, tapi setidaknya kita tetap harus menjaga supaya gak jadi sesuatu
yang gak diinginkan.”
51. Menurut Ibu, apakah penyebab utama dari pelanggaran kebudayaan di
Kota Medan ini, terkhusus untuk hal seks bebas?
“Ya globalisasi inilah, belum bisa dipilih-pilih dengan baik sama orang
kita. Budaya-budaya
jadi bercampur-campur, dan kita juga jadi
kehilangan moral sebagai bangsa Timur. Bukannya budaya barat itu gak
bermoral, cuma kan udah jelas berbeda budayanya.”
52. Jika dilihat dari sudut pandangan guru, apa yang menjadi alasan bagi
seorang remaja untuk melakukan hubungan seks bebas?
“Kurang itu pendidikan kewarganegaraan sama agamanya hahaha. Itu
kan balek lagi ke iman dia sendiri cemana, sanggup gak dia supaya gak
melakukan hal itu. Dan itu juga tergantung sama gimana lingkungan
pertemanannya sendiri, apakah dia salah bergaul atau enggak. Kalo kami
guru-guru ini cuma mengajarkan hal-hal yang dirasa baik dan berguna
buat moralnya dia ajanya, sama kayak orangtua fungsinya. Tapi tetap
semua itu balik lagi ke anaknya mau gimana.”
53. Menurut Ibu, apakah pasangan remaja pada saat ini selalu melakukan
hubungan seks di luar nikah?

Universitas Sumatera Utara

194

“Ya enggak semua lah dan enggak selalu, tapi mungkin sebagian besar
sih udah seks bebas sebelum nikah. Ya tapi kalo pacaran ya, paling
enggak ciuman itu udah biasa.”
54. Apakah faktor utama penyebab terjadinya seks bebas?
“ Setiap orang beda-beda sih ya kalo menurut ibu. Tapi kalo menurut ibu
sih, itu semua tergantung gimana cara keluarga dia itu mendidik dia.
Keluarga dan sekolah, apakah keluarga sudah memberikan yang terbaik
untuk penanaman nilai moral anaknya? Kalo sudah, tapi dia masih
menyalah, berarti lingkungan sekolahnya. Sekolah bukan mutlak cuma
guru ya, teman-teman kan juga termasuk di sekolah.”
55. Banyaknya pelaku seks bebas terkhusus pada remaja saat ini, tidak sedikit
juga dari mereka yang pada akhirnya mengalami kehamilan di luar
pernikahan. Menurut Ibu, apakah yang menjadi hambatan bagi para remaja
yang hamil di luar nikah ketika hidup di dalam lingkungan
masyarakatnya?
“Hambatan ya… ya cara dia bersosialisasi dengan lingkungannya lah
nanti gimana. Kalo keluarga, udah lah yakan pada akhirnya keluarga dia
juga akan mensupport dia meskipun dia udah menyalah. Kalo tetangga ini
yang kita gak tau kan, teman-teman dia juga. Karena kan gak semua
orang di jaman sekarang ini yang udah berfikiran terbuka dan modern,
masih ada juga kan yang menganut kali paham-paham dan nilai-nilai
budaya kita, jadi mungkin gak menerima sesuatu yang seperti itu. Ya kalo
ibu sendiri sih memang gak setuju ada seks bebas itu, tapi kalo pada
akhirnya ada yang harus hamil di luar nikah, yaa gak ibu jauhin lah.
Tetap ibu support supaya dia tetap menjaga anaknya, ya jangan sampe
lah digugurkan. Seenggaknya dari situ dia bisa belajar kalo apa yang dulu
dia perbuat itu salah.”

Universitas Sumatera Utara

195

Informan 1

Nama

: Dr. Nurbani, M.Si

Tempat/Tanggal Lahir : Sidikalang, 2 Agustus 1961
Umur

: 55 Tahun

Suku

: Minang

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Dosen

Pertanyaan Umum:

36. Apakah pekerjaan Ibu?
“Jadi dosen.”
37. Lulusan dari universitas apakah Ibu?
“S1 ibu di komunikasi usu lah, kaloo S2 ibu di IPB tapi jurusan
komunikasi pembangunan, S3 ibu juga komunikasi di Unpad. Cuma tigatiganya topik ibuk soal perempuan semua.”
38. Sudah berapa lama Ibu menjadi dosen?
“ Wiih kalo jadi dosen ibuk udah lama lah, hampir 30 tahun. Ibuk juga
ngajar di UMA, di FKM juga. Kalo di UMA, ibuk ngajar psikologi
komunikasi. Kalo di USU udah 30 tahun ngajar, kan SK ibu keluarnya
disini. Mana bole di dua-dua tempat. Kalo di UMA sekali-sekali aja ibu
ngajar, iyaa… kalo dipanggil baru ibu ngajar disana.”
39. Apakah Ibu mencintai pekerjaan Ibu?
“Ya.. suka aja.”
40. Apa alasan Ibu menjadi dosen?

Universitas Sumatera Utara

196

“Hmm kenapa ya… kamu mau yang standart atau yang.. hahaha. Kenapa
ya.. gak tau kayaknya udah tercebur aja kesitu karena ibu dulu sebelum
jadi dosen kan sempat di LSM. Yaa…namanya untuk pengembangan
masyarakat jadi ibu pikir di masyarakat sama di perguruan tinggi juga
sama aja. ”
41. Apakah Ibu sudah berkeluarga?
“Ibu nikah tahun 89.”
42. Berapakah anak Ibu saat ini?
“Tiga anak ibu.. tiga-tiga nya udah sarjana dan sudah bekerja.. belum
menikah.. dua perempuan, satu laki-laki.”
Komunikasi Antarbudaya dan Persepsi Budaya
56. Di dalam keluarga Ibu, apakah Ibu selalu menanamkan nilai-nilai moral
dan budaya kepada anak-anak Ibu?
“ Oh ya jelas. Itu perlu, kalau anak-anak gak diajarkan budaya sama
agama, gak tau nanti mereka moral, gak tau agama nanti.”
57. Pernahkah Ibu mengawasi mereka dalam hal mempelajari seks?
“Gak diawasin, tapi setiap ada nonton tv ada adegan ciuman apa
pegangan tangan itu selalu dikasih penjelasan. Misalnya ada hal-hal yang
boleh dilakukan dan yang enggak, ibu jelasin apalagi dari segi agama ya,
ibu selalu mengajarkan dari segi agama ya karena kan muslim harus tau
mana yang boleh dilakukan dan mana yang enggak. Jadi menurut ibu
takutnya itu harus sama yang di atas, bukan yang di sekitar kita. Mulai
dari kecil kalo mereka mau pergi-pergi selalu ibu kasih cuma pertanyaan
ibu selalu ‘udah bawa mukenah belum?’ buat yang perempuan, kalo yang
laki-laki ‘jangan lupa solat ya nak’, udah itu aja. Kalo sampe sekarang
anak ibu kalo pacaran gak usah di luar, di rumah juga gak papa. Ngapain
pacaran di luar nanti dibawak ke semak-semak. Kalo mereka pacaran
mereka gak harus mengenalkan ke ibu, yang penting ibu tetap buat
mereka nyaman aja.”
58. Bagaimana pandangan Ibu melihat maraknya seks bebas di Kota Medan
ini?

Universitas Sumatera Utara

197

“Ha.. kalo itu ibu gak bisa kasih kesimpulan kesitu. Soalnya kan udah
bebas kali seks bebas disini. Dikit-dikit berhubungan seks, gak tau lagi lah
ibu sama anak jaman sekarang ini. Makanya buat orangtua yang ada di
jaman sekarang itu susah jaga anak-anaknya. Ya harus pande-pandelah
dari kecil udah diajarkan budaya sama moral lah.”
59. Menurut Ibu, apakah seks bebas merupakan sesuatu hal yang wajar
dilakukan atau tidak?
“Ya enggaklah kalo menurut ibu, tapi mungkin menurut sebagian besar
orang udah jadi hal yang wajar .”
60. Di mata Ibu sendiri, bagaimana seks bebas di kalangan masyarakat
sekarang?
“Bagaimana ya... Ya kayak tadi yang ibu bilang, udah bebas kali
sekarang. Gak cuma di Medan aja, tapi di luar-luar sana juga udah bebas
kali kan. Mereka berbuat begitu karena ada kesempatan yang sekarang
ibu rasa udah banyak kali kesempatannya.”
61. Menurut Ibu, apakah berhubungan seks pada saat berpacaran merupakan
suatu hal yang harus dilakukan?
“Enggak harus, enggak boleh pun. Karena ibu sendiri pun kalo sama
anak-anak ibu selalu mengingatkan, jangan ya pacaran di semak-semak.
Kalo mau pacaran ya lebih bagus di rumah, mau nonton atau makan kan
bisa di rumah gak harus ke luar. Jadi biar lebih mudah mengontrolnya
kalo mereka pacaran di rumah. Kalo di luar kan gak tau kita mereka
ngapain. Tapi untungnya anak ibu semuanya kalo pacaran bagus-bagus
aja.”
62. Menurut Ibu, apakah penyebab utama dari pelanggaran kebudayaan di
Kota Medan ini, terkhusus untuk hal seks bebas?
“ Karna menurut ibu penyebabnya bukan cuma dari satu segi, banyak
sekali penyebabnya. Selain dari orangtua, media sosial ini kan ngeri kali
sekarang ini, itu juga bisa jadi pemicunya. Tapi kalo sebenarnya memang
udah ada bekal yang kuat dari si anak dan kalo dia udah paham ya bisa
dia milih mana yang baik mana yang enggak. Kayak ibu sama anak ibu,
kami udah lama gak sama kan pisah-pisah tinggalnya, tapi tetap anak ibu
rajin kami komunikasi, selalu bekabar.”

Universitas Sumatera Utara

198

63. Menurut Ibu, apakah pasangan remaja pada saat ini selalu melakukan
hubungan seks di luar nikah?
“Gak semua lah kan, tapi banyak yang berbuat begitu.”
64. Apakah faktor utama penyebab terjadinya seks bebas?
“ Kalo ibu gak bisa nyalahkan satu-satu sih, semua. Orangtuanya juga
gak ngontrol kan anaknya, padahal sekarang kan pergaulan juga udah
ngeri-ngeri karena terpengaruh budaya luar. Ya istilahnya kan mereka itu
kadang-kadang apa namanya ya.. kepleset, itulah kena godaan setan. Ya
itu makanya menurut ibu kalo agamanya kuat, yaa dia lebih ini sih lebih
tebal bentengnya. Makanya kalo udah mau ke arah-arah sana ya akan
mikir dia.
65. Banyaknya pelaku seks bebas terkhusus pada remaja saat ini, tidak sedikit
juga dari mereka yang pada akhirnya mengalami kehamilan di luar
pernikahan. Menurut Bapak, apakah yang menjadi hambatan bagi para
remaja yang hamil di luar nikah ketika hidup di dalam lingkungan
masyarakatnya?
“Ya tergantung dia tinggal di lingkungan bagaimana dulu. Kalo dia
tinggal di lingkungan yang biasa, modern yaudah lahir aja anaknya.
Sekarang kan banyak juga orang nganggap anak yang lahir tanpa nikah
kan biasa kan, apalah istilahnya single parent. Tapi ya kalo dia tinggal di
lingkungan yang belum modern, kemungkinan besar kehadiran dia dengan
kondisi hamil di luar nikah itu gak diterima. Kalo di lingkungan ibuk
kayaknya gak ada, biasanya kalo udah ketauan biasanya langsung
dinikahkan. ”

Universitas Sumatera Utara

199

Informan 7
Nama samaran

: Ramzi

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 6 September 2000
Umur

: 16 tahun

Pekerjaan

: Pelajar SMA

Suku

: Melayu

Agama

: Islam

Wawancara
Pertanyaan Umum :
1. Apakah Anda memiliki kekasih pada saat ini?
“Enggak kak."
2. Kapan terakhir kalinya Anda memiliki kekasih?

Dokumen yang terkait

Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Seks Bebas Sebagai Gaya Hidup Remaja

4 69 85

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 10 281

KECEMASAN PADA REMAJA HAMIL DI LUAR NIKAH Kecemasan Pada Remaja Hamil di Luar Nikah.

0 0 16

PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH : Studi Kasus pada Dua Remaja yang Hamil Di Luar Nikah di Kota Bandung.

0 4 35

STUDI KASUS PENYESUAIAN DIRI DAN SOSIAL REMAJA HAMIL DILUAR NIKAH.

3 19 315

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 15

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 2

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 11

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 22

Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil Diluar Nikah (Studi Kasus Kualitatif Persepsi Masyarakat Terhadap Seks Bebas dan Remaja Hamil di Luar Nikah di Kota Medan)

0 0 2