Analisa Paparan Panas dan Redesign Personal Protective Clothingpada Pekerja Reduction Plantdi PT. Indonesia Asahan Aluminium

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1

Sejarah Perusahaan
Kegagalan upaya pemanfaatkan potensi sungai Asahan yang mengalir dari

Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik, pada
masa pemerintahan Hindia-Belanda, membuat pemerintah Republik Indonesia
bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di
sungai tersebut.
Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari
Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang laporan tentang studi
kelayakan Proyek PLTA dan Aluminium Asahan. Laporan tersebut menyatakan
bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai
pemakai utama dari listrik yang dihasilkannya.
Tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan
yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari pemerintah Jepang untuk proyek
ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 perusahaan penanam modal Jepang
menandatangani perjanjian induk untuk PLTA dan pabrik peleburan aluminium

asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan proyek asahan. Dua belas
perusahaan penanam modal Jepang tersebut adalah: Sumitomo Chemical
Company Ltd, Sumitomo Shoji Khaisa Ltd, Nippon Light Metal Company Ltd, C
Itoh & Co, Ltd, Nissho Iwai Co, Nichimen Co., Ltd, Showa Denko K.K,

II-1
Universitas Sumatera Utara

II-2

Marubeni

Corporation,

Mitsubishi

Chemical

Industries


Ltd,

Mitsubishi

Corporation, Mitsui Aluminium Co, Ltd, Mitsui & Co, Ltd
Penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua
belas perusahaan penanam modal tersebut bersama pemerintah Jepang
membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd
(NAA) yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 November 1975.
Tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM),
sebuah perusahaan patungan antara pemerintahan Indonesia dan Nippon Asahan
Aluminium Co.,Ltd, didirikan di Jakarta. INALUM adalah perusahaan yang
membangun dan mengoperasikan proyek asahan sesuai dengan perjanjian induk.
Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium
Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Bulan Oktober
1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987
menjadi 41,13% dengan 58,87%. Sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan
58,88%.
Melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, pemerintah Indonesia
kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya

Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil pemerintah yang
bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan proyek
asahan. INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan yang bergerak
dalam industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar 411 milyar Yen.
Selanjutnya pemerintah Indonesia melakukan suatu langkah besar dengan
melakukan nasionaliasi terhadap PT INALUM per 1 November 2013. Langkah ini

Universitas Sumatera Utara

II-3

diambil setelah pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan termination
agreement (pengakhiran kerjasama) 30 tahun pengelolaan PT INALUM yang
berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan Jepang dalam Master
Agreement for the Asahan Hydroelectric and Aluminium Project (MA) pada 7 Juli
1975, kontrak kerjasama berakhir pada 31 Oktober 2013. Disepakatinya proses
termination agreement dilakukan pada 9 Desember 2013. Proses pengambil alihan
saham sendiri butuh waktu 10 hari dan selesai pada 19 Desember 2013. Setelah
diakuisisi oleh pemerintah Indonesia, pengelolaan PT INALUM (Persero) berada
dibawah Kementerian BUMN sesuai peraturan perundang-undangan. DPR juga

menerima keinginan pemerintah Provinsi Sumatera Utara beserta 10 kabupaten
dan kotamadya di daerah strategis proyek asahan untuk berpartisipasi memiliki
saham di PT INALUM (Persero), dengan catatan kepemilikan Pemerintah RI
dipertahankan minimal 70 persen. Berikut ini adalah logo PT INALUM dapat
dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Logo PT INALUM

Universitas Sumatera Utara

II-4

2.2

Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT Indonesia Asahan Aluminium (PT INALUM) terdiri dari Pabrik

Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten
Batubara dan PLTA Sungai Asahan di Paritohan, Kecamatan Pintu Pohan
Meranti, Kabupaten Toba Samosir beserta seluruh prasarana yang diperlukan

untuk kedua proyek, seperti: pelabuhan, jalan-jalan, perumahan karyawan,
sekolah, mesjid, gereja, sarana olahraga dan lain-lain, dengan investasi
keseluruhannya mencapai + 411 milyar yen.

2.3

Lokasi Perusahaan
PT INALUM berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka,

Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara. Peta lokasi pabrik peleburan
aluminium dapat dilihat pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 Peta Lokasi Pabrik Peleburan

2.4

Daerah Pemasaran
Produk yang dihasilkan oleh PT INALUM adalah aluminium batangan

(Ingot). Berat per batangnya adalah 22,7 kg. PT INALUM menghasilkan 2 jenis


Universitas Sumatera Utara

II-5

kualitas produk, yaitu 99,90% dan 99,70%. aluminium batangan PT INALUM
terdaftar pada London Metal Exchange (LME) tanggal 23 September 1987.
Aluminium batangan (ingot) yang dihasilkan dipasarkan ke seluruh Indonesia dan
ke luar negeri seperti Jepang, China, dan Korea.

2.5

Organisasi dan Manajemen
Hubungan dan kerja sama dalam organisasi dituangkan dalam suatu

struktur organisasi. Struktur organisasi menunjukkan satuan-satuan organisasi dan
garis wewenang, sehingga batasan-batasan tugas dan tanggung jawab dari setiap
personil dalam organisasi dapat dilihat dengan jelas. Selain itu masing-masing
personil mengetahui dari mana mendapat perintah dan kepada siapa harus
mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya.


2.5.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan perwujudan dari hubungan-hubungan di
antara fungsi-fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang saling berhubungan.
Batas tanggung jawab setiap orang dituangkan dalam job description. Tipe
struktur organisasi pada PT INALUM merupakan struktur organisasi lini
fungsional. Struktur organisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang
sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Struktur organisasi ini membantu perusahaan dalam hal mengarahkan program
kerja secara jelas dan cepat. Penggambaran stuktur organisasi PT INALUM dapat
dilihat pada Gambar 2.3

Universitas Sumatera Utara

II-6

Administrasi

Direktur Umum
dan Sumber Daya

Manusia

Umum dan CSR
Administrasi SDM dan Welfare

Pemegang Saham
Pengembangan SDM

Treasury
Komisaris

Dewan Komisaris
Direktur Keuangan

Budgetting & Accounting

Logistik
Dewan Direksi

Proyek Pengembangan

Direktur
Pengembangan
dan Bisnis

Direktur Utama

Perencanaan Strategis

Marketing dan sales

Reduksi dan Penuangan
Karbon
Pemeliharaan
Direktur Operasi
Engineering
Operasi PLTA dan Distribusi
Pemeliharaan PLTA

Wakil Manajemen


Pengawasan Internal

Sekretaris Perusahaan

Legal dan Kepatuhan

Pengadaan

Auditor Internal

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT INALUM

2.6

Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.6.1

Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang bekerja di PT. INALUM seluruhnya berjumlah


2.305 orang yang tersebar, baik di pabrik peleburan, pembangkit listrik, kantor
perwakilan, serta kantor pusat di Jakarta. Distribusi jumlah karyawan pada setiap
lokasi perusahaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1

Universitas Sumatera Utara

II-7

Tabel 2.1 Tenaga Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja
No.
Departemen
1
Jakarta
2
Medan
3
Pabrik Peleburan
4
Pembangkit Listrik
Sumber: PT. INALUM

Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
38
13
1.998
256

2.6.2 Jam Kerja
Jam kerja yang berlaku di PT INALUM, khususnya di Pabrik Peleburan
Aluminium Kuala Tanjung terbagi atas dua, yaitu :
1.

Day time
Waktu ini berlaku untuk karyawan yang bekerja di kantor (administrasi),
yaitu mulai pukul 08.00 sampai 16.00 wib pada hari Senin sampai dengan
hari Jumat, dan istirahat mulai dari pukul 12.00 sampai 13.00 wib. Pada hari
Sabtu bekerja dari pukul 08.00 sampai 12.00 wib tanpa istirahat. Khusus
untuk hari Sabtu, setiap dua minggu karyawan mendapat giliran libur secara
bergantian. Libur ini disebut dengan istilah “Sabtu off”.

2.

Shift time
PT. INALUM adalah perusahaan yang berproduksi selama 24 jam nonstop,
maka untuk karyawan yang bekerja di lantai produksi (pabrik), waktu kerja
dibagi atas 3 (tiga) shift kerja. Karyawan yang bekerja untuk mengisi ketiga
shift tersebut dibagi atas 3 kelompok (team), yang jadwalnya diatur oleh
perusahaan. Pembagian shift kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2

Shift
I

Tabel 2.2 Pembagian Shift Kerja
Bekerja
Istirahat
Bekerja
00.00 – 03.00 03.00 – 04.00 04.00 – 08.00

Universitas Sumatera Utara

II-8

II
III

08.00 – 12.00
16.00 – 18.30

12.00 – 13.00
18.30 – 19.30

13.00 – 16.00
19.30 – 24.00

Sumber: PT. INALUM

Pada pembagian kerja, setiap karyawan melakukan pekerjaan yang tetap
selama minggu tersebut, kemudian mengerjakan pekerjaan lain pada minggu
berikutnya, sesuai pembagian tugas pada stasiun kerja mereka.

2.7

Sistem Pengupahan dan Fasilitas lainnya
Sistem pengupahan yang digunakan, PT INALUM memegang prinsip-

prinsip kesamaan hak, seperti berikut:
1.

Setiap karyawan dengan posisi dan kontribusi yang sama harus mendapatkan
perlakuan yang sama baik berupa imbalan maupun hukuman.

2.

Perusahaan akan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi
dan menjatuhkan sanksi yang setimpal bagi karyawan yang tidak disiplin.
Kompensasi yang diterima karyawan PT INALUM secara umum terbagi

atas:
1.

Gaji, terdiri atas :
a. Gaji Pokok
Besarnya nilai gaji pokok yang diterima setiap personil karyawan PT

INALUM ditetapkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut :
i. Berdasarkan pangkat dan jabatan (posisi pada perusahaan)
ii. Berdasarkan lamanya telah bekerja pada perusahaan
iii. Berdasarkan lamanya menduduki suatu jabatan.
2.

Tunjangan-tunjangan, antara lain :

Universitas Sumatera Utara

II-9

a. Tunjangan pangkat
b. Tunjangan jabatan
c. Tunjangan evaluasi
d. Tunjangan keluarga
e. Tunjangan perumahan
f. Tunjangan pengangkatan
g. Tunjangan lokasi kerja
h. Tunjangan bantuan khusus untuk Perumahan
3.

Insentif, terbagi atas :
a. Insentif kerja gilir
b. Insentif pekerjaan khusus
c. Insentif siaga
d. Insentif panggilan darurat
e. Insentif area khusus

4.

Fringe Benefit, terbagi atas :
a. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawannya antara

lain :
i.

Fasilitas perumahan

ii. Fasilitas transportasi
iii. Fasilitas pengobatan/perawatan
iv. Fasilitas rekreasi
v.

Sarana olahraga

Universitas Sumatera Utara

II-10

vi. Sarana ibadah
vii. Fasilitas pinjaman jangka panjang dan jangka pendek.
b. Kesejahteraan
Bantuan kesejahteraan diberikan perusahaan berupa :
i.

Dana jamsostek

ii. Bantuan suka duka
c. Awarding
Merupakan suatu bentuk kompensasi yang didasarkan atas prestasi kerja
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.
d. Bonus
Dibagi ababila perusahaan mendapat keuntungan yang besar dari
penjualan hasil produksinya, maka sebagai rasa terima kasih kepada
karyawannya, perusahaan memberikan bonus.

2.8

Proses Produksi
Bagian utama dari PT INALUM adalah Pabrik Peleburan Aluminium.

Produk utama yang dihasilkan dari pabrik peleburan ini adalah Aluminium Ingot
atau Aluminium batangan, dimana dalam proses pembuatannya ditunjang oleh 3
bagian utama, antara lain :
1.

Bagian Karbon, merupakan unit yang melakukan pembuatan blok anoda
karbon yang nantinya akan digunakan pada proses elektrolisa.

2.

Bagian Reduksi, yaitu unit yang melaksanakan peleburan aluminium dengan
proses elektrolisa.

Universitas Sumatera Utara

II-11

3.

Bagian Penuangan, merupakan bagian

yang melakukan pencetakan

aluminium cair menjadi aluminium ingot (batangan).

2.8.1

Standar Mutu Produk
Standar mutu aluminium ingot yang dihasilkan PT INALUM dapat dilihat

pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Standar Mutu Aluminium Ingot

2.8.2

Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan oleh PT INALUM dalam menghasilkan produk

adalah sebagai berikut:
1.

Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk,

ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan dengan
bahan-bahan lain. Bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.

Alumina

Universitas Sumatera Utara

II-12

Alumina (Al 2 O 3 ) diperoleh dari pengolahan biji bauksit dengan proses Bayer.
Spesifikasi alumina yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.3
Tabel 2.3 Spesifikasi Alumina yang Digunakan
Item
Loss on Ignition (300-1000°C)
SiO 2
Fe 2 O 3
TiO 2
Na 2 O
CaO
Al 2 O 3 (dalam keadaan kering)
Spesific Surface Area
Particle Size
+ 100 mesh
+ 150 mesh
- 325 mesh
Water Contents 110 oC
Tamped Density
Untamped Density
Angle of Repose

b.

Satuan
%
%
%
%
%
%
%
m2/g

Spesifikasi
0,90 maks
0,015 maks
0,012 maks
0,005 maks
0,400 maks
0,030 maks
98,70 maks
60 – 80

%
%
%
%
Gr/cc
Gr/cc
Deg

2,0 maks
22-35
8.5 maks
0.76 maks
1,2 maks
1,0 maks
33 maks

Anoda Karbon
Anoda karbon berfungsi sebagai reduktor dalam proses elektrolisis alumina.

Anoda karbon diproduksi pada pabrik karbon (carbon plant). Komposisi karbon
terdiri dari 60% kokas minyak, 15% hard pitch, dan 20% butt (puntung anoda).
2.

Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan pada proses produksi

dengan persentase lebih rendah dari pada bahan utama dan tidak dapat dibedakan
dengan jelas pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan pada proses
produksi di PT INALUM adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

II-13

a.

Kriolit
Kriolit dapat mengandung CaF 2 dan AlF 3 yang dapat membentuk kriolit
Na 3 AlF 6 .

b.

Soda Abu (Na 2 CO 3 )
Soda abu berfungsi memperkuat struktur katoda dan dinding samping agar
sulit tererosi.

c.

Aluminium Fluorida (AlF 3 )
Aluminium fluorida berfungsi menjaga keasaman bath dan merupakan bahan
yang dituangkan secara manual jika kelebihan AlF 3 kurang di dalam bath

2.8.3

Uraian Proses Produksi
Uraian proses produksi yang terjadi dalam pot reduksi adalah sebagai

berikut:
1.

Baking (Preheating)
Baking adalah pemanasan permukaan blok katoda secara bertahap, tujuannya

menghindari thermal shock yang mungkin terjadi bila pot yang masih dingin tibatiba dioperasikan pada temperatur tinggi. Secara umum ada dua metoda proses
baking yang digunakan saat ini, yaitu :
a.

Reduction Cell Electrical Bake-out atau Resistance Preheating atau Coke Bed
Preheating
Metode ini diterapkan terhadap pot yang telah direkonstruksi sebagian atau

penuh (partial or full reconstruction) tanpa ada sisa bath dan metal beku di dalam
pot tersebut. Pemanggangan dilakukan dengan menggunakan arus listrik dan

Universitas Sumatera Utara

II-14

shunt resistor dan berlangsung sampai distribusi temperatur pada permukaan
katoda mencapai ± 800 sampai 900 oC (± selama 72 jam, tergantung dimensi pot
dan kuat arus yang dipakai). Selain itu metode ini juga menggunakan coke (kokas)
sebagai media penghantar arus/panas dari anoda ke katoda dan sebagai isolasi
terhadap oksidasi.
b.

Reduction Cell Fuel Bake-out atau Fuel Fired Baking atau Thermal
Preheating
Metode kedua ini adalah metode baking yang menggunakan minyak atau gas

LPG sebagai bahan bakar dan dilengkapi dengan burner (semacam nozzle untuk
menginjeksikan nyala api/panas ke dalam pot). Gas Baking System termasuk ke
dalam kelompok metode ini dan menggunakan gas LPG sebagai bahan bakar di
dalam prosesnya.
Aluminium smelter (pabrik peleburan aluminium) di negara maju yang krisis
energi listrik banyak menggunakan metoda gas baking pada setiap proses baking
sehingga mereka tidak lagi menggunakan arus listrik pada saat baking tetapi
memanfaatkan arus tersebut untuk meningkatkan produktivitas (produksi
aluminium cair). Apalagi kalau smelter tersebut tidak memiliki fasilitas
pembangkit listrik sendiri (alias membeli listrik dari perusahaan lain), mereka
akan cenderung menggunakan metoda gas baking untuk proses pemanggangan
pot. Hal ini disebabkan karena harganya (total cost) jauh lebih murah dan hasilnya
cukup memuaskan apabila ditinjau dari segi distribusi temperatur pada permukaan
lining pot.

Universitas Sumatera Utara

II-15

PT INALUM dari awal pengoperasiannya menggunakan metode electric
baking untuk proses pemanggangan pot. Sejak tanggal 23 sampai 26 April 2002
dilakukan uji coba metoda gas baking dengan hasil yang cukup memuaskan.
Sekarang ini, PT INALUM menggunakan electric dan gas baking system untuk
pemanggangan pot. Pemilihan metode baking tergantung pada ketersediaan energi
listrik dan LPG. Gas baking system yang dilakukan PT INALUM saat ini
bertujuan

untuk

mempersiapkan

suatu

sistem

restart

up

pot

cut-out

(menghidupkan kembali pot yang sudah mati) yang cepat, aman, dan biaya rendah
dalam mengantisipasi gangguan terhadap arus listrik untuk jangka waktu yang
lama, dimana sejumlah besar pot harus di-cut-out (dimatikan).
2.

Start-up
Setelah operasi baking yang berlangsung selama 72 jam (3 hari) atau pada

akhir masa operasi baking, temperatur blok katoda sekitar 750 0C dan siap untuk
start-up.
3.

Transisi
Transisi adalah masa peralihan dari start-up menuju operasi normal. Selama

transisi, komposisi bath, tinggi metal dan tinggi bath, harus dijaga sesuai dengan
standarnya. Masa transisi, terjadi pembentukan kerak samping yang berguna
sebagai pelindung dinding samping dari serangan bath yang korosif. Akhir masa
transisi, heat balance di dalam pot diharapkan sudah stabil. Meskipun masa
transisi hanya berlangsung 35 hari pengaruhnya terhadap umur dan kestabilan pot
cukup besar.

Universitas Sumatera Utara

II-16

4.

Operasi Normal
Memasuki operasi normal kondisi pot diharapkan sudah stabil. Pekerjaan-

pekerjaan utama yang biasa dilakukan antara lain:
a.

Penggantian anoda dan penaikan busbar anoda
Anoda di dalam pot berjumlah 18 buah, dengan masa pakai tiap anoda 28
hari. Agar tegangan pot tetap stabil, penggantian anoda harus diatur, tiap
harinya 1 anoda yang boleh diganti. Anoda pojok (A, H dan J atau 18, 1 dan
9), 1 hari berikutnya tidak ada penggantian anoda. Busbar anoda adalah
batangan aluminium penghantar listrik, tempat menjepitkan rod anoda.
Busbar anoda dapat bergerak turun naik menggerakkan seluruh anoda.
Disebabkan dilakukan metal tapping setiap 4 shift, maka busbar anoda akan
turun. Secara berkala (± 14 hari sekali) busbar anoda harus dinaikkan pada
posisinya semula. Saat ini penggantian anoda dan penaikan busbar ini
dilakukan dengan bantuan ACC.

b.

Pengambilan metal cair (metal tapping – MT)
Metal cair hasil proses produksi, setiap hari diambil dengan disedot dengan
menggunakan ladel metal yang digantungkan pada ACC. Banyaknya metal
yang diambil dari setiap pot disesuaikan dengan tinggi metalnya dan kondisi
pot itu sendiri, besarnya ± 1,4 ton perhari atau 1,8 – 1,9 ton per 32 jam.

c.

Pemasukan material
AlF 3 merupakan aditif yang dimasukkan setiap hari, untuk mengimbangi
penguapan gas fluorida dan menjaga komposisi bath tetap stabil. Fungsi
utamanya menurunkan temperatur liquidus bath, sehingga pot bisa

Universitas Sumatera Utara

II-17

dioperasikan pada temperatur yang lebih rendah. Pemasukan AlF 3 ke dalam
pot, dilakukan dengan AlF 3 car.
d.

Pemecahan kerak tengah dan pemasukan alumina
Pemecahan kerak tengah dilakukan oleh blade, sedangkan pemasukan
alumina ke dalam bath sebanyak kira-kira 20 kg dilakukan melalui gate
alumina di bagian tengah pot. Pekerjaan ini dikontrol secara kontinu oleh
komputer.
Pengontrolan voltage dan penanggulangan noise

e.

Agar temperatur pot tetap terjaga, maka tegangan pot yang sebanding dengan
energi input perlu dikontrol terus menerus. Pekerjaan-pekerjaan di atas
dikontrol oleh komputer.

2.9

Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan produksi di PT

INALUM adalah sebagai Tabel 2.4
Tabel 2.4 Mesin dan Peralatan
No

Nama Mesin

1
2
3
4
5

Melting Furnance
Holding Furnance
Combination Strapping Tools
Crane
Alat Penimbang

Jumlah
(Unit)
510
1
6
6
2

Kontrol

Kapasitas

Otomatis
Otomatis
Manual
Manual
Otomatis

1 ton/jam
30 ton
1,7 ton
20 ton
40 ton

Universitas Sumatera Utara

2.9.1

Utilitas
Utilitas adalah segala sesuatu yang digunakan agar proses yang terjadi

dapat berjalan dengan efektif dan ekonomis guna mendapatkan hasil yang
optimal. Sarana utilitas digunakan untuk meningkatkan mutu, memelihara
peralatan,

menjaga

keseimbangan

dalam

proses

pengolahan

disamping

penggunaan utama sebagai penggerak peralatan. Demi kelancaran kegiatan
produksi, maka diperlukan unit pendukung seperti dibawah ini:
1.

Ruang Pendinginan Dross (Dross Cooling Room)
Luas ruangan : 360 m2
Luas kamar pendingin : (5 m x 8 m/kamar) x 3 kamar = 120 m2
Luas jalan : 4 m x 30 m = 120 m2
Struktur bangunan : Rangka baja dan dinding asbes

2.

Peralatan Penyedia Minyak Berat
a.

Tangki penyimpanan minyak berat, berjumlah satu unit terbuat dari baja
dengan atap dan tipe tangki yang berada diatas tanah.

b.

Pompa pengisian minyak berat, 2 buah (1 persediaan), tipe pompa
motor kopel langsung, kapasitas 0,3 m3/jam, tekanan 5 kg/cm2.

3.

Peralatan Persediaan LPG
Peralatan ini digunakan untuk mengirim LPG yang akan digunakan pada alat

pembakar pada burner untuk dapur pelebur, dan juga digunakan untuk
memanaskan saluran tuang serta cetakan ingot 50 lb pada mesin pencetak.
Peralatan ini terdiri dari tabung-tabung LPG, alat pengatur tekanan, jaringan pipa
dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

II-19

4.

Jaringan Pipa-Pipa Air Industri
Tekanan pengaliran : 3 kg/cm2
Volume pengaliran : 38,5 m3/jam
Volume air yang disirkulasikan : total keseluruhan pompa 495,8m3/jam

5.

Peralatan Menara Pendingin (Cooling tower)
Peralatan menara pendingin terdiri dari:
a. Menara Pendingin (Cooling tower)
Jumlah : 1 unit
Tipe : aliran silang dengan ventilasi
Kapasitas : max 500 m3/jam x 1 ruang
Temperatur : tempertur masuk 45˚C dan temperatur keluar 28˚C
Rangka : rangka bangunan kayu
b. Kipas menara pendingin : 1 unit, kapasitas 10360 m3/jam.
c. Pompa air panas (P1) untuk memompakan air panas dari casting machine
ke cooling tower : 2 unit , dengan tipe motorkopel langsung, kapasitas 500
m3/jam, tekanan pengaliran 1,5 kg/cm2.
d. Pompa air pendingin (P2) untuk memompakan air dingin dari kolam
pendingin ke casting machine : 3 unit, dengan tipe motorkopel langsung,
kapasitas langsung 250 m3/jam tekanan pengaliran 2,5 kg/cm2.
e. Pompa air pendingin (P3) untuk memompakan air pendingin ke silinder
hidrolik di bawah dapur : 2 unit (1 stand by), tipe motorkopel langsung
dengan kapasitas 20 m3/jam, tekanan pengaliran 2,5 kg/cm2.

Universitas Sumatera Utara

II-20

f. Kolam air panas : terbuat dari semen beton dengan ukuran 6m x 5m x
4,5m
g. Kolam air dingin : terbuat dari semen beton dengan ukuran 9,6m x 6m x
2,2m.

2.10

Safety and Fire Protection
Beberapa jenis safety protector atau pelindung keselamatan kerja yang

digunakan PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), adalah sebagai berikut:
1.

Helm
Sebagai pengaman kepala dari benturan dan benda-benda yang jatuh dari atas.

2.

Sarung Tangan
Sebagai pelindung jari atau tangan dari bahan yang panas, bahan kimia yang
beracun dan berbahaya, atau ketika melakukan pekerjaan yang memotong.

3.

Kacamata
Sebagai pelindung mata dari debu, sinar ultraviolet dan radiasi.

4.

Masker
Sebagai pelindung paru-paru dan saluran pernafasan dari debu dan gas
beracun.

5.

Kaca Pelindung Muka
Sebagai pelindung muka dari logam yang panas, dan api atau sinar pada saat
mengelas dan proses pengisian aluminium cair ke dalam dapur (Charging).

6.

Tutup Telinga
Sebagai pelindung telinga dari kebisingan di pabrik.

Universitas Sumatera Utara

II-21

Gambar 2.5 Pakaian Kerja PT. INALUM

Spesifikasi untuk jenis kain yang digunakan oleh PT. INALUM dalam
pakaian kerja.
Tabel 2.5 Jenis Kain Personal Protective Clothing PT. INALUM
No
1

Jenis Kain Berat
Katun 60%
141,5
+ Tyveex
(g.m-2)
40%

Ketebalan

Nilai Clo

Warna

Keluaran

0,55 (mm)

1,00 Clo

Biru

PT.
Paragon

Sumber : Departemen SGP (Smelter General Procurement) PT. INALUM

2.11

Pengolahan Limbah
Limbah – limbah yang dihasilkan pada proses produksi pada PT INALUM

terdiri dari tiga bagian yaitu:

Universitas Sumatera Utara

II-22

1.

Proses Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan operasional pabrik dikumpulkan
pada tempat penyimpanan sementara, dan tempat penyimpanan ini ditutup
dengan baik. Limbah padat ini pada umumnya ditanam ditempat yang sudah
ditentukan.

2.

Proses Pengolahan Limbah Cair
Limbah cair diolah dengan cara pengolahan atau pemurnian air industri pada
Water Purifying Facilities. Setelah diolah dan dimurnikan air ini kemudian
digunakan kembali baik untuk keperluan industri, maupun keperluan
konsumsi.

3.

Proses Pengolahan Limbah Gas
Proses pengolahan limbah gas dengan proses dry scrubbing system (sistem
pembersih gas kering), dimana alumina sebagai adsorbent direaksikan dengan
gas buang (HF) didalam sebuah reaktor. Gas yang dilepas dari tungku reduksi
termasuk flourida dan debu dihisap ke dalam sistem pembersih gas kering
dengan ventilator penghisap melalui pipa gas.

Universitas Sumatera Utara