Pola Asuh Orang Tua dan Penguatan Guru A (1)

POLA ASUH ORANG TUA DAN PENGUATAN GURU: ADAKAH PENGARUHNYA
TERHADAP MINAT BACA SISWA SD?
Amelia Fahrunisa
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Email: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua dan penguatan
(reinforcement) guru terhadap minat baca siswa di sekolah dasar. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan metode ex-post facto. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa skala psikologi untuk mengumpulkan data penguatan guru, pola asuh
orang tua, dan minat baca. Uji prasyarat analisis yang dilakukan adalah uji normalitas, uji linieritas,
dan uji multikolinieritas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi ganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pola asuh orang tua secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap minat baca dengan sumbangan 12,15%; (2) penguatan guru secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap minat baca dengan sumbangan 4,15%; dan (3) pola asuh orang tua dan
penguatan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat baca dengan sumbangan sebesar
16,3%.
Kata Kunci: penguatan, pola asuh orang tua, minat baca
REINFORCEMENT AND PARENTING: IS THERE AN EFFECT ON STUDENT’S
READING INTEREST IN ELEMENTARY SCHOOL?
Abstract: This study aims to determine the effect of parenting and teacher’s reinforcement on
student’s reading interest of elementary school. The type of this research is quantitative research

with ex-post facto method. Data collection techniques used in this study are psychological scales
to collect data of teacher’s reinforcement, parents' parenting patterns, and reading interests. The
prerequisite analysis test is the normality test, linearity test, and multicollinearity test. Data
analysis technique used is multiple regression. The results of this study indicate: (1) parenting is
literally partial have significant affect on reading interest for 12,15%, (2) reinforcement is literally
partial have significant affect on reading intererst for 4,15%, (3) parenting and reinforcement is
simultaneous have significant affect on reading interest for 16,3%.
Keywords: reinforcement, curiosity, reading motivation
PENDAHULUAN
Pentingnya minat baca siswa harus
terus diupayakan saat ini. Mengingat minat
baca siswa di Indonesia ini masih rendah
(Connor, Morrison, & Petrella, 2004; Elley,
1992; Warsono, 1998). Hal tersebut juga
dibuktikan dengan studi “Most Littered
Nation In the World” yang dilakukan oleh
Central Connecticut State University pada
Maret
2016,
Indonesia

dinyatakan
menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara

soal minat membaca. (Gewati, 2016).
Kondisi tersebut tentu memprihatinkan.
Sejalan dengan hal di atas, kebiasaan
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam
membaca masih terbilang sangat rendah. Di
Asia Tenggara (ASEAN) saja, Indonesia
menempati urutan ketiga terbawah di
kawasan ASEAN. Berdasarkan pada hasil
survei United Nations Educational, Scientific
and Cultural Organization (UNESCO) pada
2

Untuk menumbuhkan minat baca
pada anak, orang tua harus berperan aktif.
Karena seperti kita ketahui keluarga
merupakan pusat pendidikan yang pertama
dan utama (Semiawan, 2009; Siswoyo &

dkk, 2015). Pendidikan tersebut termasuk
untuk mendidik anak dalam menumbuhkan
minat baca. Berbicara tentang orang tua pasti
tidak terlepas dari pola asuh. Pola asuh yang
diterapkan setiap keluarga berbeda. Pola asuh
tersebut dapat mempengaruhi minat baca
anak.
Pola asuh dibedakan menjadi tiga
yaitu pola asuh pola asuh otoriter dan pola
asuh permisif, dan pola asuh autoritatif
(Sugihartono & dkk, 2015). Ketiga pola asuh
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.
Anak dalam pola asuh otoriter seringkali
merasa cemas akan perbandingan sosial,
tidak mampu memulai suatu kegiatan, dan
memiliki kemampuan sosial yang rendah
(Santrock, 2007). Dalam pola asuh permisif
orang tua tidak ikut campur dalam kehidupan
anak (Santrock, 2007). Sedangkan, pola asuh
autoritatif anak diberikan kebebasan tetapi

tetap bertanggung jawab (Dariyo, 2011;
Hurlock, 1999; King, 2010). Hal tersebut
menunjukkan bahwa dalam mengambil suatu
keputusan, antara anak dengan orang tua
saling berkomunikasi terlebih dahulu karena
mengedepankan demokrasi.
Dalam pembelajaran, guru lebih
banyak menitikberatkan pengetahuan atau
kaidah bahasa dan kurang melatih siswa
dalam keterampilan menggunakan bahasa
(Mustadi & Astuti, 2014). Salah satu
keterampilan tersebut adalah membaca. Hal
tersebut membuat membaca tidak terlalu
dibiasakan
karena
guru
lebih
mengedepankan kaidah bahasa. Untuk itu,
penguatan yang diberikan guru kepada siswa
dalam pembelajaran perlu diterapkan karena

dapat mempengaruhi minat baca siswa.
Memberi penguatan sebagai respon verbal
ataupun non verbal atas perilaku dapat
mendorong munculnya peningkatan kualitas

2011, indeks tingkat membaca masyarakat
Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya,
hanya ada satu orang dari 1000 penduduk
yang masih ‘mau’ membaca buku secara
serius (tinggi). Sedangkan rata-rata indeks
tingkat membaca di negara-negara maju
berkisar antara 0,45 hingga 0,62. Kondisi ini
menempatkan Indonesia pada posisi 124 dari
187 negara dalam penilaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) (Fikri &
Syahruddin, 2015).
Hasil observasi dan wawancara di
lapangan juga menunjukkan hal yang sama.
Minat baca siswa kelas tinggi rendah. Hal
tersebut dibuktikan dengan beberapa hal

yaitu: (1) siswa jarang meminjam buku di
perpustakaan; (2) siswa lebih memilih
menghabiskan waktu istirahat di sekolah
dengan membeli jajanan dan bermain; (3)
hanya sebagian siswa yang memiliki banyak
koleksi buku bacaan; (4) anak lebih suka
bermain gadget dari pada membaca karena
kurangnya pengawasan orang tua; dan (5)
kurangnya
penguatan
guru
untuk
membudayakan membaca pada anak.
Berdasarkan permasalahan yang
ditemukan di atas, minat baca perlu
ditumbuhkan sejak dini agar membaca bisa
membudaya pada diri anak. Sejalan dengan
hal itu, minat adalah kecenderungan atau rasa
ketertarikan yang tetap terhadap suatu hal
atau kegiatan (Crow, Lester, & Alice, 1984;

Depdiknas, 2008; Meichati, 1978; Purwanto,
2007; Slameto, 2010; Syah, 2009; Winkel,
2009).
Pendapat lain dari Stiggins, (1994)
mengemukakan minat merupakan salah satu
dimendi aspek afektif yang berperan dalam
kehidupan belajar siswa. Salah satu cara
untuk belajar adalah dengan membaca. Minat
baca dapat diartikan sebagai kecenderungan
atau rasa ketertarikan yang tetap terhadap
membaca. Membaca akan menambah
wawasan anak. Selain itu, membaca
digunakan untuk memperoleh pesan dari
penulis melalui bahasa tulis (Tarigan, 2008).
3

perilaku seseorang (Marno & Idris, 2008;
Mulyasa, 2011; Sanjaya, 2009; Soemantri &
Permana, 1999). Salah satu hal yang
membutuhkan respon verbal maupun non

verbal agar membudaya dalam diri siswa
adalah minat baca. Pemberian penguatan
tersebut dapat dilakukan oleh guru di
sekolah.
Terkadang siswa malas membaca tidak
memiliki minat dan tidak membaca bila
belum disuruh. Untuk itu, penguatan guru
diperlukan.
Memberikan
penguatan
sepertinya sederhana, yaitu dengan guru
memberikan tanda persetujuan terhadap
tingkah laku siswa yang dinyatakan dalam
bentuk penguatan verbal dan nonverbal,
seperti pujian, senyuman, anggukan atau
memberi hadiah secara material. (Marno &
Idris, 2008). Akan tetapi, keterampilan
memberi penguatan akan terasa sulit
dilakukan apabila guru sendiri tidak
memahami cara dan makna yang ingin

dicapai.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Analisis Deskriptif
Variabel Pola asuh orang tua (X1)
Pola asuh
orang tua (X1)
diungkapkan menggunakan skala sebanyak
19 item, dengan sebaran skor untuk masingmasing item 1-4. Setelah dilakukan
pengambilan data variabel pola asuh orang
tua,
maka
deskripsi
data
ukuran
kecenderungan memusat sebagai berikut.
Data
Ukuran
Tabel

1..Deskripsi
Kecenderungan Memusat serta
Ukuran Variabilitas Pola asuh
orang tua
Mean

Med

Mode

SD

Var

Min

Max

59,26


59,00

59,00

7,54712

56,959

37

75

Berdasarkan tabel di atas, dapat
dideskripsikan sebagai berikut: skor terendah
= 37; skor tertinggi = 75; variance= 56,959;
simpangan baku = 7,54712; mode = 59;
median = 59,00; mean = 59,26. Untuk
mengetahui kecenderungan rata-rata skor
variabel pola asuh orang tua adalah dengan
cara mengkategorikan skor rerata ideal yang
seharusnya diperoleh. Jumlah butir yang
dipakai untuk variabel ini yaitu 19 dengan
sebaran skor 1-4, sehingga diperoleh skor
maksimal 75 dan skor minimum 37.

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode ex-post facto.
Penelitian ini dilakukan di seluruh SD yang
ada di Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul
dengan jumlah 6 sekolah. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V
sekolah dasar di desa Gilangharjo yang
berjumlah 198 siswa dengan sampel
berjumlah 160 siswa yang diambil secara
acak dengan menggunakan rumus Slovin.
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa skala psikologi
untuk mengumpulkan data pola asuh orang
tua, penguatan guru, dan minat baca. Uji
prasyarat analisis yang dilakukan adalah uji
normalitas,
uji
linieritas,
dan
uji
multikolinieritas. Teknik analisis data yang
digunakan adalah regresi ganda.

Gambar 1. Histogram Pola Asuh Orang Tua
Dari histogram tersebut dapat dilihat
bahwa siswa yang memiliki skor pola asuh
orang tua antara 36-40 ada 1 siswa, 41-45 ada
4

6 siswa, 46-50 ada 12 siswa, 51-55 ada 29
siswa, 56-60 ada 44 siswa, 61-65 ada 34
siswa, 66-70 ada 23 siswa, dan 71-75 ada 11
siswa.
Variabel Penguatan Guru (X2)
Penguatan guru (X2) diungkap
dengan skala sebanyak 20 item dengan
sebaran skor untuk masing-masing item
adalah 1-4. Setelah dilakukan pengambilan
data variabel penguatan guru, maka dapat
disajikan
deskripsi
data
ukuran
kecenderungan memusat sebagai berikut.
Tabel
2..Deskripsi
Data
Ukuran
Kecenderungan Memusat serta
Ukuran Variabilitas Penguatan
Guru

skor penguatan guru antara 35-39 ada 4
siswa, 40-44 ada 23 siswa, 45-49 ada 31
siswa, 50-54 ada 29 siswa, 55-59 ada 32
siswa, 60-64 ada 20 siswa, 65-69 ada 20
siswa, dan 70-74 ada 1 siswa.
Variabel Minat baca (Y)
Minat
baca
(Y)
diungkap
menggunakan skala dengan total pernyataan
19 item, dengan sebaran skor untuk masingmasing item adalah 1-4. Setelah dilakukan
pengambilan data variabel minat baca, maka
dapat disajikan deskripsi data ukuran
kecenderungan memusat sebagai berikut.
Tabel
3..Deskripsi
Data
Ukuran
Kecenderungan Memusat serta
Ukuran Variabilitas Minat baca

Mean

Med

Mode

SD

Var

Min

Max

Mean

Med

Mode

53,76

54,00

54

8,39882

70,540

36

72

50,03

49,00

49

SD

Var

Min

Max

7,01250

49,175

35

73

Dari tabel tersebut dapat dideskripsikan
hal-hal sebagai berikut: skor terendah = 36;
skor tertinggi = 72; variance= 70,540;
simpangan baku = 8,39882; mode = 54;
median = 54,00; mean = 53,76. Untuk
mengetahui kecenderungan rata-rata skor
variabel penguatan guru adalah dengan cara
mengkategorikan skor rerata ideal yang
seharusnya diperoleh. Jumlah butir yang
dipakai untuk variabel ini yaitu 20 dengan
sebaran skor 1-4, sehingga diperoeh skor
maksimal 36 dan skor minimal 72.

Tabel tersebut dapat dideskripsikan halhal sebagai berikut: skor terendah = 35; skor
tertinggi = 75; variance = 49,175; simpangan
baku = 7,01250; mode = 49; median = 49,00;
mean = 50,03. Untuk mengetahui
kecenderungan rata-rata skor variabel minat
baca
siswa
adalah
dengan
cara
mengkategorikan skor rerata ideal yang
seharusnya diperoleh. Jumlah butir yang
dipakai untuk variabel ini yaitu 19 dengan
sebaran skor 1-4, sehingga diperoleh skor
maksimal 73 dan skor minimal 35.

Gambar 2. Histogram Penguatan Guru
Dari histogram tersebut dapat dilihat
bahwa siswa yang menilai guru memiliki

Gambar 3. Histogram Minat baca
Dari histogram tersebut dapat dilihat
bahwa siswa yang memiliki skor minat baca
5

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Koefisien
Determinasi Parsial (r2)

antara 35-39 ada 7 anak, 40-44 ada 27 anak,
45-49 ada 49 anak, 50-54 ada 35 anak, 55-59
ada 27 anak, 60-64 ada 12 anak, 65-69 ada 1
anak, 70-74 ada 2 anak.
Uji Prasyarat Analisis
Uji Normalitas
Berdasarkan perhitungan dengan
SPSS versi 23, didapat nilai variabel minat
baca siswa 0,070; pola asuh orang tua 0,200;
dan penguatan guru 0,200. Nilai Asymp. Sig.
dari ketiga variabel tersebut memiliki nilai di
atas 0,05 maka distribusi data dari masingmasing variabel dikatakan normal.
Uji Linieritas
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
SPSS versi 23, diperoleh bahwa pada
pengujian data variabel X1 dengan Y, didapat
signifikansi dari linierity 0,000 < 0,05 dan
signifikansi dari deviation from linierity
0,262 > 0,05 sehingga datanya dikatakan
linier. Pengujian data variabel X2 dengan Y,
didapat signifikansi dari linierity 0,003 <
0,05 dan signifikansi dari deviation from
linierity 0,225 > 0,05 sehingga datanya
dikatakan linier.
Uji Multikolinieritas
Berdasarkan perhitungan SPSS versi
23, diperoleh variabel X1 dan X2 dengan
tolerance 0,989 dan VIF 1,011. Hal tersebut
menunjukan bahwa tolerance lebih dari 0,10
dan VIF hitung < VIF=10, maka dapat
disimpulkan bahwa antarvariabel bebas tidak
terjadi multikolinieritas.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk
melihat signifikansi pengaruh pola asuh
orang tua dan mengadakan variasi secara
parsial dan simultan terhadap minat baca
siswa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
mencari
koefisien
determinan
yang
digunakan untuk mengetahui tingkat
ketepatan paling baik dalam analisis regresi
yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien
determinasi antara 0 (nol) dan 1 (satu).

Variabel
Bila X1
tetap
Bila X2
tetap

Koefisien
korelasi
parsial

t
hitung

Signifikansi

0,207

r2

0,043

2,647

0,009

0,357

0,128

4,795

0,000

Berdasarkan
tabel
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa:
Bila X1 tetap
Dari perhitungan didapatkan nilai r2x2y.x1
yaitu 0,043 dan thitung 2,647 dengan nilai
signifikansi 0,009. Oleh karena nilai
signifikansi 0,009 < 0,05, maka dapat
dikatakan signifikan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa penguatan guru berpengaruh terhadap
minat baca siswa apabila pola asuh orang tua
tetap.
Bila X2 tetap
Dari perhitungan didapatkan nilai r2x1y.x2
yaitu 0,128 dan thitung 4,795 dengan nilai
signifikansi 0,000. Oleh karena nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat
dikatakan signifikan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pola asuh orang tua berpengaruh
terhadap minat baca siswa apabila penguatan
guru tetap.
Untuk pengujian koefisien determinasi
secara simultan (R2) dengan bantuan SPSS
versi 23, menunjukkan R2 sebesar 0,163
artinya persentase sumbangan pengaruh
variabel pola asuh orang tua (X1) dan
penguatan guru (X2) terhadap minat baca (Y)
sebesar 16,3%, sedangkan 83,7% dijelaskan
variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Untuk mengetahui apakah
secara bersama-sama variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen maka mencari Fhitung. Dalam
penelitian ini untuk mengetahui apakah
variabel pola asuh orang tua dan penguatan
guru berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap variabel minat baca. Kriteria
pengambilan keputusan hipotesis dalam
penelitian ini nilai signifikansi < 0,05.
6

Keluarga mempunyai pengaruh yang
besar dalam kehidupan anak. Hal tersebu
sesuai sesuai dengan pendapat Karsidi,
(2008) yang menyatkan bahwa keluarga
merupakan lingkup kehidupan yang paling
berpengaruh terhadap perjalanan seorang
individu serta hubungan sosialisasi anak
tergantung pada ciri yang melekat dalam
keluarga. Bentuk dan isi serta cara-cara
pendidikan di dalam keluarga akan selalu
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya
watak, budi pekerti, dan kepribadian tiap-tiap
manusia (Ihsan, 2010). Hal tersebut
menunjukkan bahwa cara orang tua dalam
mengasuh anaknya akan mempengaruhi
tumbuh dan berkembangnya minat baca
anak.
Bacaan yang diminati oleh anak laki-laki
dan perempuan cenderung berbeda. Hal
tersebut karena pola asuh yang diterapkan
pada anak perempuan berbeda dengan anak
laki-laki (Berliana, 2014). Misalnya, dalam
hal berpakaian, warna, permainan, hingga
buku bacaan juga berbeda. Anak laki-laki
identik dengan sifat maskulin, sedangkan
anak perempuan identic dengan sifat
feminism. Anak-anak diasuh sesuai gender
agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pola asuh dijadikan kontrol orang tua
terhadap anak. Orang tua berperan dalam
pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian
anak. Pengawasan orang tua diperlukan agar
anak bertindak sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku. Orang tua juga memeriksa
tindakan anak, jika tindakan anak dirasa
kurang sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku maka orang tua berperan untuk
mengendalikan
anak
agar
semakin
melenceng dari nilai. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Baumrind, (1991) yang
menyatakan bahwa pola asuh pada
prinsipnya merupakan parental control. Bila
orang tua menghendaki anak untuk membaca
buku, maka anak akan membaca buku
sehingga bila membaca dilakukan secara

Berdasarkan hasil perhitungan regresi ganda
dengan menggunakan program komputer
SPSS versi 23, diperoleh nilai F hasil hitung
16,494 dengan signifikansi 0,000 (