Pengaruh Faktor Keluarga dan Faktor Kepribadian Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemendalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal
dari bahasa Prancis, yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil resiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan
pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Wirausahawan melakukan sebuah proses
yang disebut creative destruction untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added
value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Untuk itu keterampilan
wirausaha (entrepreneurial skill) berintikan kreativitas oleh sebab itu bisa
dikatakan bahwa the core of entrepreneurial skill is creativity (Hendro, 2011).
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses
(Suryana, 2008).Menururt Ranto (2007), kewirausahaan merupakan sebuah alat
dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam
ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber
daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan
peluang-peluang
melalui
kesempatan
bisnis,
kemampuan
manajemen
pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui
Universitas Sumatera Utara
kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia,
keuangan, dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik.
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan menemukan dan
mengevalusasi peluang menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang
sudah ada sebelumnya, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan
bertindak untuk memeroleh keuntungan dari peluang-peluang itu (Kasmir, 2006).
Orang-orang yang mempunyai sifat kewiraswastaan atau kewirausahaan,
yaitu keberanian mengambil resiko, mengutamakan kreatifitas dan keteladanan
dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan
kemampuan sendiri. Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha
harus jeli untuk melihat dan menganalisa peluang yang ada, kemudian
memanfaatkan segala macam bentuk peluang tersebut kedalam lingkup usahanya,
sebagai startegi dalam menyiasati peluang pasar (Siagian, 1994)
Drucker (1998) menyatakan setiap orang yang memiliki keberanian untuk
mengambil keputusan, dapat belajar menjadi wirausaha. Maka kewirausahaan
lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian. Dasarnya terletak pada
konsep dan teori, bukan intuisi. Wirausaha selalu mencari perubahan,
menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai peluang.
Adapun ciri dan watak seorang wirausaha menurut Alma (2010) adalah:
1. Percaya diri yang kuat dengan watak kepercayaan (keteguhan),
ketidaktergantungan, kepribadian mantap, dan optimis.
Universitas Sumatera Utara
2. Berorientasikan tugas dan hasil dengan watak kebutuhan atau haus akan
berprestasi, berorientasikan laba atau hasil, tekun dan tabah, tekad, kerja
keras, memiliki motivasi, energik, dan penuh inisiatif.
3. Berani mengambil resiko dengan watak mampu mengambil resiko dan
suka paada tantangan.
4. Kepemimpinan dengan watak mampu memimpin dan dapat bergaul
dengan orang lain serta menanggapi kritik dan saran dengan baik.
5. Keorisinilan dengan watak inovatif, kreatif, fleksibel, memiliki banyak
sumber atau referensi, dan serba bisa.
Beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki seorang
wirausahawan menurut Suryana (2008), yaitu:
1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan
usaha yang ada.
2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Keterampilan yang setidaknya harus dimiliki, yaitu:
1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan
resiko.
2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
4. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
5. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Manfaat Kewirausahaan
Fungsi dan wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan, yaitu secara
mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai
penemu (innovator) dan perencana (planner). Secara makro, peran wirausaha
adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja
yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara (Suryana,
2008).
Menurut Kristanto (2009) manfaat kewirausahaan secara individu (mikro
dan makro) :
1. Memperoleh kontrol atas kemampuan diri
Proses mendirikankegiatan usaha sampai berhasil memerlukan kerja yang
cukup lama dengan resiko yang cukup. Dalam jangka panjang akan
terbentuk kemampuan untuk melakukan kontrol apa yang akan dilakukan
dan yang telah dilakukan serta kemampuan dalam diri wirausaha.
2. Memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan
Banyak wirausaha melakukan pekerjaan atau melakukan bisnis karena
melihat kesempatan yang ada sekarang maupun prospek karena melihat
kesempatan yang ada sekarang maupun prospek dimasa depan.
3. Memperoleh manfaat finansial tanpa batas
Walaupun keuntungan finansial kadangkala bukan motivasi utama
melakukan kegiatan usaha, namun keuntungan finansial menjadi faktor
penting guna kelangsungan hidup usaha dan pertumbuhan.
Universitas Sumatera Utara
4. Berkontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha
Wirausaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan komunitas
masyarakat. Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan untuk
dihormati, dianggap sebagai bagian dari kehidupan masyarakat setempat.
2.1.3 Minat Berwirausaha
Minat adalah perasaan senang atau kecenderungan hati seseorang yang
mengarahkan individu kepada satu pilihan tertentu dengan berpartisipasi terhadap
kegiatan yang menjadi obyek kesukaanya. Minat seseorang dapat diekspresikan
melalui pernyataan yang menunjukkan seseorang lebih tertarik pada suatu obyek
lain. Dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas
seseorang yang berminat terhadap suatu obyek tertentu cenderung menaruh
perhatian lebih besar. Jika seseorang telah melaksanakan kesungguhanya kepada
suatu objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih
rinci dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut.
Minat merupakan keadaan psikis yang timbul dari dalam diri seseorang
dimana cenderung lebih suka dan lebih tertarik oleh suatu objek, serta
menginginkan objek tersebut tanpa adanya keterpaksaan. Minat menimbulkan
keinginan untuk mengetahui dan mempelajari suatu objek tertentu dengan
perasaan senang dan berniat untuk mewujudkanya sebagai pilihan hidup.
Sedangkan Wirausaha dapat diartikan sebagai suatu kemampuan melihat
dan menilai-menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan
yang tepat guna memastikan sukses (Meredhit, 2000). Berwirausaha didasarkan
Universitas Sumatera Utara
dari kedua pengertian di atas adalah berkemauan dan berkemampuan melihat
kesempatan-kesempatan usaha untuk mengambil keuntungan dari padanya dengan
mengambil tindakan yang tepat.
Menurut Fuadi (2009) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan,
serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara
maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko
yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan. Minat
wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu
terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi
dirinya.
Menurut penelitian Mahesa (2012) tentang minat dan wirausaha di atas,
minat berwirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik
menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung
risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakanya tersebut. Sedangkan menurut
Fatrika, et al (2009) minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir namun
berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor- faktor
yang mempengaruhi minat berwirausaha meliputi karakteristik (jenis kelamin dan
usia), lingkungan (lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat), kepribadian (ektraversi, kesepahaman/ Agreebleness, berani
mengambil resiko, kebutuhan berprestasi dan independen, evaluasi diri serta
kepecayaan diri yang lebih) dan motif berwirausaha (bekerja dan penyaluran ide
kreatif).
Universitas Sumatera Utara
Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan
bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang
yang mengenal potensi dan belajar mengembangkanya untuk menangkap peluang
serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya (Suryana, 2006).
Dengan adanya minat akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu, karena di dalam minat terkandung unsur motivasi atau dorongan yang
menyebabkan seseorang melakukan aktivitas sesuai dengan tujuan.
Adapun tiga aspek minat pada diri seseorang menurut Yuwono dan Partini
(2008), yaitu :
1. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber
penggerak untuk melakukan sesuatu.
2. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan
menentukan posisi individu dalam lingkungannya.
3. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.
2.1.4 Faktor Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia
tempat belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial didalam hubungan
interaksi dengan kelompoknya. Dalam keluarga, seorang anak pertama-tama
belajar memperhatikan keinginan orang lain, bekerjasama, bantu membantu atau
sebagai makhluk sosial dan mempunyai norma-norma dan kecakapan-kecakapan
tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain (Sobur, 2003).
Lingkungan keluarga dengan segala kondisi yang ada didalamnya yang
meliputi latar belakang anggota keluarga, tradisi keluarga dan cara orang tua
Universitas Sumatera Utara
mendidik, akan dapat menunjang, membimbing dan mendorong seseorang
khususnya
mahasiswa
untuk
kehidupannya
mendatang
(koranti,
2013).
Sependapat dengan Sumarni (2006) dan Sartono (2006) bahwa yang dilakukan
oleh orang tua dapat mempengaruhi minat terhadap jenis pekerjaan bagi anak di
masa yang akan datang, termasuk untuk berwirausaha. Cara orang tua dalam
meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaannya merupakan modal yang baik untuk
melatih minat, kecakapan dan kemampuan nilai-nilai tertentu yang berhubungan
dengan pekerjaan yang diingini anak (Soemanto dalam Supartono, 2004). Berarti
kondisi orang tua dapat menjadi figur bagi pemilihan pekerjaan anak, juga
sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuh kembangkan
minatnya terhadap suatu pekerjaan. Dengan demikian dorongan orang tua maupun
anggota keluarga dapat memberikan pengaruh terhadap minat berwirausaha.
Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka peran keluarga sangat
penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik pertama
dan sebagai tumpuan dalam bimbingan kasih sayang yang utama. Maka orang tua
lah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian terhadap seorang
anak. Dengan demikian mengingat pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga
terhadap anak dapat mempengaruhi apa yang diminati oleh anak (Wibowo,2011).
Seperti dalam Purwinarti (2006) bahwa salah satu faktor pendorong
seseorang untuk berwirausaha yaitu The parental refugee. Banyak individu
memperoleh pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang di bangun keluarganya
dan lingkungan keluarga sangat mempengaruhi minat bewirausaha mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kadarsih (2013) selain figure orang tua yang berprofesi sebagai
wirausahawan, figure teman yang berpofesi sebagai wirausahawan juga
memengaruhi minat untuk berwirausaha. Teman yang berhasil dalam menjalankan
profesi sebagai wirausahawan akan memberikan pengaruh positif untuk memulai
berwirausaha karena ada keyakinan bahwa ia juga mampu berhasil seperti
temannya. Selain figur orang tua dan teman yang berprofesi sebagai
wirausahawan, para wirausahwan-wirausahawan yang dikenalpun memengaruhi
minat untuk berwirausaha.
Dari paparan di atas, diketahui bahwa lingkungan sosial seperti dukungan
teman dan gaya hidup kelompok sekeliling dan lingkungan keluarga seperti
dukungan keluarga, latar belakang pekerjaan orang tua dan pendidikan yang
diberikan orang tua dapat mempengaruhi kehidupan dan pola pikir seseorang.
2.1.5 Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian sama dengan faktor internal yaitu faktor yang berasal
dari dalam diri sendiri. Menurut Anna dan Agus (2010), faktor internal adalah
faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu
sendiri. Menurut Yuriski (2009) yang termasuk dalam faktor internal adalah
percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil resiko,
kepempinan dan berorientasi pada masa depan. Faktor internal yang berasal dari
dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal yang dimiliki
seseorang, sikap, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi
kekuatan individu untuk berwirausaha.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Erich Fromm dalam Alma (2013:78) pengertian
faktor personal adalah keseluruan kualitas psikisyang diwarisi atau memperoleh yang
khas pada seseorang yang membuatnya menjadi unik.Menurut Alisyahbana dalam
Alma (2011), kepribadian adalah keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa
berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, tempramen, dan watak. Seorang wirausaha
yang sukses memiliki karakteristik kepribadian khusus yang membedakannya dari
orang lain.
Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan
dan
berperilaku
yang
relatif
stabil
dan
dapat
diperkirakan(Dorland,
2002).Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau
herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang
membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap
kehidupan (Weller, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khasdan dapat
diperkirakanpada
diri
seseorang,
yang
digunakan
untuk
bereaksi
dan
menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu
merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagiindividu itu.
Wirausahawan adalah seseorang yang mengembangkan produk baru atau
ide baru dan membangun bisnis dengan konsep baru. Dalam hal ini, menuntut
sejumlah kreativitas dan sebuah kemampuan untuk melihat pola-pola dan trendtrend yang berlaku untuk menjadi seorang wirausahawan. Kreatif dan keberanian
mengambil resiko merupakan kepribadian wirausaha. Beberapa kepribadian
wirausaha lainnya seperti percaya diri, berorientasi pada hasil, kepemimpinan,
Universitas Sumatera Utara
kerja keras, dan masih banyak lagi, akan mendukung terbentuknya sumberdaya
manusiayang mampu mengelola usaha.Dalam penelitian ini penulis ingin
mengklasifikasikan faktor kepribadian yang terdiri dari percaya diri, keberanian
mengambil resiko, serta inovasi dan kreatifitas.
2.1.5.1 Percaya Diri
Menurut Lauster (Siska, Sudarjo & Purnamaningsih, 2003) rasa percaya
diri bukan merupakan sifat yang diturunkan (bawaan) melainkan diperoleh dari
pengalaman hidup, serta dapat diajarkan dan ditanamkan melalui pendidikan,
sehingga
upaya-upaya
tertentu
dapat
dilakukan
guna
membentuk
dan
meningkatkan rasa percaya diri. Dengan demikian kepercayaan diri terbentuk dan
berkembang melalui proses belajar di dalam interaksi seseorang dengan
lingkungannya.
Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relative, dinamis, dan banyak
ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan
suatu pekerjaan (Suryana, 2006). Orang yang memiliki kepercayaan diri akan
memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam mengorganisasi, mengawasi,
dan meraih kesuksesan (Sumahamidjaja, 1997). Wirausaha juga adalah orang
yang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi dan tidak meragukan
kecakapan dan kemampuanya (Machfoedz, 2004).
Menurut Lauster (dalam Safitri, 2010) ciri-ciri orang yang mempunyai
kepercayaan diri yaitu: (1) Percaya pada kemampuan sendiri. Kepercayaan atau
keyakinan pada kemampuan yang ada pada diri seseorang adalah salah satu sifat
orang yang percaya diri. (2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara
mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini
tindakan yang diambil. (3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri. Seseorang
yang memiliki kepercayaan diri, jika mendapat kegagalan biasanya mereka tetap
dapat meninjau kembali sisi positif dari kegagalan itu. (4) Berani mengungkapkan
pendapat. Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri
yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang
dapat menghambat pengungkapan tersebut.
2.1.5.2 Keberanian Mengambil Resiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu
nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko
akan sukar memulai atau berinisiatif (Suryana, 2006).
Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan
memperhitungkan besar kecilnya resiko. Dalam setiap kesempatan wirausahawan
senantiasa menghindari resiko tinggi. Mereka menyadari bahwa prestasi yang
lebih besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai
konsukuensi tujuan (Machfoedz, 2004). Pengambilan resiko berkaitan dengan
kepercayaam diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan seseorang pada
kemampuan sendiri, maka semakin besar keyakinan orang tersebut akan
kesanggupan untuk memengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar pula
kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai resiko.
Robinson dan Barry dalam Sudibyo (2009), menyatakan bahwa semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
resiko semakin tinggi pengembalian (return) yang didapat. Kondisi ini
memunculkan keputusan seseorang dalam menghadapi resiko, yaitu :
1. Risk averter, yaitu sikap seseorang yang cenderung menghindari resiko.
2. Risk taker, yaitu sikap seseorang yang berani mengambil resiko.
Seseorang wirausaha harus memiliki keberanian mengambil resiko yaitu tidak
takut untuk menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan cara selalu
memperhitungkan besar kecilnya resiko sehingga dapat mengambil keputusan
untuk tidak mengambil risiko yang terlalu besar dan risiko yang tidak
terlalurendah.
2.1.5.3 Kreatifitas dan Inovasi
Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang
bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat
heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang
tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau
menemukan sesuatu yang baru. Atribut orang yang kreatif adalah : terbuka
terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang
tidak
biasa,
kesungguhan,
menerima
dan
merekonsiliasi
sesuatu
yang
bertentangan, toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas, independen dalam
mengambil keputusan, berpikir dan bertindak, memerlukan dan mengasumsikan
otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari standar dan kendali kelompok,
rela
mengambil
resiko
yang
diperhitungkan,
gigih,
sensitif
terhadap
permasalahan,kemampuan untuk mengenerik ide-ide yang banyak, fleksibel
Universitas Sumatera Utara
keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap fenomena yang belum
jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif.
Memahami kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang kuat
untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Peran sentral dalam
kewirausahaan adalah adanya kemampuan yang kuat untuk menciptakan (to
create or to innovate) sesuatu yang baru, misalnya: sebuah organisasi baru,
pandangan baru tentang pasar, nilai-nilai corporate baru, proses-proses
manufaktur yang baru, produk-produk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru dalam
mengelola sesuatu, cara-cara baru dalam pengambilan keputusan.
Suryana (2003) menyatakan bahwa kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu
yang baru”. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru
dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam
menghadapi peluang”. Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak
hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi juga bagi bisnis dan kegiatan
bisnis pada umumnya.
Larsen dan Lewis (2007) menyatakan bahwa salah satu karakter yang
sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa
adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan
kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berbah-ubah. Pelanggan tidak
selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan mencari
produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuhan
mereka. Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang
Universitas Sumatera Utara
dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini
dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau merasakannya.
Menurut Suryana (2006), inovasi adalah kreatifitas yang diterjemahkan
menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas
sumber daya yang kita miliki. Sifat inovatif dapat ditumbuhkembangkan dengan
memahami bahwa inovasi adalah suatu kerja keras, terobosan, dan perbaikan yang
terus menerus.
Sedangkan Zimmerer dan Scarborough (2008: 57), inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk
meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang-orang. Inovasi merupakan
fungsi utama dalam kewirausahaan. Inovasi adalah suatu proses untuk mengubah
kesempatan menjadi ide yang dapat dipasarkan. Inovasi lebih dari sekedar ide
yang baik (Machfoedz, 2004). Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif
dan yakin dengan cara-cara baru yang lebih baik (Wirasasmita, 1994).
Menurut Suryana (2006), seorang wirausaha umumnya memiliki
dayakreasi dan inovasi yang lebih dari nonwirausaha. Hal-hal yang belum
terpikirkanoleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan wirausaha mampu
membuat hasilinovasinya tersebut menjadi permintaan. Rahasia kewirausahaan
dalammenciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan
kreativitas daninovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang
dihadapi setiaphari.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Judul
Hubungan antara
dukungan sosial dengan
minat
Berwirausaha pada
mahasiswa fakultas
psikologi Universitas
muhammadiyah
surakarta
Peneliti
2
Analisis Faktor Internal
dan Faktor Lingkungan
Eksternal Terhadap
Minat Berwirausaha
(Studi pada Siswa
SMAN 1 Semarang)
Hanum Risfi
Manhani
(2014)
Analisis
Regresi
3
Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Self
efficacy, dan Karakter
Wirausaha Terhadap
Minat Berwirausaha
pada siswa kelas xi Smk
negeri 1 Depok
Kabupaten Sleman
Muhammad
Arif Mustofa
(2014)
Analisis
regresi
berganda
Umy
Yonaevy
(2015)
Analisis
Analisis
Regresi
Linier
Sederhana
Hasil
hubungan
positif yang sangat
signifikan antara
dukungan sosial orang
tua dengan minat
berwirausaha pada
mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Bahwa variabel
lingkungan sosial dan
keluarga serta variabel
lingkungan teknologi
masing-masing
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat
berwirausaha. Sedangkan
untuk variabel percaya
diri, berorientasi pada
tugas dan hasil,
keberanian mengambil
resiko, kepemimpinan,
berorientasi pada masa
depan, inovasi dan
kreatifitas, serta
lingkungan sekolah tidak
ada pengaruh signifikan
terhadap minat
berwirausaha.
Terdapat pengaruh
positif
dansignifikanpengetahuan
kewirausahaan, self
efficacy, dan karakter
wirausaha secara
bersama-samaterhadap
minat berwirausaha
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Judul
4
Pengaruh Latar
Belakang Ekonomi
Keluarga Dan
Pengalaman Praktik
Kerja Industri Terhadap
Minat Berwirausaha
Siswa Program Studi
Bisnis Manajemen
5
Analisis Pengaruh
Faktor Internal dan
Faktor Eksternal
terhadap minat
berwirausaha pada
mahasiswa Universitas
Gunadarma
Peneliti
Aulia Rahmi
(2013)
Komsi Koranti
(2013)
Analisis
analisi
deskriptif
dan
analisis
inferensial
Analisis
Regresi
6
Pengaruh kepribadian
wirausaha,
Pengetahuan
kewirausahaan, dan
lingkungan
Terhadap minat
berwirausaha siswa smk
Eka Aprilianty Statistik
(2012)
Deskriptif
7
Pengaruh Kepribadian
Terhadap Perilaku
Kewirausahaan
Menggunakan Partial
Least Square
Pengembangan
perangkat pembelajaran
berorientasi
Kewirausahaan untuk
peningkatan berpikir
kreatif, minat
Berwirausaha dan hasil
belajar siswa
Riza Nurinda
Lubis
dan
Bambang
Wijanarko
(2011)
Endah Rita S
ultiya Dewi,
Prasetiyo, Filia
Prima
Artharina
(2010)
8
Partial
Least
Square
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil
latar belakang ekonomi
keluarga dan pengalaman
praktik kerja industri
berpengaruh signifikan
dan negatif terhadap
minat berwirausaha siswa
program studi bisnis
manajemen
Faktor eksternal terdiri
dari lingkungan keluarga
dan lingkungan sekitar,
sedangkan faktor internal
terdiri dari kepribadian
dan motivasi
berwirausaha. Semua
variabel faktor internal
maupun faktor eksternal
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat
berwirausaha mahasiswa
Universitas Gunadarma
Terdapat pengaruh secara
bersama-sama antara
potensi kepribadian
wirausaha, pengetahuan
kewirausahaan, dan
lingkungan keluarga
sebesar 42,2 persen
terhadap minat
berwirausaha.
kepribadian mempunyai
pengaruh positif terhadap
perilaku wirausahawan.
perangkat pembelajaran
berorientasi
kewirausahaan mampu
meningkatkan minat
berwirausaha, berpikir
kreatif dan hasil belajar
siswa
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Judul
Analisis Pengaruh
9
Faktor Internal dan
Faktor Eksternal
terhadap minat
berwirausaha pada
mahasiswa FISIP
Universitas Diponegoro
Peneliti
Zuli
Purnamawati
(2009)
Analisis
Analisis
Regresi
Hasil
Faktor internal memiliki
pengaruh signifikan
positif terhadap minat
mahasiswa berwirausaha
sebesar 37,9% dan faktor
eksternal memiliki
pengaruh signifikan
positif terhadap minat
mahasiswa berwirausaha
sebesar 23,4%
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adaah kerangka berpikir mengenai bagaimana suatu
teori berhubungan diantara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting
tehadap masalah penelitian (Noor, 2011:76). Faktor yang diteliti dalam penelitian
ini terdiri atas tiga variabel yaitu faktor keluarga, faktor internal, dan minat
berwirausaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha berasal dari internal
dan eksternal (Suryana, 2006). Dari penyataan tersebut, dalam penelitian ini
mencoba menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha
untuk segi keluarga dan segi lingkungan. Hasil penelitian yang dilakukan
sebelumnya bahwa latar belakang keluarga dan pengaruh atau dorongan sosial
lingkungan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa
(Suharti & Sirine, 2011).
Purwati (2009) menyatakan faktor kepribadian memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap minat
berwirausaha. Menurut penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan Koranti (2013), faktor lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat berwirausaha. Latar belakang keluarga dan pengaruh
atau dorongan sosial lingkungan berpengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha mahasiswa (Suharti & Sirine, 2011).Menurut Aprilianty (2012)
terdapat pengaruh secara bersama-sama antara potensi kepribadian wirausaha,
pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga.
Berdasarkan landasan teori dan tinjauan pustaka yang ada, dapat
disimpulkan bahwa minat mahasiswa untuk berwirausaha dipengaruhi oleh faktor
keluarga dan faktor kepribadian, maka kerangka pemikiran teoritis dari penelitian
ini disajikan dalam gambar sebagai berikut:
Faktor Keluarga
(X1)
Minat Berwirausaha
(Y)
Faktor Kepribadian
(X2)
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 menunjukkan hubungan antara faktor keluarga dan faktor
kepribadian berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Variabel yang dimiliki
diharapkan mampu memengaruhi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha.
Universitas Sumatera Utara
2.4Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pernyataan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang
merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan (Sugiyono,
2009:96). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti adalah :
“Faktor Keluarga dan Kepribadian berpengaruh terhadap minat berwirausaha
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU”.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemendalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal
dari bahasa Prancis, yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil resiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan
pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Wirausahawan melakukan sebuah proses
yang disebut creative destruction untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added
value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Untuk itu keterampilan
wirausaha (entrepreneurial skill) berintikan kreativitas oleh sebab itu bisa
dikatakan bahwa the core of entrepreneurial skill is creativity (Hendro, 2011).
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses
(Suryana, 2008).Menururt Ranto (2007), kewirausahaan merupakan sebuah alat
dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam
ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber
daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan
peluang-peluang
melalui
kesempatan
bisnis,
kemampuan
manajemen
pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui
Universitas Sumatera Utara
kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia,
keuangan, dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik.
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan menemukan dan
mengevalusasi peluang menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang
sudah ada sebelumnya, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan
bertindak untuk memeroleh keuntungan dari peluang-peluang itu (Kasmir, 2006).
Orang-orang yang mempunyai sifat kewiraswastaan atau kewirausahaan,
yaitu keberanian mengambil resiko, mengutamakan kreatifitas dan keteladanan
dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan
kemampuan sendiri. Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha
harus jeli untuk melihat dan menganalisa peluang yang ada, kemudian
memanfaatkan segala macam bentuk peluang tersebut kedalam lingkup usahanya,
sebagai startegi dalam menyiasati peluang pasar (Siagian, 1994)
Drucker (1998) menyatakan setiap orang yang memiliki keberanian untuk
mengambil keputusan, dapat belajar menjadi wirausaha. Maka kewirausahaan
lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian. Dasarnya terletak pada
konsep dan teori, bukan intuisi. Wirausaha selalu mencari perubahan,
menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai peluang.
Adapun ciri dan watak seorang wirausaha menurut Alma (2010) adalah:
1. Percaya diri yang kuat dengan watak kepercayaan (keteguhan),
ketidaktergantungan, kepribadian mantap, dan optimis.
Universitas Sumatera Utara
2. Berorientasikan tugas dan hasil dengan watak kebutuhan atau haus akan
berprestasi, berorientasikan laba atau hasil, tekun dan tabah, tekad, kerja
keras, memiliki motivasi, energik, dan penuh inisiatif.
3. Berani mengambil resiko dengan watak mampu mengambil resiko dan
suka paada tantangan.
4. Kepemimpinan dengan watak mampu memimpin dan dapat bergaul
dengan orang lain serta menanggapi kritik dan saran dengan baik.
5. Keorisinilan dengan watak inovatif, kreatif, fleksibel, memiliki banyak
sumber atau referensi, dan serba bisa.
Beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki seorang
wirausahawan menurut Suryana (2008), yaitu:
1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan
usaha yang ada.
2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Keterampilan yang setidaknya harus dimiliki, yaitu:
1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan
resiko.
2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
4. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi.
5. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Manfaat Kewirausahaan
Fungsi dan wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan, yaitu secara
mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai
penemu (innovator) dan perencana (planner). Secara makro, peran wirausaha
adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja
yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara (Suryana,
2008).
Menurut Kristanto (2009) manfaat kewirausahaan secara individu (mikro
dan makro) :
1. Memperoleh kontrol atas kemampuan diri
Proses mendirikankegiatan usaha sampai berhasil memerlukan kerja yang
cukup lama dengan resiko yang cukup. Dalam jangka panjang akan
terbentuk kemampuan untuk melakukan kontrol apa yang akan dilakukan
dan yang telah dilakukan serta kemampuan dalam diri wirausaha.
2. Memanfaatkan potensi dan melakukan perubahan
Banyak wirausaha melakukan pekerjaan atau melakukan bisnis karena
melihat kesempatan yang ada sekarang maupun prospek karena melihat
kesempatan yang ada sekarang maupun prospek dimasa depan.
3. Memperoleh manfaat finansial tanpa batas
Walaupun keuntungan finansial kadangkala bukan motivasi utama
melakukan kegiatan usaha, namun keuntungan finansial menjadi faktor
penting guna kelangsungan hidup usaha dan pertumbuhan.
Universitas Sumatera Utara
4. Berkontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha
Wirausaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan komunitas
masyarakat. Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan untuk
dihormati, dianggap sebagai bagian dari kehidupan masyarakat setempat.
2.1.3 Minat Berwirausaha
Minat adalah perasaan senang atau kecenderungan hati seseorang yang
mengarahkan individu kepada satu pilihan tertentu dengan berpartisipasi terhadap
kegiatan yang menjadi obyek kesukaanya. Minat seseorang dapat diekspresikan
melalui pernyataan yang menunjukkan seseorang lebih tertarik pada suatu obyek
lain. Dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas
seseorang yang berminat terhadap suatu obyek tertentu cenderung menaruh
perhatian lebih besar. Jika seseorang telah melaksanakan kesungguhanya kepada
suatu objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih
rinci dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut.
Minat merupakan keadaan psikis yang timbul dari dalam diri seseorang
dimana cenderung lebih suka dan lebih tertarik oleh suatu objek, serta
menginginkan objek tersebut tanpa adanya keterpaksaan. Minat menimbulkan
keinginan untuk mengetahui dan mempelajari suatu objek tertentu dengan
perasaan senang dan berniat untuk mewujudkanya sebagai pilihan hidup.
Sedangkan Wirausaha dapat diartikan sebagai suatu kemampuan melihat
dan menilai-menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan
yang tepat guna memastikan sukses (Meredhit, 2000). Berwirausaha didasarkan
Universitas Sumatera Utara
dari kedua pengertian di atas adalah berkemauan dan berkemampuan melihat
kesempatan-kesempatan usaha untuk mengambil keuntungan dari padanya dengan
mengambil tindakan yang tepat.
Menurut Fuadi (2009) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan,
serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara
maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko
yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan. Minat
wirausaha adalah gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu
terhadap wirausaha itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi
dirinya.
Menurut penelitian Mahesa (2012) tentang minat dan wirausaha di atas,
minat berwirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik
menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung
risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakanya tersebut. Sedangkan menurut
Fatrika, et al (2009) minat berwirausaha tidak dibawa sejak lahir namun
berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor- faktor
yang mempengaruhi minat berwirausaha meliputi karakteristik (jenis kelamin dan
usia), lingkungan (lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat), kepribadian (ektraversi, kesepahaman/ Agreebleness, berani
mengambil resiko, kebutuhan berprestasi dan independen, evaluasi diri serta
kepecayaan diri yang lebih) dan motif berwirausaha (bekerja dan penyaluran ide
kreatif).
Universitas Sumatera Utara
Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan
bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang
yang mengenal potensi dan belajar mengembangkanya untuk menangkap peluang
serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya (Suryana, 2006).
Dengan adanya minat akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu, karena di dalam minat terkandung unsur motivasi atau dorongan yang
menyebabkan seseorang melakukan aktivitas sesuai dengan tujuan.
Adapun tiga aspek minat pada diri seseorang menurut Yuwono dan Partini
(2008), yaitu :
1. Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber
penggerak untuk melakukan sesuatu.
2. Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan
menentukan posisi individu dalam lingkungannya.
3. Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.
2.1.4 Faktor Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia
tempat belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial didalam hubungan
interaksi dengan kelompoknya. Dalam keluarga, seorang anak pertama-tama
belajar memperhatikan keinginan orang lain, bekerjasama, bantu membantu atau
sebagai makhluk sosial dan mempunyai norma-norma dan kecakapan-kecakapan
tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain (Sobur, 2003).
Lingkungan keluarga dengan segala kondisi yang ada didalamnya yang
meliputi latar belakang anggota keluarga, tradisi keluarga dan cara orang tua
Universitas Sumatera Utara
mendidik, akan dapat menunjang, membimbing dan mendorong seseorang
khususnya
mahasiswa
untuk
kehidupannya
mendatang
(koranti,
2013).
Sependapat dengan Sumarni (2006) dan Sartono (2006) bahwa yang dilakukan
oleh orang tua dapat mempengaruhi minat terhadap jenis pekerjaan bagi anak di
masa yang akan datang, termasuk untuk berwirausaha. Cara orang tua dalam
meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaannya merupakan modal yang baik untuk
melatih minat, kecakapan dan kemampuan nilai-nilai tertentu yang berhubungan
dengan pekerjaan yang diingini anak (Soemanto dalam Supartono, 2004). Berarti
kondisi orang tua dapat menjadi figur bagi pemilihan pekerjaan anak, juga
sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuh kembangkan
minatnya terhadap suatu pekerjaan. Dengan demikian dorongan orang tua maupun
anggota keluarga dapat memberikan pengaruh terhadap minat berwirausaha.
Berkaitan dengan lingkungan keluarga, maka peran keluarga sangat
penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik pertama
dan sebagai tumpuan dalam bimbingan kasih sayang yang utama. Maka orang tua
lah yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian terhadap seorang
anak. Dengan demikian mengingat pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga
terhadap anak dapat mempengaruhi apa yang diminati oleh anak (Wibowo,2011).
Seperti dalam Purwinarti (2006) bahwa salah satu faktor pendorong
seseorang untuk berwirausaha yaitu The parental refugee. Banyak individu
memperoleh pendidikan dan pengalaman dari bisnis yang di bangun keluarganya
dan lingkungan keluarga sangat mempengaruhi minat bewirausaha mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kadarsih (2013) selain figure orang tua yang berprofesi sebagai
wirausahawan, figure teman yang berpofesi sebagai wirausahawan juga
memengaruhi minat untuk berwirausaha. Teman yang berhasil dalam menjalankan
profesi sebagai wirausahawan akan memberikan pengaruh positif untuk memulai
berwirausaha karena ada keyakinan bahwa ia juga mampu berhasil seperti
temannya. Selain figur orang tua dan teman yang berprofesi sebagai
wirausahawan, para wirausahwan-wirausahawan yang dikenalpun memengaruhi
minat untuk berwirausaha.
Dari paparan di atas, diketahui bahwa lingkungan sosial seperti dukungan
teman dan gaya hidup kelompok sekeliling dan lingkungan keluarga seperti
dukungan keluarga, latar belakang pekerjaan orang tua dan pendidikan yang
diberikan orang tua dapat mempengaruhi kehidupan dan pola pikir seseorang.
2.1.5 Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian sama dengan faktor internal yaitu faktor yang berasal
dari dalam diri sendiri. Menurut Anna dan Agus (2010), faktor internal adalah
faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam diri individu itu
sendiri. Menurut Yuriski (2009) yang termasuk dalam faktor internal adalah
percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil resiko,
kepempinan dan berorientasi pada masa depan. Faktor internal yang berasal dari
dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal yang dimiliki
seseorang, sikap, kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi
kekuatan individu untuk berwirausaha.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Erich Fromm dalam Alma (2013:78) pengertian
faktor personal adalah keseluruan kualitas psikisyang diwarisi atau memperoleh yang
khas pada seseorang yang membuatnya menjadi unik.Menurut Alisyahbana dalam
Alma (2011), kepribadian adalah keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa
berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, tempramen, dan watak. Seorang wirausaha
yang sukses memiliki karakteristik kepribadian khusus yang membedakannya dari
orang lain.
Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan
dan
berperilaku
yang
relatif
stabil
dan
dapat
diperkirakan(Dorland,
2002).Kepribadian juga merupakan jumlah total kecenderungan bawaan atau
herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang
membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap
kehidupan (Weller, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khasdan dapat
diperkirakanpada
diri
seseorang,
yang
digunakan
untuk
bereaksi
dan
menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu
merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagiindividu itu.
Wirausahawan adalah seseorang yang mengembangkan produk baru atau
ide baru dan membangun bisnis dengan konsep baru. Dalam hal ini, menuntut
sejumlah kreativitas dan sebuah kemampuan untuk melihat pola-pola dan trendtrend yang berlaku untuk menjadi seorang wirausahawan. Kreatif dan keberanian
mengambil resiko merupakan kepribadian wirausaha. Beberapa kepribadian
wirausaha lainnya seperti percaya diri, berorientasi pada hasil, kepemimpinan,
Universitas Sumatera Utara
kerja keras, dan masih banyak lagi, akan mendukung terbentuknya sumberdaya
manusiayang mampu mengelola usaha.Dalam penelitian ini penulis ingin
mengklasifikasikan faktor kepribadian yang terdiri dari percaya diri, keberanian
mengambil resiko, serta inovasi dan kreatifitas.
2.1.5.1 Percaya Diri
Menurut Lauster (Siska, Sudarjo & Purnamaningsih, 2003) rasa percaya
diri bukan merupakan sifat yang diturunkan (bawaan) melainkan diperoleh dari
pengalaman hidup, serta dapat diajarkan dan ditanamkan melalui pendidikan,
sehingga
upaya-upaya
tertentu
dapat
dilakukan
guna
membentuk
dan
meningkatkan rasa percaya diri. Dengan demikian kepercayaan diri terbentuk dan
berkembang melalui proses belajar di dalam interaksi seseorang dengan
lingkungannya.
Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relative, dinamis, dan banyak
ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan
suatu pekerjaan (Suryana, 2006). Orang yang memiliki kepercayaan diri akan
memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam mengorganisasi, mengawasi,
dan meraih kesuksesan (Sumahamidjaja, 1997). Wirausaha juga adalah orang
yang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi dan tidak meragukan
kecakapan dan kemampuanya (Machfoedz, 2004).
Menurut Lauster (dalam Safitri, 2010) ciri-ciri orang yang mempunyai
kepercayaan diri yaitu: (1) Percaya pada kemampuan sendiri. Kepercayaan atau
keyakinan pada kemampuan yang ada pada diri seseorang adalah salah satu sifat
orang yang percaya diri. (2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara
mandiri atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu untuk meyakini
tindakan yang diambil. (3) Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri. Seseorang
yang memiliki kepercayaan diri, jika mendapat kegagalan biasanya mereka tetap
dapat meninjau kembali sisi positif dari kegagalan itu. (4) Berani mengungkapkan
pendapat. Adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri
yang ingin diungkapkan kepada orang lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang
dapat menghambat pengungkapan tersebut.
2.1.5.2 Keberanian Mengambil Resiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu
nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko
akan sukar memulai atau berinisiatif (Suryana, 2006).
Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan
memperhitungkan besar kecilnya resiko. Dalam setiap kesempatan wirausahawan
senantiasa menghindari resiko tinggi. Mereka menyadari bahwa prestasi yang
lebih besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko sebagai
konsukuensi tujuan (Machfoedz, 2004). Pengambilan resiko berkaitan dengan
kepercayaam diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan seseorang pada
kemampuan sendiri, maka semakin besar keyakinan orang tersebut akan
kesanggupan untuk memengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar pula
kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai resiko.
Robinson dan Barry dalam Sudibyo (2009), menyatakan bahwa semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
resiko semakin tinggi pengembalian (return) yang didapat. Kondisi ini
memunculkan keputusan seseorang dalam menghadapi resiko, yaitu :
1. Risk averter, yaitu sikap seseorang yang cenderung menghindari resiko.
2. Risk taker, yaitu sikap seseorang yang berani mengambil resiko.
Seseorang wirausaha harus memiliki keberanian mengambil resiko yaitu tidak
takut untuk menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan cara selalu
memperhitungkan besar kecilnya resiko sehingga dapat mengambil keputusan
untuk tidak mengambil risiko yang terlalu besar dan risiko yang tidak
terlalurendah.
2.1.5.3 Kreatifitas dan Inovasi
Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang
bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat
heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang
tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau
menemukan sesuatu yang baru. Atribut orang yang kreatif adalah : terbuka
terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang
tidak
biasa,
kesungguhan,
menerima
dan
merekonsiliasi
sesuatu
yang
bertentangan, toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas, independen dalam
mengambil keputusan, berpikir dan bertindak, memerlukan dan mengasumsikan
otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari standar dan kendali kelompok,
rela
mengambil
resiko
yang
diperhitungkan,
gigih,
sensitif
terhadap
permasalahan,kemampuan untuk mengenerik ide-ide yang banyak, fleksibel
Universitas Sumatera Utara
keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap fenomena yang belum
jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif.
Memahami kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang kuat
untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Peran sentral dalam
kewirausahaan adalah adanya kemampuan yang kuat untuk menciptakan (to
create or to innovate) sesuatu yang baru, misalnya: sebuah organisasi baru,
pandangan baru tentang pasar, nilai-nilai corporate baru, proses-proses
manufaktur yang baru, produk-produk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru dalam
mengelola sesuatu, cara-cara baru dalam pengambilan keputusan.
Suryana (2003) menyatakan bahwa kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu
yang baru”. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru
dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam
menghadapi peluang”. Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak
hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi juga bagi bisnis dan kegiatan
bisnis pada umumnya.
Larsen dan Lewis (2007) menyatakan bahwa salah satu karakter yang
sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa
adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan
kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berbah-ubah. Pelanggan tidak
selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan mencari
produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuhan
mereka. Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang
Universitas Sumatera Utara
dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini
dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau merasakannya.
Menurut Suryana (2006), inovasi adalah kreatifitas yang diterjemahkan
menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas
sumber daya yang kita miliki. Sifat inovatif dapat ditumbuhkembangkan dengan
memahami bahwa inovasi adalah suatu kerja keras, terobosan, dan perbaikan yang
terus menerus.
Sedangkan Zimmerer dan Scarborough (2008: 57), inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk
meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang-orang. Inovasi merupakan
fungsi utama dalam kewirausahaan. Inovasi adalah suatu proses untuk mengubah
kesempatan menjadi ide yang dapat dipasarkan. Inovasi lebih dari sekedar ide
yang baik (Machfoedz, 2004). Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif
dan yakin dengan cara-cara baru yang lebih baik (Wirasasmita, 1994).
Menurut Suryana (2006), seorang wirausaha umumnya memiliki
dayakreasi dan inovasi yang lebih dari nonwirausaha. Hal-hal yang belum
terpikirkanoleh orang lain sudah terpikirkan olehnya dan wirausaha mampu
membuat hasilinovasinya tersebut menjadi permintaan. Rahasia kewirausahaan
dalammenciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan
kreativitas daninovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang
dihadapi setiaphari.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Judul
Hubungan antara
dukungan sosial dengan
minat
Berwirausaha pada
mahasiswa fakultas
psikologi Universitas
muhammadiyah
surakarta
Peneliti
2
Analisis Faktor Internal
dan Faktor Lingkungan
Eksternal Terhadap
Minat Berwirausaha
(Studi pada Siswa
SMAN 1 Semarang)
Hanum Risfi
Manhani
(2014)
Analisis
Regresi
3
Pengaruh Pengetahuan
Kewirausahaan, Self
efficacy, dan Karakter
Wirausaha Terhadap
Minat Berwirausaha
pada siswa kelas xi Smk
negeri 1 Depok
Kabupaten Sleman
Muhammad
Arif Mustofa
(2014)
Analisis
regresi
berganda
Umy
Yonaevy
(2015)
Analisis
Analisis
Regresi
Linier
Sederhana
Hasil
hubungan
positif yang sangat
signifikan antara
dukungan sosial orang
tua dengan minat
berwirausaha pada
mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Bahwa variabel
lingkungan sosial dan
keluarga serta variabel
lingkungan teknologi
masing-masing
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat
berwirausaha. Sedangkan
untuk variabel percaya
diri, berorientasi pada
tugas dan hasil,
keberanian mengambil
resiko, kepemimpinan,
berorientasi pada masa
depan, inovasi dan
kreatifitas, serta
lingkungan sekolah tidak
ada pengaruh signifikan
terhadap minat
berwirausaha.
Terdapat pengaruh
positif
dansignifikanpengetahuan
kewirausahaan, self
efficacy, dan karakter
wirausaha secara
bersama-samaterhadap
minat berwirausaha
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Judul
4
Pengaruh Latar
Belakang Ekonomi
Keluarga Dan
Pengalaman Praktik
Kerja Industri Terhadap
Minat Berwirausaha
Siswa Program Studi
Bisnis Manajemen
5
Analisis Pengaruh
Faktor Internal dan
Faktor Eksternal
terhadap minat
berwirausaha pada
mahasiswa Universitas
Gunadarma
Peneliti
Aulia Rahmi
(2013)
Komsi Koranti
(2013)
Analisis
analisi
deskriptif
dan
analisis
inferensial
Analisis
Regresi
6
Pengaruh kepribadian
wirausaha,
Pengetahuan
kewirausahaan, dan
lingkungan
Terhadap minat
berwirausaha siswa smk
Eka Aprilianty Statistik
(2012)
Deskriptif
7
Pengaruh Kepribadian
Terhadap Perilaku
Kewirausahaan
Menggunakan Partial
Least Square
Pengembangan
perangkat pembelajaran
berorientasi
Kewirausahaan untuk
peningkatan berpikir
kreatif, minat
Berwirausaha dan hasil
belajar siswa
Riza Nurinda
Lubis
dan
Bambang
Wijanarko
(2011)
Endah Rita S
ultiya Dewi,
Prasetiyo, Filia
Prima
Artharina
(2010)
8
Partial
Least
Square
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil
latar belakang ekonomi
keluarga dan pengalaman
praktik kerja industri
berpengaruh signifikan
dan negatif terhadap
minat berwirausaha siswa
program studi bisnis
manajemen
Faktor eksternal terdiri
dari lingkungan keluarga
dan lingkungan sekitar,
sedangkan faktor internal
terdiri dari kepribadian
dan motivasi
berwirausaha. Semua
variabel faktor internal
maupun faktor eksternal
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat
berwirausaha mahasiswa
Universitas Gunadarma
Terdapat pengaruh secara
bersama-sama antara
potensi kepribadian
wirausaha, pengetahuan
kewirausahaan, dan
lingkungan keluarga
sebesar 42,2 persen
terhadap minat
berwirausaha.
kepribadian mempunyai
pengaruh positif terhadap
perilaku wirausahawan.
perangkat pembelajaran
berorientasi
kewirausahaan mampu
meningkatkan minat
berwirausaha, berpikir
kreatif dan hasil belajar
siswa
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Judul
Analisis Pengaruh
9
Faktor Internal dan
Faktor Eksternal
terhadap minat
berwirausaha pada
mahasiswa FISIP
Universitas Diponegoro
Peneliti
Zuli
Purnamawati
(2009)
Analisis
Analisis
Regresi
Hasil
Faktor internal memiliki
pengaruh signifikan
positif terhadap minat
mahasiswa berwirausaha
sebesar 37,9% dan faktor
eksternal memiliki
pengaruh signifikan
positif terhadap minat
mahasiswa berwirausaha
sebesar 23,4%
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adaah kerangka berpikir mengenai bagaimana suatu
teori berhubungan diantara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting
tehadap masalah penelitian (Noor, 2011:76). Faktor yang diteliti dalam penelitian
ini terdiri atas tiga variabel yaitu faktor keluarga, faktor internal, dan minat
berwirausaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha berasal dari internal
dan eksternal (Suryana, 2006). Dari penyataan tersebut, dalam penelitian ini
mencoba menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha
untuk segi keluarga dan segi lingkungan. Hasil penelitian yang dilakukan
sebelumnya bahwa latar belakang keluarga dan pengaruh atau dorongan sosial
lingkungan berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa
(Suharti & Sirine, 2011).
Purwati (2009) menyatakan faktor kepribadian memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap minat
berwirausaha. Menurut penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan Koranti (2013), faktor lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat berwirausaha. Latar belakang keluarga dan pengaruh
atau dorongan sosial lingkungan berpengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha mahasiswa (Suharti & Sirine, 2011).Menurut Aprilianty (2012)
terdapat pengaruh secara bersama-sama antara potensi kepribadian wirausaha,
pengetahuan kewirausahaan, dan lingkungan keluarga.
Berdasarkan landasan teori dan tinjauan pustaka yang ada, dapat
disimpulkan bahwa minat mahasiswa untuk berwirausaha dipengaruhi oleh faktor
keluarga dan faktor kepribadian, maka kerangka pemikiran teoritis dari penelitian
ini disajikan dalam gambar sebagai berikut:
Faktor Keluarga
(X1)
Minat Berwirausaha
(Y)
Faktor Kepribadian
(X2)
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 menunjukkan hubungan antara faktor keluarga dan faktor
kepribadian berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Variabel yang dimiliki
diharapkan mampu memengaruhi seseorang untuk menjadi seorang wirausaha.
Universitas Sumatera Utara
2.4Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pernyataan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang
merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan (Sugiyono,
2009:96). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti adalah :
“Faktor Keluarga dan Kepribadian berpengaruh terhadap minat berwirausaha
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU”.
Universitas Sumatera Utara